Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH:
KELOMPOK 2
LUJAIN AYU ASTUTY
WIDIYA PRATIWI
PT. INDOJAYA
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari 31 Desember 2011
Penjualan
Rp 34,518,176,334.00
Hpp
Rp (30,319,392,731.00)
Laba Bruto
Rp
4,198,783,603.00
Biaya-biaya
B. Gaji karyawan/Bonus/THR
Rp 473,400,000.00
Rp 1,346,700.00
B. Listrik
Rp 6,609,278.00
B. PDAM
Rp 1,416,700.00
B. Telepon
Rp 13,844,723.00
B. Konsumsi
Rp 96,000,000.00
B. Premi asuransi
Rp 9,468,000.00
B. Transportasi
Rp 9,000,000.00
B. Sewa kantor
Rp 10,000,000.00
B. Administrasi bank
Rp 2,331,466.00
B. Import
Rp 99,234,217.00
B. Penyusutan
Rp32,654,844.00
Jumlah Biaya-biaya
Rp (755,305,928.00)
Rp 3,443,477,674.00
Rp 2,870,667.00
Rp 170,922,290.00
Pendapatan lain-lain
Rp 63,323.00
Rp (97,911,380.00)
Rp (568,933.00)
Rp (98,480,313.00)
Rp 3,518,853,641.00
Rp 3,518,853,641
Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal positif
Biaya Konsumsi
Rp 96,000,000
Rp 9,468,000
Biaya Transportasi
Rp 9,000,000
Rp 568,933
Rp 115,036,933
Rp (2,870,667)
Rp 3,631,019,907
50% X 25%
Rp 504,919,362
Rp 63,114,920
25%
Rp 3,126,100,545
Rp 781,525,136
Pajak Terutang
Rp 844,640,056
Rp (787,729,000)
Rp (8,844,048)
Rp (796,573,048)
Rp 48,067,008
penghasilan
Kerugian selisih kurs mata uang asing
Biaya penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
Biaya beasiswa, magamg dan pelatihan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
direktorat jendral pajak; dan
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada pengadilan negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang Negara, atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan,
atau
pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah uang tertentu;
4. Syarat bagaimana dimaksud pada angka 3 telah berlaku untuk penghapusan piutang
tak tertagih debitur kecil.
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya
diatur dengan peraturan perpajakan
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangannya yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan peraturan perpajakan
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan peraturan
perpajakan
l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan peraturan perpajakan
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan
peraturan perpajakan
n. Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya (maksimal 5 tahun).
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan Dari penghasilan Bruto (Non Deductable
Expanse)
Menurut
Suandy
(2011:129)
Biaya
yang
tidak
boleh
menjadi
pengurang
penghasilan menurut fiskal pada dasarnya meliputi pengeluaran yang sifatnya untuk
keperluan pribadi, atau yang jumlahnya melebihi kewajaran. Sedangkan biaya yang
diperbolehkan adalah yang secara langsung mempunyai hubungan dengan kegiatan
usaha untuk 3M (mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan).
Biaya yang tidak diperbolehkan bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT, sesuai
dengan Undang-undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1), adalah:
a. Pembagian laba dengan nama dan bentuk apapun seperti deviden, termasuk deviden yang
dibagikan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang saham polis, dan pembagian sisa
hasil koperasi
b. Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
1. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh badan penyelenggara jaminan sosial;
3. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjamin simpanan;
4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;
tentang penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan pengganti atau
imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura di
daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan
peraturan menteri keuangan.
Dengan memperhatikan
Undang-undang
no.36
tahun
2008
sebaiknya
perusahaan membebankan
premi
asuransi
di
dalam
penghasilan
biaya
premi
asuransi
tersebut
dimana transaksi
tersebut tergolong objek atau pengeluaran yang harus dijadikan koreksi fiskal
positif, karena tergolong pada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pribadi
wajib pajak atau keperluan orang tertentu yang ditanggung perusahaan.
Perusahaan sebaiknya dalam memberi penggantian bensin dan parkir diberikan
dalam bentuk tunjangan transportasi yang masuk dalam penghasilan karyawan, sehingga
penggantian bensin dan parkir tersebut dapat mengurangi penghasilan bruto dan tidak
dikoreksi fiskal positif. Dibawah ini akan disajikan perhitungan Pajak Penghasilan
Badan setelah dilakukan tax planning
Rp 3,518,853,641
Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal positif
Pajak Bunga Bank
Jumlah Koreksi Fiskal Positif
Rp 568,933
Rp
568,933
Rp (2,870,667)
Rp 3,516,551,907
50% X 25%
Rp 489,001,765
Rp 61,125,221
25%
Rp 3,027,550,142
Rp 756,887,536
Pajak Terutang
Rp 818,012,757
Rp (787,729,000)
Rp (8,844,048)
Rp (796,573,048)
Rp 21,439,709
tax planning)
tax
Rp 3,518,853,641
Rp 115,036,933
Rp 2,870,667
Rp 3,631,019,907
Rp 844,640,056
Rp 796,573,048
Rp 48,067,008
planning)
Rp 3,518,853,641
Rp 568,933
Rp 2,870,667
Rp 3,516,551,907
Rp 818,012,757
Rp 796,573,048
Rp 21,439,709
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tax planning maka terdapat
penghematan pajak yang dapat dilakukan oleh PT.Indojaya Mandiri sebesar Rp 26.627.299
REFERENSI
Ifadhoh, Nurul., Lailatul Amanah. 2013. Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan
Badan PT. Indojaya Mandiri. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Suandy, E. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Salemba Empat. Yogyakarta
Undang-undang No.36 Tahun 2008: Pajak Penghasilan