Você está na página 1de 25

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel
Dependen
Frekuensi
kunjungan
Activity Daily LivingGb 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
lansia ke posyandu lansia
B. Hipotesis
Terdapat hubungan antara Activity of Daily Living (ADL) dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Desa Mangunsari, Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan.
C. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental dengan
desain

penelitian

korelasional.

Penelitian

kuantitatif

bertujuan

untuk

mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan


hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. 32 Penelitian kuantitatif non
eksperimental ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
beresiko

dengan

efek

menggunakan

cara

pendekatan,

observasi

atau

pengumpulan data pada suatu saat.33 Cara observasi digunakan dalam penelitian
ini untuk pengumpulan data.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yaitu keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.33
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah lansia yang terdaftar dalam
anggota posyandu lansia di Desa Mangunsari, sejumlah 80 lansia.
2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan obyek, atau sebagian kecil dari suatu populasi yang
memiliki karakteristik yang sama dan dapat mewakili populasi. 34 Sampel dari
penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdaftar sebagai anggota posyandu
lansia, yaitu 80 lansia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah salah satu teknik
yang digunakan dalam pengambilan sampel yang semua anggota populasi
penelitian dijadikan sebagai sampel.35,36
Sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksluksi,
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang
berasal dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.37
1) Lansia berumur 60 tahun ke atas
2) Bertempat tinggal di Desa Mangunsari
3) Bersedia menjadi responden
4) Lansia terdaftar sebagai anggota posyandu lansia
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eklusi adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi harus
dihilangkan atau dikeluarkan dan tidak dapat diikutsertakan dalam
penelitian karena berbagai sebab.37 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah lansia yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak bersedia menjadi
responden
E. Besar Sampel
Karena teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, maka sampel
dari penelitian ini adalah semua lansia yang terdaftar sebagai anggota
posyandu lansia. Jumlah lansia yang terdaftar sebagai anggota posyandu
lansia adalah sebanyak 80 responden.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Mangunsari, Kec.Tegowanu Kab.Grobogan


2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2016
G. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu atau bagian dari individu dan objek yang dapat
diukur.38
a. Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain.37 Variabel independen dari penelitian ini adalah ADL. ADL
dievaluasi dengan menggunakan indeks katz. Aktivitas yang dievaluasi
dan dinilai adalah kemampuan dalam hal makan, mandi, toileting,
kontinen (BAB/BAK), berpindah dan berpakaian.4
b. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang digunakan untuk mengatahui
hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain, biasanya dengan
cara dimanipulasi diamati, dan diukur. Variabel independen menentukan
nilai dari variabel lain.37 Variabel dependen dari penelitian ini adalah
frekuensi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Keaktifan lansia dalam
penelitian ini diasumsikan bahwa lansia mengikuti kegiatan posyandu
lansia. Lansia dikatakan aktif jika mendapatkan skor di atas rata-rata (
Mean) dan lansia yang tidak aktif adalah lansia yang tidak mengikuti
posyandu lansia secara rutin atau lansia yang mendapatkan skor
dibawah rata-rata (< Mean).
Penentuan skor didapatkan dari rumus: 39
xi
Me =
N

Me
xi

: Mean (rata-rata)

: Epsilon (jumlah)

: Nilai x ke i sampai n

: Jumlah individu

2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan terhadap variabel agar
dapat diukur atau bahkan dapat diuji oleh peneliti berdasarkan konsep teori
namun bersifat operasional.38
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No

Variabel

Activity of
Daily Living

Frekuensi
keikutsertaan
lansia ke
posyandu
lansia

Definisi
Operasional
Pengukuran
kemampuan
mandiri seseorang
dalam melakukan
ADL,
- Makan
- Mandi
- Toiletting
- Kontinen
(BAB/BAK
- Berpindah
- Berpakaian

