Você está na página 1de 10

MANAJEMEN PERPAJAKAN

TAX PLAN: WAJIB PAJAK BADAN

OLEH:
KELOMPOK 2
LUJAIN AYU ASTUTY
WIDIYA PRATIWI

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016

PT. INDOJAYA
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari 31 Desember 2011
Penjualan

Rp 34,518,176,334.00

Hpp

Rp (30,319,392,731.00)

Laba Bruto

Rp

4,198,783,603.00

Biaya-biaya
B. Gaji karyawan/Bonus/THR

Rp 473,400,000.00

B. Alat tulis & keperluan kantor

Rp 1,346,700.00

B. Listrik

Rp 6,609,278.00

B. PDAM

Rp 1,416,700.00

B. Telepon

Rp 13,844,723.00

B. Konsumsi

Rp 96,000,000.00

B. Premi asuransi

Rp 9,468,000.00

B. Transportasi

Rp 9,000,000.00

B. Sewa kantor

Rp 10,000,000.00

B. Administrasi bank

Rp 2,331,466.00

B. Import

Rp 99,234,217.00

B. Penyusutan

Rp32,654,844.00

Jumlah Biaya-biaya

Rp (755,305,928.00)

Laba Bersih Operasional

Rp 3,443,477,674.00

Pendapatan jasa giro/bunga

Rp 2,870,667.00

Pendapatan selisih kurs

Rp 170,922,290.00

Pendapatan lain-lain

Rp 63,323.00

Biaya selisih kurs

Rp (97,911,380.00)

Pajak bunga bank

Rp (568,933.00)
Rp (98,480,313.00)

Laba Bersih sebelum pajak

Rp 3,518,853,641.00

PT. INDOJAYA MANDIRI


PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBELUM TAX PLANNING
Laba Bersih Sebelum Pajak

Rp 3,518,853,641

Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal positif
Biaya Konsumsi

Rp 96,000,000

Biaya Premi Asuransi

Rp 9,468,000

Biaya Transportasi

Rp 9,000,000

Pajak Bunga Bank

Rp 568,933

Jumlah Koreksi Fiskal Positif

Rp 115,036,933

Koreksi Fisakal Negatif


Pendapatan jasa giro/Bunga

Rp (2,870,667)

Penghasilan Kena Pajak

Rp 3,631,019,907

Perhitungan Pajak Penghasilan


PKP Dengan Fasilitas

50% X 25%

Rp 504,919,362

Rp 63,114,920

PKP Tanpa Fasilitas

25%

Rp 3,126,100,545

Rp 781,525,136

Pajak Terutang

Rp 844,640,056

PPH Pasal 22 import

Rp (787,729,000)

PPH Pasal 25 Badan

Rp (8,844,048)

Jumlah Kredit Pajak

Rp (796,573,048)

PPH Pasal 29 Tahun 2011

Rp 48,067,008

Biaya Yang boleh Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto (Deductable Expense)


Suandy (2011:128) mengemukakan bahwa secara akuntansi yang diterapkan
perusahaan, seluruh beban dapat diperhitungkan sebagai pengurangan penghasilan,
sedangkan secara fiskal tidak semua beban dapat diakui.
Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6, besarnya Pengusaha Kena
Pajak (PKP) bagi Wajib Pajak (WP) dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurang biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, termasuk:
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
1. Biaya pembelian bahan
2. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
3. Bunga, sewa, dan royalty
4. Biaya perjalanan
5. Biaya pengelolan limbah
6. Premi asuransi
7. Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan peraturan menteri keuangan
8. Biaya administrasi
9. Pajak, kecuali pajak penghasilan.
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa
manfaat labih dari 1 (satu) tahun
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan olek Menteri Keuangan
(MK)
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
e.
f.
g.
h.

