Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
Kelompok Tutorial A1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
ANALISIS MASALAH
1.
Periode embrionik terbagi menjadi 23 horizon atau tingkatan. Tiap horizon atau
tingkatan, berhubungan dengan tingkatan perkembangan dari embrio. Bentuk kaki
yang bulat mulai terlihat pada horizon ke 17, pada minggu ke 5 fase embrionik.
Permukaan lempeng kaki berada pada bidang transversal dan permukaan ventral, dan
permukaan plantar menghadap ke kepala. Bila dilihat dari aspek ventral dari embrio,
rotasi dari lempeng kaki kiri adalah berlawanan dengan arah jarum jam, dan rotasi
kaki kanan searah jarum jam, segmen tungkai bawah berperan dalam perubahan
rotasi ini dan secara morfologi belum tampak jari-jari kaki pada lempeng kaki. Dua
hari kemudian, minggu ke 6 fase embrionik, rotasi kedalam tungkai bawah terus
berjalan. Permukaan medial dari lempeng kaki lebih mengarah ke bidang median dari
batang tubuh.
Perubahan dari lempeng kaki lebih terlihat jelas strukturnya pada horizon ke 20 dan
pada horizon ke 21, minggu ke 7 fase embrionik.
Horizon ke 23 menandakan akhir dari fase embrionik dan berhubungan dengan akhir
dari minggu ke 8 fase embrionik. Kaki bersentuhan antara satu dengan lainnya, dan
telapak berada pada posisi berdoa. Pada periode janin, perubahan rotasi yang penting
terjadi, awalnya telapak kaki berhadapan, pada posisi equinus relatif terhadap tungkai
kaki. Terjadi rotasi internal yang progresif dari bagian paha, dan kaki berada pada
posisi equinus, supinasi, dan external rotasi relative terhadap tungkai kaki. Yang pada
akhirnya dorsiflexi dan pronasi kaki mengarah pada posisi netral kaki pada orang
dewasa.
membentuk lempengan terminal (plate) dari tangan dan kaki (termasuk membentuk
pola digiti) serta membentuk eksternal awal dari tungkai.
Tepatnya minggu ke 7, axis longitudinal dari upper dan lower limb buds adalah
parallel. Komponen pre-axial menghadap ke dorsal dan post-axial menghadap ke
ventral. Pada periode ini posisi limb bud dibanding trunk tidak mengalami perubahan
yang berhubungan dengan aktivitas otot namun dipastikan akan mengalami torsion
pada tulang-tulangnya.
Dalam studi computer tomografi (CT) tibial torsion selama masa pertumbuhan fetus,
telah ditemukan bahwa ada peningkatan eksternal tibial torsion pada stadium awal
dari kehidupan fetus namun kemudian secara bertahap menurun pada saat bayi lahir,
tibial akan torsion ke arah internal. Setelah lahir tibia berotasi ke arah eksternal dan
rata-rata version tibia pada tulang matur adalah .
2.
3.
She never suffered from any kind of illness and never got any
medical prescriptions during pregnancy. She has already brought him to a traditional bone
better but there was no improvement.
a. Apa makna klinis dari tidak pernah mendapat penyakit dan pengobatan selama
kehamilan? 7,6,5
Berdasarkan data dari riwayat si ibu mengenai proses kelahiran yang normal, tidak
adanya riwayat pemakaian obat- obatan serta penyakit yang diderita selama
kehamilan, kemungkinan terdapat faktor lain penyebab terjadinya kelainan pada
kasus.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan malformasi kongenital:
Merokok
Wanita yang merokok selama kehamilan serta memiliki riwayat keluarga lahir
dengan club foot memiliki risiko yang lebih tinggi. Risiko CTEV meningkat secara
signifikan, pada ibu yang merokok 20 batang atau lebih sehari.
Kekurangan asam folat
Salah satu nutrisi penting untuk kehamilan dan mendapatkan bayi sehat adalah
asam folat atau vitamin B9. Nutrisi atau vitamin ini bermanfaat untuk mencegah cacat
lahir yang serius pada bayi. Asam folat mengurangi risiko cacat lahir yang paling
umum. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko bayi untuk mengalami
kecacatan termasuk meningkatkan risiko bayi dengan talipes.
Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan jumlah
cairan ketuban yang terlalu sedikit di sekeliling janin sewaktu kehamilan. Cairan
ketuban adalah cairan mengelilingi janin dan melindungi janin selama masa
perkembangannya. Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang
dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. Hipotesisnya adalah bahwa volume cairan
ketuban rendah akan menyebabkan penurunan ruang rahim, membatasi gerakan, dan
menekan janin. Bayi yang tadinya normal dapat mengalami awitan dini yang parah.
Aminopterin
Aminopterin (asam 4-aminopteroic), sebuah analog 4-amino asam folat, adalah
obat antineoplastik dengan sifat imunosupresif yang digunakan dalam
kemoterapi. Aminopterin bekerja sebagai inhibitor enzim oleh karena bersaing
untuk situs pengikatan folat dari dihydrofolate enzim reduktase.
Talidomide
Thalidomide, bertindak sebagai tranquiliser efektif dan obat penghilang rasa sakit
dan diproklamasikan obat berkhasiat untuk insomnia, batuk, pilek dan sakit
kepala. Obat ini juga menjadi anti muntah efektif yang bekerja dalam
penghambatan pada morning sickness. Dari hasil penelitian, diyakini bahwa obat
thalidomide mengikat dan menginaktivasi cereblon, yang menyebabkan efek
teratogenik pada perkembangan janin.
c. Apa saja penyakit yang menginduksi terjadinya kelainan pada prenatal, perinatal dan
postnatal pada kasus? 1,8,7
d. Mengapa tidak terjadi perbaikan setelah dibawa ke tukang urut? 6,5,4
Karena kelainan ini terjadi akibat dysplasia pada tulang, otot, bahkan fascia, serta
kemungkinan faktor neurogenik. Pengobatan tradisional dengan cara pijat, umumnya
berpengaruh pada kelelahan yang dialami otot, atau sebagian dalam menangani
dislokasi yang terjadi pada persendian. Selain itu, diurut tidak dapat mengubah
panjang otot dan deformitas tulang yang telah terbentuk seiring pertumbuhan bayi.
4.
Physical Examination
General examination within normal limit
Extremity examination: at foot region there are abnormalities: 1. equinus foot, 2. Varus of
the foot
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik diatas? 3,2,1
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik diatas? 8,7,6
Lihat pada bagian plantar pedis dan letakkan batangan/penggaris di bagian lateral
kaki. Normalnya, batas lateral kaki nampak lurus, mulai dari tumit sampai ke
kepala metatarsal kelima. Apabila didapatkan batas lateral kaki lurus, maka skor
yang diberikan adalah 0.
Pada kaki yang abnormal, batas lateral nampak menjauhi garis lurus tersebut.
Batas lateral yanng nampak melengkung ringan diberi nilai 0,5 (lengkungan
terlihat di bagian distal kaki pada area sekitar metatarsal).
Kelengkungan batas lateral kaki yang nampak jelas diberi nilai 1 (kelengkungan
tersebut nampak setinggi persendian kalkaneokuboid).
B. Medial crease of the foot (MC)
Pada keadaan normal, kulit pada daerah telapak kaki akan memperlihatkan garisgaris halus. Lipatan kulit yang lebih dalam dapat menandakan adanya kontraktur
di daerah medial. Pegang kaki dan tarik dengan lembut saat memeriksa.
Lihatlah pada lengkung dari batas medial kaki. Normalnya akan terlihat adanya
garis-garis halus pada kulit telapak kaki yang tidak merubah kontur dari lengkung
medial tersebut. Pada keadaan seperti ini, maka nilai dari MC adalah 0.
Pada kaki yang abnormal, maka akan nampak adanya satu atau dua lipatan kulit
yang dalam. Apabila hal ini tidak terlalu banyak mempengaruhi kontur lengkung
medial, maka nilai MC adalah sebesar 0,5.
Apabila lipatan ini tampak dalam dan dengan jelas mempengaruhi kontur batas
medial kaki, maka nilai MC adalah sebesar 1.
C. Posterior crease of the ankle (PC)
Pada keadaan normal, kulit pada bagian tumit posterior akan memperlihatkan
lipatan kulit multipel halus. Apabila terdapat adanya lipatan kulit yang lebih
dalam, maka hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan kontraktur posterior
yang lebih berat. Tarik kaki dengan lembut saat memeriksa.
