Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ANITA AULIA
NIM: 106046201722
ABSTRAK
KATA KUNCI
Pembimbing
Buku Rujukan
iv
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutam Gelar Akademik.
Anita Aulia
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia
agung Nabi besar Muhammad saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus
perjuangan dinul Islam. Atas nikmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul.
ANALISIS
PROFIT
MARGIN
PADA
PRODUK
ASURANSI
4) Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian dan mendapatkan informasi untuk skripsi ini.
Terutama Bpk. Fahmi Basyah yang telah banyak membantu penulis dalam
mendapatkan data.
5) Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
6) Kedua Orang tua penulis yang terhormat yaitu Bapak Holili (Alm) dan Ibu Hj.
Masiah, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya yang selama ini mengasuh
dan membesarkan dengan penuh kasih sayang, serta mendidik penulis dengan
segala curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih
payahnya penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sehingga
selesainya skripsi ini. Kakak (Desi dan Cory), abang (kiki (Alm), rizal, dan ikbal),
dan keponakan ku tersayang (nabila dan icha), terima kasih atas doa nya.
7) Temen-temen sekelas, seangkatan dan seperjuangan Asuransi Syariah 2006 u are
the best classmates!! Angkatan 06 pokoknya incredible dan handaaalll. Terutama
untuk Edvan, Jami, Eva, Iis, Dinda, Erfan, Diqin, pian (tetap jaga persahabatan
kita ya) makasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis mengerjakan
skripsi ini. Love u All!
vii
8) And the last specially for my dearly Ahmad Kamal, terima kasih atas perhatian,
kesabaran, kesetiaan, serta pengertian yang begitu besar untuk penulis, dukungan
dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.. iii
ABSTRAK.. iv
LEMBAR PERNYATAAN... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN. 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Review Studi Terdahulu . 9
E. Kerangka Teori dan Konsep ... 10
F. Metodologi Penelitian..13
G. Sistematika Penulisan . 19
ix
BAB II
BAB III
BAB IV
xi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan . 89
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
asuransi menggunakan berbagai cara untuk menarik masyarakat agar ikut dalam
asuransinya. Salah satu cara agar masyarakat dapat tertarik adalah dengan
menawarkan produk yang ditawarkan dan tarif premi yang menarik.
Jumlah perusahaan yang menyelenggarakan usaha dengan prinsip syariah
mengalami perkembangan seperti terlihat pada tabel dibawah ini 2
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Perusahaan Asuransi
yang Menyelenggarakan Usaha dengan Prinsip Syariah
Tahun 2002 - 2009
No
Keterangan
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Perusahaan
Kerugian
13
13
17
11
13
15
19
19
19
11
18
26
30
38
38
42
Asuransi
Syariah
3
Perusahaan
reasuransi
yang
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, current Issues Lembaga Keuangan Syariah
(Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, Cetakan ke-1, 2006) , h.347.
Jenis Kendaraan
Pribadi
1
2
3
2
Mobil Penumpang
Sedan
Station Wagon
Minibus
Jeep
Lain-lain
Sub Jumlah
Mobil Bus
Bus
MicroBus
Bus Bertingkat
Lain-lain
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Sub Jumlah
Mobil Barang
Pick up
Deliver Van
Truck
Tangki
Double Cabin
Tronton
Lain-lain
Sub Jumlah
Sepeda Motor
Spd Motor Biasa
Spd Motor dg Kereta
Samping
Scooter
Trail
Spm Roda 3
Lain-lain
Sub Jumlah
Kendaraan Khusus
Mobil Pemadam
kebakaran
Mobil Ambulance
Mobil Jenazah
Fork Lift
Derek
Lain-laian
Sub Jumlah
JUMLAH
Umum/
Perusahaan
Kepemilikan
Pemerintah
5
Jumlah
cc/cd
Badan
INT
763.708
88
950.767
225.039
3.501
1.943.703
21.994
119
39.250
2.650
14.260
78.273
10.247
53
18.849
663
56
29.868
651
12
863
293
14
1.863
229
35
231
52
547
796.829
307
1.009.990
229.297
17.831
2.054.254
139.225
150.774
36
6.726
10.344
45
1.272
485
15
1
-
147.224
161.603
96
290.035
3
17.118
15
1.787
18
306.941
227.826
29.635
177.790
7.420
5.642
770
6.069
455.352
11.229
621
4.568
276
50
315
1.315
18.574
10.384
69
20.337
2.115
12
474
33.391
18
10
2
30
18
17
11
17
63
249.475
30.542
202.716
9.811
5.906
1.085
7.875
507.410
6.654.405
-
2.204
-
50.455
-
149
-
6.896.213
-
153.836
261
1.411
7.017.160
49
74
6
14.553
16.686
8/4
13
50.552
6
155
153.891
335
1.501
30.813
7.084.753
719
723
1
1
2.050
232
232
842
2.064
1.756
8.080
137
25.749
38.509
9.993.867
2
1.851
1.590
7.308
118
22.514
33.383
9.739.633
2
4
16
2.611
2.260
117.858
209
156
771
3
392
2.260
117.858
Peraturan
Menteri
Kuangan
No.
74/PMK.010/2007
tentang
meliputi
perhitungan yang didukung dengan data profil risiko dan kerugian (risk and loss
profile) untuk periode paling singkat 5 tahun, penetapan unsur biaya administrasi dan
biaya umum lainnya dilakukan berdasarkan perhitungan yang didukung dengan data
A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003) , h.90.
biaya administrasi dan biaya umum lainnya yang menjadi bagian lini usaha asuransi
kendaraan bermotor untuk periode paling singkat 5 (lima) tahun, penetapan unsur
biaya akuisisi dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai biaya akuisisi
sebagaimana dimaksud dalam peraturan menteri keuangan, dan penetapan unsur
keuntungan yang wajar.
Dalam menentukan tarif premi, analisis terhadap risiko dan kemungkinan
timbulnya klaim adalah sangat penting. Risiko merupakan sentra asuransi. 5 Tanpa
adanya risiko, bisnis asuransi tidak akan ada karena asuransi merupakan suatu bisnis
yang mengelola risiko. Pengetahuan yang baik tentang risiko, akan berpengaruh besar
terhadap perusahaan. Dengan pengetahuan yang memadai tentang risiko, perusahaan
akan mengetahui risiko-risiko apa saja yang akan dihadapinya dan kemudian mencari
metode yang paling baik dalam menangani risiko yang dihubungkan dengan profit
margin perusahaan.
Perusahaan asuransi harus mempunyai pemasukan yang cukup untuk
mengeluarkan biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional, sedangkan pemasukannya
perusahaan berasal dari premi. Jika tarif premi ditetapkan terlalu rendah,
kelangsungan hidup perusahaan dapat berbahaya. Jika tarif premi terlalu tinggi
perusahaan dapat kehilangan bisnis. Di sini premi sangat menentukan besar dan
kecilnya profit margin perusahaan yang akan di dapatkan. Perusahaan asuransi
sebelum memasarkan produk ke masyarakat, maka terlebih dahulu perusahaan
Gordon C.A Dickson, Introduction To Insurance, Penerjemah Agust Sudjiono dan Abduh
Sudijanto (Jakarta: LPAI, 1997), h.10
2.
Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk asuransi
kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967?
3.
2.
Menjelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk
asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi umum Bumiputera
Muda 1967.
3.
1.
2.
3.
NAMA
Fitriani
TAHUN
2006
Judul Skripsi
Prosedur
penyelesaian
klaim
Asuransi
M. Sumpeno
2007
Premi
(Studi
Kasus
pada
AJB
Fitria Dewianti
2008
1.
2.
10
Bagaimana cara underwriter dalam menetapkan tarif premi dan kebijakan apa
saja yang dipakai underwriter dalam penetapan tarif premi.
3.
terletak bagaimana proses untuk mendapatkan profit margin suatu produk kendaraan
bermotor secara matematis dan penulis juga akan menguraikan proses profit margin
suatu produk kendaraan bermotor yang akan didapatkan dengan cara penetapan
premi , pengeluaran biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional.
Kerangka Teori
Tarif asuransi penting, karena untuk menentukannya tidak mudah dan rumit
11
b.
c.
12
Profit dapat dipakai sebagai salah satu ukuran, apakah perusahaan bekerja
dengan efisien atau tidak. Efisien tidak saja didasarkan kepada keuntungan yang
diperoleh, akan tetapi juga harus diperhatikan faktor-faktor lainnya, antara lain:
1. Efisiensi bisa dilihat dari sudut biaya operasi (cost of operations)
2. Efisiensi dapat diukur dengan social cost yaitu keuntungan atau kegunaannya
untuk masyarakat.
2.
Kerangka Konsep 6
Investasi
Hasil
Investasi
Ujrah
Kontribusi
Dana
Beban
Surplus
Premi
Tabarru
Tabarru
Tabarru
Cadangan
Dana
Tabarru
BagianPeserta
13
Penjelasan :
Setiap premi asuransi syariah yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah
akan dipisah ke dana pengelola (ujrah) dan dana tabarru. Dana pengelola (ujrah)
itu digunakan untuk biaya akuisisi (biaya agen, diskon, bonus, hadiah, dan lain-lain),
biaya operasional (biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain), ujrah
reasuransi (ujrah R/A), dan margin ujrah. Sedangkan dana tabarru digunakan untuk
membayar klaim, membayar tabarru R/A, dan lain-lain. Dari dana tabarru tersebut,
perusahaan akan mendapatkan surplus tabarru yang dialokasikan untuk perusahaan,
cadangan dana tabarru, dan peserta asuransi syariah.
Profit yang diperoleh perusahaan asuransi syariah berasal dari income
perusahaan yaitu margin ujrah, bagi hasil investasi, dan alokasi surplus tabarru
dikurang cost yaitu biaya pemasaran, biaya SDM, dan biaya administrasi.
F.
Metodologi Penelitian
1.
Objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No. 43
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180.
14
2.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skrpsi ini merupakan
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Data yang ada di lapangan dianalisis dengan analisis
kuantitatif yang berupa profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
4.
15
5.
6.
data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif berupa kata-kata atau
simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analysis (riset dokumen), karena
pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui pengujian arsip dan
dokumen.
16
Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis, maka
penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab
persoalan dalam penelitian ini.
Risk and Loss Profile produk asuransi kendaraan bermotor pada unit syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir akan dianalisis dan
dijadikan sebagai data dalam penetapan tarif premi dan menentukan profit margin
pada produk asuransi kendaraan bermotor. Dari penghitungan tersebut maka akan
diketahui bagaimana tarif premi dan profit margin nya. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data risk and loss profile
Data yang digunakan adalah berupa risk and loss profile asuransi kendaraan
bermotor pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4
tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2009. Selain itu pula diperlukan juga data ujrah
seperti biaya operasi, biaya agen, serta biaya materai dan administrasi yang
ditetapkan oleh Perusahaan.
17
b. Menghitung Severity
Tujuan dari menghitung severity ini adalah untuk mengetahui tingkat kerugian ratarata yang terjadi pada suatu periode pertanggungan. Untuk mengetahui severity,
digunakan formula: 7
L
S
C
Keterangan:
S
: Severity
: Jumlah Klaim
Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik (Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan
Riba), h. 49.
18
Keterangan :
P
: Unit Exposure
Dapat juga dihitung dengan :
P = (C/E) x (L/C)
Keterangan:
Bila frekuensi per unit kemungkinan (F1) maka:
P
= F1 x S
Keterangan:
P
: Premi
F1
: Frequency
: Severity
7.
19
G. Sistematika Penulisan
BAB I.
BAB II. Pada bab ini menjelaskan landasan teori mengenai asuransi syariah,
produk asuransi kendaraan bermotor, prinsip-prinsip syariah dalam
penetapan premi, dan ketentuan syariah tentang penetapan profit
margin. Teori yang diambil dari riset kepustakaan dan merupakan
dasar dari pembahasan bab-bab selanjutnya.
BAB III. Pada bab ini akan dibahas mengenai perusahaan asuransi syariah yang
salah satu produknya akan dijadikan contoh dalam perhitungan tarif
premi serta menetapkan profit margin. Bab ini akan menjelaskan
sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, produksi premi asuransi
kendaraan bermotor dan perkembangan perusahaan asuransi syariah di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
BAB IV. Bab ini membahas mengenai produk asuransi kendaraan bermotor
yang dipasarkan oleh unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 profitable, faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin
20
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
muammin, sedangkan tertanggung disebut muamman lahu atau mustamin. Attamin diambil dari kata amana memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa
aman, dan bebas dari rasa takut. Sebagaimana firman Allah :
Artinya :
Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan (Q.S. Quraisy : 4)
Pengertian asuransi dalam konteks perusahaan asuransi menurut syariah atau
asuransi Islam secara umum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan asuransi
konvensional. Diantara keduanya, baik asuransi konvensional maupun asuransi
syariah mempunyai persamaan yaitu perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai
fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi (penanggung) dengan
peserta penerima pembayaran klaim (tertanggung).
atau sering diistilahkan dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang
prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada AlQuran dan As-Sunnah.
Gemala Dewi, S.H., LL.M. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2006), Edisi Revisi, h.135-136
22
Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), h.234.
10
Juhaya S. Praja, Asuransi Takaful, (Artikel dikeluarkan oleh PT Syarikat Takaful
Indonesia)
11
H. A. Dzajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat ( Sebuah
Pengenalan), (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002), h.120
12
Fatwa Dewan syariah Nasinal No.21/DSN/-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
23
taawun, yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong menolong atas
dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta Asuransi Syariah dalam
menghadapi malapetaka (risiko).
