Você está na página 1de 89

CHARACTER BUILDING.

UNSUR PEMBENTUK KUALITAS DIRI

UNSUR PEMBENTUK KUALITAS DIRI


APA ITU KOMPETENSI ? Kompetensi merupakan kemampuan dalam mengemban
tugas, menyelesaikan pekerjaan, atau menangani persoalan. Kemampuan > bicara
peningkatan diri Kompetensi terdiri atas dua hal, Yaitu : 1.Kapasitas > Daya tampung
2.Kapabilitas > Kemampuan mengolah atau mengelola kapasitas
APA ITU KARAKTER? Karakter adalah perilaku (attitude) Attitude merupakan
perwujudan dari kesadaran menjalankan peran, fungsi, dan tugasnya mengemban
amanah dan tanggung jawab. Attitude yang baik > Karakter Attitude yang buruk >
tabiat Karakter dapat didefinisikan kumpulan sifat baik yang menjadi perilaku seharihari, sebagai perwujudan dari tingkah laku Karakter sebagai dasar untuk peningkatan
diri
KARAKTER TERDIRI ATAS 2 KATEGORI YAITU:
1. Karakter Pokok terbagi menjadi tiga bagian penting yaitu karakter dasar, karakter
unggul, dan karakter pemimpin. Karakter dasar menjadi foundasi, yang terdiri dari tiga
nilai yaitu egois, jujur, disiplin. Karakter Unggul terdiri dari 7 sifat baik Yaitu ikhlas,
sabar, bersyukur, bertanggung jawab, berkorban, perbaiki diri, sungguh-sungguh.
Karakter pemimpin terdiri dari 9 nilai pembentuk yaitu adil, arif, bijaksana, ksatria,
tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif >> Karakter pokok
merupakan karakter yang harusnya dimiliki tiap orang, Karakter pokok begitu penting,
karena menentukan kehidupan siapa pun, Tanpa karakter pokok, bisa dipastikan hidup
seseorang dipandu nafsu
Nilai yaitu kita hanya sekedar tahu sifat baik itu, Namun karakter yaitu kita sudah
melakukan perilaku itu.
2. Karakter Pilihan merupakan perilaku baik yang berkembang sesuai dengan profesi
pekerjaan. Tiap profesi memiliki perilaku karakternya. Tuntutan karakter dokter
berbeda dengan karakter pengacara. Namun yang tidak boleh diabaikan, apapun
profesinya, tiap orang harus membangun karakter pokok terlebih dahulu. Lebih khusus
lagi, mereka wajib memiliki karakter dasar.

"MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN".


Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara perilaku manusia kearah
positif. Seorang pemimpin
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara
perilaku manusia kearah positif. Seorang pemimpin perlu memahami perilaku orangorang yang dipimpinnya agar dapat mempengaruhinya untuk dapat bekerja sesuai
yang dinginkan organisasi. Seorang pemimpin yang sukses harus dapat memotivasi
dirinya dan anggotanya untuk menjadikan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya dan organisasi.
Untuk itu seorang pemimpin perlu mempelajari teori-teori motivasi yang ada dan cara
penerapannya didalam memimpin suatu organisasi.
1.Konsep-konsep motivasi dasar, Teori awal tentang motivasi :
- Teori Hirarki Kebutuhan Maslow - Teori X dan Y
- Teori Dua Faktor Teori awal tentang motivasi (Teori hirarki kebutuhan Maslow)
Mungkin bisa dikatakan bahwa teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki
kebutuhan yang diungkapkan Abraham Marslow.
Hipotesisnya mengatakan bahwa didalam diri semua manusia bersemayam 5 jenjang
kebutuhan yaitu sebagai berikut :
Psikologis : antara lain rasa lapar, haus, perlindungan ( pakaian dan perumahan ),
seks dan kebutuhan jasmani lain. Keamanan, antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
Sosial, mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik dan persahabatan.
Penghargaan, mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, prestasi,
serta faktor penghormatan diri dari luar, seperti misalnya status, pengakuan, dan
perhatian. aktualisasi diri : dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai
ambisinya yang mencakup kebutuhan, pencapai potensi, dan pemenuhan kebutuhan
diri.
Teori X dan Y Douglas McGregor mengemukakan 2 pandangan yang jelas berbeda
mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif yang ditandai sebagai teori X,

dan yang lain positif yang ditandai dengan teori Y. Menurut teori X, 4 asumsi yang
dipegang para manager adalah sebagai berikut:
1.

karyawan tidak menyukai kerja, dan bila dimungkinkan akan mencoba


menghindarinya.

2.

karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran.

3.

karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan


formal bila mungkin.

4.

kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain


yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.

keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya Kontras dengan
pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat 4 asumsi positif
yang disebutnya sebagai teori Y :
1. karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan
istirahat atau bermain.
2. orang orang akan melakukan penghargaan diri dan pengawasan diri jika
mereka memiliki komitmen terhadap sasaran.
3. rata-rata orang dapat belajar untuk dapat menerima bahkan mengusahakan
tanggung jawab
4. kemampuan untuk mengambil memiliki mereka yang berada dalam posisi
manajemen.
Teori dua factor. Teori 2 faktor kadang kadang disebut juga sebagai teori motivasi
hygiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg. Teori 2 faktor tidaklah tanpa
cacat, kritik terhadap teori itu adalah sebagai berikut :
1. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila
semuanya berlangsung baik,orang cenderung menganggap itu berkat diri
mereka, sebaliknya mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi
kegagalan.
2. Kendala metodologi Herzberg ditanyakan. Karena penilai harus melakukan
penafsiran, mungkin mereka dapat mencari penemuan dengan menafsirkan
respon tertentu dengan cara tertentu, namun disisi lain memperlakukan respon
lain yang serupa dengan cara yang berbeda.

3. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain,


seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, toh masih berfikir
bahwa pekerjaan itu dapat diterimanya.
4. Teori ini tidak konsisten dengan riset sebelumnya. Teori 2 faktor mengabaikan
variabel-variabel situasi.
5. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitasnya.
Tetapi metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang kepuasan, bukan
produktivitas. TEORI
TEORI KONTEMPORER TENTANG MOTIVASI Teori ERG Alderfer beragumen bahwa
ada tiga kelompok kebutuhan ini- eksistensi( Existentence ), keterhubungan
(Relatedness), dan pertumbuhan (growth) sehingga disebut teori ERG. Kelompok
eksistensi memperhatikan tentang pemberikan persyaratan keberadaan materiil dasar
kita, mencakup butir butir oleh maslow dianggap sebagai kebutuhan psikologis dan
keamanan. Kelompok kebutuhan kedua adalah kelompok keterhubungan- hasrat yang
kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting. Hasrat sosial dan
status menuntut terpenuhinya interaksi dengan orang orang lain, dan hasrat ini sejalan
dengan kebutuhan sosial maslow dan komponen eksternal pada klasifikasi
penghargaan Marslow. Akhirnya, Alderfer menunjukan kebutuhan pertumbuhan
hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, yang mencakup komponen intrinsik dari
kategori penghargaan Marslow dan karaketristik karakteristik yang tercakup pada
aktualisasi diri.
Teori Kebutuhan McClelland Dikemukakan oleh David McCelland dan para koleganya.
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan : prestasi, kekuasaan, dan kelompok
pertemanan. Kebutuhan ini di definisikan sebagai berikut :
1. 1.kebutuhan akan prestasi : Dorongan untuk unggul, untuk berprestasi
berdasarkan seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses.
2. kebutuhan oleh kekuasaan : kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku
dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berprilaku sebaliknya.
3. kebutuhan akan kelompok pertemanan. Teori Evaluasi Kognitif Secara
histories, ahli teori motivasi umumnya mengasumsikan bahwa motivasi intrinsik
seperti misalnya prestasi, tanggung jawab, dan kompentensi tidak bergantung
pada motivator ekstrinsik. Artinya, rangsangan satu tidak akan mempengaruhi
rangsangan lainnya. Tetapi teori evaluasi kognitif mengemukakan sebaliknya.
Teori ini berargumen bahwa bila imbalan intrinsik digunakan organisasi
sebagai hadiah atas kinerja yang unggul, imbalan intrinsik, yang berasal dari
individu-individu yang melakukan apa yang mereka sukai, akan berkurang.
Dengan kata lain, bila imbalan ekstrinsik diberikan ke seseorang untuk

menjalankan tugas yang menarik, imbalan itu menyebabkan minat intrinsik


terhadap tugas itu sendiri merosot.
Teori Penetapan Sasaran Edwin locke mengemukakan bahwa niat untuk bekerja
menuju sasaran merupakan sumber utama dari motivasi kerja.
Artinya, sasaran memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan berapa banyak
upaya akan harus dilakukan. lebih tepatnya, kita dapat mengatakan bahwa sasaran
khusus meningkatkan kinerja: bahwa sasaran khusus meningkatkan kerja : bahwa
sasaran sulit, bila diterima baik, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada
sasaran mudah, dan bahwa umpan ballik menghasilkan kinerja yang lebih tinggi
ketimbang tidak ada umpan balik.
Teori Penguatan Dalam teori penguatan, kita mempunyai pendekatan prilaku
(behavioristik), yang beragumen bahwa penguatanlah yang mengkondisikan perilaku.
Para ahli teori penguatan memandang prilaku dibentuk oleh lingkungan.
Apa yang mengendalikan perilaku adalah pemerkuat ( reinforces ) setiap konsekuensi,
bila dengan segera menyusuli respon tertentu, meningkatkan kemungkinkan bahwa
perilaku itu akan diulang.
Teori Hanyut dan Motivasi Intrinsik Suatu unsur penting dari pengalaman flow adalah
bahwa motivasinya ini tidak berkaitan dengan sasaran akhir. Kegiatan yang dilakukan
manusia ketika mereka mencapai perasaan yang dibatasi waktu itu berasal dari proses
aktivitas itu sendiri dan bukannya upaya untuk mencapai sasaran.
Dengan demikian ketika seseorang mengalami perasaan hanyut ( flow ), dia benar
benar termotivasi secara intrinsik.
Model Motivasi Intrinsik Model Thomas itu mengemukakan bahwa motivasu intrinsik
dicapai ketika orang mengalami perasaan-perasaan sebagai berikut :
1. Pilihan, adalah peluang untuk mampu menyeleksi kegiatan kegiatan tugas
yang masuk akal bagi anda dan melaksanakan dengan cara memadai.
2. Kompetensi, adalah pencapaian yang anda rasakan saat melakukan kegiatan
pilihan anda dengan cara yang amat terampil.
3. Penuh arti, adalah peluang untuk mengejar sasaran tugas yang bernilai.
4. Kemajuan, adalah perasaan bahwa anda membuat langkah maju yang berarti
dalam mencapai sasaran tugas anda.

Teori Kesetaraan Ada empat pembandingan acuan yang dapat digunakan karyawan :
1. Didalam diri sendiri : Pengalaman karyawan dalam posisi yang berbeda dalam
organisasinya yang sekarang ini.
2. Di luar diri sendiri : Pengalaman karyawan dalanm situasi atau posisi diluar
organisasinya sekarang ini.
3. Didalam diri orang lain: Individu atau kelompok individu lain didalam karyawan.
4. Di luar diri orang lain : Individu atau kelompok individu di luar organisasi
karyawan itu.
5.
Berdasarkan teori kesetaraan, bila karyawan mempersepsikan ketidaksetaraan dapat
diprediksikan bahwa mereka dapat mengambil salah satu dari enam pilihan berikut :
1. Mengubah masukkan.
2. Mengubah keluaran.
3. Mendistorsikan persepsi mengenai diri.
4. Mendistrosikan persepsi mengenai orang lain.
5. Memilih acuan yang berlan.
6. Meninggalkan medan. Kesetaraan Distributif adalah kesetaraan yang dipahami
berdasarkan jumlah dan alokasaini imbalan ke para individu. Kesetaraan
Prosedural adalah kesetaraan yang dipahami berdasarkan proses yang
digunakan untuk menetapkan distribusi imbalan.
Teori Pengharapan Teori ini berfokus pada tiga hubungan yaitu :
1. Hubungan upaya-kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang
mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja.
2. Hubungan kinerja-imbalan. Sampai sejauh mana individu itu menyakini bahwa
berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapai akan mendorong
tercapainya output yang diinginkan.
3. Hubungan imbalan-sasaran-pribadi. Sampai sejauh mana imbalan imbalan
organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi
daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.

Penerapan Konsep motivasi dalam organisasi

Manajemen berdasarkan Tujuan (MBO)

Program pengakuan Karyawan

Program Upah variabel - Rencana upah berdasarkan keterampilan

Tunjangan Fleksibel

Isu-isu Khusus dalam motivasi

Program Manajemen Berdasarkan Tujuan ( MBO ) Management By Objective ( MBO)


atau manajemen berdasarkan tujuan adalah program yang mencakup sasaran yang
khas, yang ditentukan secara partisipatif, untuk kurun waktu tertentu yang eksplisit,
dengan umpan balik mengenai kemajuan kemajuan sasaran. Menekankan penerapan
sasaran secara partisipatif, yang berwujud dapat diperiksa kebenarannya, dan dapat
diukur. MBO dapat merubah tujuan organisasi secara keseluruhan menjadi tujuan
khusus unit unit organisasi dan para individu individu yang menjadi anggotanya.
MBO menjalankan konsep tujuan dengan merangsang suatu proses, di mana dengan
proses tersebut sasaran sasaran secara bertingkat diturunkan ke sepanjang
organisasi tersebut. Ada empat unsur umum dalam program MBO yakni spesifikasi
sasaran, pengambilan keputusan partisipatif, jangka waktu yang eksplisit, serta umpan
balik kinerja.
Tujuan MBO hendaknya merupakan pernyataan ringkas mengenai pencapaian tujuan
yang diharapkan. Tujuan dalam MBO tidaklah ditentukan secara sepihak oleh atasan.
MBO mengantikan sasaran yang dipaksakan dengan sasaran yang ditentukan secara
partisipatif. Atasan dan bawahan bergabung untuk memilih sasaran dan sepakat
mengenai cara mengukur sasaran tersebut.
Tiap tujuan mempunyai kurun waktu penyelesaian yang spesifik. MBO berusaha
memberikan umpan balik yang terus menerus mengenai kemajuan sasaran.
Menghubungkan MBO Dengan teori Penerapan Sasaran Teori penerapan sasaran
menunjukan bahwa sasaran yang sulit menghasilkan tingkat kinerja individual yang
lebih tinggi dari pada sasaran yang mudah. Umpan balik terhadap kinerja seseorang
akan menghasikan kinerja yang lebih tinggi. MBO menyiratkan, bukannya menyatakan
secara eksplisit, bahwa sasaran harus dipersepsikan sebagai hal yang dapat
dilaksanakan ( feasible ).

Perbedaan kedua teori ini, adalah terkait dengan isu partisipatif; MBO sangat
mendukung sedangkan penerapan sasaran menujukan bahwa penugasan sasaran
ke bawahan sering sama berhasilnya.
Manfaat partisipatif ini untuk mendorong individu menetapkan sasaran yang lebih
sukar. MBO Dalam Praktik MBO tak selalu membuahkan hasil. Masalahnya
disebabkan karena komponen komponen dasar dari MBO itu sendiri yakni
pengharapn yang tidak realistis mengenai hasil, kurangnya komitmen manejemen
puncak, ketidakmampuan, ketidaksetiaan manajemen untuk memberikan imbalan
yang didasarkan pada pencapaian sasaran serta ketidakcocokan budaya.
Program Pengakuan Karyawan Program pengakuan karyawan terdiri dari perhatian
pribadi, pengungkapan minat, persetujuan dan apresiasi atas pekerjaan yang
dilakukan dengan baik.
Motivasi yang paling berpengaruh ditempat kerja adalah pengakuan terhadap
karyawan. Salah satu alat pengakuan yang sering digunakan dan luas pemakaiannya
adalah pengunaan sistem usulan.
Program Pelibatan Karyawan Pelibatan ini mencakup gagasan gagasan seperti
partisipasi karyawan atau manajemen partisipatif, demokrasi di tempat kerja,
pemberdayaan, dan kepemilikan karyawan.
Logikanya adalah bahwa dengan melibatkan para karyawan ke dalam keputusan
keputusan mengenai mereka dan dengan meningkatkan otonomi serta kendali
mengenai kehidupan kerja mereka, pastinya akan menjadi lebih termotivasi, lebih
berkomitmen terhadap organisasi, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaaan
mereka.
Pelibatan karyawan merupakan proses yang menggunakan seluruh kapasitas
karyawan dan yang dirancang untuk mendorong peningkatan komitmen demi
kesuksesan organisasi. Terdapat banyak ragam pelibatan antara lain :
Manajemen partisipatif adalah proses dimana bawahan berbagi kekuasaan dalam
pengambilan keputusan sampi derajat yang tertentu atasan langsungnya.
Partisipasi Representatif adalah pekerja
pekerja yang berpartisipasi ke dalam pengambilan keputusan organisasional lewat
kelompok kecil yang mewakili karyawan. Bentuknya terbagi dua yakni : Dewan kerja
yakni kelompok kelompok karyawan yang dinominasi atau dipilih yang harus diajak
konsultasi dulu bila manajemen mengambil keputusan yang melibatkan karyawan.

Wakil Wakil dewan yakni karyawan karyawan yang duduk dalam dewan direktur
perusahaan dan mewakili kepentingan para karyawan perusahaan.

Lingkaran Mutu adalah kelompok kerja para karyawan yang bertemu secara
teratur untuk membahas masalah masalah kualitas mereka, menyelidiki sebab
sebab, merekomendasikan penyelesaian, dan mengambil tindakan korektif.

Rencana Kepemilikan saham karyawan adalah rencana tunjang yang ditegakan


perusahaan di mana para karyawan memperoleh saham sebagian dari tunjangan
mereka.

Kaitan Program Pelibatan Dengan Teori Motivasi Manajemen partisipatif konsisten


dengan teori motivasi Y, dan teori X segaris dengan gaya otokratis yang lebih
tradisional dalam hal mengelolah karyawan.
Dalam teori dua faktor, memberikan karyawan motivasi intrinsik ( dari dalam ). Sesuai
juga dengan teori ERG yang mana membuat dan melaksanakan keputusan, menyikapi
berhasilnya keputusan itu, dapat membantu memuaskan kebutuhan karyawan akan
tanggungjawab, prestasi, pengakuan, pertumbuhan, dan peningkatan penghargaan
diri.
Program Upah Variable Program ini dimaksud agar bagian dari upah seorang
karyawan yang didasarkan pada ukuran kinerja individu dan atau organisasi.
Upah variable disini sifatnya tidak anuitas ( jumlah tetap setiap tahunnya ) inilah
bedanya dengan sistem kompensasi tradisional lainnya.
Terdapat ragam upah variable antara lain : Rencana Upah Per Unit yakni para pekerja
diupah dengan jumlah tetap menurut tiap satuan produksi yang dikerjakan, dimana
tidak terdapat gaji pokok dan dibayar untuk apa yang ia produksi.
Rencana Bonus yakni bayaran secara eksklusif ke para eksekutif atau ke semua
karyawan yang mencakup jaringan yang lebih besar dalam organisasi bahkan
mencakup karyawan peringkat rendahan.
Rencana Bagi Laba yakni program organisasi yang luas yang membagikan
kompensasi berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan
probabilitas perusahaan.
Rencana Bagi Hasil yakni rencana insentif dimana perbaikan produktifitas kelompok
menentukan banyaknya total uang yang dialokasikan.
Program Rencana Upah Berdasarkan Keterampilan Organisasi mempekerjakan orang
berdasarkan keterampilan mereka, kemudian lazimnya menempatkan mereka pada
pekerjaan pekerjaan dan mengupah mereka berdasarkan peringkat atau

jenispekerjaan mereka. Upah berdasarkan keterampilan ini maksudnya tingkat


tingkat upah didasarkan pada berapa keterampilan yang dimiliki karyawan dan berapa
banyak pekerjaan dapat mereka lakukan.
Kaitan Upah Berdasarkan Keterampilan Dengan Teori Motivasi Karena rencana ini
mendorong para karyawan untuk mempelajari, memperluas keterampilan mereka, dan
tumbuh, maka rencana ini konsisten dengan teori motivasi ERG. Tunjangan Fleksibel
Tunjangan fleksibel yakni para karyawan menetukan secara sendiri program tunjangan
mereka untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka dengan memilih dan mengambil
dari daftar pilihan tunjangan.
Tiga jenis rencana tunjangan yang paling popular adalah Rencana Modular yakni
paket tunjangan yang dirancang sebelumnya, dengan masing masing modul
digabungkan agar memenuhi kebutuhan kelompok khusus karyawan.
Rencana Inti Plus yakni terdiri dari inti tunjangan pokok dan pilihan yang menyerupai
menu pada opsi tunjangan lain di mana dirinya karyawan dapat memilih dan
memambah ke inti tadi.
Rencana Pengeluaran Fleksibel yakni memungkinkan karyawan menyisikan beberap
dolar yang ditawarkan dalam rencana untuk membayar layanan khusus.
Kaitan Antara Tunjangan Fleksibel Dengan Teori Motivasi Pengharapan Konsiten
dengan teori motivasi pengharapan bahwa imbalan organisasi seharusnya ditautkan
dengan sasaran masing masing karyawan, maka tunjangan fleksibel
memperlakukan imbalan secara lebih personal yaitu memungkinkan setiap karyawan
memilih paket kompensasi yang paling baik dalam memenuhi kebutuhannya saat ini.
Motivasi Pekerja Profesional Para professional kerja mempunyai komitmen jangka
panjang yang kuat dibidang keahliannya. Kesetian mereka lebih kepada profesinya
bukan kepada majikannya.
Mereka selalu teratur meng-update pengetahuan mereka. Dalam hal gaji dan promosi,
mereka meletakannya pada bukan urutan pertama dalam daftar prioritas hidup
mereka, karena mereka telah dan pasti di gaji dengan baik dan menikmati apa yang
mereka kerjakan.
Tantangan pekerjaan merupakan suatu hal yang cenderung diberi peringkat utama,
dimana mereka lebih senang menangani masalah masalah yang ada dan mencari
pemecahannya, dengan imbalannya adalah kerja itu sendiri. Dan mereka sangat
menghargai dukungan dan menginginkan agar yang lain menganggap apa yang
mereka kerjakan adalah penting. Beda dengan kaum non profesioanal, mereka
mempunyai kepentingan kepentingan lain diluar kerja yang dapat mengkompensasi
kebutuhan kebutuhan yang tidak dipuaskan dari pekerjaannya.

Memotivasi Pekerja Sementara Sebutan yang lazim untuk para karyawan sementara
adalah bahwa mereka tidak memiliki keamanan dan stablilitas seperti yang dimiliki
karyawan tetap. Mereka juga tidak diidentik dengan organisasi atau tidak diminta
menunjukan komitmen yang dilakukan karyawan lainnya, dan mereka tidak diberikan
atau hanya sedikit yang diberikan perawatan kesehatan, pensiunan, atau tunjangan
lainnya.
Para pekerja ini selalu mencari kesempatan menjadi pekerja permanen. Jikalau
terdapat pemilihan karyawan untuk menjadi pekerja permanen, maka mereka ini akan
termotivasi sendirinya dan akan bekerja keras dengan harapan akan dijadikan pekerja
tetap.
Memotivasi Tenaga Kerja Yang Beragam Tidak semua orang termotivasi oleh uang
dan tantang pekerjaan. Karena karakter orang orang kerja yang berbeda beda,
maka kebutuhan hidupnya pun sangatlah berbeda satu sama lainnya, sehingga
berbeda dengan dengan karekter yang pada umumnya dapat dengan mudah di
motivasi.
Dalam hal ini seorang manejer harus pintar pintar melihat keanekaragaman ini
sehingga para pekerja dapat termotivasi dengan sendirinya untuk menghasilkan kerja
yang lebih produktif, misalnya karyawan yang bekerja sambil kuliah lebih menghargai
jadwal kerja yang fleksibel, pembagian pekerjaan, dan penugasan penugasan
sementara.
Memotivasi Pekerja Jasa Berketerampilan rendah Dalam hal ini, memotivasi para
pekerja berupah rendah karena tingkat keterampilan kerja yang terbatas adalah hal
yang sulit.
Pendekatan secara tradisional menerapkan cara dimana mencari pekerja yang
kebutuhan keuangannya tidak terlalu banyak, misalnya pensiunan atau remaja yang
sekedar mengisi waktu.
Pendekatan lainnya adalah dengan menaikan upah kerja dengan konsekuensinya
seorang pekerja dengan keterampilan yang terbatas.
Memotivasi Karyawan Yang Melakukan Pekerjaan Yang Terus Terulang Dalam hal ini,
memotivasi para pekerja baku adalah para karyawan yang bersangkutan merupakan
para pekerja yang dengan tingkat variasi dan keragaman kerja yang sangat minimal
dan rasa bosan yang tidak berpengaruh terhadap pekerjaannya. Menempatkan para
pekerja ini pada tempatnya dimana sesuai dengan karakter para pekerja berulang
ulang, merupakan salah satu jalan terbaik, dikarena menghasilkan hasil yang lebih
produktif. Ditambahkan lagi dengan memberikan iklim kerja yang baik dimana dengan
waktu istirahat yang cukup, peluang untuk sosialisasi dengan rekan kerja lainnya.

