Você está na página 1de 16

COVER

LEMBAR PENGESAHAN
NAMA TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KONSEP DASAR
A. JUDUL
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KOLITIS
B. PENGERTIAN
Kolitis adalah radang pada kolon. Radang ini disebabkan akumulasi
cytokine yang mengganggu ikatan antar sel epitel sehingga menstimulasi
sekresi

kolon,

stimulasi

sel

goblet

untuk

mensekresi

mucus

dan

mengganggu motilitas kolon. Mekanisme ini menurunkan kemampuan


kolon untuk mengabsorbsi air dan menahan feses ( Tilley et al, 2007).
Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau
kronik oleh virus, bakteri, dan amoeba, termasuk keracunan makanan.
Kolitis dapat juga disebabkan gangguan aliran darah ke daerah kolon yang
dikenal

dengan

kolitis

iskemik.

Adanya

penyakit

autoimun

dapat

menyebabkan kolitis, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Cohrn. Kolitis


limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan dinding kolon
yang ditutupi oleh sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis dapat
disebabkan zat kimia akibat radiasi dengan barium enema yang merusak
lapisan mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal.
C. ETIOLOGI
Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis.
Penyebab dari kolitis ada beberapa macam antara lain ( Tilley et al,
2007) :
1. Infeksi :

Trichuris

Balantidium

coli,

vulpis,
Giardia

Ancylostoma
spp,

sp,

Trichomonas

Entamoeba
spp,

histolytica,

Salmonella

spp,

Clostridium spp, Campylobacter spp, Yersinia enterolitica, Escherichia coli,


Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan Phycomycosis.
2. Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang
kulit hitam dan orang Cina, dan insidensinya meningkat (3 sampai 6 kali
lipat) pada orang Yahudi dibandingkan dengan orang non Yahudi. Hal ini
menunjukkan bahwa dapat
3. ada predisposisi genetik terhadap perkembangan penyakit ini

4. Trauma : benda asing, material yang bersifat abrasif.


5. Alergi : protein dari pakan atau bisa juga protein bakteri.
6. Polyps rektokolon
7. Intususepsi ileokolon
8. Inflamasi : Lymphoplasmacytic, eoshinophilic, granulopmatous, histiocytic
9. Neoplasia : Lymphosarcoma, Adenocarcinoma
10.Sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome)
D. PATOFISIOLOGI PATOFLOW
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat,
demam tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama
serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah
serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan
untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan
tinja yang berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin
normal atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang
air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel darah
merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bias ringan atau
malah tidak muncul. Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih
lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum
yang terasa nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat.
Pada malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja tampak encer dan
mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan
adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya
berkurang.Kolitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang
dari lapisan mukosa kolon dan rectum. Penyakit ini umumnya mengenai
orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens adalah pada
usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan
komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang tinggi. Akhirnya 10%-15%
pasien mengalami karsinoma kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi

mukosa

superfisisal

kolon

dan

dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar,


dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi
sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara
bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada
rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus

menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan


deposit lemak.
E. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang
air besar yang lebih sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif
adalah sakit perut dan diare berdarah. Pasien juga dapat mengalami:
1.
Anemia
2.
Fatigue/ Kelelahan
3.
Berat badan menurun
4.
Hilangnya nafsu makan
5.
Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
6.
Lesi kulit (eritoma nodosum)
7.
Lesi mata (uveitis)
8.
Nyeri sendi
9.
Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
10. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
11. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
12. Perdarahan rektum (anus).
13. Rasa tidak enak di bagian perut.
14. Mendadak perut terasa mulas.
15. Kram perut.
16. Sakit pada persendian.
17. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
18. Anoreksia
19. Dorongan untuk defekasi
20. Hipokalsemia
Sekitar setengah dari orang-orang didiagnosis dengan kolitis ulseratif
memiliki gejala-gejala ringan. Lain sering menderita demam, diare, mual,
dan kram perut yang parah. Kolitis ulseratif juga dapat menyebabkan
masalah

seperti

radang

sendi,

radang

mata,

penyakit

hati,

dan

osteoporosis. Tidak diketahui mengapa masalah ini terjadi di luar usus.