Jumlah
kunjungan lansia
ke posyandu
lansia dalam satu
tahun

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala

Lembar observasi a. Kemandirian


Ordinal
indeks Katz
tinggi
=
a. Mandiri total= A
indeks Katz
b. Tergantung
A, B, C, D
paling ringan= B b.Kemandirian
c. Tergantung
rendah
=
ringan= C
indeks Katz
d. Tergantung
E, F, G
sedang= D
e. Tergantung
berat= E
f. Tergantung
paling berat= F
g. Tergantung total=
G
Buku KMS lansia
a. Mean=
Nominal
untuk mengetahui
aktif
keaktifan lansia
b. <Mean=
dalam mengikuti
tidak aktif
posyandu lansia.
Tidak hadir = 0
Hadir
=1

H. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


1. Sumber Data

a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama.40
Data primer dalam penelitian ini adalah lansia, yang meliputi
karakteristik lansia dan aktivitas yang dilakukan oleh lansia, serta data
yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung.40
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur tingkat ADL dengan melakukan pengkajian menggunakan
indeks Katz yang sudah terstandarisasi. Observasi menilai 6 item aktivitas
dasar yang dilakukan responden meliputi mandi, berpakaian, toiletting,
berpindah, kontinen, dan makan. Alat ukur yang kedua yaitu KMS, untuk
mengetahui keikutsertaan lansia dalam posyandu lansia.
3. Prosedur Pengumpulan Data
a. Peneliti sudah mendapatkan surat ethical clearance untuk penelitian
yang berjudul Hubungan Antara Tingkat Activity of Daily Living
(ADL) dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu
Lansia di Desa Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan
b. Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke bagian akademik Jurusan
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
c. Peneliti mengajukan ijin penelitian kepada Kepala Puskesmas
Tegowanu
d. Setelah mendapatkan ijin dari kepala Puskesmas, peneliti melakukan
koordinasi dengan bidan desa Mangunsari

e. Peneliti membentuk tim dengan dibantu oleh 3 orang yang disebut


numerator dalam pengambilan data. Peneliti melakukan penyamaan
persepsi dengan numerator agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara
peneliti dan numerator dalam proses pengambilan data.
f. Peneliti menentukan responden dengan teknik total sampling, yaitu
dengan menjadikan semua lansia yang terdaftar sebagai anggota
posyandu lansia sebagai responden.
g. Pengambilan data dilakukan saat responden mengikuti posyandu
lansia. Posyandu lansia Bina Kasih didapatkan data dari 30 responden,
sedangkan Posyandu Lansia Bina Sehat didapatkan 20 responden. 30
responden tidak menghadiri posyandu lansia.
h. Lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi
responden, diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian
i. Peneliti memberikan lembar informed consent
j. Peneliti melihat buku KMS lansia yang menjadi responden untuk
mengetahui frekuensi keaktifan lansia dalam mengikuti posyandu
lansia
k. Peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner
l. Peneliti mengobservasi responden dengan melakukan observasi
menggunakan kuesioner katz yang sudah terstandar untuk mengetahui
tingkat ADL lansia
m. Lansia yang menjadi responden namun tidak datang saat pengambilan
data, maka peneliti melakukan pengambilan data secara door to door.
Ada 30 lansia yang pengambilan datanya dilakukan secara door to
door.