penghasilan
Kerugian selisih kurs mata uang asing
Biaya penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
Biaya beasiswa, magamg dan pelatihan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
direktorat jendral pajak; dan
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada pengadilan negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang Negara, atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan,

atau

telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya

pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah uang tertentu;
4. Syarat bagaimana dimaksud pada angka 3 telah berlaku untuk penghapusan piutang
tak tertagih debitur kecil.
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya
diatur dengan peraturan perpajakan
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangannya yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan peraturan perpajakan
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan peraturan
perpajakan
l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan peraturan perpajakan
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan
peraturan perpajakan
n. Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya (maksimal 5 tahun).
Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan Dari penghasilan Bruto (Non Deductable
Expanse)
Menurut

Suandy

(2011:129)

Biaya

yang

tidak

boleh

menjadi

pengurang

penghasilan menurut fiskal pada dasarnya meliputi pengeluaran yang sifatnya untuk
keperluan pribadi, atau yang jumlahnya melebihi kewajaran. Sedangkan biaya yang
diperbolehkan adalah yang secara langsung mempunyai hubungan dengan kegiatan
usaha untuk 3M (mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan).
Biaya yang tidak diperbolehkan bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT, sesuai
dengan Undang-undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1), adalah:
a. Pembagian laba dengan nama dan bentuk apapun seperti deviden, termasuk deviden yang
dibagikan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang saham polis, dan pembagian sisa
hasil koperasi
b. Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
1. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh badan penyelenggara jaminan sosial;
3. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjamin simpanan;
4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;

6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri


untuk usaha pengelolaan limbah industri,
d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan beasiswa, yang dibayar oleh
wajib pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan wajib pajak yang bersangkutan;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman
bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura di daerah
tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan peraturan
menteri keuangan
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak
yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan
g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan (dalam pasal 4 ayat (3)
huruf a dan b Undang-undang PPh) kecuali sumbangan (dalam pasal 6 ayat (1) huruf i
sampai m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah;
h. Pajak penghasilan;
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wajib pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya;
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Pembahasan Evaluasi Tax Planning
Dari hasil evaluasi tax planning yang diterapkan oleh perusahaan, peneliti menguraikan
kebijakan-kebijakan yang secara tidak langsung sudah dapat termasuk dalam aktivitas suatu
taxplanning, yaitu terkait dengan laporan keuangan yang tentunya akan ada kaitannya
dengan kebijakan manajemen ataupun keputusan manajemen dalam menentukan prosedur
bagaimanasuatu laporan keuangan fiskal tersebut disusun. Berikut beberapa biaya yang dapat
dijadikan tax saving PT. Indojaya Mandiri, antara lain adalah:
a. Biaya konsumsi

PT. Indojaya Mandiri memberikan konsumsi setiap hari pada karyawan


dalam bentuk tunjangan uang makan dan air mineral kepada semua karyawan,
terkait dengan hal ini kebijakan perusahaan yaitu dengan memberikan uang tunai setiap
hari kepada para pegawai, dan tidak terakumulasi untuk diakui sebagai penghasilan
karyawan terkait dengan PPh pasal 21, sehingga perusahaan secara akuntansi kas
keluar tersebut tidak dapat dibebankan dalam laporan pajak dan dikoreksi fiskal
positif. Dalam Undang-undang no. 36

Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf e

tentang penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai dan pengganti atau
imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura di
daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan
peraturan menteri keuangan.
Dengan memperhatikan

Undang-undang

no.36

tahun

2008

sebaiknya

perusahaan tidak memberikan atau menyediakan makanan atau minuman dalam


bentuk natura tetapi diakui sebagai tunjangan makan terkait dengan PPh pasal 21,
sehingga menurut peraturan perpajakan atas kas keluar tersebut dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto dan tidak terkena koreksi fiskal positif.
b. Biaya Premi Asuransi
PT. Indojaya Mandiri membayar premi asuransi jiwa atas pegawai sehingga biaya
premi asuransi dikoreksi fiskal positif karena hal ini tertuang dalam UU no. 36 tahun
2008 pasal 9 ayat (1) huruf d tentang premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,
dwiguna dan beasiswa, yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan wajib
pajak yang bersangkutan. Dengan memperhatikan Undang-undang no.36 tahun 2008
sebaiknya

