Você está na página 1de 105

ANALISIS PROFIT MARGIN

PADA PRODUK ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR


(Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
ANITA AULIA
NIM: 106046201722

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010

ABSTRAK

Anita Aulia. NIM : 106046201722. Analisis Profit Margin pada Asuransi


Kendaraan Bermotor (Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967). Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010. ix+94+Lampiran.
Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu seberapa
besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, faktor yang mempengaruhi
profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor, dan upaya yang dilakukan
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi
kendaraan bermotor menjadi produk yang cukup profitable. Tujuan analisis ini adalah
untuk mengetahui profitable dari suatu produk yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi
profit margin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Objek
penelitian yaitu Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Jenis
penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan
(library research) dan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang
mengumpulkan data-data di lapangan. Teknik pengumpulan data yaitu penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik analisis data ini berupa data risk and
loss profile pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yang akan dianalisis dan
dijadikan sebagai data dalam menentukan profit margin.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk asuransi kendaraan bermotor
yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
termasuk produk yang profitable.

KATA KUNCI

: Profit Margin, Asuransi Kendaraan Bermotor, Unit Syariah


PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

Pembimbing

: 1. Dr. H. Supriyadi Ahmad, M. A


2. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP

Buku Rujukan

: Tahun 1993 s.d Tahun 2009

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutam Gelar Akademik.

Jakarta, 19 Agustus 2010

Anita Aulia

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu, yang telah memberikan rahmat, kasih dan sayangnya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia
agung Nabi besar Muhammad saw. serta keluarga, sahabat dan para penerus
perjuangan dinul Islam. Atas nikmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul.
ANALISIS

PROFIT

MARGIN

PADA

PRODUK

ASURANSI

KENDARAAN BERMOTOR (Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum


Bumiputera Muda 1967)
Skripsi ini pun tak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk membantu penulis
dalam menyelesaikannya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak berikut :
1) Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.
2) Dr. Ibu Euis Amalia, M.Ag, ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H, sekertaris Prodi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum.
3) Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP,
dosen pembimbing.
vi

4) Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian dan mendapatkan informasi untuk skripsi ini.
Terutama Bpk. Fahmi Basyah yang telah banyak membantu penulis dalam
mendapatkan data.
5) Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan
studi di Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah.
6) Kedua Orang tua penulis yang terhormat yaitu Bapak Holili (Alm) dan Ibu Hj.
Masiah, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya yang selama ini mengasuh
dan membesarkan dengan penuh kasih sayang, serta mendidik penulis dengan
segala curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih
payahnya penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sehingga
selesainya skripsi ini. Kakak (Desi dan Cory), abang (kiki (Alm), rizal, dan ikbal),
dan keponakan ku tersayang (nabila dan icha), terima kasih atas doa nya.
7) Temen-temen sekelas, seangkatan dan seperjuangan Asuransi Syariah 2006 u are
the best classmates!! Angkatan 06 pokoknya incredible dan handaaalll. Terutama
untuk Edvan, Jami, Eva, Iis, Dinda, Erfan, Diqin, pian (tetap jaga persahabatan
kita ya) makasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis mengerjakan
skripsi ini. Love u All!

vii

8) And the last specially for my dearly Ahmad Kamal, terima kasih atas perhatian,
kesabaran, kesetiaan, serta pengertian yang begitu besar untuk penulis, dukungan
dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Amin.

Jakarta, 20 Agustus 2010

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.. iii
ABSTRAK.. iv
LEMBAR PERNYATAAN... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN. 95

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Review Studi Terdahulu . 9
E. Kerangka Teori dan Konsep ... 10
F. Metodologi Penelitian..13
G. Sistematika Penulisan . 19

ix

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG ASURANSI SYARIAH, PREMI,


DAN PROFIT MARGIN
A. Pengertian Asuransi Syariah ... 21
B. Landasan Hukum Asuransi Syariah 23
C. Implementasi Akad Tabarru dan Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi
Umum Syariah. 26
D. Produk Asuransi Kendaraan Bermotor ... 29
E. Prinsip-prinsip Syariah dalam Penetapan Tarif Premi 40
F. Ketentuan Syariah tentang Penetapan profit Margin .. 47

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Unit Syariah PT Asuransi


Umum Bumiputera Muda 1967
A. Profil Perusahaan 50
1. Sejarah .. 50
2. Visi dan Misi . 51
3. Nilai-nilai Dasar 51
4. Falsafah Dasar .. 52
5. Struktur Organisasi Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 53
B. Ruang Lingkup perusahaan .56
1. Struktur kepemilikan/Permodalan. 56
2. Penghargaan Perusahaan .. 56
x

C. Produk-produk Asuransi Unit Syariah PT Asuransi Umum


Bumiputera Muda 1967 .. 57
1. Produk Paketkoe Syariah .. 57
2. Produk Standar Syariah .66

BAB IV

ANALISIS PROFIT MARGIN PADA PRODUK ASURANSI


KENDARAAN BERMOTOR
A. Risk and Loss Profile Produk Asuransi Kendaraan Bermotor. 67
B. Kineja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor ... 70
1. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 20062007................................... 70
2. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 20072008................................... 74
3. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 20082009................................... 77
C. Pencapaian Profit Margin tahun 2006-2009 ... 80
D. Analisis Data ... 82

xi

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan . 89
B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Perusahaan Asuransi yang Menyelenggarakan


Usaha dengan Prinsip Syariah 2

Tabel 4.1

Risk and Loss Profile 2006-2009.. 68

Tabel 4.2

Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor


Tahun 2006-2007 .. 71

Tabel 4.3

Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor


Tahun 2007-2008 .. 75

Tabel 4.4

Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor


Tahun 2008-2009 .. 78

Tabel 4.5

Profit Margin tahun 2006-2009 81

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah perusahaan
asuransi syariah cukup banyak di dunia. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia
diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama di Indonesia pada tahun 1994,
yaitu PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) yang berdiri pada 24 Februari 1994. Pada
saat ini asuransi syariah sudah berkembang luas bahkan asuransi konvensional saja
sudah membuka unit usaha syariah.
Asuransi syariah pada hakikatnya merupakan pengembangan dari industri
keuangan yang berbasis syariah. Saat ini asuransi syariah mengalami pertumbuhan
yang signifikan dan semakin meningkat jika dibandingkan dengan asuransi
konvensional.
Asuransi syariah tidak hanya bersaing antar perusahaan asuransi syariah saja,
namun juga bersaing dengan perusahaan asuransi konvensional. Setiap perusahaan
asuransi syariah harus mencari strategi untuk menjaring nasabah sebanyak mungkin
dan menjadikan dirinya market leader. 1 Persaingan di industri asuransi memang
sangat ketat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dan
menjaring nasabah sebanyak mungkin. Dalam menjaring nasabah, perusahaan

Perkembangan Asuransi Syariah artikel diakses pada 10 Februari 2010 dari


http://www.asuransisyariah.net/2010/02/perkembangan -asuransi-syariah-2010.html/

asuransi menggunakan berbagai cara untuk menarik masyarakat agar ikut dalam
asuransinya. Salah satu cara agar masyarakat dapat tertarik adalah dengan
menawarkan produk yang ditawarkan dan tarif premi yang menarik.
Jumlah perusahaan yang menyelenggarakan usaha dengan prinsip syariah
mengalami perkembangan seperti terlihat pada tabel dibawah ini 2
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Perusahaan Asuransi
yang Menyelenggarakan Usaha dengan Prinsip Syariah
Tahun 2002 - 2009
No

Keterangan

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah

Perusahaan

Kerugian

Perusahaan Asuransi Jiwa yang

13

13

17

11

13

15

19

19

19

11

18

26

30

38

38

42

Asuransi

Syariah
3

Memiliki Kantor Unit Syariah


4

Perusahaan Asuransi Kerugian yang


memiliki Kantor Unit Syariah

Perusahaan

reasuransi

yang

memiliki Kantor Unit Syariah


Total

Sumber : Maulan, 2006

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, current Issues Lembaga Keuangan Syariah
(Jakarta: Kencana, Edisi Pertama, Cetakan ke-1, 2006) , h.347.

Seiring dengan perkembangan industri syariah, asuransi syariah terus melakukan


pengembangan produk yang inovatif dan menarik sehingga produk yang ditawarkan
asuransi syariah cukup beragam.
Asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu produk asuransi syariah
yang banyak diminati oleh hampir semua masyarakat di Jakarta. Di sisi lain, jumlah
kendaraan bermotor yang beroperasi di Jakarta apabila dibandingkan dengan fasilitas
jalan yang tersedia tidah seimbang sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang
banyak menimbulkan kerugian, baik berupa kerugian harta benda (kendaraan
bermotor) maupun kerugian yang mengancam jiwa manusia itu sendiri.
Pada saat ini volume kendaraan bermotor yang berkembang sangat pesatnya
sehingga masyarakat atau pemerintah sekalipun tidak dapat mencegah kemajuan
teknologi yang kerap memberikan bencana. Oleh karena itu perlunya diberlakukan
suatu asuransi wajib yang meliputi pertanggungan-pertanggungan yang ditujukan
sepenuhnya untuk kesejahteraan bagi masyarakat, seperti asuransi kendaraan
bermotor.

Jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta (Kecuali milik TNI / POLRI)


yang terdaftar, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta
(Kecuali milik TNI/POLRI) yang terdaftar
Bulan : Juni 2009 3
No

Jenis Kendaraan
Pribadi

1
2
3

2
Mobil Penumpang
Sedan
Station Wagon
Minibus
Jeep
Lain-lain
Sub Jumlah
Mobil Bus
Bus
MicroBus
Bus Bertingkat

Lain-lain

1
2
3
4
5

1
2
3
4
5
6
7

1
2
3
4
5
6

1
2
3
4
5
6

Sub Jumlah
Mobil Barang
Pick up
Deliver Van
Truck
Tangki
Double Cabin
Tronton
Lain-lain
Sub Jumlah
Sepeda Motor
Spd Motor Biasa
Spd Motor dg Kereta
Samping
Scooter
Trail
Spm Roda 3
Lain-lain
Sub Jumlah
Kendaraan Khusus
Mobil Pemadam
kebakaran
Mobil Ambulance
Mobil Jenazah
Fork Lift
Derek
Lain-laian
Sub Jumlah
JUMLAH

Umum/
Perusahaan

Kepemilikan
Pemerintah
5

Jumlah
cc/cd

Badan
INT

763.708
88
950.767
225.039
3.501
1.943.703

21.994
119
39.250
2.650
14.260
78.273

10.247
53
18.849
663
56
29.868

651
12
863
293
14
1.863

229
35
231
52
547

796.829
307
1.009.990
229.297
17.831
2.054.254

139.225
150.774
36

6.726
10.344
45

1.272
485
15

1
-

147.224
161.603
96

290.035

3
17.118

15
1.787

18
306.941

227.826
29.635
177.790
7.420
5.642
770
6.069
455.352

11.229
621
4.568
276
50
315
1.315
18.574

10.384
69
20.337
2.115
12
474
33.391

18
10
2
30

18
17
11
17
63

249.475
30.542
202.716
9.811
5.906
1.085
7.875
507.410

6.654.405
-

2.204
-

50.455
-

149
-

6.896.213
-

153.836
261
1.411
7.017.160

49
74
6
14.553
16.686

8/4
13
50.552

6
155

153.891
335
1.501
30.813
7.084.753

719

723

1
1
2.050

232
232
842

2.064
1.756
8.080
137
25.749
38.509
9.993.867

2
1.851
1.590
7.308
118
22.514
33.383
9.739.633

2
4
16
2.611
2.260
117.858

209
156
771
3
392
2.260
117.858

Diposting pada tanggal 25 Mei 2010 situs http://www.komisikepolisianindonesia.com/main.

Risiko kecelakaan yang mungkin menimpa kendaraan bermotor berasal dari


luar maupun dari dalam, berasal dari luar ditabrak oleh kendaraan lain, dirusak atau
dibakar oleh orang karena banjir, topan badai, dan sebagainya. Bersumber dari dalam
karena kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan pengemudi, misalnya menabrak
kendaraan lain, menabrak orang, menabrak rumah penduduk, jatuh ke jurang,
terbakar dan sebagainya. 4 Risiko-risiko tersebut akan menimbulkan kerugian
financial bagi pemiliknya. Bukan saja kerugian financial, tetapi juga tanggung jawab
terhadap pihak lain, bila kendaraan menabrak kendaraan lain,menabrak orang, dan
sebagainya.
Atas dasar itu, minimal pemilik kendaraan bermotor tersebut harus memiliki
polis asuransi kendaraan bermotor dengan kondisi pertanggungan tanggung jawab
hukum terhadap pihak ketiga dan jenis pertanggungan lainnya, supaya pada saat
melangkah kita memerlukan rasa aman, nyaman dari suatu risiko-risiko yang
mungkin terjadi.
Dalam

Peraturan

Menteri

Kuangan

No.