B.
hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk Keputusan
Menteri Keuangan (KMK). Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi
syariah yang masih terpaku dan tunduk pada peraturan (hukum positif). 13 Kerangka
acuan asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
13
Abdul Ghoni dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek,
(Jakarta: Insco Consulting.2007)., h.13
24
Al-Quran
Pada dasarnya al-Quran tidak menyebutkan secara tegas praktik asuransi
syariah, terindikasi dari tidak munculnya istilah al-tamin secara nyata dalam alQuran. Walaupun demikian, al-Quran masih mengakomodir ayat-ayat yang
memiliki nilai-nilai dasar dalam praktik asuransi syariah, seperti nilai dasar tolongmenolong, kerja sama, atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap peristiwa
kerugian di masa mendatang. 14
Nilai dasar tolong-menolong dan bekerja sama (Q.S. al-Maidah ayat 2)
Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
14
AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam ; Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 105
25
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
b)
Sunnah Nabi
Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa
26
C.
jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. 15
Dalam polis asuransi
sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberi sumbangan
disebut mutabarri (dermawan). Niat tabarru (dana kebajikan/hibah) dalam akad
asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara dalam
melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah Swt. Dalam konteks
15
27
akad pada asuransi syariah, tabarru bermaksud memberikan dana kebajikan dengan
niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara peserta jika ada yang mendapat
musibah, dan dana tersebut ditempatkan secara terpisah pada rekening sekaligus
pencatatannya dari dana pengelola (perusahaan asuransi syariah). 17
Jadi dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan tabarru dan
reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan sebagai
pihak pengelola, dan jika terdapat surplus dari investasi dana tebarru itu akan
dimasukkan ke rekening dana tabrru peserta dan pihak pengelola mendapatkan upah/
bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau
mudaharabah musytarakah). 18 Selain itu jika terdapat surplus underwriting dari
dana tabarru penetapan besaran pembagiannya tergantung kepada peserta kolektif,
regulator atau kebijakan manajemen : 19
1)
2)
3)
17
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 35-36
18
19
28
b)
kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan
atau melakukan kegiatan lain seperti, administrasi, pengelolaan dana, pembayaran
klaim, underwriting pengelolaan portofolio risiko, pemasaran, dan investasi, dimana
perusahaan mendapatkan imbalan dalam bentuk ujrah/fee karena jasanya tersebut. 20
Alur dari akad wakalah bil ujrah ini diawali dari kontribusi peserta yang
diterima oleh perusahaan asuransi syariah, lalu dipisah menjadi 2, yaitu ke dana
peserta (tabarru) dan dna pengelola sebagai ujrah. Dana tabarru yang terkumpul
selanjutkan digunakan untuk hal-hal seperti yang telah dibeutkan pada pembahasan
akad tabarru diatas. Jika terdapat defisit pada dana tabarru, maka perusahaan
memberikan pinjaman dari dana pengelola dengan akad qardh. Dalam hal ini, akad
wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga perusahaan sebagai wakil
tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang
telah diterimanya kecuali karna kecerobohannya atau wanprestasi. (lihat kembali
Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/iii/2006). Untuk lebih jelasnya mengenai alur/
business process pada asuransi syariah lihatlah ilustrasi 2.1 dibawah ini.
20
Syariah
Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi
29
Tabel 1.1
Syariah Business Process 21
Bagian Pendapatan Operator(Perusahaan)
Investasi
Hasil
Investasi
Ujroh
Kontribusi
Dana
Beban
Surplus
Premi
Tabarru
Tabarru
Tabarru
Cadangan
Dana
Tabarru
BagianPeserta
D.
lainnya. Bila produk lain dapat dilihat dengan kasat mata, dirasakan dan dipegang,
maka tidak demikian halnya dengan produk asuransi. Produk asuransi merupakan
produk yang abstrak yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Produk asuransi
dapat dirasakan manfaatnya ketika terjadi suatu musibah atau pun pada jangka waktu
masa kontrak telah tercapai.
21
30
Produk asuransi harus dirancang sedemikian rupa supaya nasabah tertarik dan
dapat bersaing dipasaran. Perusahaan harus dapat merancang suatu konsep produk
yang dapat bersaing dengan konsep produk dari perusahaan asuransi lain.
Salah satu lini usaha asuransi umum yang berkembang pesat adalah lini usaha
asuransi kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan bermotor menjamin penggantian
kerugian kepada pemilik kendaraan bermotor sebagai peserta asuransi terhadap
kerugian atau kerusakan yang diderita akibat kendaraan bermotor tersebut mengalami
kecelakaan atau hilang.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor atau
mekanik, tidak termasuk kendaraan yang berjalan di atas rel. Jadi kendaraan bermotor
adalah kendaraan yang berjalan di atas aspal atau tanah seperti mobil sedan, bis,
truck, trailer, pick-up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan sebagainya. 23
Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan
terhadap kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi
kebakaran, yang objeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya
disini harta bendanya berupa kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi
kebakaran umumnya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor. 24
Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak didasarkan
pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan hal demikian, maka
23
A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2003), h.89
24
Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba
Empat. 2003).,H.163.
31
akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.74 tahun 2007 karena
dianggap mengabaikan data statistik dan izin operasi perusahaan tersebut dapat
dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan data statistik, hal ini akan sangat
berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi para nasabah. Hal ini dikarenakan,
asuransi merupakan bisnis yang mengelola risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui
sebelum risiko itu terjadi, maka untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul
di masa mendatang adalah dengan melihat kejadian sebelumnya yaitu data tentang
risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Dengan demikian, maka akan dapat
diestimasi kerugian-kerugian yang mungkin akan muncul di masa mendatang.
Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data statistik
dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim dikhawatirkan
tarif premi yang ditetapkan akan tidak cukup untuk membayarkan klaim-klaim yang
akan terjadi di masa mendatang. Hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan dan
nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak dibayarkan. Oleh karena itulah
pendasaran perhitungan tarif premi pada data statistik adalah sangat penting. Islam
sangat melarang mendatangkan bahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal
ini seperti hadis Nabi yang juga merupakan kaidah fiqh :
:
:
. ()
Artinya :
Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : Rasulullah SAW telah memberikan
keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar (membuat kerusakan
atau bahaya pada diri sendiri) dan dirar (melakukan hal yang merugikan pada
32
orang lain). Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim 25 .
(HR. Ahmad)
Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi
kendaraan bermotor bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan
mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu
perusahaan asuransi yang baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka
dapat menggunakan data industri yang sejenis dan mendasarkan perhitungan tarif
preminya pada tarif referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang
sudah memiliki data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan
tarif premi sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak
selama rentang waktu 5 tahun. 26
Pada asuransi kendaraan bermotor, harga pokok produk barang dan jasa
merupakan keseluruhan biaya produksi yang diperlukan untuk menyediakan barang
dan jasa tersebut kepada peserta asuransi. Untuk jasa asuransi biaya produksi meliputi
biaya klaim, biaya akuisisi, dan biaya operasional. Premi yang dibebankan kepada
peserta asuransi, terdiri dari :
1. Premi risiko murni
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami
oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah
kendaraan bermotor.
25
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi Kritis Hadits Nabi
Pendekatan Sosio Historis, Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2001), h. 7
26
33
2. Biaya Akuisisi
Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang
polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk
biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.
3. Biaya Operasional
Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain.
Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi
4. Profit Margin
Penetapan profit margin harus dengan wajar dan tidak boleh mengandung unsurunsur keharaman dan kezhaliman dalam prakteknya.
34
Maksimum 25%
Biaya Akuisisi
Maksimum 15%
Biaya Operasional
Profit Margin
Menurut lampiran PMK 74 tahun 2007 unsur premi murni dapat mencapai
50% dari premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, sedangkan yang 50%
lainnya berupa loading yang terdiri dari biaya operasional sebesar 15%, biaya akuisisi
maksimal 25% dan profit margin sebesar 10%.
