Você está na página 1de 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan
anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan

anak

di

prioritaskan

dalam

perencanaan

atau

penataan

pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan
derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari
lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut
juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak,
perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat,
2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000
penduduk pada semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL
Depkes) sekitar 162.000 balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi bayi setelah
pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar
837.724, dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang
ditangani sebesar 41,33 %, sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03
%.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan
selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara
nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah
pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta
penanganannya.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit
dengan diare.
b. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa
masalah.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan
segera.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi
berdasarkan diagnos.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan
yang telah dibuat.
g. Mahasiswa

mampu

melakukan

kebidanan yang telah dilaksanakan.

evaluasi

hasil

asuhan

C. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
A.

Latar Belakang

B.

Tujuan Penulisan

C.

Sistematika Penulisan

Bab II: Tinjauan Teori


A. Konsep Dasar Diare
1. Pengertian Diare
2. Etiologi Diare
3. Jenis Diare
4. Patogenesis
5. Patofisiologis
6. Gejala/Gambaran Klinis
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penanganan
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Bab III:Tinjauan Kasus


A. Pengkajian
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
B. Intrepetasi Data Dasar/Diagnosa Masalah
C. Identifikasi Diagnosa Potensial
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
E. Intervensi
F. Implementasi

G. Evaluasi

Bab IV:Pembahasan

Bab V :Penutup
A.

Kesimpulan

B.

saran

Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Diare
1. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya
sakit.
Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran
tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi berumur lebih
dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)
2. Penyebab Diare / Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :
a. Faktor Infeksi.
Infeksi Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :


Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella,
vibria cholerae, aeromonas,
Infeksi

dll.
Virus : Enterovirus,

adenovirus,

rotavirus, astrovirus, dll.

InfeksiParasit : Cacing(ascaris),
Protozoa(trichomonas
haminis),

Jamur(candida

algicans).
Infeksi Parenteral : Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat
pencernaan

seperti,

Tonsilofaringitis (Radang Tonsil), Radang


Tenggorokan

(Keadaan

ini

terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur


dibawah 2 tahun).
b. Faktor Mal arbsorbsi.
1) Mal arbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu
formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,
tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
2) Malarbsorbsi Lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebuttrglyserida.
Dengan

bantuan

kelenjar lipase mengubah

lemak

menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus. Jika tidak


ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat
terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.
3) Malarbsorbsi Protein
c. Faktor Makanan.
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.
d. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada
anak dapat menyebabkan diare kronis.
3. Jenis Diare
a. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi


gejalanya dapat menjadi berat.Penyebabnya sebagai berikut :
1) Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus
halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung.
2) Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus.
3) Racun yang dikeluarkan oleh bakteri Kelebihan cairan usus
akibat racun.
b. Diare Kronis / Menahun / Persisten
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang
menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak. Diare
kronis / diare yang menetap akan berakhir 14 hari atau lebih lama,
karena :
1) Gangguan bakteri jamur dan parasit
2) Malarbsorbsi kalori dan lemak
3) Gejala-gejala sisa karena cidera

usus

oleh

setiap

enteropatogen pasca infeksi akut.


4. Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :
a. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya
bila peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan selanjutnya akan timbul diare juga.

d. Patogenesis Diare Kronis


Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi
bakteri, parasit, malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
5. Patofisiologi
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)

yang

mengakibatkan terjadinya gangguan asam basa (Asidosis


Metabolic, Hipoglikemia).
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang,
pengeluaran bertambah).
c. Hipoglikemia.
d. Gangguan sirkulasi darah.
6. Gejala / Gambaran Klinis
a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

meningkat.
Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah.
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
Anus lecet.
Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
Muntah sebelum dan sesudah diare
Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
Dehidrasi (kekurangan cairan).

7. Komplikasi
a. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak
gradiksida, perubahan elektrokardiogram).
d. Hipoglikemia.
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi
enzim laktosa.
f. Kejang.

8. Pemeriksaan Penunjang

a.