Para ilmuwan berpikir komplikasi ini mungkin akibat dari peradangan yang
dipicu oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa masalah ini hilang ketika
kolitis diperlakukan.
Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana
proses penyakit. Pasien biasanya hadir dengan diare bercampur darah dan
lendir, dari onset gradual. Penyakit ini biasanya disertai dengan berbagai
derajat

nyeri

perut,

dari

ketidaknyamanan

ringan

untuk

sangat

menyakitkan kram.
Kolitis ulseratif berhubungan dengan proses peradangan umum yang
mempengaruhi banyak bagian tubuh. Kadang-kadang terkait ekstra-gejala
usus adalah tanda-tanda awal penyakit, seperti sakit, rematik lutut pada
seorang remaja. Kehadiran penyakit ini tidak dapat dikonfirmasi, namun,
sampai awal manifestasi usus.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan
selama penyakit):

terutama mengandung

mukosa,

darah,

pus

dan organisme usus khususnya entomoeba histolytica.


2.
Protosigmoidoskopi: memperlihatkan ulkus, edema, hiperermia,
dan inflamasi (akibat infeksi sekunder mukosa dan submukosa). Area
yang menurun fungsinya dan perdarahan karena nekrosis dan ulkus terjadi
pada 35 % bagian ini.
3.
Sitologi dan biopsy rectal membedakan antara pasien infeksi
dan karsinoma.

Perubahan

neoplastik

dapat dideteksi,

juga

karakter

infiltrat inflamasi yang disebut abses lapisan bawah.


4.
Enema bartum, dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi
dilakukan, meskipun jarang dilakukan selama akut, tahap kambuh, karena
dapat membuat kondisi eksasorbasi.
5.
Kolonoskopi: mengidentigikasi adosi, perubahan lumen dinding,
menunjukkan obstruksi usus.
6.
Kadar besi serum: rendah

karena

kehilangan

darah.

Masa

protromlain: memanjang pada kasus berat karena gangguan faktor VII


dan X disebabkan oleh kekurangan vitamin K.
7.
ESR: meningkat karena beratnya penyakit Trombosis: dapat terjadi
karena proses penyakit inflamasi.
8.
Elektrolit: penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit
berat.

G. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
I. PENGKAJIAN
1.
Pengkajian/pengumpulan data
a.
Data Biografi: Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
b.
Data Dasar Pengkajian Klien
1)
Aktivitas/istirahat
Gejala:
a)
Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
b)
Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
c)
Merasa gelisah dan ansietas
d)
Pembatasan
aktivitas/kerja sehubungan
dengan
proses penyakit.
2)
Sirkulasi
Tanda:
a)
Takikardia

Crospons

terhadap

demam, dehidrasi,

inflamasi, dan nyeri.


b)
Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)
c)
TD: hipotensi, termasuk postural

efek

proses

d)

Kulit/membrane mukosa, turgor buruk, kering, lidah pecah (dehidrasi/

malnutrisi)
3)
Integritas ego
Gejala:
a)
Ansietas,
ketakutan,

emosi,

kesal,

misalnya

perasaan

tak berdaya/tak ada harapan


b)
Faktor stress akut/kronis,
c)
Faktor budaya peningatan prevalensi dari populasi Yahudi
Tanda:
a)
Menolak, perhatian menyempit, depresi.
4)
Eliminasi
Gejala:
a)
Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
b)
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering
tak dapat dikontrol (sebanyak 20 30 kali defekasi/hari)
c)
Perasaan
dorongan/kram
(temosmus),
berdarah/pus/ mukosa dengan atau tanpa keluar feses.
d)
Perdarahan per rectal
e)
Riwayat batu ginjal (dehidrasi)
Tanda:
a)
Menurunnya bising usus, tak ada peristoltik

defekasi

atau

adanya

peristoltik yang dapat dilihat.