Mengingat premi resiko murni merupakan unsur dominan dalam struktur
premi asuransi kendaraan bermotor maka sangatlah penting untuk dapat menetapkan
27
35
premi risiko murni dengan tepat yaitu dengan memperkirakan biaya klaim atas setiap
peserta asuransi dengan tepat.
Asuransi kendaraan bermotor pada prinsipnya menjamin dua macam risiko,
yaitu : 28
I. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor.
Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah :
1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang
disebabkan oleh :
a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, dari jalan, termasuk juga akibat dari
kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari
kendaraan brmotor yang bersangkutan.
b. Perbuatan jahat orang lain.
c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti
dengan kekerasan ataupun ancaman dengan kekerasan kepada orang dan atau
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, dengan tujuan mempermudah
pencurian kendaraan bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor
yang dipertanggungkan.
d. Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang
berdekatan atau tempat penyimpanan atas perintah yang berwenang dalam
upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.
28
36
e. Sambaran petir.
2. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa sebagaimana diuraikan
pada poin diatas dan sebab-sebab lainnya selama penyebrangan dengan kapal
feri atau alat penyebrangan resmi lain yang berada dibawah pengawasan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
3. Kerusakan roda, bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan
kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan.
4. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk penjagaan atau
pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau
mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggitingginya sebesar 0,5% dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan
dengan risiko sendiri.
II. Tanggung gugat, yaitu tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga
yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan bermotor. Dalam hal ini
penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung atas :
1. Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita pihak ketiga
yang
secara
langsung
disebabkan
oleh
kendaraan
bermotor
yang
37
b.
c.
d.
29
Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia diakses pada tanggal 10 Juni 2010
dari mediadata.co.id
38
e.
30
39
yang
bertujuan
menggulingkan
dengan
kekerasan
40
41
penetapan premi, prinsip asuransi syariah yaitu menghilangkan gharar, maisir dan
riba tetap berlaku. Ketiga hal tersebut harus dihilangkan dalam asuransi syariah baik
secara akad, pengelolaan, dan bahkan dalam penetapan tarif premi. Selain ketiga hal
tersebut yang harus dihilangkan, dalam penetapan tarif premi juga harus memasukan
unsur keadilan.
a. Menghilangkan gharar
Gharar harus dihilangkan baik secara konsep asuransi dan juga dalam hal
penetapan tarif premi. Pada asuransi konvensional, gharar terjadi pada penetapan
tarif premi, ketika perusahaan tidak mendasarkan perhitungan tarif preminya pada
data statistik mengenai risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Demi untuk
menawarkan tarif premi yang murah dan mendapatkan nasabah sebanyak mungkin,
maka perusahaan mengabaikan data statistik ini. Untuk dapat mengestimasi risiko
yang mungkin muncul di masa mendatang, maka kita harus melihat risiko dan
kerugian yang pernah terjadi sebelumnya dan dengan semakin banyak risiko yang
dijadikan dasar untuk mengestimasi risiko, maka estimasi untuk risiko tersebut akan
semakin akurat.
Dengan demikian, agar estimasi kerugian yang akan muncul di masa
mendatang semakin akurat, maka data statistik ini sangatah penting. Jika perusahaan
mengabaikan data statistik ini demi mendapatkan tarif premi yang murah, maka akan
menjadi gharar. Estimasi terhadap risiko dan kerugian tidak berdasar dan akan tidak
42
akurat. Hal gharar semacam ini sangat ditentang oleh Islam dan tidak boleh ada
dalam ratemaking syariah sebagaimana hadis Rasulullah SAW berikut ini : 31
Artinya :
Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar. (HR. Muslim,
Tirmidzi, Nasa`I, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari abu Hurairah).
b. Menghilangkan maisir
Maisir tejadi pada penetapan tarif premi asuransi konvensional, ketika
perusahaan mendasarkan penetapan tarif preminya dan perancangan produknya pada
data statistik yang tidak credible. Contohnya pada asuransi Hole In One, yaitu
produk asuransi untuk mencover pukulan sekali masuk ke dalam lubang golf.
Biasanya dalam golf terdapat turnamen besar, yang kemudian jika seseorang dapat
memasukkan bola golf ke dalam lubang hanya dalam satu kali pukulan, maka akan
mendapatkan hadiah, misalnya mendapatkan mobil. Ketika seseorang dapat
melakukan hole in one dan mendapatkan mobil, maka perusahaan asuransi akan
mengganti kerugian kepada panitia penyelenggara turnamen besar tersebut. Data
mengenai hole in One ini sangat sedikit, bahkan data industri pun sangat sedikit.
Ketika data yang ada sedikit, maka akan seperti perjudian dalam menetapkan
preminya. Dengan data yang sedikit pula, maka data tersebut menjadi tidak
31
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi
Revisi, Jakarta, DSN, h. 129.
43
representative dari seluruh keadaan, sehingga dalam menetapkan preminya akan sulit
dalam menilai risiko.
Pada asuransi syariah, hal seperti tersebut di atas dilarang. Perusahaan
asuransi syariah harus menggunakan data statistik yang credible sehigga semakin luas
data yang digunakan maka estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di
masa
mendatang akan semakin akurat. Jika data yang digunakan sangat sedikit, maka
estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di masa mendatang akan tidak akurat dan
akan seperti gambling. Perjudian sangat dilarang oleh Islam sebagaimana tertulis
pada surat al-Maidah ayat 90 berikut ini :
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah [5]: 90)
Jadi, pada asuransi syariah, penggunaan data statistik yang sempit sebagai
dasar perhitungan tarif premi sangat dilarang karena akan seperti perjudian. Ada
produk-produk tertentu yang data statistiknya sangat sempit, sehingga perusahaan
asuransi syariah tidak boleh untuk mengeluarkan produk seperti itu. Dan hal inilah
yang paling membedakannya dengan asuransi konvensional.
44
c. Menghilangkan riba 32
Pada asuransi konvensional khususnya asuransi jiwa, penetapan tarif
preminya memasukan unsur bunga. Hal ini dikarenakan pada asuransi jiwa, produk
yang ditawarkan berbentuk dalam kontrak jangka panjang dan investasi, sehingga
memasukkan unsur bunga. Sedangkan pada asuransi kerugian, unsur bunga ini tidak
dimasukkan pada penetapan tarif preminya karena kontrak pada asuransi kerugian
berbentuk kontrak jangka pendek dan tidak ada unsur investasinya. Unsur bunga
hanya berlaku ketika perusahaan menginvestasikan dananya.
Pada penetapan premi asuransi jiwa syariah, unsur bunga ini dihilangkan
dengan menggunakan asumsi bagi hasil. Dimana ketika asumsi bagi hasil yang
ditetapkan oleh perusahaan itu idak sesuai dengan hasil investasi yang sebenarnya,
misalnya hasil investasi ternyata lebih rendah dari asumsi, maka selisih dari asumsi
tersebut akan diberikan pinjaman yaitu qard hasan dari dana pemegang saham. Dan
perusahaan akan mencicil pinjaman tersebut di waktu mendatang ketika terjadi
surplus underwriting.
