Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
04011181419070
Kelompok A2 beta 2014
Analisis Masalah
1. Seorang laki-laki, 17 tahun datang berobat ke Puskesmas dengan keluhan
bercak-bercak merah gatal pada badan sejak 1 pekan yang lalu.
a. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia pada kasus ? 1,2,3
Pitiriasis rosea didapati pada semua usia, terutama antara 15-40 tahun, dengan
rasio pria dan wanita sama besar.
Tempat predileksi yang sering adalah pada badan, lengan atas bagian
proksimal dan paha atas.
Di seluruh dunia, pityriasis rosea telah diperkirakan untuk memperhitungkan
2% dari kunjungan rawat jalan dermatologi. Penyakit ini lebih sering terjadi
pada musim semi dan musim gugur di zona iklim. Namun, mungkin lebih
sering di musim panas di beberapa daerah lain. Ini nikmat panas, musim
kemarau di Australia, India, dan Malaysia.
b. Apa penyebab dan mekanisme bercak-bercak merah pada kasus?2,3,4
patofisiologinya jelasnya pada Pitiriasis Rosea tidak diketahui. Lesi
utama yang paling umum ialah munculnya lesi soliter berupa makula eritem
atau papul eritem pada batang tubuh atau leher, yang secara bertahap akan
membesar dalam beberapa hari dengan diameter 2-10 cm, berwarna pink
salmon, berbentuk oval dengan skuama tipis.
Lesi yang pertama muncul ini disebut dengan Herald patch/Mother
plaque/Medalion. Insidens munculnya Herald patch dilaporkan sebanyak 1294%, dan pada banyak penelitian kira-kira 80% kasus pitiriasis rosea
ditemukan adanya Herald patch. Jika lesi ini digores pada sumbu panjangnya,
maka skuama cenderung untuk melipat sesuai dengan goresan yang dibuat, hal
ini disebut dengan Hanging curtain sign. Herald patch ini akan bertahan
selama satu minggu atau lebih, dan saat lesi ini akan mulai hilang, efloresensi
lain yang baru akan bermunculuan dan menyebar dengan cepat. Namun
kemunculan dan penyebaran efloresensi yang lain dapat bervariasi dari hanya
dalam beberapa jam hingga sampai 3 bulan. Bentuknya bervariasi dari makula
berbentuk oval hingga plak berukuran 0,5-2 cm dengan tepi yang sedikit
meninggi. Warnanya pink salmon (atau berupa hiperpigmentasi pada orangorang yang berkulit gelap) dan khasnya terdapat koleret dari skuama di bagian
tepinya. Umum ditemukan beberapa lesi berbentuk anular dengan bagian
tengahnya yang tampak lebih tenang.
puncaknya.
kelainan
kulit
yang
disebabkan
oleh
virus.
Mereka
Learning Isue
a. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Sistem Integumen
b. Dermatitis Eritoskuamosa (sesuai kasus)
I.Pendahuluan
Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, tetapi
menurut teori ada yang mengatakan bahwa penyebabnya adalah virus herpes tipe 7, dimulai
Gambar 1.5 Diagram Skematik Plak Primer (herald patch) dan distribusi tipikal
plak
sekunder sepanjang garis kulit pada trunkus dalam susunan Christmas tree (Sterling, 2004).
VII. Diagnosis
Diagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
penunjang.
a. Anamnesa
Penderita datang dengan keluhan gatal sekujur tubuh. Terdapat Herald-patch sebagai
lesi yang pertama. Terdapat juga makula bulat lonjong, pada beberapa makula terdapat tepi
yang meninggi. Beberapa pasien mengeluh demam, malaise dan nafsu makan berkurang
(Murtiastutik, 2009).
b. Pemeriksaan Fisik
untuk menegakkan
diagnosis
pityriasis
rosea
tidak
dibutuhkan
pemeriksaan penunjang, tetapi terkadang kita perlu pemeriksaan penunjang untuk pityriasis
rosea dengan histopatologi. Pemeriksaan histopatologi dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis pityriasis rosea dengan gejala atipikal. Pada lapisan epidermis ditemukan adanya
parakeratosis fokal, hiperplasia, spongiosis fokal, eksositosis limfosit, akantosis ringan dan
menghilang atau menipisnya lapisan granuler. Sedangkan pada dermis ditemukan adanya
ekstravasasi eritrosit serta beberapa monosit (McGraw, 2007).
Gambar 1.6 Gambar histologik non spesifik tipikal dari pityriasis rosea, menunjukkan
parakeratosis, hilangnya lapisan granular, akantosis ringan, spongiosis dan infiltrat
limfohistiosit pada dermis superficial (McGraw, 2007).
X. Prognosis
Prognosis baik karena penyakit pityriasis rosea sembuh spontan biasanya dalam
waktu antara 4-10 minggu (Djuanda, 2009).