"Kepemimpinan Strategis dan Visioner.


Kepemimpinan Strategis Tugas pemimpin adalah
menciptakan sinergi yang solid melalui visi, misi, strategi dan
struktur.

Kepemimpinan Strategis dan Visioner


Kepemimpinan Strategis Tugas pemimpin adalah menciptakan sinergi yang
solid melalui visi, misi, strategi dan struktur organisasi yang disiapkan sebagai sarana
mencapai tujuan tertinggi. Tugas pemimpin adalah menciptakan sinergi yang solid
melalui visi, misi, strategi dan struktur organisasi yang disiapkan sebagai sarana

mencapai tujuan tertinggi. Kepemimpinan strategis bertanggung jawab untuk


menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan eksternal organisasi dengan visi,
misi, strategi dan implementasi organisasi. Kepemimpinan strategis bertanggung
jawab untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan eksternal organisasi
dengan visi, misi, strategi dan implementasi organisasi.
Visi Visi dapat dianggap sebagai impian yang ingin diwujudkan, yang
mencerminkan ambisi, daya tarik besar, hasrat, semangat dan keadaan atau
perwujudan ideal di masa depan. Visi dapat dianggap sebagai impian yang ingin
diwujudkan, yang mencerminkan ambisi, daya tarik besar, hasrat, semangat dan
keadaan atau perwujudan ideal di masa depan. Impian tersebut bukanlah impian yang
melambung tinggi, tetapi mengandung unsur realistis, dan mempunyai potensi untuk
dicapai di masa depan. Impian tersebut bukanlah impian yang melambung tinggi,
tetapi mengandung unsur realistis, dan mempunyai potensi untuk dicapai di masa
depan.
Visi ini akan menjadi pedoman setiap karyawan dalam bertindak dan
mengambil keputusan sehingga mengarahkan organisasi pada perubahan ideal di
masa depan. Visi ini akan menjadi pedoman setiap karyawan dalam bertindak dan
mengambil keputusan sehingga mengarahkan organisasi pada perubahan ideal di
masa depan. Organisasi tanpa visi yang jelas akan bergerak dengan ragu-ragu dan
mudah terombang ambing oleh tekanan eksternal. Organisasi tanpa visi yang jelas
akan bergerak dengan ragu-ragu dan mudah terombang ambing oleh tekanan
eksternal.

Visi yang baik mengandung unsur, antara lain menciptakan hubungan saat ini
menuju masa depan, memunculkan motivasi dan semangat menuju masa depan,
menyediakan makna kerja bagi orang-orang dan menetapkan standar kualitas di
dalam organisasi (Nanus, 1992) ,
1. Visi menghubungkan keadaan saat ini ke masa depan. Visi yang efektif
menghubungkan apa yang terjadi saat ini dengan apa yang dicita- citakan organisasi
untuk dicapai di masa depan. Visi mencerminkan perwujudan masa depan, tetapi visi
dimulai di sini dan saat ini.
2. Visi menggerakkan energi dan komitmen Visi yang efektif akan menimbulkan
inspirasi,semangat, spirit dan komitmen untuk diperjuangkan untuk mencapai sesuatu
yang lebih bermakna bagi kehidupannya, orang lain dan masyarakat
3. Visi membangun standar keunggulan dan kualitas Visi menjadikan terarahnya
perhatian dan tujuan organisasi dan menggambarkan keunggulan yang diinginkan di

masa depan. Hal ini menyebabkan jelasnya peran masing- masing anggota untuk
memenuhi keunggulan yang diinginkan oleh organisasi.
4. Visi mempunyai daya tarik yang luas dan mendalam Visi tidak akan terwujud tanpa
keterlibatan dari karyawan sehingga visi bukanlah merupakan properti seorang
pemimpin sendiri. Banyak visi perusahaan yang gagal akibat tidak adanya ketertarikan
dan keterlibatan karyawan.
5. Visi berhubungan dengan perubahan Visi digunakan untuk menolong organisasi
mencapai perubahan yang signifikan. Visi mencerminkan tindakan dan tantangan
untuk membuat suatu perubahan yang lebih baik di masa depan.
6. Visi mendorong keyakinan dan harapan. Visi yang jelas akan menimbulkan
keyakinan bahwa setiap perjuangan dan pengorbanan mereka tidaklah sia-sia tetapi
akan memperoleh sesuatu yang berharga di masa depan.
7. Visi Menggambarkan idealisme tertinggi Visi yang baik adalah sesuatu yang
idealistis yang memiliki kekuatan dan pengaruh untuk menggerakkan seluruh anggota
organisasi. 8. Visi mendefinisikan tujuan perjalanan dan petualangan Visi yang efektif
akan menjelaskan kemana tempat tujuan akhir yang ingin dicapai oleh organisasi.
Jelasnya tujuan ini akan memudahkan dan memperlancar gerak organisasi.
Misi Misi tidak sama dengan visi walaupun keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Misi tidak sama dengan visi walaupun keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Visi menggambarkan impian di masa depan sedangkan misi
menggambarkan nilai-nilai pokok dan tujuan pokok mengapa suatu organisasi harus
eksis. Visi menggambarkan impian di masa depan sedangkan misi menggambarkan
nilai-nilai pokok dan tujuan pokok mengapa suatu organisasi harus eksis.

Didalam misi akan tergambarkan nilai-nilai yang menjadi pedoman di dalam


setiap proses kerja, strategi dan kebijakan perusahaan. Didalam misi akan
tergambarkan nilai-nilai yang menjadi pedoman di dalam setiap proses kerja, strategi
dan kebijakan perusahaan. Misi yang terdefinisi secara jelas akan mendorong
munculnya idealisme-idealisme yang tertinggi untuk diperjuangkan oleh seluruh
anggota organisasi. Misi yang terdefinisi secara jelas akan mendorong munculnya
idealisme-idealisme yang tertinggi untuk diperjuangkan oleh seluruh anggota
organisasi.
Strategi Strategi adalah rencana aksi global yang menggambarkan alokasi
sumber daya dan aktivitas lainnya untuk menghadapi lingkungan dan menolong
organisasi mencapai tujuan tertinggi. Strategi adalah rencana aksi global yang
menggambarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lainnya untuk menghadapi
lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan tertinggi. Tanpa strategi suatu

visi dan misi hanya akan menjadi hiasan bibir semata. Tanpa strategi suatu visi dan
misi hanya akan menjadi hiasan bibir semata.
Suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi
sumberdaya yang menentukan apa yang organisasi akan lakukan dan mengapa ia
melakukan hal tersebut (Bryson, 1995)
Kepemimpinan Visioner Merupakan pola kepemimpinan yang ditujuakan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang dilakukan bersama-sama oleh para anggota
perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna kerja dan uasaha yang
dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003)
Kompetensi Pemimpin Visioner 1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki
kemampuan komunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya. 2.
Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki
kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. 3. Seorang
pemimpin harus memegang penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek
organisasi, prosedur, produk dan jasa. 4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki
aatu mengembangkan ceruk untuk mengantisipasi masa depan. (Nanus, 1992)
Peran Pemimpin Visioner :
1. Penentu arah
2. Agen perubahan
3. Juru bicara
4. Pelatih (Nanus, 1992)

Konstribusi Pemimpin Bagi Organisasi Organisasi yang kuat merupakan hasil


dari kepemimpinan yang unggul. Organisasi yang kuat merupakan hasil dari
kepemimpinan yang unggul. Pemimpin dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk
memprediksi perubahan-perubahan yang akan datang, mampu melihat hambatan dan
peluang

yang

menghadang

organiasi.

Pemimpin

dituntut

untuk

mempunyai

kemampuan untuk memprediksi perubahan-perubahan yang akan datang, mampu


melihat hambatan dan peluang yang menghadang organiasi. Pemimpin dituntut untuk
mampu menggunakan seluruh potensinya secara harmonis dalam mengembangkan
dan mengarahkan organisasi. Pemimpin dituntut untuk mampu menggunakan seluruh
potensinya secara harmonis dalam mengembangkan dan mengarahkan organisasi.

KAPASITAS ADALAH DAYA TAMPUNG YANG TIAP ORANG BERBEDA. BISA


DITINGKATKAN, TAPI SUDAH ADA TAKARANNYA MASING-MASING
SEBAGAI DAYA TAMPUNG, KAPASITAS DAPAT DITINGKATKAN Tergantung
motivasi
KAPASITAS HARUS DIKELOLA, PENGELOLA ATAU PEMANFAATAN KAPASITAS
ITU IALAH KAPABILITAS
Kapabilitas itu adalah kemampuan memanfaatkan apa yang dimilikinya. Orang yang
bertanggung jawab besar, itu bekal jadi professional andal. Siapa yang egonya rendah
dan bervariasi, punya bakat untuk jadi pemimpin yang baik. Ego rendah berarti tidak
tamak dan tidak jahat.
Kapasitas dan kapabilitas itu hal yang tidak boleh dipisahkan, Kapabilitas tanpa
kapasitas, jadilah makelar. Kapabilitas tinggi tapi kapasitas nihil, jadilah NATO ( No
Action Talk Only)
Syarat pertama agar kapabilitas menjadi baik adalah komitmen. Kapasitas tapi tidak
atau belum dimanfaatkan namanya potensi. Berbicara potensi, berhati-hatilah. Sebab
potensi selalu timbulkan harapan
Syarat kedua agar kapabilitas berjalan baik adalah konsistensi. Dalam meraih
sesuatu, konsistensi tidak dapat diabaikan. Puncak dapat dicapai dengan sebuah
langkah. Banyak orang sukses justru karena salah langkah. Namun banyak orang
tidak menjadi apa-apa karena tidak pernah melangkah.
Baik tidaknya kapabilitas juga tidak bisa dipisahkan dari syarat ketiga, yakni kreativitas.
Komitmen dan konsisten bisa menjadikan seseorang tegar mengelola kapasitas. Akan
tetapi, selalu saja ada persoalan yang menghadang. Ikhtiar memecahkan persoalan,
itulah wilayah kreativitas.
Syarat keempat dalam menentukan kapabilitas seseorang adalah pengalaman.
Pengalaman adalah guru terbaik. Soalnya setiap orang pasti mempunyai pengalaman.
Namun sedikit yang mau belajar dari pengalaman itu.
KARAKTER ADALAH SIFAT BAIK YANG MENJADI PERILAKU SEHARI-HARI,
NAMUN TIDAK SESEDERHANA ITU.
SEBELUM MENJADI PERILAKU, SIFAT BAIK ITU MENJADI NILAI
ORANG PENTING ITU MEMANG BAIK, NAMUN MENJADI ORANG BAIK ITU LEBIH
PENTING

Pribadi Hebat

Cara sistematis dan terpadu untuk menjadi pribadi hebat

Sepuluh Pertanyaan Mendasar

Apakah Yang disebut Hebat itu?


Benarkah Semua Orang Bisa Hebat?
Apa Modal Utama Untuk Bisa Hebat?
Adakah Jalan Pintas Menjadi Hebat?
Adakah Skenario Untuk Menjadi Hebat?
Apa Hambatan Utama Untuk Bisa Hebat?
Bisakah Menjadi Hebat Tanpa Bantuan Orang Lain?
Nyali Seperti Apa Yang Diperlukan Untuk Bisa Hebat?
Talenta Hebat itu Anugerah Atau Kutukan?
Keterampilan Apa yang Harus Dimilki?
Mari kita cari jawabnya disini.
Silakan beri Komentarmu!
Terimakasih Boss!
Anda Siap?
Go!

Apakah Yang disebut Hebat itu?

Wuih...! Hebat Betul Dia!


Kapan pernah anda nyeletuk seperti itu? Sesering apakah anda mendengar ucapan bernada
kagum itu?
Yang pasti ucapan senada itu tidak sesering kalmat semisal "ah, biasa saja" atau "Lumayan,
tuh!"
Kata-kata dan decakan kagum hanya keluar manakala kita menyaksikan sesuatu yang luar
biasa yang tidak sanggup dilakukan oleh kebanyakan orang. Atau juga yang tidak bisa anda
lakukan meski telah pernah mencobanya. Atau juga karena belum pernah dilakukan orang
lain sebelumnya. Selain itu juga bisa karena tak terbayangkan oleh kita sebelumnya.
Dan kalau anda seorang yang biasa memberi apresiasi, ucapan kagum bisa juga anda
lontarkan kepada seseorang ketika ia mampu melakukan sesuatu (padahal anda sendiri
sudah biasa melakukannya) dalam kondisi tertentu yang bagi kebanyakan orang lain
dengan kondisi yang sama jarang bisa dilakukan. Sebut saja misal adik kelas anda mampu
berhitung dengan rumus matematika yang belum diajarkan dikelasnya, atau anak kecil lima
tahun bisa membersihkan sendiri tempat tidurnya! Silakan cari contoh yang lain...
Contoh-contoh diatas sering tidak banyak bisa kita lakukan kalau kita tidak punya jiwa
apresiasi kepada usaha orang lain. Sering malah kita berucap, "Ah, cuma segitu aja! gua
juga bisa!", atau "Gitu aja kok pamer!" Coba renungkan, seringkah anda melakukannya?
Tetapi juga jangan seperti Tukul di acara Empat Mata yang sudah dialmarhumkan, sedikitsedikit dia bercap "luar biasa!"dengan maksud memberi apresiasi dan membangkitkan
motivasi tetapi justru terlihat basa-basi tidak tulus dan menjadi kering tak bermakna jika
memang tidak ada yang bisa dikatakan luar biasa!
Pertimbangkan pula ini: seekor burung yang mampu terbang lincah bermanuver cepat
menyambar mangsa di udara tidak akan disebut hebat, tetapi jika ada seseorang, contohnya
Wright bersaudara, yang mencoba dan berhasil terbang meski hanya 12 detik mendapat
decakan kagum "Wuih..! Hebat Betul Dia!"
Jadi, menurut anda apakah hebat itu?
Komentar anda?

Semua Orang Bisa Hebat?

Sebagai slogan tidak jarang kita mendengar kalimat ini: "Semua Orang Bisa Hebat!" dan
kita dengan yakin meneguhkannya "Iya, siapapun bisa hebat!".
Tetapi jauh di lubuk hati sering kita sendiri menyangsikannya! Apa betul saya bisa menjadi
hebat? Saya ini kan orang biasa saja, tak punya bakat atau talenta istimewa serta tidak pula
memiliki harta yang mencukupi.
Sering kita menyangsikan, bukankah mereka-mereka yang hebat itu adalah orang-orang
dengan tak cemerlang? Bukankah mereka memang memiliki modal atau sumberdaya yang
melmpah? Einstein atau Habibie hebat karena otak mereka memiliki IQ diatas normal, dan
Gerrald Ford bisa jadi Presiden Amerika Serikat karena keluarganya adalah raja minyak!
Sementara saya ini anak orang miskin, otak pas-pasan, tampang agak minus serta tinggal di
udik! Bagaimana bisa pnya peluang jadi hebat?
Well,teman,
Seringkali slogan terasa berbeda dengan realitas. Jauh panggang dari api. Bahkan apa yang
diajarkan dalam agama pun serasa hanya cocok di dalam masjid, vihara atau gedung gereja
dan tempat-tempat ibadah saja. Di luar sana kehidupan berjalan dalam dunianya sendiri,
180 derajat berlawanan arah dengan yang diajarkan para ulama, pastur, bhiksu atau guru
agama. Mungkin itu sebabnya pelajaran Budi Pekerti dihilangkan dari mata pelajaran di
sekolah-sekolah dasar kita?
Coba kita renungkan: Kalau hebat itu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang bertalenta
istimewa atau yang memiliki sumberdaya melimpah saja, maka tentu Tuhan itu tidak adil!
Padahal kita yakin kalau Tuhan itu Maha Adil! Ataukah inipun hanya slogan saja?
Apa komentar anda?

Modal Dengkul Bisa Hebat?

Suatu saat seorang teman datang dan minta dibantu tambahan dana buat mencukupi syarat
berkongsi dengan para rekan bisnisnya. Rupanya mereka akan membangun usaha bersama
yang tampaknya punya prospek yang lumayan bagus.
"Dul, bantuin dong nambahin dana biar gua punya 'share' yang cukup untuk berkongsi nih!
Entar untungnya gua share ke elu juga, Dul.." pinta teman saya. Biasa diantara kita saling
menyapa dengan sebutan 'Dul'.
"Lho, yang lain modalnya apa Dul?" tanya saya menyebutnya Dul juga.
"Kita bertiga, Dul. Yang satu modalin tanah dan bangunan, yang satunya lagi modalin
bahan baku. Nah gua musti modalin juga buat biaya operasi dan lain-lain. Yang penting
jumlahnya sepertiga biar bagi hasilnya sama, dibagi tiga juga..Dul."
"Yang punya ide bisnis itu siapa Dul?" tanya saya mengalihkan pertanyaannya sambil
mencari jalan menghindar dari permintaan teman baik saya ini (dasar pelit!)
"Yang punya ide gua, termasuk proses produksi dan pemasarannya. Kan sayang kalo gua
gak bisa ikut gara-gara kurang modal, Dul..! jawabnya.

"Nah, kalo gitu modal dengkul saja, Dul!" sergah saya."Dengkulmu ambrolll! Diajak serius
kok becanda kamu! Dasar Bedul!" umpatnya."Hehehe..,Lho aku serius nih Dul..!"
"Serius dengkulmu! Lu cengengesan gitu...kok serius!" katanya sewot.
"Jangan kuatir Dul. Gua modalin lu! Tapi dengerin kata-kata gua!" jawabku dengan nada
serius.
Wajah kawanku itu menjadi cerah mendengar jawabanku itu.
"Nah,.. gitu dong! Gua dengerin deh kata-kata lu dan gua janji akan ngelakuinnya!"
"Bener lho!" selidik saya.
"Sumpah! Swear ewer-ewer! Dul!" jawab teman saya mantap.
"Ok, gini Dul" kata saya memulai. "Lu tahu gak kenapa Singapura kaya? GNP rakyatnya
sekitar US$28 ribu lebih sedangkan kita cuma US$1 ribuan lebih dikit. Lu tahu nggak kalo
orang Singapur bilang dia punya hutan, punya minyak bumi, punya batubara, punya
emas,punya laut yang luas penuh dengan ikan dan..."
"Ah, jangan ngaco lu Dul! Laut luas penuh ikan dimana? Wong pulaunya cuma se emprit
gitu?!!" sanggah temanku.

"Ya, ada di Indonesia, Malaysia, Filipina dan dimana-mana, dong!" jawab saya.
"Wah, kalo mereka ngaku begitu kita ganyang saja! Enak aja!" sergah teman saya sewotnya
kumat lagi.
"Sabar, Dul!jangan sewot gitu!Mereka tentu tidak bilang begitu," kata saya memancing
keingintahuannya.
"Lantas...,?" Kawanku itu menjadi serius mendengarkannya.
"Gini, Dul...," saya mulai cerita saya. Dengan hati-hati saya menceritakan rahasia kenapa
negeri Singapura tetangga kita yang se emprit itu kaya raya (banyak juga negeri se emprit
tapi tetap miskin, lho) padahal mereka tak punya sumberdaya alam sekaya kita. Bahkan
pesawat terbangnya saja begitu lepas landas sudah langsung memasuki wilayah kita atau
Malaysia. Sementara kita, sebaliknya, benar-benar 180 derajat. Yang jelas kita tetap
miskin! Bagaimana mungkin anda bilang kita kaya sedangkan angka 1 ribu jelas jauh lebih
kecil dari angka 28 ribu?
Panjang lebar saya memodalinya dengan rahasia sukses Singapur itu sehingga akhirnya
teman saya dengan semangat berkata: "Cukup Dul! Aku tahu apa yang harus kulakukan
sekarang! Makasih,banget. Suatu saat nanti aku akan membagi keuntunganku dengan lu! I
swear ewer-ewer!" katanya antusias.
"Ok, aku tunggu lho!" kataku lega karena terhindar dari mengeluarkan uang, hehehe..
"Kalau Singapur bisa hebat dengan modal dengkul, gua tentu juga bisa! daaag!" kata
temanku pamit pulang.
Tampak sekali air muka temanku itu penuh semangat yang berkobar seakan baru
mendapatkan peta harta karun yang asli. Ia tidak hendak menunggu waktu lebih lama lagi
seperti takut kedahuluan harta itu diambil orang. Syukur, deh!
Mau tahu rahasia itu?
Atau mungkin anda sudah tahu? Kasih komentar anda!

Jalan PINTAR, bukan Jalan Pintas!

Jaman sekarang adalah era informasi dan mantera utama era ini adalah "Speed, Speed and
Speed" alias Cepat, cepat dan cepat! Semuanya serba cepat dan instan. Anda bisa
memperoleh sesuatu seketika, apalagi di dunia internet ini. Itulah yang dicari semua
manusia dari dulu hingga sekarang. Bukankah menunggu adalah salah satu yang paling
dibenci oleh manusia? Karena itu tak perlu heran bila orag selalu mencari cara cepat untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Kalau perlu dengan jalan pintas pun okelah!
Persolalannya, apakah jalan pintas bisa menjamin keberhasilan yang hakiki? Apakah semua
jalan pintas itu baik adanya?
Kebanyakan TIDAK!
Kebanyakan jalan pintas hanya akan mempersingkat waktu untuk mencapai sesuatu tetapi
tidak berbicara tentang kualitas pencapaian serta keberlanjutan sukses yang telah dicapai.
Kebanyakan dari sukses jalan pintas hanya bisa dinikmati sesaat dan oleh sedikit orang
(bahkan sering hanya oleh orang tersebut, dan itupun biasanya semu) dan tak jarang
merupakan pemicu kehancuran dan kerusakan yang lebih besar lagi bagi banyak orang.
Coba simak baik-baik apa yan terjadi di jalanan ibukota dan kota-kota besar di negeri ini
ketika kebanyakan dari kita memilih jalan pintas berupa jalan tikus untuk pergi atau pulang
kerja. Kemacetan luar biasa justru sering terjadi di jalan tikus itu, mengganggu
ketenteraman penduduk sekitar yang dulu nyaman dan sepi, dan para 'tikus' itupun saling
mengumpat satu dengan yang lain (kan hanya tikus yang berjalan di jalan tikus).
Demikian pula halnya dengan jalan menuju hebat. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi
orang yang benar-benar hebat, yang berkualitas! Tetapi itu bukan berarti anda harus
berlama-lama mencari dan meraba-raba cara manuju hebat. Dan SOBATmenawarkan salah
satu cara yang sistematis serta terpadu agar anda bisa mencapainya dengan lebih cepat
(tetapi tentu tidak instan), terarah dan benar-benar berkualitas. Ada skenario besarnya, ada
prasyaratnya dan ada pula tahapan-tahapannya.

