Você está na página 1de 8

1.

PENGAYAKAN
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu

atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan anatara partikel lolos ayakan (butiran
halus) dan yang tertinggal di ayakan ( butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masihdapat
melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas.
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyaI
berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai
alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan
memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang seragam. Dengan demikian
pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel
padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki
ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan.
Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan secara
luas pada proses pemisahan bahan-bahan pangan berdasarkan ukuran. Pengayakan yaitu
pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin atau lubang ayakan. Bahan yang mempunyai ukuran
lebih kecil dari diameter lubang akan lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan
terjerap pada permukaan lubang ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan
mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang terjerap dikembalikan untuk dilakukan
penggilingan ulang .
2.

TEKNIK PENGAYAKAN
Pengyakan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan ukuran partikel

yang diinginkan. Metode ini memiliki dua teknik yang dapat diaplikasikan dalam pembuatan sediaan
farmasi, yaitu teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik. Berikut adalah
penjelasan mengenai teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik.
Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya dengan
bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Beberapa farmakope memuat
spesifikasi ayakan denagn lebar lubang tertentu. Sekelompok partikel dikatakan memiliki tingkat
kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di
ayakan). Dengan demikian ada batasan maksimal ukuran partikel.
Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran
heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan
ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang
tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh, contoh ayakan dapat dilihat pada Gambar 1.
Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir dan
batu kerikil, menggunakan ayakan yang porinya cukup halus.

Gambar 1. Saringan yang memiliki ukuran pori tertentu


Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai
untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam.
Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses
pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di
bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak,
sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan
lebih lazim dalam keadaan kering
Pengayakan secara mekanik (pengayakan getaran, guncangan, atau kocokan) dilakukan dengan
bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar
yang berlainan.
Suatu ayakan terdiri dari bingkai ayakan dan jaringan ayakan dalam hal ini dikenal dengan
istilah mesh. Mesh adalah jumlah lubang per inchi kuadrat. Biasanya jaringan tersebut dilengkapi
dengan peralatan lain sesuai dengan jenis ayakan, misalnya pada ayakan goyang bingkai ayakan
dihubungkan dengan batang penggerak ke roda gerak.
Alatnya

Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan
dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang
berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan

yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan
permukaan bahan yang akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak
tersaring, dalam hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah
terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringan/filter. Ciri-ciri dari Vibrating
screener diantaranya, yaitu :

Memiliki kapasitas penyaringan yang tinggi

Mudah dalam pemeliharaan dan desain yang tersusun rapi dan rapat

Luas daerah getaran (fibrasi) dapat mudah berubah dari keseimbangan berat

Tahan lama

Dapat digunakan dalam ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda

Gambar : Vibrating
screener
Vibrating screener adalah alat pemisahan mekanis dengan pola pengayakan dan
penyaringan yang ukuran bahan disesuaikan dengan kain (screen) yang digunakan. kain (screen)
berlaku sebagai saringan, saringan yang digunakan pada alat ini dapat dibuat tersusun bertingkat
atau hanya terdiri atas satu saringan. Saringan yang digunakan memiliki nilai mess yang
menyatakan jumlah lubang per 1 mm2. Saringan yang digunakan pada alat Vibrating screener
umunya memiliki nilai mess 100 sampai 200. Saringan bertingkat dengan nilai mess sama akan
memperbaiki kualitas dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mess
berbeda akan menghasilkan beberapa produk dengan keseragaman berbeda.
Bahan yang diayak bergerak-gerak diatas ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian
terbagi menjadi fraksi-fraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan posisi
permukaan ayakan atau melalui pergeseran bahan yang diayak. Beberapa mesin pengayak bekerja
dengan gerakan melingkar atau elipsoid terhadap permukaan ayakan. Pada jenis ayakan statis,

bahan yang diayak dipaksa melalui lubang dengan menggunakan bantuan udara kencang atau air
deras.
Oleh karena itu penggunaan ayakan dari logam sering menyebabkan tidak tersatukan
dengan bahan obat (asam salisilat, reaksi gugus hidroksil fenolik dengan ion Fe3+, belerang, warna
hitam akibat terbentuknya tembaga sulfida, asam askorbat, penguraian oksidatif), maka ayakan dari
bahan sintetis menjadi semakin banyak digunakan.
3.

