Você está na página 1de 11

Chairul Tanjung (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta, 16

Juni 1962; umur 54 tahun[1]) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia


menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa
sejak 19 Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014. Namanya dikenal luas
sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.[2]

Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran


Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses
membangun bisnisnya.[3][4] Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT
Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak
perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.[3]

Asal usulChairul
Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan
Halimah. Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang
menerbitkan surat kabar beroplah kecil.[1] Sedangkan ibunya
merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari
Sibolga, Sumatera Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat.
[5] Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika
Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara
politik dengan penguasa saat itu[1]. Keadaan ini memaksa orang
tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang
sempit.[1]

Karier dan kehidupan[sunting


Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun
1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.[6]
(lulus 1987[1]). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan
juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat
Nasional 1984-1985.[1]

Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan,


kaos, dan foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah
toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta
Pusat, namun bangkrut.[3] Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT
Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal
Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak

untuk ekspor[7] Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan


tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari
Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha,
Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.[7]

Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat


bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke
konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti:
keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil
alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.[3]

Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan


konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding
company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global
Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan
investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).[1]

Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang


finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life,
Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega
Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi,
perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali
Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.[8]
Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV,
Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans
Studio.[8]

Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall.[3]


Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group
meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada
1999.[1] Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group
melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar
saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU
(memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini
ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.[9]

Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul


sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937
dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar.[10] Satu tahun
kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari
dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar.[11] Tahun
2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar dan termasuk
orang terkaya nomor 375 dunia.

Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan


Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub
holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya
alam.[12]Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses
membangun bisnisnya.[3][4] Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp,
menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan
seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.[3]
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat
kabar beroplah kecil.[1] Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah
tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga, Sumatera Utara, sedangkan ibunya
dari Cibadak, Jawa Barat.[5] Chairul berada dalam keluarga bersama enam
saudara lainya. Ketika Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena
berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu[1]. Keadaan ini
memaksa orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen
yang sempit.[1]

Karier dan kehidupan[sunting | sunting sumber]


Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981,
Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.[6] (lulus 1987[1]).
Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan
sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.[1]

Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan
foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.
[3] Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga
rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka

memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor[7] Keberuntungan berpihak


padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu
pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi
usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.[7]

Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat


bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi,
Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan
multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini
bernama Bank Mega.[3]

Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan


konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company,
yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo
(properti).[1]

Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial,


antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance,
Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.
Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi
Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan
Mega Indah Propertindo.[8] Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group
memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle,
dan Trans Studio.[8]

Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall.[3] Mal seluas
3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung
Supermall sebagai Central Business District pada 1999.[1] Sementara di bidang
investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp
membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen.
MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini
ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.[9]

Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah
satu orang terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan
mencapai USD 1 miliar.[10] Satu tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan

Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan total kekayaan
USD 2,1 miliar.[11] Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4 miliar
dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.

Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para


Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega
Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial,
media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.[12]

10 kunci sukses perjalanan usaha tokoh chairul tanjung


1. Bekerja lebih
CT mengatakan untuk dapat meraih sukses, kita harus mampu bekerja lebih. Ada
empat cara kerja lebih yaitu : lebih keras, lebih lama, lebih efektif, dan lebih
cerdas. CT sudah terbiasa sejak muda bekerja sampai 18 jam sehari. Bekerja
lebih keras ini membuahkan hasil daripada orang biasa yang bekerja hanya 8
jam sehari. Kerja lebih efektif dua kali lebih dibandingkan dengan orang biasa,
yang hanya ke kantor membaca koran, buka internet, telpon-telponan dan
lainnya yang tidak efektif. Dan lalu adalah bekerja lebih cerdas. Yaitu dengan
membaca buku lebih banyak dari orang lain, diskusi lebih banyak sehingga bisa
dua kali lebih cerdas dari orang biasa. Tanpa bekerja yang lebih tersebut, kita
akan jadi biasa-biasa saja. Itulah yang membuat kita berbeda dengan orang lain.
2. Modal paling utama seorang pengusaha adalah kepercayaan
Pesan CT bahwa kunci sukses menjadi pengusaha adalah kepercayaan. Jangan
cidera janji, jaga kepercayaan, jaga sungguh-sungguh nama baik.
Boleh uang Anda habis, modal Anda habis, tapi jangan sampai kepercayaan Anda
habis di mata orang lain.
3. Miliki motivasi yang kuat
CT bercerita bahwa awal ia ingin menjadi pengusaha adalh ingin membantu
orang tuanya dan menghidupi adik-adik dan keluarganya, itulah motivasi yang
kuat untuk ia menjadi pengusaha. Lalu setelah impian itu terwujud ia
mempunyai motivasi yang baru lagi yaitu ingin keluarga saya punya rumah,
rumah yang layak. Setelah itu, CT ingin menyemangati dirinya lebih sukses lagi
yaitu ingin sukses membina keluarganya sendiri.
4. Uang bukanlah modal utama pengusaha
Jika ada yang ingin menjadi pengusaha lalu berpikir harus mempunyai modal
uang yang cukup banyak adalah pola pikir dan mental yang tidak cocok untuk
jadi pengusaha. Modal harus punya tapi tidak selalu uang, menurut CT. Ada
banyak hal selain uang yang bisa dijadikan modal, seperti jaringan, kepercayaan
dan kejujuran, itulah adalah modal-modal yang harus dipunyai pengusaha. CT

