Você está na página 1de 10

V.

Data Hasil Percobaan

1.5.1

Pengukuran Nilai Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10

Tabel 1.1.1 Hasil Pengukuran Nilai Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10

Saklar
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off
1.5.2

Resistansi
10
10
10
10

Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
0,98 A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

Pengukuran Nilai Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

Tabel 1.1.2 Hasil Pengukuran Nilai Arus Off dan S2 On dengan R = 20

Saklar
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On

Resistansi
20
20
20
20

Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

VI.
Analisa Data Hasil Percobaan
1.6.1 Pengukuran Nilai Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10
A. Perhitungan Secara Teori
Sesuai dengan Hukum Ohm, untuk mencari besarnya nilai arus yang
mengalir pada rangkian dengan resistor 10 ohm dan parameter tegangan yang
berbeda, maka secara teori perhitungan besarnya nilai arus dapat dihitung sebagai
berikut.Berdasarkan data hasil pada tabel 1.1.1, secara teori nilai arus dapat
dihitung dengan persamaan 1.1.2.
1.
Pengukuran nilai arus dengan nilai R = 10 , V = 10 V
I = V/R = 10/10 = 1 A

2.

Pengukuran nilai arus dengan nilai R = 10 , V = 5 V


I = V/R = 5/10 = 0,5 A
3.
Pengukuran nilai arus dengan nilai R = 10 , V = 3 V
I = V/R = 3/10 = 0.3 A
4.
Pengukuran nilai arus dengan nilai R = 10 , V = 2 V
I = V/R = 2/10 = 0,2 A
Berdasarkan hasil perhitungan nilia arus yang didapat, dapat dibuatkan
tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1.3 Hasil Perhitungan Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10

Saklar
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off
S1 On S2 Off

Resistansi
10
10
10
10

Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
1A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 1.1.1 dan hasil perhitungan pada
tabel 1.1.3 tersebut, dapat dibuatkan tabel perbandingan antara perhitungan
dengan pengukuran sebagai berikut :
Tabel 1.1.4 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10

Resistansi
10
10
10
10

Pengukuran
Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
0,98 A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

Resistansi
10
10
10
10

Perhitungan
Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
1A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

Berdasarkan tabel 1.1.4, dapat dihitung persentase kesalahan arus pada


data pengukuran dapat dihitung dengan persamaan 1.1.8.
Kesalahan=
1.

TeoriPengukuran
100
Teori
Pada tegangan 10V

100 =2
|10,98
1 |

Kesalahan=
2.

Pada tegangan 5V
100 =0
|0,50,5
0,5 |

Kesalahan=
3.

Pada tegangan 3V
100 =0
|0,30,3
0,3 |

Kesalahan=
4.

Pada tegangan 2V
100 =0
|0,20,2
0,2 |

Kesalahan=

Berdasarkan perhitungan persentase kesalahan tersebut, dapat dibuatkan


tabel perhitungan persentase kesalahan sebagai berikut :
Tabel 1.1.5 Perhitungan Persentase Kesalahan Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10

Pengukuran

Perhitungan

Persentase
Kesalahan

Resistans

Tegangan

Arus

Resistansi

Tegangan

Arus

i
10
10
10
10

10 V
5V
3V
2V

0,98 A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

10
10
10
10

10 V
5V
3V
2V

1A
0,5 A
0,3 A
0,2 A

B. Analisa Grafik

2%
0%
0%
0%

Gambar 1.1.3 Grafik Perbandingan Arus Secara Teori dan Pengukuran S1 On dan S2 Off
Resistor 10

Berdasarkan pada gambar 1.1.3 yaitu grafik perbandingan arus secara teori
dan pengukuran S1 on dan S2 off dengan resistor 10 ohm dapat dilihat bahwa garis
yang berwarna hijau merupakan perhitungan secara teori dan garis yang berwarna
merah merupakan hasil pengukuran. Terlihat pada grafik perbandingan arus secara
teori dan pengukuran S1 on dan S2 off dengan resistor 10 ini terdapat perbedaan
yang tidak terlalu signifikan yang dapat dilihat pada perhitungan persentase
kesalahan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan secara teori. Dari
hasil pengukuran dan perhitungan secara teori, perentase kesalahan yang di dapat
pada tegangan 10 V adalah 2%, tegangan 5 V adalah 0% tagangan 3 V adalah 0%,
dan tegangan 2 V adalah 0%. Hal ini membuktikan bahwa alat ukur yang
digunakan saat percobaan sudah presisi serta cara pengukuran arus yang
dilakukan sudah sesuai dengan teori, dimana untuk pengukuran arus amperemeter
dipasang seri dengan alat listrik yang akan di ukur. Terminal positif dari
amperemeter di hubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Untuk
kesalahan sebesar 2% terjadi karena panasnya alat saat praktikum, kurang
presisinya alat ukur yang digunakan maupun terjadi karena kurang telitinya
praktikan saat melakukan penafsiran hasil pengukuran.

