Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB 1
PENDAHULUAN
Gigi
menimbulkan keluhan di masyarakat sejak gigi mulai erupsi. Gigi impaksi sering
menjadi tempat retensi makanan yang sulit dibersihkan. Retensi debris
makanan dan plak akan menyebabkan karies pada gigi tersebut atau pada gigi
tetangganya dan menyebabkan bau mulut.
Insidensi gigi impaksi terjadi hampir pada seluruh ras di dunia,
termasuk diantaranya ras Kaukasia. Frekuensi gigi impaksi secara berurutan
paling tinggi pada molar tiga mandibula, molar tiga maksila, kaninus maksila,
premolar mandibula, kaninus mandibula, premolar maksila, insisivus sentralis
maksila dan insisivus lateralis maksila.
Keluhan utama yang paling sering dirasakan adalah rasa sakit dan
pembengkakan
yang
mempengaruhi estetis,
terjadi
di
gangguan
sekeliling
gusi
pengunyahan,
tersebut
kesulitan
yang
bicara
dapat
dan
mengganggu aktivitas sehari hari dan dapat juga menyebabkan masalah misalnya
infeksi seperti perikoronitis dan operkulitis
Perikoronitis merupakan suatu infeksi non-spesifik pada jaringan lunak
perikoronal yang bagian paling besar / utama dari jaringan lunak tersebut berada
di atas / menutupi mahkota gigi. Gigi yang paling sering mengalami perikoronitis
adalah pada gigi molar ketiga mandibula. Infeksi yang terjadi disebabkan oleh
adanya mikroorganisme dan debris yang terperangkap diantara mahkota gigi dan
jaringan lunak diatasnya.Prevalensi terjadinya perikoronitis sendiri bervariasi
antara 8-59%
Perikoronitis terjadi dari kontaminasi bakteri dibawah operculum,
mengakibatkan pembengkakan gingiva, kemerahan dan halitosis. Timbulnya sakit
merupakan salah satu variabel, tetapi ketidaknyamanan yang dirasa biasanya
mirip dengan gingivitis, abses periodontal dan tonsilitis. Sering timbul gejala
limphadenopati regional, malaise, dan demam. Jika edema atau selulitis meluas
mengenai otot masseter maka sering disertai trismus. Perikoronitis sering kali
diperparah oleh sakit yang ditimbulkan oleh trauma dari gigi antagonisnya selama
proses menutup mulut.