Você está na página 1de 22

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS

DAN SANKSI ADMINISTRASI PAJAK TERHADAP


KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM
MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR (PKB)
(Studi di Kantor Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Sleman)
ARTIKEL

Oleh :
EKA IRIANINGSIH
11133100047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2015

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS


DAN SANKSI ADMINISTRASI PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM
MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR (PKB)
(Studi di Kantor Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Sleman)
ABSTRAK
Eka Irianingsih
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesadaran
Wajib Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi administrasi pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor di Kantor Pelayanan
Pajak Kendaraan SAMSAT Sleman. Penelitian ini juga untuk mengetahui
variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
Sampel yang terpilih sebanyak 47 responden. Data yang diperoleh
dengan membagikan kuesioner. Untuk menentukan hipotesis digunakan uji t
dan uji F dengan bantuan program SPSS 16 for windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak semua variabel mempunyai
pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak, variabel kesadaran Wajib Pajak
memiliki nilai p value sebesar 0,000, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel
Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak, sedangkan Pelayanan Fiskus memiliki nilai p value sebesar 0,661
dan Sanksi Administrasi Pajak memiliki nilai p value sebesar 0,909 yang berarti
variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi
Administrasi Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak.

pelaksanaan pembangunan semakin

A. Latar Belakang Masalah


satu

besar. Kesadaran akan tanggung jawab

yang

ini menjadi nilai yang fundamental

penting selain penerimaan lainnya

dalam pembangunan dan diharapkan

yaitu

kepatuhan pajak dapat diwujudkan.

Pajak
sumber

merupakan

penerimaan

penerimaan

salah

negara

migas

maupun
Pajak

Masalah kepatuhan Wajib Pajak

menurut Undang-Undang Nomor 28

adalah masalah yang penting bagi

Tahun 2009

seluruh dunia, baik itu di negara maju

penerimaan

bukan

pajak.

ialah kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh

maupun

orang pribadi atau badan yang bersifat

karena jika Wajib Pajak tidak patuh

memaksa

maka akan menimbulkan keinginan

berdasarkan

Undang-

di negara berkembang,

Undang dengan tidak mendapatkan

untuk

imbalan

penghindaran,

secara

langsung

dan

melakukan

tindakan

pengelakan

digunakan untuk keperluan negara

pelalaian

bagi sebesar-besarnya kemakmuran

(2006:10), kepatuhan Wajib Pajak

rakyat. Oleh karena itu pemerintah

yaitu

berupaya secara terus menerus untuk

didefinisikan sebagai suatu keadaan

meningkatkan

dimana wajib pajak memenuhi semua

target

penerimaan

pajak.

kepatuhan

kewajiban

negara dari sektor pajak.


Peran pajak sebagai penerimaan

Menurut

dan
Devano

perpajakan

perpajakan

yang

dan

melaksanakan hak perpajakannya.

dalam negeri sangat dominan, namun

Susanto Herry (2012) kesadaran

masih belum optimal jika dilihat dari

dan kepedulian sukarela Wajib Pajak

banyaknya Wajib Pajak yang belum

sangat sulit untuk diwujudkan. Sampai

menjadi

patuh.

sekarang masyarakat membayar pajak

menuju

belum mencapai tingkat sebagaimana

Wajib

Kebersamaan

Pajak

nasional

kemandirian pembangunan menuntut

yang

pengabdian dan disiplin yang tinggi.

masyarakat masih sinis dan kurang

Oleh

rakyat

percaya terhadap keberadaan pajak

Indonesia harus sadar bahwa dengan

karena masih merasa sama seperti

semakin

hasil-hasil

upeti, memberatkan, pembayarannya

pembangunan maka tanggung jawab

sering mengalami kesulitan, ketidak

rakyat

mengertian

karena

itu,

setiap

menikmati

terhadap

pajak

dalam

diharapkan.

masyarakat

Umumnya

apa

dan

bagaimana pajak dan ribet menghitung

antara lain karena motif-motif yang

dan melaporkannya. Namun masih ada

berkaitan

upaya yang dapat dilakukan sehingga

melaksanakan

masyarakat sadar sepenuhnya untuk

negara

membayar pajak. Ketika masyarakat

pemerintah tertentu saja, misalnya

memiliki kesadaran, maka membayar

pelayanan

pajak akan dilakukan secara sukarela

(Sartika dan Rini, 2010). Peningkatan

bukan keterpaksaan.

kualitas

Salah

satu

upaya

dalam

dengan
kewajiban

kepada

melalui

instansi

hanya

untuk

dan

diharapkan

keharusan

membayar

kuantitas
dapat

pajak

pelayanan

meningkatkan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak

kepuasan kepada Wajib Pajak sebagai

adalah memberikan pelayanan yang

pelanggan

sehingga

baik kepada Wajib Pajak. Pelayanan

kepatuhan

dalam

publik

satu

Paradigma baru yang menempatkan

perwujudan dari fungsi aparatur negara

aparat pemerintah sebagai abdi negara

sebagai abdi negara. Pelayanan publik

dan masyarakat sebagai Wajib Pajak

adalah

harus

merupakan

segala

dilaksanakan
pelayanan

salah

kegiatan

oleh
publik

yang

penyelenggara
sebagai

meningkatkan
bidang

diutamakan

pajak.

agar

dapat

meningkatkan kinerja pelayanan.


