Você está na página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam
waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari
Bahasa latin yaitu dari kata pueryang artinya bayi dan porousberarti melahirkan.
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada
masa nifa oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38
C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
Untuk mencegah timbulnya infeksi atau komplikasi lainnya pada masa nifas
utamanya dengan rupture pada perineum dapat dilakukan dengan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka di identifikasi rumusan studi kasus ini
adalah : Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan nyeri luka pada
perineum terhadap Ny. A umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dengan nyeri luka perinium
hari ke 2 di BPS Rizqa.
1.3 Tujuan Penulisan
Agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan nyeri luka
pada perineum terhadap Ny. A umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dengan nyeri luka
perinium hari ke 2 di BPS Rizqa.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1 Defenisi Nyeri Luka Pada Perineum


Nyeri luka pada perineum adalah infeksi yang disertai pembengkakan dan kemerahan
pada luka perineum.
2.2 Penyebab Nyeri Luka Pada Perineum
a. Karena bekas sayatan episiotomy sehingga jahitan mudah lepas atau kareban rupture
luka terbuka dan menjadi ulkus yang disertai dengan pus
b. Keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.
2.3 Tanda Dan Gejala
a. Gejala yang selalu ada :
1. Demam
2. Nyeri tekanan pada perut bagian bawah
3. Gatal-gatal
b. Gejala yang kadang ada
1. Nyeri lepas
2. Perut kembung
3. Merah dibagian perineum
4. Mual muntah
5. Syok
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu nifas
a. Faktor fisik
1. Status kesehatan
2. Status gizi
3. Gaya hidup
b. Faktor psikososial
1. Stress
2. Support keluarga
3. Faktor lingkungan, sosial, budaya, ekonomi
4. Kebiasaan adat istiadat
5. Fasilitas kesehatan ekonomi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nyeri luka pada perineum yang diakibatkan oleh rupture yang disebabkan oleh
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu
pada saat proses persalinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada masa nifas sangatlah penting untuk
diperhatikan, sebab masa nifas adalah masa kritis baik ibu maupun bayinya.
3

3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan agar makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiwa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan agar makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan sehingga memaksimalkan kita untuk
memberikan pendidikan kesehatan dalam perawatan luka perineumj untuk
mencegah infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.cp.id/index.php?option=com_content&view=article&id=
Ambarwati, Eny retna.2010.Asuhan Kebidanan Nifas.Jogjakarta:Mitra Cendikiapffset

CONTOH KASUS :
Ny. A umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dengan nyeri luka perinium hari ke 2 di BPS Rizqa.
No. Register

: 01XX

Tanggal masuk/jam

: 20 Desember 2011 / 14.00 WIB

Ruang

: Ruang Nifas

Oleh

: Bidan Rizqa

SUBYEKTIF
Identitas
Istri

Suami

Nama

: Ny. A

Tn. R

Umur

: 25 tahun

29 tahun

Agama

: Islam

Islam

Pendidikan

: SMP

SMA

Pekerjaan

: IRT

Karyawan

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Alamat

: Serangan

Serangan

Telp

: 085728xxx

085725xxx

1. Alasan masuk ruang nifas


Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya dan bayinya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pada luka jahitan terasa nyeri.
3. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan

: Perkawinan yang pertama, syah

Menikah sejak umur

: Istri 22 tahun, Suami 24 tahun

Lama perkawinan

: 3 tahun

4. Riwayat Menstruasi
HPHT

: 11 Maret 2011

HPL

: 18 Desember 2011

Menarche

: 14 tahun

Lama Menstruasi

: 7 hari

Teratur/tidak

: Teratur

Siklus

: 28 hari
6

Banyaknya

: 3x ganti pembalut pada hari pertama dan 2x ganti pembalut


pada hari kedua

Keluhan

: Tidak ada

5. Riwayat obstetri
P1 A0 .Ah1
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil

lahir

UK

Jenis

Persalinan
Penolon
Tempat

L/P

BB

Komplikas

Laktasi

Nifas
Komplikasi

18/12

40

Persalinan
Spontan

g
bidan

Lahir
3100

i
Tidak ada

lancar

Tidak ada

/2011

mgg

ke-

BPS

gram

7. Riwayat persalinan ini


Tanggal persalinan

: 18 Desember 2011, jam 10.00 WIB

Tempat persalinan

: BPS Rizqa

Jenis persalinan

: Spontan

Penolong

: Bidan Rizqa

8. Keadaan Bayi Baru Lahir


Lahir tanggal

: 18 Desember 2011, jam 10.00 WIB

BB/PB lahir

: 3100 gram/50cm

Jenis kelamin

: perempuan

Pola tidur
Pola nutrisi

: 12 jam/hari

Frekuensi menyusu

: 9 kali/hari

Durasi

: 20 menit

Masalah Pada Ibu dan Bayi

: tidak ada

Pola eliminasi
BAK

: 7-8 kali/hari

Konsistensi

: cair

Warna

: khas urin

Bau

: khas urin

BAB

: 3 kali/hari

Konsistensi

: lembek

Warna

: khas feses
7

Bau

: khas feses

9. Riwayat Post partum


Pola kebutuhan sehari-hari

Nutrisi
Porsi makan sehari

: 1 porsi habis

Jenis

: nasi, sayur, lauk, buah

Makanan pantang

: tidak ada makanan pantangan

Pola minum

: 7-8 gelas/hari

Jenis

: Air putih, teh, susu

Keluhan

: Tidak ada

Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6-7x/ hari

Jumlah

: 1200 cc

Warna

Keluhan

: tidak ada

Frekuensi : 1x/hari

Jumlah

:-

Warna

Keluhan

: tidak ada

: kuning jernih

b. BAB

: kuning

Istirahat
Tidur siang

: -1 jam

Tidur malam

: 5-6 jam

Tidak ada keluhan

Pola Aktivitas
Mobilisasi

: sudah bisa jalan, dan merawat diri dan


belajar merawat bayinya

Pekerjaan

: merawat diri dan bayinya masih dibantu


keluarga

Olahraga /senam nifas

: melakukan senam nifas sesuai dengan


yang diajarkan bidan, yaitu senam kegle
setiap pagi

Keluhan

: tidak ada

Pengalaman menyusui : ibu mengatakan tidak memiliki pengalaman

menyusui
Kebiasaan Menyusui
Posisi

: tiduran dan duduk

Perawatan Payudara : membersihkan putting sebelum menyusui


Masalah

: tidak ada

Personal higiene

: mandi 2 kali/hari
gosok gigi 2 kali/hari
keramas 3 kali/minggu
ganti pakaian dalam 2 kali/hari
ganti pakaian luar 2 kali/hari

Pola seksual

: Selama nifas ibu belum melakukan hubungan seksual dengan


suami
: tidak ada

Keluhan
10. Riwayat KB

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun


11. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit sistemik seperti

hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan HIV


Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak sedang atau pernah menderita

penyakit sistemik seperti hipertensi, asma, diabetes militus, TBC, dan HIV
sIbu mengatakan bahwa tidak memiliki keturunan kembar

12. Riwayat Psikososial Spiritual

ibu mengatakan suami dan keluarganya selalu mendukung dia

untuk merawat bayinya dan hubungannya baik.


Ibu mengatakan ia dan keluarganya mengerti tentang keadan

masa nifas
Ibu mengatakan Pengambil keputusan di keluarga adalah suami

dan ia
Ibu mengatakan taat beribadah dan sering mengikuti

pengajian
Ibu mengatakan tinggal bersama suami
Ibu mengatakan tidak memiliki hewan piaraan di rumah

13. Kebiasaan yang menggaggu kesehatan


Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum
minuman beralkohol, dan tidak ada pantangan makanan apapun.
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
9

A. Pemeriksaan Fisik Ibu


a. Keadaan umum
Kesadaran

: compos mentis

b. Status emosional
c. Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
d. Antropometri
BB

: 65 kg

: baik
: stabil
: 120/80 mmHg
: 85 x per menit
: 22x per menit
: 36,80C
PB

: 160 cm

e. Pemeriksaan Kepala dan Leher


Rambut

: Rambut Bersih, tidak ada ketombe

Wajah

: Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum

Mata

: Konjungtiva merah muda, sklera putih

Mulut

: Bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, tidak ada


caries gigi.