n. Peneliti melihat kelengkapan jawaban responden. Semua responden


menjawab dengan lengkap pertanyaan yang diberikan dengan bantuan
peneliti dan numerator.
o. Peneliti mengumpulkan kuesioner kemudian mengolah hasilnya
I. Teknik Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilakukan peneliti dengan memeriksa
daftar pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. 41 Peneliti
melakukan pengecekan dan hasilnya semua lembar observasi telah
terisi dengan lengkap, jelas dan relevan.
b. Coding
Coding adalah kegiatan yang dilakukan peneliti dengan memberikan
tanda dan mengklasifikasikan jawaban dari responden ke dalam
kategori tertentu.41 Pemberian coding pada penelitian ini adalah :
1) Activity of Daily Living (ADL)
a) Kemandirian tinggi = A, B, C, D
b) Kemandirian rendah = E, F, G
2) Keaktifan lansia ke Posyandu Lansia
a) Mean = Aktif
b) < Mean =Tidak aktif
c. Entry
Entry adalah kegiatan yang dilakukan peneliti dengan memasukkan
data ke dalam tabel yang dilakukan dengan menggunakan program
yang ada di komputer.41 Peneliti memasukkan data dari kuesioner ke
dalam program komputer.
d. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengorganisasi data agar mudah untuk dijumlah, disusun da ditata
untuk disajikan dan di analisis.42
e. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan


membersihkan data dan menghapus data-data yang tidak sesuai
dengan kebutuhan peniliti.41 Peneliti melakukan pengecekan ulang
data yang sudah di entry apakah terdapat kesalahan atau tidak.
2. Analisis Data
Analisa data yang dilakukan oleh peneliti :
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah jenis analisa yang digunakan untuk
menjelaskan atau menggambarkan data secara sederhana dalam bentuk
persentase, tabel, atau diagram.39 Peneliti menggunakan analisa
univariat untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, yaitu
tingkat ADL lansia dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu.
Analisa

univariat

digunakan

untuk

menjelaskan

atau

menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.


Data yang didapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat
bantu komputer dan di tampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Analisa ini berbentuk gambaran tabel berdasarkan kategori tingkat
ADL dan keaktifan lansia dalam kunjungan ke posyandu.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa yang digunakan untuk
menjelaskan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen.39 Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan variabel independen yaitu tingkat Adl dengan

variabel dependen yaitu keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan


posyandu lansia.
Pertama, peneliti melakukan uji normalitas data untuk mengetahui
apakah data terdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan
perhitungan kolmogrov smirnov, histogram, Q-Q plot, dan boxplot.
Perhitungan

kolmogrov

smirnov

pada

variabel

tingkat

ADL

menunjukkan nilai 0,000 dan pada variabel keaktifan lansia


menunjukkan nilai 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua
variabel memliki persebaran data tidak normal karena menunjukkan
hasil <0,05.
Peneliti melanjutkan analisis bivariat dengan melakukan uji
statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah korelasi Rank Spearman
yang merupakan ukuran dari kedekatan hubungan antara dua variabel
ordinal.39,43 Korelasi Rank Spearman digunakan untuk merangking
hasil observasi pada dua variabel yang diukur dan kemudian
menentukan tingkat hubungan di antara variabel-variabel tersebut.44
Rumus untuk menghitung korelasi rank Spearman43 :
6 d2
6 d2
r z=1
r z=1
(n1) n(n+1) atau
n(n21)
Keterangan :
r z = koefisien korelasi
n

= besar sampel

= selisih pengamatan tiap pasangan dalam urutan

Kriteria hipotesis dapat ditetapkan dengan membandingkan nilai


rz

hitung dengan

rz

tabel. Hipotesis ditolak jika nilai

rz

rz

hitung > dari

rz

tabel, sedangkan hipotesis diterima jika nilai

hitung dari

rz

tabel

J. Etika Penelitian
Etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah45,
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk dari persetujuan yang diberikan oleh
responden kepada peneliti. Informed consent diberikan oleh peneliti
kepada responden setelah responden mendapatkan infromasi mengenai
penelitian.
2. Anonimity
Nama responden tidak perlu dicantumkan pada saat pengisian lembar
kuesioner. Responden hanya mencantumkan inisial nama atau peneliti
mencantumkan kode pada masing-masing lembar kuesioner.
3. Confidentiality
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan
alamat responden dan semua informasi yang telah diberikan oleh
responden dan peneliti menyiman lembar observasi yang telah diisi oleh
responden sehingga kerahasiaan tetap terjaga.
4. Nonmaleficience
Penelitian yang dilakukan tidak mengandung unsur bahaya atau
merugikan responden. Peneliti melakukan observasi dengan melakukan