Penegakan hukum dalam pajak

upaya

pemenuhan kebutuhan publik dan

kendaraan

pelaksanaan

peraturan

melalui pemberian sanksi yaitu berupa

(Kiswanto,

pengenaan sanksi administrasi. Sanksi

ketentuan

perundang-undangan

2008). Secara garis besar instansi-

diperlukan

instansi

pelajaran

pemerintah

biasanya

bermotor

diwujudkan

untuk
bagi

memberikan

pelanggar

pajak.

dikembangkan untuk dua hal. Pertama

Dengan demikian, diharapkan agar

untuk melaksanakan kegiatan yang

peraturan perpajakan dipatuhi oleh

berkaitan

Wajib

dengan

pelaksanaan,

Pajak.

Wajib

Pajak

akan

pengadministrasian dan pengawasan

memenuhi kewajiban perpajakan bila

yang berkaitan dengan kewajiban-

memandang bahwa sanksi perpajakan

kewajiban

akan

kenegaraan

dan

kedua

untuk memberikan pelayanan umum.


Pelanggan memilih untuk meminta
pelayanan dari instansi pemerintah,

lebih

banyak

merugikannya

Undang-undang

tentang

(Arum, 2012).

perpajakan

dengan

jelas

mencantumkan kewajiban para Wajib

Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak

Pajak membayar pajak, jika tidak

Daerah

memenuhi kewajiban tersebut maka

Pemberian

Wajib Pajak akan dikenakan sanksi.

pengenaan pajak dan retribusi daerah,

Sanksi berhubungan dengan denda

diharapkan dapat lebih mendorong

administrasi, hukuman maupun pajak

pemerintah daerah terus berupaya

karena tidak memenuhi kewajibannya.

untuk mengoptimalkan pendapatan asli

Masyarakat enggan membayar pajak,

daerah (PAD), khususnya yang berasal

dapat

dari

disebabkan

karena

perkembangan intelektual dan moral

dan

pajak

Retribusi

Daerah.

kewenangan

dalam

daerah

yaitu

pajak

kendaraan bermotor (PKB).

dari masyarakat, sistem perpajakan


yang sulit dipahami masyarakat dan
sistem

kontrol

tidak

dapat

B. Perumusan Hipotesis
Penelitian

ini

mengenai

dilaksanakan dengan baik (Mardiasmo,

kepatuhan

2011).

memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pajak

Kendaraan

Wajib

Pajak

dalam

Bermotor

Hal ini disebabkan karena masih

(PKB) kepada Wajib Pajak yang tidak

banyaknya Wajib Pajak yang belum

melakukan pembayaran sesuai jatuh

menyadari

tempo

Surat

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan

(SKPD).

faktor yang sangat penting untuk

yang

Ketetapan

terdapat

Pajak

pada

Daerah

pentingnya

pajak.

Berdasarkan kewenangannya, pajak

melaksanakan

dapat dibedakan sebagai pajak pusat

intensifikasi pajak, disamping itu ada

dan pajak daerah. Mengenai pajak

banyak

daerah, peranannya sangat penting

dipertimbangkan

sebagai sumber pendapatan daerah dan

memaksimalkan

sebagai

Pajak bagi Wajib Pajak. Beberapa

penopang

pembangunan

ekstensifikasi

hal

yang

kepatuhan

variabel

salah satu sumber Pendapatan Asli

penelitian ini adalah:

Daerah

1. Pengaruh

(PAD).

dikeluarkannya
Nomor

28

perubahan

Tahun
atas

Dengan

Undang-Undang
2009

tentang

Undang-Undang

Pajak

akan

diuji

Kesadaran
terhadap

Wajib Pajak

harus
untuk

daerah karena pajak daerah merupakan

yang

dan

Wajib

dalam

Wajib

Kepatuhan

Dengan
Wajib

adanya

Pajak

kesadaran

diharapkan

Wajib

Dengan pelayanan fiskus yang


prima belum sepenuhnya dapat

Pajak memahami dan menyadari

meningkatkan

kepatuhan

Wajib

tentang

Pajak

membayar

pajak

pentingnya

perpajakan,
belum

tetapi

Wajib

dalam

tersebut

kendaraan bermotor. Oleh karena

meningkatkan

itu kualitas pelayanan fiskus harus

Pajak

selalu

hal

dapat

kepatuhan

peran

dalam

ditingkatkan

demi

kendaraan

kenyamanan dan kepuasan Wajib

bermotor. Oleh karena itu Wajib

Pajak dalam melakukan kewajiban

Pajak harus benar-benar menyadari

perpajakannya.

ketentuan perpajakan dengan baik

dilakukan

agar dapat menentukan kebijakan

Siswanto

dalam pelaksanaan perpajakannya

Mustika Utama (2012) dan Vivi

agar tidak melanggar aturan yang

Yulian Sari, RA dan Neri Susanti

ada

(2013)

membayar

pajak

dalam

perundang-undangan

perpajakan.

Penelitian

yang

Penelitian

oleh
Putri

Amanda
(2012),

menyimpulkan

pelayanan

yang

fiskus

R.

Iwayan

bahwa

berpengaruh

R.

terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

(2012)

Semakin tinggi pelayanan fiskus

menyimpulkan bahwa kesadaran

yang dilakukan, maka kepatuhan

Wajib Pajak mempunyai pengaruh

Wajib Pajak akan naik.

terhadap kepatuhan Wajib Pajak

H2: Pelayanan Fiskus berpengaruh

dalam membayar pajak kendaraan

signifikan terhadap Kepatuhan

bermotor. Semakin tinggi kesadaran

Wajib Pajak dalam membayar

dilakukan

oleh

Siswanto

Amanda

Putri

Wajib Pajak maka kepatuhan Wajib


Pajak akan naik.