The Powerhouse, Skenario Menjadi Pribadi Hebat

Banyak jalan menuju Roma, demikian kata pepatah, dan demikian pula jala menuju pribadi
hebat. Anda bisa berangkat dari mana saja tetapi juga bisa tersesat setiap saat. Belantara
kehidupan yang penuh liku serta onak dan duri sering membuat kita kehilangan arah dan
tergoda memilih fatamorgana.
Karena itu anda perlu memiliki peta dan petunjuk, ibarat kompas yang setiap saat menjadi
panduan melangkah ketika banyak aral dan godaan menghadang. Dan SOBAT
menyediakan sebuah skenario yang utuh dan sistematis sebagai peta sukses anda. Peta ini
memiliki daya dorong yang luarbiasa karena didasari oleh sikap bathin yang
memungkinkan seseorang memiliki motivasi kuat untuk maju dan tak lekang oleh jaman.
The Powerhouse, adalah skenario jitu yang dilahirkan dari hukum alam, hukum yang tak
terbantahkan oleh siapapun bahkan oleh jaman yang telah ribuan kali berganti rupa.
Skenario ini mudah dimengerti dan diingat karena terdiri dari 5 aspek yakni S.O.B.A.T dan
setiap aspek terdiri atas 5 elemen S.O.B.A.T juga, sehingga dengan mudah anda
mengingatnya sebagai 5 x 5 elemen S.O.B.A.T.
The Powerhouse adalah skenario besar yang sistematis dan terpadu sebagai jalan menuju
pribadi hebat. Tetapi sekali lagi perlu diingat, SOBAT sama sekali tidak menawarkan
semacam "Get rich quick scheme", karena segala yang instan tidak akan bertahan lama.
Jalan pintas tidak selalu menjadi cara yang pintar, tetapi jalan Pintar selalu lebih cepat
sehingga sering dikira jalan pintas.
Bagaimana komentar anda?
atas 5 elemen S.O.B.A.T juga, sehingga dengan mudah anda mengingatnya sebagai 5 x 5
elemen S.O.B.A.T.
Ke 5 aspek S.O.B.A.T. tersebut adalah:
Shift Your Paradigm (Paradigma Hebat)
Obstacle Clearance (Nyali Bintang)
Basic Values (Pondasi Nilai)
Applied Skills (Pilar Keterampilan)
Tracks to the Top (Tahap menuju Puncak)
Setiap aspek dari S.O.B.A.T diatas terdiri atas 5
elemen S.O.B.A.T juga. Gambar di bawah ini
Untuk jelasnya silakan teliti dengan cermat slides presentasi tentang The Powerhouse di
bawah ini:
Terbukti begitu sistematis dan terpadu bukan?

Bobot Ham
No

Aspek

Elemen
1

Bersandar padaPengalaman
MenungguKesempatan
1

Paradigma

Tak Punya TujuanPasti


Bersaing Salingmematikan
MenyimpanSebagianKebenaran
Tidak PunyaTarget Tinggi
Tidak Optimistik

Nyali

Melihat Bencanasebagai Bencanasemata


Enggan MencariAlternatif
Melihat Waktusebagai Kendala
Tidak PunyaIntegritas
Tidak PunyaOrisinalitas

Nilai Dasar

Tidak BerjiwaKsatria
Bermental Kere
Tidak Punya RasaKebersamaan
Tidak MampuMelihat TujuanSebenarnya
Tidak MampuMembangunKomunikasiTerbuka

Keterampilan

Tidak BisaMembina RasaSaling Hormat &Percaya


Tidak MampuMencari InfoSecara Cerdik
Tidak Peduli PadaKepentinganOrang Lain

Tahap

Tidak MulaiMelangkah
Tidak Menataagar Teratur
Tidak MembuatTerobosan Baru

Tidak Membuatakselerasi
Tidak MembuatTransformasi

Aral Menuju Hebat

hebat ataupun luar biasa bukanlah hal yang mustahil, tetapi bukan pula pekerjaan mudah
dan memang seharusnyalah tidak mudah. Karena kalau gampang dikerjakan, tak akan ada
orang yang mengatakan itu hebat. Ambil contoh dalam bermain sepakbola. Anda tentu
tidak akan mendapat sorakan yang mengelu-elukan dari penonton meskipun anda berhasil
mencetak gol dengan telak, kalau ternyata..... anda tidak punya lawan bermain dan
kipernyapun tidak ada. Nenek-nenekpun bisa mencetak gol seperti itu!
Suatu keniscayaan bahwa kesulitan adalah syarat terciptanya kehebatan atau kalau mau
dikatakan sebagai syarat kondisional. Tanpa terpenuhi syarat sulit tak akan terpenuhi juga
kondisi hebat. jadi, kalau mau hebat maka carilah kondisi sulit.
Oke, katakalah anda siap menghadapi keadaan sulit demi tercapainya kehebatan lalu
apakah yang menyebabkan orang terhambat untuk mencapainya?
Dalam S.O.B.AT Powerhouse dirumuskan 5 aspek utama yang harus dipenuhi untuk
menuju hebat, yakni Paradigma, Nyali, Sikap Bathin atau Values, Keterampilan dan Tahap
menapaki hebat. Kenapa demikian?
Jawabnya tentu karena ke 5 Aspek itulah yang menentukan keberhasilan menuju hebat,
atau dengan kata lain itulah aaspek utama yang menjadi aral mencapai hebat jika tak
dipenuhi.
Pertanyaan selanjutnya yang banyak menggelitik adalah yang manakah dari ke 5 aspek
tesebut yang paling utama menebabkan gagalnya seseorang mencapai hasil hebat? Untuk
menjawabnya, ada baiknya anda meneliti satu persatu muatan dari ke 5 aspek tersebut.
Kita tahu, dalam The Powerhouse of S.O.B.A.T setiap aspek terdiri atas 5 elemen yang
membentuk kata S.O.B.A.T juga. Ini berarti ada 25 elemen yang menentukan gagal atau
berhasilnya seseorang menuju pribadi hebat. Nah, cobalah ada teliti dan menimbangnimbang yang manakah diantara ke 25 elemen itu yang memiliki bobot tertinggi
menyebabkan gagalatau suksesnya hasil hebat.
Untuk membantu anda, dibawah ini saya sajikan tabel untuk menentukan bobot penentu
gagal atau bobot hambatan dari setiap elemen itu. Anda tinggal mencentang pada kolom
yang sesuai angka bobot hambatan dari angka 1 (kecil sekali) sampai dengan angka 5
(sangat besar) pengaruhnya dalam menentukan kegagalan menuju hebat.
Jika anda ragu atau sangsi dengan pengertian dari setiap elemen tersebut anda dapat
membaca keterangannya dengan meng-klik elemen tersebut. Pelajari dengan baik arti dan
filosofi yang terkandung di dalamnya sehingga anda benar-benar menangkap maknanya
serta semangat yang menjiwai elemen tersebut.
Nah, sekarang anda dengan mudah bisa mengisi atau mencentang setiap elemen dengan
bobot yang sesuai menurut pandangan anda.
Elemen apa saja, menurut penilaian anda, yang memilki bobot tinggi, diatas 3?
Tak perlu ragu dalam memberikan nilai karena 100% anda sebagai juri yang menentukan,

anda ahlinya, ahli tentang diri anda sendiri. Tak akan ada orang yang bisa menentang ada,
karena anda yang paling tahu perasaan dan kekuatan anda bukan?
Sekarang coba anda jumlahkan bobot setiap elemen untuk masing-masing aspek. Aspek
manakah dari ke 5 aspek itu yang paling besar bobotnya? Sudah tahu? Kalau sudah berarti
kini anda sudah tahu persis hambatan utama anda dalam upaya menjadi pribadi hebat,
pribadi luar biasa.
Kesimpulannya?
Setiap orang memiliki hambatan utama masing-masing dalam upaya menjadi orang hebat.
Tidak bisa di generalisir begitu saja. Ada orang yang menilai paradigmalah yang menjadi
biang keroknya sementara orang lain menilai Nyali-lah yang lebih menentukan. Anda yang
bilang keterampilan, adapula yang merasa nilai yang dianut yang tidak benar, sementara
orang lain bisa saja melihat alasannya adalah tidak benar dalam melangkah melalui tahapan
yang semestinya.
Apapun kata orang, kini semestinya anda sudah tahu hambatan utama menjadi pribadi
hebat bagi diri anda sendiri! Setiap Orang, sekali lagi, mempunyai kelebihan dan
kekurangannya sendiri-sendiri, dan bila itu menyangkut perasaan dan konsep bathin, hanya
andalah yang tahu persis
Meskipun demikian, ada hal-hal yang tampak oleh orang lain melalui perilaku anda dan
mereka pun bisa melihat hambatan dalam diri anda sebatas dari apa yang mereka lihat. Tak
ada salahnya juga anda mencari tahu dari orang-orang yang mengenal anda dan yang anda
percayai mau memberikan masukan yang tulus. Untuk itu anda bisa menggunakan
konsep Jendela Johariuntuk mendapatkan hal-hal yang tidak anda ketahui dari diri anda
tetapi justru orang lain mampu melihatnya.
Lalu, kalau sudah tahu: so what gitu loh?
Silakan beri komentar anda.

Hebat Tanpa Bantuan Orang, Bisakah?

Banyak orang 'hebat' ketika ditanya soal bagaimana dia bisa menjadi hebat sering
menjawab bahwa itu hasil kerja keras dan perjuangannya sendiri. Kerja keras (dan juga
kerja pintar) tak dapat dipungkiri memang harus dilakukan untuk bisa menjadi hebat. 'That
goes without saying' kata orang sono. Tetapi kata perjuangannya sendiri kadang
mengesankan tanpa ada bantuan orang lain sama sekali, paling tidak
mengenyampingkannya. Padahal, tidak satupun manusia yang bisa menjadi hebat tanpa
bantuan orang lain. Sekalipun dia memiliki bakat hebat atau berotak cemerlang, ataupun
memiliki sumberdaya yang tinggi.
Kenapa?
Pertama, manusia tidak ada yang sempurna sehingga tentu ada kelemahannya. Dalam
perjuangannya menuju hebat itu pastilah hal-hal yang menjadi kelemahannya memerlukan
bantuan orang lain sehingga dia bisa fokus tak terganggu dalam memanfaatkan
kelebihannya. Misalkan untuk makan, dia perlu orang yang memasakkan makanannya
meskipun dia membelinya atau menggaji pembantu. Semua itu adalah bantuan orang lain
yang sering terkesampingkan oleh orang-orang hebat bertalenta istimewa. Tanpa bantuan
tangan-tangan 'orang tak penting' dapat dipastikan kerja mereka menuju hebat akan
terhambat, bahkan mungkin tidak akan terwujud.
Kedua, kalaupun mereka bisa melakukannya sendiri segala kerja itu, mereka tetap
memerlukan bantuan orang lain, paling tidak harus ada orang untuk mengagumimya dan
mengakui kehebatan mereka. Memangnya kalau kehebatan itu dipertontonkan kepada
binatang misalnya, apa para binatang itu bisa mengagumi kehebatan anda? Lihatlah contoh
para selebritis, tanpa pengagum mereka tentu tak ada yang mengatakan hebat.
Ketiga, bagamanapun secara alamiah seseorang akan dilahirkan dalam ketergantungan
yang mutlak pada orang lain khususnya sang ibu. Tanpa bantuan orangtuanya, si bayi tentu
sudah akan mati sejak dini. Hukum alam ini jelas tidak akan bisa dipungkiri oleh orang
hebat manapun juga. Jika tak mengakui pahala seorang ibu, kita tak perlu bersikap seperti
Malin Kundang untuk menjadi Malin Kundang yang pantas dikutuk!
Itu tadi jawaban bagi yamg memiliki talenta hebat.

Tentu saja bagi orang-orang biasa, bantuan orang lain bukan saja diperlukan melainkan
merupakan cara satu-satunya untuk menjadi hebat. Istilah yang sering kita dengar adalah
kerjasama. Tetapi kerjasama yang menghasilkan sinergilah yang memunginkan orang biasa
menjadi luarbiasa. Dalam buku 'Semua Orang Bisa Hebat' disebutkan bahwa kehebatan
bukan monopoli orang berbakat tinggi atau yang memiliki sumberdaya berlimpah saja
tetapi kehebatan merupakan peluang bagi setiap orang, termasuk orang biasa, karena Tuhan
telah menyediakan caranya yakni ya itu tadi: penciptaan sinergi melalui kerjasama.

Persoalannya terletak pada bagaimana menemukan rahasia penciptaan sinergi yang


seringkali tidak diketahui orang banyak. Bagi kebanyakan kita, kerjasama seringkali
diartikan sebagai bersatunya kekuatan fisik untuk menggerakkan pekerjaan berat (fisik)
yang tak mampu dikerjakan orang per orang. Padahal, yang lebih penting adalah
penciptaan kekuatan (non fisik) pikiran yang mampu menghasilkan ide-ide cemerlang
bernilai tambah tinggi yang setara atau bahkan lebih hebat daripada orang hebat
berinteligensi luarbiasa tinggi. Gotong royong a la penjumlahan kekuatan fisik tidak akan
menghasilkan sinergi, yakni nilai tambah yang berlipat ganda. Karena itu sinergi sering
digambarkan sebagai 1 + 1 = 25, bukan sekadar penjumlahan anak TK yang = 2 itu.
Penciptaan sinergi melalui kerjasama adalah hal yang mendasar dan hakiki bagi manusia
dan karena itu manusia ditakdirkan menjadi homo sapiens. Dan, kalau anda menafikkan
keberadaan oran lain sebagai yang membantu kesuksesan anda, pada hakekatnya anda
sudah melawan kodrat kemanusiaan itu sendiri.
Jadi, jika anda, seperti halnya saya, adalah orang yang biasa-biasa saja, maka kerjasama
adalah cara yang mutlak kita perlukan untuk menjadi hebat. Tanpa itu kita akan tetap
seperti sediakala, tak berkembang dan menyia-nyiakan martabat kemanusiaan kita sebagai
makhluk yang dipercayakan untuk membangun dunia dan alam ciptaan Tuhan.

Nyali Yang Diperlukan Untuk Hebat


Semua orang memang dianugerahi peluang untuk bisa hebat, tetapi tidak banyak yang
benar-benar bisa mewujudkan impiannya menjadi hebat. Kenapa?
Kebanyakan orang menganggap karena tidak punya modal yang memadai, dan sayangnya
yang dikatakan sebagai modal adalah barang-barang berwujud terutama harta dan benda.
Bayak diantara kita yang sangat bersandar pada modal yang satu itu. "Mau gimana, orang
tua saya miskin...", demikian alasan yang sering kita dengar bukan?
Kalau modal harta adalah modal utama untuk bisa sukses, berarti peluang menjadi sukses
tidak dimiliki semua orang... dan tanpa sadar kita telah menuduh Tuhan itu tidak adil. Nah
kalau kita mengakui Tuhan itu adil berarti pikiran dan alasan diatas yang sering kita dengar
itu tentulah tidak benar!
Dan itu berarti pula telah kita peroleh salah satu jawab atas pertanyaan utama kita yakni:
"karena banyak orang menganggap modal untuk hebat adalah harta benda!" Dengan
berpikiran seperti itu sebenarnya orang yang bersangkutan telah menutup langkahnya
sendiri untuk menjadi hebat.
Andaikan anda tidak berpikiran demikian, apakah anda pasti menjadi hebat? Belum tentu,
karena itu baru salah satu syarat. Masih ada beberapa syarat atau modal lain! Anda tahu?
Banyak yang akan menjawab dengan semangat, kemauan keras, kerja keras, tekun, dan
sebagainya termasuk Pantang Menyerah! Semua itu benar terutama Pantang Menyerah,
adalah syarat yang tak boleh tidak harus ada. Tetapi apakah dengan begitu anda akan
menjadi hebat? Jawabannya belum tentu dan kebanyakan tidak! Lho?!!
Hal-hal diatas itu, terutama Pantang Menyerah memang akan membawa kita menuju
"sukses" yakni tercapai apa yang kita kejar, tetapi tidak selalu berarti hebat! Anda memang
bisa berhasil dengan itu tetapi belum tentu menjadi hebat. Mari kita ambil contoh berikut
ini:
Seseorang yang belajar naik sepeda memerlukan sikap pantang menyerah meski harus
terjatuh beberapa kali. Kalau ia menyerah karena baru jatuh satu atau dua kali dan tidak
mau mencoba berlatih kembali dia tentu akan gagal. Karena pantang menyerah itu akhirnya
ia bisa naik sepeda dengan lancar seperti orang lain yang sudah bisa dan biasa naik sepeda
pada umumnya. Dengan keberhasilannya itu, adakah ia bisa dibilang hebat? Saya kira anda
setuju dengan saya: Tidak! Dia berhasil bisa naik sepeda tetapi itu biasa saja kok! Semua
orang yang bisa naik sepeda dulunya juga melakukan dan mengalami hal yang sama!
Kiranya jelas sekarang bahwa sukses tidak selalu hebat. Jadi modal sikap diatas belum
membawa anda meniti jalan menuju hebat. Lalu apa syarat atau modal untuk menuju
kesana? Saya kira anda sudah tahu jawabannya, sesuai judul tulisan ini tentunya yakni
NYALI. Pertanyaannya, nyali yang seperti apa?
Jika anda penasaran, silakan baca lanjutan dari tulisan ini disini.

Keajaiban Dalam "MEMBERI"


Allahu AkbarAllahu Akbar Wa lilla Ilhamgema takbir berkumandang. Pagi hari nan
cerah namun tidak terik terasa dan balutan embun pagi yang membasahi rerumputan.
Seruan takbir menghantarkan hari Iedul Adha. Semarak dan hikmat. Seperti pemandangan
yang sangat lazim, sebagian besar diwarnai banyaknya kambing dan sapi di pinggiran
jalan. Yah..iedul Adha merupakan lebaran haji, bagi yang memiliki rezeki dapat melakukan
kurban berupa kambing dan atau sapi.
Kurban atau berkurban, hal ini dikisahkan dari nabi Ibrahim A.S. dan putranya Ismail A.S..
Dimana Nabi Ibrahim A.S. mendapatkan perintah untuk mengkurbankan anaknya sendiri.
Betapa berat dan sedih, dimana anak kesayangannya yang saat ini ada melalui penantian
dan pengorbanan yang panjang. Perintah Allah adalah Perintah. Ketika perintah tersebut
dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim A.S., tiba-tiba Ismail yang hendak dikurban digantikan
dengan kambing. Luar Biasa !! sejak itu, dimulailah berkurban pada saat hari raya Iedul
Adha.
Jika kita diposisi Nabi Ibrahim A.S pada saat itu, bisa dibayangkan betapa sulitnya melepas
harta yang kita paling sayang Anak- untuk dikorbankan di jalan Allah. Apapun itu, jika
kita telah milki akan sulit kita lepaskan apalagi untuk kita berikan kepada orang lain.
Dengan kata lain tidak mudah untuk kita Berbagi.
Kenapa kita menjadi tidak mudah berbagi?? Konsepsi Take and Give merupakan
konsepsi yang membelenggu pikiran kita. Karena apa yang kita telah kita dapatkan dari
hasil kerja keras kita selama ini dengan mudahnya kita bagikan kepada orang lain? Karena
konsepsi TAKE nya dan kemudian GIVE nya menjadi nomor dua, setelah adanya
pertimbangan-pertimbangan lain.
Ada sebuah cerita menarik yang saya dapatkan dari sebuah buku Hadiah Terindah, yang
merupakan seri pertama dari Chicken Soup for the Soul Graphic Novel, kumpulan kisah
nyata yang dituangkan dalam bentuk komik.
Alkisah, ada seorang anak berumur belasan tahun bernama Clark, yang pada suatu malam
akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan Ayahnya mengantri
di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari Bapak, Ibu dan 8 orang anaknya.
Keluarga tadi terlihat bahagia malam itu dapat menonton sirkus. Dari pembicaraan yang
terdengar oleh Clark dan Ayahnya, Clark tahu bahwa Bapak ke-8 anak tadi telah bekerja
ekstra untuk dapat mengajak anak-anaknya menonton sirkus malam itu. Namun, ketika
sampai di loket dan hendak membayar, wajah Bapak 8 anak tadi nampak pucat pasi.
Ternyata uang 40 dollar yang telah dikumpulkannya dengan susah payah, tidak cukup
untuk membayar tiket untuk 2 orang dewasa dan 8 anak yang total harganya 60 dollar.

Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak2
mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara

anak2 nya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar untuk segera masuk ke sirkus.
Tiba2 Ayah Clark menyapa Bapak 8 anak tadi dan berkata: Maaf Pak, uang ini tadi jatuh
dari saku Bapak, sambil menjulurkan lembaran 20 dollar dan mengedipkan sebelah mata
nya. Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yg dilakukan Ayah Clark. Dengan mata berkacakaca, ia menerima uang tadi dan mengucapkan terimakasih kepada Ayah Clark, dan
menyatakan betapa 20 dollar tadi sangat berarti bagi keluarganya. Tiket seharga 60 dollar
pun terbayar. Dan dengan riang gembira, keluarga besar itupun pun segera masuk ke dalam
sirkus.
Setelah rombongan tadi masuk, Clark dan Ayahnya segera bergegas pulang. Ya, mereka
batal nonton sirkus, karena uang Ayah Clark sudah diberikan kepada Bapak 8 anak tadi.
Malam itu, Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak dapat menyaksikan sirkus. Tapi telah
menyaksikan dua orang Ayah hebat.
Cerita di atas mengingatkan saya akan kekuatan memberi. The Power of Giving. Lebih
tepatnya lagi Giving and Receiving. Karena memberi dan menerima, adalah satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Dari cerita diatas, ada dua kebahagiaan yang terjadi dalam
aktifitas memberi. Yaitu kebahagiaan bagi yang menerima, dan sekaligus kebahagiaan yang
diperoleh si pemberi. Bapak 8 anak yang diselamatkan oleh Ayahnya Clark, tentu pada
saat itu akan merasa sangat bahagia. Tapi Ayah Clark sendiri juga merasakan kebahagiaan
yang sangat luar-biasa.
Konsepsi Giving and Receiving, di dunia ini berlaku hukum alam dimana seseorang
menanam perbuatan baik akan menghasilkan buah/hasil yang baik juga. Demikian juga
sebaliknya. Jika ditanya mengenai waktu, kita bicara saat ini dan masa yang akan datang
dengan tidak ada batasan waktu. Kita tidak tahu apa yang kita tanam akan bisa kita tuai
pada waktu yang dekat atau bahkan generasi yang kesekian yang akan memperoleh
manfaatnya.
Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success mencantumkan Law of Giving sebagai
hukum kedua untuk sukses. Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan
menerima. Coba kita perhatikan. Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum memberi
dan menerima. Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida,
sementara tanaman, menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa, dan
membebaskan oksigen.
Pertanyaan yang paling sering muncul adalah: Apakah yang harus saya berikan?
Jawabannya sama dengan pertanyaan: apa yang Anda ingin dapatkan? prinsip memberi dan
menerima di atas, apa yang mengalir keluar dari Anda, adalah apa yang akan mengalir
kembali kepada Anda. Alam semesta mengikuti hukum ini. Bahkan yang mengalir kembali
kepada Anda, selalu lebih besar dari yg mengalir keluar dari Anda, karena semesta jauh
lebih besar dari Anda!
Bangunlah kebiasaan dalam memberi, dengan cara terus membangun sikap/mental
keberlimpahruahan dalam diri. Caranya adalaha mengembangkan pemikiran positif (mind
set) memang butuh niat dan keinginan dan memiliki nyali untuk berbuat. Mental

keberlimpahruahan adalah sikap mental dalam memandang dunia yang memiliki banyak
sumber daya yang dapat diolah dan disinergikan untuk menghasilkan sesuatu/hal yang
memiliki kebermanfaatan buat umat manusia. Sehingga cara pandang yang luas dan penuh
harapan membuat kompetisi yang terjadi menuju kepada sebuah sinergi. Individu
berlomba-lomba dalam keunikannya untuk menghasilkan yang terbaik buat dirinya, orang
lain dan lingkungan.
Yang kedua adalah selalu memberi sesuatu untuk orang lain dan lingkungan. Ingat
sesuatu itu bukan materi semata namun juga dalam bentuk yang non- materi, seperti
senyum, sapaan hangat, Ucapan terima kasih, pujian terhadap jerih payah sesorang, ciuman
untuk si kecil, dan banyak lagi yang bisa kita bagikan ke dunia ini melalui orang-orang
sekitar kita untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik lagi.
Mensyukuri segala sesuatu yang didapat setiap waktunya, baik suka dan duka, senang dan
sedih, karena semua peristiwa jika kita dapat mensyukurinya akan lebih dalam
memaknainya dan memudahkan kita untuk dapat mengambil hikmahnya. Perjalanan hidup
menjadi lebih tenang, jauh dari rasa takut. Mampu melihat dengan bebas setiap potensi
yang ada disekitarnya. Yang pasti kehidupan ini akan menjadi lebih baik.
Terakhir adalah komitmen, dimana kita harus melakukannya disetiap waktu dalam hidup
kita. Banyak tantangan yang harus dilalui, semakin besar tantangan yang kita lalui semakin
besar juga nilai kebaikan yang bisa didapatkan.
Jadi dengan semangat berkurban, tidak hanya untuk saat ini, Iedul Adha saja namun bisa
kita lakukan disetiap waktunya. Berkorban untuk member dan untuk mendatangkan
keajaiban-kejaiban yang penuh kebaikan di muka bumi ini.