74/PMK.010/2007

tentang

penyelenggaraan pertanggungan asuransi pada lini usaha asuransi kendaraan


bermotor

meliputi

bahwa penetapan unsur premi murni dilakukan berdasarkan

perhitungan yang didukung dengan data profil risiko dan kerugian (risk and loss
profile) untuk periode paling singkat 5 tahun, penetapan unsur biaya administrasi dan
biaya umum lainnya dilakukan berdasarkan perhitungan yang didukung dengan data

A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003) , h.90.

biaya administrasi dan biaya umum lainnya yang menjadi bagian lini usaha asuransi
kendaraan bermotor untuk periode paling singkat 5 (lima) tahun, penetapan unsur
biaya akuisisi dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai biaya akuisisi
sebagaimana dimaksud dalam peraturan menteri keuangan, dan penetapan unsur
keuntungan yang wajar.
Dalam menentukan tarif premi, analisis terhadap risiko dan kemungkinan
timbulnya klaim adalah sangat penting. Risiko merupakan sentra asuransi. 5 Tanpa
adanya risiko, bisnis asuransi tidak akan ada karena asuransi merupakan suatu bisnis
yang mengelola risiko. Pengetahuan yang baik tentang risiko, akan berpengaruh besar
terhadap perusahaan. Dengan pengetahuan yang memadai tentang risiko, perusahaan
akan mengetahui risiko-risiko apa saja yang akan dihadapinya dan kemudian mencari
metode yang paling baik dalam menangani risiko yang dihubungkan dengan profit
margin perusahaan.
Perusahaan asuransi harus mempunyai pemasukan yang cukup untuk
mengeluarkan biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional, sedangkan pemasukannya
perusahaan berasal dari premi. Jika tarif premi ditetapkan terlalu rendah,
kelangsungan hidup perusahaan dapat berbahaya. Jika tarif premi terlalu tinggi
perusahaan dapat kehilangan bisnis. Di sini premi sangat menentukan besar dan
kecilnya profit margin perusahaan yang akan di dapatkan. Perusahaan asuransi
sebelum memasarkan produk ke masyarakat, maka terlebih dahulu perusahaan

Gordon C.A Dickson, Introduction To Insurance, Penerjemah Agust Sudjiono dan Abduh
Sudijanto (Jakarta: LPAI, 1997), h.10

tersebut merancangkan produk tersebut, menetapkan premi, dan memperkirakan


pengeluaran biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan. Semua itu akan mempengaruhi profit margin perusahaan yang akan
didapatkan nanti.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat pembahasan
mengenai Analisis Profit Margin pada Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
(Studi Pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967) sebagai
judul skripsi.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah, masalah profit margin asuransi umum pada
produk asuransi kendaraan bermotor, dibatasi hanya pada kendaraan beroda empat
(mobil) di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Adapun perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1.

Seberapa besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan


oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967?

2.

Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk asuransi
kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967?

3.

Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum


Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi kendaraan bermotor menjadi
produk yang profitable?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit


Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 profitable.

2.

Menjelaskan apa saja yang dapat mempengaruhi profit margin pada produk
asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi umum Bumiputera
Muda 1967.

3.

Mengetahui upaya apa yang dilakukan unit syariah PT Asuransi Umum


Bumiputera Muda 1967 agar produk asuransi kendaraan bermotor menjadi
produk yang profitable.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.

Bagi masyarakat, sebagai pengetahuan masyarakat tentang asuransi umum


khususnya pada produk asuransi kendaraan bermotor.

2.

Bagi fakultas, sebagai bahan tambahan keilmuan di bidang asuransi syariah


tentang profit margin khususnya pada produk asuransi kendaraan bermotor.

3.

Bagi perusahaan, untuk lebih mengsosialisasikan asuransi syariah khususnya


produk asuransi kendaraan bermotor serta sebagai bahan kajian dalam rangka
optimalisasi pencapaian bisnis dari produk asuransi tersebut.

D. Review Studi Terdahulu


Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada
penelitian ini antara lain :
NO
1.

NAMA
Fitriani

TAHUN
2006

Judul Skripsi
Prosedur

penyelesaian

klaim

Asuransi

Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Tri


Pakarta cabang Syariah
2.

M. Sumpeno

2007

Kebijakan Underwriting dalam Penetapan


Tarif

Premi

(Studi

Kasus

pada

AJB

Bumiputera 1912 Divisi Syariah)


3.

Fitria Dewianti

2008

Metode Penghitungan Tarif Premi Asuransi

Kendaraan Bermotor Berdasarkan Experience

(studi Pada PT. Asuransi Takaful Umum)

1.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian Prosedur penyelesaian klaim


Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta cabang Syariah .
Bagaimana prosedur penyelesaian klaim dan prosedur penutupan asuransi
kendaraan bermotor pada PT Asuransi Tri Pakarta Cabang Syariah.

2.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian Kebijakan Underwriting dalam


Penetapan Tarif premi(Studi Kasus pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah).

10

Bagaimana cara underwriter dalam menetapkan tarif premi dan kebijakan apa
saja yang dipakai underwriter dalam penetapan tarif premi.
3.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian Metode penghitungan tarif premi


kendaraan bermotor berdasarkan experience (studi pada PT Asuransi Takaful
Umum). Bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan suatu tarif
premi asuransi kendaraan bermotor berdasarkan experience dan hal-hal apa yang
harus diperhatikan dalam menentukan tarif premi.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitan sebelumnya yakni

terletak bagaimana proses untuk mendapatkan profit margin suatu produk kendaraan
bermotor secara matematis dan penulis juga akan menguraikan proses profit margin
suatu produk kendaraan bermotor yang akan didapatkan dengan cara penetapan
premi , pengeluaran biaya akuisisi dan biaya-biaya operasional.

E. Kerangka Teori dan Konsep.


1.

Kerangka Teori
Tarif asuransi penting, karena untuk menentukannya tidak mudah dan rumit

sekali (complicated). Perusahaan asuransi harus berhati-hati dalam menentukan tarif


tersebut, sebab, jika terlalu rendah perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasi (cost
of operations). Sedangkan bila tarif terlalu tinggi, mungkin pembeli akan berkurang,
karena ketatnya persaingan antara perusahaan-perusahaan asuransi yang ada.

11

Dalam menghitung premi ada beberapa parameter yang digunakan untuk


mempertajam akurasi perhitungan tarif premi asuransi kendaraan bermotor.
Parameter tersebut yaitu exposure, frequency dan severity.
Untuk dapat mengukur risiko, dimensi yang diukur adalah:
a. Besarnya frequency kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian
selama suatu periode tertentu. Jadi, untuk mengetahui sering tidaknya suatu
kerugian itu terjadi.
b. Tingkat kerugian (severity), untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh
dari suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.
Dalam menentukan tarif harus diperhitungkan kemungkinan rugi (probability
of loss) dan penyisihan sebagian kecil dana untuk keuntungan (profit). Biasanya tidak
tarif saja yang merupakan problema, tetapi dalam menentukan unit sudah merupakan
persoalan pula. Sebab perhitungan premi diperoleh dengan mengalikan dengan jumlat
unit.
Untuk menghitung tarif asuransi, sebelumnya harus menganalisa bagianbagian dari tarif tersebut. Tarif asuransi terdiri atas 3 komponen, yaitu
a.

Untuk membayar kerugian-kerugian yang terjadi.

b.

Untuk menutupi biaya-biaya pengeluaran (cost of operations), dan

c.

Sebagian dari profit atau keuntungan untuk kepentingan perusahaan.

12

Profit dapat dipakai sebagai salah satu ukuran, apakah perusahaan bekerja
dengan efisien atau tidak. Efisien tidak saja didasarkan kepada keuntungan yang
diperoleh, akan tetapi juga harus diperhatikan faktor-faktor lainnya, antara lain:
1. Efisiensi bisa dilihat dari sudut biaya operasi (cost of operations)
2. Efisiensi dapat diukur dengan social cost yaitu keuntungan atau kegunaannya
untuk masyarakat.
2.

Kerangka Konsep 6

Bagian Pendapatan Operator(Perusahaan)

Investasi

Hasil
Investasi

Ujrah

Kontribusi

Dana

Beban

Surplus

Premi

Tabarru

Tabarru

Tabarru

Cadangan
Dana
Tabarru

BagianPeserta

Media Informasi Bumida, Edisi No. 005/V/2010, h.22.

13

Penjelasan :
Setiap premi asuransi syariah yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah
akan dipisah ke dana pengelola (ujrah) dan dana tabarru. Dana pengelola (ujrah)
itu digunakan untuk biaya akuisisi (biaya agen, diskon, bonus, hadiah, dan lain-lain),
biaya operasional (biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain), ujrah
reasuransi (ujrah R/A), dan margin ujrah. Sedangkan dana tabarru digunakan untuk
membayar klaim, membayar tabarru R/A, dan lain-lain. Dari dana tabarru tersebut,
perusahaan akan mendapatkan surplus tabarru yang dialokasikan untuk perusahaan,
cadangan dana tabarru, dan peserta asuransi syariah.
Profit yang diperoleh perusahaan asuransi syariah berasal dari income
perusahaan yaitu margin ujrah, bagi hasil investasi, dan alokasi surplus tabarru
dikurang cost yaitu biaya pemasaran, biaya SDM, dan biaya administrasi.

F.

Metodologi Penelitian

1.

Objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi

Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No. 43
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180.

14

2.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skrpsi ini merupakan

perpaduan antara penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan


(field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan.
3.

Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Data yang ada di lapangan dianalisis dengan analisis
kuantitatif yang berupa profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
4.

Jenis dan Sumber Data


a. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa risk and loss
profile asuransi kendaraan bermotor di Unit syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir, dari tahun 20062009.
b. Sumber Data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui data-data yang telah
diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan proses

15

5.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penulis mengadakan
penelitian terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian skripsi
ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku, majalah, surat kabar, artikel, buletin,
brosur, internet dan sebagainya.
b. Penelitian lapangan (field research), yakni penulis mengumpulkan data secara
langsung ke tempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan
melalui dua cara , yaitu :
1) Observasi, yaitu dengan observasi ke Unit Syariah PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 untuk mendapatkan data yang valid bagi
penelitian ini.
2) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan karyawan atau pejabat
dari perusahaan asuransi yang berkenaan dengan penelitian ini.

6.

Teknik Analisis Data


Data-data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif berupa kata-kata atau
simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analysis (riset dokumen), karena
pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui pengujian arsip dan
dokumen.

16

Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis, maka
penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab
persoalan dalam penelitian ini.
Risk and Loss Profile produk asuransi kendaraan bermotor pada unit syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir akan dianalisis dan
dijadikan sebagai data dalam penetapan tarif premi dan menentukan profit margin
pada produk asuransi kendaraan bermotor. Dari penghitungan tersebut maka akan
diketahui bagaimana tarif premi dan profit margin nya. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data risk and loss profile
Data yang digunakan adalah berupa risk and loss profile asuransi kendaraan
bermotor pada Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4
tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2009. Selain itu pula diperlukan juga data ujrah
seperti biaya operasi, biaya agen, serta biaya materai dan administrasi yang
ditetapkan oleh Perusahaan.

17

b. Menghitung Severity
Tujuan dari menghitung severity ini adalah untuk mengetahui tingkat kerugian ratarata yang terjadi pada suatu periode pertanggungan. Untuk mengetahui severity,
digunakan formula: 7
L
S

C
Keterangan:
S

: Severity

: Kerugian dalam nominal

: Jumlah Klaim

c. Menghitung Pure Risk Cost


Pure Risk Cost merupakan biaya yang sangat penting dimonitor karena
mencerminkan biaya minimal yang harus dibayar oleh peserta secara bersama-sama
umtuk menanggulangi pure risk. Biaya risiko murni dapat dihitung dari dua
parameter yaitu Frequency dan severity klaim melalui formula sebagai berikut
P=L/E

Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik (Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan
Riba), h. 49.

18

Keterangan :
P

: Biaya Risiko Murni ( Pure Cost of Risk)

: Jumlah Keseluruhan kerugian

: Unit Exposure
Dapat juga dihitung dengan :
P = (C/E) x (L/C)
Keterangan:
Bila frekuensi per unit kemungkinan (F1) maka:
P

= F1 x S

Keterangan:
P

: Premi

F1

: Frequency

: Severity

7.

Pedoman Penulisan Skripsi


Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

19

G. Sistematika Penulisan
BAB I.

Sebagai pendahuluan dari skripsi ini, maka bab ini merupakan


pengantar untuk memasuki bab-bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang
latar belakang penulis mengangkat tema yang akan dibahas dalam
skripsi, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan
kerangka konsep, metode penelitian dan teknik penulisan serta
sistematika penulisan.

BAB II. Pada bab ini menjelaskan landasan teori mengenai asuransi syariah,
produk asuransi kendaraan bermotor, prinsip-prinsip syariah dalam
penetapan premi, dan ketentuan syariah tentang penetapan profit
margin. Teori yang diambil dari riset kepustakaan dan merupakan
dasar dari pembahasan bab-bab selanjutnya.
BAB III. Pada bab ini akan dibahas mengenai perusahaan asuransi syariah yang
salah satu produknya akan dijadikan contoh dalam perhitungan tarif
premi serta menetapkan profit margin. Bab ini akan menjelaskan
sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, produksi premi asuransi
kendaraan bermotor dan perkembangan perusahaan asuransi syariah di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
BAB IV. Bab ini membahas mengenai produk asuransi kendaraan bermotor
yang dipasarkan oleh unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 profitable, faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin

20

pada produk asuransi kendaraan bermotor di unit Syariah PT Asuransi


Umum Bumiputera Muda 1967 dan upaya yang sebaiknya dilakukan
unit syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 agar menjadi
produk yang profitable
BAB V. Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan
penulis.

