Você está na página 1de 6

Isu Metodologis & Penyimpangan Sosial Perilaku Berkendara - Materi ini membahas

tentang Isu metodologis kajian tentang perilaku berkendara, Kaitan antara pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas, Penyimpangan sosial umum dan perilaku berkendara, Model kognisi
sosial dan perilaku berkendara, Bias sosial dan bias kognitif terkait perilaku berkendara,
Modifikasi perilaku berkendara.
Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai Isu
metodologis kajian tentang perilaku berkendara, Kaitan antara pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas, Penyimpangan sosial umum dan perilaku berkendara, Model kognisi sosial dan
perilaku berkendara, Bias sosial dan bias kognitif terkait perilaku berkendara, Modifikasi
perilaku berkendara.

image source: www.bikede.org


baca juga: Perilaku Konsumen Ekonomi, Keyakinan Sosial, dan Kinerja

Perilaku Berkendara
*penyusunan materi dibantu penerjemahan bahasa oleh sdri. Yulianti Sulaiman Lie,Sulyanah dan Nina Aisyah

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah sosial yang serius di seluruh dunia. Data
statistik di Inggris menunjukkan selama tahun 1992 terdapat sekitar 233.000 laporan kecelakaan
lalu lintas, 3885 diantaranya fatal, yang mengakibatkan 4.229 meninggal dunia. Hal yang sama
terjadi di Jerman, Prancis, Jepang dan Amerika. Jelaslah bahwa masalah ini sangat mendunia,
meskipun angka kecelakaan cenderung menurun selama 20 tahun terakhir ini. Setiap kecelakaan
yang terjadi merupakan peristiwa yang traumatis dan tragis bagi orang-orang yang terlibat
didalamnya dan kerugian yang ditimbulkan dimasyarakat sangat besar, termasuk kerugian secara
ekonomis. Beberapa statistic menujukkan hal itu. Lebih jauh lagi, data menunjukkan bahwa yang
rentan menjadi korban adalah mereka yang berusia muda. Pada tahun 1992, dari jumlah
kematian yang ada, 0,7 % disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Data 35 % korban berusia 16
19 tahun dan 19 % berusia 20-29 tahun walaupun tidak semua dari kecelakaan tersebut
melibatkan mereka sebagai berkendara.
Secara umum telah diketahui bahwa faktor manusia memainkan peranan penting dalam
kecelakaan lalu lintas (Grayson & Maycock dalam Samin, 1996). Berbagai upaya telah

dilakukan untuk memberikan kesadaran bagi pengguna kendaraaan mengenai hal tersebut.
Dalam penelitian mengenai faktor manusia yang disusun secara luas, telah dibuat perbedaan
antara performa pengendara (driver performance) yang menggambarkan apa yang dapat
pengendara lalukan berdasarkan kemampuan fisik dan mentalnya, dengan perilaku berkendara
(driver behavior) yang meliputi apa yang seseorang pengendara benar-benar lakukan, yang
mungkin ditentukan secara kultural dan sosial (Evans dalam Samin, 1996). Dalam sebuah
penelitian penyebab kecelakaan, telah diketahui bahwa kesalahan pengemudi dan pengguna jalan
adalah faktor penyebab yang signifikan.
Tinjauan kembali atas perbedaan-perbedaan individual dalam kenderungan kecelakaan (Lester
dalam Samin, 1996) mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor manusia dalam 7 area :

Keterampilan psikomotor

Gaya dalam mempersepsi

Kemampuan kognitif

Ukuran kinerja berkendara

Kepribadian

Faktor sosial dan keluarga

Sikap

Lester mengobservasi bahwa 4 hal pertama dari area ini yang dapat dikategorikan sebagai
pengukuran keterampilan dan kemampuan, telah gagal menunjukkan hubungan antara perilaku
berkendara dengan kecenderungan kecelakaan. Lebih lanjut lagi, penelitian menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara kecenderungan kecelakaan dengan faktor sosial dan sikap.