Ada sebuah kisah humor Sufi. alkisah ada seorang Sufi yang sudah merasa teramat dekat
dengan Tuhan nya. Suatu hari ketika sedang berjalan, Sang Sufi berpapasan dengan
seorang yang sangat miskin. Tubuhnya kurus kering, tinggal tulang berbalut kulit yang
dibungkus dengan kain compang-camping seadanya. Badan nya tergeletak lemas di pinggir
jalan, bibirnya mengering, menandakan sudah lama si miskin tidak mendapat makan.
Melihat penderitaan si miskin, Sang Sufi pun berteriak protes pada Tuhan nya: Ya Tuhan,
mengapa Engkau tidak lakukan sesuatu untuk orang ini !!. Sesaat kemudian, terdengar
jawaban: Ya! Makanya Aku ciptakan kamu!.

Paradigma Baru - Binatang Apa Itu?

Orang sering ngomongin paradigma tapi sesering itu juga kita gak ngerti. Kadang jadi
bingung karena yang dimaksudkan jadi lain. Di Indonesia ini, sebuah istilah sering ngaco
pengertiannya atau berbelok jauh dari arti sesungguhnya. Mungkin karena kita hanya
dengar kulitnya saja lantas ikut menggunakan, lalu yang denger dari kita juga gitu. Nah,
ujung-ujungnya pasti sudah bias alias ngaco itu tadi.
Mau contoh? Nih, salah satunya istilah 'partisipasi'. Pernah denger gak kalau ada orang
yang ditanya 'dah kerja bakti belum?' atau 'Apa saudara sudah mencari solusi masalah
kita?' lalu jawabnya 'Udah dong, saya sudah berpartisipasi!'. Padahal dia cuma setor muka
ngumpul sebentar sama tetangga atau cuma ikut rapat ngabisin snack en minuman tanpa
nyumbang ide sama sekali. Padahal partisipasi kan asalnya dari kata to participate yang
arti sesungguhnya ikut bergiat, aktif!
Contoh lain yang banyak diomongin pejabat atau bos kita yaitu istilah 'komitmen'. Disini
banyak yang mengira artinya sekedar 'setubuh' eh salah 'setuju' ding. Padahal kosekuensi
dari kata komitmen itu jauh lebih besar dari sekedar setuju sambil cuma komat-kamit kaya
dukun palsu sok merapal mantera. Soal komitmen akan kita bahas di posting berikutnya
saja, karena sekarang kan mau ngomongin tentang paradigem eh paradigna.
Paradigma yang asalnya dari kata 'paradigm' itu sering tidak jelas artinya bagi kebanyakan
orang, termasuk yang ngucapinnya. Padahal artinya sederhana saja, yakni cara pandang
seseorang terhadap sesuatu (masalah, obyek,dll). Cara pandang seseorang terhadap sesuatu
itu bisa berbeda-beda tergantung dari latar belakang pengalaman, pengetahuan, keyakinan
dari orang yang bersangkutan, sehingga timbul persepsi (nah istilah apalagi nih) yang yang
berbeda.
Tentu karena latar belakang yag berbeda-beda itu, cara pandang orang juga bisa, kalao
tidak mau dibilang malah sering, berbeda. Dan itu sah-sah saja. Anda gak usah sewot en
marah kalo ada orang yang bilang empek-empek (nih, makanan khas Palembang) itu
enggak enak! Padahal anda sangat menggemarinya. Mungkin saja waktu ngicipin pertama
kalinya dulu dia dapet empek-empek basi sehingga menimbulkan persepsi 'gak enak!' di
kepalanya.
Juga kalo ada orang bilang Afrika itu kaya, subur, orangnya putih-putih dan pintar-pintar
padahal setahu anda Afrika itu miskin, tanahnya kering kerontang berisi padang pasir
panas, lalu orangnya hitam-hitam dan keriting, juga masih pada lugu, bodoh en katro. Itu,
kan setahunya anda! Orang tadi mungkin pernah ke Afrika Selatan di perumahan elit orang
bule disana, terus lihat tambang berlian yang aduhai mahalnya, lalu lihat di tv lembah
subur hijau di Nangaroro yang disebut sebut seperti taman firdaus, dan membaca kalo ahli
cangkok jantung pertama , DR. Christian Barnard, dan juga Kofi Anan yang mantan sekjen

PBB itu berasal dari Afrika. Bahkan orang tercantik sedunia, Naomi Campbell - mantan
Miss Universe- juga berasal dari sana. Opo tumon..??? (BTW, gue gak ngebelain Afrika
lho, meski kulit gue sama hitamnya dengan mereka!)
'Lha, itu kan gak umum!', sanggah anda. Iya gak?
Nah, itulah yang akan kita bahas. Cara pandang sering dijejalkan ke kita dengan pola yang
dikehendaki secara umum sehingga kita menjadi biasa memandangnya dengan cara yang
grudugan alias borongan ramai-ramai itu. Lalu kita bilang yang lain itu salah! Gak
Bener! Atau agak sopannya bilang 'tidak umum' itu. Cara Pandang yang menjadi umum itu
disebut hegemoni, menguasai dan meniadakan cara pandang yang berbeda, yang sedikit
jumlahnya. Pedehel, eit ini jari ngaco mencetnya. Padahal, cara pandang yang gak umum
itu juga fakta yang bener! Bener-bener ada. Ada bener-bener! Kok dibilang salah!
Mau tahu ruginya pake cara pandang atau paradigma umum itu?
Anda akan jadi orang yang tidak menonjol, alias bisa-biasa saja. Malah cuma jadi angka di
statistik. Di kantor, anda hanya dikasih NIP, di sekolah nomor induk, maen sepakbola dapet
nomor doang di punggung gak pake nama. Anda bukan anda sebagai sebuah pribadi. You
are not U, my friend!
Nah, kalo kebetulan anda seorang pengusaha, lalu apa yang bisa anda jual di Afrika dengan
cara pandang anda seperti itu? Paling-paling sandal jepit! Sepasang untungnya cuma
seratus perak. Itupun harus bersaing dengan banyak orang lain yang melihat Afrika seperti
itu. Tapi, kalo ente melihat dengan cara yang tidak umum tadi, ente bisa berbisnis pesawat
terbang disana. Jual satu saja untungnya miliaran rupiah en gak ada pesaing karena yang
laen gak lihat opportunity itu. Nah mau jual berapa juta sandal jepit agar bisa untung
segitu? Berapa ribu orang yang ente musti tawarin sampai meniren mulut berbusa-busa,
kepanasan, kehujanan, bau, mana becek tapi gak ada ojek pula! Bisnis pesawat kan pasti di
ruang mewah ber AC, ketemunya satu dua orang saja, makanan enak dan sering ditemani
cewek-cewek asoy geboy! Gitu lho!
Jadi ngapain mau dihegemoni cara pandang anda hanya sekedar biar dibilang 'umum'?
Umum itu kan biasa. Biasa itu tidak 'luar biasa' (iya, semua orang juga tahu!). Pedehel, eh
padahal semua orang kagum terhadap sesuatu yang 'luar biasa', kan? Lho kok anda tetep
seneng menjadi biasa aja? Mau dapet istri yang biasa saja, jelek kagak cantik pun tidak!
Mau dapat duit yang biasa-biasa saja?
Kerana itu (ini logat Malaysia, bukan salah ketik lho) beranilah melihat dengan cara yang
berbeda. Gak bayar lho alias gratis bin cuma-cuma! Tapi, memang
memerlukan keberanian! Karena sering kita hanya ingin melihat apa yang biasa dan ingin
kita lihat, bukan yang tidak biasa. Kita takut melihat yang berbeda, apalagi untuk
bertindak. Kan aman kalo ikutan banyak orang, ya kan? Malah dulu waktu kecil kalo dapat
nilai jelek sering berkilah 'kan banyak temen yang nilainya juga jelek, ma!" Sekarang anda
juga masih begitu, minta amplop, eh ampun! Pantas pada ber-korupsi berjamaah! Kan
buaanyak temennya...!
So, bakso en soto, Beranilah melihat dengan paradigma baru, yang berbeda! Itulah modal
untuk bisa melakukan sesuatu yang berbeda, yang luar biasa. Gitu aja pesannya!

KOMITMENT - Bukan Sekedar Komat-Kamit!


Wah, kadung janji bicara soal komitmen pada postingan sebelumnya! Tetapi karena saya
punya komitmen, maka saya penuhi sekarang! Pada kesempatan yang pertama setelah
postingan itu. Ini menunjukkan kalo saya committed!
"Emangnya itu tanda kalo ente punya komitmen?!" sanggah anda gitu, kan?
Yup! Emang benar! Salah satu tanda seseorang memiliki komitmen yang kuat terhadap
sesuatu yang di'komit'kan (ini bahasa maksain) adalah menempatkannya pada prioritas
yang pertama. Tidak pake 'ntar-sok' alias entar dulu atau besok, penuh janji yang tak pasti.
Prioritas itu tuntutan utama dan pertama untuk melihat tingginya komitmen seseorang.
Kalo dia bilang sudah komit (maksudnye, committed) tapi lalu menyisihkan pekerjaan yang
sudah di komit itu, anda pantas meragukan komitmennya!
"Kenapa begitu dan semudah itu? Enak aja maen tuduh!" anda protes lagi kan?
Jawabnya, ya iya..lah! Coba kita telusuri asal bahasa ini. Dari sononya berasal dari
kata commitment yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Roh, jiwa atau
semangat dari kata commitment tidak cukup hanya diwakili oleh satu kata dalam kosa kata
kita seperti tekad atau niat atau janji atau ikrar atau nazar atau silakan anda cari sediri yang
lain. Oleh karena itu orang lalu mengadopsinya ke dalam bahasa Indonesia dengan
mengganti huruf C dengan K dan menghilangkan satu hirif (duh..ini salah pencet!) huruf
M yang berjejer serta huruf T diakhir kata itu, jadilah kata dalam bahasa Indonesia, hehehe!
Gampang kan?
Gampang sih iya, tapi kita harus merenung dalam-dalam apa artinya itu? Bukankah
pepatah mengatakan 'Bahasa menunjukkan Bangsa'? Nah, kalo bahasa kita ndak ada kata
itu sebelumnya berarti bangsa kita selama ini tidak akrab, tidak terbiasa atau malah tidak
kenal dengan urusan yang namanya komitmen itu! Iya, kan? We..ladalah!
Atau, malah mungkin sudah sangat bersatu dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga tak
perlu membuat kata khusus untuk itu. Contohnya, orang Bali. Setiap kali saya bertanya
kepada orang Bali padanan kata 'seni' atau 'art' dalam bahasa Bali, mereka kebingungan
menjawabnya. Tetapi semua orang tahu, bahkan sudah mendunia, kalau masyarakat Bali
sangat akrab dengan seni dalam setiap relung dan detak kehidupan mereka. Kalo ente orang
Bali dan paham bahasa Bali (karena ada teman saya berdarah Bali, Made namanya, tak
bisa bahasa Bali. Soalnya dia itu Made in Japan alias lahir dan besar di Jepang) dan tahu
kata itu dalam bahasa Bali, mohon saya dikasih tahu (bukan duit) ya? Sing nyak? Nyak
lah!
Beda, kan dengan kasus kata komitmen dalam bahasa Indonesia itu?
Jadi..., sekedar untuk menghibur hati, pantaslah kalau kita tidak pandai berkomitmen.
Wong nggak kenal dengan dia! Lah, lalu bangsa macam apa kita ini, kalau tak pernah
punya komitmen? Apa kata dunia? Zaman begini gak punya komitmen! Siapa yang mau
percaya dengan kita (kalo rakyat sih udah dari dulu gak percaya sama para pemimpin

negeri ini, cuma mereka diam saja. Cape dengerin pepesan kosong!)? Para pemimpin kita
biasa hanya bisa memberi janji tanpa bukti dengan gaya orator ulung komat-kamit
mengumbar angin surga sambil tebar pesona. Pantes saja profesi dukun tumbuh subur di
negeri ini, modalnya cuma komat-kamit tak perlu usaha. Kalo nggak berhasil pasiennya
gak berani menuntut, takut disantet. Kesian deh lu, eh gue juga!
Mudheng ra kowe?
Kalo belum ya pantes, wong arti komitmen belum saya jelaskan, toh!
Gini, sesungguhnya komitmen berarti mengikatkan diri sepenuh jiwa dan raga untuk
melakukan sesuatu hingga berhasil. Coba simak setiap ungkapan kata diatas itu. Pertama
mengikat diri, artinya ente tak bisa melepaskan begitu saja seenaknya. Wong sudah terikat,
kok. Yang kedua sepenuh jiwa dan raga, artinya yang terikat itu jiwa, hati dan pikiran serta
tubuh, fisik dan badan wadag ente kepada sesuatu itu. Tak ada hal lain yang yang ada di
dalam pikiran dan hati anda selain dia. Tak ada sesuatu yang lain yang anda kerjakan
selain ngerjain dia. Makanya jelas jadi prioritas! Tul, nggak? Lalu yang ketiga, hingga
berhasil, artinya kalo belum berhasil tak akan menyerah. Never give up bahasa kerennya.
Orang yang komit akan merasa selalu penasaran jika sesuatu itu belum berhasil
dilakukannya dengan baik!
Nah, lo! Berat, kan konsekuensi dari sebuah komitmen! Makanya kata orang sono, Do not
order if you can't pay!
Mau tahu bagaimana mengukur komitmen seseorang secara mudah dan sistematis? Kalo
iya, baca terus aja, kalo kagak mau.. berhenti disini dan cari tulisan yang lebih seronok di
blog lain. Please, GO to otherBLOG!
Ada lima cara mengukur tingginya komitmen seseorang.
Yang Pertama, Prioritas itu tadi. Ini udah dijelaskan diatas ya, nggak usah diulang.
Yang kedua, Ngotot atau Persisten. Seberapa ngotot yang bersangkutan membela atau
mempertahankan keberadaan sesuatu itu dari ancaman penggusuran atau peniadaan
terhadapnya karena orang lain melihat itu tidak penting, menunjukkan seberapa tiggi
komitmenya. Misalnya bos anda punya proyek lain yang dia anggap penting lalu hendak
mengkansel pekerjaan yang sudah menjadi komitmen anda padahal sebelumnya juga sudah
disetujui oleh organisasi anda.
Sebagai orang yang punya komitmen (apalagi kalo telah melibatkan tim di dalamnya) anda
harus berusaha mempertahankannya agar tidak begitu saja digusur. Kalo ente dengan
enteng mengalah saja, orang akan melihat kalo ente tidak punya komitmen itu. Berat, kan?
Yang ketiga, Sumberdaya. Orang yang memiliki komitmen tinggi bisa diukur dari
seberapa besar sumberdaya yang bisa dia sediakan.
Kalo ada bos yang sudah komit terhadap suatu pekerjaan lalu anda minta tenaga SDM
tertentu yang mumpuni tetapi dia bilang tidak boleh karena akan dipakai olehnya sendiri
dan anda hanya dikasih orang yang nggak becus, anda patut meragukan komitmen bos anda
itu. Paling tidak kalau dia tidak bisa menyediakan, biasanya dan terutama soal sumber
dana, dia bisa menolong mencarikannya. Itu berarti dia punya komitmen. Hatinya ada

disana!
Yang ke empat, Kreativitas.
Pekerjaan apapun di bumi ini tidak selamanya sesuai dengan yang direncanakan, meskipun
telah dipersiapkan sebaik mungkin. Nah, ketika menghadapi berbagai kendala, rintangan
atau kesulitan, seorang yang punya komitmen tinggi akan 'ngulik', kreatif mencari jalan
keluarnya. Dia tidak akan berkata 'Wah sulit dan susah, sudah alit juga basah!" terus
bengong toleh sana-toleh sini seperti kerbau tengah memamah biak.
Yang terakhir, Rencana Tindak Lanjut. Sering terdengar bos yang bilang dia komit, tetapi
kalau diajak memikirkan rencana rincian tindak lanjut dia enggan. Alasannya biasanya
tidak punya waktu atau itu tugas anda karena sudah dia delegasikan.
Malah sering kata-kata manis yang penuh tipu yang anda dengar, "Saya percayakan
sepenuhnya kepada saudara!" Pedehel, pendelegasian bukan berarti lepas tangan, pokoknya
terima beres saja. Itu oper hendel namanyo, kata orang Padang. Dan jangan kaget kalo
pekerjaan itu menuai kesalahan di kemudian hari, dia dengan enteng akan cuci tangan
seperti Pilatus. Mana komitmennya? Mestnya, paling tidak dia mau tahu (bukan hanya
mau duit) tentang langkah rinci yang telah anda susun dan memberikan persetujuan dan
saran agar lebih efektif. Itu bos yang komit! Kalo nggak mau, dia pasti sedang komat-kamit
merapal mantera sakti para bos "Emangnya untuk apa punya nak buah!"
So, bakso n soto...! Berat kan menyatakan komitmen itu. Tapi, gak papa! Kita memang
perlu
berlatih
banyak
untuk
berbudaya
komitmen,
Yok
kita
coba!
"Selamat Mencoba!"

Sukses vs Gagal

-->
Apa sih yang disebut sukses itu? Dan kenapa pula orang menyebut gagal
ketika lain. Apa bedanya?
Adakah paradigma baru untuk sukses dan gagal?

Sukses sering didefinisikan sebagai hasil yang diraih sesuai atau lebih besar daripada target
yang direncanakan atau yang diharapkan sebelumnya. Sebaliknya jika hasil yang didapat
lebih kecil dari target yang dicanangkan, orang menyebutnya sebagai gagal! Jika tim
sepakbola anda menargetkan menang bertanding melawan tim Malaysia dan setelah
bertanding hasil akhirnya tim anda memasukkan 3 gol ke gawang lawan sementara tim
Malaysia memasukkan hanya 2 gol ke gawang anda berarti tim anda sukses, Sedangkan ila
hasilnya seri apalagi kalah maka tim anda disebut sebagai gagal! Tragis!
Tragis memang! Kenapa saya menyebutnya tragis?
Disini sukses atau gagal hanya dilihat dari hasil akhirnya saja. Padahal kita tahu dalam
mencapai hasil akhir itu ada proses yang kadang panjang, melelahkan, penuh drama dan
berbagai dinamika dan romantikanya yang bisa sangat mengaduk-aduk emosi,
menimbulkan gairah dan menyeret diri dan jiwa kita terlibat total dalam proses tersebut.
Bagaimana seru dan tegang jalannya pertandingan sama sekali tidak dirasakan apabila
Anda hanya melihat sukses dan gagal dari hasil akhirnya saja. Usaha setiap individu, baik
pelatih maupun pemain sama sekali tak ada artinya. Belum lagi moment-moment indah
yang terjadi sepanjang pertandingan. Tidakkah semua itu memiliki nilai tersendiri?
Jelas bahwa ukuran sukses atau gagal berkaitan langsung atau malah didasarkan pada
TUJUAN. Jika tujuannya adalah hasil akhir sebagaimana ilustrasi diatas maka orang hanya
akan melihat hasil akir itu saja tanpa mempedulikan proses, Bahkan bila segala usaha keras
telah ditumpahkan dan dicurahkan pun tidak akan ada artinya, tetap saja dikatakan anda
telah gagal! Ini pola pikir yang Tragis bukan??

Padahal hasil akhir sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain di luar diri kita, bisa dari
lawan bersaing, dari alam dan lingkungan serta beribu aspek tak terkendalikan lainnya.
Oleh karenanya sering dikatakan bawa hasil akhir adalah domain (urusan) Tuhan, Tuhanlah
yang menentukan. Lalu kenapa kita bilang hasil akhir itu buah kesuksesan kita? Dan

karenanya kita berhak mendapatkan penghargaan atau bonus atas apa yang ditentukan oleh
Tuhan? Lihat juga artikel dari situs "Lupa Tuhan" yang bertajuk "Hasil Itu Milik
Siapa?"disini.
Gagal = Sukses!
--> Pada tulisan sebeliumnya dibahas soal Gagal atau sukses yang didasarkan pada ukuran
hasil akhir (lihat tulisan sebelumnya "Gagal vs Sukses" disini). Dengan cara pandang lama
ini orang akan banyak mengalami kegagalan dan kekecewaan serta selalu dalam konsep
berpikir win or lose. Padahal hasil akhir sangat ditentukan oleh berbagai faktor diluar
kendali kita, dan bisa dikatakan Tuhan-lah yang menentukan hasil. Karena itu orang yang
menggunakan kosep sukses vs gagal sering frustrasi serta jarang bersyukur dan kalaupun
kebetuan berhasil akan cenderung menjadi sombong.
Cara baru dalam melihat keberhasilan adalah GAGAL = SUKSES!
Gagal itu sukses, tidak pernah ada gagal, selalu sukses. Yang ada hanyalah sukses.
Tidak ada istilah Gagal adalah sukses yang tertunda, yang ada sukses dan sukses.
Bahkan sukses itu ditentukan oleh / dalam kendali sepenuhnya oleh si pelaku, tak ada
faktor lain yang menentukan. Bahkan Tuhan sepenuhnya mendelegasikan sukses itu kepada
si pelaku. Beliau tak akan ikut mempengaruhinya, sepenuhnya di tangan Anda!
Bagaimana hal ini bisa berlaku?
Silakan renungkan dulu. Pada tulisan terdahulu terdapat beberapa clue yang mengarah
kesana.
Sudah tahu jawabannya?
Sabar, jawabannya ada di artikel berkutnya.
Atau mungkin anda bisa memberikan komentar anda lebih dulu.
salam... SOBAT ...

Otak Kiri vs Otak Kanan


JANGAN BACA TULISANNYA tetapi SEBUTKAN WARNANYA dengan Keras

Kedua bagian otak anda, Otak Kiri dan Otak Kanan bekerja secara bersamaan untuk
melakukan perintah diatas.
Otak Kiri Anda berusaha membaca tulisannya sedangkan Otak Kanan Anda berusaha
menyebutkan warnanya. Mana yang lebih kuat?

Berpikir Positif
Secara sederhana, berpikir positif atau kerennya 'positive thinking' adalah memandang
sesuatu dari sisi positifnya, sisi baiknya. Pikiran seperti ini didasarkan pada konsep
psikologis bahwa akan lebih menguntungkan dan berakibat baik dengan berpikir positif
daripada berpikir negatif karena berpikir negatif hanya akan membuat anda takut dan tidak
berani mencoba. Tapa mencoba orang tidak akan memeroleh apa-apa lagi selain
keberadaannya sekarang, dan bahkan mungkin akan kehilangan keberadaannya yang
sekarang.
Namun demikian banyak pula orang yang beraliran pikiran negatif , meski mereka tidak
mengakuinya. Dalih utamanya biasanya "hat-hati" daripada terperosok. Mereka-mereka ini
adalah orang yang takut mencoba hal baru, takut kehilangan apa yang telah dimilikinya
sekarang, dan tentu saja sangat posesif dengan zona kenyamanan. Bahasa masa kininya '
status quo'. mereka-mereka ini adalah orang yang "menunggu bukti" bukan yang berani
mencoba "menjadi bukti."
Dalam buku "Semua Orang Bisa Hebat" (Grasindo, 2007) dikatakan bahwa 'Pecundang
Pecundang adalah orang yang tak berani mencoba' dan 'Pecundang tak kan
mempersunting puteri jelita'
(By the way but not the bus way, istilah "hati-hati" sebenarnya bukan berarti tidak
mencoba. Justru karena mencoba sesuatu yang baru orang harus juga berhati-hati. Jadi,
hati-hati bukan alasan bagi para pecundang!)
Dari sudut religiusitas, positive thinking didasari pada konsep bahwa Tuhan itu Maha Baik,
Bijaksana dan mencintai hasil karyanya terutama manusia. Karena itu
Tuhan senantiasa memberikan sesuatu yang baik adanya. Segalanya baik dan demi
kebaikan kita, manusia. Mansialah yang keliru melihatnya sebagai bencana, masalah,
kesultan, atau hal-hal yang buruk karena terlalu posesif terhadap kenyamanan yang selama
ini dinikmatinya. Tidak heran kalau setiap agama selalu mengajurkan agar kita mencari
hikmah dari setiap hal 'buruk' yang menimpa kita karena Tuhan selalu bermaksud baik!
Motto yang biasa dipakai adalah "Trust Your Hope, Not Your Fear"!
Jadi, adakah anda sudah berpikir positif?
Kalau sudah, coba renungkan cerita menarik berikut ini:
Alkisah ada seorang karyawan, sebut saja Bejop namanya, baru pindah dari kota lain ke
kota yang baru karena ditugaskan oleh kantornya. Di tempat yang baru ini ia tinggal di
sebuah komplek perumahan yang disediakan oleh kantornya dan banyak karyawan
kantornya yang juga tinggal di komplek itu.