mengingatkan modal yang terpenting saat ini adalah nama baik. Pertahankan
nama baik agar bisnis kita dapat berkembang dan maju.

5. Jika diperlukan partner bisnis, carilah partner yang cocok


CT memberikan tips, bila memang bisnis bisa ditangani sendiri, maka
menjadi lone ranger bisa dipilih. Namun kalau butuh bantuan, maka cari lah
mitra yang cocok. Carilah mitra yang dapat memberikan manfaat untuk bisnis
kita, mitra yang dapat memberikan nilai tambah.Mencari mitra
atau partner bisnis haruslah cermat. Jangan sampai mitra menjadi beban dan
menghambat laju bisnis.
6. Bersahabatlah dengan kegagalan
CT pernah mengalami kegagalan dalam berbisnis, bahkan gagal menurutnya
adalah sahabat dan makanan sehari-harinya serta menjadi bagian
kehidupannya. Menjadi seorang pengusaha tak lepas dari kata gagal dan jatuh.
Jika seorang pengusaha tidak pernah mengalami kegagalan, maka dia bukan
pengusaha. Karena bila tak pernah gagal, maka orang itu tak pernah mencoba.
Menghadapi kegagalan, tergantung bagaimana kita menyikapi itu. Gagal bangkit
lagi, gagal bangkit lagi, gagal bangkit lagi. Terus begitu sampai gagalnya bosan.
7. Berprestasilah di bisnis, akademi dan organisasi
Bagi yang masih kuliah, CT berpesan di masa kuliah ini, jadikanlah kesempatan
untuk belajar berbisnis. CT saat kuliah dulu berhasil meraih dalam 3 hal yaitu
sukses di bisnis, berprestasi di akademi dan berprestasi di organisasi. CT sejak
kuliah sudah memiliki bisnis sehingga ia tidak tergantung uang dari orang tua.
Namun walau sambil berdagang, CT berhasil meraih sebagai mahasiswa teladan
tingkat nasional. CT merupakan seorang yang aktif dalam berorganisasi di
kampusnya. Ia merupakan ketua ex officio Dewan Mahasiswa UI yang
terakhir di tengah kesibukannya berbisnis dan kuliah. Dari berorganisasi ia
secara tidak langsung mendapatkan pelatihan dan pengalaman
dalam leadership dan management. Semuanya itu menjadi bekal dirinya
meraih sukses di masa depannya.

8. Jangan alergi dalam persaingan


Persaingan dalam dunia bisnis adalah mutlak ada. Persaingan akan membuat
bisnis kita lebih maju dan berkembang. Makin berkembang usaha kita, maka
persaingan akan semakin ketat. Kunci untuk menghadapi persaingan adalah
dengan tidak alergi terhadap persaingan dan targetnya hanya satu: menang!
Menang dalam persaingan dapat kita raih dengan inovasi harga dan produk,
memberikan pelayanan lebih baik kepada pelanggan.