wawancara kepada responden. Peneliti tidak memberikan tindakan atau


intervensi yang dapat membahayakan responden.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Hasil Analisa Univariat Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden yang Mengikuti Posyandu Lansia di Desa
Mangunsari Kec.Tegowanu Kab. Grobogan, Juli-Agustus 2016
(n=80)
No
Karakteristik Responden
1 Umur
a. 60-69 tahun
b. >70 tahun
2 Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3 Agama
a. Islam
b. Kristen
4 Suku
a. Jawa
b. Madura
c. Lain-lain
5 Tingkat Pendidikan
a. Perguruan Tinggi
b. SLTA
c. SLTP
d. SD
e. Tidak Sekolah
6 Pekerjaan
a. PNS
b. Pedagang
c. Petani
d. Lain-lain
(Tidak
bekerja)
7 Status Perkawinan
a. Menikah
b. Duda/Janda

Jumlah (orang)
51
29
18
62
68
12
80
0
0
0
1
2
22
55
0
2
52
26
40
40

Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur,


jenis kelamin, agama, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status
perkawinan. Sebanyak 51 responden berumur 60-69 tahun dan 29
responden berumur >70 tahun. 18 responden berjenis kelamin laki-laki,
dan sisanya sebanyak 62 responden berjenis kelamin perempuan.
Responden beragama Islam sebanyak 68 responden dan 12 responden
beragama Kristen. Seluruh responden bersuku Jawa. Responden yang
tidak bersekolah sebanyak 55 responden, 22 responden berpendidikan
terakhir SD, 2 responden mempunyai pendidikan terakhir SLTP dan 1
responden mempunyai pendidikan terakhir SLTA. Responden yang
bekerja sebagai petani sebanyak 52 responden,

26 responden tidak

bekerja, dan 2 responden bekerja sebagai pedagang. Sebanyak 40


responden mempunyai status perkawinan menikah dan 40 responden
adalah janda/duda.
b. Analisa Univariat Tingkat Activity of Daily Living (ADL) Lansia
Tabel 4.7
Distribusi Tingkat Activity of Daily Living (ADL) pada Lansia yang
Mengikuti Posyandu Lansia di Desa Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.
Grobogan, Juli-Agustus 2016 (n=80)
Tingkat Activity of
Daily Living (ADL)
Kemandirian tinggi
Kemandirian rendah
Total

Frekuensi

Persentase (%)

78
2
80

97,5
2,5
100

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa tingkat kemandirian Activity of Daily


Living (ADL) pada responden yang mengikuti Posyandu Lansia, sebanyak
78 responden (97,5%) mempunyai tingkat kemandirian tinggi dan 2
responden (2,5%) mempunyai tingkat kemandirian yang rendah.
c. Hasil Analisis Univariat Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia
Tabel 4.8
Distribusi Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu
Lansia di Desa Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan, JuliAgustus 2016 (n=80)
Kategori
Aktif
Tidak Aktif
Total

Frekuensi
52
28
80

Persentase (%)
65%
35%
100%

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 80 responden yang tercatat sebagai


anggota Posyandu Lansia, terdapat 52 responden (65%) yang aktif datang
ke Posyandu Lansia dan 28 responden (35%) tidak aktif mengikuti
Posyandu Lansia.

2. Analisis Bivariat
Hasil Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Activity of Daily Living (ADL)
dengan Kekatifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia
Tabel 4.9

Hubungan Tingkat Activity of Daily Living (ADL) dengan Kekatifan


Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Desa Mangunsari
Kec.Tegowanu Kab.Grobogan, Juli-Agustus 2016 (n=80)
Tingkat ADL
Kemandirian tinggi
Kemandirian rendah
Total