Belum genap satu minggu ia berada di tempat barunya itu suatu malam ia didatangai oleh
seorang wanita setengah baya dengan wajah yang sedih dan menghiba. Wanita itu mengaku
ia adalah tetangga yang tinggal beberapa blok saja dari rumah si karyawan kita, Bejo, ini.

Setelah dipersilakan masuk, wanita itu segera menyampaikan niatnya dengan terisak-isak
minta tolong karena anaknya jatuh sakit parah dan harus segera mendapatkan perawatan
darurat di rumah sakit. Jika tidak anaknya mungkin tidak akan tertolong jiwanya, padahal
dia hanya wanita miskin yang tak mampu membayar jaminan perawatan.
"Tolong saya pak, tolonglah anak saya....Dia baru berumur 7 tahun... pak. Kasihanilah
...kami..pak ...hu ..hu..u," kata wanita itu sambil berurai air mata.
Si Bejo tercekat hatinya dan bisa merasakan kepedihan wanita itu karena dia juga punya
anak seumur anak yang sakit itu
"Berapa biaya yang diperlukan, bu", tanya."
"Wah, banyak juga ya...," kata si karyawan.
"Tolong...kami...pak...jangan biarkan dia ..mati..pak. Saya ta...tahu harus..kemana
..lagi..pak."
Dalam hati, Bejo sendiri merasa berat dengan uang sebesar itu karena dia hanya
mempunyai 2 juta rupiah dan itupun sudah berkurang 200 ribu untuk berbagai keperluan
selama ini. Ia bukan orang kaya dan gajinya hanya cukup untuk keperluan hidup
keluarganya yang masih tiggal di kota yang lama.
"Tolonglah.. anak saya, pak," kata wanita itu lirih sambil menunduk lesu dan tampak putus
asa.
Bejo bimbang! Ia merasa agak berat karena untuk keperluannya sendiri tentu akan
terbengkalai, tetapi kalau anak itu tidak ditolong dan mati, ia akan meraa bersalah dan
berdosa.
Hatinya ragu. Tetapi akhirnya ia membulatkan tekad untuk memberikan uangnya.
"Urusanku sendiri biar nanti saja aku pikirkan," katanya dalam hati.
Bejo segera masuk ke kamarnya dan mengambil uangnya lalu diberikannya kepada wanita
itu.
"Ini, bu. Semoga anak ibu cepat mendapat pertolongan dan cepat sembuh!" katanya
mantap.
"Terimakasih, pak...," jawab wanita itu sambil menerima uang dan mencium tangan Bejo,
dan segera pula pamit berlalu.
Sebelum pergi tidur, Bejo menyempatkan diri mendoakan agar anak yang sakit itu segera
sembuh. Akan halnya keperluan bagi dirinya, ia akan meminjam pada kantornya atau
rekannya besok. Malam itu Bejo dapat tidur dengan tenang.
Esok harinya, saat ia hendak meminjam uang, kas bon istilahnya, ia bercerita kepada rekanrekannya atas kedatangan wanita setengah baya itu.
"Ah, lega rasanya bisa menolongnya. Moga-moga si anak bisa sembuh," katanya
mengakhiri ceritanya.
Tetapi, apa reaksi teman-temanya?

Mereka semua terbahak-bahak menertawakannya.


"Hahaha...haha..! Satu lagi korban yang jatuh! hahaa..ha!" derai tawab rekan-rekannya.
"Lho, kalian kok mentertawai saya?" tanya Bejo, bingung.
"Mas Bejo, .. Anak itu tidak sakit," kata seorang rekan yang juga tinggal di komplek yang
sama. "Wanita itu juga bukan tetangga kita dan kita tidak tahu dimana ia tinggal. Hanya
saja, setiap kali ada orang baru ia akan segera datang menemui dan menghiba-hiba minta
tolong membantu anaknya yang sakit parah. Itu sudah menjadi modus operandi
penipuannya!...hahaha..." lanjut rekannya.
"????????...!!!"
Nah, kalau anda yang mengalami seperti Bejo itu, apa rekasi anda?

PENGALAMAN adalah MUSUH!


Ya, benar. Jangan kaget lho!
Kalau pada umumnya orang memandang 'Pengalaman adalah Guru yg Terbaik!' itu sudah
kuno. Gak musimnya disini! Apalagi guru sekarang pada ngajar sambil usaha sampingan
ngojek! Mana bisa fokus en maksimal (tapi ini bukan salahnya sang Guru, lho! Yang salah
itu si Kambing Hitam!). Anjuran dari paradigma baru kita yang pertama adalah Jangan
Belajar dari Pengalaman! Sebabnye, kalo anda mau berbeda tentu tidak boleh
menggunakan pengalaman yang pernah ada. Hasilnya paling pol hanya akan sama seperti
yang anda pelajari itu. Artinya, sama dengan yang sudah ada, sudah biasa.
Ingat gak tuh cerita tentang telurnya om Columbus (lu jangan mikir macam-macam ya?).
Waktu gak ada orang yang berhasil mendirikian tuh telur (matang) di atas meja, si om
Columbus dengan tenang menggunakan caranya yang berbeda: digetoknya sedikit ujung
telur itu hingga agak depes (nih bahasa apa?) lalu dengan mudah mendirikannya. "Oh, kalo
gitu gue juga bisa!" kata anda, sama dengan orang-orang yang tadi gagal itu. Om
Columbus jelas tidak menggunakan pengalaman sebelumnya, wong belum pernah ada.
Sepele memang, tapi LUAR BIASA!
Nah, waktu giliran orang-orang itu mencoba cara yang dipake Om Columbus (setelah
melihat dan mempelajarinya) dengan mudah mereka bisa melakukannya. Hebat, gak? Lha,
ya nggak lah yao! Apa yang mereka lakukan jadi biasa saja. Wong sudah pernah dilakukan
sebelumnya oleh Om gue itu!
"Lha, apa belajar dari pengalaman gak penting, Dul!?" Gitu kan protes anda?
Ya, siapa yang bilang gak penting! Belajar dari pengalaman tetap penting, tetap menjadi
guru yang terbaik! Tetapi itu dalam rangka menjadi BAIK bukan menjadi berbeda atawa
Luar Biasa! Kalau ente belum baik, masih katro, maka belajarlah dari pengalaman supaya
bisa menjadi baik seperti yang dilakukan si guru itu.
Mudheng ra, kowe? (nih bahasa jawa, tau.)
Kalo belum mudheng atau daya dhong anda rendah, saya jelaskan pelan-pelan berikut ini.
Kita gunakan kearifan dari negeri Jepang (dengan cara baca seperti orang Batak ya) saja,
secara berurutan begini:
Anda berangkat dari kondisi katro alias blegug bin bego. Maka untuk menjadi baik ada dua
langkah yang harus anda tempuh.
Langkah pertama: NITENI.
Langkah kedua : NIROKAKE
Ngerti gak tuh bahasa Jepang, artinya?

Niteni adalah mengamati, memperhatikan dengan seksama sesuatu (pengalaman) yang


hendak anda pelajari. Setelah anda mengetahui dengan baik lalu gunakan langkah kedua,
Nirokake, yaitu berlatih menirukan, mempraktekkan sebaik mungkin yang telah anda
ketahui dari langkah Niteni itu. Anda harus mencoba-dan mencoba lagi hingga mahir
bahkan mungkin bisa sama ahlinya dengan si guru. Dan dengan begitu ente mendapat
predikat: BAGUS atau BAIK! Belum Hebat.
Nah, jika anda akan melebihi guru anda tadi, anda perlu langkah ke tiga, yakni NAMBAHI.
Ini berarti anda harus menambahkan, memodifikasi atau mengutak-atik lebih jauh dari
yang sudah anda kuasai itu. Kalo berhasil, anda sedang menuju ke proses Hebat, tapi belum
Hebat, karena masih menggunakan basis atau modal dasar yang telah ada. Sebagus apapun
usaha anda dengan modal dasar itu, hasilnya akan ada batasnya, asimptotis, kata para
pakar! Mentok kata orang Jawir eh Jowo mas.
Untuk menghasilkan yang spektakuler, anda harus meninggalkan basis pengalaman itu.
Anda harus mencari sesuatu dengan cara pandang yang berbeda. Karena itu, gunakan
langkah yang ke empat yakni NEMOKAKE! Ini berarti anda harus menemukan atau
menciptakan sesuatu yang belum ada, yang baru sama sekali. Untuk cara pandang lama
harus ditinggalkan.
Mari kita ambil contoh nyata saja.
Ingat pita kaset? Nah, berapa banyak lagu yang bisa disimpan disitu, paling banyak 12
sampai 14 lagu. Masa jaya kaset itu cukup lama, lebih dari 20 tahun karena orang cuma
mengutak atik teknologi penyimpanan data berbasis pita. Bagaimanapun juga kalau mau
menyimpan lagu lebih banyak ada batasnya! Atau harus dibuat pita yang besoar dan
puanjang banget. Lah ya, player anda mau seberapa besar nantinya. Makanya orang
berpikir dengan cara lain, meninggalkan konsep pita selulosa itu dan menggantinya dengan
cara baru melalui disc yang bacanya pake optik. Nah ente tahu berapa banyak kan data
atawa lagu yang bisa disimpan di benda tipis itu? Playernya juga semakin kecil, malah
segenggam tangan pun gak ada. Hebat, bukan?

So, bakso en soto, kalau anda mentok dengan cara yang lama, hasilnya nggak spektakuler
tambahnya, tinggalkan dan cari cara baru dengan cara pandang yang berbeda! OK?

Jangan (Sekedar) Menghargai Perbedaan


Judul posting ini tentu cukup mngernyitkan dahi banyak orang. Apalagi kalau kata
"(Sekedar)" saya hilangkan. Mungkin anda akan termasuk salah satu dari banyak orang
yang akan menentang judul itu.
Betapa tidak!
Dimana-mana semua orang menganjurkan agar kita saling menghormati atau menghargai
perbedaan yang terjadi, terutama perbedaan pendapat. Mulai dari Presiden, Menteri,
Gubernur, Bupati sampai Lurah semua mengajurkan untuk saling menghargai perbedaan.
Bahkan para Ulama dan pemimpin agama serta para guru, baik yang besar maupun kecil,
semuanya bilang menghargai perbedaan itu baik! Masak kok dilarang???!!
Betul sobat!
Saya justru mau mengatakan anjuran dan pendapat mereka, para pemimpin itu, itu salah,
keliru dan menyesatkan! Menghargai perbedaan itu tidak ada gunanya sama sekali!
Lhoooo, kok bisa!!!
Coba pikir dan renungkan dengan baik, jangan emosi!
Bukankah dunia diciptakan dengan segala perbedaan di semua aspek kehidupan, benda dan
makhluknya. Tanah berbeda-beda, batu bermacam-macam, air beraneka ragam, pohon
berjenis-jenis, hewan beribu-ribu ordo dan jenis, dan...manusia berbagai etnik, klan, warna
kulit, dan lain-lain. Bayangkan kalau dunia ini cuma ada satu jenis benda tertentu, tentu
tidak terjadi yang namanya simbiosis mutualisme.
Bayangkan kalau waktu anda lahir dulu anda menolak dunia yang anda temui ini yang
isinya beraneka macam itu. Apakah anda bisa masuk lagi? Bukankah anda terpaksa harus
menyesuaikan diri dengan segala keberagaman yang ada?
Jadi, kita harus ............. perbedaan, bukan sekedar menghargai atau menghormatinya!
Titik-titik diatas mustinya diisi dengan kata apa ya? Silakan kasih komentar anda!

Pemasaran Bukan Sekedar Menjual dan Beriklan


Pemasaran adalah sarana bagi organisasi atau bisnis menghadirkan dirinya kepada
masyarakat konsumen, dan juga sebagai sarana bagaimana organisasi berperilaku dan
berinteraksi di pasar. Hal ini penting dan karena itu filosofi dan nilai-nilai organisasi yang
akan direferensikan hendaknya tercermin dan diperkuat pada setiap aspek pemasaran.
Secara praktis berikut beberapa area dan implikasinya:
1.

Ada implikasi terhadap pelatihan dan staffing terutama dalam penjualan dan pemasaran,
karena manusia adalah aspek penting.
Anak buah Anda tidak mungkin memiliki semua keterampilan yang dibutuhkan untuk
membantu Anda menerapkan rencana pemasaran. Atau sebaliknya, Anda mungkin tidak
memiliki semua orang yang Anda butuhkan sehingga Anda harus mempertimbangkan
mendapatkan tenaga ekstra. Pelatihan Customer Service atau Layanan pelanggan sangat
sensitif terhadap personalia. Apakah semua orang Anda menyadari apa tujuan
Anda? Apakah mereka tahu apa tanggung jawab mereka? Bagaimana Anda akan mengukur
kinerja mereka? Banyak dari masalah-masah diatas terumpan balik ke dalam rencana bisnis
melalui bidang sumber daya manusia dan pelatihan, di mana seharusnya anggaran tersedia
untuk mendukung investasi di area tersebut. Manusia adalah bagian paling penting dari
organisasi Anda, dan keberhasilan kegiatan pemasaran Anda akan berhasil atau jatuh
tergantung pada bagaimana orang Anda berkomitmen dan mampu dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka. Berinvestasi dalam pengembangan orang-orang Anda, dan
memastikan bahwa mereka mengerti dan setuju dengan tujuan organisasi.

2.

Buat Piagam Customer Service.


Anda harus merumuskan secara rinci Piagam Pelanggan Layanan, baik memperluas
pernyataan misi Anda dan tawaran layanan Anda, sebagai alat untuk menginformasikan staf
dan pelanggan tentang standar layanan Anda. Standar-standar ini dapat mencakup aspekaspek yang cukup rinci tentang layanan Anda, seperti berapa kali telepon akan diijinkan
berdering sampai pemanggil mendapat jawaban. Masalah lain mungkin meliputi misalnya:
Berapa hari antara penerimaan dan respon untuk korespondensi tertulis. Harapan ini juga
harus dikembangkan menjadi standar kinerja yang telah disepakati untuk pelanggan
tertentu atau kelompok pelanggan - sering disebut Service Level Agreements (SLA).
Semakin hari, pelanggan masa kini makin tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang
nilai dan filsafat suatu organisasi, karena itu akhir-akhir ini mulai banyak ditampilkan
dalam piagam layanan pelanggan.

3.

Menetapkan prosedur pengaduan dan rentang waktu untuk setiap tahap.


Piagam
ini
mengatur
harapan
pelanggan,
jadi
pastikan Anda
dapat
memenuhinya. Pelanggan merasa kecewa terutama ketika harapan mereka tidak terpenuhi,
dan ketika begitu banyak standar dapat ditetapkan seenaknya sendiri, tanpa peduli
bagaimana
memenuhi
tuntutan
pasar/pelanggan.

Ingat aturan penting tentang layanan pelanggan: Bukan banyaknya kegagalan dalam
memenuhi standar yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan - semua orang bisa
membuat kesalahan yang membuat marah adalah karena mereka tidak diberitahu
sebelumnya, tidak menerima permintaan maaf apapun, tidak mendapatkan penjelasan
mengapa, dan tidak mendengar apa yang akan dilakukan untuk memperbaikinya.
4.

Membangun sistem untuk mengukur layanan pelanggan dan kinerja staf.


Standar ini harus benar-benar terukur. Anda harus tetap mengukur kinerja Anda terhadap
mereka, dan sebaiknya menerbitkan hasil, internal dan eksternal.

5. Penanganan
keluhan
pelanggan
merupakan
elemen
kunci.
Mengukur keluhan pelanggan sangat penting karena mereka adalah barometer bagi
penyedia layanan. Anda perlu memiliki skema yang mendorong, bukan menghambat,
pelanggan untuk mengeluh. Beberapa survei telah menemukan bahwa sembilan dari
sepuluh orang tidak mengeluh kepada penyedia layanan ketika mereka merasa tidak
puas. Tapi setiap salah satu dari mereka setidaknya akan mengatakan kepada beberapa
teman-teman atau sahabat mereka. Sangat penting bahwa Anda menangkap keluhankeluhan ini dalam rangka:
a.

Memberikan rasa nyaman dan lebih mudah memberikan penjelasan atau jaminan
kepada orang yang mengeluh.

b.

Mengurangi kemungkinan mereka mengeluh kepada orang lain.

c.

Memantau persis berapa banyak pelanggan yang tidak puas dan apa penyebabnya,
terutama jika penyebabnya karena Anda gagal menyampaikan pernyataan misi atau
layanan yang Anda tawarkan!

d.
e.

Mengambil tindakan korektif yang tepat untuk mencegah kekambuhan.


Sebagian besar organisasi sekarang memiliki prosedur 'eskalasi' keluhan, dimana
pelanggan yang sangat tidak puas dapat ditangani oleh staf yang lebih senior. Prinsip
ini perlu diperpanjang sejauh mungkin, terutama untuk memastikan bahwa keluhan
cerdas strategis dan umpan balik yang konstruktif (semua sangat berguna) benar-benar
ditangani oleh seseorang dalam organisasi yang memiliki apresiasi strategis yang
cocok dan wewenang untuk mengenali keluhan serta bertindak dengan tepat.

Banyak organisasi menyia-nyiakan keluhan terhadap mereka dan umpan balik yang paling
berguna dengan membunuhnya mati di dinding layanan pelanggan paling awal. Keluhan
dan umpan balik adalah debu-emas. Dorong dan gunakan dengan bijak.
6.

Implikasi terhadap TIK (Teknologi Informasidan Komunikasi), tempat, dan sistem


pelaporan.
Yang juga berkaitan dengan bisnis Anda adalah hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu:
a.
Teknologi Informasi dan Komunikasi apakah komputer Anda dan sistem komunikasi
mampu memberikan Anda informasi dan analisis yang Anda butuhkan? Apa jenis
Customer Relationship Management (CRM) sistem yang paling sesuai untuk kebutuhan
anda?

b.

Bangunan - Apakah ruang yang ada terlalu sedikit atau terlalu banyak? Apakah itu semua
digunakan secara optimal? Apakah area resepsionis dirancang dengan baik? Apa yang
pelanggan Anda nilai tentang dekorasi dan tata letak? Jika parkir mobil sulit, apakah Anda
membuat upaya untuk memperingatkan orang sebelum mereka datang untuk pertama
kalinya? Siapa yang harus berbasis di kantor dan siapa yang terbaik berbasis di rumah? Ini
masalah yang kompleks yang perlu dinangani secara serius - tidak hanya berasumsi sesuatu
berjalan baik-baik saja sebagaimana adanya.

c.

Sistem pelaporan pepatah memngatakan bahwa jika Anda tidak dapat mengukurnya
maka Anda tidak bisa mengelolanya, dan dalam soal kinerja keuangan dan bisnis hal itu
memang benar. Jika ada satu aspek dari layanan Anda atau kinerja dinilai penting,
pertanyaannya adalah dapatkah Anda mengukurnya? Bagaimana Anda melaporkan dan
menginterpretasikan hasil? Siapa saja yang perlu tahu? Siapa yang perlu untuk menangkap
data? Ketika Anda mendapatkan pelanggan baru (untuk transaksi yang sedang berlangsung)
harus ada pertanyaan bagaimana mereka mendengar tentang Anda dan mengapa mereka
memilih untuk memberikan Anda mencoba?

7.

Komunikasi dan umpan balik pelanggan yang sedang berlangsung adalah penting.
Memiliki dialog terbuka dengan pelanggan Anda adalah penting. Ada manfaat ganda untuk
bisnis Anda dalam memastikan hal ini terjadi:
a.
Anda mengetahui masalah selagi kuncup dan tetap menyadari bagaimana Anda
melakukannya.
b.

Pelanggan Anda merasa lebih baik tentang layanan yang Anda berikan sebagai hasil dari
komunikasi, atau dari fakta bahwa saluran tersebut sudah terbuka bahkan meskipun jika
mereka tidak menggunakannya - itu sifat manusia.

c.

Cobalah untuk merancang sebuah formulir umpan balik standar. Hal ini dapat pula
sebagai alat promosi jika itu dibuat dan tersedia pada skala yang lebih luas. Bentuknya
dapat berisi rincian pernyataan misi Anda, menawarkan layanan dan piagam layanan
pelanggan Anda.

Istri Saya Masih Satu.....

Suatu saat ketika saya sedang memperkenalkan diri kepada khalayak ramai pada sebuah
seminar, para peserta seminar pada tertawa riuh dan meneriakkan kata-kata, "Mau tambah
lagi ya pak?!!......". Nah lo, itu gara-gara saya mengatakan, "Istri saya MASIH satu".
Tampaknya kata 'MASIH' kalau dikaitkan dengan kata 'istri' akan segera membentuk
persepsi yang seragam di kepala hampir semua orang yakni "mau tambah lagi". Terjadi
hegemoni pengertian, penyeragaman. Padahal kata "masih" itu sendiri bisa dipandang
secara berbeda, artinya bisa juga dilihat sebagai "dapat berkurang". Nah persoalannya akan
menjadi
lain,
bukan?
Kita tahu cara berpikir akan membawa kita kepada cara bertindak. Kalau cara berpikir kita
bahwa kata masih berarti mau nambah lagi, maka perilaku kita terhadap istri akan ketus,

sinis, mencela, cepat marah dan sejenisnya, karena kepala kita terisi dengan bayangan
wanita lain yang mau dijadikan istri baru. Saat istri memasak makanan kesukaan kita
sekalipun kita tetap mencela, "Bosan.., makanan kok itu terus!", Saat dandan mau pergi
kondangan kita berkata sinis, "make up nya Norak, kampungan, ndeso!" Pada pokoknya
tidak ada yang benar atau baik pada diri istri anda.
Tetapi sebaliknya bila kata masih tersebut dilihat sebagai bisa berkurang, maka perilaku
kita terhadap sang istri akan menyayangi, perhatian, penuh empati dan ramah. Kita selalu
berusaha menjaga istri kita tetap sehat agar tidak cepat "berkurang". Bisa-bisa istri anda
akan heran melihat perubahan sikap anda itu, meski tentu saja dia akan menjadi senang!
Perubahan yang menyenangkan tentu saja.

kekeuatan cara pandang yang berbeda memang luar biasa untuk membuat suatu perubahan!
Anda mungkin juga meminati:

Komunikasi Terbuka

Salah satu ciri tim yang hebat dan berkinerja tinggi adalah komunikasi terbuka
yakni adanya suasana batin yang menyenangkan bagi setiap anggota tim untuk
bicara, mengemukakan ide dan perasaan mereka dengan nyaman, tanpa ada rasa
sungkan, khawatir atau tidak enak, apalagi rasa takut. Kenyamanan dalam berbicara
ini merupakan sumber awal tim akan mampu menghasilkan gagasan-gagasan besar
serta solusi-solusi yang mentakjubkan.
Termasuk di dalam komunikasi terbuka ini adalah 'keberanian' untuk
mendengarkan pendapat yang berbeda tanpa perlu takut merasa ditentang, tidak
disetujui atau bahkan merasa dimusuhi. Komunikasi yang sesungguh-sungguhnya
efektif hanya terjadi manakala orang mau mendengarkan pendapat yang berbeda
dari orang lain sebagai lawan bicaranya. Tentu hal ini membutuhkan mentalitas
yang berlimpah, legowo, atau abundant mentality. Baca Mentalitas Berlimpah
ruah disini.
Memang dituntut keberanian untuk mendengarkan hal yang bereda dari yang kita
kehendaki karena pada dasarnya orang ingin mendengar apa yang ia inginkan, ingin
melihat apa yang ingin ia lihat. Kalau itu tidak terjadi, kebanyakan orang akan kecewa.
Karena itu dituntut keberanian untuk mau mendengarkan apa yang berbeda, yang mungkin
tidak ingin ia dengar. Ini merupakan salah satu tantangan dalam komunikasi terbuka.
Kendala atau ancaman yang sering terjadi dari komunikasi terbuka yakni terjadinya
gesekan akibat perbedaan pendapat yang menjurus kepada ketidak-kompakan tim,
disharmonisasi, atau bahkan perpecahan. Meski demikian sebenarnya hal itu tidak perlu
ditakuti asalkan tim mampu mengelola konflik. Disini gunanya tim memahami dan
menguasai manajemen konflik. Keberhasilan dalam mengelola konflik justru akan
mempertinggi kekompakan diantara anggota tim karena mereka memiliki pengertian satu
sama lain yang lebih mendalam. Konflik akan menjadi karunia, karenanya.
Tantangan berikutnya dan yang sering membuat orang takut mengembangkan komunikasi
terbuka adalah terjadinya akan terjadi begitu banyak ide dan gagasan yang muncul dari
anggta tim sehingga tim sulit merumuskan solusi/strategi mana yang akan diambil. Sering
untuk itu akan memakan waktu lama sehingga orang menjadi tak sabar dan mengambil
jalan pintas dengan membatasi ide atau bersikap otoriter, dominan dan membatasi.
Kesalahan FATAL yang sering terjadi dalam kasus seperti ini adalah melakukan voting,
memilih ide mana yang akan dipakai melalui suara terbanyak! Karena filosofi dasarnya
adalah merumuskan "SOLUSI KETIGA" yakni solusi yang dihasilkan dengan meramu
berbagai ide untuk mendapat ide brilian yang bersifat sinergis! Bukan memilih satu dari
berbagai ide. Untuk itu memang diperlukan kemampuan dan kreativitas secara kolektif.
Banyak tools manajemen yang dapat dipakai untuk menggali dan meramu ide semisal
brainstorming, mindmapping dan lain sebagainya.