3. Pengaruh

H1: Kesadaran

Wajib

berpengaruh
terhadap

pajak kendaraan bermotor.

Pajak
signifikan

Kepatuhan

Wajib

Pajak

Sanksi

Administrasi

terhadap

Kepatuhan

Wajib Pajak
Dengan

adanya

Kesadaran

Wajib Pajak dan Pelayanan Fiskus,

Pajak.
2. Pengaruh

Pelayanan

Fiskus

hal tersebut belum tentu dapat

terhadap

Kepatuhan

Wajib

meningkatkan

kepatuhan

Wajib

Pajak

membayar

pajak

Pajak

dalam

kendaraan bermotor. Oleh karena


itu Wajib Pajak harus mengetahui
sanksi-sanksi

perpajakan

supaya

Wajib Pajak tidak dengan mudah


melanggar

peraturan

perundang-

undangan perpajakan dan dapat


memenuhi

kewajiban

perpajakannya dengan tepat waktu.


Penelitian yang dilakukan oleh
Amanda R. Siswanto Putri (2012),
Iwayan Mustika Utama (2012) dan

D. Teknik dan Hasil Analisis Data


1. Teknik Analisis Data
a. Uji validitas
Analisis validitas bertujuan

Vivi Yulian Sari, RA dan Neri


menyimpulkan

untuk menguji apakah tiap butir

bahwa sanksi administrasi pajak

pertanyaan benar-benar telah

mempunyai

signifikan

sahih, paling tidak kita dapat

terhadap kepatuhan Wajib Pajak

menetapkan derajat yang tinggi

dalam membayar pajak kendaraan

dari

bermotor.

diperoleh dengan apa yang kita

Susanti

(2013)

H3: Sanksi

pengaruh

terhadap

yang

Pajak

yakini dalam pengukuran. Suatu

signifikan

kuesioner dikatakan valid jika

Administrasi

berpengaruh

kedekatandata

Kepatuhan

Wajib

pertanyaan

pada

kuesioner

Pajak dalam membayar pajak

mampu mengungkapkan sesuatu

kendaraan bermotor.

yang akan diukur oleh kuesioner


tersebut
Pengujian

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan

(Ghozali,

landasan

teori,

validitas

menggunakan

2009).
ini

pendekatan

Pearson

mendasari

penelitian

secara

korelasi antara skor masing-

sistematis

dan

dapat

masing butir pertanyaan dengan

ini

sederhana

digambarkan sebagai berikut:

Correlation.

Jika

maka kerangka pemikiran teoritis yang

total skor mempunyai tingkat


signifikasi dibawah 0.05 maka

butir

pertanyaan

tersebut

c. Analisis regresi berganda


Digunakan

dikatakan valid, dan sebaliknya.


untuk

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat
ketepatan,

ketelitian

atau

keakuratan yang ditunjukkan


oleh

instrumen

pengukuran.

Menurut Ghozali (2009), uji


reliabilitas
suatu

dikatakan

merupakan
variabel.

dari

kuesioner

dikatakan reliabel atau handal


jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan

adalah

Analisis
bertujuan

pajak.
Y= + + + + e

Keterangan :
Y

= Variabel

keandalan
untuk

butir
menguji

konsistensi butir-butir pertanyaan

keandalan

butir

Wajib

Pajak )

= Konstanta

= Koefisien regresi

= Variabel

bebas

(Kesadaran

Wajib

Pajak)

= Variabel

= Variabel

bebas

(Pelayanan Fiskus)
bebas

(Sanksi Administrasi

dalam mengungkap indikator.


Perhitungan

terikat

(Kepatuhan

konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

pengaruh

faktor-faktor kemauan membayar

yang

indikator
Suatu

mengetahui

untuk

kuesioner

digunakan

Pajak)
E

= Error, yaitu tingkat

dalam penelitian ini dengan

kesalahan

melihat r hasil yaitu nilai alpha.

dalam penelitian.

Pengujian

reliabilitas

juga

penduga

d. Uji F

dilakukan secara statistik, yaitu

Uji

nilai

dilakukan

mengetahui

pengaruh

dengan menghitung besarnya

untuk

nilai corbach alpha. Instrumen

variabel

dalam penelitian ini reliabel

bersama-sama terhadap variabel

apabila nilai alpha lebih besar

dependen. Uji nilai F dilakukan

dari 0.05.

untuk mengetahui berpengaruh


atau

independen

tidaknya

Kesadaran

Wajib

secara

variabel
Pajak,

Pelayanan Fiskus dan Sanksi

signifikasi

Administrasi

variabel dapat diketahui dengan

Pajak

terhadap

masing-masing

Kepatuhan Wajib Pajak dalam

cara

membayar

kendaraan

pvalue pada uji t dengan

bermotor. Untuk memperoleh

(0.05). Apabila p value <

kesimpulan ditetapkan nilai

(0.05), berarti masing-masing

sebesar 0.05. Kesimpulan dapat

variable independen berpengaruh

diambil

dengan

signifikan

membandingkan nilai p value

dependen.

pajak

membandingkan

terhadap

variabel

pada uji F dengan (0.05).

f. Koefisien Determinasi

Apabila p value < (0.05),

Analisis

ini

bertujuan

variabel

untuk mengetahui persentase

secara

bersama-

pengaruh variabel Kesadaran

berpengaruh

terhadap

Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

berarti

bahwa

independen
sama

nilai

dan Sanksi Administrasi Pajak

variabel dependen.

terhadap

e. Uji t
Pengujian ini dimaksudkan

Pajak.