b)
Hemosoid, fisura anal (25 %), fisura perianal
c)
Oliguria
5)
Makanan/ cairan
Gejala:
a)
Anoreksia, mual/muntah
b)
Penurunan berat badan
c)
Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya buah segar/sayur
d)
Produk susu makanan berlemak.
Tanda:
a)
Penurunan lemak subkutan/massa otot
b)
Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk
c)
Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
6)
Higine
Tanda:
a)
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
b)
Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
c)
Bau badan
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala:
a)
Nyeri/nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang
dengan defekasi)
b)
Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
c)
Nyeri mata, fotofobia (iritis)
Tanda:
a)
Nyeri tekan abdomen/distensi
8)
Keamanan
Gejala:
a)
Riwayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis,.
b)
Arthritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit usus)

c)
d)
e)

Peningkatan suhu 39,6 40 C (eksoserbasi akut)


Penglihatan kabur
Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine

ke dalam usus dan mempunyai efek inflamasi)


Tanda:
a)
Lesi
kulit
mungkin

ada

misalnya:

eritoma nodusum (meningkat), nyeri, kemerahan dan membengkak pada


tangan, muka, plodeima gangrionosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan
batas keunguan)
b)
Ankilosa spondilitis
c)
Uveitis, kongjutivitis/iritis.
9)
Seksualitas
Gejala: frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual
10) Interaksi sosial
Gejala:
a)
Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi
b)
Ketidakmampuan aktif dalam social
J.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus
ditandai dengan peningkatan bunyi usus/ peristaltik, defikasi sering dan
berair, perubahan warna feses, dan nyeri abdomen, kram.
b.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
kehilangan cairan: diare ditandai dengan mual, muntah, dan diare berat.
c.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorpsi nutrien, status hipermetabolik, secara medik masukan
makanan dibatasi ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan
lemak subkutan/ massa otot, tonus otot buruk, bising usus, konjungtiva
dan membrane mukosa pucat serta menolak untuk makan.
d.
Ansietas berhubungan dengan factor psikologis/ rangsangan
simpatis (proses inflamasi), ancaman konsep diri (dirasakan atau aktual),
ancaman terhadap perubahan status kesehatan, status sosioekonomis,
fungsi peran, pola interaksi ditandai dengan eksaserbasi penyakit tahap
akut, peningkatan tegangan, distensi, ketakutan, menunjukan masalah
tentang perubahan hidup, perhatian pada diri sendiri.
e.
Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diere lama, iritasi
kulit/ jaringan, eksoriasi fisura perirektal; fistula ditandai dengan nyeri
abdomen kolik/ kram/ nyeri menjalar, perilaku berhati- hati/ distraksi,
gelisah, nyeri wajjah, dan perhatian pada diri sendiri.
f.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi, kurang
mengingat, dan tidak mengenal sumber ditandai dengan pertanyaan,

meminta informasi, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti


instruksi, dan terjadi komplikasi/ eksaserbasi yang dapat dicegah.
K. INTERVENSI
No

Diagnosa
Keperawata

Tujuan

Intervensi

Rasional

n
Diare

Setelah

1. Observasi dan

Membantu

berhubung

diberikan

catat frekuensi

membedakan penyakit

an dengan

asuhan

defekasi,

individu dan mengkaji

inflamasi,

keperawatan

karakteristik,

beratnya episode.

iritasi, atau

selama ...x 24

karakteristik,

malabsorps

jam diharapkan

jumlah, dan faktor

i usus

diare pasien

pencetus.

ditandai

terkontol

dengan

dengan out

peningkata

come:
1. penurunan

n bunyi
usus/
peristaltik,
defikasi
sering dan
berair,
perubahan
warna
feses, dan
nyeri
abdomen,
kram.