Pada gambar 1.1.3 dapat dilihat hubungan Hukum Ohm, dimana arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Dengan nilai resistor yang konstan, semakiin besar nilai tegangan maka nilai arus
pun semakin besar sehingga di dapat grafik berbanding lurus. Jadi percobaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan teori.
1.6.2

Pengukuran Nilai Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

A. Perhitungan Secara Teori


Berdasarkan data hasil pada tabel 1.1.2, secara teori nilai arus dapat
dihitung dengan rumus 1.1.2 yaitu :
1. Pengukuran nilai arus dengan R = 20 , V = 10 V :
I = V/R = 10/20 = 0,5 A
2. Pengukuran nilai arus dengan R = 20 , V = 5 V :
I = V/R = 5/20 = 0,25 A
3. Pengukuran nilai arus dengan R = 20 , V = 3 V :
I = V/R = 3/20 = 0.15 A
4. Pengukuran nilai arus dengan R = 20 , V = 2 V :
I = V/R = 2/20 = 0,1 A
Berdasarkan hasil perhitungan besarnya nilai arus, dapat dibuatkan tabel
sebagai berikut :
Tabel 1.1.6 Hasil Pengukuran Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

Saklar
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On
S1 Off S2 On

Resistansi
20
20
20
20

Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

Berdasarkan hasil pengukuran yang ada pada tebel 1.1.2 dan hasil
perhitungan yang ada pada tabel 1.1.6, dapat dibuatkan tabel perbandingan
sebagai berikut :
Tabel 1.1.7 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

Resistans
i
20
20
20
20

Pengukuran
Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus

Resistans

0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

i
20
20
20
20

Perhitungan
Tegangan
10 V
5V
3V
2V

Arus
0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

Berdasarkan

tabel

1.1.7,

Perhitiungan

persentase

kesalahan

dari

pengukuran arus dengan R = 20 dengan kondisis S1 off dan S2 on dapat dihitung


dengan persamaan 1.1.13.
1.

Pada tegangan 10V


100 =0
|0,50,5
0,5 |

Kesalahan=
2.

Pada tegangan 5V
100 =0
|0,250,25
0,25 |

Kesalahan=
3.

Pada tegangan 3V
100 =0
|0150,15
0,15 |

Kesalahan=
4.

Pada tegangan 2V
100 =0
|0,10,1
0,1 |

Kesalahan=

Berdasarkan perhitungan persentase kesalahan, maka dapat dibuatkan


tabel perhitungan persentase kesalahan sebagai berikut :
Tabel 1.1.8 Perhitungan Persentase Kesalahan Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

Pengukuran
Resistans Tegangan
i
20
20
20
20

10 V
5V
3V
2V

B. Analisa Grafik

Arus
0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

Perhitungan
Resistans Tegangan
i
20
20
20
20

10 V
5V
3V
2V

Persentase
Arus
0,5 A
0,25 A
0,15 A
0,1 A

Kesalahan
0%
0%
0%
0%

Gambar 1.1.4 Grafik Perbandingan Arus Secara Teori dan Pengukuran S1 Off dan S2 On
Resistor 20