Nah, agar bisa meramu berbagai ide yang beraneka rupa diperlukan konsep berpikir
"DAN" bukan "ATAU" ( AND thinking, not OR).
Tentang AND thinking akan dibahas tersendiri disini!
Sadar Tujuan
Sadar akan tujuan atau sense of purpose merupakan syarat pertama yang mutlak harus
dimiliki oleh sebuah tim berkinerja hebat. Semua anggota tim memahami secara pasti
tujuan tim maupun tujuan dari setiap tugas. Sense of purpose berkaitan dengan visi.
Mereka paham dan menghayati betul mengapa harus bergabung dalam suatu kelompok
karena mengetahui dan menghayati visi yang akan dituju. Mereka tahu tidak akan berhasil
bila tidak bekerja secara kelompok, atau hasilnya tidak akan maksimal. Setiap individu
merasa saling bergantung satu dengan yang lain.

Pemahaman yang pasti terhadap visi atau tujuan akan memupus keraguan dalam
mengambil keputusan dan dalam bertindak. Disisi lain, visi yang baik dan dipahami
dengan benar akan menumbuhkan komitmen para anggota tim. Komitmen, sebagaimana
dijelaskan pada artikel tedahulu "Integritas", merupakan modal utama dalam mencapai
tujuan.

Visi yang baik, yang menumbuhkan komitmen, mengandung minimal satu dari dua hal
berikut:
1.

Bermakna

2.

Bermanfaat.

Visi yang bermakna, adalah visi yang mempunyai arti tersendiri bagi tim dan
anggotanya. Visi itu memiliki bobot, khasanah ataupun ikatan yang kuat bagi kepuasan
batin seseorang bila ia berhasil menggapainya. Makna yang dalam, yang bisa juga
menyangkut keyakinan dan nilai moral tertentu, mampu membuat seseorang terpanggil
untuk berkomitmen secara mutlak. Contoh sederhana ditunjukkan oleh para Abdi Dalem
Keraton Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat. Dengan gaji yang terbilang sangat tidak
berarti saking rendahnya, mereka tetap merasa terpanggil dan bangga menjalani profesinya
sebagai pegawai keraton, mengabdi bagi Sang Sultan yang sangat dihormatinya. Mereka
meyakini sedang mengambil bagian yang mulia dan sangat berarti dalam tatanan hidup di
lingkungannya. Disini uang bukanlah ukuran. Contoh lain adalah para pahlawan, para atlit
amatir atau para relawan kemanusiaan. Dan juga mungkin pelaku bom bunuh diri.
Adapun visi yang bermanfaat adalah yang hasil akhirnya mampu memberikan
kegunaan besar bagi para anggota yang bergabung didalamnya. Meskipun tidak selalu
harus berarti materi, manfaat yang mampu memberikan dampak besar, terukur, dan secara
langsung bisa dinikmati serta tampak kasat mata biasanya memang yang berkaitan dengan
hal-hal fisik: uang, jabatan, rumah besar, kemashuran, kekuasaan dan sejenisnya. Manfaat
material ini banyak digunakan untuk membangun komitmen sebuah tim. Namun perlu
diingat bahwa visi yang bermanfaat saja tanpa dimuati dengan makna yang dalam biasanya
akan berakhir di tengah jalan karena sifat manuasia yang oportunis. Bukankah Tuhan pun

memanfaatkan sikap oportunis kita dengan menjanjikan hal-hal hebat jika kita mau
melaksanakan kehendakNYA? Sebut saja pahala yang akan kita terima di bulan Ramadhan
yang senilai dengan seribu bulan yang lain, atau kesembuhan fisik yang ajaib bila kita pergi
dan berdoa di Lourdes.

Oleh karena itu, visi yang bermanfaat haruslah berdiri diatas pondasi tiga nilai dasar
diatas agar terwujud tuntas. Tanpa pondasi integritas, mental berkelimpahruahan dan
tingkat maturitas yang tinggi, perjalanan tim mewujudkan hasil akhir yang besar akan
ditelikung dan dikhianati oleh para oportunis. Dalam situasi ini, betapapun kerasnya para
pemimpin mendengking jangan mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok, akan
menjadi sia-sia bahkan terlihat absurd.

Sadar akan tujuan juga berarti memahami secara pasti hasil akhir yang ingin diperoleh.
Tim yang hebat biasanya memeriksa dan memastikan dengan tegas hasil akhir itu sebelum
bertindak. Pemahaman atas hasil akhir sering tidak mudah justru karena kita menganggap
mudah dimengerti. Kita sering terkecoh dengan pola berpikir kita sendiri sehingga tujuan
sesungguhnya tidak kita pahami dengan benar. Persepsi yang membelenggu kita sering
pula menyeret kita pada cara penyelesaian dan cara kerja berdasarkan rumus umum yang
tampaknya benar.

Sadar akan tujuan akan membuat orang memiliki pegangan arah dan tidak mudah
kehilangan orientasi apabila berhadapan dengan persoalan-persoalan yang dilematis.
Apalagi dengan tujuan yang sarat makna, orang tidak akan mudah putus asa dan akan
berusaha keras mencari jalan lain untuk menuju kesana. Ibarat sedang menuju Monas untuk
menghadiri pernikahan anda, bila anda terjebak macet tentu anda akan berusaha keras
mencari jalan alternatif lain meski jalan tikus sekalipun. Anda tentu tidak mudah menyerah
dan pulang begitu saja karena mempelai anda menunggu disana.

Apa Itu Bakat?


Paradigma Baru - Bakat
Mungkin sebaiknya kita merubah cara pandang kita terhadap pengertian bakat atau
talenta. Kenapa? Karena semua orang sesungguhnya memiliki bakat, karena Tuhan
itu adil kan?

Coba renungkan pertanyaan berikut: "Apa bakatmu? "


Jika kita ditanyakan hal ini kira-kira apa ya jawabannya?
Mmmrasanya sulit juga menjawab pertanyaan ini. Mungkin tidak banyak yang
bisa langsung menjawabnya. Boleh jadi karena bakat memang tidak mudah untuk
dikenali dan dijelaskan kepada orang lain. Padahal, bakat (bahasa kerennya talent)
sering disebut-sebut sebagai anugerah dari Tuhan yang patut disyukuri. Tetapi,
bersyukurkah kita dengan bakat yang ada ? Hayo.....

Bagaimana kita bisa bersyukur sementara kita sendiri tidak kenal betul apa bakat
kita? Untuk itu, kita perlu lho mengenali bakat-bakat kita sendiri sehingga bisa
bersyukur dengan anugerah bakat yang diberikanNya.

Menurut penelitian, pembentukkan bakat terjadi sejak 60 hari sebelum dilahirkan


sampai dengan usia 16 tahun. Setelah berusia 16 tahun, tidak mudah bagi seseorang
untuk merubah keunikan dari bakatnya.

Nahsebelum bisa mengenali bakat, baiknya kita pahami dulu apa sih bakat itu?

Ada berbagai pengertian tentang bakat yang tergambar dari berbagai definisi
berikut:

Encarta : Ability, Somebody with an exceptional ability berarti kemampuan, seseorang


yang memiliki kemampuan yang berbeda
Umum : Kemampuan yang unik dari seseorang
Gallup (2001) : Pola pikiran, perasaan dan perilaku yang berulang ulang dan dapat
meningkatkan
produktivitas

Kalau dilihat berbagai definisi diatas, dapat dikatakan bahwa disini ada dua
kelompok yang berbeda yaitu yang pertama bakat itu hanya dimiliki oleh beberapa
orang tertentu sedangkan yang kedua [Gallup] mengisyaratkan bahwa semua orang
memiliki
bakat.

Selama ini, Bakat diartikan sebagai kemampuan khusus yang dimiliki orang orang
tertentu seperti bakat menulis, bakat melukis, bakat menyanyi, bakat menggambar,
bakat berakting, bakat mengukir dlsb, semua ini termasuk didalam bakat yang
terkait dengan bidang.

Sedangkan Bakat yang terkait dengan peran seperti


berjualan, memimpin, menganalisis, meneliti,
negosiasi, dlsb baru diperkenalkan oleh Gallup
Organization ditahun 2001 melalui bukunya Now
Discover Your Strengths dengan 34 Tema Bakat
yang ditemukan melalui penelitian puluhan tahun
diberbagai Industri, terkait dengan masalah produktivitas.

Mau tahu lebih jauh soal bakat?


Silakan baca selanjutnya "Pentingnya Bakat" bagi anda, klik disini.

Kenapa kita perlu mengenali bakat.??

Tentu Penting, karena bakat adalah unsur dasar potensi dalam diri untuk mewujudkan
sebuah prestasi. Nah, agar prestasi yang dicapai bisa lebih optimal, maka dibutuhkan hal
lain yaitu keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Perpaduan antara ketiganya
kemudian disebut sebagai kekuatan (Strength).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan berbagai perilaku orang.
Perilaku-perilaku itu acap kali kita anggap sebagai dikotomi positif dan negatif. Lain
perilaku, lain pula dengan bakat (talent). Dalam sudut pandang bakat, semua bakat adalah
positif.
Berbeda dengan perilaku, jika ada perilaku negatif, maka tidak ada bakat negatif, karena
bakat selalu positif. Jadi, tidak benar kalau kita berkata ada bakat malas, bakat penakut,
bakat bodoh, bakat tidur, bakat nyontek, karena itu semua adalah perilaku.
Dalam keseharian kita juga menemui adanya kelemahan dan kekuatan. Kecenderungan
yang dimiliki oleh sebagian (besar) dari kita adalah memperbaiki kelemahan (dikenal
dengan istilah Defisit approach/Pendekatan kelemahan) daripada mengembangkan

kekuatan (dikenal dengan istilah Strength approach/Pendekatan kekuatan). Tetapi kita


sendiri sebenarnya belum memahami arti kelemahan.
Kelemahan berbeda dengan keterbatasan. Kelemahan adalah hasil dari hasil
pengalaman, yang berkaitan dengan kemampuan dan pengetahuan, sementara keterbatasan
adalah sesuatu yang sudah melekat secara alami pada diri manusia sejak lahir.
Kita perlu mengenali keterbatasan yang kita miliki agar proses meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan dalam rangka pengembangan diri bisa optimal. Misalnya, keterbatasan
manusia adalah tidak bisa terbang. Makanya, kita perlu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang seluk-beluk penerbangan. Namun, tetap kita tidak akan bisa terbang.
Nah, bagaimana caranya kita bisa mengenali keterbatasan itu? Caranya adalah dengan
mengetahui bakat yang kita miliki, sehingga kita bisa secara langsung mengetahui
keterbatasan kita. Contoh, jika kita tidak punya bakat menyampaikan ide, pikiran, gagasan
kepada orang lain (bakat : Communication), sebaiknya kita tidak mendalami keterampilan
dan pengetahuan sebagai orator atau diplomat. Sebaliknya, jika kita berbakat untuk
memberikan pelayanan atau memfasilitasi orang lain (bakat : Belief) maka sebaiknya
mendalami ilmu-ilmu dan keterampilan yang berhubungan dengan profesi perawat,
psikolog, terapis dan sebagainya.
MENGAPA BAKAT?

-->Dari sudut pandang produktivitas terbukti bahwa mereka yang bekerja sesuai dengan
bakatnya akan memberikan produktivitas optimum .
Dari sisi pandang kesehatan terbukti bahwa mereka yang bekerja sesuai dengan bakatnya
hidup lebih sehat dan bahagia.
Dari sisi agama, semua agama menganjurkan untuk bekerja / beramal sesuai dengan bakat,
pembawaan, potensi dan kekuatannya masing masing.
Dalam dunia kerja, Strength approach berbasiskan pemanfaatan bakat, dewasa ini
dikembangkan dalam pengelolaan SDMnya. Penggunaan strength approach didorong oleh
kesadaran adanya kekuatan dari masing-masing individu yang sangat penting untuk
meningkatkan prestasi kerja.
Begitu pula dalam lingkungan pendidikan, strength approach penting dikembangkan dalam
peningkatan prestasi di bidang masing-masing. Jika kita mengenali bakat yang kita miliki,
kita akan lebih mudah untuk memilih bidang studi yang tepat. Pada saat seseorang memilih
bidang studi yang sesuai dengan bakatnya, ia akan lebih enjoy dalam menyelesaikan studi
sehingga dapat mencapai prestasi gemilang.

Jalan Sukses vs Cara Sukses


Untuk mencapai tujuan, maka jalan yang benar lebih penting ketimbang cara yang benar.
Jalan yang benar selalu berkaitan dengan potensi / kekuatan seseorang / organisasi.
Dengan demikian bagi Individu, Bakat merupakan potensi luar biasa yang harus dikenali
dan dimanfaatkan.
Mau tahu lebih jauh soal bakat?
Silakan baca selanjutnya "Bakat Sebagai Jalan Sukses" bagi anda, klik disini.

Bakat Sebagai Jalan Sukses

Sumber

dan

Artikel

Top

My Social Blogs
Kenal dong sama Tukul Arwana?
Pembawa acara sekaligus pelawak di salah satu TV swasta ini, dengan bakat yang dimiliki
bisa meraih sukses sebagai salah satu entertainer dengan honor tinggi. Dia bisa
memanfaatkan kekuatan yang ada semaksimal mungkin dengan cara menggali dan
mengasah bakat-bakatnya, sehingga keterbatasannya menjadi tidak lagi relevan. Bisa
dikatakan, Tukul sudah menemukan jalan menuju kesuksesannya. Apakah kita ingin
menemukan jalan sukses? Pastinya semua orang berkeinginan untuk menjadi orang sukses,
walaupun mungkin kita sendiri belum tahu betul dan belum jelas kesuksesan apa yang
diharapkan.
Banyak buku yang menjabarkan cara meraih kesuksesan, tetapi tidak banyak yang
memberikan penjelasan mengenai jalan seperti apa yang harus dilalui untuk menuju
kesuksesan.
Salah satu cara untuk mengetahui jalan kesuksesan adalah dengan menemukan bakat
(talent) yang dimiliki. Perpaduan antara bakat bersama ilmu dan ketrampilan serta
lingkungan, akan mengarahkan seseorang dalam menemukan kekuatan (strength) dirinya,
sehingga
ia
akan
lebih
mudah
mencapai
kesuksesan.
PENERAPAN BAKAT SEBAGAI STRENGTH

Pernahkah suatu kali kita terkesan dengan penampilan teman? Lalu kita berkomentar
menyanjung-nyanjung teman kita itu? "Kok, gimana dia bisa ya?", atau "Wah, dia luwes
banget ya".
Komentar-komentar ini biasanya terlontar saat kita menyaksikan sesuatu yang hebat, yang
membuat kita merasa hal itu tidak mungkin dapat kita lakukan. Seolah-olah kita berkata,
"Hal itu mudah bagi dia, tapi tidak mungkin bagiku". Ternyata pikiran itu salah besar,
karena segala sesuatu bisa dilakukan dengan cara membangun, mengungkapkan dan

mencurahkan pikiran, perasaan, dan perilaku secara alami, dengan menampilkan diri kita
apa adanya. Inilah yang disebut dengan bakat.
Jika seorang customer service yang dituntut berperilaku ramah setiap saat, yang berusaha
membantu menyelesaikan masalah yang dialami pelanggan, maka ia akan sangat handal
melakukan pekerjaan itu karena sudah memiliki keterampilan dan pengetahuan. Kemudian
keterampilan dan pengetahuan itu diaktualisasikan sehingga dengan cepat ia akan sangat
terampil menghadapi pelanggan. Ia sudah tahu apa yang akan disampaikan pelanggan
bahkan sebelum mereka mengatakannya, dan ia akan dengan mudah menyelesaikan
masalah yang mereka sampaikan.

Proses Menemukan Bakat

Proses menemukan bakat anda dapat dilakukan mudah namun canggih dengan
menggunakan alat Talents Mapping (TM). Alat ukur bakat ini berbasis pada teori
Gallup tentang 34 bakat manusia, namun sama sekali berbeda dengan cara pengukuran

dengan alat ukur bakat yang digunakan oleh Gallup. Jadi, alat ukur ini original dirancang
oleh tim gabungan Bapak Rama Royani dan Biro SDM dan Organisasi BPPT.
ukur yang diberi nama

Penemuan Bakat melalui Talents Mapping dibuat sesederhana mungkin tanpa mengabaikan
kaidah kaidah validasi dan selalu dilakukan penyempurnaan atas dasar studi dari data base
yang
kian
meningkat
[Mei
2007
sekitar
10.000
data].
Peserta mengisi form asesmen yang terdiri dari 170 pernyataan dengan 6 pilihan yang
harus diisi dalam waktu maksimum 30 menit untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.Form isian ini bisa dilakukan secara online maupun melalui Hard Copy didalam
kelas Hasilnya diproses secara otomatis melalui Komputer sehingga mampu melakukan
proses
dengan
kecepatan
sampai
2000
orang
perhari.
APA

MANFAATNYA?

Bagi

Individu

Menemukan Potensi dan Keterbatasan merupakan awal yang sangat penting dalam
memilih
karir
agar
menghasilkan
kinerja
maksimum.
Hasil Asesmen ini bisa dijadikan pegangan awal dalam mempelajari potensi, yang
walaupun tidak sepenuhnya benar, paling tidak , peserta akan memiliki panduan dalam
membaca
dirinya
karena
dilengkapi
dengan
berbagai
definisi
Bakat
Bagi Organisasi :
-->
Rekrutmen : walaupun tidak bisa dijadikan satu satunya acuan, asesmen ini bisa
digunakan sebagai prefilter sebelum dilakukan wawanvara bakat untuk kemudian
dimanfaatkan
untuk
proses
rekrutmen
selanjutnya
Snap Shot : kumpulan hasil asesmen individu didalam organisasi dapat dijadikan
informasi yang sangat bermanfaat bagi management melalui proses Snap Shot dengan
mana management bisa melihat keunikan kelompok dibandingkan dengan norma
Pemetaan Karyawan : salah satu informasi yang sangat dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan management adalah pemetaan karyawan dan disamping dimensi kinerja yang
seharusnya sudah dimiliki perusahaan juga dibutuhkan dimensi potensi pada job title
tertentu yang bisa diturunkan dari hasil asesmen individu diatas. Dengan Pemetaan ini ,
management dapat melakukan beberapa tindak lanjut seperti Repositioning, Training Need
Analysis
,
Succession
Planing
dlsb
Performance Management :Manajemen Kinerja dilakukan oleh atasan langsung yang
terdiri
dari
4
bagian
penting
yaitu

Seleksi

Karyawan
Menetapkan

berdasarkan
sasaran

bakat
kerja

Memotivasi

Bawahan

Mengembangkan

bawahan

Kesemuanya ini membutuhkan informasi mengenai potensi Bakat individu yang diawali
dari
asesmen
Talents
Mapping
Team Building : berbeda dengan konsep Team Building sebelumnya dimana fokusnya
adalah menemukan kelemahan seseorang untuk kemudian diperbaiki, maka konsepnya
disini lebih mengarah kepada menemukan potensi dan kekuatan sesorang untuk kemudian
diasah dan dimanfaatkan. Dari No I in a Team menjadi a lot of I's in a Winning Team,
untuk itu perlu mengetahui bakat dominan sesorang melalui Talents Mapping dan kalau
diperlukan juga mengetahui peran Belbin yang sesuai melalui Talents Mapping
Mau tahu lebih jauh soal bakat?
Silakan baca selanjutnya "34 Jenis/Tema Bakat" bagi anda, klik disini.
Sumber: Talents Mapping

Pemetaan Bakat - Basic


Apa yang akan anda dapatkan dari Talents Mapping Basic..?
Jika anda melakukan pengisian pada alat ukur Talents Mapping - Basic maka Anda akan
mendapatkan satu berkas e-book yang terdiri dari 30 halaman yang memuat:

Urutan Bakat Anda Pribadi yang unik milik anda.

Anda akan mengetahui urutan ke-34 potensi bakat anda, mulai dari yang paling dominan
(no. 1) menuju ke yang paling tidak dominan/lemah (no. 34). 10 potensi bakat-bakat anda
yang paling dominan. Itulah 10 potensi bakat dominan yang anda miliki. Ada kemungkinan
bakat dominan anda sudah berkembang, namun mungkin juga bakat dominan anda belum
berkembang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan bakat dominan anda belum
berkembang, diantaranya adalah karena fungsi peran anda menyebabkan bakat anda
terpendam
dan
tidak
muncul.
Peta
Potensi
Bakat
Anda.
Peta bakat akan menunjukkan kepada anda 7 potensi bakat anda yang paling dominan yaitu
pada titik yang berwarna ungu, 7 potensi bakat dominan berikutnya yaitu yang berwarna
oranye dan 6 potensi bakat yang netral, dalam arti 'tidak dominan' dan bukan 'kurang
dominan'. Sehingga anda akan bisa lebih memahami diri anda sendiri, baik kelebihan dan
kelemahan anda. Pada akhirnya anda akan bisa mengasah bakat dominan anda dan bisa
menghindari
kelemahan
anda.
10
Potensi
Bakat
Paling
Dominan
dan
Tindak
Lanjutnya.
Disini anda akan menemukan tips dan petunjuk bagaimana mengasah dan

mengoptimalisasi 10 bakat anda yang paling dominan satu-persatu. Kalau saja anda
menerapkan tips tersebut di atas, mungkin hidup anda akan berubah jauh lebih baik kini
dan
sepanjang
masa.
Arti
masing-masing
bakat.
Anda sudah mengerti ke-34 potensi bakat anda, tapi anda belum paham apa inti dan
maksud sebenarnya dari ke-34 potensi bakat anda. Untuk itu kami sediakan e-book Tema
Bakat dan Peran yang merupakan penjelasan arti masing-masing bakat anda.
Mau tahu lebih jauh bakat anda?