Kepatuhan
Besarnya

Wajib

persentase

untuk membuktikan hipotesis

variabel

yang diajukan, apakah variabel-

Pajak, Pelayanan Fiskus dan

variabel independen berpengaruh

Sanksi Administrasi Pajak dapat

terhadap variabel dependen. Uji

diketahui dengan cara melihat

nilai

untuk

besarnya koefisien determinasi

mengetahui pengaruh variabel

(adjust R square). Besarnya

Kesadaran

koefisien

digunakan

Wajib

Pajak,

Kesadaran

determinasi

Wajib

adalah

Pelayanan Fiskus dan Sanksi

antara 0 sampai dengan 1. Nilai

Administrasi

parsial

atau

terhadap

Pajak

secara

sendiri-sendiri

Kepatuhan

Wajib

(nol)

menunjukkan

tidak

adanya

hubungan

antara

variabel

independen

dengan

Pajak dalam membayar pajak.

variabel dependen, sedangkan

Kesimpulan

diambil

dengan

nilai 1 (satu), berarti terdapat

menetapkan nilai

sebesar

hubungan yang sempurna antara

0.05.

tingkat

variabel independen terhadap

Besarnya

variabel
besar

dependen.
koefisien

Tabel 1 menunjukan uji

Semakin

determinasi

validitas instrumen

suatu persamaan regresi maka

Kesadaran

semakin besar pula pengaruh

terhadap 47 responden.

variabel independen terhadap


variabel

dependen

variabel

Wajib

Pajak

Tabel 1

(Ghozali,

Uji Validitas Variabel

2009).

Kesadaran Wajib Pajak

2. Hasil Analisi Data


a. Hasil Uji Validitas
Uji

validitas

bertujuan

untuk menguji apakah tiap butir


pertanyaan benar-benar telah

Butir
Pertanyaan
A1
A2
A3
A4
A5

Nilai
Signifikan
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

Alpha
0,050
0,050
0,050
0,050
0,050

Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data diolah, 2015

sahih, paling tidak kita dapat


Berdasarkan hasil output

menetapkan derajat yang tinggi


dari

kedekatandata

yang

diperoleh dengan apa yang kita


yakini dalam pengukuran. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan

pada

kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu


yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut

(Ghozali,

Pengujian

validitas

menggunakan
Pearson

2009).
ini

pendekatan

Correlation.

Jika

korelasi antara skor masingmasing butir pertanyaan dengan


total skor mempunyai tingkat
signifikasi dibawah 0.05 maka
butir

pertanyaan

tersebut

dikatakan valid, dan sebaliknya.

dari uji validitas yang dihasilkan


SPSS

tersebut

menunjukkan

bahwa masing-masing indikator


terhadap total skor variabel
Kesadaran

Wajib

Pajak

menunjukkan hasil signifikan


lebih kecil dari 5%, maka
pertanyaan

pada

Kesadaran

Wajib

variabel
Pajak

dinyatakan valid.
Tabel 2 menunjukan uji
validitas

instrumen

variabel

Pelayanan Fiskus terhadap 47


responden.

Berdasarkan hasil output

Tabel 2
Uji Validitas Variabel Pelayanan

dari uji validitas yang dihasilkan


SPSS

Fiskus
Butir
Nilai
Alpha
Pertanyaan Signifikan
B1
0.000
0,050
B2
0.000
0,050
B3
0.000
0,050
B4
0.001
0,050
B5
0.000
0,050
B6
0.000
0,050

Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data diolah, 2015

tersebut

menunjukkan

bahwa masing-masing indikator


terhadap total skor variabel
Sanksi

Administrasi

Pajak

menunjukkan hasil signifikan


lebih kecil dari 5%, maka
pertanyaan pada variabel Sanksi
Administrasi Pajak dinyatakan

Berdasarkan hasil output

valid.

dari uji validitas yang dihasilkan


SPSS

tersebut

menunjukkan

Tabel 4 menunjukan uji


validitas

instrumen

variabel

Wajib

Pajak

bahwa masing-masing indikator

Kepatuhan

terhadap total skor variabel

terhadap 47 responden.

Pelayanan Fiskus menunjukkan

Tabel 4

hasil signifikan lebih kecil dari

Uji Validitas Variabel Kepatuhan

5%,

maka

variabel

pertanyaan
Pelayanan

pada
Fiskus

dinyatakan valid.
Tabel 3 menunjukan uji
validitas
Sanksi

instrumen
Administrasi

variabel
Pajak

Wajib Pajak
Butir
Pertanyaan
D1
D2
D3
D4
D5

Nilai
Signifikan
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

Alpha

Ket

0,050
0,050
0,050
0,050
0,050

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data diolah, 2015

terhadap 47 responden.
Tabel 3

Berdasarkan hasil output

Uji Validitas Variabel Sanksi


Administrasi Pajak
Butir
Pertanyaan
C1
C2
C3
C4
C5

Nilai
Signifikan
0.000
0,000
0.000
0.000
0.000

Alpha
0,050
0,050
0,050
0,050
0,050

Sumber: Data diolah, 2015

dari uji validitas yang dihasilkan


SPSS

Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

tersebut

menunjukkan

bahwa masing-masing indikator


terhadap total skor variabel
Kepatuhan

Wajib

Pajak

menunjukkan hasil signifikan


lebih kecil dari 5%, maka

pertanyaan

pada

Kepatuhan

Wajib

Tabel 5 menunjukan hasil

variabel
uji

Pajak

terhadap

dinyatakan valid.

instrumen

Tabel 5

pengukuran.

Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2009), uji

No

Variabel

reliabilitas

Kesadaran Wajib
Pajak
Pelayanan Fiskus
Sanksi
Administrasi
Pajak
Kepatuhan Wajib
Pajak

suatu

dikatakan

untuk

kuesioner

merupakan
variabel.

yang

indikator
Suatu

dari

jika jawaban seseorang terhadap


pertanyaan

adalah

bertujuan

Cronbachs
Keterangan
Alpha
0,803
RELIABEL
0,637
0,683

RELIABEL
RELIABEL

0,741

RELIABEL

Sumber: Data diolah, 2015

konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.


Analisis

2
3

kuesioner

dikatakan reliabel atau handal

kendaraan

Sleman.

atau

keakuratan yang ditunjukkan


oleh

pajak

bermotor di kantor SAMSAT

Reliabilitas adalah derajat


ketelitian

instrumen

47 responden yang

membayar

b. Hasil Uji Reliabilitas

ketepatan,

reliabilitas

keandalan
untuk

butir
menguji

Kesimpulan :
1. Masing-masing indikator dari
variabel

Kesadaran

Wajib

menghasilkan

konsistensi butir-butir pertanyaan

Pajak

dalam mengungkap indikator.

Cronbachs Alpha 80,3% yang

Perhitungan

butir

menurut kriteria nunally dapat

dalam penelitian ini dengan

disimpulkan bahwa indikator

melihat r hasil yaitu nilai alpha.

tersebut cukup reliabel karena

Pengujian

memiliki Cronbachs Alpha

keandalan

reliabilitas

juga

dilakukan secara statistik, yaitu

lebih dari 60%.

dengan menghitung besarnya

2. Masing-masing indikator dari

nilai corbach alpha, instrumen

variabel Pelayanan Fiskus

dalam penelitian ini reliabel

menghasilkan

apabila nilai alpha lebih besar

Alpha 63,7% yang menurut

dari 0.05.

kriteria

Cronbachs

nunally

dapat

disimpulkan bahwa indikator

tersebut cukup reliabel karena

pengaruh

yang

memiliki Cronbachs Alpha

hingga

lebih dari 60%.

Untuk menentukan persamaan

yang

paling
paling

kuat
lemah.

regresi dapat dilihat tabel 6

3. Masing-masing indikator dari


variabel Sanksi Administrasi

dibawah ini.

menghasilkan

Pajak

Cronbachs Alpha 68,3% yang

Tabel 6

menurut kriteria nunally dapat

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

disimpulkan bahwa indikator

Coefficientsa

tersebut cukup reliabel karena

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Beta
Error
T
9.174 2.457
3.734
.485 .104 .608 4.680
.048 .110 .063 .441
.013 .113 .016 .116

memiliki Cronbachs Alpha


lebih dari 60%.
4. Masing-masing indikator dari
variabel

Kepatuhan

Wajib

menghasilkan

Pajak

Cronbachs Alpha 74,1% yang

Model
1 (Constant)
Kesadaran
Pelayanan
Sanksi

tersebut cukup reliabel karena


memiliki Cronbachs Alpha
lebih dari 60%.

Sumber: Data diolah, 2015

penelitian

analisis regresi berganda. Pada


dasarnya

analisis

regresi

berganda

digunakan

untuk

memperoleh persamaan regresi


cara

perubah

satu

sehingga

dapat

diketahui bahwa nilai koefisien


dari persamaan regresi. Output
didapatkan model persamaan

memasukan
demi

Y= + + + + e

Y = 9,174 + 0,485x1 + 0,048x2


ini,

metode yang digunakan adalah

dengan

Berdasarkan tabel 6 diatas

regresi:

c. Analisis Regresi Berganda


Dalam

Sig. Tol. VIF


.001
.000 .811 1.233
.661 .671 1.491
.909 .710 1.409

a. Dependent Variable: KEPATUHAN

menurut kriteria nunally dapat


disimpulkan bahwa indikator

Collinearity
Statistics

satu,

diketahui

+ 0,013x3+e
Keterangan :
Y

= Variabel
(Kepatuhan

terikat
Wajib

Pajak )
a

= Konstanta

= Koefisien regresi

= Variabel
(Kesadaran

bebas

Koefisien regresi variabel

Wajib

Pelayanan Fiskus (X3) sebesar


0,048. Hal ini menunjukkan

Pajak)

= Variabel

= Variabel

bebas

setiap

peningkatan

Pelayanan Fiskus

(Pelayanan Fiskus)

bahwa

satusatuan

bebas

maka variabel Kepatuhan Wajib

(Sanksi Administrasi

Pajak (Y) akan naik sebesar

Pajak)

0,048 dengan asumsi variabel

= Error, yaitu tingkat


kesalahan

independen lain nilainya tetap.


Koefisien regresi variabel

penduga

Sanksi Administrasi Pajak (X3)

dalam penelitian.
Hasil persamaan regresi,

sebesar

0,013.

