Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel
Dependen
Frekuensi
kunjungan
Activity Daily LivingGb 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
lansia ke posyandu lansia
B. Hipotesis
Terdapat hubungan antara Activity of Daily Living (ADL) dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Desa Mangunsari, Kecamatan
Tegowanu Kabupaten Grobogan.
C. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental dengan
desain
penelitian
korelasional.
Penelitian
kuantitatif
bertujuan
untuk
dengan
efek
menggunakan
cara
pendekatan,
observasi
atau
pengumpulan data pada suatu saat.33 Cara observasi digunakan dalam penelitian
ini untuk pengumpulan data.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yaitu keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti.33
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah lansia yang terdaftar dalam
anggota posyandu lansia di Desa Mangunsari, sejumlah 80 lansia.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan obyek, atau sebagian kecil dari suatu populasi yang
memiliki karakteristik yang sama dan dapat mewakili populasi. 34 Sampel dari
penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdaftar sebagai anggota posyandu
lansia, yaitu 80 lansia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah salah satu teknik
yang digunakan dalam pengambilan sampel yang semua anggota populasi
penelitian dijadikan sebagai sampel.35,36
Sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksluksi,
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang
berasal dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.37
1) Lansia berumur 60 tahun ke atas
2) Bertempat tinggal di Desa Mangunsari
3) Bersedia menjadi responden
4) Lansia terdaftar sebagai anggota posyandu lansia
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eklusi adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi harus
dihilangkan atau dikeluarkan dan tidak dapat diikutsertakan dalam
penelitian karena berbagai sebab.37 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah lansia yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak bersedia menjadi
responden
E. Besar Sampel
Karena teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, maka sampel
dari penelitian ini adalah semua lansia yang terdaftar sebagai anggota
posyandu lansia. Jumlah lansia yang terdaftar sebagai anggota posyandu
lansia adalah sebanyak 80 responden.
F. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Me
xi
: Mean (rata-rata)
: Epsilon (jumlah)
: Nilai x ke i sampai n
: Jumlah individu
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan terhadap variabel agar
dapat diukur atau bahkan dapat diuji oleh peneliti berdasarkan konsep teori
namun bersifat operasional.38
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Activity of
Daily Living
Frekuensi
keikutsertaan
lansia ke
posyandu
lansia
Definisi
Operasional
Pengukuran
kemampuan
mandiri seseorang
dalam melakukan
ADL,
- Makan
- Mandi
- Toiletting
- Kontinen
(BAB/BAK
- Berpindah
- Berpakaian
Jumlah
kunjungan lansia
ke posyandu
lansia dalam satu
tahun
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama.40
Data primer dalam penelitian ini adalah lansia, yang meliputi
karakteristik lansia dan aktivitas yang dilakukan oleh lansia, serta data
yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung.40
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur tingkat ADL dengan melakukan pengkajian menggunakan
indeks Katz yang sudah terstandarisasi. Observasi menilai 6 item aktivitas
dasar yang dilakukan responden meliputi mandi, berpakaian, toiletting,
berpindah, kontinen, dan makan. Alat ukur yang kedua yaitu KMS, untuk
mengetahui keikutsertaan lansia dalam posyandu lansia.
3. Prosedur Pengumpulan Data
a. Peneliti sudah mendapatkan surat ethical clearance untuk penelitian
yang berjudul Hubungan Antara Tingkat Activity of Daily Living
(ADL) dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu
Lansia di Desa Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan
b. Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke bagian akademik Jurusan
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
c. Peneliti mengajukan ijin penelitian kepada Kepala Puskesmas
Tegowanu
d. Setelah mendapatkan ijin dari kepala Puskesmas, peneliti melakukan
koordinasi dengan bidan desa Mangunsari
univariat
digunakan
untuk
menjelaskan
atau
kolmogrov
smirnov
pada
variabel
tingkat
ADL
= besar sampel
hitung dengan
rz
rz
rz
rz
hitung dari
rz
tabel
J. Etika Penelitian
Etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah45,
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk dari persetujuan yang diberikan oleh
responden kepada peneliti. Informed consent diberikan oleh peneliti
kepada responden setelah responden mendapatkan infromasi mengenai
penelitian.