Pemeriksaan

Tinja : Mikroskopis

dan

makroskopis. pH dan kadar gula jika diduga


ada intoleransi gula (sugar intolerance).
Biarkan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensinya terhadap
berbagai antibiotika (pada diare persisten).
Pemeriksaan
Darah : Darah
perifer

b.

lengkap, analisis gas darah dan elektrolit


(terutama Na, K, Ca dan P serum pada
diare yang disertai kejang)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal
ginjal
d. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif terutama pada diare kronik
9. Penanganan
Dasar pengobatan diare adalah :
a. Pemberian Cairan
Cairan peroral

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan


diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan
NaHCO3, KCl dan Glukosa

Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan
kadar Natrium 90 mg/l

Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan /


sedang kadar Natrium 50-90 mg/l

Formula lain yang disebut oralit

Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak


lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
Cairan Perenteral / Infuse
Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)Cara
memberikan cairan :

Belum ada dehidrasi


Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas
tiap defekasi.

Dehidrasi Ringan :
-

1 jam pertama : 25 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)


Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

Dehidrasi Sedang
-

1 jam pertama : 50 100 ml / kg BB / peroral / intragastric

(sonde)
7 jam berikutnya : 10 12 ml / kg BB / jam dengan 3 5

tetes / menit
16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral /
intragastric.

b. Pengobatan Dietelik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang
dari 7 kg jenis makanannya adalah :
1) Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau
sejenisnya)
2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi
tim)c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang
ditemukan
3) Obat Obatan:

Obat anti sekresi

Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30

mg
Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / harib. Obat

spasmolitik
Papaverihn
Ekstra bveladona
Opium loperamid

Obat pengeras tinja


-

Kaolin
Dektini
Chorcool
Tahurold.

Antibiotika
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi
diare akut kecuali bila penyebabnya jelas, seperti :
- Kolera : Terosiktin 25 50 mg / kg BB / hari
- Compylohectar : Eritromycin 40 50 mg / kg BB / hari.

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan
kepada klien atau pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
- Bertahap dan Sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :
1. Pengertian
a. Proses pemecahan masalah
b. Digunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah.
c. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis.
d. Untuk pengambilan suatu keputusan
e. Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
a. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif
adalah yang

menggambarkan

pendokumentasian

hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data


subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, pengetahuan klien.Data objektif adalah yang
menggambarkanpendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus.
Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan

kebutuhan

dan

pemeriksaan

tanda-tanda

vital,

pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan


pemeriksaan

penunjang

(laboratorium,

catatan

baru

dan

sebelumnya).

b. Langkah II : Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa
atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan.
c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
& Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi.

Langkah

ini

membutuhkan

antisipasi

bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat


waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
untuk

Melakukan

Konsultasi,

Kolaborasi

Kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

dengan

Tenaga

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau


dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh /
Intervensi
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di
identifikasi atau di antisipasi.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan
Aman / Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
kebidanan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar
dalam pelaksanaannya.
(Saminem, 2008)

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN ANAK SAKIT
PADA An. J USIA 30 BULAN DENGAN
Diare DI RUANG KEPERAWATAN KELAS III ANAK
RSAL dr. Oetojo KOTA SORONG
TAHUN 2015

No. Reg
: 41.151110.15722
Masuk RS tanggal, Jam : 10-11-2015
Di rawat di ruang
: Keperawatan kelas III anak
Biodata
Bayi / Anak
Nama
: An. N
Tanggal / Jam Lahir
: 14 Agustus 2013 / 21.00 WIT
Usia
: 2 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Anak Ke
: 1 (satu)
Jumlah Saudara Kandung : Orang Tua
Nama ibu
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat rumah

: Ny. D
: 32 tahun
: Kendari
: Kristen Protestan
: SMA
: IRT
: Jln. Sapta taruna

Nama Ayah
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat rumah

: Tn. R
: 34 tahun
: Jawa
:Kristen p
: SMA
: Swasta
:Jln.