frekuensi
defekasi,

motilitas usus juga


2. Tingkatkan
tirah baring,
berikan alat- alat
disamping tempat

asi /
menghindari
factor
pemberat.

menurunkan laju
metabolisme bila infeksi
atau perdarahan
sebagai komplikasi.

tidur.
Menghindarkan iritan

konsistensi
kembali normal
2.mengidentifik

Istirahat menurunkan

dan meningkatkan
3. identifikasi

istirahat usus.

makanan dan
cairan yang

Memberikan istirahat

mencetus diare.

kolon dengan

4. Mulai lagi
pemasukan cairan
per oral secara
bertahap.

menghilangkan atau
menurunkan rangsang
makanan/ cairan.
Adanya penyakit dengan
penyebab tak diketahui

5. Berikan

sulit untuk sembuh dan

kesempatan

yang memerlukan

untuk

intervensi bedah dapat

menyatakan

menimbulkan reaksi

frustasi

stress yang dapat

sehubungan

memperburuk situasi

dengan proses

Tanda bahwa toksik

penyakit.

megakolon atau
perforasi dan peritonitis
akan terjadi/ telah

6. Observasi
demam,

terjadi memerlukan
intervensi medik segera.

takikardia, letargi,
leukositosis,
penurunan

Membantu kesembuhan
pasien.

protein serum,
ansietas, dan
kelesuan.
7. Memberikan
obat sesuai
2

Kekurangan

Setelah

indikasi
1. Awasi masukan

volume

diberikan

dan keluaran,

tentang keseimbangan

cairan

asuhan

karakter, dan

cairan, fungsi ginjal dan

berhubung

keperawatan

jumlah feses;

control penyakit usus

an dengan

selama ...x 24

perkirakan

juga merupakan

peningkata

jam diharapkan

kehilangan yang

pedoman untuk

diare pasien

tak terlihat.

penggantian cairan.

kehilangan

terkontol

2. Observasi kulit

Menunjukan kehilangan

cairan:

dengan out

kering berlebihan

cairan berlebihan/

diare

come:
1.

dan membran

dehidrasi.

ditandai
dengan

an volume

mual,
muntah,
dan
berat.

Mempertahank

diare

cairan adekuat
dibuktikan oleh

mukosa,
penurunan turgor
kulit, pengisisan
kapier lambat.

membran

3. Ukur berat

mukosa

badan tiap hari.

lembab, turgor
kulit baik, dan
pengisian
kapiler baik.
2. Tanda vital

Memberikan informasi

4. Pertahankan
pembatasan per
oral, tirah baring;
hindari kerja.

Indikator cairan dan


status nutrisi.
Kolon diistirahatkan
untuk penyembuhan
dan untuk
penyembuhan dan
untuk menurunkan
kehilangan cairan usus.

stabil,
keseimbangan
masukan dan
keluaran
dengan urine
normal dalam

5. Observasi

Diet tidak adekuat dan

perdarahan dan

penurunan absorpsi

tes feses tiap hari

dapat menimbulkan

untuk adanya

defisiensi vitamin K dan

darah samar.

merusak koagulasi,
potensial resiko

konsentrasi
jumlah.

perdarahan.
6. Catat
kelemahan otot
umum atau
disritmia jantung.

Kehilangan usus
berlebihan dapat
menimbulkan
ketidakseimbangan

7. Berikan cairan

elektrolit.

parenteral,
tranfusi darah
sesuai indikasi.

Mempertahankan
istirahat usus akan
memerlukan
penggantian cairan
untuk memperbaiki

8. Awasi hasil

kehilangan/anemia.

laboratorium.
Menentukan kebutuhan
9. Berikan obat
sesuai indikasi.

pergantian dan
keefektifan terapi.
Membantu kesembuhan

3.

