Você está na página 1de 4

Analisis Pembahasan

Pada sampel air laut Pelabuhan Gersik, kesadahan yang didapatkan adalah sebesar
1281,447

mg/L.

Berdasarkan

492/MENKES/PER/IV/2010

Peraturan

tentang

Menteri

Persyaratan Air

Kesehatan
Minum,

RI

No.

Kesadahan

maksimal adalah 500 mg/L. Sampel air laut tersebut melebihi ambang batas yang
telah ditentukan, hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan di sekitar tempat
pengambilan sampel adalah tempat berlabuhnya perahu yang digunakan untuk ke
Pulau Bawean. Sekitar/ tepi tempat pengambilan sampel penuh dengan sampah.
Dan menjadi tempat lalu lalang kapal yang ingin mengirim barang sehingga di
permukaan air laut terdapat lapisan minyak meskipun tidak terlalu banyak.
Pada sampel air laut Kenjeran, kesadahan yang didapatkan adalah 12079,84 mg/L.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Air Minum, Kesadahan maksimal adalah 500 mg/L. Sampel
air laut tersebut melebihi ambang batas yang telah ditentukan, hal tersebut
dikarenakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perkotaan di Indonesia
sebagian besar tanpa melalui proses pengolahan sebelum dibuang langsung ke
saluran pematusan. Sehingga sungai sebagai saluran pembuangan terakhir menuju
ke laut memiliki beban yang berat, selain sebagai saluran pembuangan kegiatan
perkotaan juga menjadi saluran yang membawa sedimentasi dari daerah hilir.
Terlebih di wilayah muara sungai (estuari), dimana hampir seluruh limbah
perkotaan dan sedimentasi yang dibawa aliran sungai mengendap dan mengumpul
di wilayah ini. Besarnya limbah domestik di sungai perkotaan yang dihasilkan
oleh rumah tangga, dengan ciri utama berupa tingginya nilai BOD yang
disebabkan oleh keberadaan kandungan bahan organik yang berkisar Antara 50
75 %, sedang sisanya berasal dari kegiatan industry.
Besarnya prosentase kandungan BOD pada limbah domestik rumah tangga di
aliran sungai/saluran pematusan berkisar 50 75 % dengan volume limbah dari
sumber domestik yang dihasilkan di Propinsi Jawa Timur tahun 1995 berkisar
antara 200 204 liter/orang/hari (BTKL Pos Surabaya, 1995). Volume limbah
yang begitu besar tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu akan
menimbulkan dampak/pengaruh yang buruk terhadap badan sungai dan muara
sungai, dan tentunya keberadaan perairan laut yang menjadi tempat pembuangan
akhir.