Frekuensi
Aktif
Tidak Aktif
N (%) N
(%)
52 65 26
32,5
0
0
2
2,5
52 65 28
35

Total
N
78
2
80

(%)
97,5
2,5
100

0,052

0,218

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji


Spearmans rho didapatkan nilai significancy value 0,052 (>0,05) yang
menandakan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat ADL
dengan kekatifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di
Desa Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan. Koefisien korelasi (r)
dari hasil perhitungan statistik didapatkan nilai +0,218 yang menunjukkan
korelasi rendah. Tanda positif pada nilai koefisien korelasi berarti
hubungan antara kedua variabel searah dan jika nilai salah satu variabel
semakin besar, maka variabel lainnya juga akan semakin besar nilainya.46

Tingkat ADL * Keaktifan Crosstabulation


Keaktifan
Tidak aktif
Tingkat ADL

Aktif

Total

Kemandirian

Count

rendah

Expected Count

.7

1.3

2.0

7.1%

.0%

2.5%

26

52

78

27.3

50.7

78.0

92.9%

100.0%

97.5%

28

52

80

28.0

52.0

80.0

100.0%

100.0%

100.0%

% within Keaktifan
Kemandirian

Count

tinggi

Expected Count
% within Keaktifan

Total

Count
Expected Count
% within Keaktifan

Hasil perhitungan ditemukan nilai expected count < 5 sebanyak 2 buah


dan nilai expected count > 20 sebanyak 2 buah. Selanjutnya peneliti
melakukan uji fisher. Uji fisher digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk
nominal. Data pengamatan dalam pengujian hipotesis disusun dalam tabel
kontingensi 2 x 2.(Sugiyono, 2005) Penggunaan uji fisher jika pada uji
chi-kuadrat dilakuakn dengan sampel kecil (< 20) atau sampel 20 < n < 40
dengan nilai ekspektasi kurang dari 5.39 Hasil perhitungan uji fisher
didapatkan bahwa nilai value 0,120 > 0,05 maka tidak terdapat
hubungan antara tingkat ADL dengan kekatifan lansia dalam mengikuti
kegiatan

Posyandu

Kab.Grobogan.

Lansia

di

Desa

Mangunsari

Kec.Tegowanu

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig.
Value

df

(2-sided)

Pearson Chi-Square

3.810a

.051

Continuity Correctionb

1.443

.230

Likelihood Ratio

4.295

.038

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear Association

3.762c

N of Valid Cases

.052

(2-sided)

Exact Sig. (1sided)

Point Probability

.120

.120

.120

.120

.120

.120

.120

.120

80

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .70.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 1.940.

.120

BAB V
PEMBAHASAN
A. Tingkat Activity of Daily Living (ADL) Lansia
Hasil analisis menunjukkan bahwa 78 responden (97,5%) mempunyai
tingkat kemandirian tinggi. Kemandirian tinggi lebih banyak dimiliki oleh lansia
dengan rentang usia 60-69 tahun dalam penelitian ini. Responden dengan tingkat
kemandirian rendah berjumlah 2 responden (2,5%). Lansia dengan kemandirian
rendah dikarenakan faktor gangguan kesehatan fisiologis dalam hal sistem
penglihatan dan sistem muskuloskeletal. Perubahan fungsi neurologis dan
gangguan sistem muskuloskeletal menyebabkan lansia mengalami ketergantungan
dan mengganggu lansia dalam pemenuhan ADL.13,19
Faktor lain yang mempengaruhi

kemandirian lansia adalah umur, jenis

kelamin, dan tingkat pendidikan.13,49 Lansia mempunyai resiko tinggi mengalami


penurunan dalam berbagai hal termasuk tingkat kemandirian dalam melakukan
ADL. (Maryam, R Siti 2008). Hal ini sejalan dengan penelitian Dianita dan
Rahmita pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara umur dengan tingkat ADL lansia (p=0,001).50 Seiring dengan
bertambahnya umur, maka kemandirian seseorang dalam melakukan ADL juga
semakin berkurang52, dikarenakan fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik

karena faktor alamiah maupun karena penyakit.6 Lansia akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik, kognitif, mental maupun psikologis.7,8
Jenis kelamin juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat ADL lansia.
Ketidakmampuan dalam melakukan ADL lebih banyak terjadi pada lansia
perempuan dibandingkan dengan lansia laki-laki.52 Pendapat lain mengatakan
sebaliknya, bahwa laki-laki mempunyai tingkat kemandirian yang rendah. Lakilaki mempunyai tingkat ketergantungan yang lebih besar dibandingkan dengan
perempuan, dan ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Dalam susunan keluarga disebutkan bahwa wanita lebih banyak yang mandiri,
dan dapat dilihat dalam masyarakat bahwa wanita lebih banyak yang ditinggalkan
suaminya dan dapat membesarkan anak-anaknya sampai berhasil.53 Dalam
penelitian ini, 60 responden berjenis kelamin perempuan.
Selain faktor umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan lansia juga
mempengaruhi tingkat kemandirian lansia dalam melakukan ADL. Pendidikan
menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kemampuan seseorang
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Seseorang dengan pendidikan yang
semakin tinggi dapat menghasilkan keadaan sosioekonomi makin baik dan
kemandirian yang semakin baik.31 Buchman, et al dalam penelitiannya
menyatakan bahwa penurunan tingkat ADL terjadi lebih lambat pada orang-orang
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi.51 Penelitian Zhang, et al juga

menyatakan bahwa semakin tinggi fungsi kognitif seseorang maka kemandirian


ADL juga semakin tinggi.52
B. Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 65% lansia aktif mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Keaktifan lansia dalam mengunjungi posyandu lansia
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor demografi dan faktor pendukung. 58
Faktor demografi diantaranya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sosial
ekonomi. Faktor pendukung yaitu sikap, ketersediaan sarana dan fasilitas, letak
geografis, pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga.58 Lansia yang aktif
dalam mengikuti posyandu lansia dimungkinkan karena merasa ada keluhan
kesehatan.20 Seiring dengan peningkatan usia, terjadi juga peningkatan kebutuhan
pelayanan khusus yang berbasis masyarakat. (Trihardini I. Potret buram pelayanan
kesehatan lanjut usia di Indonesia.77 Hal ini terjadi dikarenakan semakin
bertambahnya umur lansia, maka akan semakin sering mengalami sakit yang
menyebabkan lansia memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu sebagai
bentuk pemeliharaan kesehatan. (Hardywinoto, 2007). Hal ini sejalan dengan
penelitian Puji, dkk tahun 2011 yang mengatakan bahwa umur mempengaruhi
keaktifan lansia dalam mengunjungi Posyandu lansia (p=0,03).60
Tingkat pendidikan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan.63 Hal ini dibutikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati

pada tahun 2014 yang menyebutkan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan
dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia. 61 Pendidikan akan membuat
seseorang mengalami pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang
lebih dewasa, lebih matang pada individu tersebut, kelompok dan masyarakat, hal
itu merupakan konsep dasar pendidikan.64 Pendapat lain mengatakan bahwa
tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu lansia
karena pendidikan pada dasarnya tidak hanya dapat diperoleh dari bangku sekolah
(formal).62
Pendidikan

formal

tidak

mutlak

menjadi

alasan

seseorang

dalam

meningkatkan pengetahuan, tetapi pengetahuan juga dapat diperoleh dari


pendidikan non formal.65 Seseorang juga dapat meningkatkan pengetahuan
dengan belajar dari media lain, seperti televisi, radio, koran, majalah, dan
pengalaman-pengalaman orang lain yang dapat dijadikan referensi.9 Tingkat
pendidikan berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan seseorang sebesar
15,5%, karena 84,5% nya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.66
Pekerjaan berperan besar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,
terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis.68 Banyak lansia yang masih
berpartisipasi untuk bekerja dikarenakan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
membaik, umur harapan hidup penduduk lansia yang bertambah panjang, dan
jaminan sosial serta kesehatan yang masih kurang. Lansia harus memperoleh
bantuan dari keluarga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari jika lansia tidak