perusahaan membebankan

premi

asuransi

di

dalam

penghasilan

karyawan/Wajib pajak yang diberikan berupa tunjangan premi asuransi karyawan,


sehingga

biaya

premi

asuransi

tersebut

dapat mengurangi penghasilan bruto

perusahaan dan tidak dikoreksi fiskal positif.


c. Biaya Transportasi
PT. Indojaya Mandiri mengeluarkan biaya penggantian parkir dan bensin
kendaraan bagi karyawan tertentu, maka sesuai Undang-undang no 36 thn 2008, pasal 9
pada huruf i, terkait dengan biaya yang diakui oleh perusahaan

dimana transaksi

tersebut tergolong objek atau pengeluaran yang harus dijadikan koreksi fiskal
positif, karena tergolong pada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pribadi
wajib pajak atau keperluan orang tertentu yang ditanggung perusahaan.
Perusahaan sebaiknya dalam memberi penggantian bensin dan parkir diberikan
dalam bentuk tunjangan transportasi yang masuk dalam penghasilan karyawan, sehingga

penggantian bensin dan parkir tersebut dapat mengurangi penghasilan bruto dan tidak
dikoreksi fiskal positif. Dibawah ini akan disajikan perhitungan Pajak Penghasilan
Badan setelah dilakukan tax planning

PT. INDOJAYA MANDIRI


PAJAK PENGHASILAN BADAN SETELAH TAX PLANNING
Tahun 2011
Laba Bersih Sebelum Pajak

Rp 3,518,853,641

Koreksi Fiskal
Koreksi fiskal positif
Pajak Bunga Bank
Jumlah Koreksi Fiskal Positif

Rp 568,933
Rp

568,933

Koreksi Fisakal Negatif


Pendapatan jasa giro/Bunga

Rp (2,870,667)

Penghasilan Kena Pajak

Rp 3,516,551,907

Perhitungan Pajak Penghasilan


PKP Dengan Fasilitas

50% X 25%

Rp 489,001,765

Rp 61,125,221

PKP Tanpa Fasilitas

25%

Rp 3,027,550,142

Rp 756,887,536

Pajak Terutang

Rp 818,012,757

PPH Pasal 22 import

Rp (787,729,000)

PPH Pasal 25 Badan

Rp (8,844,048)
Rp (796,573,048)

PPH Pasal 29 Tahun 2011

Rp 21,439,709

REKAPITULASI PAJAK PENGHASILAN BADAN SEBELUM TAX


PLANNINGDANSESUDAH TAX PLANNING

Laba sebelum pajak


Koreksi fiskal positif
Koreksi fiskal negatif
Penghasilan kena pajak
PPh terutang
Kredit pajak
Pajak kurang/lebih bayar

Pajak penghasilan (sebelum

Pajak penghasilan (setelah

tax planning)

tax

Rp 3,518,853,641
Rp 115,036,933
Rp 2,870,667
Rp 3,631,019,907
Rp 844,640,056
Rp 796,573,048
Rp 48,067,008

planning)
Rp 3,518,853,641
Rp 568,933
Rp 2,870,667
Rp 3,516,551,907
Rp 818,012,757
Rp 796,573,048
Rp 21,439,709

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tax planning maka terdapat
penghematan pajak yang dapat dilakukan oleh PT.Indojaya Mandiri sebesar Rp 26.627.299

REFERENSI

Ifadhoh, Nurul., Lailatul Amanah. 2013. Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan
Badan PT. Indojaya Mandiri. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 10. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Suandy, E. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Salemba Empat. Yogyakarta
Undang-undang No.36 Tahun 2008: Pajak Penghasilan

Você também pode gostar