Hal

nilai konstanta sebesar 9,174.

menunjukkan

Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan

Kesadaran Wajib Pajak (X1),

Administrasi Pajak satu satuan

Pelayanan

dan

maka variabel Kepatuhan Wajib

Sanksi Administrasi Pajak (X3)

Pajak (Y) akan naik sebesar

dianggap

0,013 dengan asumsi variabel

Fiskus

(X2)

konstan

maka

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)


dalam

membayar

kendaraan

bermotor

bahwa

ini
setiap
Sanksi

independen lain nilainya tetap.

pajak

d. Uji Hipotesis

kostan

1. Hasil

Signifikan

Simultan

(Uji Statisti F)

sebesar 9,174.
Koefisien regresi variabel

Uji nilai F dilakukan

Kesadaran Wajib Pajak (X1)

untuk mengetahui pengaruh

sebesar

variabel independen secara

0,485.

menunjukkan

Hal

bahwa

ini
setiap

bersama-sama

terhadap

peningkatan Kesadaran Wajib

variabel dependen. Uji nilai

Pajak satu satuan maka variabel

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

mengetahui berpengaruh atau

akan naik sebesar 0,485 dengan

tidaknya variabel Kesadaran

asumsi variabel independen lain

Wajib

Pajak,

Pelayanan

nilainya tetap.

Fiskus

dan

Sanksi

dilakukan

untuk

Administrasi Pajak terhadap

nilai signifikan sebesar

Kepatuhan
dalam

Wajib

Pajak

0,000 atau lebih kecil

membayar

pajak

dari nilai probabilitas (p-

bermotor.Untuk

value) 0,05 (0,000 <

kesimpulan

0,05) ini berarti bahwa

kendaraan
memperoleh

ditetapkan nilai sebesar

variabel

0.05.

dapat

yaitu Kesadaran Wajib

dengan

Pajak, Pelayanan Fiskus

membandingkan nilai p value

dan Sanksi Administrasi

pada uji F dengan (0.05).

Pajak

Apabila p value < (0.05),

pengaruh

yang

berarti

signifikan

secara

Kesimpulan

diambil

bahwa

variabel

bersama-sama (simultan)

sama berpengaruh terhadap

terhadap

variabel

Wajib

dependen.

Untuk

Kepatuhan
Pajak

dalam

menetukan uji F dapat dilihat

membayar

tabel 7.

kendaraan bermotor.

(Uji Statistik t)

Pengujian

ANOVA
Sum of
Squares

Mean
Df

Square

Regression

126.853

3 42.284

Residual

180.764

43 4.204

Total

307.617

46

SANKSI,

F
10.059

Sig.
.000a

ini

dimaksudkan

untuk

membuktikan

hipotesis

yang diajukan, apakah


variabel-variabel

Predictors:

(Constant),
KESADARAN,

PELAYANAN

pajak

2. Uji Signifikan Parsial

Hasil Uji Statistik F

mempunyai

independen secara bersama-

Tabel 7

Model

independen

Dependent

Variable:

independen berpengaruh
terhadap

variabel

dependen.

Uji nilai t

digunakan

untuk

KEPATUHAN

mengetahui

Sumber: Data diolah, 2015

variabel

Berdasarkan tabel 7
diatas diketahui bahwa

pengaruh
Kesadaran

Wajib Pajak, Pelayanan


Fiskus

dan

Sanksi

Administrasi
secara

Pajak

parsial

atau

(X1)

berpengaruh

signifikan

terhadap

sendiri-sendiri terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak

(Y) (Hipotesis 1 dapat

dalam membayar pajak.

dibuktikan).

Kesimpulan

penelitian

diambil

ini

dengan menetapkan nilai

mendukung

sebesar 0,05. Besarnya

yang

tingkat

Amanda

signifikasi

Hasil

penelitian

dilakukan
R.

oleh

Siswanto

masing-masing variabel

Putri

dapat diketahui dengan

membuktikan

cara

Kesadaran Wajib Pajak

membandingkan

(2012),

nilai p value pada uji t

berpengaruh

dengan (0.05). Apabila

terhadap

p value < (0.05),

Wajib Pajak.

berarti

bahwa

positif
Kepatuhan

masing-masing

Variabel Pelayanan

independen

Fiskus memiliki p value

variabel
berpengaruh
terhadap

signifikan
variabel

sebesar

0,661

signifikan),

(tidak

karena

Untuk

value > 0,05, hal ini

menentukan uji t dapat

berarti bahwa variabel

dilihat pada tabel 6.

Pelayanan Fiskus (X2)

dependen.

Hasil uji t pada


tabel

bahwa
Kesadaran

menunjukkan
variabel
Wajib

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

variabel
Wajib

Kepatuhan
Pajak

(Y)

Pajakmemiliki p value

(Hipotesis 2 tidak dapat

sebesar

dibuktikan).

0,000(signifikan), karena

penelitian

p value < 0,05, hal ini

mendukung

berarti bahwa variabel

yang

Kesadaran Wajib Pajak

Amanda

Hasil
ini

penelitian

dilakukan
R.

tidak

oleh

Siswanto

Putri

(2012),

independen

Iwayan

terhadap

Mustika Utama (2012)

variabel dependen. Hasil

dan Vivi Yulian Sari,

analisi dapat ditunjukkan

RA dan Neri Susanti

pada tabel dibawah ini:

(2013).