Sapta
DATA SUBJEKTIF
1. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin
memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak encer dan
berampas 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
2. Riwayat Antenatal
Penyakit / Infeksi Saat Hamil : Tidak ada
Tempat & Frekuensi ANC
: BPS, 4x ANC
Imunisasi yang diperoleh saat ANC & Frekuensi : Imunisasi TT1dan TT2
Kebiasaan ibu selama hamil : Melakukan pekerjaan RT

Obat / Jamu yang diminum selama hamil : Tidak ada


3. Riwayat Kelahiran
Tempat Lahir dan Penolong : BPS dan penolong Bidan
Cara dan Lama Kelahiran
: Spontan B. dan lamanya 20 menit
Komplikasi Persalinan
: Tidak ada
Kondisi saat lahir
: Baik
4. Riwayat Imunisasi
Jenis
Imunisasi

Umur

Tanggal
pemberian

Tempat
Pemberian

Di berikan
oleh

BCG

1 bulan

Lupa

Rumah

Bidan

bidan
Hepatitis B

Polio

DPT

Campak

2 bulan
3 bulan

Lupa

2 bulan
3 bulan
4 bulan

Lupa

2 bulan
3 bulan
9 bulan

Lupa

9 bulan

Lupa

Rumah

Bidan

bidan
Rumah

Bidan

bidan
Rumah

Bidan

bidan
Rumah

Bidan

Bidan
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Perkembangan Anak
Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan
imunisasi yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.
b. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS,
dll)
1) Pasien : Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang menderita penyakit

diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular seperti


(HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM,
Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

2) Orang Tua : Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah

menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis),


penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit
menahun seperti (Jantung, Ginjal).
3) Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis),
penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit
menahun seperti (Jantung, Ginjal).
c. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang
menderita penyakit diare.
d. Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat
Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang
merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang
tepat dan seimbang bagi anak.
6. Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak
pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.
7. Pola Kehidupan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
1) Lama pemberian ASI
: 6 bulan
2)
Jenis makanan utama

:NasiLauk,

sayur, buah yang dikonsumsi : Tahu,


tempe, telur, sayuran dan jeruk
3) Jumlah / Frekuensi pemberian : 3 x sehari
4)
Makanan
ekstra
yang

biasa

dimakan : Tidak
adaNafsu
makan : Sedikit
berkurang
b. Pola Eliminasi

BAK : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas,
bau khas dan tidak ada nyeri
BAB : Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelum sakit BAB 1-2 x perhari
warna khas, bau khasdan konsistensi lembek. Pada saat sakit
anaknya BAB 4 x perhari warna khas, bau khas dan konsistensi
encer.
c. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah berkembang sesuai dengan
usianya saat ini dan aktivitas anak sehari-hari hanya bermain.
d. Pola Istirahat / Tidur
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang 4 jam (12.00 16.00 WIB)
dan tidur malam 10 jam (21.00 07.00 WIB)
e. Personal Hygiene
Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x
sehari, mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x
sehari atau jika basah dan kotor.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
: Composmentis
b. Keadaan Umum : Cukup
c. Antropometri
:

BBL / TBL : 2400 gram / 48 cm

BB

: 10 kg

TB

: 75 cm

LLA

: 10 cm

LD

: 30 cm

LK

: 45 cm

d. Tanda-Tanda Vital :

Nadi

: 96 x/menit

Suhu

: 37,1 C

RR

: 35 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuknya baik, rambut keriting dan berwarna hitam,
bentuk oval, dan tidak ada odema.
b. Telinga
- Bentuk
- Daun telinga
- Lubang telinga
- Pengeluaran
c. Mata
Inspeksi
d. Hidung
Inspeksi
e. Mulut
Inspeksi
f. Leher
Inspeksi
g. Dada
Inspeksi

: simetris/sejajar dengan kuantus mata


: normal
:ada
:: simetris, tidak ada sekret, keadaan bersih.
: simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
: tidak pucat, bibir normal, tidak sumbing,
keadaan bersih.
: tidak ada pembengkakan dan gumpalan.
: bentuk simetris, tidak ada kelainan bunyi
nafas dan jantung.