21

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Asuransi Syariah


Dalam bahasa Arab Asuransi disebut at-tamin, penanggung disebut

muammin, sedangkan tertanggung disebut muamman lahu atau mustamin. Attamin diambil dari kata amana memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa
aman, dan bebas dari rasa takut. Sebagaimana firman Allah :

Artinya :
Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan (Q.S. Quraisy : 4)
Pengertian asuransi dalam konteks perusahaan asuransi menurut syariah atau
asuransi Islam secara umum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan asuransi
konvensional. Diantara keduanya, baik asuransi konvensional maupun asuransi
syariah mempunyai persamaan yaitu perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai
fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi (penanggung) dengan
peserta penerima pembayaran klaim (tertanggung).

Secara umum asuransi Islam

atau sering diistilahkan dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang
prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada AlQuran dan As-Sunnah.

Gemala Dewi, S.H., LL.M. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2006), Edisi Revisi, h.135-136

22

Asuransi syariah dalam pengertian muamalah mengandung arti yaitu saling


menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu dengan lainnya
menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan demikian, gagasan
mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung risiko di antara
para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang
lainnya. 9 Tanggung-menanggung risiko tersebut dilakukan atas dasar tolongmenolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang
ditujukan untuk menanggung risiko tersebut. 10 Perusahaan asuransi syariah hanya
bertindak sebagai fasilitator saling menanggung di antara para peserta asuransi. 11 Hal
inilah salah satu yang membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi
konvensional, di mana dalam asuransi konvensional terjadi saling menanggung antara
perusahaan asuransi dengan peserta asuransi.
Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di
antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. 12 Dari definisi tersebut bahwa asuransi
syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang disebut dengan

Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997), h.234.
10
Juhaya S. Praja, Asuransi Takaful, (Artikel dikeluarkan oleh PT Syarikat Takaful
Indonesia)
11
H. A. Dzajuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat ( Sebuah
Pengenalan), (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002), h.120

12
Fatwa Dewan syariah Nasinal No.21/DSN/-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.

23

taawun, yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong menolong atas
dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta Asuransi Syariah dalam
menghadapi malapetaka (risiko).
B.

Landasan Hukum Asuransi Syariah


Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki fondasi

hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk Keputusan
Menteri Keuangan (KMK). Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi
syariah yang masih terpaku dan tunduk pada peraturan (hukum positif). 13 Kerangka
acuan asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain :
a)

Fatwa DSN-MUI no. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan


Operasional Asuransi Syariah.

b)

Fatwa DSN-MUI no. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah


Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah

c)

Fatwa DSN-MUI no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah


Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah

d)

Fatwa DSN-MUI no. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabrru Pada


Asuransi dan Reasuransi Syariah

e)

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang


Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha
Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.

13

Abdul Ghoni dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek,
(Jakarta: Insco Consulting.2007)., h.13

24

Peraturan-peraturan tersebutlah yang selama ini menjadi acuan perusahaan


asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya. Selain itu, Landasan hukum
normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan
usahanya secara syariah yaitu :
a)

Al-Quran
Pada dasarnya al-Quran tidak menyebutkan secara tegas praktik asuransi

syariah, terindikasi dari tidak munculnya istilah al-tamin secara nyata dalam alQuran. Walaupun demikian, al-Quran masih mengakomodir ayat-ayat yang
memiliki nilai-nilai dasar dalam praktik asuransi syariah, seperti nilai dasar tolongmenolong, kerja sama, atau semangat untuk melakukan proteksi terhadap peristiwa
kerugian di masa mendatang. 14
Nilai dasar tolong-menolong dan bekerja sama (Q.S. al-Maidah ayat 2)

Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

14

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam ; Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 105

25

Nilai dasar semangat untuk melakukan proteksi terhadap kerugian di masa


mendatang (Q.S. Al-Hasyr ayat 18)

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
b)

Sunnah Nabi
Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa

mendatang. Meninggalkan ahli waris (keluarga) yang berkecukupan materi, dalam


pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan
terlantar. Seperti dalam sabdanya :
Artinya : Diriwayatkan dari Amr bin Saad bin Abi Waqasy, telah bersabda
Rasulullah SAW.: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu (ahli waris)
dalam keadaan kaya raya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin
(kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.

26

C.

Implementasi Akad Tabarru dan Wakalah bil Ujrah pada Asuransi


Umum Syariah
Perusahaan asuransi kerugian (umum) adalah perusahaan yang memberikan

jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. 15
Dalam polis asuransi

dan perjanjian reasuransi dengan prinsip syariah wajib

mengandung akad tabarru dan akad tijarah. 16


Akad yang menjadi fokus utama dalam business process Asuransi Umum
Syariah adalah akad tabarru dan akad wakalah bil Ujrah. Adapun mengenai akad
mudharabah, mudharabah musyarakah merupakan akad yang diimplementasikan
dalam kegiatan investasi saja. Lain halnya dengan perusahaan asuransi jiwa yang
memang dalam produk asuransinya ada yang mengandung unsur saving dan ada
yang tidak.
a)

Akad Tabarru pada Asuransi Umum Syariah


Tabarru berasal dari kata tabarraa, yatabarrau, tabarruan artinya

sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberi sumbangan
disebut mutabarri (dermawan). Niat tabarru (dana kebajikan/hibah) dalam akad
asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara dalam
melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah Swt. Dalam konteks

15

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, Tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat (5).


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, Pasal 7.
16

27

akad pada asuransi syariah, tabarru bermaksud memberikan dana kebajikan dengan
niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara peserta jika ada yang mendapat
musibah, dan dana tersebut ditempatkan secara terpisah pada rekening sekaligus
pencatatannya dari dana pengelola (perusahaan asuransi syariah). 17
Jadi dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan tabarru dan
reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan sebagai
pihak pengelola, dan jika terdapat surplus dari investasi dana tebarru itu akan
dimasukkan ke rekening dana tabrru peserta dan pihak pengelola mendapatkan upah/
bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau
mudaharabah musytarakah). 18 Selain itu jika terdapat surplus underwriting dari
dana tabarru penetapan besaran pembagiannya tergantung kepada peserta kolektif,
regulator atau kebijakan manajemen : 19
1)

seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru,

2)

sebagian sebagai cadangan dana tabarru, dan sebagian lainnya didistribusikan


kepada peserta; atau,

3)

sebagian sebagai cadangan tabarru, sebagian didistribusikan kepada peserta,


dan sebagian lainnya didistribusikan kepada entitas pengelola

17

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 35-36
18
19

Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru pada Asuransi Syariah


Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 108 tentang Transaksi Asuransi Syariah

28

b)

Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Umum Syariah


Dalam konteks asuransi syariah akad wakalah bil ujrah adalah pemberian

kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan
atau melakukan kegiatan lain seperti, administrasi, pengelolaan dana, pembayaran
klaim, underwriting pengelolaan portofolio risiko, pemasaran, dan investasi, dimana
perusahaan mendapatkan imbalan dalam bentuk ujrah/fee karena jasanya tersebut. 20
Alur dari akad wakalah bil ujrah ini diawali dari kontribusi peserta yang
diterima oleh perusahaan asuransi syariah, lalu dipisah menjadi 2, yaitu ke dana
peserta (tabarru) dan dna pengelola sebagai ujrah. Dana tabarru yang terkumpul
selanjutkan digunakan untuk hal-hal seperti yang telah dibeutkan pada pembahasan
akad tabarru diatas. Jika terdapat defisit pada dana tabarru, maka perusahaan
memberikan pinjaman dari dana pengelola dengan akad qardh. Dalam hal ini, akad
wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga perusahaan sebagai wakil
tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang
telah diterimanya kecuali karna kecerobohannya atau wanprestasi. (lihat kembali
Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/iii/2006). Untuk lebih jelasnya mengenai alur/
business process pada asuransi syariah lihatlah ilustrasi 2.1 dibawah ini.

20

Syariah

Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi

29

Tabel 1.1
Syariah Business Process 21
Bagian Pendapatan Operator(Perusahaan)

Investasi

Hasil
Investasi

Ujroh

Kontribusi

Dana

Beban

Surplus

Premi

Tabarru

Tabarru

Tabarru

Cadangan
Dana
Tabarru
BagianPeserta

D.

Produk Asuransi kendaraan Bermotor 22


Produk asuransi merupakan produk yang berbeda dengan produk-produk

lainnya. Bila produk lain dapat dilihat dengan kasat mata, dirasakan dan dipegang,
maka tidak demikian halnya dengan produk asuransi. Produk asuransi merupakan
produk yang abstrak yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Produk asuransi
dapat dirasakan manfaatnya ketika terjadi suatu musibah atau pun pada jangka waktu
masa kontrak telah tercapai.

21

Media Informasi Bumida, Edisi No. 005/V/2010, h.22.


Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba
Empat. 2003).,H.163.
22

30

Produk asuransi harus dirancang sedemikian rupa supaya nasabah tertarik dan
dapat bersaing dipasaran. Perusahaan harus dapat merancang suatu konsep produk
yang dapat bersaing dengan konsep produk dari perusahaan asuransi lain.
Salah satu lini usaha asuransi umum yang berkembang pesat adalah lini usaha
asuransi kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan bermotor menjamin penggantian
kerugian kepada pemilik kendaraan bermotor sebagai peserta asuransi terhadap
kerugian atau kerusakan yang diderita akibat kendaraan bermotor tersebut mengalami
kecelakaan atau hilang.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor atau
mekanik, tidak termasuk kendaraan yang berjalan di atas rel. Jadi kendaraan bermotor
adalah kendaraan yang berjalan di atas aspal atau tanah seperti mobil sedan, bis,
truck, trailer, pick-up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan sebagainya. 23
Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan
terhadap kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi
kebakaran, yang objeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya
disini harta bendanya berupa kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi
kebakaran umumnya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor. 24
Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak didasarkan
pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan hal demikian, maka

23

A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
2003), h.89
24
Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba
Empat. 2003).,H.163.

31

akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.74 tahun 2007 karena
dianggap mengabaikan data statistik dan izin operasi perusahaan tersebut dapat
dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan data statistik, hal ini akan sangat
berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi para nasabah. Hal ini dikarenakan,
asuransi merupakan bisnis yang mengelola risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui
sebelum risiko itu terjadi, maka untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul
di masa mendatang adalah dengan melihat kejadian sebelumnya yaitu data tentang
risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Dengan demikian, maka akan dapat
diestimasi kerugian-kerugian yang mungkin akan muncul di masa mendatang.
Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data statistik
dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim dikhawatirkan
tarif premi yang ditetapkan akan tidak cukup untuk membayarkan klaim-klaim yang
akan terjadi di masa mendatang. Hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan dan
nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak dibayarkan. Oleh karena itulah
pendasaran perhitungan tarif premi pada data statistik adalah sangat penting. Islam
sangat melarang mendatangkan bahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal
ini seperti hadis Nabi yang juga merupakan kaidah fiqh :



:






:






. ()
Artinya :
Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : Rasulullah SAW telah memberikan
keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar (membuat kerusakan
atau bahaya pada diri sendiri) dan dirar (melakukan hal yang merugikan pada

32

orang lain). Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim 25 .
(HR. Ahmad)
Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi
kendaraan bermotor bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan
mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu
perusahaan asuransi yang baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka
dapat menggunakan data industri yang sejenis dan mendasarkan perhitungan tarif
preminya pada tarif referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang
sudah memiliki data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan
tarif premi sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak
selama rentang waktu 5 tahun. 26
Pada asuransi kendaraan bermotor, harga pokok produk barang dan jasa
merupakan keseluruhan biaya produksi yang diperlukan untuk menyediakan barang
dan jasa tersebut kepada peserta asuransi. Untuk jasa asuransi biaya produksi meliputi
biaya klaim, biaya akuisisi, dan biaya operasional. Premi yang dibebankan kepada
peserta asuransi, terdiri dari :
1. Premi risiko murni
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami
oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah
kendaraan bermotor.

25

Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi Kritis Hadits Nabi
Pendekatan Sosio Historis, Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2001), h. 7
26

PMK No. 74 Tahun 2007

33

2. Biaya Akuisisi
Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang
polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk
biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.
3. Biaya Operasional
Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain.

Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi
4. Profit Margin
Penetapan profit margin harus dengan wajar dan tidak boleh mengandung unsurunsur keharaman dan kezhaliman dalam prakteknya.