Isu metodologis kajian tentang perilaku berkendara


Para psikologi yang terlibat dalam penelitian mengenai faktor-faktor penyebab dari perilaku
pengendara menghadapi sejumlah masalah metodologi. Tiga pilihan utama metodologi yang
tersedia adalah observasi langsung, driving task simulation dan self report, dimana masingmasing memiliki keterbatasan sendiri. Observasi langsung dari perilaku pengendara mungkin
dilakukan dari pinggir jalan atau dari kendaraan lain untuk menghindari obsever effect (Baxter,
Manstead, Stardling dkk dalam Samin, 1996). Pengumulan data dengan metode ini mungkin
membutuhkan peralatan khusus seperti radar. Metode ini paling berguna untuk pengumpulan
data mengenai tingkah laku pengendara yang lazim, seperti :

Penggunaan sabuk pengaman

Jarak diantara kendaraan

Pilihan kecepatan.

Cara lain yang bisa digunakan adalah peneliti ikut sebagai penumpang di dalam kendaraan yang
akan diobservasi atau dalam suatu tes dengan menggunakan kendaraan yang disiapkan oleh
peneliti. Namun ada dua masalah dengan pendekatan ini, yang pertama ada kemungkinan terjadi
experiment effects dan yang kedua adanya kesulitan untuk membandingkan performa
pengendara ketika menggunakan dua kendaraan yang berbeda. Lebih lanjut lagi, penelitian ini
membutuhkan banyak waktu dan upaya. Informasi yang lebih detail tentang perilaku pengendara
dapat diperoleh ketika berkendara secara normal disimulasikan. Beberapa peneliti menggunakan
kendaraan yang distandarkan untuk menghapus kesulitan dalam membandingkan performa
pengendara. Dan kendaraan yang distandarkan dapat disesuikan sehingga beberapa pengukuran
kognitif dan reaksi psikologis terhadap situasi berkendara dapat dinilai.
Pengumpulan data dengan metode self report adalah paling sederhana dan murah.
Bagaimanapun, metode pengumpulan data ini tergantugn pada kemampuan dan kesediaan
responden untuk berespon secara jujur, dan mendapatkan kritik sepertinya kurangnya validitas,
merupakan kelemahan yang sangat jelas. Beberapa dukungan untuk validitas self report telah
dilakukan melalui berbagai penelitian menggunakan berbagai metode untuk mengecek validitas.
Selain itu, terdapat beberapa bukti tentang reliabilitas self report dalam pengukuran perilaku
pengendara. Beberapa demonstrasi menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk menggunakan
metode ini dalam pengukuran perilaku berkendara.
Ringkasnya, meskipun masing-masing metode mempunyai kekurangan, namun masing-masing
dapat menjawab beberapa permasalahan dalam penelitian.

Kaitan antara pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas


Sebuah studi menunjukkan perbedaan yang sangat jelas antara kesalahan berkendara dengan
pelanggaran berkendara. Ada perbedaan jelas antara error, violations dan lapse :

Error adalah kegagalan dari tindakan yang direncanakan meliputi perilaku seperti salah
menilai kecepatan kendaraan yang mendekat ketika hendak mendahului kendaraan di
depannya

Violations adalah kesengajaan meliputi perilaku seperti berkendara sangat dekat dengan
kendaraan didepannya sebagai signal untuk menepi

Lapse adalah kesalahan seperti menyalakan lampu depan ketika hendak menghidupkan
wipers.