2. Anonimity
Nama responden tidak perlu dicantumkan pada saat pengisian lembar
kuesioner. Responden hanya mencantumkan inisial nama atau peneliti
mencantumkan kode pada masing-masing lembar kuesioner.
3. Confidentiality
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan
alamat responden dan semua informasi yang telah diberikan oleh
responden dan peneliti menyiman lembar observasi yang telah diisi oleh
responden sehingga kerahasiaan tetap terjaga.
4. Nonmaleficience
Penelitian yang dilakukan tidak mengandung unsur bahaya atau
merugikan responden. Peneliti melakukan observasi dengan melakukan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Hasil Analisa Univariat Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden yang Mengikuti Posyandu Lansia di Desa
Mangunsari Kec.Tegowanu Kab. Grobogan, Juli-Agustus 2016
(n=80)
No
Karakteristik Responden
1 Umur
a. 60-69 tahun
b. >70 tahun
2 Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3 Agama
a. Islam
b. Kristen
4 Suku
a. Jawa
b. Madura
c. Lain-lain
5 Tingkat Pendidikan
a. Perguruan Tinggi
b. SLTA
c. SLTP
d. SD
e. Tidak Sekolah
6 Pekerjaan
a. PNS
b. Pedagang
c. Petani
d. Lain-lain
(Tidak
bekerja)
7 Status Perkawinan
a. Menikah
b. Duda/Janda
Jumlah (orang)
51
29
18
62
68
12
80
0
0
0
1
2
22
55
0
2
52
26
40
40
26 responden tidak
Frekuensi
Persentase (%)
78
2
80
97,5
2,5
100
Frekuensi
52
28
80
Persentase (%)
65%
35%
100%
2. Analisis Bivariat
Hasil Analisis Bivariat Hubungan Tingkat Activity of Daily Living (ADL)
dengan Kekatifan Lansia dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia
Tabel 4.9
Frekuensi
Aktif
Tidak Aktif
N (%) N
(%)
52 65 26
32,5
0
0
2
2,5
52 65 28
35
Total
N
78
2
80
(%)
97,5
2,5
100
0,052
0,218
Aktif
Total
Kemandirian
Count
rendah
Expected Count
.7
1.3
2.0
7.1%
.0%
2.5%
26
52
78
27.3
50.7
78.0
92.9%
100.0%
97.5%
28
52
80
28.0
52.0
80.0
100.0%
100.0%
100.0%
% within Keaktifan
Kemandirian
Count
tinggi
Expected Count
% within Keaktifan
Total
Count
Expected Count
% within Keaktifan
Posyandu
Kab.Grobogan.
Lansia
di
Desa
Mangunsari
Kec.Tegowanu
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig.
Value
df
(2-sided)
Pearson Chi-Square
3.810a
.051
Continuity Correctionb
1.443
.230
Likelihood Ratio
4.295
.038
3.762c
N of Valid Cases
.052
(2-sided)
Point Probability
.120
.120
.120
.120
.120
.120
.120
.120
80
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .70.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 1.940.
.120
BAB V
PEMBAHASAN
A. Tingkat Activity of Daily Living (ADL) Lansia
Hasil analisis menunjukkan bahwa 78 responden (97,5%) mempunyai
tingkat kemandirian tinggi. Kemandirian tinggi lebih banyak dimiliki oleh lansia
dengan rentang usia 60-69 tahun dalam penelitian ini. Responden dengan tingkat
kemandirian rendah berjumlah 2 responden (2,5%). Lansia dengan kemandirian
rendah dikarenakan faktor gangguan kesehatan fisiologis dalam hal sistem
penglihatan dan sistem muskuloskeletal. Perubahan fungsi neurologis dan
gangguan sistem muskuloskeletal menyebabkan lansia mengalami ketergantungan
dan mengganggu lansia dalam pemenuhan ADL.13,19
Faktor lain yang mempengaruhi
karena faktor alamiah maupun karena penyakit.6 Lansia akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik, kognitif, mental maupun psikologis.7,8
Jenis kelamin juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat ADL lansia.