34

Secara umum struktur premi asuransi kendaraan bermotor dapat digambarkan


dalam Gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Struktur Premi Asuransi Kendaraan Bermotor 27

Premi Risiko Murni =

Berkisar antara 40% - 60%

Perkiraan Biaya Klaim

Maksimum 25%

Biaya Akuisisi

Maksimum 15%

Biaya Operasional

Profit Margin

Berkisar antara 0% - 10%

Menurut lampiran PMK 74 tahun 2007 unsur premi murni dapat mencapai
50% dari premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, sedangkan yang 50%
lainnya berupa loading yang terdiri dari biaya operasional sebesar 15%, biaya akuisisi
maksimal 25% dan profit margin sebesar 10%.
Mengingat premi resiko murni merupakan unsur dominan dalam struktur
premi asuransi kendaraan bermotor maka sangatlah penting untuk dapat menetapkan

27

PMK No. 74 Tahun 2007

35

premi risiko murni dengan tepat yaitu dengan memperkirakan biaya klaim atas setiap
peserta asuransi dengan tepat.
Asuransi kendaraan bermotor pada prinsipnya menjamin dua macam risiko,
yaitu : 28
I. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor.
Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah :
1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang
disebabkan oleh :
a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, dari jalan, termasuk juga akibat dari
kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari
kendaraan brmotor yang bersangkutan.
b. Perbuatan jahat orang lain.
c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti
dengan kekerasan ataupun ancaman dengan kekerasan kepada orang dan atau
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, dengan tujuan mempermudah
pencurian kendaraan bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor
yang dipertanggungkan.
d. Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang
berdekatan atau tempat penyimpanan atas perintah yang berwenang dalam
upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.

28

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,h.163-165.

36

e. Sambaran petir.
2. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa sebagaimana diuraikan
pada poin diatas dan sebab-sebab lainnya selama penyebrangan dengan kapal
feri atau alat penyebrangan resmi lain yang berada dibawah pengawasan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
3. Kerusakan roda, bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan
kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan.
4. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk penjagaan atau
pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau
mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggitingginya sebesar 0,5% dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan
dengan risiko sendiri.
II. Tanggung gugat, yaitu tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga
yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan bermotor. Dalam hal ini
penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung atas :
1. Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita pihak ketiga
yang

secara

langsung

disebabkan

oleh

kendaraan

bermotor

yang

dipertanggungkan, baik yang diselesaikan melalui musyarawah maupun melalui


pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dala ikhtisar
pertanggungan, yang meliputi:
a. Kerusakan atas harta

37

b. Cedera badan atau kematian


2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung
gugat tertanggung, yang telah dahulu disetujui oleh penanggung secara tertulis.
Risiko yang tidak di jamin dalam asuransi kendaraan bermotor 29 . Secara
umum risiko yang tidak dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor adalah:
a.

Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkuranganya nilai atau kerugian


keuangan lainnya yang diderita tertanggung sebgai akibat tidak dapat
dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut karena
suatu kecelakaan atau sebab lain.

b.

Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam


ikhtisar polis sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.

c.

Kerugian atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik


sebagian maupun seluruhnya sebagai akibat penggelapan.

d.

Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai


akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung, suami atau istri atau
anak tertanggung, orang yang disuruh tertanggung, orang yang bekerja pada
tertanggung, orang yang sepengetahuan atau seizing tertanggung/ orang yang
tinggal bersama tertanggung.

29

Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia diakses pada tanggal 10 Juni 2010
dari mediadata.co.id

38

e.

Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang


dipertanggungkan karena aus, sifat kekurangan sendiri pada bagian itu atau
pada mesinnya disebabkan oleh salah mempergunakannya

f. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan disebabkan


karena : 30
1). Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong
kendaraan lain; untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau
perlombaan kecepatan, untuk memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu
trailer, untuk karnaval atau untuk pawai atau untuk melakukan tindak
kejahatan atau untuk sesuatu maksud lain dari yang ditetapkan di dalam polis
2). Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa;
3). Kendaraan bermotor tersebut dengan sepengetahuan tertanggung, dijalankan
dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggung-jawabkan
secara teknis atau dalam perbaikan;
4). Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saat
terjadinya kecelakaan tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) yang sah
atau oleh seorang yang berada di bawah pengaruh minuman keras atau
sesuatu bahan lain yang memabukkan;
5). Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang atau tidak diperuntukkan
untuk kendaraan bermotor yang dipertanggungkan dengan polis;

30

Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,h.166.

39

6). Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar atau diangkut


dengan kendaraan bermotor tersebut;
7). Reaksi atau radiasi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom bagaimana
juga terjadinya, apakah terjadi di dalam maupun di luar kendaraan bermotor
yang dipertanggungkan.
g. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik
langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh:
1) Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir, genangan air,
atau gejala geologi atau meteorology lainnya.
2) Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang
menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak),
perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru-hara), yang dianggap
merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umum, pemberontakan
militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan,
kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang
yang bertindak atas nama atau sehubungan dengan suatu organisasi dengan
kegiatan-kegiatan

yang

bertujuan

menggulingkan

dengan

kekerasan

pemerintahan yang sah secara de jure atau de facto.


3) Kerusuhan, pemogokan, atau gangguan ketertiban umum lain dan
semacamnya.
h. Kerugian yang dialami pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung
disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, berupa :

40

1) Kerusakan harta benda miliki atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut,


dimuat atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
2) Kerusakan jalan, jembatan, bangunan-bangunan yang terdapat di bawah, di
atas atau di samping jalan sebagai akibat dari getaran, berat kendaraan, atau
muatannya.
i. Cedera badan/ kematian terhadap :
1) Penumpang kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
2) Tertanggung, suami atau istri dan anak tertanggung bila tertanggung adalah
perorangan.
3) Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung merupakan CV atau Firma.
4) Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas,
yayasan atau usaha bersama dan bentuk lainnya.
5) Orang yang bekerja pada tertanggung dengan menerima imbalan jasa.
6) Orang yang tinggal bersama tertanggung.
7) Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat,
dibongkar dari kendaraan bermotor yang diperanggungkan.

E. Prinsip-Prinsip Syariah dalam Penetapan Tarif Premi


Secara teknis, dalam perhitungan tarif premi antara asuransi syariah dengan
asuransi konvensional tidak berbeda. Keduanya menggunakan rumus matematis yang
sama dan penilaian aktuaria yang sama pula. Namun ada prinsip-prinsip yang tidak
boleh dilanggar yang membedakannya dengan asuransi konvensional. Dalam

41

penetapan premi, prinsip asuransi syariah yaitu menghilangkan gharar, maisir dan
riba tetap berlaku. Ketiga hal tersebut harus dihilangkan dalam asuransi syariah baik
secara akad, pengelolaan, dan bahkan dalam penetapan tarif premi. Selain ketiga hal
tersebut yang harus dihilangkan, dalam penetapan tarif premi juga harus memasukan
unsur keadilan.
a. Menghilangkan gharar
Gharar harus dihilangkan baik secara konsep asuransi dan juga dalam hal
penetapan tarif premi. Pada asuransi konvensional, gharar terjadi pada penetapan
tarif premi, ketika perusahaan tidak mendasarkan perhitungan tarif preminya pada
data statistik mengenai risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Demi untuk
menawarkan tarif premi yang murah dan mendapatkan nasabah sebanyak mungkin,
maka perusahaan mengabaikan data statistik ini. Untuk dapat mengestimasi risiko
yang mungkin muncul di masa mendatang, maka kita harus melihat risiko dan
kerugian yang pernah terjadi sebelumnya dan dengan semakin banyak risiko yang
dijadikan dasar untuk mengestimasi risiko, maka estimasi untuk risiko tersebut akan
semakin akurat.
Dengan demikian, agar estimasi kerugian yang akan muncul di masa
mendatang semakin akurat, maka data statistik ini sangatah penting. Jika perusahaan
mengabaikan data statistik ini demi mendapatkan tarif premi yang murah, maka akan
menjadi gharar. Estimasi terhadap risiko dan kerugian tidak berdasar dan akan tidak

42

akurat. Hal gharar semacam ini sangat ditentang oleh Islam dan tidak boleh ada
dalam ratemaking syariah sebagaimana hadis Rasulullah SAW berikut ini : 31


Artinya :
Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar. (HR. Muslim,
Tirmidzi, Nasa`I, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari abu Hurairah).

b. Menghilangkan maisir
Maisir tejadi pada penetapan tarif premi asuransi konvensional, ketika
perusahaan mendasarkan penetapan tarif preminya dan perancangan produknya pada
data statistik yang tidak credible. Contohnya pada asuransi Hole In One, yaitu
produk asuransi untuk mencover pukulan sekali masuk ke dalam lubang golf.
Biasanya dalam golf terdapat turnamen besar, yang kemudian jika seseorang dapat
memasukkan bola golf ke dalam lubang hanya dalam satu kali pukulan, maka akan
mendapatkan hadiah, misalnya mendapatkan mobil. Ketika seseorang dapat
melakukan hole in one dan mendapatkan mobil, maka perusahaan asuransi akan
mengganti kerugian kepada panitia penyelenggara turnamen besar tersebut. Data
mengenai hole in One ini sangat sedikit, bahkan data industri pun sangat sedikit.
Ketika data yang ada sedikit, maka akan seperti perjudian dalam menetapkan
preminya. Dengan data yang sedikit pula, maka data tersebut menjadi tidak

31

Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi
Revisi, Jakarta, DSN, h. 129.

43

representative dari seluruh keadaan, sehingga dalam menetapkan preminya akan sulit
dalam menilai risiko.
Pada asuransi syariah, hal seperti tersebut di atas dilarang. Perusahaan
asuransi syariah harus menggunakan data statistik yang credible sehigga semakin luas
data yang digunakan maka estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di

masa

mendatang akan semakin akurat. Jika data yang digunakan sangat sedikit, maka
estimasi-estimasi terhadap kemungkinan di masa mendatang akan tidak akurat dan
akan seperti gambling. Perjudian sangat dilarang oleh Islam sebagaimana tertulis
pada surat al-Maidah ayat 90 berikut ini :


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah [5]: 90)
Jadi, pada asuransi syariah, penggunaan data statistik yang sempit sebagai
dasar perhitungan tarif premi sangat dilarang karena akan seperti perjudian. Ada
produk-produk tertentu yang data statistiknya sangat sempit, sehingga perusahaan
asuransi syariah tidak boleh untuk mengeluarkan produk seperti itu. Dan hal inilah
yang paling membedakannya dengan asuransi konvensional.

44

c. Menghilangkan riba 32
Pada asuransi konvensional khususnya asuransi jiwa, penetapan tarif
preminya memasukan unsur bunga. Hal ini dikarenakan pada asuransi jiwa, produk
yang ditawarkan berbentuk dalam kontrak jangka panjang dan investasi, sehingga
memasukkan unsur bunga. Sedangkan pada asuransi kerugian, unsur bunga ini tidak
dimasukkan pada penetapan tarif preminya karena kontrak pada asuransi kerugian
berbentuk kontrak jangka pendek dan tidak ada unsur investasinya. Unsur bunga
hanya berlaku ketika perusahaan menginvestasikan dananya.
Pada penetapan premi asuransi jiwa syariah, unsur bunga ini dihilangkan
dengan menggunakan asumsi bagi hasil. Dimana ketika asumsi bagi hasil yang
ditetapkan oleh perusahaan itu idak sesuai dengan hasil investasi yang sebenarnya,
misalnya hasil investasi ternyata lebih rendah dari asumsi, maka selisih dari asumsi
tersebut akan diberikan pinjaman yaitu qard hasan dari dana pemegang saham. Dan
perusahaan akan mencicil pinjaman tersebut di waktu mendatang ketika terjadi
surplus underwriting.
Pada asuransi konvensional, jika hasil investasi di bawah asumsi investasinya,
maka perusahaan sendirilah yang menanggung kerugian tersebut. Perusahaan tidak
bias meminjam dana dari para pemegang saham. Oleh karena itulah banyak sekali
perusahaan asuransi dunia yang bangkrut karena mengalami negative spread karena

32

2005.

Muhaimim Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, Jakarta : Gema Insani Press,

45

asumsi investasi yang diperkirakan sangat jauh dari hasil investasi yang sebenarnya.
Demikian juga ketika menentukan cadangan premi (premium reserve), seorang
aktuaris syariah tidak mendasarkan taksirannya berdasarkan jumlah uang yang
tersedia ditambah premi net dan bunga untuk dapat membayarkan klaim dengan
penuh, tetapi ia menghitungnya dengan mendasarkan pada skim bagi hasil
(mudharabah). 33
Terlihat dengan jelas bahwa asuransi konvensional masih belum terbebas dari
riba, padahal riba adalah kejahatan yang abstrak, yang manusia tidak secara sadar
merasakan akibat dari kejahatan riba. Riba sangat dilarang keras oleh Islam
sebagaimana tertulis jelas pada ayat-ayat berikut ini :

...


