Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
html
Ciri Ciri dari Dampak Negatif Globalisasi
Setelah diatas merupakan pembukaan awal dari artikel tentang dampak negatif globalisasi dan
cara mengatasinya, kita juga perlu tahu apa saja tentang ciri-ciri dari globalisasi, karena bisa
menambah wawasan kita lebih jauh, kami sarikan dari wikipedia, inilah ciri cirinya.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam
masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang
Cara untuk menghadapi dampak negatif globalisasi yaitu dengan mempersiapkan diri sebaikbaiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia
Internasional.
Sebagai kaum Muslim, kita hendaknya menanamkan nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari.
Kita hendaknya menjalankan syariat Islam. Mengetahui mana yang halal dan haram. Sehingga
kita dapat memilah-milah pengaruh dari luar.
Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam dampak negatif globalisasi ini, moralitas
bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua, guru,
dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan keadilan dan
keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong dan didukung
oleh setiap warga negaranya.
Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang memberikan
permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini membuktikan kepedulian
bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa. Maka sebagai warga negara,
hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.
Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh pencemaran
limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-negara maju
menyisihkan uang guna mendanai upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup.
Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karna buktinya banyak sekali hutan yang
dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di saerah perindustrian. Untuk
memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing tersebut.
Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam dengan kuat
pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh negara-negara yang
kuat dan maju.
Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap melestarikan
kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja seiring dengan
waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain. Betapa malunya kita?
Walaupun zaman kini telah serba modern, kita harus tetap berpegang teguh kepada adat
istiadat. Apalagi kita sebagai masyarakat Minangkabau, dimana adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai.
Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat yang
sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya sehingga
tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga keasrian objek
wisata di daerah masing-masing misal wisata garut dan taman matahari di bogor.
Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang sampah
sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar pegunungan,
tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut, melestarikan terumbu
karang, dan sebagainya.
Sumber Artikel : http://www.info-asik.com/2012/12/dampak-negatifglobalisasi.html#ixzz2zPKoXa9p
http://fionapurwanto.wordpress.com/1-5-antisipasi-strategis-menanggulagi-dampaknegatif-globalisasi-budaya/
1.5 Antisipasi Strategis Menanggulagi Dampak Negatif Globalisasi Budaya
Ketidakberdayaan tradisi dalam menghadapi kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya tidak boleh
dibiarkan begitu saja .Upaya-upaya pembakuan dan modernisasi yang mengarah pada proses
pembunuhan tradisi harus dilawan, karena itu berarti pelenyapan atas sumber lokal yang diawali
dengan krisis identitas lokal.
Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk didalamnya penghargaan nilai
budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan
semakin memudar dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Dalam kenyataannya didalam struktur
masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan.
Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga diri. Budaya
lokal yang lebih sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit dicernakan sementara itu budaya
global lebih mudah merasuk.
Dalam kasus Globalisasi Media, sekarang di Indonesia bermunculan lembaga-lembaga media
watch yang keras sebai pers sebagai jawaban terhadap kian maraknya terhadap penerbitan yang
tidak memperhitungkan masalah etika dan kode etik. Dimana melalui media massapun, kita
dapat membangun media publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi
masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi. Komentar para
ahli dan tokoh-tokoh masyarakat yang anti pornogrfi dan anti media pornografi serta tulisantulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang dihadapi masyarakat dengan
maraknya pornografi, maka media dapat dengan cepat mengkontruksikan masyarakat secara luas
karena jangkauannya jauh.
Dalam masyarakat terutama di daerah pedesaan , dikenal adanya opinion leader atau pembuka
pendapat atau tokoh masyarakat. Mereka mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain untuk bertindak laku dalam cita-cita tertentu. Menurut Rogers (1983): pemuka pendapat
memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan sosial yang intim,
para pemuka pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan, ide-ide dan informasi-informasi
baru kepada masyarakat. Melalui pemuka pendapat seperti tokoh agama, sesepuh desa, kepala
desa, pesan-pesan tentang bahaya media pornografi dapat disampaikan.
Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan Pemerintah dalam menerapkan hukum baik
Undang-Undang Pers, Undang-Undang Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas
dan konsisten disamping tentu saja partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah
dampak buruk dari globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini.
Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi globalisasi budaya adalah nilainilai kearifan lokal bukanlah nilai usang yang harus dimatikan, tetapi dapat bersinergi dengan
nilai-nilai universal dan nilai-nilai modern yang dibawa globalisasi. Dunia internasional sangat
menuntut demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup menjadi agenda pembangunan di
setiap negara. Isu-isu tersebut dapat bersinergi dengan aktualisasi dari filosofi lokal yang dimiliki
Indonesia, misalnya di Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana, yang mengajarkan pada
masyarakat Bali, bagaimana harus bersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni,
keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia
dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan hidup.
Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan pembangunan
budaya yang berkarakter penguatan jati diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar
pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya
memperkuat jati diri daerah.
http://metaluwitasari.wordpress.com/2013/04/03/langkah-tepat-menghadapiglobalisasi/
Dampak positif globalisasi mencakup berbagai bidang kehidupan yaitu bidang ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain. Dampak positif globalisasi ekonomi terlihat dari aspek kreativitas dan
daya saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor. Tumbuhnya
kreativitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan untuk tetap eksis di
tengah persaingan global akan membuat munculnya inovasi untuk menghasilkan produk-produk
dalam negeri yang handal dan berkualitas. Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik
juga akan turut membuka lowongan kerja.
Dalam bidang pendidikan, globalisasi juga memberikan dampak yang baik antara lain terlihat
pada sekolahsekolah yang dikenal dengan billingual school dan kelas internasional di perguruan
tinggi. Penambahan bahasa asing akan membuat siswa lebih memahami bahasa negara lain dan
dapat berkomunikasi dengan baik. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang berkualitas. Dengan ini diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di
pasar dunia.
Dengan adanya globalisasi maka negara yang sudah maju dapat terlihat oleh negara lain. Negara
berkembang, seperti Indonesia yang belum maju dapat terpacu untuk lebih meningkatkan pada
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya anak-anak suatu
negara untuk belajar ke negara yang sudah maju dan banyak mendatangkan tenaga-tenaga ahli
dalam pembangunan suatu negara.
Dalam bidang budaya, globalisasi juga sangat berperan positif. Dengan adanya globalisasi
budaya, orang dari negara lain dapat mengetahui kebudayaan dalam negeri dan sebaliknya. Hal
tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan promosi pariwisata di masing-masing negara dan
akan mendorong orang berkunjung ke negara tersebut. Arus globalisasi juga berdampak pada
mode busana dunia yang ditandai dengan banyaknya orang yang memakai pakaian dengan mode
yang sama di berbagai belahan dunia. Selain itu juga masih banyak dampak positif di berbagai
bidang lainnya.
Globalisasi memang mempunyai banyak dampak positif namun tidak dapat dihindari bahwa
yang belakangan ini lebih sering dibicarakan orang adalah mengenai dampak negatifnya.
Contohnya antara lain dari bidang teknologi dan informasi, banyak informasi yang masuk saat
ini tidak tersaring yang artinya informasi yang tidak baik dapat masuk dengan mudah. Jika hal
tersebut terjadi maka dapat menyebabkan terjadinya penurunan moral bangsa. Bagaimana tidak?
Contohnya saja internet. Dengan internet, orang dapat mengakses berbagai macam informasi
yang diinginkan tetapi informasi yang ada saat ini justru banyak yang dibumbui dengan hal-hal
negatif seperti pornografi dan situs-situs yang berbau kekerasan. Televisi juga demikian, banyak
tayangan yang diputar justru mempertontonkan hal-hal yang negatif seperti adegan kekerasan.
Selain itu, globalisasi juga dapat menciptakan perilaku konsumtif. Hal ini tidak lepas dari
banyaknya masyarakat saat ini yang mengkonsumsi barang-barang elektronik dan transportasi
untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak dari mereka tidak lagi mementingkan fungsi barangbarang tersebut tetapi hanya untuk barang pameran dan sekedar untuk fashion saja. Semakin
banyak dan canggih barang yang dimiliki maka orang itu akan dipandang tinggi. Tidak hanya itu,
perkembangan teknologi dan informasi menciptakan sikap menutup diri, berpikir sempit,
pemborosan pengeluaran, dan meniru perilaku yang buruk.
Dalam bidang ekonomi, pasar bebas atau liberalisasi akan menimbulkan masalah jika produk
yang dihasilkan dari dalam negeri (pertanian dan industri) tidak mampu bersaing dengan produk
yang berasal dari negara lain. Sehingga pasar domestik dibanjiri oleh produk dan komoditas yang
berasal dari luar negeri (impor) yang pada akhirnya mengancam dan merugikan eksistensi
pertanian serta industri dalam negeri. Hal tersebut dapat menjadi ancaman serius karena dapat
mematikan gerak dan pertumbuhan industri nasional. Apabila itu terjadi maka banyak orang akan
kehilangan pekerjaan mereka dan berdampak langsung pada pendapatan negara. Banyaknya
pabrik yang dibangun untuk memenuhi produksi dalam negeri juga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Gas-gas sisa produksi akan menumpuk di atmosfer dan membentuk gas
rumah kaca yang berakibat pada global warming yang akhir-akhir ini juga marak dibicarakan.
