Você está na página 1de 9

Anjuran untuk

Berilmu dan
Mengamalkanny
a
Khutbah Jumat ini memjelaskan tentang
kewajiban menuntut ilmu agama bagi setiap
muslim. Sebab, ilmu itu merupakan cahaya
sekaligus petunjuk, sedangkan kebodohan
adalah kegelapan dan kesesatan. Selain itu,
dijelaskan pula tentang kewajiban
mengamalkan ilmu yang telah dipelajari, juga
nasihat bagi para guru untuk senantiasa
menjadi contoh teladan bagi para penuntut
ilmu. Semoga nasihat dalam khutbah Jumat
ini bermanfaat. [Redaksi KhotbahJumat.com]

***
KHUTBAH PERTAMA

.


:


.


: .



.

Masyiral muslimin! Marilah kita bertakwa
kepada Allah Subhanahu wa Taala, serta
mempelajari hukum-hukum syariat-Nya,
dengan cara menuntut ilmu yang bermafaat.
Sebab, ilmu itu merupakan cahaya sekaligus
petunjuk, sedangkan kebodohan adalah
kegelapan dan kesesatan. Pelajarilah apa
yang telah Allah turunkan berupa wahyu
kepada Rasul-Nya. Sesungguhnya, ulama
adalah pewaris para nabi. Adapun para nabi
dulu tidak mewariskan uang dinar atau
dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu.
Maka, siapa yang mengambil ilmu tersebut,
berarti ia telah mengabil bagian kekayaan
yang besar dari warisan mereka. Pelajarilah
ilmu, karena ia adalah kemulaiaan di dunia

dan akhirat, serta akan memberikan pahala


yang terus mengalir sampai hari kiamat. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman,

Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(Al-Mujadilah [58]: 11)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



:


Jika seorang hamba menginggal dunia, maka
pahala amalnya terputus kecuali dari tiga hal,
yakni sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan oleh orang-orang
sepeninggalannya, atau anak shalih yang
mendoakannya.
Mari kita perhatikan, betapa kita masih
merasakan pengaruh-pengeruh para ulama
Rabbani hingga hari ini, meski berbulan-bulan
dan bertahun-tahun telah berlalu. Pengaruh

mereka terpuji, jalan mereka diikuti, nama


mereka terus disebut, usaha mereka patut
disyukuri. Jika nama mereka disebut di
majelis-majelis, maka orang-orang pun
memohon rahmat dan mendoakan mereka.
Jika disebut tentang amal shaleh dan adabadab luhur, maka mereka merupakan teladan
manussia dalam melaksakannya.
Maasyiral muslimin! Pelajarilah ilmu dan
amalkanlah, sebab mempelajari ilmu
merupakan jihad fi sabilillah, dan dengan
mengamalkan ilmu akan mendatangkan
cahaya dan bashirah dari Allah.


Apakah orang yang sudah mati, lantas Kami
menghidupkannya dan Kami berikan
kepadanya cahaya terang, yang dengan
cahaya itu dia dapat berjalan di tengahtengah masyarakat manusia, serupa dengan
orang yang berada dalam gelap gulita yang
sekali-kali tidak dapat keluar darinya? (AlAnam [6]: 122)

Maasyiral muslimin! Tak lama lagi kita akan


menghadapi tahun palajaran baru. Pada tahun
pelajaran baru itu siswa-siswa akan menerima
ilmu-ilmu yang diajarkan kepada mereka,
sedangkan para guru akan menghadapi
siswa-siswa yang hendak menimba ilmu,
adab, dan akhlak dari mereka. Demi Allah,
apakah yang telah mereka persiapkan untuk
menghadapi hal ini?
Hendaklah para siswa mempersiapkan diri
menghadapi tahun pelajaran ini dengan
kesungguhan dan semangat mempelajari ilmu
semaksimal mungkin, melalui sarana-sarana
dan cara- cara yang memungkinkan.
Hendaklah para siswa berupaya bersungguhsungguh untuk menancapkan ilmu-ilmu itu di
hati dan bersungguh-sungguh
mempelajarinya sejak awal tahun pelajaran,
karena hal itu akan memantapkan ilmu yang
mereka terima dan memudahkan mereka
meraihnya. Sebab, jika seorang siswa
bersungguh-sungguh sejak awal tahun,
berarti ia menyerap ilmu sedikit demi sedikit,
sehingga belajarnya menjadi mudah. Namun,
apabila ia bersantai-santai dia awal tahun,
maka sesudah itu ia pasti akan mengalami

kesulitan, dan ilmu-ilmu tersebut akan


semakin berumpuk, sehingga bayangan ilmu
di benaknya hanya sepintas lalu, tertancap
kuat di hati dan mengendap di otak.
Selain itu, bila seorang siswa telah menguasai
ilmu tentang suatu persoalan, ia wajib
menerapkan dan melaksanakannya pada
dirinya, agar ilmu yang diperolehnya itu
bermanfaat bagi dirinya. Karena ilmu yang
bermanfaat adalah ilmu yang dipraktikan
seseorang secara nyata, sedangkan amal
adalah buah dari ilmu. Orang bodoh sungguh
lebih baik daripada orang berilmu yang tidak
dapat mendapat manfaat dari ilmunya dan
tidak melaksanakannya. Ilmu adalah senjata,
mungkin senjata itu bermanfaat bagimu
untuk menghadapi musuh justru mencelakai
dirimu.
Saya katakan kepada para siswa! Jika kamu
semua telah mengetahui satu persoalan
agama, maka laksakanlah. Jika tidak, apa
gunanya ilmu yang telah kamu mengerti itu?
Jika ada seorang yang telah mempelajari ilmu
kedokteran, tetapi ia tidak pernah mengobati
dirinya sendiri dan orang lain, maka

menurutmu apa faidah ilmunya? Begitu pula


ilmu-ilmu agama, jika tidak dilaksanakan.
Bahkan, ilmu agama lebih penting. Jika kamu
melaksanakan ilmu tersebut, maka ia menjadi
ilmu yang paling bermanfaat, tetapi jika kamu
melanggarnya, maka ia akan menjadi hujjah
yang mencelakakanmu.
Wahai para guru! Anda semua berkewajiban
menunaikan hak-hak agung umat Anda dan
hak-hak para siswa yang belajar tersebut
karena Allah, dengan ikhlas, memohon
pertolongan kepada-Nya, dengan tujuan
memberikan mafaatbagi anak-anak dan para
siswa yang mempelajari ilmu dari kalian.
Ikhlaskan niat dalam mengajar, pergunakan
metode pengajaran yang paling mudah dan
paling cepat memberikan pemahaman.
Sikapilah setiap kelas dengan sikap yang
sesuai, karena mengajari para ahli tentu tidak
sama dengan mengajari para pemula.
Hendaklah! Anda memberikan contoh akhkak
mulia di hadapan siswa. Jauilah segala akhlak
tercela dan nista. Sesungguhnya murid itu
akan mengikuti perilaku dan akhlak gurunya,
sebagaimana ia menerima ilmu darinya.

Berikan pengarahan kepada anak-anak Anda,


para siswa, setiap ada kesempatan untuk
menyelesaikan pengarahan itu.
Sesungguhnya, guru sejati adalah guru yang
memadukan antara pengajaran dan
pendidikan yang baik, sedangkan Allah
mencintai para pelaku kebaikan.
:


*


.
KHUTBAH KEDUA






.

.

Você também pode gostar