Pada asuransi konvensional, jika hasil investasi di bawah asumsi investasinya,
maka perusahaan sendirilah yang menanggung kerugian tersebut. Perusahaan tidak
bias meminjam dana dari para pemegang saham. Oleh karena itulah banyak sekali
perusahaan asuransi dunia yang bangkrut karena mengalami negative spread karena
32
2005.
Muhaimim Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, Jakarta : Gema Insani Press,
45
asumsi investasi yang diperkirakan sangat jauh dari hasil investasi yang sebenarnya.
Demikian juga ketika menentukan cadangan premi (premium reserve), seorang
aktuaris syariah tidak mendasarkan taksirannya berdasarkan jumlah uang yang
tersedia ditambah premi net dan bunga untuk dapat membayarkan klaim dengan
penuh, tetapi ia menghitungnya dengan mendasarkan pada skim bagi hasil
(mudharabah). 33
Terlihat dengan jelas bahwa asuransi konvensional masih belum terbebas dari
riba, padahal riba adalah kejahatan yang abstrak, yang manusia tidak secara sadar
merasakan akibat dari kejahatan riba. Riba sangat dilarang keras oleh Islam
sebagaimana tertulis jelas pada ayat-ayat berikut ini :
...
...
Artinya:
Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. al-Baqarah
[2]:275)
Artinya:
Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa
riba jika kamu orang yang beriman.(QS.al-Baqarah [2]:278)
33 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 635
46
Artinya:
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. al-Baqarah
[2]: 279)
d. Adil
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam menetapkan tarif
premi harus menerapkan prinsip kesamaan. Perusahaan asuransi harus memastikan
bahwa premi ke dalam common pool adil bagi semua pihak. Premi yang dibayarkan
juga harus sesuai dengan value dan hazard yang dibawa ke dalam common pool dan
premi yang dibayarkan juga harus memenuhi seluruh klaim, menutup biaya
administrasi, cadangan, serta profit margin. Dan yang terpenting, premi tidak terlalu
mahal sehingga dapat bersaing di pasaran. 34
Karena perusahaan merupakan wakil dari peserta asuransi, maka perusahaan
harus menjalankan amanat dari peserta sebaik mungkin dan adil dalam
menggolongkan risiko dan menetapkan tarif premi yang adil yang sesuai dengan
risiko yang dihadapinya. Prinsip tersebut sesuai dengan ayat an-Nisa ayat 58:
34Delil Khairat, Buku pedoman Program Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar:
Konsep dan Operasional (General) (Jakarta: AASI, 2005), h. 7
47
Artinya :
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat. (QS. an-Nisa {4}: 58)
F.
35
48
Tirmidzi (no. 1258), dan Ibnu Majah (no.2402) dari penuturan Urwah Ibnul Jad alBariqi ra.
Sahabat Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah saw untuk membeli seekor
kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar. Ketika
ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya dan
menawar kambing tersebut. Maka ia menjual seekor dengan harga satu dinar.
Kemudian ia menghadap Rasulullah dengan membawa satu dinar uang dan satu ekor
kambing. Beliau lalu meminta penjelasan dan ia ceritakan kejadiannya maka beliau
pun berdoa: Ya Allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya.Dan meraih keuntungan
lebih dari yang diambil Urwah pun diperkenankan asalkan bebas dari praktik
penipuan, penimbunan, kecurangan, kezhaliman. Contoh kasusnya pernah dilakukan
oleh Zubeir bin Awwam salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin
masuk surga. Ia pernah membeli sebidang tanah di daerah Awali Madinah dengan
harga 170.000 kemudian dijualnya dengan harga 1.600.000. ini artinya sembilan kali
lipat dari harga belinya (Shahih al-Bukhari, nomor hadits 3129)
Namun begitu, Imam Al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin-nya (II/72)
menganjurkan perilaku ihsan dalam berbisnis sebagai sumber keberkahan yakni
mengambil keuntungan rasional yang lazim berlaku pada bisnis tersebut di tempat itu.
Beliau juga menegaskan bahwa siapa pun yang qanaah (puas) dengan kadar
keuntungan yang sedikit maka niscaya akan meningkat volume penjualannya. Selain
itu dengan meningkatnya volume penjualan dengan frekuensi yang berulang-ulang
(sering) maka justru akan mendapatkan margin keuntungan banyak, dan akan
menimbulkan berkah.
Dalam ketentuan Syariat Islam dalam menetapkan Profit Margin itu tidak ada
batasnya, namun perlu diimbangi dengan tingkat kewajaran dalam artian tidak ada
pihak yang dirugikan, karena besar profit margin yang didapat oleh perusahaan akan
49
berimbas terhadap produktifitas atau eksistensi suatu produk yang di pasarkan oleh
perusahaan.
50
BAB III
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (disingkat Bumida
Syariah ) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004, sesuai dengan surat
keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi
sejak bulan April 2004. Induknya sendiri, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, memperoleh izin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat
Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia No.
KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli 1973. 36
Bumida Bumiputera didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912,
sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S.
Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden
Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam
tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.15 tanggal 20 Februari 1970.
Bumida Syariah merupakan bagian kelompok bisnis AJB Bumiputera 1912,
yang secara khusus bergerak di bidang asuransi umum atau kerugian syariah.
36
h. 20
Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,
51
37
Diposting
pada
tanggal
8
Juni
2010
dari
situs
http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/30/1/2010/04/06/Falsafah-dan-NilaiDasar
52
sinergi
dan
optimalisasi
manfaat
bagi
semua
pihak
yang
berkepentingan.
c. Profesionalisme
Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara profesional,
dengan dukungan SDM yang berwawasan dan berpengetahuan luas, didukung
dengan keterampilan tinggi serta senantiasa memberikan pelayanan prima
kepada nasabah
39
Ibid
53
Anggota
Kantor Pusat
Divisi syariah :
Gedung B Lantai 4
Jl. Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12180
Telp.
: 021-7234847, 7234849
Fax.
: 021-72787952
: syariah@bumida.co.id
40
http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/29/1/2010/04/28/StrukturOrganisasi
54
Website : http://www.bumida.co.id
Kepala Divisi Syariah
: 021-7243624
Email : syariah@bumida.co.id
Kepala Cabang
: SH. Purnomo
Kasie Teknik
Kasie Keuangan
Kasie Pemasaran
: Dwi Wijayanto
: 021-77213432
55
Email : syariah_depok@bumida.co.id
Kepala Cabang
: Irman Mahin
: Rochmat Suhadak
: 031-5026486, 5026487
Fax.
: 031-5026484
: syariah_surabaya@bumida.co.id
Kepala Cabang
: Agus Muharto
: 022-6647905
Fax.
: 022-6647906
56
: syariah_bandung@bumida.co.id
Kepala Cabang
: Fachreza Alfatah
Staff
: Andri Safdar
The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kesehatan Tahun 2002
(Majalah Kapital).
41
h. 28
Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,
57
2)
The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2002
(Majalah Kapital).
3)
The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kendaraan Bermotor tahun
2002 ( Majalah Kapital).
b. Tahun 2003
1)
The most Valuable Brand untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2003
(Majalah SWA Sembada).
c. Tahun 2005
1)
2)
3)
d. Tahun 2008
1)
2)
3)
42
58
rumah
terdapat
jalan
yang
dilalui
kendaraan
roda
59
B. MobilKoe 43
a) Pengecualian MobilKoe (yang tidak dijamin)
1. Premi belum terbayar.
2. Pemakaian untuk disewakan/komersil.
3. Pencurian yang dilakukan oleh orang yang berada dalam pengawasan
tertanggung (keluarga, sopir, orang yang bekerja pada tertanggung).