Tabel 8

Variabel

Sanksi

Analisis Koefisien

Administrasi

Pajak

Determinasi
Model Summaryb

memiliki p value sebesar


R

Adjusted R

Std. Error of

Durbin-

Square

Square

the Estimate

Watson

0,909 (tidak signifikan),


karena p value > 0,05,
hal ini berarti bahwa

Model
1

R
.642a

.412

.371

2.050

a. Predictors: (Constant), SANKSI, KESADARAN,

variabel

Sanksi

Administrasi Pajak (X3)


tidak

berpengaruh

signifikan

Pajak(Y)

(Hipotesis 3

tidak dapat dibuktikan).


Hasil penelitian ini tidak
mendukung

Putri

penelitian

dilakukan

Amanda

R.

oleh

Siswanto

(2012),

Iwayan

Mustika Utama (2012)


dan Vivi Yulian Sari,
RA dan Neri Susanti

Sumber: Data diolah,2015

3. Koefisien Determinasi
Analisi determinasi
bertujuan
mengetahui

Berdasarkan tabel 8,
diketahui nilai koefisien
adjust R square adalah
sebesar

0,371

atau

37,1%.

Hal

ini

membuktikan

bahwa

variabel dependen yaitu


Kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak
dipengaruhi
variabel

oleh
independen

yaitu Kesadaran Wajib

(2013).

pengaruh

b. Dependent Variable: KEPATUHAN

terhadap

variabel Kepatuha Wajib

yang

PELAYANAN

untuk
persentase
variabel

Pajak, Pelayanan Fiskus


dan Sanksi Administrasi
Pajak

sebesar

sedangkan
sebesar
dipengaruhi

37,1%,
sisanya
62,9%
oleh

1.842

variabel

diluar

prasarana publik yang semakin


baik.

penelitian.

Wajib

pajak

harus

menyadari
E.

mempertimbangkan

Pembahasan
1. Pengaruh

dan

Kesadaran

Wajib

pajak merupakan suatu bentuk


partisipasi

Pajak

bahwa

dalam

menunjang

terhadap

pembangunan negara. Dengan

Kesadaran Wajib Pajak melalui

menyadari hal ini, wajib pajak

uji

bahwa

mau membayar pajak karena

variabel Kesadaran Wajib Pajak

merasa tidak dirugikan dari

memiliki nilai

pemungutan

Pengujian

0.000
value

menunjukkan

p value sebesar

(signifikan)
<

karena

0.05,

hal

p
ini

menunjukkan bahwa Kesadaran

pajak

yang

dilakukan.
2. Pengaruh Pelayanan Fiskus
Pengujian

terhadadap

dapat

Pelayanan Fiskus melalui uji t

meningkatkan Kepatuhan Wajib

menunjukkan bahwa variabel

Pajak dalam membayar pajak

Pelayanan Fiskus memiliki nilai

kendaraan bermotor. Adanya

p value sebesar 0.661 (tidak

Kesadaran Wajib Pajak maka

signifikan) karena p value >

Wajib

0.05,

Wajib

Pajak

Pajak

akan

selalu

hal

ini

menunjukkan

membayar pajak tepat waktu.

bahwa Pelayanan Fiskus tidak

Hal ini menunjukkan bahwa

dapat meningkatkan Kepatuhan

kesadaran Wajib Pajak sangat

Wajib Pajak dalam membayar

diperlukan untuk

pajak

mendorong

kendaraan

bermotor.

memenuhi

Semakin baik Pelayanan Fiskus

Kesadaran

maka Kepatuhan Wajib Pajak

dapat

dalam membayar pajak akan

memunculkan sikap patuh, taat

semakin berkurang. Hal ini

dan

menunjukkan bahwa semakin

Wajib

Pajak

kewajibannya.
membayar

pajak

disiplin.

Kesadaran

membayar pajak muncul dari

Wajib

diri

dengan

Pelayanan Fiskus yang baik

semakin menikmati sarana dan

maka Kepatuhan Wajib Pajak

Wajib

Pajak

Pajak

mendapat

kan

dalam membayar pajak akan

DAFTAR PUSTAKA

berkurang, sehingga Pelayanan


Fiskus

tidak

terhadap

berpengaruh

Kepatuhan

Wajib

Pajak.

Amanda R. Siswanto Putri. 2012. FaktorFaktor

Yang

Kepatuhan

3. Pengaruh Sanksi Administrasi


Pajak

Wajib

Membayar

Mempengaruhi
Pajak

Pajak

Dalam

Kendaraan

Bermotor di Denpasar. Denpasar:

Pengujian terhadap Sanksi


Administrasi Pajak melalui uji t

Jurusan Akuntansi Program Studi


Ekonomi Universitas Udayana Bali.

menunjukkan bahwa variabel


Pelayanan Fiskus memiliki nilai
p value sebesar 0.909 (tidak
signifikan) karena p value >
0.05,
bahwa

hal

ini

menunjukkan

Sanksi

Administrasi

Pajak yang ditetapkan tidak


meningkatkan

adanya

Kepatuhan Wajib Pajak dalam


membayar

pajak

Administrasi

tentang

Sanksi

Pajak

maka

Kepatuhan Wajib Pajak dalam


membayar pajak akan semakin
berkurang.
Administrasi
berpengaruh

Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan


Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap
Kepatuhan

Wajib

Pajak

Orang

Pribadi yang Melakukan Kegiatan


Usaha

dan

Pekerjaan

Bebas.