...
Artinya:
Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. al-Baqarah
[2]:275)







Artinya:
Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa
riba jika kamu orang yang beriman.(QS.al-Baqarah [2]:278)

33 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani Press. 2004), h. 635

46




Artinya:
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. al-Baqarah
[2]: 279)

d. Adil
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam menetapkan tarif
premi harus menerapkan prinsip kesamaan. Perusahaan asuransi harus memastikan
bahwa premi ke dalam common pool adil bagi semua pihak. Premi yang dibayarkan
juga harus sesuai dengan value dan hazard yang dibawa ke dalam common pool dan
premi yang dibayarkan juga harus memenuhi seluruh klaim, menutup biaya
administrasi, cadangan, serta profit margin. Dan yang terpenting, premi tidak terlalu
mahal sehingga dapat bersaing di pasaran. 34
Karena perusahaan merupakan wakil dari peserta asuransi, maka perusahaan
harus menjalankan amanat dari peserta sebaik mungkin dan adil dalam
menggolongkan risiko dan menetapkan tarif premi yang adil yang sesuai dengan
risiko yang dihadapinya. Prinsip tersebut sesuai dengan ayat an-Nisa ayat 58:

34Delil Khairat, Buku pedoman Program Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar:
Konsep dan Operasional (General) (Jakarta: AASI, 2005), h. 7

47

Artinya :
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
Melihat. (QS. an-Nisa {4}: 58)

F.

Ketentuan Syariah tentang Penetapan Profit Margin


Tingkat laba atau keuntungan atau profit margin berapa pun besarnya selama

tidak mengandung unsur-unsur keharaman dan kezhaliman dalam praktek


pencapaiannya, maka hal itu dibenarkan syariah sekalipun mencapai margin 100 %
dari modal bahkan beberapa kali lipat, karena tidak ada satu nash pun yang
membatasi margin keuntungan, misalnya 25%, 50%, 100% atau lebih dari modal. 35
Bila kita jumpai pembatasan jumlah keuntungan yang dibolehkan maka pada
umumnya tidak memiliki landasan hukum yang kuat.
Ada beberapa hadits Rasulullah saw menunjukkan bolehnya mengambil laba
hingga 100% dari modal. Misalnya hadits yang terdapat pada riwayat Imam Ahmad
dalam Musnadnya (IV/376), Bukhari (Fathul Bari VI/632), Abu Dawud (no. 3384),

35

Diposting pada tanggal 12 Juni 2010 situs http://www.dakwatuna.com/2009/batasantingkat-keuntungan-dalam-syariah-dan-kebijakan-pricing-pemerintah/

48

Tirmidzi (no. 1258), dan Ibnu Majah (no.2402) dari penuturan Urwah Ibnul Jad alBariqi ra.
Sahabat Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah saw untuk membeli seekor
kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar. Ketika
ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya dan
menawar kambing tersebut. Maka ia menjual seekor dengan harga satu dinar.
Kemudian ia menghadap Rasulullah dengan membawa satu dinar uang dan satu ekor
kambing. Beliau lalu meminta penjelasan dan ia ceritakan kejadiannya maka beliau
pun berdoa: Ya Allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya.Dan meraih keuntungan
lebih dari yang diambil Urwah pun diperkenankan asalkan bebas dari praktik
penipuan, penimbunan, kecurangan, kezhaliman. Contoh kasusnya pernah dilakukan
oleh Zubeir bin Awwam salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin
masuk surga. Ia pernah membeli sebidang tanah di daerah Awali Madinah dengan
harga 170.000 kemudian dijualnya dengan harga 1.600.000. ini artinya sembilan kali
lipat dari harga belinya (Shahih al-Bukhari, nomor hadits 3129)
Namun begitu, Imam Al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin-nya (II/72)
menganjurkan perilaku ihsan dalam berbisnis sebagai sumber keberkahan yakni
mengambil keuntungan rasional yang lazim berlaku pada bisnis tersebut di tempat itu.
Beliau juga menegaskan bahwa siapa pun yang qanaah (puas) dengan kadar
keuntungan yang sedikit maka niscaya akan meningkat volume penjualannya. Selain
itu dengan meningkatnya volume penjualan dengan frekuensi yang berulang-ulang
(sering) maka justru akan mendapatkan margin keuntungan banyak, dan akan
menimbulkan berkah.
Dalam ketentuan Syariat Islam dalam menetapkan Profit Margin itu tidak ada
batasnya, namun perlu diimbangi dengan tingkat kewajaran dalam artian tidak ada
pihak yang dirugikan, karena besar profit margin yang didapat oleh perusahaan akan

49

berimbas terhadap produktifitas atau eksistensi suatu produk yang di pasarkan oleh
perusahaan.

50

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (disingkat Bumida
Syariah ) memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004, sesuai dengan surat
keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi
sejak bulan April 2004. Induknya sendiri, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, memperoleh izin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat
Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia No.
KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli 1973. 36
Bumida Bumiputera didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912,
sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S.
Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden
Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam
tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.15 tanggal 20 Februari 1970.
Bumida Syariah merupakan bagian kelompok bisnis AJB Bumiputera 1912,
yang secara khusus bergerak di bidang asuransi umum atau kerugian syariah.

36

h. 20

Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,

51

Induknya sendiri merupakan perusahaan yang mempelopori industri asuransi


Indonesia. 37
2. Visi dan Misi
a. Visi
Tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang lebih sehat dan 10 besar
asuransi umum
b. Misi
Mewujudkan organisasi yang prima, bisnis yang berkualitas, dan sinergi yang
terpadu dengan bumiputera grup.
3. Nilai-nilai Dasar 38
a. Berkualitas
Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan kelanjutan
perkembangan Perusahaan ke depan. Dengan SDM yang berkualitas;
Perusahaan mampu menghadirkan kualitas produk dan pelayanan terbaik,
serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga integritas dan moralias
usaha menuju Good Corporate Govermance.
b. Dipercaya
Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas, inovasi dan
diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan teknologi

37

Diposting pada tanggal 8 Juni 2010 dari situs http ://www.Bumida.co.id/index.php/main_ind/about


38

Diposting
pada
tanggal
8
Juni
2010
dari
situs
http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/30/1/2010/04/06/Falsafah-dan-NilaiDasar

52

informasi yang andal, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan


loyalitas stake holder terhadap perusahaan.
4. Falsafah Dasar 39
a. Idealisme
Senantiasa memelihara semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa dalam
upaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan bangsa melalui asuransi.
b. Kebersamaan
Senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai-nilai nasionalisme dan
kejuangan dengan semangat kebersamaan menghadapi era globalisasi, melalui
upaya

sinergi

dan

optimalisasi

manfaat

bagi

semua

pihak

yang

berkepentingan.
c. Profesionalisme
Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara profesional,
dengan dukungan SDM yang berwawasan dan berpengetahuan luas, didukung
dengan keterampilan tinggi serta senantiasa memberikan pelayanan prima
kepada nasabah

39

Ibid

53

5. Struktur Organisasi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 40


Dewan Pengawas Syariah
Sesuai surat rekomendasi Dewan Syariah Nasional Ulama Indonesia (DSN-DMUI)
tanggal 4 September 2003 melalui surat No U-167/DSN-MUI/IX/2003, susunan
Dewan Pengawas Syariah Bumida Bumiputera Syariah adalah
Ketua

: H. Endy M. Astiwara, MA,AAAI-J,FIIS,CPLIH

Anggota

: DR. KH. Surahman Hidayat, MA


DR. KH. Ahzami Samiun Jazuli, MA

Kantor Pusat
Divisi syariah :
Gedung B Lantai 4
Jl. Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12180
Telp.

: 021-7234847, 7234849

Fax.

: 021-72787952

Email

: syariah@bumida.co.id

40

http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/29/1/2010/04/28/StrukturOrganisasi

54

Website : http://www.bumida.co.id
Kepala Divisi Syariah

: Fahmi basyah, ST, AAI-K, AIIS

Kabag Keuangan & SDM Syariah

: Drs. Saiful Hadi

Kabag Pemasaran Syariah

: Drs. M. Nasyubun, AAAI-K, AIIS

Kantor Cabang Syariah


Cabang Syariah Jakarta
Lantai 1 Gedung B
Jl. Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12180,
Telp. : 021-7268039, 72800904
Fax.

: 021-7243624

Email : syariah@bumida.co.id
Kepala Cabang

: SH. Purnomo

Kasie Teknik

: Yeny Triana, AAAI-K, AIIS

Kasie Keuangan

: Kusumaningdyah Rousstia, SPT

Kasie Pemasaran

: Dwi Wijayanto

Cabang Syariah Depok


Jl. Margonda Raya No. 304 C Depok, Jawa Barat
Telp. : 021-77202357, 77203457
Fax.

: 021-77213432

55

Email : syariah_depok@bumida.co.id
Kepala Cabang

: Irman Mahin

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : Landung Eko Hardiono


Kasie Pemasaran

: Rochmat Suhadak

Cabang Syariah Surabaya


Gedung Bumiputera lantai 3 Jl. Pucang Anom Timur No. 64 Surabaya, 60282.
Telp.

: 031-5026486, 5026487

Fax.

: 031-5026484

Email

: syariah_surabaya@bumida.co.id

Kepala Cabang

: Agus Muharto

Kasie Teknik, Keuangan, Personalia : M. Alghani


Cabang Syariah Bandung
Gedung Bumiputera Lantai 3 Jl. Jenderaln H. Amir Machmud No. 235
Cilember, Cimahi, 50422.
Telp.

: 022-6647905

Fax.

: 022-6647906

56

Email

: syariah_bandung@bumida.co.id

Kepala Cabang

: Fachreza Alfatah

Staff

: Andri Safdar

B. Ruang Lingkup Perusahaan


1. Struktur Kepemilikan/Permodalan
Kepemilikan perusahaan sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912 sebesar 99,20% dan PT
Eurasia Wisata 0,80%.
Struktur permodalan perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan modal
setor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No.2 Tahun 1992, dari Rp 25M
menjadi Rp. 100M.
Untuk Bumida Syariah, sejak awal tahun 2009 modal disetor yang
dipisahkan dari modal induknya telah mencapai Rp. 12,5M, dan akan terus
bertambah seiring dengan perkembangan bisnis serta ketentuan regulator.
2. Penghargaan Perusahaan 41
a. Tahun 2002
1)

The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kesehatan Tahun 2002
(Majalah Kapital).

41

h. 28

Laporan Tahunan 2009 annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,

57

2)

The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2002
(Majalah Kapital).

3)

The Big Five Trusted untuk produk Asuransi Kendaraan Bermotor tahun
2002 ( Majalah Kapital).

b. Tahun 2003
1)

The most Valuable Brand untuk produk Asuransi Kebakaran Tahun 2003
(Majalah SWA Sembada).

c. Tahun 2005
1)

Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Sejak Maret 2005

2)

Asuransi Umum Terbaik Tahun 2005 (Majalah Investor)

3)

Asuransi Umum sangat Bagus Tahun 2005 (Majalah Info Bank).

d. Tahun 2008
1)

Sertifikasi PEFINDO Peringkat BBB+.

2)

Asuransi Umum Syariah Terbaik 2008 (Majalah Investor).

3)

Asuransi Umum Syariah Terbaik ke-2 2008 (KARIM Business


Consulting)

C. Produk-produk Asuransi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera


Muda 1967 42
1. Produk PaketKoe Syariah
A. RumahKoe
a) Ketentuan RumahKoe Lux

42

Diposting pada tanggal 8 juni 2010 disitus http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/product

58

5. Bangunan bersifat permanen, dinding beton/tembok (tidak mudah


terbakar atau atap genteng/asbes/seng)
6. Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain)
dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen (seperti
poin 1) atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak
minimal 7,5 meter.
7. Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat
dipergunakan sama sekali karena habis terbakar.
8. Depan

rumah

terdapat

jalan

yang

dilalui

kendaraan

roda

empat/kendaraan pemadam kebakaran.


9. Nilai santunan yang diberikan (poin 2-6) merupakan nilai maksimal
yang diterima nasabah selama 1 tahun periode asuransi.
10. Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari
luas bangunan masing-masing lantai.
11. Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena risiko banjir
harus disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
b)

Yang tidak dijamin RumahKoe Lux


1. Bangunan yang tidak digunakan sebagai rumah tinggal.
2. Rumah yang berada di daerah/provinsi Maluku.
3. Pemilik/pengguna rumah tinggal sudah memiliki polis kebakaran atas
bangunan yang akan diasuransikan.