-----Mengelola Stress

Para pengusaha dan pimpinan hendaknya menyediakan lingkungan kerja yang bebas stress,
mengenali dimana stress menjadi masalah bagi para staff, dan mengambil tindakan untuk
menurunkan stress. Stress di tempat kerja tentu akan menurunkan produktivitas,
meningkatkan tekanan pada manajemen, dn membuat karyawan sakit dalam berbagai
bentuk dan cara. Stress di tempat kerja akan mempengaruhi performansi kerja otak,
termasuk berbagai bentuk dan fungsi performansi kerja, daya ingat, konsentrasi, dan
belajar.
Di Inggris, lebih dari 13 juta hari kerja hilang setiap tahun karena stress. Stress dipercaya
memicu 70% dari jumlah orang pergi ke dokter, dan 85% dari penyakit serius. Stress di
tempat kerja juga menyebabkan resiko serius terjadinya perkara hukum bagi karyawan
maupun organisasi, membawa beban yang besar terhadap kerusakan, publisitas yang buruk
dan
hancurnya
reputasi.
Menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan stress juga menghabiskan banyak waktu
manajemen. Jadi, jelas ada alasan kuat secara ekonomi dan finansial bagi organisasi untuk
mengelola dan menurunkan tingkat stress dalam bekerja, disamping masalah kemanusiaan
dan
pertimbangan
etika.

Jika anda menderita stress, maka panduan mengelola stress yang dibahas disini akan
sungguh sangat relevan. Silakan lihat artikel penelitian stress di tempat kerja, yang (akan)
kami
hadirkan
di
bawah.
Berikut beberapa topik yang kami tampilkan yang berkaitan dengan mengelola stress:

Teknik Menurunkan Stress dengan Cepat

Orang Hampir Selalu Berada dalam Resiko Mengalami Stress

Trend, Biaya, dan Penyebab Stress

Pengaruh Stress pada Kesehatan dan Kinerja

Penyebab Stress dalam Bekerja

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dampak Stress dan Kerentanan Stress

Tanda-tanda Stress

Metoda pribadi untuk Mengelola dan Menurunkan Stress

Tidur dan Istirahat

Mengelola Marah dan Stress

Ide Menurunkan Stress Khususnya Bagi Pekerja dengan Resiko Tertentu

Faktor-faktor Mood Yang Mempengaruhi Stress

Artikel-artikel Penelitian Kesehatan dan Stress di Tempat Kerja


Sssssss

Cara cepat Menurunkan Stress


Sumber
dan

Artikel

Top

My Social Blogs
Jika anda mengalami stress, lakukan salah satu atau semua teknik-teknik berikut, sesuai
yang anda suka. Cara-cara tersebut dapat juga dipakai untuk latihan membangun tim.
Kunci untuk menekan stress yang terjadi adalah keluar dari atau menghilangkan penyebab
stress atau stressor. Mengembangkan kebiasaan baru yang secara teratur menghindarkan
anda dan mengurangi anda dari stressor atau situasi yang penuh stress dan tekanan adalah
cara
yang
esensial
untuk
mengelola
stress
secara
lebih
mendasar.
Di dunia yang modern ini sangat sulit kalau tidak mustahil untuk merubah situasi yang
penuh stress. Apa yang dapat kita lakukan adalah merubah dan menurunkan keberadaan
kita
di
dalam
situasi
yang
penuh
stress
itu.
Cara dan teknik penurunan stress yang dibahas disini didasarkan pada prinsip yang
sederhana itu. Tips-tips tersebut memang tidak akan merubah situasi yang menyebabkan
stress, tetapi akan (ini lebih penting!) memungkinkan anda merubah reaksi anda dan
hubungan
anda
dengan
situasi
penuh
stress
tersebut.
Berikut kami sodorkan beberapa tips untuk menurunkan stress secara cepat:

Cara 1 - Humor

Cara 2 - Jalan Cepat dan Bicara dengan Diri Sendiri

Cara 3 - Rehidrasi

Cara 4 - Tidur Siang dan Istirahat

cara 5 - Acara Minum Teh

Cara 6 - Menangis

Berikut ini adalah daftar isu-isu penting yang berkaitan dengan Kepemimpinan dan
Manajemen.
Selamat
menikmati!
* Tanggung
Jawab
dan
* Motivasi
Untuk
* Kepemimpinan Yang Bertindak
* Tanggungjawab Seorang Manager
* Teori Ekuitas Dalam Pekerjaan
* Belajar Dari Kegagalan Tim Sepakbola Inggris
* Daur
Hidup
* Leader
vs
*Posisi,
Peran,
Tugas
dan
Tanggung
*
Kepemimpinan
*
Pengkajian
*
Model
*
Pengambilan

Etika

Jawab
Supervisor
Yang

Korporasi
Pencapaian

Korporasi
Manager
/
Manajer
Efektif
Kepribadian
Pembelajaran
Keputusan

*
Inovasi
dan
*
*
Kepemimpinan
*
Teori
*
Model
Perubahan
*
Kalkulus
*
In
search
of
excellence
*
Tips
*
Gaya
*
Model
*
Hirarki
*
Manajemen
*
Six
*
Teori
* Manajemen Kualitas - history, gurus, TQM, process improvement, dll

Perubahan
Pendelegasian
Situasional
Motivasi
Bisnis
Motivasi
model
Kepemimpinan
Pembelajaran
Perubahan
Kebutuhan
Performansi
sigma
X-Y-Z

---Motivasi Untuk Pencapaian


Sumber

&

Artikel

Top

My Social Blogs
Pakar terkenal yang menelurkan teori motivasi adalah David C. McClelland (1917-1998).
Ia memelopori pemikiran tentang motivasi kerja, mengembangkan teori dan model
motivasi untuk pencapaian, dan mengumandangkan perbaikan-perbaikan metoda dalam
mengkaji perkerja, mengajarkan pengujian dan pengkajian berdasarkan kompetensi, serta
dengan gigih menekankan bahwa itu lebih baik dari pada tes IQ atapun tes kepribadian
tradisional. Idea McClelland secara luas dipakai di berbagai organisasi, dan sangat dekat
hubungannya
dengan
teori
Frederick
Herzberg.
David McClelland biasanya dikaitkan dengan idenya yang menggambarkan 3 tipe
kebutuhan motivasi, yang dituangkan dalam bukunya The Achieving Society (1951):

Achievement motivation (n-ach)

Authority/power motivation (n-pow)

Affiliation motivation (n-affil)


Ketiga kebutuhan diatas terdapat pada setiap pekerja dan manager dalam kadar yang
berbeda-beda, bercampur jadi satu yang menunjukkan gaya dan perilaku seseorang baik
sebagai individu yang termotivasi maupun cara dia memotivasi orang lain.
Kebutuhan Untuk Pencapaian (n-ach)
Orang yang tergolong n-ach adalah pribadi yang termotivasi oleh pencapaian, dan karena
itu selalu mencari pencapaian, mengejar target, dan maju dalam pekerjaan. Ada kekuatan
besar dalam kebutuhan akan umpan balik untuk pencapaian dan kemajuan, serta hasrat kuat
untuk
menyelesaikan
pekerjaan.
Kebutuhan akan Kekuasaan dan Otoritas (n-pow)
Orang yang n-pow adalah orang yang termotivasi akan otoritas. Ini menumbuhkan
kebutuhan untuk berpengaruh, menjadi efektif dan berdampak. Ada kebutuhan yang besar
untuk memimpin dan idenya diikuti. Juga termasuk motivasi dan kebutuhan untuk
meningkatkan
status
dan
prestise
persinal
yang
bersankutan.
Kebutuhan untuk Beraffiliasi (n-affil)

Orang n-affil adalah orang yang termotivasi untuk beraffiliasi, atau memiliki kebutuhan
untuk berteman dan termotivasi dalam bernteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini
menghasilkan motivasi dan kebutuhan untk disenangi dan populer, Orang-orang seperti ini
adalah
'team
player'.

Menurut McClelland, hampir setiap orang memiliki kombinasi dari ketiga karakteristik
diatas dan pencampuran dari ketiganya itu menghasilkan kebutuhan untuk motivasi yang
bias yang tampak dari perilaku kerja maupun gaya manajemen yang bersangkutan.
McClelland mengingatkan bahwa bagi seorang manager, memiliki n-affil yang kuat dapat
merusak tujuan ke-manager-annya, karena kebutuhan untuk disenangi, sehingga dapat
mempengaruhi kapasitas pengambilan keputusannya.

Sedangkan n-pow yang kuat akan menghasilkan komitmen dan etik kerja yang kuat bagi
organisasi, dan karena orang-orang n-pow tertarik akan peran kepemimpinan mereka
mungkin tidak memiliki cukup fleksibilitas atau keterampilan menangani manusia.

Menurut McClelland, orang n-ach akan menjadi pemimpin yang baik, meskipun ada
kecenderungan untuk menuntut terlalu banyak kepada anak buah dan sangat fokus akan
pencapaian, sementara kebanyakan orang tidak demikian.
Pesona utama dari hasil karya McClelland adalah motivasi untuk pencapaian, dan
eksperimennya menggambarkan salah satu aspek dari teorinya tersebut yakni pengaruh
pencapaian terhadap motivasi seseorang. Melalui eksperimennya ia menyatakan bahwa
sementara kebanyakan orang tidak memiliki motivasi untuk pencapaian yang kuat, bagi
mereka yang memilikinya akan memiliki perilaku yang konsisten dalam menetapkan
tujuan.

Berikut ini eksperimennya:

Beberapa orang diminta melemparkan gelang melewati palang di setengah tanah lapang.
Tidak ada ketentuan dan keharusan tentang jarak, dan kebanyakan orang terlihat melempar
seenaknya, dengan jarak yang acak, kadang dekat kadang jauh. Ternyata ada sekelompok
kecil orang, yang oleh McCleland dinyatakan sebagai memiliki motivasi untuk pencapaian
yang kuat, membuat pengukuran jarak untuk mengetahui tantangan yang ideal - tidak
terlalu mudah, tetapi masih memungkinkan.

Menariknya, hal itu terjadi juga di bidang biologi yang dikenal dengan prinsip beban
berlebihan atau 'overload principle', yang umumnya dipakai dalam latihan fitnes , yakni
dalam rangka mengembangkan kekuatan tubuh atau fitnes latihan harus cukup menantang

untuk mencapai tingkat tertentu, tetapi tidak terlalu berlebihan yang menyebabkan
kerusakan atau sakit. McClelland mengidentifikas adanya kesamaan kebutuhan dalam
keseimbangan tantangan untuk pendekatan orang-orang yang termotivasi untuk
pencapaian.
McClelland membandingkan antara orang-orang yang termotivasi untuk pencapaian
dengan para penjudi, dan menolak konsepsi umum bahwa n-ach adalah orang-orang yang
berani mengambil resiko. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang menetapkan tujuan
yang mereka bisa usahakan dan upayakan, dan tujuan tersebut dipertimbangkan dapat
dicapainya (dengan usaha keras). Karakter seperti ini biasanya dimiki oleh para pengusaha
sukses
wirausahawan.
Beberapa karakteristik orang-orang yang memiki sikap motivasi untuk pencapaian,
menurut McClelland antara lain:

Pencapaian lebih penting dari pada hadiah materi atau finasial

Mencapai tujuan memberikan kepuasan batin lebih besar dari pada menerima
pujian atau pengakuan

Hadiah finansial dipandang sebagai ukuran sukses, bukan tujuan itu sendiri

Status dan Keamanan (finansial) bukan motivator utama

Feedback sangat penting, agar bisa mengukur kesuksesan, bukan untuk alasan
pengakuan atau pujian
Orang n-ach selalu mencari cara-cara yang lebih baik
Orang n-ach akan secara logis menyukai pekerjaan yang memberikan kebutuhan
mereka, seperti adanya fleksibilitas dan peluang untuk menetapkan dan mencapai tujuan
(mis. penjualan, manajemen bisnis, kewirausahaan).
McClelland sangat yakin bahwa orang n-ach umumnya adalah orang-orang yang membuat
sesuat terjadi (make things happen and get results), dan itu dilakukannya melalui
pengorganisasian orang dan sumberdaya meskipun mereka sering menuntut terlalu banyak
dari
anak
buahnya.
Anda bisa melihat perbandingan yang menarik dari teori McClelland diatas dengan
berbagai model perilaku antara lain:

John Adair's Action-Centred Leadership model: Manager yang termoticasi pada


pencapaian sangat fokus pada Tugas, sering mengabaikan individu dan tim. Adapun orang
atau manager n-ach adalah akan berorientasi pada Tim dan individunya.

Katherine Benziger'sThinking Styles model: Pencapaian motivasi adalah 'doublefrontal brain mode style'; n-ach adalah otak kanan; n-pow adalah otak kiri.

DISC (Inscape, Thomas International, etc) system: N-ach adalah profil 'D' - resultsdriven, decisive, dominant, etc. N-ach adalah profil I (proactive) dan S (reactive). N-pow
adalah profil S dan C .

Hersey/Blanchard's Situational Leadership model: N-aff cenderung menyukai


gaya pada kuadran pertama dan kedua ('telling' and 'selling'); N-ach cenderung menyukai

kuadran ketiga ('participating'); dan n-pow cenderung menyukai kuadran ke emat


('delegating').

McGregor XY Theory: N-ach cenderung kearah gaya X-Theory, mengingat fokus


terhadap tugas sangat tingi; n-pow managers adalah Theory X, dan n-affil adalah tipikal
Teori Y

Herzberg motivators and hygiene factors: Orang n-ach lebih reponsive terhadap
Herzberg motivators dari pada orang n-affil dan n-pow.

-----Membangun Rasa Percaya Diri dan Ketegasan

Membangun rasa percaya diri dan ketegasan mungkin jauh lebih mudah daripada yang
Anda pikirkan. 'Orang-orang non-asertif' atau tak tegas (dengan kata lain pada orang
normal') umumnya tidak ingin berubah menjadi orang yang terlalu dominan. Ketika
kebanyakan orang berbicara tentang keinginan untuk menjadi lebih tegas, apa yang mereka
maksudkan
biasanya
adalah:
'Bagaimana saya bisa menjadi lebih mampu menahan tekanan dan dominasi berlebihan

orang
dominan?
"
'Bagaimana saya bisa menghadapi para pengganggu (atau satu pengganggu pada
khususnya)?
"
"Bagaimana saya bisa lebih mampu mengendalikan situasi yang penting bagi saya? "
Ketegasan Murni - dominasi semata demi menjadi dominan - bukanlah perilaku alami
kebanyakan orang. Kebanyakan orang secara alami tidak tegas. Kebanyakan orang secara
alami cenderung pasif. Perilaku asertif orang yang sangat dominan cenderung didorong
oleh kepribadian mereka (dan sering ketidakamanan). Itu bukanlah sesuatu yang telah
'dilatih'.
Untuk siapa pun yang ingin meningkatkan ketegasan mereka, akan sangat membantu untuk
memahami kepribadian dan motivasi khas dari orang-orang yang terlalu dominan, yang
kadang menyebabkan kekhawatiran palin besar pada orang-orang tak-tegas.
Juga akan membantu pada titik ini dalam menjelaskan perbedaan antara kepemimpinan
dengan dominasi: kepemimpinan yang baik adalah inklusif, perkembangan, dan berupaya
pada apa yang benar. Kepemimpinan yang bagus tidak 'mendominasi' orang yang tak-tegas,
melainkan melibatkan mereka. Dominasi sebagai gaya manajemen tidak baik dalam situasi
apapun. Biasanya dominasi didasarkan pada imbalan jangka pendek dan hasil, terutama
untuk kepentingan yang dominan, dan akan gagal sepenuhnya untuk memanfaatkan secara
efektif
kemampuan
dan
potensi
anggota
tim.
Kenyataannya adalah bahwa orang yang dominan berlebihan biasanya penggertak. Para
penggertak sebenarnya adalah orang yang sangat tidak aman. Mereka mendominasi karena
mereka terlalu tidak aman untuk membiarkan orang lain memiliki tanggung jawab dan
pengaruh, dan perilaku ini biasanya dikondisikan sejak kecil untuk satu atau alasan
lain.Perilaku menggertak yang dominan menjadi efektif karena diperkuat oleh respon yang
diberikan oleh para korban yang 'aman' dan 'tak-tegas', sehingga penggertak mendapatkan
jalannya. Perilaku penggertak yang dominan biasanya mendapatkan hasil, dan karenanya
mereka
eksis.

-->Orang-orang dominan, penggertak, biasanya dimulai sejak usia yang sangat muda,
terkondisikan secara positif untuk perilaku menggertak, karena cara itu berjalan baik. Bagi
mereka, menggertak pada umumnya berkaitan dengan memuaskan ego dan dorongan egois
mereka untuk mendapatkan cara yang mereka maui, untuk mengontrol, untuk mencapai
status (sering ditanamkan oleh orang tua yang ambisius), untuk memanipulasi, membuat
keputusan, membangun kerajaan, untuk mengumpulkan tanda-tanda prestasi berupa
material, kekayaan moneter, dan khususnya untuk membentuk mekanisme perlindungan,
seperti pengikut 'yes man' ('tukang pukul'), kekebalan dari tantangan dan gangguan,
pengawasan, penilaian, dll. Pengalaman masa kanak-kanak memainkan peranan penting
dalam menciptakan penggertak. Penggertak sebenarnya adalah korban sekaligus agresor.
Dan meskipun ini tantangan yang cukup berat bagi siapa pun dalam menerima perilaku
mereka,
mereka
benar-benar
layak
mendapat
simpati.
N.B. Simpati tidak diusulkan di sini untuk menjadi satu-satunya taktik atau yang signifikan

dalam melawan penggertakan. Sebaliknya, simpati dianjurkan sebagai cara (menangani


penggertak) yang lebih konstruktif, kuat, perasaan alternatif dari rasa takut atau
terintimidasi.

Orang tak tegas biasanya tidak benar-benar bercita-cita menjadi orang dominan yang
berlebihan, dan mereka pasti tidak biasanya ingin menjadi pengganggu. Ketika kebanyakan
orang berbicara tentang keinginan untuk menjadi lebih tegas, apa yang mereka benar-benar
maksudkan adalah 'Saya ingin lebih mampu menahan tekanan dan dominasi berlebihan dari
orang
yang
dominan.
Yang penting, orang non-tegas harus memahami di mana mereka sebenarnya - sebagai
suatu titik awal yang benar: perilaku non-tegas biasanya adalah tanda kekuatan, bukan
kelemahan, dan sering itu adalah perilaku yang paling tepat untuk situasi sebagian besar jangan
tertipu
berpikir
bahwa
Anda
selalu
harus
lebih
tegas.
Sangatlah perlu untuk memahami seberapa tingkat ketegasan yang Anda inginkan.
Mungkin sekedar untuk membela diri, mengendalikan pilihan Anda sendiri atau nasib
(yang relatif mudah dengan menggunakan teknik-teknik di bawah), tetapi bukan untuk
mengendalikan
orang
lain.
Bagi orang-orang yang dari sononya tidak tegas, sangat mungkin untuk mencapai tingkat
ketegasan yang cocok melalui metode yang sederhana dan teknik tertentu, daripada
mencoba untuk mengadopsi gaya pribadi orang-orang yang lebih tegas (yang bisa menjadi
kontra-produktif dan stres, karena tidak alami). Orang-orang yang berusaha menjadi lebih
tegas dapat secara dramatis meningkatkan pengaruh yang efektif dan kekuatan mereka
dengan menggunakan hanya satu atau dua perilaku yakni ketika berhadapan dengan
seorang tokoh yang lebih dominan atau berpengaruh, atau ketika berhadapan dengan situasi
di
mana
mereka
ingin
menggunakan
kontrol
lebih
banyak.
Berikut adalah beberapa teknik dan metoda sederhana untuk mengembangkan kepercayaan
diri dan perilaku lebih asertif:
1.
Mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengan situasi dan memiliki detail
siap ditangan.
2.
Bersiaplah untuk - mengantisipasi - perilaku orang lain dan mempersiapkan
respon Anda.
3.

Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan terbuka yang baik.

4.

Re-kondisi dan praktek reaksi baru Anda terhadap sikap agresi

5.
Percayalah bahwa kemampuan dan gaya Anda sendiri pada akhirnya akan
bekerja jika Anda membiarkannya tumbuh.
6.

Merasa simpati untuk penganiaya - mereka benar-benar membutuhkannya.

7.
Baca hal-hal yang inspirasional untuk menguatkan iman Anda dalam nilainilai yang benar dan semua hal yang baik dalam gaya alami Anda sendiri.

----

Teknik Membangun Kepercayaan Diri dan Ketegasan


Sumber
&

Artikel

Top

My Social Blogs
1.
Mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengan situasi dan memiliki detail untuk
ditangani.
2.
Bersiaplah untuk - mengantisipasi - perilaku orang lain dan mempersiapkan
respon Anda.
3.

Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan terbuka yang baik.

4.

Re-kondisi dan praktek reaksi baru Anda terhadap sikap agresi.

5.
Percayalah bahwa kemampuan dan gaya Anda sendiri pada akhirnya akan
bekerja
jika
Anda
membiarkannya
tumbuh.
Merasa simpati untuk penganiaya - mereka benar-benar membutuhkannya.
6.
Baca hal-hal yang inspirasional untuk menguatkan iman Anda dalam nilai-nilai
yang benar dan semua hal yang baik dalam gaya alami Anda sendiri.
Berikut disampaikan penjelasan dari masing-masing teknik dan metoda diatas.
1. Mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengan situasi dan memiliki detail siap
ditangan

Pastikan Anda mengetahui semua fakta di muka - lakukan penelitian - dan siap di tangan
untuk menunjukkannya (dan memberikan salinan jika perlu). Para penggertak biasanya
gagal untuk mempersiapkan fakta mereka, mereka mendominasi melalui menggertak,
kekuatan dan reputasi.

Jika Anda tahu dan dapat menghasilkan fakta untuk mendukung atau mempertahankan
posisi Anda, maka agresor tidak akan memiliki apa-apa untuk menyusun jawaban.

Bila Anda tahu bahwa situasi tertentu akan timbul, di mana Anda ingin memiliki pengaruh,
maka siapkan fakta Anda, lakukan penelitian Anda, lakukan kompilasi, dapatkan faktafakta dan angka, kumpulkan pendapat dan pandangan, mampu mengutip sumber-sumber.
Dengan demikian Anda akan dapat menangani kasus itu dengan mantab, dan juga secara
dramatis meningkatkan reputasi Anda untuk menjadi seseorang yang 'well organized' dan
tegas.

2. Bersiaplah untuk - mengantisipasi - perilaku orang lain dan mempersiapkan


respon Anda.

Mengantisipasi perilaku orang lain dan mempersiapkan tanggapan Anda sendiri.


Simulasikan di pikiran Anda hal-hal yang mungkin terjadi. Siapkan tanggapan Anda sesuai
dengan skenario berbeda yang menurut Anda bisa membuat situasi terbuka. Siapkan orang
lain untuk mendukung dan membela Anda.

Menjadi siap akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan memungkinkan Anda untuk
bersikap tegas tentang apa yang penting bagi Anda.

3. Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan terbuka yang baik.

Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk mengungkapkan


kekurangan dalam argumen orang lain. Mengajukan pertanyaan yang baik adalah cara yang
paling dapat diandalkan untuk memperoleh inisiatif, dan mengambil angin dari layar
seseorang, dalam situasi apa pun.

Pertanyaan yang biasanya tidak suka para penggertak/penganiaya adalah yang bersifat
mendalam, konstruktif, tajam dan menyelidik, terutama jika pertanyaan tersebut
menyingkapkan kurangnya pemikiran, persiapan, pertimbangan, konsultasi pada sisi
mereka.
Sebagai
contoh:
"Apa
bukti
Anda
(untuk
apa
yang
Anda
katakan
atau
klaim)?"
"Dengan
siapa
Anda
telah
berkonsultasi
tentang
ini?"
"Bagaimana
cara
Anda
mencari
solusi
alternatif?"
'Bagaimana Anda akan mengukur efektivitas sebenarnya dari solusi Anda jika Anda
menerapkan
itu?
"

"Apa yang dapat Anda katakan tentang berbagai solusi yang terbukti bekerja di situasi
lain?"
Dan jangan bergeser dari sana. Pertahankan sikap Anda. Jika pertanyaan dihindari atau
diabaikan maka kembalilah ke sana, atau me-refrase-nya lagi (yang hendaknya Anda
persiapkan juga).