4. Pengecualian-pengecualian yang tercantum dalam polis, kecuali yang
ditegaskan kembali untuk dijamin dan tertera dalam klausa.
5. Kerugian akibat risiko bencana alam, RSCC, TS (jika tidak mengambil
manfaat perluasan).
6. Mobil yang dipergunakan didaerah/propinsi Maluku.
7. Pengemudi yang tidak memiliki SIM/Masa berlaku SIM telah habis.
b) Hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan/kerugian
1. Segera melaporkan kepada PT. Immediately reported to the PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 terdekat selambat-lambatnya
3x24 jam kerja.
2. Mengisi formulir klaim.
3. Melengkapi surat maupun dokumen pendukung klaim.
4. Foto copy : Polis, Kwitansi, STNK, dan SIM pengemudi saat terjadi
kecelakaan
43
60
44
Ibid
61
2. K.0
3. K.1
4. K.2
5. K.3
45
Ibid
62
4. Usia :
Anak = 1 tahun-17 tahun (usia=18 tahun memakai premi individu)
Dewasa = maksimum 55 tahun
5. Single parent : punya anak 1 = K.0, punya anak 2 = K.1, punya anak 3 =
K.2 (maksimum).
E. SiswaKoe 46
a) Ketentuan paket SiswaKoe
1. Peserta adalah anggota pendidikan dengan usia 3 s/d 18 tahun dengan
melampirkan kelas/jurusan/angkatan dan No.Induk Siswa.
2. Pemberian manfaat rawat inap sesuai dengan paket dan tidak melihat
besar kecilnya perawatan per hari.
3. Manfaat rawat inap diberlakukan masa tunggu 7 hari untuk seluruh jenis
penyakit sejak berlakunya periode jaminan asuransi, kecuali akibat dari
suatu kecelakaan berlaku mulai hari pertama.
4. Santunan biaya pemakaman hanya berlaku bagi risiko meninggal dunia
karena kecelakaan.
5. Formulir klaim dapat ditandatanganin oleh Kepala Sekolah dan kuitansi
pengobatan dapat berupa copy yang dilegalisir oleh kepala Sekolah
untuk klaim sampai dengan Rp. 100.000,-.
6. Batas waktu kelengkapan dokumen klaim maksimum 30 hari sejak
tanggal kejadian.
46
Ibid
63
F. MahasiswaKoe 47
Produk MahasiswaKoe ini adalah untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat
khususnya pada tingkat mahasiswa (diatas SMA atau sederajat). Nama
program ini adalah Asuransi MahasiswaKoe, yang terbagi menjadi 5 paket
yaitu paket biasa, paket standat, paket pintar, paket prestasi, dan paket juara.
a) Kemudahan program MahasiswaKoe
Perhitungan premi sangat sederhana.
b) Sasaran Pasar
Pasar yang ingin dituju untuk program MahasiswaKoe adalah
1. Peserta pendidikan perguruan tinggi formal atau sekolah tinggi
2. Peserta pendidikan non formal (lembaga kursus) minimal berstatus
mahasiswa atau umum.
c) Prosedur penutupan
1. Setiap permintaan penutupan program MahasiswaKoe harus mengisi
surat permintaan MahasiswaKoe yang mengatasnamakan peserta.
2. SPPA dilampiri dengan data peserta yang meliputi:
-Nama peserta, Tanggal lahir, Semester/Jurusan/Angkatan/No. Induk
Mahasiswa.
3. Usia yang dapat dijamin dibatasi umur 18 thun sampai dengan 65 tahun
47
Ibid
64
paket
yang
diambil
dan
menunjukkan
bukti-bukti
65
48
Ibid
66
49
h.23
Laporan Tahunan 2009 Annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,
67
BAB IV
ANALISIS PROFIT MARGIN
PADA PRODUK ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data risk and loss
profile asuransi kendaraan bermotor pada Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yaitu tahun 2006-2009 yang berisi
jumlah produksi/premi yang diterima, jumlah dana tabarru, jumlah dana ujrah, dan
jumlah dana klaim yang akan dianalisis, kemudian akan dilihat apakah produk
asuransi kendaraan bermotor tetap profitable selama 4 tahun.
68
Tabel 4.1
Data Risk and Loss Profile
2006-2009 50
Tahun
Produksi
Tabarru
Ujrah
Klaim
2006
2,409,697,229
1,527,596,033
882,101,196
33,956,625
2007
3,360,246,473
1,890,755,305
1,469,491,168
439,764,957
2008
2,228,894,259
1,291,059,235
937,835,024
962,728,276
2009
2,383,779,545
1,311,357,974
1,072,421,571
717,263,272
TOTAL 10,382,617,506
6,020,768,547
4,361,848,959
2,153,713,130
Dilihat dari tabel 4.1 Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini adalah terjadinya fluktuasi
pada jumlah produksi atau premi, tidak ada peningkatan yang konstan dari tahun ke
tahun.
Pada tahun 2006 secara keseluruhan yang tercatat di Unit Syariah PT
Asuransi Umum
2.409.697.229,-. Kemudian dana premi yang terkumpul tersebut akan dikelola oleh
perusahaan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Untuk
menjalankan fungsi pengelolaan ini tentunya ada biaya yang dibutuhkan oleh
pengelola atau perusahaan untuk dapat beroperasi yang disebut ujrah. Biaya ujrah
50
Data Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4tahun terakhir
69
Kemudian
dana
tabarru
yang
terkumpul
sebesar
Rp.
70
klaim yang harus dikeluarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda sebesar Rp. 962.728.276,-.
Pada tahun 2009 secara keseluruhan tercatat Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mengumpulkan premi sebesar Rp. 2.383.779.545,-. Di tahun
ini, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami kenaikan
jumlah produksi atau premi. Ujrah yang harus dikeluarkan sebesar Rp.
1.072.421.571,-.
Kemudian
dana
tabarru
yang
terkumpul
sebesar
Rp.
51
71
Berikut ini adalah data kinerja produk asuransi kendaraan bermotor di Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda pada tahun 2006-2007 :
Tabel 4.2
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2006-2007 52
No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis
2006
2007
Pertumbuhan
2,409,697,229 3,360,246,473
39.45%
882,101,196 1,469,491,168
66.59%
602,424,307
840,061,618
39.45%
361,454,584
504,036,971
68,741,821
85,083,989
-150,519,517
40,308,590
1,527,596,033 1,890,755,305
458,278,810
567,226,592
36,662,305
45,378,127
458,278,810
567,226,592
33,956,625
439,764,957
427,726,889
529,411,485
39.45%
23.77%
-126.78%
23.77%
23.77%
23.77%
23.77%
1195.08%
23.77%
Dilihat dari tabel diatas, Jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2006-2007
mengalami peningkatan/pertumbuhan sebesar 39,45%. Jumlah produksi pada tahun
2006 sebesar Rp. 2.409.697.229,- sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp.
3.360.246.473,-. Jumlah produksi atau premi sangat mempengaruhi profit margin
perusahaan. Apabila jumlah produksi itu mengalami penurunan maka profit margin
52
Penulis.
Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh
72
73
pemasaran, dan lain-lain. Biaya operasional juga telah ditentukan besarnya yaitu
tidak boleh melebihi 15% dari jumlah produksinya atau premi.
3. Ujrah R/A pada tahun 2006 sebesar Rp. 68.741.821,- dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 85.083.989,-.
4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2006 sebesar Rp. (150,519,517) dan pada tahun 2007
sebesar Rp. 40.308.590,-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2006-2007 ternyata
margin ujrah mengalami peningkatan sebesar 126.78%.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan tabarru dan
reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan sebagai
pihak pengelola, dan jika terdapat surplus dari investasi dana tabarru itu akan
dimasukkan ke rekening dana tabarru peserta dan pihak pengelola mendapatkan upah/
bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau
mudharabah musyarakah). 53
1. Investasi pada tahun 2006 sebesar Rp. 458.278.810,- dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 567.226.592,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2006 sebesar Rp. 36.662.305,- dan pada tahun 2007 sebesar Rp.
45.378.127,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.
53
74
75
Tabel 4.3
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2007-2008 54
No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis
2007
2008
Pertumbuhan
3,360,246,473 2,228,894,259
33.67%
1,469,491,168
937,835,024
36.18%
840,061,618
557,223,565
33.67%
504,036,971
334,334,139
85,083,989
58,097,666
40,308,590
-11,820,345
1,890,755,305 1,291,059,235
567,226,592
387,317,771
45,378,127
30,985,422
567,226,592
387,317,771
439,764,957
962,728,276
529,411,485
361,496,586
33.67%
31.72%
129.32%
31.72%
31.72%
31.72%
31.72%
-118.92%
31.72%
Dilihat dari tabel di atas, jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2007-2008
mengalami penurunan sebesar 33,67%. Jumlah produksi pada tahun 2007 sebesar Rp.
3.360.246.473,- sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.228.894.259,-.
Ujrah yang dikeluarkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 1.469.491.168,sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 937.835.024,-. Ujrah mengalami penurunan
sebesar 36,18%.
54
Penulis.
Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh
76
Ujrah meliputi biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan dari itu
semua kita akan mengetahui margin ujrahnya mengalami surplus atau defisit.
1. Biaya akuisisi pada tahun 2007 sebesar Rp. 840.061.618,- dan pada tahun 2008
sebesar Rp. 557.223.565,-.
2. Biaya operasional pada tahun 2007 sebesar Rp. 504.036.971,- dan pada tahun 2008
sebesar Rp. 334.334.139,-.
3. Ujrah R/A pada tahun 2007 sebesar Rp. 85.083.989,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp.
58.097.666,-.
4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2007 sebesar Rp. 40.308.590 dan pada tahun 2008
sebesar Rp (11.820.345),-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2007-2008 ternyata
margin ujrah mengalami penurunan. Itu disebabkan karena dampak PMK
No.74/PMK.010/2007.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan teknis dan
reasuransi syariah.
1. Investasi pada tahun 2007 sebesar Rp. 567.226.592,- dan pada tahun 2008 sebesar
Rp. 387.317.771,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2007 sebesar Rp. 45.378.127,- dan pada tahun 2007 sebesar Rp.
30.985.422,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.
77
78
Tabel 4.4
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2008-2009 55
No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis
2008
2009
Pertumbuhan
2,228,894,259 2,383,779,545
6.95%
937,835,024 1,072,421,571
14.35%
557,223,565
595,944,886
6.95%
334,334,139
357,566,932
58,097,666
59,011,109
-11,820,345
59,898,644
1,291,059,235 1,311,357,974
387,317,771
393,407,392
30,985,422
31,472,591
387,317,771
393,407,392
962,728,276
717,263,272
361,496,586
367,180,233
6.95%
1.57%
-606.74%
1.57%
1.57%
1.57%
1.57%
-25.50%
1.57%
Dilihat dari data di atas, jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2008-2009
mengalami peningkatan sebesar 6,95%. Jumlah produksi pada tahun 2008 sebesar
Rp. 2.228.894.259,- sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.383.779.545,-.
Ujrah yang dikeluarkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 937.835.024,sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.027.421.571,-. Ujrah mengalami
peningkatan sebesar 14,35%.
55
Penulis.
Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh
79
Ujrah meliputi biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan dari itu
semua kita akan mengetahui margin ujrahnya mengalami surplus atau defisit.
1. Biaya akuisisi pada tahun 2008 sebesar Rp. 557.223.565,- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 595.944.886,-.
2. Biaya operasional pada tahun 2008 sebesar Rp. 334.334.139,- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 357.566.932,-.
3. Ujrah R/A pada tahun 2008 sebesar Rp. 58.097.666,- dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
59.011.109,-.
4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2008 sebesar Rp. (11.820.345),- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 59.898.644,-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2008-2009 ternyata
margin ujrah mengalami peningkatan/pertumbuhan.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan teknis dan
reasuransi syariah.
1. Investasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 387.317.771,- dan pada tahun 2009 sebesar
Rp. 393.407.392,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2008 sebesar Rp. 30.985.422,- dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
31.472.591,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.
80
81
Tabel 4.5
Profit Margin 2006-2009 56
Tahun
Margin Ujrah
Hasil Investasi
Surplus
Jumlah
2006 (150,519,517)
18,331,152
422,526,281
290,337,917
2007
40,308,590
22,689,064
543,218,551
606,216,205
2008
(11,820,345)
15,492,711
83,984,039
87,656,405
2009
59,898,644
15,736,296
142,249,472
217,884,411
TOTAL
-62,132,628
72,249,223 1,191,978,344 1,202,094,938
Dilihat dari tabel diatas, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini adalah terjadinya fruktuasi
pada profit margin, tidak ada peningkatan yang konstan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2006 margin ujrahnya mengalami defisit bahkan minus (-) yaitu
sebesar Rp. (150.519.517). Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 18.331.152,-. Dari dana tabarru tersebut
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus
sebesar Rp. 422.526.281,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 290.337.917,-.
Pada tahun 2007 margin ujrahnya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.
40.308.590,-. Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 22.689.064,-. Dari dana tabarru tersebut Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus sebesar
56
Penulis.
Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh
82
Rp. 543.218.551,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 606.216.205,-.
Pada tahun 2008 margin ujrahnya mengalami penurunan yaitu sebesar Rp.
(11.820.345),-, penurunan ini cukup drastis. Hasil investasi yang didapatkan Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 15.492.711,-. Dari
dana tabarru tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
mendapatkan surplus sebesar Rp. 83.984.039,-. Jadi profit margin yang didapatkan
oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp.
87.656.405,-.
Pada tahun 2009 margin ujrahnya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.
59.898.644,-. Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 15.736.296,-. Dari dana tabarru tersebut Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus sebesar
Rp. 142.249.472,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 217.884.411,-.
D. Analisis Data
Berdasarkan data risk and loss profile produk asuransi kendaraan bermotor di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir,
yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2009, setelah dikelola, ternyata terjadinya
fluktuasi pada profit margin, mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke
tahun.
83
perusahaan
dapat
mempertahankan
esistensi
produksinya
dan
57
84
orang bisa mengikuti asuransi di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, kalau pun bisa Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus
memiliki record asuransi sebelumnya, survei atas objek kendaraan yang akan
diasuransikan, penanganan survey klaim (kerusakan terhadap objek kendaraan
bermotor yang akan di klaim), melakukan seleksi bengkel rekanan, dan komunikasi
terhadap pihak peserta.