59

B. MobilKoe 43
a) Pengecualian MobilKoe (yang tidak dijamin)
1. Premi belum terbayar.
2. Pemakaian untuk disewakan/komersil.
3. Pencurian yang dilakukan oleh orang yang berada dalam pengawasan
tertanggung (keluarga, sopir, orang yang bekerja pada tertanggung).
4. Pengecualian-pengecualian yang tercantum dalam polis, kecuali yang
ditegaskan kembali untuk dijamin dan tertera dalam klausa.
5. Kerugian akibat risiko bencana alam, RSCC, TS (jika tidak mengambil
manfaat perluasan).
6. Mobil yang dipergunakan didaerah/propinsi Maluku.
7. Pengemudi yang tidak memiliki SIM/Masa berlaku SIM telah habis.
b) Hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan/kerugian
1. Segera melaporkan kepada PT. Immediately reported to the PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 terdekat selambat-lambatnya
3x24 jam kerja.
2. Mengisi formulir klaim.
3. Melengkapi surat maupun dokumen pendukung klaim.
4. Foto copy : Polis, Kwitansi, STNK, dan SIM pengemudi saat terjadi
kecelakaan

43

Diposting pada tanggal 8 juni 2010 situs http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/product

60

5. Klaim dianggap kadaluarsa jika selama 6 bulan pemegang polis atau


keluarganya tidak melengkapi dokumen persyaratan klaim.
C. MotorKoe 44
Produk Paket Motorkoe Syariah Adalah suatu produk dari asuransi kendaraan
bermotor selain mobil. Karena dalam asuransi kendaraan bermotor terdiri dari
mobil dan sepeda motor.
a) Ketentuan Paket MotorKoe
1. Ketentuan Max. berusia 8 tahun dan untuk perpanjangan dapat dilakukan
1 kali bila lebih dari 8 tahun (jadi maksimal usia kendaraan 9 tahun)
2. Kendaraan tidak dipakai untuk ojek/komersial
3. Harga sesuai harga pasar kendaraan roda dua
4. Kendaraan yang akan diasuransikan harus menyertakan bukti gesekan
nomor rangka/mesin kendaraan
5. Kendaraan belum diasuransikan
6. Jaminan/santunan hanya berlaku jika kendaraan tersebut memiliki
STNK yang sah dan masih berlaku saat mengendarai kendaraan yang
dijamin dalam polis.
b)Yang tidak dijamin dalam Paket MotorKoe
1. Pemakaian untuk komersil/disewakan
2. Motor gede
3. Kendaraan dipergunakan di wilayah Maluku

44

Ibid

61

c) Pengajuan Klaim Polis MotorKoe


Hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi suatu kecelakaan/kerugian
1. Segera melaporkan kepada PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
terdekat selambat-lambatnya 3 x 24 jam kerja.
2. Mengisi formulir klaim
3. Melengkapi surat maupun dokumen pendukung klaim
D. SehatKoe 45
a) Peserta Asuransi SehatKoe
1. Individu

: Usia dewasa = 18-55 tahun

2. K.0

: Pasangan suami istri tetapi belum memiliki anak

3. K.1

: Pasangan suami istri dengan 1 anak

4. K.2

: Pasangan suami istri dengan 2 anak

5. K.3

: Pasangan suami istri dengan 3 anak

b)Ketentuan paket SehatKoe


1. Pemberian manfaat sesuai kwintasi setinggi-tingginya sesuai dengan
benefit.
2. Pilihan paket pada satu keluarga tidak dapat berlainan (harus sama).
3. Adanya masa tunggu 14(empat belas) hari untuk seluruh penyakit sejak
berlakunya periode jaminan asuransi, kecuali akibat dari suatu
kecelakaan berlaku mulai hari pertama.

45

Ibid

62

4. Usia :
Anak = 1 tahun-17 tahun (usia=18 tahun memakai premi individu)
Dewasa = maksimum 55 tahun
5. Single parent : punya anak 1 = K.0, punya anak 2 = K.1, punya anak 3 =
K.2 (maksimum).
E. SiswaKoe 46
a) Ketentuan paket SiswaKoe
1. Peserta adalah anggota pendidikan dengan usia 3 s/d 18 tahun dengan
melampirkan kelas/jurusan/angkatan dan No.Induk Siswa.
2. Pemberian manfaat rawat inap sesuai dengan paket dan tidak melihat
besar kecilnya perawatan per hari.
3. Manfaat rawat inap diberlakukan masa tunggu 7 hari untuk seluruh jenis
penyakit sejak berlakunya periode jaminan asuransi, kecuali akibat dari
suatu kecelakaan berlaku mulai hari pertama.
4. Santunan biaya pemakaman hanya berlaku bagi risiko meninggal dunia
karena kecelakaan.
5. Formulir klaim dapat ditandatanganin oleh Kepala Sekolah dan kuitansi
pengobatan dapat berupa copy yang dilegalisir oleh kepala Sekolah
untuk klaim sampai dengan Rp. 100.000,-.
6. Batas waktu kelengkapan dokumen klaim maksimum 30 hari sejak
tanggal kejadian.

46

Ibid

63

F. MahasiswaKoe 47
Produk MahasiswaKoe ini adalah untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat
khususnya pada tingkat mahasiswa (diatas SMA atau sederajat). Nama
program ini adalah Asuransi MahasiswaKoe, yang terbagi menjadi 5 paket
yaitu paket biasa, paket standat, paket pintar, paket prestasi, dan paket juara.
a) Kemudahan program MahasiswaKoe
Perhitungan premi sangat sederhana.
b) Sasaran Pasar
Pasar yang ingin dituju untuk program MahasiswaKoe adalah
1. Peserta pendidikan perguruan tinggi formal atau sekolah tinggi
2. Peserta pendidikan non formal (lembaga kursus) minimal berstatus
mahasiswa atau umum.
c) Prosedur penutupan
1. Setiap permintaan penutupan program MahasiswaKoe harus mengisi
surat permintaan MahasiswaKoe yang mengatasnamakan peserta.
2. SPPA dilampiri dengan data peserta yang meliputi:
-Nama peserta, Tanggal lahir, Semester/Jurusan/Angkatan/No. Induk
Mahasiswa.
3. Usia yang dapat dijamin dibatasi umur 18 thun sampai dengan 65 tahun

47

Ibid

64

i. Polis peserta untuk setiap kampus/lembaga pendidikan


Untuk setiap satu lembaga pendidikan dibuat 1 (satu) polis. Apabila
terdapat perbedaan periode pertanggungan antara kelas/tingkat pada
lembaga tersebut, maka polis dapat dibuat lebih dari 1(satu). Dengan
catatan bahwa penerbitan polis lebih dari 1(satu) untuk nama lembaga yang
sama hanya diperkenankan untuk mengakomodir adanya perbedaan
periode pertanggungan.
ii. Besarnya penggantian dan santunan
Ketentuan besarnya penggantian maupun santunan untuk:
1. Besarnya penggantian meninggal dunia akibat kecelakaan dan cacat
tetap (sesuai presentase kecacatan) diberikan sesuai paket yang diambil.
2. Penggantian biaya pengobatan/perawatan di RS bersifat total sesuai
dengan

paket

yang

diambil

dan

menunjukkan

bukti-bukti

pengobatan/perawatan yang sah/asli atau legalisir bila yang asli


dipergunakan untuk pengajuan lainnya.
3. Santunan meninggal dunia dan santunan biaya pemakaman diberikan
secara total sesuai paket.
4. Penggantian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas dimana tertanggung
mengendarai kendaraan tanpa memiliki SIM diberikan sebesar 50% dari
nilai klaim.

65

iii. Pembuatan kartu ID CARD


Kartu peserta asuransi dapat dibuat di Kantor Operasional atas persetujuan
kantor Pusat.
G. SiagaKoe 48
Untuk menjangkau nasabah-nasabah individu dan keluarga (nasabah
sinergi asper) yang menginginkan perlindungan yang comprehensive atas
segala risiko kecelakaan terhadap diri dan keluarganya.
a) Kemudahan program SiagaKoe
Perhitungan premi sangat sederhana.
b) Sasaran pasar
Pasar yang ingin dituju untuk program SiagaKoe adalah:
1. Nasabah AJB Bumiputera 1912 Divisi Asper
2. Nasabah individu/keluarga non Asper Bumiputera.
c) Prosedur penutupan
1. Setiap permintaan penutupan program SiagaKoe harus mengisi Surat
Permintaan Penutupan SiagaKoe yang mengatasnamakan peserta.
2. SPPA dilampiri dengan data peserta yang meliputi : Nama tertanggung,
tanggal lahir, pekerjaan, dan data ahli waris.
3. Usia yang dapat dijamin dibatasi mulai umur 1 tahun sampai dengan 60
tahun.

48

Ibid

66

2. Produk Standar Syariah 49


a) Asuransi kebakaran.
b) Asuransi kendaraan.
c) Asuransi kesehatan.
d) Asuransi kecelakaan diri.
e) Asuransi pengangkutan.
f) Asuransi engineering.
g) Asuransi kebongkaran.
h) Asuransi cash in safe dan transit.
i) Asuransi aneka (Billboard, public liability).
j) Tanggung gugat profesi dokter.
k) Asuransi yang bersifat tailor made (sesuai kebutuhan).

49

h.23

Laporan Tahunan 2009 Annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2009,

67

BAB IV
ANALISIS PROFIT MARGIN
PADA PRODUK ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data risk and loss
profile asuransi kendaraan bermotor pada Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yaitu tahun 2006-2009 yang berisi
jumlah produksi/premi yang diterima, jumlah dana tabarru, jumlah dana ujrah, dan
jumlah dana klaim yang akan dianalisis, kemudian akan dilihat apakah produk
asuransi kendaraan bermotor tetap profitable selama 4 tahun.

A. Risk and Loss Profile Produk Asuransi Kendaraan Bermotor


Risk and loss profile ini sangat penting dalam melakukan perhitungan profit
margin pada produk asuransi kendaraan bermotor, karena dengan data risk and loss
profile, kita bisa lihat produk asuransi kendaraan bermotor profitable atau tidak. Dan
dengan data ini juga seorang aktuaris memiliki dasar pengetahuan yang luas dan
dengan informasi tersebut aktuaris dapat memperkirakan risiko dan kerugian yang
mungkin akan terjadi di masa mendatang.

68

Tabel 4.1
Data Risk and Loss Profile
2006-2009 50
Tahun

Produksi

Tabarru

Ujrah

Klaim

2006

2,409,697,229

1,527,596,033

882,101,196

33,956,625

2007

3,360,246,473

1,890,755,305

1,469,491,168

439,764,957

2008

2,228,894,259

1,291,059,235

937,835,024

962,728,276

2009

2,383,779,545

1,311,357,974

1,072,421,571

717,263,272

TOTAL 10,382,617,506

6,020,768,547

4,361,848,959

2,153,713,130

Dilihat dari tabel 4.1 Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini adalah terjadinya fluktuasi
pada jumlah produksi atau premi, tidak ada peningkatan yang konstan dari tahun ke
tahun.
Pada tahun 2006 secara keseluruhan yang tercatat di Unit Syariah PT
Asuransi Umum

Bumiputera Muda 1967 mengumpulkan premi sebesar Rp.

2.409.697.229,-. Kemudian dana premi yang terkumpul tersebut akan dikelola oleh
perusahaan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Untuk
menjalankan fungsi pengelolaan ini tentunya ada biaya yang dibutuhkan oleh
pengelola atau perusahaan untuk dapat beroperasi yang disebut ujrah. Biaya ujrah

50

Data Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4tahun terakhir

69

yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 882.101.196,- yaitu untuk biaya


pengelolaan didalamnya terdapat komponen-komponen biaya yang harus dikeluarkan
oleh pengelola antara lain biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan profit
margin. Dana tabarru yang terkumpul sebesar Rp. 1.527.596.033,-. Dana tabarru
hanya dapat digunakan untuk pembayaran klaim dan biaya-biaya penanganan klaim
seperti biaya adjuster, biaya derek kendaraan, dan lain-lain. Klaim yang harus
dikeluarkan sebesar Rp. 33.956.625.
Pada tahun 2007 secara keseluruhan yang tercatat di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengumpulkan premi sebesar Rp.
3.360.246.473,-. Di tahun ini, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 mengalami kenaikan jumlah produksi atau premi. Untuk menjalankan fungsi
pengelolaan ini tentunya ada biaya yang dibutuhkan oleh pengelola atau perusahaan
untuk dapat beroperasi yang disebut ujrah. Ujrah yang harus dikeluarkan sebesar Rp.
1.469.491.168,-.

Kemudian

dana

tabarru

yang

terkumpul

sebesar

Rp.

1.890.755.305,-. Sedangkan klaim yang harus dikeluarkan oleh Unit Syariah PT


Asuransi Umum Bumiputera Umum sebesar Rp. 439.764.957,-.
Pada tahun 2008 secara keseluruhan tercatat Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mengumpulkan premi sebesar Rp. 2.228.894.259,-. Ditahun
ini, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami penurunan
jumlah produksi atau premi. Ujrah yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 937.835.024,-.
Kemudian dana tabarru yang terkumpul sebesar Rp. 1.291.059.235,-. Sedangkan

70

klaim yang harus dikeluarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda sebesar Rp. 962.728.276,-.
Pada tahun 2009 secara keseluruhan tercatat Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mengumpulkan premi sebesar Rp. 2.383.779.545,-. Di tahun
ini, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami kenaikan
jumlah produksi atau premi. Ujrah yang harus dikeluarkan sebesar Rp.
1.072.421.571,-.

Kemudian

dana

tabarru

yang

terkumpul

sebesar

Rp.

1.311.357.974,-. Sedangkan klaim yang harus dikeluarkan oleh Unit Syariah PT


Asuransi Umum Bumiputera Muda sebesar Rp. 717.263.272,-.

B. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor 51


Kinerja produk asuransi kendaraan bermotor ini sangat penting dalam
melakukan perhitungan profit margin, karena kita bisa mengetahui hasil kinerja
produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2009.
1. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputer Muda 1967 tahun 2006-2007
Hasil kinerja produk asuransi kendaraan bermotor tahun 2006-2007
mengalami peningkatan/pertumbuhan yang besar bagi Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967.