Kondisi pesisir Kenjeran merupakan daerah estuari yang subur, tempat


berbiaknya berbagai biota karena adanya suplai nutrisi yang terus-menerus dibawa
ombak. Di sepanjang pesisir Kenjeran sekarang ini telah dikuasai oleh
pengembang yang ingin membangun atau memperluas usaha dibidang properti.
Perumahan-perumahan baru dan megah akan menjejalah wajah pesisir Kenjeran
yang jelas ini merupakan pelanggaran tata ruang karena peruntukkannya untuk
konservasi.
Kerusakan pesisir Pantai Kenjeran dipicu oleh pencemaran yang berasal dari
pembuangan limbah industri, rumah tangga, maupun sampah yang dibuang
sembarangan disekitar pantai. Pembuangan limbah cair misalnya dari industri
berdampak pada matinya organisme didalam air apabila parah dapat menyebabkan
dekomposisi anaerobik. Sampah yang banyak menimbulkan permukaan pantai
tertutup sehingga menutupi penetrasi matahari dan mempersulit proses
pengambilan oksigen yang berguna dalam proses fotosintesa oleh klorofil.
Setiap pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dapat menyebabkan
terjadinya perubahan ekosistem dengan skala tertentu. Pemanfaatan dengan tidak
mempertimbangkan prinsip-prinsipe kologi dapat menurunkan mutu lingkungan
dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan ekosistem wilayah pesisir yang
bersangkutan. Dengan demikian masalah utama dalam pengelolaan dan
pengembangan sumberdaya wilayah pesisir adalah pemanfaatan ganda daripada
sumberdaya tanpa adanya koordinasi.
Secara garis besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian
sumberdaya pesisir dan lautan di pesisir Pantai Kenjeran yaitu : pencemaran,
degradasi fisik habitat, over eksploitasi sumber daya alam. Sumber pencemaran
perairan pesisir Pantai Kenjeran terdiri dari limbah industri, limbah cair
pemukinan (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pelayaran
(shipping), pertanian, dan perikanan budidaya. Bahan pencemar utama yang
terkandung dalam buangan limbah tersebut berupa: sediment, unsure hara
(nutriens), logam beracun (toxic metals), pestisida, organisme eksotik, organisme
pathogen, sampah dan oxygen depleting substances (bahan-bahan yang
menyebabkan oksigen yang terlarut dalam air laut berkurang). Permasalahan yang
dihadapi dalam pengelolaan wilayah pesisir, khususnya di Pantai Kenjeran yaitu
Pemanfaatan ganda, pemanfaatan tak seimbang, pengaruh kegiatan manusia, dan
pencemaran wilayah pesisir.

Pada sampel air laut Suramadu, kesadahan yang didapatkan adalah 1211 mg/L.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Air Minum, Kesadahan maksimal adalah 500 mg/L. Sampel
air laut tersebut melebihi ambang batas yang telah ditentukan, hal tersebut
dikarenakan kondisi lingkungan sekitar pengambilan sampel yang digunakan
untuk berenang, selain itu banyak orang yang membuang sampah sembarangan,
sehingga mengakibatkan banyak sampah pada daerah sekitar pengambilan sampel,
keadaan pada saat pengambilan sampel sangat cerah. Sampel diambil pada tepi
laut dibawah jembatan Suramadu.
Pada sampel air laut di pesisir Pantai Delegan, Panceng, Gresik, kesadahan yang
didapatkan adalah 8201,432 mg/L. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Air Minum, Kesadahan
maksimal adalah 500 mg/L. Sampel air laut tersebut melebihi ambang batas yang
telah ditentukan, hal tersebut dikarenakan kondisi lingkungan di tempat
pengambilan sampel yang digunakan sebagai tempat bersandarnya kapal nelayan.
Di sepanjang pesisir pantai kondisinya sangat kotor dan banyak sampah
berserakan yang mungkin berasal dari arus ombak atau masyarakat sekitar.
Pada sampel air laut di Perak, Surabaya. Kesadahan yang didapatkan adalah
mg/L.

Berdasarkan

492/MENKES/PER/IV/2010

Peraturan
tentang

Menteri

Kesehatan

Persyaratan Air

Minum,

RI

No.

Kesadahan

maksimal adalah 500 mg/L. Sampel air laut tersebut melebihi ambang batas yang
telah ditentukan, hal tersebut dikarenakan pengambilan sampel berada agak jauh
dari dermaga tempat kapal disandarkan.
Pada sampel air laut Mangrove, Wonorejo Timur, Surabaya. Kesadahan yang
didapatkan adalah 1102,05 mg/L. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Air Minum, Kesadahan
maksimal adalah 500 mg/L. Sampel air laut tersebut melebihi ambang batas yang
telah ditentukan, hal tersebut dikarenakan saat pengambilan sampel, keadaan
lingkungan sekitar sangat panas, air laut juga sedang surut. Banyak sampah yang
bertumpukan disekitar pengambilan sampel. Hal tersebut dapat terjadi karena
lokasi sampel merupakan sebuah tempat wisata yang dibuka untuk umum, bisa
jadi pengunjung yang membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan
sampah menjadi menupuk. Oleh sebab itu, mempengaruhi sampel yang kami
gunakan.

Você também pode gostar