Nutrisi

Setelah

1. Timbang berat

pasien.
Memberikan informasi

kurang dari

diberikan

badan tiap hari.

tentang kebutuhan diet/

kebutuhan

asuhan

tubuh

keperawatan

2. dorong tirah

berhubung

selama ...x 24

baring atau

an dengan

jam diharapkan

pembatasan

gangguan

diare pasien

aktivitas selama

absorpsi

terkontol

fase sakit akut.

nutrien,

dengan out

status

come:
1. Menunjukan

hipermetab

kefektifan terapi.

3. Anjurkan
istirahat sebelum

Menurunkan
kebutuhann metabolik
untuk mencegah
penurunan kalori dan
simpanan energi.
Menenangkan peristaltic
dan meningkatkan

olik, secara

berat badan

medik

stabil atau

masukan

peningkatan

4. Berikan

makanan

berat badan

kebersihan oral.

dibatasi

sesuai dengan

ditandai

nilai

5. Sediakan

dengan

laboratorium

makanan dalam

penurunan

normal.
2. Tidak ada

ventilasi yang

berat

tanda

badan,
penurunan

malnutrisi.

makan.

Mulut yang bersih dapat

baik, lingkungan
yang
dengan situasi

subkutan/

tidak terburu-

massa otot,

buru.

otot

buruk,
bising usus,
konjungtiva
dan
membrane

menolak
untuk

makanan.
Lingkungan yang
menyenangkan
menurunkan stress dan
lebih kondusif untuk
makan.

Mencegah serangan
akut/ eksaserbasi gejala.

6. Batasi
makanan yang
dapat
menyebabkan
kram abdomen,
flatus.

mukosa
pucat serta

meningkkatkan rasa

menyenangkan,

lemak

tonus

energi untuk makan.

Memberikan rasa kontrol


pada pasien dan
kesempatan untuk
memilih makanan yang
diinginkan/ dinikmatii,
dapat meningkatkan

7. Catat masukan

masukan.

dan perubahan
simtomtologi.

Keragu-raguan untuk
makan mungkin

makan.

diakibatkan oleh takut


8. Dorong pasien

makanan akan

untuk

menyebabkan

menyatakan

eksaserbasi gejala.
Istirahat usus

perasaan masalah
mulai makan diet.

menurunkan peristatik
dan diare dimana

9. Pertahankan
puasa sesuai
indikasi.

menyebabkan
malabsorpsi/ kehilangan
nutrien.
Memungkinkan saluran

10. Mulai/

usus untuk mematikan

tambahkan diet

kembali proses

sesuai indikasi.

pencernaan.
Membantu kesembuhan

11. Berikan obat

pasien.

sesuai indikasi.

4.

ansietas

Setelah

1.Catat petunjuk

Indikator derajat

Berhubung

diberikan

perilaku misalnya

ansietas/stress

an dengan

asuhan

gelisah, peka

faktor

keperawatan

rangsang,

psikologis/

selama ...x 24

menolak, kurang

rangsang

jam diharapkan

kontak mata,

simpatis

ansietas pasien

perilaku menarik

(proses

terkontol

perhatian

inflamasi),

dengan out

ancaman

come:

konsep diri

1.

(dirasakan/

menunjukkan

aktual),

rileks dan

ancaman

melaporkan

terhadap/p

penurunan

erubahan

ansietas

statuskese

sampai tingkat

hatan,

dapat ditangani

status
ekonomis,
fungsi

2.menyatakan
kesadaran
perasaan

peran, pola

ansietas dan

interaksi

cara sehat

ditandai

menerimanya

Membuat hubungan
terapiutik antara pasien
dengan perawat

2.Dorong
menyatakan
perasaan berikan
umpan balik

Validasi bahwa perasaan


normal dapat
menurunkan stres

3.Akui bahwa
ansietas dan
masalah mirip
dengan yang
diekspresikan
orang lain.
Tingkatkan
perhatian