Pada kaki yang abnormal, maka akan didapatkan satu atau dua lipatan kulit yang
dalam. Apabila lipatan ini tidaak terlalu mempengaruhi kontur dari tumit, maka
nilai dari PC adalah sebesar 0,5.
Apabila pada pemeriksaan ditemukan lipatan kulit yang dalam di daerah tumit dan
hal tersebut merubah kontur tumit, maka nilai dari PC adalah sebesar 1.
D. Lateral part of the Head of the Talus (LHT)
Pada kasus CTEV yang tidak diterapi, maka pemeriksa dapat meraba kepala Talus
di bagian lateral. Dengan terkoreksinya deformitas, maka tulang navikular akan
turun menutupi kepala talus, kemudian hal tersebut akan membuat menjadi lebih
sulit teraba, dan pada akhirnya tidak dapat teraba sama sekali. Tanda turunnya
navikular menutupi kepala talus adalah pengukur besarnya kontraktur di daerah
medial.
Aspek klinis
a. Diagnosis banding 1,2,3
Postural clubfoot terjadi karena posisi fetus dalam uterus. Jenis abnormalitas
kaki ini dapat dikoreksi secara manual. Postural clubfoot memberi respons
baik pada pemasangan gips serial dan jarang relaps.
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang
belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa
vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh pada masa
perkembangan fetus. Defek ini berhubugan dengan herniasi jaringan dan
gangguan fusi tuba neural.
dari keadaan vertikal. Posisi lateral diambil dengan kaki fleksi terhadap plantar
sebesar 30. Gambaran AP dan lateral juga dapat diambil pada posisi kaki dorsofleksi
dan plantar fleksi penuh. Posisi ini penting untuk mengetahui posisi relatif talus dan
kalkaneus dan mengukur sudut talokalkaneal dari posisi AP dan lateral. Garis AP
digambar melalui pusat dari aksis tulang talus (sejajar dengan batas medial) serta
melalui pusat aksis tulang kalkaneus (sejajar dengan batas lateral). Nilai normalnya
adalah antara 25-40. Bila sudut kurang dari 20, dikatakan abnormal. Garis
anteroposterior talokalkaneus hampir sejajar pada kasus CTEV. Seiring dengan terapi,
baik dengan casting maupun operasi, tulang kalkaneus akan berotasi ke arah
eksternal, diikuti dengan talus yang juga mengalami derotasi. Dengan demikian akan
terbentuk sudut talokalkaneus yang adekuat. Garis lateral digambar melalui titik
tengah antara kepala dan badan tulang talus serta sepanjang dasar tulang kalkaneus.
Nilai normalnya antara 35-50, sedang pada CTEV nilainya berkisar antara 35 dan
negatif 10.Garis AP dan lateral talus normalnya melalui pertengahan tulang navikular
dan metatarsal pertama. Sudut dari dua sisi (AP and lateral) ditambahkan untuk
menghitung indeks talokalkaneus; pada kaki yang sudah terkoreksi akan memiliki
nilai lebih dari 40. Pengambilan foto radiologis lateral dengan kaki yang ditahan
pada posisi maksimal dorsofleksi adalah metode yang paling dapat diandalkan untuk
mendiagnosis CTEV yang tidak dikoreksi.
c. Diagnosis kerja 7,8,1
CTEV
d. Definisi 2,3,4
e. Etiologi 5,6,7
Etiologi yang sebenarnya dari CTEV tidak diketahui dengan pasti.
Ada
1.
Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak dibuahi
dan muncul sebelum fertilisasi.
2. Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel germinativum yang
dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang mengimplikasikan defek terjadi
antara masa konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan.
3. Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain hambatan
temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu ke-7 sampai
ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas clubfoot yang jelas, namun
bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9, terjadilah deformitas clubfoot yang
ringan hingga sedang. Teori hambatan perkembangan ini dihubungkan dengan
perubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai Cronon. Cronon ini
memandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif setiap struktur tubuh semasa
perkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi karena elemen disruptif (lokal
maupun umum) yang menyebabkan perubahan faktor genetic (cronon).
4. Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterine crowding.
5. Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.
6. Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.
f. Epidemiologi 8,1,2
g. Faktor resiko 3,4,5
h. Manifestasi klinis 6,7,8
Manifestasi klinis berupa deformitas yang timbul setelah pasien menderita club foot,
diantaranya adalah :
Aduksi kaki bagian depan
Subluksasi sendi talonavikulare
Ekuinus kaki belakang
Varus kaki belakang
Lainnya :
Betis terlihat kecil
Tendon archiles terlihat pendek
Bagian fibula menonjol
Telapak kaki terlihat lebar dan pendek
i. Patofisiologi dan patogenesis 1,2,3
j. Pemeriksaan penunjang 4,5,6
k. Tatalaksana (konservatif) + rehabilitasi (ponseti tehnik)+ follow up 7,8,1
Menurut penelitian yang dilakukan Ponseti, sekitar 90-95% kasus club foot bisa ditreatment dengan tindakan non-operatif. Treatment yang dapat dilakukan pada club foot
dapat berupa :
Non-Operative :
Koreksi dari CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial cast yang
dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi tercapai. Koreksi ini
ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi medial kaki dan latihan
kontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.
Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa hari
sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir pertumbuhan yang
cepat pada periode ini.
Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk memperbaiki struktur
yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon. Kemudian ektremitas
tersebut akan di cast sampai tujuan koreksi tercapai. Serial Plastering (manipulasi
pemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu
dialakukan koreksi dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16
tahun.
Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan pada anak
dengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan waktu yang lama pada
koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan bagian penting pada
pemakaian cast. Orangtua juga harus mendapatkan informasi yang cukup tentang
diagnosis, penanganan yang lama dan pentingnya penggantian cast secara teratur
untuk menunjang penyembuhan.
o
o
rasa nyeri
Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih
o
o
otot-otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara teratur.
Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah trauma
Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-benda
Operatif
o
Indikasi
dilakukan
operasi
adalah
sebagai
berikut
Jika terapi dengan gibs gagal dan pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9
o
bulan
Operasi dilakukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami
kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada
Sedangkan
berdasarkan
footclinic.wordpress.com,
2006,
terdapat
prinsip
Pemeliharaan reduksi dan restorasi mobilitas sendi kaki dan tungkai dengan splinting
dan latihan aktif dan pasif.
Langkah pertama adalah latihan peregangan untuk memanjangkan jaringan lunak dan
kulit yang mengalami kontraksi. Lakukan selalu dengan lembut. Lempeng
pertumbuhan dan kartilago sendi bayi masih sangat lunak, berbeda dengan ligamentligamen dan kapsul yang terkontraksi, sehingga kaku. Hindari manipulasi yang
memaksa.
Beberapa hari setelah dipulangkan dari rumah sakit, kaki dimanipulasi sebagai
berikut: Tricep surae, kapsul posterior sendi pergelangan kaki, sendi-sendi subtalar
dan ligamen kalkaneofibular direntangkan dengan menarik tumit ke bawah dan
mendorong kaki bagian tengah keatas menjadi dorsofleksi. Hati-hati jangan sampai
menyebabkan deformitas rocker bottom. Hitung sampai 5 kemudian lepaskan. Ulangi
tindakan ini sampai 20 kali. Otot tibilais posterior dan ligamen-ligamen tibiokalkaneal
medial diregangkan dengan mengangkat kaki bagian belakang dan tengah.
Rentangkan jaringan lunak plantar dengan mendorong tumit dan kaki depan ke atas.
Hitung sampai 5 lalu lepaskan. Ulangi tindakan ini sampai 20 kali.Setelah manipulasi,
kaki diwarnai dengan menggunakan cairan benzoin dan above knee cast dipasang
untuk mempertahankan peregangan jaringan lunak. Gips dilepas dalam 5 sampai 7
hari, manipulasi diulang kemudian gips diapasang lagi.
Setelah pelepasan gips yang terakhir, sebuah splint plastik dipakai dimalam hari, yang
terdiri dari orthosis posterior ankle dan kaki, dengan kaki dalam posisi dorso fleksi,
tumit dalam posisi eversi, kaki bagian depan dan tengah pada posisi abduksi
maksimal.