STANDAR AYAKAN
Teknik pengayakan yang dilakukan tentunya memiliki tujuan dalam pembuatan suatu

sediaan farmasi. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan maka terdapat beberapa
standar ayakan yang biasanya digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi. Standar ayakan yang
akan dibahas kali ini adalah Standar Amerika, Standar Tyler dan Standar menurut United States
Pharmacopeia ( USP )
Mengayak adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengukur distribusi ukuran
partikel karena murah , sederhana , dan cepat dengan variasi yang sedikit antara para operator.
Meskipun limit bawah dari pemakaian biasanya diperkirakan sebesar 50 mikron, ayakan mikromesh
dapat digunakan untuk memperpanjang batas bawah sampai 10 mikron.
Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang lubang
segi empat. Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala standar Tyler ,
perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah . Skala standar Tyler didasarkan pada
ukuran lubang (0,0029) pada kasa yang mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci , yaitu 200mesh. Skala Standar Amerika yang dianjurkan oleh Biro Standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan , tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18-mesh). Kedua ayakan standar ini dapat
dilihat pada tabel 2-4 .
Standar Amerika

Standar Tyler

Mikron

Mesh

Mikron

Mesh

5660

3 1/2

5613

4760

4699

4000

3965

3360

3327

2830

2794

2380

2362

2000

10

1651

10

1680

12

1397

12

1410

14

1168

14

1190

16

991

16

1000

18

883

20

840

20

701

24

710

25

589

28

590

30

495

32

500

35

417

35

420

40

351

42

350

45

295

48

297

50

246

60

250

60

208

65

210

70

175

80

177

80

147

100

149

100

124

115

125

120

104

150

105

140

88

170

88

170

74

200

74

200

62

230

53

270

44

325

37

400

TABEL 2-4. Rancangan dan Dimensi Ayakan Menurut Standar Amerika dan Standar Tyler
Prosedurnya meliputi penggoyangan sampel secara mekanis. Melalui suatu seri urutan ke
ayakan yang lebih halus, dan penimbangan bagian dari sampel yang tertinggal pada masing
masing ayakan. Tipe gerakan yang mempengaruhi pengayakan : gerakan vibrasi yang paling
efesien diikuti berturut turut dengan pengetukan dari samping , dari bawah, gerakan memutar
dengan pengetukan , dan gerakan memutar. Waktu merupakan faktor penting pada pengayakan.
Beban atau ketebalan serbuk per satuan luas dari ayakan mempengaruhi waktu pengayakan.
Untuk satu set ayakan tertentu kira kira sebanding dengan beban ayakan. Oleh karena itu pada
analisis ukuran dengan cara mengayak, tipe gerakan , waktu pengayakan , dan beban harus
distandardisasi.
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran 10.000 mikron
atau 10 mm atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal , 1 mikron atau lebih kecil.
Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar maka USP menggunakan suatu batasan dengan
istilah Very Coarse, Coarse , Moderately Coarse , Fine dan Very Fine (sangat kasar, kasar , cukup
kasar ,halus dan sangat halus ), yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mampu melalui
lubang lubang ayakan yang telah distandardisasi yang berbeda beda ukurannya , pada suatu
periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan, biasanya pada alat pengaduk ayakan
secara mekanis. Tabel 6- 1 menggambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing masing lubang
ayakannya dinyatakan dalam milimeter dan mikrometer. Ayakan untuk menguji dan mengukur
bahan farmasi biasanya merupakan anyaman yang mungkin terbuat dari kawat kuningan ,
perunggu atau kawat lain yang cocok atau tidak diberi lapisan .
Nomor Ayakan

Lubang Ayakan

9,5 mm

3,5

5,6 mm

4,75 mm

2,36 mm

10

2,00 mm

20

850 m

30

600 m

40

425 m

50

300 m

60

250 m

70

212 m

80

180 m

100

150 m

120

125 m

200

75 m

230

63 m

270

53

325

45

400

38

TABEL 6-1. Diambil dari USP XXI-NF XVI

Very Coarse powder ( serbuk sangat kasar atau nomor 8 ) semua partikel serbuk

dapat melewati lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% melewati lubang ayakan
No. 60.

Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20 ) semua partikel serbuk dapat melewati

lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.

Moderately Coarse ( serbuk cukup kasar atau nomor 40 ) semua partikel serbuk dapat

melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor
80.