Keterlibatan pasien
dalam perencanaan
perawatan memberikan
rasa kontrol dan
membantu menurunkan
ansietas

mendengar
pasien
4.Berikan

dengan

informasi yang

eksaserbasi

akurat dan nyata

penyakit

tentang apa yang

Memindahkan pasien
dari stres luar
meningkatkan relaksasi,
membantu menurunkan

tahap akut,

dilakukan

peningkata

misalnya tirah

baringpembatasa

tegangan,

n masukkan

distress,

peroral, dan

ketakutan,

prosedur

menunjukk
an masalah
tentang
perubahan

ansietas
Tindakan dukungan
membantu pasien
merasa stres
berkurang ,
memungkinkan energi

5.Berikan

untuk ditujukan pada

lingkungan

penyembuhan/

tenang dan

perbaikan

istirahat

hidup,

Meningkatkan rasa
kontrol diri pasien

perhatian
pada diri

6. Dorong

sendiri.

pasien/orang
terdekat untuk
menyatakan
perhatian,
perilaku perhatian

Mengatasi masalah
dapat membantu dalam
menurunkan
stres/ansietas,

7. Bantu pasien
mengidentifikasi/

meningkatkan kontrol
penyakit

memerlukan

Untuk menurunkan

perilaku koping

ansietas dan

yang digunakan

memudahkan istirahat,

pada masa lalu

khususnya pasien

8. Ajarkan pasien

dengan KU

belajar
mekanisme
koping baru

Dibutuhkan bantuan
tambahan untuk
meningkatkan kontrol
dan mengatasi episode

9. Beri obat

akut/eksaserbasi

sedatif

dengan belajar untuk


menerima penyakit
kronis dan

10. Rujuk pada

konskuensinya

perawat spesialis
psikiatrik,
pelayanan sosial,
penasihat agama

5.

Nyeri akut

Setelah

1. Dorong pasien

Mencoba untuk

berhubung

diberikan

untuk melaporkan

mentoleransi nyeri

an dengan

asuhan

nyeri

hyperperist

keperawatan

altik, diare

selama....x24

lama, iritasi

jam,

kulit/jaringa

diharapkan

n, eksoriasi

nyeri berkurang

fisura

dengan kriteria

perirektal;

hasil:

fistula

1. melaporkan

ditandai

nyeri

dengan

hilang/terkontr

menunjukkan

laporan

ol,

penyebaran penyakit

nyeri

2.tampak rileks

/terjadi komplikasi, mis:

abdomen

3.mampu

kolik/kram/

tidur/istirahat

nyeri

dengan tepat

menyebar.,
perilaku
berhatihati/distrak
si, gelisah,
nyeri
wajah,
perhatian
pada diri
sendiri

2. Kaji laporan
kram abdomen
atau nyeri, cata
lokasi, lamanya,
intensitas (skala
0-10). Selidiki dan
laporkan
perubahan
karakteristik nyeri

3. Catat petunjuk
non verbal mis.
Gelisah, menolak

Nyeri kolitis hilang


timbul pada penyakit
Crohn. Nyeri sebelum
defekasi sering terjadi
pad KU dengan tiba-tiba,
dimana dapat berat dan
terus menerus.
Perubahan pada
karakteristik nyeri dapat

fistula kandung kemih,


perforasi,
toksikmegakolon

untuk bergerak,

Bahasa tubuh/non

berhati-hati

verbal dapat secara

dengan abdomen,

psikologis dan fisiologik

menarik diri

dapat digunakan pada

dengan abdomen

hubungan verbal untuk

dan depresi.