9. Bergaullah dengan pengusaha sukses


Untuk dapat bergaul dengan pengusaha yang sukses, kita harus banyak aktif
mengikuti komunitar/organisasi pengusaha yang ada. Lalu untuk bergaul dengan
pengusaha yang tingkat di atas kita atau dengan jaringan konglomerat, tidaklah
dengan cara yang instan, mesti ada prosesnya dan gigih ikhtiarnya. Caranya
bergaul dengan tingkat sesama dan tingkat yang sedikit di atasnya. Secara
perlahan-lahan, kita harus berusaha menjadi champion alias pemenang dalam
pergaulan di tingkat sesama sehingga bisa naik ke tingkat berikutnya. Setelah itu
lakukan hal yang sama berulang-ulang sampai naik ke tingkat yang paling tinggi.
10.Jangan malas
Hal yang sangat tidak disukai dan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan
kehendak Tuhan adalah malas. Perlu diketahui, malas hanya berdampak buruk
bagi diri sendiri, seperti merusak masa depan, menyebabkan impian serta
harapan menjadi sirna, menghambat kemajuan, mengakibatkan penderitaan
akibat kemiskinan, dan sebagainya. Malas hanya membuat seseorang
bersungut-sungut, mengeluh, menjadi beban bagi orang lain, mudah tersinggung
dan ujung-ujungnya berani menyalahkan Tuhan. Jika Anda bekerja dengan asalasalan dan tidak rajin, sampai kapanpun Anda tidak akan pernah menikmati
hasilnya.
Karakteristik wirausahawan menurut ByGrave
Karakteristik wirausahawan menurut bygrave dikenal dengan istilah 10 D yaitu
sebagai berikut :
1. Dream - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave

Karakteristik wirausahawan yang pertama adalah dream atau cita-cita/mimpi. Di


mana seorang wirausahwan harus mempunyai visi atau keinginan terhadap
masa depan baik yang bersifat personal/pribadi dan juga usaha yang dijalaninya,
ditambah lagi seorang wirausahawan juga harus memiliki kemampuan untuk
mewujudkan impian atau cita-citanya.
2. Decisiveness - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave
Karakteristik

wirausahaawan

yang

kedua

adalah

decisiveness.

Decisive

mempunyai arti tegas. Jadi untuk menjadi seorang wirausahawan harus


mempunyai ketegasan, tidak bekerja lambat. Mereka harus membuat keputusan
yang cepat dan tepat serta dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan
ketepatan dalam pengambilan keputusan ini merupakan salah satu kunci untuk
meraih kesuksesan bisnisnya.

3. Doers - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave


Karakteristik wirausahawan yang ketiga adalah doers. Dalam bahasa Indonesia
doers artinya adalah seorang yang berbuat atau sebagai pelaku. Seoarang
pengusaha yang telah membuat keputusan harus langsung menindaklanjutinya
dan menerapkannya. Mereka harus bertindak secepat mungkin, dan tidak
menunda-nunda.
4. Determination - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave
Karakteristik wirausahawan yang keempat adalah determination. Determination
ini mempunyai arti kebulatan tekan, ketetapan hati. Jadi seseorang yang
berwirausaha harus memiliki kebulatan tekad atau ketetapan hati sehingga
dalam menjalankan usahanya dapat memperoleh hasil yang terbaik. Kebulatan
tekad juga berarti mempunyai keinginan yang kuat untuk sukses, disamping itu
juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mudah untuk menyerah
begitu saja.
5. Dedication - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave
Karakteristik wirausahawan yang kelima adalah dedication yang mempunyai arti
pengabdian, persembahan. Jadi seseorang yang berwirausaha harus memiliki

pengabdian terhadap bisnisnya, dengan kata lain harus menjalankan usahanya


dengan serius atau tidak setengah-setengah, terkadang juga orang yang
memiliki dedication sangat tinggi terhadap usahanya rela mengorbankan
kepentingan keluarga demi usaha yang dijalankannya.
6. Devotion - Karakteristik wirausaha menurut ByGrave
Karakteristik wirausahawan yang ke enam adalah devotion yang mempunyai arti
kesetiaan atau ketaatan. Jadi seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
harus setia dan taat sesuai dengan peraturan yang telah dibuatnya sendiri,
seorang wirausaha juga tidak mudah untuk mengeluh, tetap semangat dan
semua kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.

Tugas ujian akhir semester


prakarya dan kewirausahaan
(chariulTanjung)

Nama :Alif Nur Rahmat


Kelas :10TSM B

SMK MUHAMADIYAH 1
BAMBANGLIPURO

Tahun pelajaran 2016/2017

Você também pode gostar