Pada tahun 2007-2008, profit margin pada produk asuransi kendaraan
bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
penurunan yang sangat drastis yaitu pada tahun 2007 profit margin nya sebesar Rp.
606.216.205,- sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 87.656.405,-. Jadi penurunan
pada tahun 2007-2008 sebesar Rp. 518.559.800,- atau 86%.
Penurunan ini
kemungkinan disebabkan karena dampak PMK NO.74 tahun 2007 bagi Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Dampaknya antara lain, yaitu sangat
mempengaruhi perusahaan-perusahaan asuransi syariah yang ada di Indonesia
terutama dalam hal meningkatkan tarif premi asuransi yang berpengaruh terhadap
minat peserta asuransi. Maksudnya adalah besar kecil tarif premi asuransi sangat
berpengaruh terhadap minat para peserta asuransi atau nasabah, ketika tarif premi
asuransi terlalu besar maka minat nasabah amat sedikit dan sebaliknya.
Ditetapkannya PMK No 74 tahun 2007 tersebut mengakibatkan tarif premi
asuransi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
peningkatan, sehingga Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
perlu upaya yang khusus agar kenaikan tarif premi asuransi ini dapat diterima dipasar
85
dan menghasilkan profit margin. Kalau Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 hanya bermain dalam tarif premi asuransi saja, bisa dipastikan Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami kekalahan dalam
bersaing, oleh karnanya perlu dilakukan upaya lain dari pada sekedar berkompetisi
atau bersaing dalam hal tarif premi asuransi. Bila tarif premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 lebih tinggi dari perusahaan asuransi syariah
lainnya, kemungkinan kalau nasabah ingin masuk asuransi karna faktor tarif, maka
nasabah tersebut tentu tidak akan milih Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967, kalau itu benar terjadi, ternyata Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sepertinya mempunyai strategi atau cara untuk mengatasi itu,
sehingga produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan masih memiliki profit
margin. Klaim pada tahun ini juga sangat meningkat sedangkan produksinya
mengalami penurunan, disinilah Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 harus bisa mengatasi masalah ini dengan baik, agar produk asuransi kendaraan
bermotor yang dipasarkan tetap profitable.
Pada tahun 2008-2009, profit margin pada produk asuransi kendaraan
bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu pada tahun 2008 profit margin nya sebesar Rp.
87.656.405,- sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 217.884.411,-. Jadi
peningkatannya pada tahun 2008-2009 sebesar Rp. 130.228.006,- atau 148%.
Peningkatan ini disebabkan karena strategi pemasaran yang dilakukan oleh Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sangat bagus, karena setiap
86
Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi.
4. Biaya Reasuransi Syariah.
5. Besarnya premi resiko.
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami
oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah
kendaraan bermotor.
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 tidak hanya
bersaing ditarif premi asuransi saja, karna bila Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 hanya bersaing di tarif premi asuransi, bisa dipastikan
87
perusahaan tersebut mengalami kekalahan dalam bersaing, oleh karna itu perusahaan
tersebut harus melakukan upaya lain, supaya produk asuransi kendaraan bermotor
tetap profitable. Upaya yang dilakukan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 dalam mempertahankan profitable pada produk asuransi kendaaran
bermotor, antara lain :
1. Melakukan strategi pemasaran dari pada hanya bersaing di tarif premi asuransi.
Maksudnya Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, tidak
hanya bersaing di tarif premi asuransi syariah, tetapi Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 harus mempunyai strategi-strategi pemasaran
yang lain dalam memasarkan produk asuransi kendaraan bermotor, agar produk
tersebut tetap profitable.
2. Melakukan distribusi keagenan dengan mengurangi biaya akuisisi.
3. Mengurangi efisien biaya operasional.
4. Mencari pola reasuransi syariah yang tepat, agar berdampak menurunkan biaya
ujrah R/A.
5. Mencari instrumen-instrumen investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan
aman, karena kalau hanya menghasilkan return yang tinggi saja, itu juga kurang
bagus, makanya itu Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
harus bisa mencari investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan aman.
Berdasarkan data risk and loss profile Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2009, setelah
dikelola, maka profit margin yang akan didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi
88
Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yaitu sebesar Rp.
1.202.094.938,-. Jadi produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir
profitable.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan analisis profit
margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967, dapat disimpulkan suatu jawaban dari permasalahan
yang ada, yaitu :
1.
2.
90
c. Biaya Operasional.
Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain.
Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi.
d. Biaya Reasuransi Syariah.
e. Besarnya premi resiko.
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang
dialami oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi
syariah kendaraan bermotor.
3.
Upaya yang dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 dalam mempertahankan profitable pada produk asuransi kendaaran
bermotor, antara lain :
a. Melakukan strategi pemasaran dari pada hanya bersaing di tarif premi
asuransi.
b. Melakukan distribusi keagenan dengan mengurangi biaya akuisisi.
c. Mengurangi efisien biaya operasional.
d. Mencari pola reasuransi syariah yang tepat, agar berdampak menurunkan
biaya ujrah R/A.
e. Mencari instrumen-instrumen investasi yang menghasilkan return yang
tinggi dan aman, karena kalau hanya menghasilkan return yang tinggi saja,
itu juga kurang bagus, makanya itu Unit Syariah PT Asuransi Umum
91
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1.
Berdasarkan data risk and loss profile ternyata produk asuransi kendaraan
bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 setiap tahun nya selalu profitable. Oleh karna itu perusahaan harus
memperhatikan bagaimana persaingan dengan perusahaan lainnya bukan hanya
sekedar bersaing di tarif asuransi saja dan data risk and loss profile merupakan
hal yang penting maka harus dijaga oleh perusahaan asuransi sebaik mungkin.
2.
seperti
usia
kendaraan,
jenis
kendaraan,
dan
faktor-faktor
DAFTAR PUSTAKA
Syariah.
.......... No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi Syariah.
Gemala Dewi, S.H., LL.M., Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Kencana, 2006.
Ghoni, Abdul dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan
Praktek, Jakarta: Insco Consulting, 2007.
Huda, Nurul dan Nasution, Edwin Mustafa, Current Issues Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta : Kencana, Edisi Pertama, cet ke-1,2009.
Husein, Rahmat. Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan
Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997.
Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek (Upaya Menghilangkan
Gharar, Maisir, dan Riba), Cet-1, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.
Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 108 tentang Transaksi Asuransi Syariah.
Khairat, Delil. Konsep dan Operasional (General) Buku Pedoman Program
Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar. Jakarta: AASI. 2005.
Laporan Tahunan 2009 Annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
18/PMK.010/2010,
Tentang
Dasar
Sula, M. Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. 2004.
Suma, M. Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (Teori, Sistem,
Aplikasi, dan Pemasaran), Jakarta: Kholam Publishing, 2006.
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, Tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat (5).
Wawancara Pribadi dengan Fahmi Basyah, Jakarta, 16 Agustus 2010.
Wirdyaningsih, dkk, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia,Cet.III. Jakarta:
Kencana, 2005.
www.asuransisyariah.com
www.bumida.co.id
www.mediadata.com