mengidentifikasi

Selidiki

luas/beratnya masalah

perbedaan verbal
dan non verbal
4. Kaji ulang

Dapat menunjukkan

faktor-faktor yang

dengan tepat pencetus

meningkatkan

atau faktor pemberat

atau

atau mengidentifikasi

menghilangkan

terjadinya komplikasi

nyeri

Menurunkan tegangan
abdomen dan

5. Izinkan pasien
untuk memulai

meningkatkan rasa
kontrol

posisi yang
nyaman

Meningkatkan relaksasi
dan meningkatkan

6. Berikan

kemampuan koping

tindakan nyaman
(mis. Pijatan
punggung) dan
aktivitas

Melindungi kulit dari


asam usus, mecegah
eksoriasi

senggang
7. Bersihkan area
rektal dengan
sabun dan air dan
berikan

Melindungi kulit dari


asam usus, mecegah
eksoriasi

perawatan kulit
(mis. Salep)

Dapat menunjukkan
terjadinya obstruksi

8. Berikan
rendam duduk
dengan tepat
9. Observasi
distensi
abdomen,

usus karena inflamasi,


edema, dan jaringan
parut
Istirahat usus penuh
dapat menurunkan
nyeri, kram

peningkatan suhu
tubuh, penurunan
TD

Untuk memudahkan
istirahat yang adekuat

10. Lakukan

dan penyembuhan,

modifikasi diet

menghilangkan spasme

sesuai resep

GI dan merileksasi otot

11. Berikan obat


analgesik,

rektal
Memberikan kesejukan

antikolinergik dan

lokal dan kenyamannan

anodin

pada rektal

supositoria
12. Bantu dengan
mandi duduk
6.

Kurang

Setelah

1.Tentukan

Membuat pengetahuan

pengetahu

diberikan

persepsi pasien

dasar dan memberikan

an tentang

asuhan

tentang proses

kesadaran kebutuhan

kondisi,

keperawatan

penyakit

belajar individu

prognosis,

selama......x24

dan

jam diharapkan

2. Kaji ulang

Faktor

kebutuhan

pasien

proses penyakit,

pencetus/pemberat

pengobata

mendapatkan

penyebab gejala,

individu sehingga

pengetahuan

identifikasi cara

waspada pada faktor

berhubung

dengan kriteria

menurunkan

gejala dan memliki

an dengan

hasil:
1.menyatakan

faktor

pengetahuan dasar

kesalahan
interpretasi
informasi,
kurang
mengingat,
dan

tidak

pemahaman
terhadap
penyakit
2.mengidentifik
asi stres
3.berpartisipasi

pendukung ,
dorong
pertanyaan

pemahaman dan
3. Kaji ulang obat,
tujuan, frekuensi,

dalam

sumber

pengobatan
4.melakukan

efek samping

perubahan pola

4. Ingatkan

hidup

pasien untuk

dengan
pertanyaan
,

meminta

informasi,
pernyataan
salah
konsep,

kerjasama dalam
program penyembuhan

dosis, dan

mengenal
ditandai

Meningkatkan

kemungkinan

mengobservasi
efek samping

Steroid dapat
mengontrol inflamasi
namun dapat
menurunkan ketahanan
terhadap infeksi

obatbila steroid
dberikan dalam
waktu panjang

Menurunkan
penyebaran bakteri,
iritasi kulit dan infeksi

tidak

5. Tekankan

akurat

pentingnya

mengikuti

perawatan kulit

Merokok dapat
menyebabkan motilitas

instruksi,
dan terjadi
komplikasi/

usus
6. Menganjurkan
berhenti merokok

Pasien dengan inflamasi


penyakit usus berisiko

eksaserbasi

7. Penuhi evaluasi

yang dapat

jangka panjang

dicegah.

