Você está na página 1de 4

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

jalan menjelaskan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur
penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan
persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jalan umum menurut fungsinya
dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Sedangkan, jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Menurut Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 1993 adalah sebagai berikut :
1. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan umum untuk menurunkan
dan/atau menaikkan penumpang;
2. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;
3. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara;
4. Fasilitas parkir pada badan jalan adalah fasilitas untuk parkir kendaraan dengan
menggunakan sebagian badan jalan;
5. Pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan/atau pejalan kaki;
6. Tempat istirahat adalah lokasi di luar daerah manfaat jalan yang disediakan untuk
dipergunakan sebagai tempat istirahat dan parkir kendaraan;
7. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan
kaki.

Fasilitas pendukung meliputi :

a. Fasilitas pejalan kaki :


Trotoar;
o Lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui
atau menggunakan trotoar tersebut, sebagaimana dalam lampiran keputusan
ini;
o Memiliki ruang bebas diatasnya sekurang- kurangnya 2,50 meter dari

permukaan trotoar.
Tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu lalu
lintas, berupa zebra cross atau dinyatakan dengan marka berupa 2 garis utuh
melintang jalur lalu lintas dan/atau berupa rambu perintah yang menyatakan

tempat penyeberangan pejalan kaki.


Jembatan penyeberangan memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan
tinggi jembatan penyeberangan bagian paling bawah sekurang-kurangnya 5,00

meter dari atas permukaan jalan.


Terowongan penyeberangan memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan
tinggi bagian atas terowongan sekurang-kurangnya 3,00 meter dari lantai

b.
c.

terowongan serta dilengkapi dengan lampu penerangan.


Fasilitas parkir pada badan jalan;
Fasilitas halte;
Dibangun sedekat mungkin dengan fasilitas penyeberangan pejalan kaki
Memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter, panjang sekurang- kurangnya
4,00 meter dan tinggi bagian atap yang paling bawah sekurang- kurangnya 2,50

meter dari lantai halte


Ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling depan

dari halte sekurang-kurangnya 1,00 meter dari tepi jalur lalu lintas.
d. Fasilitas tempat istirahat, harus memenuhi persyaratan :
Terletak di luar daerah manfaat jalan
Jalan masuk dan keluar ke dan dari tempat istirahat dapat menjamin keselamatan

dan kelancaran lalu lintas


Dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan.

e. Fasilitas penerangan jalan., memiliki persyaratan :


Ditempatkan ditepi sebelah kiri jalur lalu lintas menurut arah lalu lintas atau di
pulau lalu lintas.

Jarak tiang penerangan jalan sekurang- kurangnya 0,60 meter dari tepi jalur lalu

lintas.
Tinggi bagian yang paling bawah dari lampu penerangan jalan sekurangkurangnya 5,00 meter dari permukaan jalan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang


Jalan, menjelaskan bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi dalam
kehidupan bangsa,kedudukan dan peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut
hajat hidup orang banyak serta mengendalikan struktur pengembangan wilayah pada
tingkat nasional, terutama yang menyangkut pewujudan perkembangan antardaerah yang
seimbang dan pemerataan hasil-hasil pembangunan, serta peningkatan pertahanan dan
keamanan negara, dalam rangka mewujudkan rencana pembangunan jangka panjang dan
rencana pembangunan jangka menengah menuju masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Gambar xx Bagian bagian Jalan

Berdasarkan Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun


1990 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan Kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, dalam pengaturan
bidang lalu lintas dan angkutan jalan dengan memberikan kemungkinan kepada daerah

mengembangkan perangkat daerah untuk melaksanakan urusan-urusan yang telah


diserahkan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dalam Peraturan Pemerintah ini,
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan ketentuan bahwa dengan
penyerahan sebagian urusan Pemerintahan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, tidak melepaskan tanggung jawab
Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri yang membidangi perhubungan sebagai
penanggung jawab dari urusan-urusan yang diserahkan untuk melakukan pembinaan
teknis dan pengawasan teknis terhadap dinas-dinas daerah yang melaksanakan urusan
urusan tersebut. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini juga diberikan
kemungkinan kepada Daerah Tingkat I untuk menyerahkan urusan yang diterimanya
kepada Daerah Tingkat II sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang
bersangkutan.

Você também pode gostar