Berdasarkan gambar 1.1.4 yaitu grafik perbandingan arus secara teori dan
pengukuran S1 off dan S2 on dengan resistor 20 ohm dapat dilihat bahwa garis
yang berwarna hijau merupakan perhitungan secara teori dan garis yang berwarna
merah merupakan hasil pengukuran. Pada gambar 1.1.4 terlihat bahwa
perbandingan nilai arus secara teori dan pengukuran tidak ada perbedaan yang
dapat dilihat dari persentase kesalahan. Dari hasil pengukuran dan perhitungan
secara teori, perentase kesalahan yang di dapat pada tegangan 10 V adalah 0%,
tegangan 5 V adalah 0 % tagangan 3 V adalah 0%, dan tegangan 2 V adalah 0%.
Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan saat percobaan sudah
presisi serta cara pengukuran arus yang dilakuakn sudah sesuai dengan teori,
dimana untuk pengukuran arus amperemeter dipasang seri dengan alat listrik yang
akan di ukur. Terminal positif dari amperemeter di hubungkan dengan kutub
positif dari sumber arus listrik.
Pada Gambar 1.1.4 dapat dilihat hubungan Hukum Ohm, dimana arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Dengan nilai resistor yang konstan, semakiin besar nilai tegangan maka nilai arus

pun semakin besar sehingga di dapat grafik berbanding lurus. Jadi percobaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan teori.

VII.

Simpulan
Berdasarkan data hasil percobaan serta analisa data tersebut, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :


1. Pada percobaan pengukuran arus S1 ON dan S2 OFF dengan R = 10 ,
dapat disimpulkan besar nilai arus (I) berbanding lurus dengan besar
nilai tegangan (V) dengan nilai hambatan (R) konstan. Hal ini
ditunjukkan pada hasil pengukuran dan hasil perhitungan secara teori
dengan nilai persentase kesalahan sebesar 0%. Namun pada tengangan
10V terdapat perbedaan dengan persentase kesalahan sebesar 2%. Hal
ini disebabkan karena panasnya alat saat praktikum, kurang presisinya
alat ukur yang digunakan maupun terjadi karena kurang telitinya
praktikan saat melakukan penafsiran hasil pengukuran.
2. Pada percobaan pengukuran arus S1 OFF dan S2 ON dengan R = 20 ,
dapat disimpulkan besar nilai arus (I) berbanding lurus dengan besar
nilai tegangan (V) dengan nilai hambatan (R) konstan. Hal ini
ditunjukkan pada hasil pengukuran dan hasil perhitungan secara teori
dengan nilai persentase kesalahan sebesar 0%. Hal ini menunjukkan
bahwa alat ukur yang digunakan saat percobaan sudah presisi serta

cara pengukuran arus yang dilakukan sudah sesuai dengan teori,


dimana untuk pengukuran arus amperemeter dipasang seri dengan alat
listrik yang akan di ukur. Terminal positif dari amperemeter di
hubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Jadi
percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori.

SINTAK MATLAB PERCOBAAN 1


EKSPERIMEN 1
1. Pengukuran Nilai Arus S1 On dan S2 Off dengan R = 10
clc, clear all, close all;
A = [2 3 5 10];
B = [0.2 0.3 0.5 0.98]; %Hasil Pengukuran
C = [0.2 0.3 0.5 1.0]; %Hasil Perhitungan Teori
H = plot (A,B,'r-*',A,C,'g-o');
set (H,'linewidth',2);
set(gca,'xtick', [2 3 5 10]);
set(gca,'ytick', [0.2 0.3 0.5 1]);
axis ([1.2 11 0 1.1]);
legend ('Merah = Berdasarkan Pengukuran','Hijau = Berdasarkan
Teori');
title ({'Grafik Perbandingan Arus dan Tegangan'
'Gede Teguh Pradnyana Yoga-1504405031'});
xlabel ('Tegangan (V)');
ylabel ('Arus (I) (mA)');
grid on;

2. Pengukuran Nilai Arus S1 Off dan S2 On dengan R = 20

clc, clear all, close all;


A = [ 2 3 5 10 ];
B = [ 0.1 0.15 0.25 0.5 ]; %Hasil Pengukuran
C = [ 0.1 0.15 0.25 0.5 ]; %Hasil Perhitungan Teori
H = plot (A,B,'r-*',A,C,'g-o');
set (H,'linewidth',2);
set(gca,'xtick', [2 3 5 10]);
set(gca,'ytick', [0.1 0.15 0.25 0.5]);
axis ([1.2 11 0 0.6]);
legend ('Merah = Berdasarkan Pengukuran','Hijau = Berdasarkan
Teori');
title ({'Grafik Perbandingan Arus dan Tegangan'
'Gede Teguh Pradnyana Yoga-1504405031'});
xlabel ('Tegangan (V)');
ylabel ('Arus (I)(mA)');
grid on;

Você também pode gostar