h. Abdomen
- Bentuk
: simetris, dinding perut tebal, perut kembung.
i. Bahu, tangan dan lengan
- Gerakan
: normal
- Jumlah jari
: jari tangan lengkap.
j. Kelamin
Jenis kelamin
: perempuan
k. Tungkai dan kaki
- Gerakan
: normal
- Bentuk
: simetris
- Jumlah jari
: lengkap
l. Punggung dan anus
- Pembengkakan : tidak ada
- Benjolan
: tidak ada
- Lubang anus
: ada

3. Pemeriksaan Penunjang
Darah Hemoglobin
UrineAlbumin
Reduksi
Pemeriksaan Lab lain-lain

: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan

4. Assasment
a. INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH
Tanggal
: 11-11-2015
Jam
: 15.00 WIT
Diagnosa / Masalah : Anak N usia 2 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
Data Dasar
: DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan
berampas 6x dalam sehari dan sudah
berlangsung selama 1 hari.
DO : - Kesadaran : Composmentis
- Keadaan Umum : Cukup
- TTV :
Suhu : 37,1 C
Nadi : 96 x/menit
RR : 35 x/menit
- Mata : Tidak cekung
- Turgor Kulit : Menurun
- Abdomen : Kembung (+), Bising Usus (+)
b. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadinya dehidrasi ringan
c. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral.
d. INTERVENSI
Tanggal
: 11-11-2015
Jam
: 15.30 WIT
Diagnosa
: Anak N usia 2 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan 30 menit diharapkan
ibu mengerti dan memahami tindakan yang akan dilakukan,
serta memahami penjelasan petugas.
Kriteria Hasil :
- Kesadaran :Composmentis
- Keadaan Umum : Baik

TTV
:
- Suhu : 36,5 37,5 C
- Nadi:60 100 x/menit
- RR : 40 60 x/menit
Turgor Kulit : Baik
Abdomen
: Kembung (-), Bising Usus (+)
Tidak terjadi dehidrasi

e. IMPLEMENTASI
Diagnosa
: Anak N usia 2 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
Tanggal
: 11-11-2015
Jam
: 18.00 WIT
Implementasi / Tindakan :
1) Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang
dialami oleh anak saat ini.
2) Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital
- Kesadaran : Composmentis
- Keadaan Umum : Cukup
- TTV :
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR : 35 x/menit16.353. Melakukan observasi kesadaran, keadaan
umum dan tanda-tanda vital
- Mata : Tidak cekung
- Turgor Kulit : Menurun
- Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+).
3) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk
mengetahui kondisi pasien saat ini
4) Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
5) Memberikan HE kepada ibu tentang :
a) Nutrisi
Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada
pembuatan susu formula.
b) Personal Hygiene
- Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku
-

dan jari.
Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi)
yaitu dengan cara merebus botol kedalam air mendidih 20

menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal


didalam botol susu.
f. EVALUASI
Tanggal
: 11-11-2015
Jam
: 20.00 WIT
S
: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah
diberikan oleh petugas dan ibu dapat mengulang kembali
apa yang telah dijelaskan oleh petugas.
O

:
-

A
P

Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Cukup
TTV :
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,1 C
RR : 35 x/menit16.353. Melakukan observasi kesadaran,
keadaan umum dan tanda-tanda vital
Mata : Tidak cekung
Turgor Kulit : Menurun
Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+).

: Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi.


:
1. Memberikan HE pada ibu tentang :
- Personal Hygiene
- Nutrisi
- Pentingnya
pemberian
cairan
dan

cara

membersihkan botol
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah

merawat anak
Minum obat secara teratur

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi Mahasiswa : Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap
kasus yang terjadi di tempat praktek sehingga mahasiswa
dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
Bagi Instansi Pelayanan :
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus
sesuai dengan wewenang yang telah ditentukan serta dapat
bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalamdalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
Bagi Instansi Pendidikan :
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik
dari segi teori maupun keterampilan secara maksimal agar
mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam
memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan
protap yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
BrataraNelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGCSaminem, Hj.
Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996.Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : 2008.
Kehamilan Normal. Jakarta : EGCStaf Pengajar IKA FKUI 1998.
Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUIWidjaja, M.C. 2002.
Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan
Pustakarerei di 14.22Berbagi

Você também pode gostar