mempunyai jaminan di hari tua dan tabungan yang cukup.69,70 Hasil analisis,
peneliti menemukan bahwa 67,5% responden bekerja. Meski demikian, banyak
responden yang aktif mengunjungi posyandu dikarenakan posyandu lansia yang
diadakan sore hari, dimana lansia sudah selesai dari aktivitas pekerjaan.
C. Tingkat Activity of Daily Living (ADL) dengan Keaktifan Lansia dalam
Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antar tingkat
ADL dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia di Desa
Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Munbahij mengenai evaluasi kekatifan lansia
dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia terhadap Tingkat Kemandirian Lansia
di Posyandu Adji Yuswo Ngebel Tamantirta Kasihan Bantul yang menunjukkan
bahwa semakin lansia aktif mengikuti Posyandu Lansia, maka lansia akan
semakin mandiri.75
Lansia dengan tingkat ADL tinggi memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Posyandu sebagai bentuk pemeliharaan kesehatan. Hal ini terjadi dikarenakan
semakin bertambahnya umur lansia, maka akan semakin sering mengalami sakit
yang menyebabkan lansia memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti Posyandu. 20
Lansia dengan ADL rendah tidak mengikuti posyandu dikarenakan lebih
tergantung kepada orang lain dalam segala hal, termasuk dalam hal mandi,

berpakaian, pergi ke toilet dan berjalan. Beberapa lansia dengan tingkat


kemandirian tinggi tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat 32,5%
lansia yang tidak aktif.
Ketidakaktifan lansia dengan kemandirian tinggi dalam mengikuti kegiatan
Posyandu lansia dikarenakan ada beberapa lansia yang lupa jadwal Posyandu
lansia. Lansia mengalami perubahan intelektual berupa penurunan fungsi otak
bagian kanan yang yang menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi nonverbal,
pemecahan masalah, mengenal wajah orang, dan konsentrasi.78 Fungsi intelektual
lansia juga mengalami kemunduran seperti mengingat.79
Perawat mempunyai peran penting untuk memberikan motivasi kepada lansia
dan keluarga agar lebih aktif untuk melakukan kunjungan ke Posyandu lansia.
Perawat juga perlu memberikan pendidikan kesehatan mengenai manfaat pergi ke
Posyandu lansia dan memberitahukan program apa saja yang terdapat di
Posyandu lansia serta keuntungan jika mengikuti Posyandu lansia.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada saat pengambilan data, tidak semua responden berada di tempat
posyandu lansia sehingga peneliti harus melakukan door to door atau mendatangi
rumah responden yang tentu membutuhkan lebih banyak waktu.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Lebih dari separuh responden mempunyai tingkat kemandirian ADL
tinggi (78 responden).
2. Lebih dari separuh responden aktif mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia (52 responden).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ADL lansia dengan
keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dinas kesehatan disarankan untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi dalam perkembangan pelaksanaan program kerja di Wilayah
Puskesmas secara berkala. Saran bagi Puskesmas Tegowanu perlu
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama Posyandu
Lansia agar lansia dapat meningktakan ADL lansia.
2. Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk membentuk perawat khusus gerontik yang dapat memahami dan
membantu lansia terutama dalam pemenuhan ADL nya.
3. Bagi Masyarakat
Saran bagi masyarakat diharapkan dapat memberi motivasi untuk
lansia dan keluarga dengan lansia agar mengingatkan dan memberikan
dukungan kepada lansia supaya rutin mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia yang diadakan 1 bulan sekali di Posyandu Lansia setempat
yang sangat bermanfaat bagi lansia untuk mengontrol,
mempertahankan, dan meingkatkan kesehatan lansia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian lain yang sesuai, seperti penelitian mengenai faktor yang
mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu lansia atau penelitian
mengenai peran keluarga dalam memotivasi lansia dalam mengikuti
kegiatan Posyandu Lansia.