Splint plastik dipakai pada malam hari dan sebagian siang hari, latihan aktif dan pasif
dilakukan untuk memperkuat otot dan mempertahankan ruang gerak sendi
pergelangan kaki, sendi-sendi subtalar dan midtarsal
Dalam hal ini penentuan waktu pembedahan terbuka sangatlah penting. Dalam
pembedahan semua elemen deformitas harus dikoreksi. Susunan artikular konsentrik
harus tercapai dan dipertahankan dengan fiksasi interna, pin melintasi sendi
talonavikular dan bilamana perlu pada sendi kalkaneokuboid dan talokalkaneal.
Jangan sampai terjadi koreksi berlebihan.
Posterior: tendon achilles, otot tibialis posterior, fleksor jari, kapsul posterior sendi
pergelangan kaki, sendi subtalar, ligament kalkaneofibular, talofibular posterior, dan
bagian posterior ligamen deltoid superfisialis, tapi tidak yang profunda.
Plantar: fascia plantar, otot fleksor brevis jari, kalkaneonavikular plantar dan ligamenligamen kalkaneokuboid.
Subtalar: ligament interoseus talokalkaneal diseksi total atau sebagian jika puntiran
medial subtalar gagal terkoreksi.
Sesudah gips dilepas, bayi dipakaikan ortosis ankle-kaki dengan tumit 5eversi, ankle
5dorso fleksi, dan kaki bagian depan dan tengah 5-10abduksi dan sedikit eversi.
Kaki bayi yang gemuk mungkin memerlukan above knee splint dengan lutut pada
posisi 45 fleksi untuk mencegah tumit bergeser keluar dari splint.
Alat ini dipakai untuk malam hari. Latihan pasif dilakukan 3-4 kali sehari untuk
membentuk ruang dorso fleksi, plantar fleksi dan sendi pergelangan kaki eversi,
inversi sendi subtalar dan kaki bagian depan, serta abduksi, eversi kaki bagian tengah.
beberapa aspek.
1.
seseorang.
Tingkat VI
: hanya dapat menggunakan kursi roda atau tempat tidur saja.
3. Penilaian aktivitas sehari-hari misalnya berpakaian, ke toilet, makan, menggunakan
transportasi
4. Penilaian psikologis
5. Penilaian social tentang perumahan factor ekonomi seta bantuan yang di butuhkan
6. Penilaian vokasional, pendidikan, training sebelumnya
Pada dasarnya ruang lingkup rehabilitas ada tujuh :
1.
2.
3.
Pengobatan medik
Tindakan operasi
Fisioterapi
Adalah suatu cara pengobatan dengan mempergunakan tenaga alam (fisik) sebagai
modalitas terapi.
Fisioterapi :
Terapi mekanik
Pijat (massage) : relakasasi dan memperbaiki sirkulasi sehingga dapat
7.
8.
penyelesaian selanjutnya.
Terapi wicara
Terapi yang diberikan untuk mengurangi gangguan komunikasi termasuk gangguan
bicara dan pendengaran.
Penempatan Kerja
Infeksi (jarang)
n. Prognosis 8,1,2
Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki;
walupun demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh,
terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit
neuromuskuler. Beberapa kasus menunjukkan respon yang positif terhadap
penanganan, sedangkan beberapa kasus lain menunjukkan respon yang lama atau
tidak berespon samasekali terhadap treatment. Orangtua harus diberikan informasi
bahwa hasil dari treatment tidak selalu dapat diprediksi dan tergantung pada tingkat
keparahan dari deformitas, umur anak saat intervensi, perkembangan tulang, otot dan
syaraf. Fungsi kaki jangka panjang setelah terapi secara umum baik tetapi hasil study
menunjukkan bahwa koreksi saat dewasa akan menunjukkan kaki yang 10% lebih
kecil dari biasanya.
o. SKDI 3,4,5
2
LEARNING ISSUE
Ekstremitas Inferior :
anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan
tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat
fossa intercondylar.
Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding
dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral
di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur.
Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral.
Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah
distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus
medial.
Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding
dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia.
Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies
Articulatio
femoropatellaris,
Articulatio
tibiofibularis,
Articulatio
tarsometatarsalis,
Articulationes