---Tips dan Teknik Negosiasi


Positioning adalah hal pertama, paling penting dan segalanya dalam negosiasi. Cara dan
saat dimana situasi pendekatan dimulai, sangat berpengaruh dan menentukan hasil
negosiasi daripada semua taktik dan teknik negosiasi lainnya bahkan bila digabungkan
sekalipun.
Aturan 1 dan 2 adalah mutlak penting bahkan sebelum Anda memulai negosiasi.
1.Memiliki alternatif - bernegosiasi dengan kebebasan memilih
Ini adalah situasi yang unik dimana penjual memiliki pilihan semisal punya banyak
pelanggan potensial sehingga bisa dengan mudah meninggalkan perundingan; dan
demikian
pula
halnya
dengan
pembeli.
Apakah Anda pembeli atau penjual, jika Anda tidak bisa pergi karena Anda sangat
memerlukan kesepakatan itu atau karena pihak lain adalah satu-satunya pemain di situ,
maka Anda berada pada posisi yang sangat tidak menguntungkan. Jika pihak lain yakin
bahwa Anda adalah satu-satunya pemain disitu, maka Anda memiliki posisi yang
menguntungkan. Tidak ada faktor lain yang begitu penting: semakin Anda perlu untuk
mengamankan
kesepakatan
itu,
posisi
Anda
lebih
lemah.
Jadi hindari bernegosiasi bila Anda sangat membutuhkan bisnis itu (untuk alasan yang
sama, jangan pernah mencari rumah baru dan jatuh cinta dengannya sebelum Anda menjual
rumah Anda sendiri, kecuali kalau sudah punya banyak uang). Hal yang sama akan berlaku
untuk pelanggan Anda, yang menunjukkan mengapa pembeli hampir selalu memberikan
kesan bahwa mereka bisa pergi ke tempat lain - bahkan jika mereka tidak dapat atau tidak
ingin.
Ini juga berarti bahwa ketika menjual Anda harus membuat kesan bahwa tidak ada
alternatif pemasok sebanding. Anda harus menciptakan kesan bahwa produk atau jasa anda

unik, dan bahwa orang lain tidak memiliki tempat lain untuk pergi. Cara Anda menjual diri
Anda dan produk Anda harus meyakinkan orang lain bahwa ia tidak memiliki tempat lain
untuk pergi, dan bahwa dia tidak akan mampu pergi begitu saja.
Posisi atas keunikan adalah taktik yang paling penting, dan bahkan telah berfungsi sebelum
Anda mulai melakukan negosiasi.

Jika Anda menawarkan produk yang tidak unik ingat bahwa Anda adalah bagian dari
ketidak-unikan itu. Anda masih dapat membuat posisi yang unik untuk diri Anda sendiri
dengan cara yang Anda lakukan sendiri, misalnya membangun kepercayaan, hubungan, dan
empati
dengan
orang
lain.
Menetapkan posisi (atau kesan) keunikan adalah teknik satu-satunya yang paling efektif
ketika Anda menjual, sedangkan keunikan menyangkal adalah taktik paling ampuh bagi
pembeli.
2. Negosiasikan saat Orang sudah mau membeli, bukan sebelumnya
Ingat, pembeli cenderung mencoba untuk bernegosiasi sebelum memberikan komitmen
apapun
jangan
biarkan
mereka
melakukan
itu.
Atau, dengan kata lain, jangan sampai anda ditarik ke dalam bernegosiasi sampai Anda
punya
perjanjian
pada
prinsipnya
akan
melakukan
bisnis.
Jika Anda memulai untuk bernegosiasi sebelum menerima komitmen ini maka Anda akan
berada di bawah dan pelanggan akan memiliki titik awal yang lebih baik. Hal ini akan
memberikan tekanan pada Anda untuk menemukan konsesi lebih lanjut, dan untuk
memastikan titik akhir yang lebih baik bagi anda dan pelanggan.
Jika Anda tidak yakin bahwa pelanggan berkomitmen untuk penjualan, ajukan pertanyaan
(pertanyaan penutup bersyarat), misalnya "Jika kita bisa sepakat pada detil/ rincian, apakah
Anda
akan
lanjut?"
Jika Anda membeli, maka sebaliknyalah berlaku: mulai bernegosiasi untuk konsesi
sebelum menyetujui kalau Anda ingin membeli (coba cara ini ketika Anda nanti membeli
sesuatu - Anda akan kagum dengan apa yang Anda bisa amankan tanpa memberikan
komitmen
sebagai
gantinya).

--

Tips dan Teknik Negosiasi (lanjutan)


3. Targetkan untuk hasil terbaik
Pembeli mentargetkan rendah, dan mereka cenderung untuk segera pergi

(Jika Anda membeli, tawarlah serendah-rendahnya - tetapi lakukanlah dengan sopan.) Apa
pun yang Anda lakukan, taruhan pertama Anda sangat menentukan atau membatasi pada
hasil terbaik yang mungkin Anda peroleh. Dalam negosiasi tidak ada gerakan yang
mendekat ke target anda, tetapi hanya akan bergerak ke arah sebaliknya. Posisi pembukaan
Anda juga menentukan ekspektasi minimal pihak lain, dan semakin dekat titik awal Anda
ke titik penyelesaoian akhir semakin sulit untuk memberikan konsesi ke pihak lain hingga
akhirnya
sampai
pada
hasil
kompromi.
Banyak negosiasi yang hanya bersenggang sedikit saja antara ekspektasi pembeli dan
penjual. Meski seyogyanya tidak begitu, tapi hal itu sering yang mendasari ekspektasi dan
psikologi . Jadi, logis bahwa untuk mencapai posisi finishing terbaik Anda harus mulai
secara
seambisius
mungkin
(tanpa
kehilangan kredibilitas,
tentu saja).
Jika Anda memiliki pilihan untuk mendengar pihak lain menawarkan terlebih dahulu,
manfaatkanlah itu. Suatu fakta bahwa siapa pun yang membuat tawaran pembukaan berada
pada posisi yang kurang menguntungkan. Jika Anda yang pertama, orang lain dapat
memilih untuk mengabaikan hal itu dan meminta tawaran yang lebih baik. Dan jika orang
lain menghindari risiko menawarkan lebih dahulu maka sebaiknya Anda bersiap untuk
menerima.

Sangat mengagumkan faktanya beberapa pembeli sering bersiap membayar lebih daripada
harga yang diminta, tetapi hindari melakukannya karena mereka diam dan membiarkan
penjual
yang
menawarkan
lebih
dahulu.
Sebaliknya, penjual seringkali dapat mencapai harga jual yang lebih tinggi daripada
antisipasinya jika ia mendengar apa yang disiapkan pembeli untuk tawaran pertama.

Berlanjut ke Tips nomor 4


Tips

-Tips dan Teknik Negosiasi (lanjutan)


5. daftar semua persyaratan pihak lain sebelum melakukan negosiasi

Sumber

&

Artikel

Top

My Social Blogs

Dapatkan daftar belanja penuh pihak lain sebelum Anda mulai melakukan negosiasi
(pembeli biasanya melakukan yang sebaliknya - mereka ingin mengambil konsesi satu
demi
satu
tanpa
batas)
Tanamkan dalam pikiran Anda apa kebutuhan orang lain, termasuk aspek pribadi dan
emosionalnya. Segala sesuatu yang merupakan bagian dari atau terkait dengan kesepakatan
memiliki nilai sendiri. Semuanya memiliki biaya bagi Anda atau organisasi Anda, bahkan
jika tidak ada di daftar harga sekalipun. Negosiasi bukan hanya tentang harga dan diskon.
Ini
tentang
segala
sesuatu
yang
membentuk
kesepakatan.
Termasuk didalamnya tentang spesifikasi, warna, ukuran, lead-time, barang habis dipakai,
panjang kontrak, pembayaran denda, delivery, tanggal pengiriman, persediaan, ulang-order,

dukungan pasca-penjualan, pelatihan produk, back-up teknis, gangguan layanan, biaya


panggilan keluar, biaya suku cadang, ketersediaan suku cadang, jenis pembayaran, tanggal
pembayaran,
persyaratan
pembayaran.
Semua itu, selanjutnya kita sebut variabel, akan mempengaruhi biaya. Beberapa
mempengaruhi biaya lebih dari yang lain, dan pembeli dan penjual hampir selalu
menempatkan nilai yang berbeda pada masing-masing variable itu. Ini penting untuk tahu
persis apa yang pembeli inginkan sebelum Anda mulai melakukan negosiasi. Dapatkan
daftar lengkap (tertulis) dan komitmennya untuk itu. Sangat vital nantinya jika Anda ingin
melacak setiap nilai kesepakatan dan hasil akhirnya. Ini juga untuk menghindari posisi
Anda yang terkikis sedikit demi sedikit selama perjalanan proses negosiasi.

Persyaratan pribadi dan kebijakan pembeli Anda juga penting diketahui, dan semakin besar
kesepakatan semakin besar pula pengaruh faktor ini. Anda perlu memahami secara baik hal
itu terutama tuntutan prosedural dan politik dalam organisasi pihak lain atau situasi yang
akan mempengaruhi kesepakatan. Isu-isu termasuk cara organisasi berhubungan satu sama
lain; siapa berbicara kepada siapa, bagaimana pengesahan dan laporan disusun; pengaturan
untuk review nantinya; penyediaan informasi; kolaborasi pengembangan produk; isu-isu
tentang kekayaan intelektual, peluang bisnis masa depan bersama, dll .
Ingat bahwa ketika Anda menjual kepada seseorang dalam suatu organisasi atau kelompok,
pembeli Anda mempertaruhkan reputasi pribadinya dalam situasi di atas Anda, dan tidak
akan melakukannya secara mudah, sehingga Anda harus memahami semua kebutuhan dan
perhatiannya.
Hanya dengan itu Anda dapat mulai memahami apa implikasi, biaya dan nilai-nilai yang
penting dalam negosiasi .

-Tips dan Teknik Negosiasi (lanjutan)


4.
Biarkan
Pihak
Lain
Jalan
Lebih
Dulu
Cobalah untuk menghindari 'jalan dulu' pada penawaran harga jika Anda bisa. (Pembeli
akan
sering
mencoba
taktik
yang
sama.)
Jika Anda tahu titik mulai pihak lain sebelum Anda dalam memberikan penawaran harga,
maka ini jelas merupakan keuntungan bagi Anda. Misalnya, jika Anda penjual, tanyakan
kepada pihak lain jika mereka memiliki ' batas anggaran' untuk pembelian ini.
Kadang-kadang Anda akan terkejut dengan ekspektasi yang diharapkan pihak lain untuk
membayar (atau menjual), yang jelas hal itu akan memungkinkan Anda untuk
menyesuaikan tujuan Anda. Membiarkan sisi lain jalan duluan adalah taktik sederhana dan
efektif
yang
sering
diabaikan.

Membiarkan pihak lain jalan duluan dalam memberikan harga atau biaya juga
memungkinkan Anda untuk menggunakan taktik lain, yakni Anda dapat menolak untuk
menerima ajakan untuk memulai negosiasi, jika harga atau biaya yang ditawarkan benarbenar tidak dapat diterima atau 'tawaran konyol'. Seperti bermain catur, hal ini kemudian
memaksa pihak lain untuk 'jalan lagi "atau setidaknya berpikir ulang atas harapan atau
sikap mereka, dan karenanya Anda dapat mencapai kemajuan yang menguntungkan,
bahkan sebelum Anda memulai gerakan anda.-Tips dan Teknik Negosiasi (lanjutan)
5. daftar semua persyaratan pihak lain sebelum melakukan negosiasi

Sumber

&

Artikel

Top

My Social Blogs

Dapatkan daftar belanja penuh pihak lain sebelum Anda mulai melakukan negosiasi
(pembeli biasanya melakukan yang sebaliknya - mereka ingin mengambil konsesi satu

demi

satu

tanpa

batas)

Tanamkan dalam pikiran Anda apa kebutuhan orang lain, termasuk aspek pribadi dan
emosionalnya. Segala sesuatu yang merupakan bagian dari atau terkait dengan kesepakatan
memiliki nilai sendiri. Semuanya memiliki biaya bagi Anda atau organisasi Anda, bahkan
jika tidak ada di daftar harga sekalipun. Negosiasi bukan hanya tentang harga dan diskon.
Ini
tentang
segala
sesuatu
yang
membentuk
kesepakatan.
Termasuk didalamnya tentang spesifikasi, warna, ukuran, lead-time, barang habis dipakai,
panjang kontrak, pembayaran denda, delivery, tanggal pengiriman, persediaan, ulang-order,
dukungan pasca-penjualan, pelatihan produk, back-up teknis, gangguan layanan, biaya
panggilan keluar, biaya suku cadang, ketersediaan suku cadang, jenis pembayaran, tanggal
pembayaran,
persyaratan
pembayaran.
Semua itu, selanjutnya kita sebut variabel, akan mempengaruhi biaya. Beberapa
mempengaruhi biaya lebih dari yang lain, dan pembeli dan penjual hampir selalu
menempatkan nilai yang berbeda pada masing-masing variable itu. Ini penting untuk tahu
persis apa yang pembeli inginkan sebelum Anda mulai melakukan negosiasi. Dapatkan
daftar lengkap (tertulis) dan komitmennya untuk itu. Sangat vital nantinya jika Anda ingin
melacak setiap nilai kesepakatan dan hasil akhirnya. Ini juga untuk menghindari posisi
Anda yang terkikis sedikit demi sedikit selama perjalanan proses negosiasi.

Persyaratan pribadi dan kebijakan pembeli Anda juga penting diketahui, dan semakin besar
kesepakatan semakin besar pula pengaruh faktor ini. Anda perlu memahami secara baik hal
itu terutama tuntutan prosedural dan politik dalam organisasi pihak lain atau situasi yang
akan mempengaruhi kesepakatan. Isu-isu termasuk cara organisasi berhubungan satu sama
lain; siapa berbicara kepada siapa, bagaimana pengesahan dan laporan disusun; pengaturan
untuk review nantinya; penyediaan informasi; kolaborasi pengembangan produk; isu-isu
tentang kekayaan intelektual, peluang bisnis masa depan bersama, dll .
Ingat bahwa ketika Anda menjual kepada seseorang dalam suatu organisasi atau kelompok,
pembeli Anda mempertaruhkan reputasi pribadinya dalam situasi di atas Anda, dan tidak
akan melakukannya secara mudah, sehingga Anda harus memahami semua kebutuhan dan
perhatiannya.
Hanya dengan itu Anda dapat mulai memahami apa implikasi, biaya dan nilai-nilai yang
penting dalam negosiasi .

pun

sama

sekali)

Ini soal disiplin dan kontrol. Sangat sederhana: Jangan memberikan apa pun tanpa
mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. Jika Anda melakukannya Anda tidak bernegosiasi,
Anda
hanya
mengakui.
Komitmen dari pihak lain bisa menjadi konsesi yang cocok sebagai imbalan untuk sesuatu

yang bernilai relatif rendah. Konsesi yang paling sederhana dan elegan adalah kesepakatan
untuk melanjutkan transaksi itu sekarang - manfaatkan itu untuk menutup transaksi.

7.

Simpan

Gambaran

Menyeluruh

Dalam

Pikiran

Anda

Simpan seluruh paket dalam pikiran Anda setiap waktu (pembeli cenderung untuk
membelah
dan
mengikis
posisi
Anda,
sedikit
demi
sedikit)
Taktik pembeli adalah memisahkan suatu isu, atau memperkenalkan isu baru. Jika Anda
membiarkan
hal
ini
terjadi
posisi
Anda
akan
terkikis.
Pikirkan tentang efek domino pada ke seluruh situasi setiap kali diminta konsesi. Nilai
keseluruhan dan profitabilitas kesepakatan atau kontrak tergantung pada susunan setiap
variable. Bila Anda mengubah satu elemen, Anda mengubah secara keseluruhan, maka
jagalah gambaran seluruh situasi dalam pikiran - tetap selalu menilai setiap efek pada
susunan total, memahami efek, dan menjelaskan bagaimana setiap perubahan atau
permintaan akan mempengaruhi semuanya.
Belanjut ke Tips nomor 8
a
pun

sama

sekali)

Ini soal disiplin dan kontrol. Sangat sederhana: Jangan memberikan apa pun tanpa
mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. Jika Anda melakukannya Anda tidak bernegosiasi,
Anda
hanya
mengakui.
Komitmen dari pihak lain bisa menjadi konsesi yang cocok sebagai imbalan untuk sesuatu
yang bernilai relatif rendah. Konsesi yang paling sederhana dan elegan adalah kesepakatan
untuk melanjutkan transaksi itu sekarang - manfaatkan itu untuk menutup transaksi.

7.

Simpan

Gambaran

Menyeluruh

Dalam

Pikiran

Anda

Simpan seluruh paket dalam pikiran Anda setiap waktu (pembeli cenderung untuk
membelah
dan
mengikis
posisi
Anda,
sedikit
demi
sedikit)
Taktik pembeli adalah memisahkan suatu isu, atau memperkenalkan isu baru. Jika Anda
membiarkan
hal
ini
terjadi
posisi
Anda
akan
terkikis.
Pikirkan tentang efek domino pada ke seluruh situasi setiap kali diminta konsesi. Nilai
keseluruhan dan profitabilitas kesepakatan atau kontrak tergantung pada susunan setiap
variable. Bila Anda mengubah satu elemen, Anda mengubah secara keseluruhan, maka
jagalah gambaran seluruh situasi dalam pikiran - tetap selalu menilai setiap efek pada
susunan total, memahami efek, dan menjelaskan bagaimana setiap perubahan atau
permintaan akan mempengaruhi semuanya.

Belanjut ke Tips nomor 8


--Tips dan Teknik Negosiasi (lanjutan)
8. Persiapkan dan Cari Variabel Konsesi

Terus mencari variabel, konsesi, "chip tawaran', atau insentif. (Pembeli akan mencari
konsesi Anda, tetapi akan cenderung untuk tidak menawarkan konsesi mereka sendiri)
Sebuah variabel atau tawaran adalah setiap faktor yang dapat diubah dan yang memiliki
nilai nyata atau yabg dapat dirasakan. Anda bukan pembaca pikiran dan pihak lain mungkin
tidak benar-benar terbuka, atau bahkan sepenuhnya menyadari semua kemungkinan
variabel
yang
menarik.
Jadi,
teruslah
mencari
variabel-variabel
itu.
Siapkan dan estimasi setiap nilai dari variabel nyata dan yang dapat dirasakan sebelum
negosiasi,
dan
terus
mencari
yang
baru
selama
negosiasi.
Jika pihak lain kooperatif, maka libatkan juga mereka dalam mencari variabel baru - untuk
kebaikan
kedua
belah
pihak.
Makin banyak variabel yang Anda temukan, makin sedikit Anda harus memberi harga, dan
makin banyak nilai tambah yang dapat bangun dalam kesepakatan. Biasanya Pembeli tidak
akan menawarkan konsesinya sendiri, karenanya Anda dapat mencarikan kemungkinan
konsesi baginya sebagaimana Anda sendiri (variabel dalam situasi pembeli maupun Anda
sendiri).

9. Simpan Catatan Dengan Akurat


Menyimpan catatan yang akurat, dan menunjukkan bahwa Anda lakukan itu (ingat:
pembeli akan memanfaatkan dari kekurangannya, dan beberapa pembeli seenaknya
melupakan hal-hal yang tidak menguntungkan mereka, meski Anda telah memenangkan
konsesi
dari
mereka)
Mengontrol negosiasi sangatlah penting. Pihak lain mungkin lupa, salah paham, atau
mencoba untuk mengubah interpretasi tentang apa yang didiskusikan dan disetujui
sebelumnya. Menjaga catatan menunjukkan bahwa Anda berada dalam posisi memegang
kendali, profesional, tidak dapat dijepit, dan memungkinkan Anda untuk meringkas dan
mengkajinya
setiap
saat.

10.

Simpulkan

dan

Perjelas

Hasil

Setiap

Tahap

Negosiasi

Meringkas dan pastikan pemahaman terus-menerus (lihat di atas - itu kehilangan bagi

Anda,

bukan

pembeli,

jika

Anda

membiarkan

kesalahpahaman).

Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman , sengaja atau tidak.


Kesalahpahaman bisa menjadi bencana besar, kerugian finansialnya bisa lebih banyak
daripada batalnya suatu kesepakatan, terkecuali karena mereka merongrong hubungan dan
kepercayaan,
yang
sesungguhnya
penting
untuk
melakukan
usaha.
Mencapai kesepakatan positif selama proses juga secara psikologis penting, karena
memperkuat kepercayaan dan komitmen, dan membantu untuk memudahkan pihak lain ke
dalam
kerangka
pikiran
yang
dapat
disetujui.
Setelah negosiasi menjadi jelas, maka penting untuk memberi kepada pihak lain konfirmasi
tertulis hal-hal yang telah menjadi kesepakatan.

-Teknik Membangun Kepercayaan Diri dan Ketegasan


1. Mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengan situasi dan memiliki detail
untuk ditangani.
2. Bersiaplah untuk - mengantisipasi - perilaku orang lain dan
mempersiapkan respon Anda.
3. Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan terbuka yang baik.
4. Re-kondisi dan praktek reaksi baru Anda terhadap sikap agresi.
5. Percayalah bahwa kemampuan dan gaya Anda sendiri pada akhirnya
akan
bekerja
jika
Anda
membiarkannya
tumbuh.
Merasa simpati
untuk
penganiaya - mereka benar-benar
membutuhkannya.
6. Baca hal-hal yang inspirasional untuk menguatkan iman Anda dalam
nilai-nilai yang benar dan semua hal yang baik dalam gaya alami Anda
sendiri.
Berikut disampaikan penjelasan dari masing-masing teknik dan metoda diatas.
1. Mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengan situasi dan memiliki detail siap
ditangan

Pastikan Anda mengetahui semua fakta di muka - lakukan penelitian - dan siap di tangan
untuk menunjukkannya (dan memberikan salinan jika perlu). Para penggertak biasanya
gagal untuk mempersiapkan fakta mereka, mereka mendominasi melalui menggertak,
kekuatan dan reputasi.

Jika Anda tahu dan dapat menghasilkan fakta untuk mendukung atau mempertahankan
posisi Anda, maka agresor tidak akan memiliki apa-apa untuk menyusun jawaban.

Bila Anda tahu bahwa situasi tertentu akan timbul, di mana Anda ingin memiliki pengaruh,
maka siapkan fakta Anda, lakukan penelitian Anda, lakukan kompilasi, dapatkan faktafakta dan angka, kumpulkan pendapat dan pandangan, mampu mengutip sumber-sumber.
Dengan demikian Anda akan dapat menangani kasus itu dengan mantab, dan juga secara
dramatis meningkatkan reputasi Anda untuk menjadi seseorang yang 'well organized' dan
tegas.

2. Bersiaplah untuk - mengantisipasi - perilaku orang lain dan mempersiapkan


respon Anda.

Mengantisipasi perilaku orang lain dan mempersiapkan tanggapan Anda sendiri.


Simulasikan di pikiran Anda hal-hal yang mungkin terjadi. Siapkan tanggapan Anda sesuai
dengan skenario berbeda yang menurut Anda bisa membuat situasi terbuka. Siapkan orang
lain untuk mendukung dan membela Anda.

Menjadi siap akan meningkatkan rasa percaya diri Anda dan memungkinkan Anda untuk
bersikap tegas tentang apa yang penting bagi Anda.

3. Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan terbuka yang baik.

Menyiapkan dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk mengungkapkan


kekurangan dalam argumen orang lain. Mengajukan pertanyaan yang baik adalah cara yang
paling dapat diandalkan untuk memperoleh inisiatif, dan mengambil angin dari layar
seseorang, dalam situasi apa pun.

Pertanyaan yang biasanya tidak suka para penggertak/penganiaya adalah yang bersifat
mendalam, konstruktif, tajam dan menyelidik, terutama jika pertanyaan tersebut
menyingkapkan kurangnya pemikiran, persiapan, pertimbangan, konsultasi pada sisi
mereka.
Sebagai
contoh:
"Apa
bukti
Anda
(untuk
apa
yang
Anda
katakan
atau
klaim)?"
"Dengan
siapa
Anda
telah
berkonsultasi
tentang
ini?"
"Bagaimana
cara
Anda
mencari
solusi
alternatif?"
'Bagaimana Anda akan mengukur efektivitas sebenarnya dari solusi Anda jika Anda
menerapkan
itu?
"

"Apa yang dapat Anda katakan tentang berbagai solusi yang terbukti bekerja di situasi
lain?"
Dan jangan bergeser dari sana. Pertahankan sikap Anda. Jika pertanyaan dihindari atau
diabaikan maka kembalilah ke sana, atau me-refrase-nya lagi (yang hendaknya Anda
persiapkan juga).

Bersambung ke Teknik ke 4

Você também pode gostar