51

Wawancara Pribadi dengan Wulan Setyorini, Jakarta, 16 Agustus 2010

71

Berikut ini adalah data kinerja produk asuransi kendaraan bermotor di Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda pada tahun 2006-2007 :
Tabel 4.2
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2006-2007 52
No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis

2006
2007
Pertumbuhan
2,409,697,229 3,360,246,473
39.45%
882,101,196 1,469,491,168
66.59%
602,424,307
840,061,618
39.45%
361,454,584
504,036,971
68,741,821
85,083,989
-150,519,517
40,308,590
1,527,596,033 1,890,755,305
458,278,810
567,226,592
36,662,305
45,378,127
458,278,810
567,226,592
33,956,625
439,764,957
427,726,889
529,411,485

39.45%
23.77%
-126.78%
23.77%
23.77%
23.77%
23.77%
1195.08%
23.77%

Dilihat dari tabel diatas, Jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2006-2007
mengalami peningkatan/pertumbuhan sebesar 39,45%. Jumlah produksi pada tahun
2006 sebesar Rp. 2.409.697.229,- sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp.
3.360.246.473,-. Jumlah produksi atau premi sangat mempengaruhi profit margin
perusahaan. Apabila jumlah produksi itu mengalami penurunan maka profit margin

52

Penulis.

Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh

72

akan mengalami penurunan, sedangkan apabila jumlah produksi mengalami


peningkatan maka profit margin nya juga akan mengalami peningkatan.
Dari jumlah produksi atau premi peserta asuransi syariah yang terkumpul
tersebut akan dikelola oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Pertama yang akan dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 adalah jumlah produksi tersebut akan dipisahkan ke dana pengelola
(ujrah) dan dana tabarru. Ujrah yang dikeluarkan pada tahun 2006 sebesar Rp.
882.101.196,- sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 1,469,491,168,-. Ujrah
mengalami peningkatan sebesar 66,59%.
Ujrah meliputi biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan dari itu semua
akan diketahui margin ujrahnya mengalami surplus atau defisit.
1. Biaya akuisisi pada tahun 2006 sebesar Rp. 602.424.307,- dan pada tahun 2007
sebesar Rp. 840.061.618,-. Biaya akuisisi ini untuk biaya agen asuransi syariah,
diskon, hadiah, dan lain-lain. Penetapan biaya akuisisi dilakukan sesuai dengan
ketentuan PMK No.74/PMK.010/2007 tentang penyelenggaraan pertanggungan
asuransi pada lini usaha asuransi kendaraan bermotor. Besarnya pembebanan
biaya akuisisi yaitu tidak boleh melebihi 25% dari premi bruto. Pada Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengeluarkan biaya akuisisinya
ditetapkan sebesar 25% dari jumlah produksinya.
2. Biaya operasional pada tahun 2006 sebesar Rp. 361.454.584,- dan pada tahun 2007
sebesar Rp. 504.036.971,-. Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya

73

pemasaran, dan lain-lain. Biaya operasional juga telah ditentukan besarnya yaitu
tidak boleh melebihi 15% dari jumlah produksinya atau premi.
3. Ujrah R/A pada tahun 2006 sebesar Rp. 68.741.821,- dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 85.083.989,-.

4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2006 sebesar Rp. (150,519,517) dan pada tahun 2007
sebesar Rp. 40.308.590,-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2006-2007 ternyata
margin ujrah mengalami peningkatan sebesar 126.78%.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan tabarru dan
reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan sebagai
pihak pengelola, dan jika terdapat surplus dari investasi dana tabarru itu akan
dimasukkan ke rekening dana tabarru peserta dan pihak pengelola mendapatkan upah/
bagi hasil sesuai dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau
mudharabah musyarakah). 53
1. Investasi pada tahun 2006 sebesar Rp. 458.278.810,- dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 567.226.592,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2006 sebesar Rp. 36.662.305,- dan pada tahun 2007 sebesar Rp.
45.378.127,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.

53

Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru Pada Asuransi Syariah

74

2. Beban tabarru meliputi tabarru reasuransi (tabarru R/A), pembayaran klaim,


cadangan teknis dan juga pendapatan dari hasil investasi dan pencairan cadangan
teknis. Dari itu semua kita akan mengetahui surplus atau defisit.
a. Tabarru R/A pada tahun 2006 sebesar Rp. 458.278.810,- dan pada tahun
2007 sebesar Rp. 567.226.592,b. Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus membayar
klaim pada tahun 2006 sebesar Rp. 33.956.625,- dan pada tahun 2007 sebesar
Rp. 439.764.957,-.
c. Cadangan teknis pada tahun 2006 sebesar Rp. 427.726.889,- dan pada tahun
2007 sebesar Rp. 529.411.485,-. Dari cadangan teknis pada tahun 2006, dana
tersebut akan dicairkan pada tahun 2007.

2. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah PT


Asuransi Umum Bumitera Muda 1967 tahun 2007-2008.
Hasil kinerja produk asuransi kendaraan bermotor tahun 2007-2008
mengalami penurunan tetapi tidak begitu besar bagi Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967.
Berikut ini adalah data kinerja produk asuransi kendaraan bermotor di Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda pada tahun 2007-2008 :

75

Tabel 4.3
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2007-2008 54

No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis

2007
2008
Pertumbuhan
3,360,246,473 2,228,894,259
33.67%
1,469,491,168
937,835,024
36.18%
840,061,618
557,223,565
33.67%
504,036,971
334,334,139
85,083,989
58,097,666
40,308,590
-11,820,345
1,890,755,305 1,291,059,235
567,226,592
387,317,771
45,378,127
30,985,422
567,226,592
387,317,771
439,764,957
962,728,276
529,411,485
361,496,586

33.67%
31.72%
129.32%
31.72%
31.72%
31.72%
31.72%
-118.92%
31.72%

Dilihat dari tabel di atas, jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2007-2008
mengalami penurunan sebesar 33,67%. Jumlah produksi pada tahun 2007 sebesar Rp.
3.360.246.473,- sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.228.894.259,-.
Ujrah yang dikeluarkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 1.469.491.168,sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 937.835.024,-. Ujrah mengalami penurunan
sebesar 36,18%.

54

Penulis.

Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh

76

Ujrah meliputi biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan dari itu
semua kita akan mengetahui margin ujrahnya mengalami surplus atau defisit.
1. Biaya akuisisi pada tahun 2007 sebesar Rp. 840.061.618,- dan pada tahun 2008
sebesar Rp. 557.223.565,-.
2. Biaya operasional pada tahun 2007 sebesar Rp. 504.036.971,- dan pada tahun 2008
sebesar Rp. 334.334.139,-.
3. Ujrah R/A pada tahun 2007 sebesar Rp. 85.083.989,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp.
58.097.666,-.

4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2007 sebesar Rp. 40.308.590 dan pada tahun 2008
sebesar Rp (11.820.345),-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2007-2008 ternyata
margin ujrah mengalami penurunan. Itu disebabkan karena dampak PMK
No.74/PMK.010/2007.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan teknis dan
reasuransi syariah.
1. Investasi pada tahun 2007 sebesar Rp. 567.226.592,- dan pada tahun 2008 sebesar
Rp. 387.317.771,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2007 sebesar Rp. 45.378.127,- dan pada tahun 2007 sebesar Rp.
30.985.422,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.

77

2. Beban tabarru meliputi tabarru reasuransi (tabarru R/A), pembayaran klaim,


cadangan teknis dan juga pendapatan dari hasil investasi dan pencairan cadangan
teknis. Dari itu semua kita akan mengetahui surplus atau defisit.
a. Tabarru R/A pada tahun 2007 sebesar Rp. , 567.226.592- dan pada tahun
2008 sebesar Rp. 387.317.771,b. Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus membayar
klaim pada tahun 2007 sebesar Rp. 439.764.957,- dan pada tahun 2008
sebesar Rp. 962.728.276,-. Pada tahun 2007-2008 pembayaran klaim
mengalami peningkatan sebesar 118,92%.
c. Cadangan teknis pada tahun 2007 sebesar Rp. 529.411.485,- dan pada tahun
2008 sebesar Rp. 361.496.586,-. Dari cadangan teknis pada tahun 2007, dana
tersebut akan dicairkan pada tahun 2008.

3. Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor di Unit Syariah PT Asuransi


Umum Bumiputera Muda 1967 tahun 2008-2009.
Hasil kinerja produk asuransi kendaraan bermotor tahun 2008-2009
mengalami peningkatan bagi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967. Berikut ini adalah data kinerja produk asuransi kendaraan bermotor di Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda pada tahun 2008-2009 :

78

Tabel 4.4
Data Kinerja Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2008-2009 55
No
Keterangan
1 Produksi
2 Ujrah
3 Biaya Akuisisi
Biaya
4 Operasional
5 Ujrah R/A
6 Margin Ujrah
7 Tabarru'
8 Investasi
9 Hasil Investasi
10 Tabarru' R/A
11 Klaim
12 Cadangan Teknis

2008
2009
Pertumbuhan
2,228,894,259 2,383,779,545
6.95%
937,835,024 1,072,421,571
14.35%
557,223,565
595,944,886
6.95%
334,334,139
357,566,932
58,097,666
59,011,109
-11,820,345
59,898,644
1,291,059,235 1,311,357,974
387,317,771
393,407,392
30,985,422
31,472,591
387,317,771
393,407,392
962,728,276
717,263,272
361,496,586
367,180,233

6.95%
1.57%
-606.74%
1.57%
1.57%
1.57%
1.57%
-25.50%
1.57%

Dilihat dari data di atas, jumlah produksi atau premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang terjadi pada tahun 2008-2009
mengalami peningkatan sebesar 6,95%. Jumlah produksi pada tahun 2008 sebesar
Rp. 2.228.894.259,- sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.383.779.545,-.
Ujrah yang dikeluarkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 937.835.024,sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.027.421.571,-. Ujrah mengalami
peningkatan sebesar 14,35%.

55

Penulis.

Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh

79

Ujrah meliputi biaya akuisisi, biaya operasional, ujrah R/A, dan dari itu
semua kita akan mengetahui margin ujrahnya mengalami surplus atau defisit.
1. Biaya akuisisi pada tahun 2008 sebesar Rp. 557.223.565,- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 595.944.886,-.
2. Biaya operasional pada tahun 2008 sebesar Rp. 334.334.139,- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 357.566.932,-.
3. Ujrah R/A pada tahun 2008 sebesar Rp. 58.097.666,- dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
59.011.109,-.

4. Dari biaya akuisisi, biaya operasional, dan ujrah R/A, kita akan mendapatkan
margin ujrahnya pada tahun 2008 sebesar Rp. (11.820.345),- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 59.898.644,-. Disini kita bisa melihat dari tahun 2008-2009 ternyata
margin ujrah mengalami peningkatan/pertumbuhan.
Dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang hanya boleh
digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim, cadangan teknis dan
reasuransi syariah.
1. Investasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 387.317.771,- dan pada tahun 2009 sebesar
Rp. 393.407.392,-. Dari investasi tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 mendapatkan hasil investasi dengan asumsi 8% yaitu
pada tahun 2008 sebesar Rp. 30.985.422,- dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
31.472.591,-. Hasil investasi tersebut akan dibagi dua yaitu untuk perusahaan dan
dana tabarru.

80

2. Beban tabarru meliputi tabarru reasuransi (tabarru R/A), pembayaran klaim,


cadangan teknis dan juga pendapatan dari hasil investasi dan pencairan cadangan
teknis. Dari itu semua kita akan mengetahui surplus atau defisit.
a. Tabarru R/A pada tahun 2008 sebesar Rp. 387.317.771,- dan pada tahun
2009 sebesar Rp. 393.407.392,b. Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus membayar
klaim pada tahun 2008 sebesar Rp. 962.728.276,- dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 717.263.272,-.
c. Cadangan teknis pada tahun 2008 sebesar Rp. 361.496.586,- dan pada tahun
2009 sebesar Rp. 367.180.233,-. Dari cadangan teknis pada tahun 2008, dana
tersebut akan dicairkan pada tahun 2009.

C. Pencapaian Profit Margin tahun 2006-2009


Profit margin pada produk asuransi kendaraan bermotor bagi Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sangat penting, karena profit margin itu
merupakan pendapatan bagi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 untuk membiayai operasional perusahaan, seperti gaji karyawan, fasilitas
perusahaan, dll.

81

Tabel 4.5
Profit Margin 2006-2009 56
Tahun

Margin Ujrah

Hasil Investasi

Surplus

Jumlah

2006 (150,519,517)

18,331,152

422,526,281

290,337,917

2007

40,308,590

22,689,064

543,218,551

606,216,205

2008

(11,820,345)

15,492,711

83,984,039

87,656,405

2009

59,898,644

15,736,296

142,249,472

217,884,411

TOTAL
-62,132,628
72,249,223 1,191,978,344 1,202,094,938
Dilihat dari tabel diatas, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini adalah terjadinya fruktuasi
pada profit margin, tidak ada peningkatan yang konstan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2006 margin ujrahnya mengalami defisit bahkan minus (-) yaitu
sebesar Rp. (150.519.517). Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 18.331.152,-. Dari dana tabarru tersebut
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus
sebesar Rp. 422.526.281,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 290.337.917,-.
Pada tahun 2007 margin ujrahnya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.
40.308.590,-. Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 22.689.064,-. Dari dana tabarru tersebut Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus sebesar

56

Penulis.