Penyimpangan sosial umum dan perilaku berkendara


Beberapa penelitian yang menitikberatkan pada perilaku pengendara telah mencoba menilai
bagaimana tingkat penyimpangan ketika berkendara berhubungan dengan penyimpangan sosial
umum lainnya. Hasilnya menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara kecenderungan
kesalahan dengan penyimpangan. Terdapat pula beberapa bukti dari catatan criminal bahwa
tindakan kriminal berhubungan dengan kecelakaan. Ditemukan bahwa penyimpangan sosial
tidak ada hubungannya dengan usia, dan skor untuk pria lebih tinggi dibandingkan skor wanita.
Ada hubungan positif yang signifikan antara penyimpangan sosial, kecepatan berkendara yang
sangat tinggi, penyimpangan saat berkendara. Sejumlah kecelakaan diasosiasikan dengan
kecepatan yang tinggi, level penyimpangan yang lebih tinggi dan penyimpangan sosial.
Sejumlah kecelakaan dihubungkan dengan kecelakaan berkendara yang tinggi dan
penyimpangan sosial, namun bukan dengan penyimpangan saat berkendara.
Teori-teori problem-behavior dibuat untuk mengukur perilaku masalah-masalah sosial dan
kesehatan diantara kaum muda, meliputi minum alcohol, merokok, kenakalan remaja,
penggunaan obat-obatan dan perilaku seksual. Dalam penelitian yang melibatkan 1.800 remaja
Amerika, hampir dua pertiga pria dan satu pertiga perempuan dilaporkan mengambil resiko
selama berkendara untuk 6 bulan pertama. Hubungan antara pengambilan resiko selama
berkendara dan pengambilan resiko lainnya adalah 0.51 untuk pria dan 0.42 untuk perempuan.
Berbagai perilaku beresiko selama berkendara dihubungkan dengan berbagai variasi psikososial
cenderung menimbulkan masalah perilaku umum, Jessor (dalam Samin, 1996) mengatakan
bahwa untuk mengurangi resiko berkendara penting untuk melakukan intervensi pada level gaya
hidup daripada masalah perilaku itu sendiri.

Model kognisi sosial dan perilaku berkendara


Theory of Planned Behaviour menentukan cara bagaimana tiga teori disusun yaitu sikap terhadap
perilaku, norma-norma subjektif, dan kontrol perilaku. Niat (intention) dilihat hasil dari sikap
terhadap perilaku, norma subjektif dan kontrol perilaku. Sikap terhadap perilaku didasarkan pada
behavior belief , norma subjektif dan kontrol perilaku pada control belief.

Bias sosial dan bias kognitif terkait perilaku berkendara


Pendekatan yang berbeda untuk memahami motivasi pengendara diambil sebagai ide permulaan
bahwa pengendara yang mengambil resiko cenderung mengalami bias, contohnya di dalam
mempersepsi resiko dan digambarkan dalam literature sosial sebagai bagaimana bias tersebut
beroperasi.
- Attributional Bias
Attributional menunjukkan proses dimana penerima sampai pada penjelasan penyebab perilaku
mereka dan orang lain. Analisa menyebutkan adanya tendensi dari pengendara untuk menyatakan
penyimpangan berkendara mereka disebabkan karena keadaan situasi, sementara pengendara lain

disebabkan oleh faktor watak.


- False Consensus
Atribut dan perilaku dilihat relative umum oleh orang-orang yang memiliki atribut dan perilaku
tersebut dibandingkan dengan yang tidak memilikinya
- Illusion of Control
Illusion of Control dapat digunakan untuk menjelaskan peremehan terhadap resiko. Kontrol
persepsi yang menyesatkan merujuk kepada tendensi individu untuk melihat diri mereka
memiliki kontrol lebih terhadap perilaku dan lingkungan mereka dari yang sesungguhnya.
- Cognitive Misperception
Hal ini terkait dengan penggunaan alkohol dalam berkendara

Modifikasi perilaku berkendara

Teknik untuk menghilangkan bias kognitif

Pemberian umpan balik

Sejumlah studi menilai keefektifan umpan balik mengurangi kecepatan berkendara

Mengubah sikap

Mengubah perilaku

Kesimpulan
Data statistic menunjukkan bahwa banyak kecelakaan lalu lintas di berbaai negara. Kecelakaan
ini telah menyebabkan kerugian non materi dan materi yang besar. Analisa penyebab kecelakaan
menunjukkan bahwa perilaku pengendara memainkan peranan penting dalam terjadinya
kecelakaan ini, yang menyarankan para psikologi untuk mengidentifikasi kemungkinan faktorfaktor yang menjadi penyebab kecelakaan.
Untuk mencoba memodifikasi perilaku pengendara adalah upaya yang tidak mudah. Namun
fakta mengatakan bahwa perilaku, norma sosial dan perilaku yang berhubungan dengan
minuman keras dan berkendara telah berubah dratis dalam 30 tahun terakhir menunjukkan
upaya-upaya yang efektif.
Sekian artikel Ilmu Psikologi tentang Isu Metodologis & Penyimpangan Sosial Perilaku
Berkendara. Semoa bermanfaat.

Você também pode gostar