Leher

: Tidak ada pembesaran tyroid, kelenjar limfe, dan vena


jugularis.
Telinga
: Bersih, tidak ada serumen
f. Pemeriksaan Payudara
Bentuk
: simetris
Puting susu
Areola
ASI
g. Abdomen
Pembesaran
Benjolan
Bekas luka
h. Ekstremitas
Oedem
Varices
Reflek patella
Kuku
i. Genetalia
Varices
Oedem
Bekas luka

: menonjol
: hiperpigmentasi, bersih
: lancar, tidak ditemukan bendungan ASI
: normal, TFU 2 jari di bawah pusat
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada oedema
: tidak ada varises
: kiri (+), kanan (+)
: bersih dan pendek, jika ditekan berwarna merah muda
: tidak ada
: tidak ada
: Bekas luka episiotomi dijahit dengan teknik
jahitan jelujur secara mediolateral. Keadaan
jahitan bagus, sedikit bengkak, ada tanda
infeksi.

Pengeluaran pervaginam : Lokhea rubra


10

j. Anus
Tidak ada hemoroid.
B. Pemeriksaan Fisik Bayi
a. Keadaan umum
Kesadaran
b. Tanda Vital
Suhu
Pernafasan
Nadi
c. Antropometri
BB
: 3100 gram
PB
: 50 cm
LD
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

: baik
: compo smetis
: 36,60C
: 46 kali/menit
: 144 kali/menit
LK
: 33 cm
LILA : 10,5 cm

: 33 cm

Kepala
Ubun-ubun
Wajah
Mata
Hidung
Mulut
Leher

k. Dada
l. Abdomen
m. Tali Pusat
n. Genitalia

: simetris, ukuran normal, tidak ada benjolan abnormal


: datar, tidak cekung
: tidak pucat, tidak kuning, dan tidak ada bekas luka
: simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
: simetris, bersih, tidak ada polif
: bersih, tidak pucat, tidak ada trush
: tidak ada pembengkakan kelenjar tirod, limfe dan
tidak ada pelebaran vena jugularis.
: simetris, tidak ada wheezing
: saat bayi tenang perut teraba lembek, tidak ada
benjolan dan bekas luka
: bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
: labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
positif, vagina berlubang.
: simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap

o. Ekstermitas
p. Reflek
q. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
r. Riwayat persalinan terakhir
KALA

LAMA

TINDAKAN

PERDARAHA

KET

8 jam

N
20 cc

normal

II

1 jam

Episiotom

100 cc

normal

III

15 menit

100 cc

normal

IV

2 jam

Penjahitan laserasi

100 cc

normal

derajat 2 teknik jelujur


secara mediolateral
dengan benang cutgut
Jumlah

11 jam 15

320

c
11

menit

ASSESMENT
Ny. Y umur 25 tahun P1 A0 Ah1 dalam masa nifas hari ke 2 normal dengan
nyeri luka pada jahitan perineum.

PLANNING
Tanggal/jam

: 20 Desember 2011 / 14.15 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi
dalam keadaan normal
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
bidan dan merasa senang dan lega
2. Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan
menganjurkan pada ibu untuk membersihkan alat genetalia dengan
sabun sesudah BAK ataupun BAB dari arah atas menuju anus
Evaluasi

: Ibu mengerti penjelasan bidan dan mampu mengulang

penjelasan bidan serta ibu mengatakan akan berusaha


melaksanakan anjuran tersebut
3. Bidan menjelaskan dan menganjurkan tentang perawatan perinium
pasca penjahitan episiotomi yaitu dengan mengoles bekas jahitan
dengan menggunakan kasa yang diberi betadin setelah genetalia
dibasuh dengan air sabun
Evaluasi
: Ibu mengerti penjelasan bidan dan berusaha untuk
melakukan anjurannya
Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan
4. Bidan menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu selama masa nifas dan menjelaskan faktor
resikonya
Evaluasi

: Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia untuk tidak


12

melakukan hubungan seksual dengan suaminya selama masa


nifas
5. Memberi tahu ibu cara untuk merawat tali pusat dengan kasa yang
diberi air hangat
Evaluasi

: Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan

berusaha akan melakukannya dirumah


6. Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola
nutrisi yang sudah baik dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
yang

mengandung

gizi

seimbang

yaitu

karbohidrat

(nasi,

kentang,roti), protein (tahu, tempe, daging, ikan, telur), vitamin (sayur


dan buah). Dan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung
protein untuk mempercepat penyembuhan luka episiotomi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang
sehat dan seimbang terutama konsumsi protein