Você também pode gostar

  • PDF Abstrak-20350612
    PDF Abstrak-20350612
    Documento1 página
    PDF Abstrak-20350612
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • 3742 2510 1 PB
    3742 2510 1 PB
    Documento9 páginas
    3742 2510 1 PB
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Poster 5 Pilar
    Poster 5 Pilar
    Documento1 página
    Poster 5 Pilar
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Askep Ny. S
    Askep Ny. S
    Documento21 páginas
    Askep Ny. S
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Pada Prinsipnya
    Pada Prinsipnya
    Documento1 página
    Pada Prinsipnya
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Ok
    Ok
    Documento32 páginas
    Ok
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Pada Prinsipnya
    Pada Prinsipnya
    Documento1 página
    Pada Prinsipnya
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento6 páginas
    Cover
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Kontrak Pembelajaran Faisal
    Kontrak Pembelajaran Faisal
    Documento8 páginas
    Kontrak Pembelajaran Faisal
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Kepala Ruang
    Kepala Ruang
    Documento1 página
    Kepala Ruang
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Resume 3 - DPD
    Resume 3 - DPD
    Documento4 páginas
    Resume 3 - DPD
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Rsume 2 - Hdre
    Rsume 2 - Hdre
    Documento5 páginas
    Rsume 2 - Hdre
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Akhir 12
    Makalah Akhir 12
    Documento23 páginas
    Makalah Akhir 12
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Resume 6 - RBD
    Resume 6 - RBD
    Documento7 páginas
    Resume 6 - RBD
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Resume 5 - RPK
    Resume 5 - RPK
    Documento6 páginas
    Resume 5 - RPK
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento3 páginas
    Bab Iv
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Resume 1 - Isos
    Resume 1 - Isos
    Documento4 páginas
    Resume 1 - Isos
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Rom Untuk Stroke
    Rom Untuk Stroke
    Documento7 páginas
    Rom Untuk Stroke
    fauziahqifti
    Ainda não há avaliações
  • Outline SP
    Outline SP
    Documento4 páginas
    Outline SP
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Antropometri Compatibility Mode
    Antropometri Compatibility Mode
    Documento10 páginas
    Antropometri Compatibility Mode
    Yurdhina Meilissa
    Ainda não há avaliações
  • Swot 2
    Swot 2
    Documento2 páginas
    Swot 2
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Keluarga
    Asuhan Keperawatan Keluarga
    Documento74 páginas
    Asuhan Keperawatan Keluarga
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Ruang Amarilis 3 Bedah
    Ruang Amarilis 3 Bedah
    Documento1 página
    Ruang Amarilis 3 Bedah
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Posyandu Lansia Pas
    Posyandu Lansia Pas
    Documento9 páginas
    Posyandu Lansia Pas
    Dinny Atin Amanah
    Ainda não há avaliações
  • Pengertian To
    Pengertian To
    Documento9 páginas
    Pengertian To
    Mirza Rizz
    Ainda não há avaliações
  • Appendix
    Appendix
    Documento11 páginas
    Appendix
    Trivita Putri S
    Ainda não há avaliações
  • Posyandu Lansia Pas
    Posyandu Lansia Pas
    Documento9 páginas
    Posyandu Lansia Pas
    Dinny Atin Amanah
    Ainda não há avaliações
  • 03 Bab I
    03 Bab I
    Documento5 páginas
    03 Bab I
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Tot Ukni Ners FKP Unair - Nersua
    Tot Ukni Ners FKP Unair - Nersua
    Documento1 página
    Tot Ukni Ners FKP Unair - Nersua
    Endar Budi
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal Bakteri Operasi 1
    Jurnal Bakteri Operasi 1
    Documento5 páginas
    Jurnal Bakteri Operasi 1
    Angga Sulistyo
    Ainda não há avaliações