dan evaluasi uang

kanker kolon sehingga


evaluasi periodik
diperlukan

periodic
Pasien mendapatkan
8. Rujuk ke
komunitas yang
tepat

pelayanan dalam koping


dengan penyakit kronis
dan evaluasi obat

Você também pode gostar

  • Surat Undangan Pelatihan Kader Gerontik
    Surat Undangan Pelatihan Kader Gerontik
    Documento1 página
    Surat Undangan Pelatihan Kader Gerontik
    Dwi Kristina
    Ainda não há avaliações
  • Evaluasi TAK
    Evaluasi TAK
    Documento1 página
    Evaluasi TAK
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Translate Slide Ns - Heni
    Translate Slide Ns - Heni
    Documento3 páginas
    Translate Slide Ns - Heni
    Yuriska Lintang Kesuma
    Ainda não há avaliações
  • Sap DBD (Sap 2)
    Sap DBD (Sap 2)
    Documento5 páginas
    Sap DBD (Sap 2)
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Setor Triger 4
    Setor Triger 4
    Documento2 páginas
    Setor Triger 4
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Trigger Kurt Lewin
    Trigger Kurt Lewin
    Documento1 página
    Trigger Kurt Lewin
    Yuriska Lintang Kesuma
    Ainda não há avaliações
  • Sak Typhoid
    Sak Typhoid
    Documento4 páginas
    Sak Typhoid
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Master
    Master
    Documento1 página
    Master
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Master R
    Master R
    Documento1 página
    Master R
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Format Undangan Seminar
    Format Undangan Seminar
    Documento1 página
    Format Undangan Seminar
    Ratee Kumala
    Ainda não há avaliações
  • Tipoid
    Tipoid
    Documento2 páginas
    Tipoid
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Case Report (Daftar Hadir)
    Laporan Case Report (Daftar Hadir)
    Documento2 páginas
    Laporan Case Report (Daftar Hadir)
    PumAden
    Ainda não há avaliações
  • Skin Graft
    Skin Graft
    Documento3 páginas
    Skin Graft
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • LP Peritonitis
    LP Peritonitis
    Documento22 páginas
    LP Peritonitis
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Masukan Terhadap Jurnal
    Masukan Terhadap Jurnal
    Documento1 página
    Masukan Terhadap Jurnal
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • ANALISA STRESS
    ANALISA STRESS
    Documento9 páginas
    ANALISA STRESS
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • DIARE AKUT DAN PENYEBABNYA
    DIARE AKUT DAN PENYEBABNYA
    Documento13 páginas
    DIARE AKUT DAN PENYEBABNYA
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Penyuluhan r.26
    Penyuluhan r.26
    Documento17 páginas
    Penyuluhan r.26
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Takk
    Takk
    Documento5 páginas
    Takk
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Kawasan Tanpa Rokok
    Kawasan Tanpa Rokok
    Documento10 páginas
    Kawasan Tanpa Rokok
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • MENGELOLA PSIKIATRI
    MENGELOLA PSIKIATRI
    Documento12 páginas
    MENGELOLA PSIKIATRI
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Penyuluhan r.26
    Penyuluhan r.26
    Documento17 páginas
    Penyuluhan r.26
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • SAP7 X
    SAP7 X
    Documento12 páginas
    SAP7 X
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Format Pengkajian Jiwa Cs
    Format Pengkajian Jiwa Cs
    Documento32 páginas
    Format Pengkajian Jiwa Cs
    Ina Karania Widhi
    Ainda não há avaliações
  • Format Pengkajian Jiwa Cs
    Format Pengkajian Jiwa Cs
    Documento32 páginas
    Format Pengkajian Jiwa Cs
    Ina Karania Widhi
    Ainda não há avaliações
  • Cover prop+KP+persetujuan+DAFIS FIX BGT
    Cover prop+KP+persetujuan+DAFIS FIX BGT
    Documento8 páginas
    Cover prop+KP+persetujuan+DAFIS FIX BGT
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Restrain 10 X
    Restrain 10 X
    Documento1 página
    Restrain 10 X
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • MENGELOLA PSIKIATRI
    MENGELOLA PSIKIATRI
    Documento12 páginas
    MENGELOLA PSIKIATRI
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações
  • Form Profesi
    Form Profesi
    Documento5 páginas
    Form Profesi
    Yuriska Lintang
    Ainda não há avaliações