13

HUBUNGAN KASUS TERSEBUT DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI MASA NIFAS
1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/bangsa
Alamat
Telp

Istri
: Ny. A
: 25 tahun
: Islam
: SMP
: IRT
: Jawa/Indonesia
: Serangan
: 085728xxx

Suami
Tn. R
29 tahun
Islam
SMA
Karyawan
Jawa/Indonesia
Serangan
085725xxx

b. Status Gizi
Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu dalam keadaan
sehat dan segar. Dan akan mempercepat masa penyembuhan luka perineum.
Hal-hal yang harus dihindari ibu nifas yang mengalami nyeri pada luka
perineum :

Malnutrisi
Malnutrisi secara umum dapat mengakibatkan berkurangnya
kekuatan luka, meningkatkan dehisensi luka, meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi, dan parut dengan kualitas yang
buruk. Defisien nutrisi (sekresi insulin dapat dihambat, sehingga
menyebabkan

glukosa

darah

meningkat)

tertentu

dapat

berpengaruh pada penyembuhan.

Merokok
Nikotin dan karbon monoksida diketahui memiliki pengaruh
yang dapat merusak penyembuhan luka, bahkan merokok yang
dibatasi pun dapat mengurangi aliran darah perifer. Merokok juga
mengurangi kadar vitamin C yang sangat penting untuk

penyembuhan.
c. Gaya Hidup
Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu postpartum pasti melepas pembalut.
Setelah terbuka maka akan kemungkinan terjadi kontaminasi
14

bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu


maka perlu dilakukan penggantian pembalut.
Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi kontaminasi
air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi
bakteri dari anus ke perinium.
2.

Faktor Psikologis
a. Stress
Ansietas dan stres dapat mempengaruhi sistem imun sehingga menghambat
penyembuhan luka.
b. Support Keluarga
Dukungan dari lingkungan keluarga, dimana ibu akan selalu merasa
mendapatkan perlindungan dan dukungan serta nasihat-nasihat khususnya
orang tua dalam merawat kebersihan pasca persalinan.
c. Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama
penyebuhan perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu
dalam melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu
memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa jadi
penyembuhan

luka

perineum

berlangsung

lama

karena

timbulnya rasa malas dalam merawat diri.


Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk
perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun
oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan
kebersihan genital, masyarakat tradisional menggunakan daun

sirih yang direbus dengan air kemudian dipakai untuk cebok.


Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging
ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengaruhi penyembuhan luka.

15

PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM MENGATASI KASUS TERSEBUT


Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat oleh penangan
petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab yang dapat menentukan lama
penyembuhan luka perineum.
Anjuran yang dapat diberikan oleh seorang bidan dalam mengatasi kasus tersebut yaitu :
1. Menjaga alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian
daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali
selesai buang air kecil atau besar, pembalut diganti minimal 3x sehari.
2. Cuci tangan dan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia

16

3. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah


disekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
4. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali
sehari. Kain dapat digunakan ulang ulang jika dicuci dengan baik dan dikeringkan di
bawah matahari atau disetrika.
5. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari untuk menyentuh daerah luka. Ini yang
kadang kurang diperhatikan oleh pasien dan tenaga kesehatan. Karena rasa ingin
tahunya, tidak jarang pasien ingin menyentuh luka bekas jahitan diperineum tanpa
memperhatikan efek yang bisa ditimbulkan dari tindakannya ini. Apalagi pasien
kurang memperhatikan kebersihan tangannya sehingga tidak jarang terjadi infeksi.
6. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air
yang digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang
hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, baik itu dari air
seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka
jahitan.
7. Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat
berfungsi sebagai penghilang kuman yang terpenting jangan takut memegang daerah
tersebut dengan seksama.
8. Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina
dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10
menit. Lakukan setelah BAB atau BAK.
9. Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila
seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah
dinodai darah dan kotoran. Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan
tetap lembab dan kotor.
10. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut
baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAB atau BAK atau minimal 3 jam
sekali atau bila dirasa sudah tidak nyaman.
11. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang
diresepkan dokter.

17

Você também pode gostar