Ketidakmampuan dalam melakukan ADL lebih banyak terjadi pada lansia
perempuan dibandingkan dengan lansia laki-laki.52 Pendapat lain mengatakan
sebaliknya, bahwa laki-laki mempunyai tingkat kemandirian yang rendah. Lakilaki mempunyai tingkat ketergantungan yang lebih besar dibandingkan dengan
perempuan, dan ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Dalam susunan keluarga disebutkan bahwa wanita lebih banyak yang mandiri,
dan dapat dilihat dalam masyarakat bahwa wanita lebih banyak yang ditinggalkan
suaminya dan dapat membesarkan anak-anaknya sampai berhasil.53 Dalam
penelitian ini, 60 responden berjenis kelamin perempuan.
Selain faktor umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan lansia juga
mempengaruhi tingkat kemandirian lansia dalam melakukan ADL. Pendidikan
menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kemampuan seseorang
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Seseorang dengan pendidikan yang
semakin tinggi dapat menghasilkan keadaan sosioekonomi makin baik dan
kemandirian yang semakin baik.31 Buchman, et al dalam penelitiannya
menyatakan bahwa penurunan tingkat ADL terjadi lebih lambat pada orang-orang
yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi.51 Penelitian Zhang, et al juga
pada tahun 2014 yang menyebutkan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan
dengan kunjungan lansia ke Posyandu lansia. 61 Pendidikan akan membuat
seseorang mengalami pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang
lebih dewasa, lebih matang pada individu tersebut, kelompok dan masyarakat, hal
itu merupakan konsep dasar pendidikan.64 Pendapat lain mengatakan bahwa
tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu lansia
karena pendidikan pada dasarnya tidak hanya dapat diperoleh dari bangku sekolah
(formal).62
Pendidikan
formal
tidak
mutlak
menjadi
alasan
seseorang
dalam
mempunyai jaminan di hari tua dan tabungan yang cukup.69,70 Hasil analisis,
peneliti menemukan bahwa 67,5% responden bekerja. Meski demikian, banyak
responden yang aktif mengunjungi posyandu dikarenakan posyandu lansia yang
diadakan sore hari, dimana lansia sudah selesai dari aktivitas pekerjaan.
C. Tingkat Activity of Daily Living (ADL) dengan Keaktifan Lansia dalam
Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antar tingkat
ADL dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia di Desa
Mangunsari Kec.Tegowanu Kab.Grobogan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Munbahij mengenai evaluasi kekatifan lansia
dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia terhadap Tingkat Kemandirian Lansia
di Posyandu Adji Yuswo Ngebel Tamantirta Kasihan Bantul yang menunjukkan
bahwa semakin lansia aktif mengikuti Posyandu Lansia, maka lansia akan
semakin mandiri.75
Lansia dengan tingkat ADL tinggi memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Posyandu sebagai bentuk pemeliharaan kesehatan. Hal ini terjadi dikarenakan
semakin bertambahnya umur lansia, maka akan semakin sering mengalami sakit
yang menyebabkan lansia memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti Posyandu. 20
Lansia dengan ADL rendah tidak mengikuti posyandu dikarenakan lebih
tergantung kepada orang lain dalam segala hal, termasuk dalam hal mandi,
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Lebih dari separuh responden mempunyai tingkat kemandirian ADL
tinggi (78 responden).
2. Lebih dari separuh responden aktif mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia (52 responden).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ADL lansia dengan
keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dinas kesehatan disarankan untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi dalam perkembangan pelaksanaan program kerja di Wilayah
Puskesmas secara berkala. Saran bagi Puskesmas Tegowanu perlu
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama Posyandu
Lansia agar lansia dapat meningktakan ADL lansia.
2. Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk membentuk perawat khusus gerontik yang dapat memahami dan
membantu lansia terutama dalam pemenuhan ADL nya.
3. Bagi Masyarakat
Saran bagi masyarakat diharapkan dapat memberi motivasi untuk
lansia dan keluarga dengan lansia agar mengingatkan dan memberikan
dukungan kepada lansia supaya rutin mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia yang diadakan 1 bulan sekali di Posyandu Lansia setempat
yang sangat bermanfaat bagi lansia untuk mengontrol,
mempertahankan, dan meingkatkan kesehatan lansia.