Data dari Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 kemudian diolah oleh

82

Rp. 543.218.551,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 606.216.205,-.
Pada tahun 2008 margin ujrahnya mengalami penurunan yaitu sebesar Rp.
(11.820.345),-, penurunan ini cukup drastis. Hasil investasi yang didapatkan Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 15.492.711,-. Dari
dana tabarru tersebut Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
mendapatkan surplus sebesar Rp. 83.984.039,-. Jadi profit margin yang didapatkan
oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp.
87.656.405,-.
Pada tahun 2009 margin ujrahnya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.
59.898.644,-. Hasil investasi yang didapatkan Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sebesar Rp. 15.736.296,-. Dari dana tabarru tersebut Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mendapatkan surplus sebesar
Rp. 142.249.472,-. Jadi profit margin yang didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu sebesar Rp. 217.884.411,-.

D. Analisis Data
Berdasarkan data risk and loss profile produk asuransi kendaraan bermotor di
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir,
yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2009, setelah dikelola, ternyata terjadinya
fluktuasi pada profit margin, mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke
tahun.

83

Pada tahun 2006-2007, profit margin pada produk asuransi kendaraan


bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu pada tahun 2006 profit margin nya sebesar Rp.
290.337.917,- sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 606.216.205,-. Jadi
peningkatannya pada tahun 2006-2007 sebesar Rp. 315.878.288,- atau 109%.
Peningkatan tersebut dikarnakan strategi pemasaran di Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 sangat bagus. Berdasarkan penelitian, ada beberapa
strategi pemasaran yang dilakukan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 dalam memasarkan produk asuransi kendaraan bermotor, antara lain yaitu
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus memperbaiki
pelayanan terhadap nasabah dengan baik, seperti penutupan asuransi, pembayaran
klaim terhadap nasabah, dll. Karena supaya nasabah merasa puas terhadap pelayanan
sehingga

perusahaan

dapat

mempertahankan

esistensi

produksinya

dan

memperbanyak jaringan perkantoran Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera


Muda 1967 sehingga nasabah dapat bebas berhubungan dengan cabang Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 di Indonesia. 57
Klaim pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi, tetapi Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mempunyai cara untuk
mengantisipasi peningkatan klaim sehingga produk asuransi kendaraan bermotor
tetap profitable, yaitu dengan melakukan selektifitas penutupan asuransi dan
penanganan klaim. Selektifitas penutupan asuransi, diantaranya adalah tidak semua

57

Wawancara pribadi dengan Wulan Setyorini. Jakarta, 16 Agustus 2010

84

orang bisa mengikuti asuransi di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967, kalau pun bisa Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 harus
memiliki record asuransi sebelumnya, survei atas objek kendaraan yang akan
diasuransikan, penanganan survey klaim (kerusakan terhadap objek kendaraan
bermotor yang akan di klaim), melakukan seleksi bengkel rekanan, dan komunikasi
terhadap pihak peserta.
Pada tahun 2007-2008, profit margin pada produk asuransi kendaraan
bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
penurunan yang sangat drastis yaitu pada tahun 2007 profit margin nya sebesar Rp.
606.216.205,- sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 87.656.405,-. Jadi penurunan
pada tahun 2007-2008 sebesar Rp. 518.559.800,- atau 86%.

Penurunan ini

kemungkinan disebabkan karena dampak PMK NO.74 tahun 2007 bagi Unit Syariah
PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Dampaknya antara lain, yaitu sangat
mempengaruhi perusahaan-perusahaan asuransi syariah yang ada di Indonesia
terutama dalam hal meningkatkan tarif premi asuransi yang berpengaruh terhadap
minat peserta asuransi. Maksudnya adalah besar kecil tarif premi asuransi sangat
berpengaruh terhadap minat para peserta asuransi atau nasabah, ketika tarif premi
asuransi terlalu besar maka minat nasabah amat sedikit dan sebaliknya.
Ditetapkannya PMK No 74 tahun 2007 tersebut mengakibatkan tarif premi
asuransi Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
peningkatan, sehingga Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
perlu upaya yang khusus agar kenaikan tarif premi asuransi ini dapat diterima dipasar

85

dan menghasilkan profit margin. Kalau Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 hanya bermain dalam tarif premi asuransi saja, bisa dipastikan Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami kekalahan dalam
bersaing, oleh karnanya perlu dilakukan upaya lain dari pada sekedar berkompetisi
atau bersaing dalam hal tarif premi asuransi. Bila tarif premi di Unit Syariah PT
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 lebih tinggi dari perusahaan asuransi syariah
lainnya, kemungkinan kalau nasabah ingin masuk asuransi karna faktor tarif, maka
nasabah tersebut tentu tidak akan milih Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967, kalau itu benar terjadi, ternyata Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sepertinya mempunyai strategi atau cara untuk mengatasi itu,
sehingga produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan masih memiliki profit
margin. Klaim pada tahun ini juga sangat meningkat sedangkan produksinya
mengalami penurunan, disinilah Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 harus bisa mengatasi masalah ini dengan baik, agar produk asuransi kendaraan
bermotor yang dipasarkan tetap profitable.
Pada tahun 2008-2009, profit margin pada produk asuransi kendaraan
bermotor di Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu pada tahun 2008 profit margin nya sebesar Rp.
87.656.405,- sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 217.884.411,-. Jadi
peningkatannya pada tahun 2008-2009 sebesar Rp. 130.228.006,- atau 148%.
Peningkatan ini disebabkan karena strategi pemasaran yang dilakukan oleh Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sangat bagus, karena setiap

86

perusahaan-perusahaan pasti mempunyai strategi-strategi dalam memasarkan


produknya, agar produk yang dipasarkan tetap profitable. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi profit margin antara lain :
1. Tingkat tarif asuransi atau volume kepersetaan.
Maksudnya makin banyak peserta asuransi yang daftar asuransi maka ada
kemungkinan profit margin akan meningkat, dan sebaliknya.
2. Biaya Akuisisi.
Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang
polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk
biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.
3. Biaya Operasional.
Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain.

Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi.
4. Biaya Reasuransi Syariah.
5. Besarnya premi resiko.
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami
oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah
kendaraan bermotor.
Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 tidak hanya
bersaing ditarif premi asuransi saja, karna bila Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 hanya bersaing di tarif premi asuransi, bisa dipastikan

87

perusahaan tersebut mengalami kekalahan dalam bersaing, oleh karna itu perusahaan
tersebut harus melakukan upaya lain, supaya produk asuransi kendaraan bermotor
tetap profitable. Upaya yang dilakukan Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 dalam mempertahankan profitable pada produk asuransi kendaaran
bermotor, antara lain :
1. Melakukan strategi pemasaran dari pada hanya bersaing di tarif premi asuransi.
Maksudnya Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, tidak
hanya bersaing di tarif premi asuransi syariah, tetapi Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 harus mempunyai strategi-strategi pemasaran
yang lain dalam memasarkan produk asuransi kendaraan bermotor, agar produk
tersebut tetap profitable.
2. Melakukan distribusi keagenan dengan mengurangi biaya akuisisi.
3. Mengurangi efisien biaya operasional.
4. Mencari pola reasuransi syariah yang tepat, agar berdampak menurunkan biaya
ujrah R/A.
5. Mencari instrumen-instrumen investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan
aman, karena kalau hanya menghasilkan return yang tinggi saja, itu juga kurang
bagus, makanya itu Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967
harus bisa mencari investasi yang menghasilkan return yang tinggi dan aman.
Berdasarkan data risk and loss profile Unit Syariah PT Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2006-2009, setelah
dikelola, maka profit margin yang akan didapatkan oleh Unit Syariah PT Asuransi

88

Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir yaitu sebesar Rp.
1.202.094.938,-. Jadi produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit
Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir
profitable.

89

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan analisis profit
margin pada produk asuransi kendaraan bermotor di Unit Syariah PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967, dapat disimpulkan suatu jawaban dari permasalahan
yang ada, yaitu :
1.

Produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT


Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 selama 4 tahun terakhir mengalami
kenaikan juga penurunan dari tahun ke tahun Karena produk asuransi kendaraan
bermotor setiap tahun nya mendapatkan keuntungan yang besar dan produk
tersebut banyak diminati oleh masyarakat.

2.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi profit margin adalah


a. Tingkat tarif asuransi atau volume kepersetaan.
Maksudnya makin banyak peserta asuransi yang daftar asuransi maka ada
kemungkinan profit margin akan meningkat, dan sebaliknya.
b. Biaya Akuisisi.
Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada
pemegang polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya
akuisisi ini untuk biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain.

90

c. Biaya Operasional.
Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain.

Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15% dari
jumlah produksinya atau premi.
d. Biaya Reasuransi Syariah.
e. Besarnya premi resiko.
Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang
dialami oleh peserta (klaim) selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi
syariah kendaraan bermotor.
3.

Upaya yang dilakukan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda
1967 dalam mempertahankan profitable pada produk asuransi kendaaran
bermotor, antara lain :
a. Melakukan strategi pemasaran dari pada hanya bersaing di tarif premi
asuransi.
b. Melakukan distribusi keagenan dengan mengurangi biaya akuisisi.
c. Mengurangi efisien biaya operasional.
d. Mencari pola reasuransi syariah yang tepat, agar berdampak menurunkan
biaya ujrah R/A.
e. Mencari instrumen-instrumen investasi yang menghasilkan return yang
tinggi dan aman, karena kalau hanya menghasilkan return yang tinggi saja,
itu juga kurang bagus, makanya itu Unit Syariah PT Asuransi Umum

91

Bumiputera Muda 1967 harus bisa mencari investasi yang menghasilkan


return yang tinggi dan aman.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1.

Berdasarkan data risk and loss profile ternyata produk asuransi kendaraan
bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 setiap tahun nya selalu profitable. Oleh karna itu perusahaan harus
memperhatikan bagaimana persaingan dengan perusahaan lainnya bukan hanya
sekedar bersaing di tarif asuransi saja dan data risk and loss profile merupakan
hal yang penting maka harus dijaga oleh perusahaan asuransi sebaik mungkin.

2.

Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang faktor-faktor profit


margin saja ternyata masih ada faktor-faktor lainnya, maka penulis lebih baik
mempertimbangkan faktor-faktor underwriting dari asuransi kendaraan
bermotor

seperti

usia

kendaraan,

jenis

kendaraan,

dan

faktor-faktor

underwriting lainnya, sehingga untuk menghasilkan profit margin yang


diinginkan, diperlukan studi lebih lanjut guna memasukkan faktor-faktor
underwriting agar mendapatkan profit margin yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-karim dan Terjemahnya. Bandung: PT. Syamil Cipta Media


Ali, AM Hasan, MA, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta : Prenada
Media, Edisi Pertama, 2005.
Dewan syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI. Ed.
Revisi Tahun 2006. Jakarta : CV. Gaung Persada, 2006.
Dickson, Gordon C.A. Introduction To Insurance. London, UK: Chartered insurance
Institute. 1997.
Dzajuli dan Yadi Janwari. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat ( Sebuah
Pengenalan), Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002.
Fatwa Dewan syariah Nasinal No.21/DSN/-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
Fatwa DSN-MUI

No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru Pada Asuransi

Syariah.
.......... No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi Syariah.
Gemala Dewi, S.H., LL.M., Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan
Perasuransian Syariah di Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Kencana, 2006.
Ghoni, Abdul dan Erny Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan
Praktek, Jakarta: Insco Consulting, 2007.
Huda, Nurul dan Nasution, Edwin Mustafa, Current Issues Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta : Kencana, Edisi Pertama, cet ke-1,2009.

Husein, Rahmat. Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan
Ekonomi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1997.
Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek (Upaya Menghilangkan
Gharar, Maisir, dan Riba), Cet-1, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.
Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 108 tentang Transaksi Asuransi Syariah.
Khairat, Delil. Konsep dan Operasional (General) Buku Pedoman Program
Sertifikasi Asuransi Syariah Tingkat Dasar. Jakarta: AASI. 2005.
Laporan Tahunan 2009 Annual Report, PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.
Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

18/PMK.010/2010,

Tentang

Dasar

Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip


Syariah, Pasal 7.
Peraturan Menteri Keuangan No. 74 tahun 2007.
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi kritis hadits
Nabi Pendekatan Sosio Historis, kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001
Salim, Abbas. Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT Raja Raja Grafindo
Persada, Ed ke-2, 2005.
Sevila, Consuelo G., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI-Press, 1993.
Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta:
Salemba Empat. 2003.
Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2007.

Sula, M. Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. 2004.
Suma, M. Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (Teori, Sistem,
Aplikasi, dan Pemasaran), Jakarta: Kholam Publishing, 2006.
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, Tentang Perasuransian, Pasal 1 Ayat (5).
Wawancara Pribadi dengan Fahmi Basyah, Jakarta, 16 Agustus 2010.
Wirdyaningsih, dkk, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia,Cet.III. Jakarta:
Kencana, 2005.
www.asuransisyariah.com
www.bumida.co.id
www.mediadata.com

Você também pode gostar