Diponegoro Journal of Accounting,


Vol. 1, No. 1.

kendaraan

bermotor. Semakin Wajib Pajak


mengetahui

Arum, Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh

Sehingga

Sanksi

Pajak

tidak
terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

Atiqah dan Verisca Dena Fitria. 2010.


Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Kualitas

Pelayanan,

Pemeriksaan

dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak dalam Menyampaikan
SPT. Akuntabilitas,, Vol. 3 No. 1.
Boediono.

2003.

Pelayanan

Prima

Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.

Devano, S. dan Rahayu, S. K. 2006.


Perpajakan Konsep, Teori dan Isu.
Jakarta: Prenada Media .

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis


Multivariat

dengan

Program

atmiko.pdf/, diakses 16 November


2013).

SPSS.Jakarta:BP
UniversitasDiponegoro Edisi IV.

Kiswanto dan M. Wahyuddin. 2008.


Pengaruh

Gunadi.

2005.

Fungsi

Pemeriksaan

Kualitas

Pelayanan

Terhadap Kepuasan Wajib Pajak

Terhadap Peningkatan Kepatuhan

Kendaraan

pajak (Tax Complience). Jurnal

Samsat UPPD Dipenda Propinsi

Perpajakan Indonesia, Vol 4 No.5:

Jateng Kabupaten Sragen. Jurnal

4-9.

Daya Saing, Vol 8 No. 2.

Indriantoro,

Nur

dan

Bambang

Supomo.2008.

Metodologi

Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

Mardiasmo.

Bermotor

2011.

di

Kantor

Perpajakan(Edisi

Revisi 2011). Yogjakarta: Andi.


Muliasari, N. K. dan Setiawan, P. E.

dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

2010.Pengaruh

Yogyakarta.

Sanksi Perpajakan dan Kesadaran


Wajib

Iwayan Mustika Utama .2012. Pengaruh


Kualitas

Pelayanan,

Sanksi

Pajak

Pelaporan

Persepsi

pada

Wajib

tentang

Kepatuhan

Pajak

Orang

Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak

Perpajakan dan Biaya Kepatuhan

Pratama

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Akuntansi

Bali : Universitas Udayana Bali.

Ekonomi

Denpasar
dan

Timur.Jurnal

Bisnis:

Fakultas

Universitas

Udayana.(Online),(http://portalgaru
Jatmiko, A.N. 2006. Pengaruh Sikap
Wajib

Pajak

pada

Pelaksanaan

da.org/download_article.php?article
946/,diakses8 Desember 2013).

Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan


terhadap

Ni Luh Supadmi. 2006. Meningkatkan

Pajak(Studi

Kepatuhan Wajib Pajak Melalui

Kesadaran

Perpajakan

Kepatuhan

Wajib

Empiris terhadap Wajib Pajak Orang

Kualitas

Pribadi

Pelayanan,(online),(http://ejournal.

di

Kota

Semarang),(Online),(http://eprints.u

unud.ac.id/abstrak/ok%20supadmi.p

ndip.ac.id/15261/1/Agus_Nugroho_J

df. Diunduh 7 Mei 2013).

Nurmantu,

Safri.

Perpajakan.

2003.

Pengantar

Jakarta:

Kelompok

Daerah

Istimewa

2010.Statistika

Untuk

Penelitian.Cetakan ke-16, Bandung:


Alfabeta.

Yayasan Obor.

Peraturan

Sugiyono.

Provinsi

Yogyakarta

Daerah

Nomor

Sukrisno, Agoes dan Estralita Trisnawati.


2009

Akuntansi

Perpajakan.

Salemba Empat.

Tahun 2011

Susanto,

Rusydi, M. Khoiru dan Fathoni.

Herry,

Membangun

2012.

Pengaruh Kualitas Pelayanan

Kesadaran dan Kepedulian Sukarela

terhadap Kepuasan Wajib Pajak

WajibPajak,

Kendaraan Bermotor di Kota

http://www.pajak.go.id/content/mem

Batu.Terakreditasi SK DirjenDikti

bangun-kesadaran-dan-

No.43/Dikti/KEP/2008.

kepeduliansukarela-wajib-pajak.

Santi, A. N. 2012. Analisis Pengaruh


kesadaran

Perpajakan,

Sikap

Rasional,

Lingkungan,

Sanksi

Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang


Pajak Daerah Dan Retribusi.

Denda, dan Sikap Fiskus Terhadap


kepatuhan Wajib Pajak, (Online),

Vivi Yuliani Sari, R.A. dan Neri Susanti.

(http://eprints.undip.ac.id/35025/1/S

2013.

kripsi_01.pdf, diakses 17 November

Mempengaruhi

Kepatuhan

Wajib

2013).

Pajak

Membayar

Pajak

Faktor-Faktor

Dalam

Kendaraan
Sartika

dan

Rini.2010

Kecerdasan

Pengaruh

Spiritual,

Kinerja

Pelayanan Pajak dan Ketegasan


Sanksi

Perpajakan

Motivasi

Wajib

Bermotor

(PKB).Bengkulu:
Akuntansi

Yang

Program

Fakultas

Studi

Ekonomi

Universitas Dehasen Bengkulu.

Terhadap
Dalam

Widyaningsih, Aristanti. 2011. Hukum

Memenuhi Kewajiban Perpajakan.

Pajak dan Perpajakan. Bandung:

Akuntabilitas, Vol.3 No.1.

Alfabeta.

Pajak

Você também pode gostar