Fine Powder (serbuk halus atau nomor 60 ) semua partikel serbuk dapat melewati

lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40% melewati ayakan nomor 100

Very Fine powder ( serbuk sangat halus atau nomor 80) semua partikel serbuk dapat

melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat dikerjakan dengan
pengayakan; yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis menembus suatu susunan ayakan
yang diketahui ukurannya dan berurutan dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih kecil , serta
penentuan bagian serbuk yang melewati atau tertahan pada masing masing ayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi
keempat, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ign Suharto. 1998. Sanitasi , Keamanan , dan Kesehatan Pangan dan Alat Industri. Bandung.
Kurniawan, Dhadhang W. dkk., 2012, Teknologi Sediaaan Farmasi, Laboratorium Farmasetika
UNSOED, Purwokerto.
Lachman, Leon., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI Press, Jakarta
McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1999. Operasi Teknik Kimia. Alih Bahasa Jasiji, E.Ir. Edisi ke-4.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its Chemistry and Physics. Di dalam :Starch Conversion
Technology. Van Beynum GMA, Roels A, editor. New York : Marcel Dekker.

About these ads

Você também pode gostar

  • 2037 4170 1 SM
    2037 4170 1 SM
    Documento6 páginas
    2037 4170 1 SM
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Sni-06-6989.3-2004 TSS Air Bersih Dan Air Limbah
    Sni-06-6989.3-2004 TSS Air Bersih Dan Air Limbah
    Documento10 páginas
    Sni-06-6989.3-2004 TSS Air Bersih Dan Air Limbah
    Ageng Wahyu Patrianita
    Ainda não há avaliações
  • Katalog Tempat Sampah
    Katalog Tempat Sampah
    Documento2 páginas
    Katalog Tempat Sampah
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Accountability
    Accountability
    Documento4 páginas
    Accountability
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Prasedimentasi Edit
    Prasedimentasi Edit
    Documento10 páginas
    Prasedimentasi Edit
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Z
    Z
    Documento1 página
    Z
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • 15.04.1786 Bab1
    15.04.1786 Bab1
    Documento10 páginas
    15.04.1786 Bab1
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • 437 1803 1 PB
    437 1803 1 PB
    Documento10 páginas
    437 1803 1 PB
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • 18-Article Text-31-1-10-20191023
    18-Article Text-31-1-10-20191023
    Documento12 páginas
    18-Article Text-31-1-10-20191023
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Bab II Update Tabel Gambar
    Bab II Update Tabel Gambar
    Documento61 páginas
    Bab II Update Tabel Gambar
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Corporate Social Responsibility
    Konsep Corporate Social Responsibility
    Documento9 páginas
    Konsep Corporate Social Responsibility
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Potongan B B
    Potongan B B
    Documento1 página
    Potongan B B
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Konsep CSR Kelompok Nita
    Konsep CSR Kelompok Nita
    Documento23 páginas
    Konsep CSR Kelompok Nita
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Ad
    Ad
    Documento73 páginas
    Ad
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Transmisi
    Sistem Transmisi
    Documento4 páginas
    Sistem Transmisi
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • TPAM
    TPAM
    Documento24 páginas
    TPAM
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • SFSFSDFSFSDFDFD
    SFSFSDFSFSDFDFD
    Documento2 páginas
    SFSFSDFSFSDFDFD
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Piplc - Rev Od
    Laporan Piplc - Rev Od
    Documento124 páginas
    Laporan Piplc - Rev Od
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • SAP Mikrobiologi Air IL2203
    SAP Mikrobiologi Air IL2203
    Documento2 páginas
    SAP Mikrobiologi Air IL2203
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Aadaa
    Aadaa
    Documento27 páginas
    Aadaa
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Pem Bobo Tan
    Pem Bobo Tan
    Documento1 página
    Pem Bobo Tan
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • 4.3 Profil Hidrolis
    4.3 Profil Hidrolis
    Documento3 páginas
    4.3 Profil Hidrolis
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Pem Bobo Tan
    Pem Bobo Tan
    Documento1 página
    Pem Bobo Tan
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Sfjshfjs
    Sfjshfjs
    Documento2 páginas
    Sfjshfjs
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Tabel 4 Kota 2003
    Daftar Tabel 4 Kota 2003
    Documento8 páginas
    Daftar Tabel 4 Kota 2003
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Rab
    Rab
    Documento1 página
    Rab
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • PENGERTIAN
    PENGERTIAN
    Documento18 páginas
    PENGERTIAN
    Khairunnisaa Nurul H
    86% (28)
  • VISI1
    VISI1
    Documento30 páginas
    VISI1
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Panduan RKPKP FINAL PDF
    Panduan RKPKP FINAL PDF
    Documento124 páginas
    Panduan RKPKP FINAL PDF
    mg99997
    Ainda não há avaliações
  • Iy
    Iy
    Documento5 páginas
    Iy
    mg99997
    Ainda não há avaliações