Selain itu pabrik-pabrik tersebut juga menimbulkan berbagai macam pencemaran lingkungan
lainnya seperti pencemaran limbah pabrik di sungai dan tanah.
Dengan adanya globalisasi, budaya negeri sendiri juga dapat bergeser karena dominasi pengaruh
budaya luar yang berakibat munculnya disorientasi, dislokasi atau krisis sosial-budaya dalam
masyarakat. Pengaruh globalisasi dalam bidang budaya terhadap anak muda juga begitu kuat.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari anak muda sekarang seperti kekerasan, seks bebas, konsumsi minuman
keras, dan narkoba. Jika hal tersebut terus berlangsung maka dapat menyebabkan lunturnya
nasionalisme dan patriotisme bangsa.
Sedangkan dalam bidang pendidikan, globalisasi dapat mengakibatkan dunia pendidikan
dikuasai oleh pemilik modal, tergantung pada teknologi, dan melahirkan suatu golongangolongan di dalam dunia pendidikan serta masih banyak lagi yang lainnya.
Sebenarnya, kita tidak perlu khawatir dalam menghadapi globalisasi karena dampak globalisasi
yang tidak diinginkan dapat dicegah dan diatasi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mencegah dampak negatif globalisasi adalah bersikap waspada dan selektif terhadap segala
macam arus globalisasi tersebut. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan
menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan
negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh
luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh
tanggung jawab.
Untuk mengatasi globalisasi juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan kembali rasa
nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai negaranya. Langkah-langkah dapat
dilakukan antara lain yaitu:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil-adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
Dalam bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah dengan menyaring
informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu juga diperlukan adanya pengawasan dari semua
pihak agar informasi yang beredar di masyarakat tidak membawa dampak negatif terutama untuk
kalangan muda. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak
tertinggal dari negara lain dan tidak mudah dibodohi oleh informasi-informasi yang masuk dari
luar.
Untuk mengurangi sikap konsumtif, hendaknya setiap orang mempunyai kesadaran untuk tidak
bergaya hidup yang bermewah-mewahan atau dapat dilakukan dengan membeli barang yang
harganya lebih terjangkau namun mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda seperti produkproduk dalam negeri. Hal ini juga berkaitan dengan bidang ekonomi. Untuk mengurangi
globalisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi dan kualitas produk dalam negeri
agar dapat bersaing dengan produk luar. Promosi produk lokal melalui berbagai media massa
juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang produk dalam negeri dan menarik
konsumen untuk beralih pada produk lokal.
Masalah-masalah pencemaran lingkungan yang lebih parah juga dapat dihindari dengan berbagai
macam cara antara lain dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berbahaya untuk
lingkungan, membuat alat filter pada cerobong-cerobong asap, membuat tempat pembuangan
dan pengolahan limbah serta meregenerasi hutan sebagai alat filter alami.
Dalam bidang budaya, masyarakat harus selektif memilih budaya dari luar dengan mengambil
kebudayan-kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya lokal juga harus diangkat
kembali dengan mengadakan berbagai macam pameran, seminar, lomba-lomba kebudayaan, dan
sebagainya. Kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun harus terus dilestarikan agar
tidak ada bagian yang tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut juga dapat dilakukan dengan
menjaga tempat-tempat bersejarah, wisata budaya, wisata alam, dan berbagai hal yang berkaitan
dengan adat istiadat daerah.
Dalam bidang pendidikan juga tidak jauh berbeda. Pendidikan tidak akan pernah luput dari
komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta didik
(murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan. Pendidik (guru)
mempunyai tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral
pelajar dan kemerosotannya. Oleh karena itu, tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar
tapi yang terpenting adalah mencetak karakter murid. Dengan cara mendidik yang baik maka
dapat terbentuk karakter murid yang baik dan kritis. Pembentukan karakter ini diperlukan agar
murid dapat menanggapi dan menyaring pengaruh globalisasi dengan tepat. Hal tersebut juga
dapat diperkuat dengan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua komponen ini harus
lebih kuat menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat karena dengan
penanaman tersebut anak akan lebih mempunyai sifat nasionalisme. Pengawasan juga harus
dilakukan agar anak tidak terpengaruh oleh pihak luar dengan mudah.
Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada peran aktif dari semua
komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan kerjasama yang
baik agar hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan dan kesatuan bangsa
sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus dihidupkan kembali.