Você está na página 1de 118

.

: g'q*&;ffiiF

{b**'e
a*-.--.r*

USTAKAAN
RSIPAN
WA

.48
M
3

TIMUR

@"nAHATLMU

Teknik
Perhitungan
Debit Rencana
Bangunan Air
I Made Kamiana

Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air

Oleh

ltulade Kamlana

Edisl Pertama
Cetakan Pertama. 2011

{rtie pu-l
loolurrt
L / Lotz'

Hak cipta o 2011 pada penutis,


bP lP
Hak Cipta ditindungi undang-undang. Dilarang me'mperbanyak atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronls maupun
mekanis, terrnasuk rnernfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya,
tanpa izin tertulis darl penerbit.

GRAHA ILMU

Dalam perencanaan teknis bangunqn air, seperti bangunan iri-

RukoJambusari No.7A
Yogyakarta 55283

Telp.
Fax.
E+nail

I{ata Qengantnr

gasi, bangurnan drainase, bangunan sungai dan bangunan sejenis lain-

:CI274-889836;O275889398

nyar, banyak variabel yang berpengaruh. Salah satunya adalah debit

:O274-889457
: info@grahailmu.co.id

rencana. Sebagai variabel terikat, debit rencana tidak saja bergantung


pada variabel bebas tetapi juga bergantung pada metode yang digunakan dalam perhitungannya. Besaran debit rencana akan menentukan

dimensi hidrolis bangunan air. Ketidaktepatan dimensi hidrolis dapat


rnenjadi salah satu faktor pendorong terjadinya kegagalan konstruksi.

Kamiana, I

Berkenaan dengan uraian di atas, perhitungan debit rencana


menjadi bagian tahapan yang penting dalanr proses perencanaan tek-

Made

TEKNIK PERHITUNGAN DEBIT RENCANA BANGUNAN

AIR/I

Kamlana

Edisi- Pertama-Yogyakarta; Graha Ilmu,


xviii + 218 h1m, 1 Jil.: 23 cm-

2011

lSBN: 978-97 9-"1 56-774-9

I - Judul

Teknik

I
I

vit

MAdC

nis bangunan air.

Buku ini, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, dimaksudkan untuk membantu pembaca dalam mempelajari perhitungan debit rencana. Di samping itu, kehadiran buku ini juga dimaksudkan urrtuk melengkapi buku-buku sejenis yang sudah beredar selama
ini.
Setelah rnelalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya buku
ini tlapat selesai dan cliterbitkan sesuai dengan waktu yang ditentukan. [Jntuk itu semua, penulis mengucapkan puji syukur kehadapan

lr:iiari vang" ,Vlah;l [sa, dan mengucapkan terirnakasih keparla setnfii]


1rrli.ri... kilususnya rekan-rekan rJ*scn i:aria KeNornpok Bidarrg Kr.-rhli;.rr tK[:i[,r Sr-rnlber [.]ava Air .iurut:;an ]'eknik Sipil i-akuitas Tekrrik t,j,iiv{x{$itri!, Pai;.lng,ka [?aya yang telair l.rer[<enan n:emllerikan koreksi d;rtr
m,r,uiran dalanr prosct penyLisuniirr l:uku ini. Keg:a,la p*:ncrbi1, .vang
l*i;il'i nrel-nirt:rikair kr,:srrnpaian urrtu[.,. menerbi{li;ln buku ini, Jrenulis
r.rlirrrllri.apira r r teri rrial<;rs i ir yang t ak terh

gga.

lsi vang tersaji datranr lruku ini tentu masih jauh

d;ri

OffiorIsi

i4.]mprri'n*.

C)lrl-r karr.rrl;i itu, saran perbraikan akarr diterima dengarr senarrg hati.

Palangka Raya, November 20'x0

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

lMade Kamiana

vii
ix
xiii
xvii

DAFTAR TABET
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB

PENDAHULUAN

1.1
1.2
1.3
BAB

Bangunan Air

Debit Rencana
Maksud Penulisan dan lsi Buku

PENGERTIAN DAN PEMILTHAN METODE

PERHITUNGAN DEBIT RENCANA

2.1

Beberapa Pengertian Terkait dengan Debit

2.2

Pemilihan Metode Perhitungan Debit

Rencana

BAB

Teknik Perhitungon Debil R?rutuut Bonqunon Air

Rencana

HUIAN RENCANA DAN INTENSITASNYA


3.1 Pengertian Hujan Rencana
3.2 Analisis Frekuensi

14

3.3

16

Pengujian Seri Data

13
13

BAB

BAB

BAB

26

3.4

Distribusi Probabi I itas

3.5

Uj

i Distribusi Probabilitas

36

3.6

lntensitas Hujan Rencana

52

METODE RAS|ONAL, MELCHIOR, WEDUWEN,

DAN HASPERS
4.1 Metode Rasional
4.2 Metode Melchior
4.3 Metode Weduwen
4.4 Metode Haspers

100

HIDROGRAF SATUAN

105

5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6

Pengertian Hidrograf

105

Pengertian Hidrograf Satuan

106

Hidrograf Satuan Nyata

109

Dekonvolusi Hidrograf Satuan

110

Perubahan Durasi Hidrograf Satuan

116

Hidrograf Satuan Sintetis

124

B1
B1

90

rh&orf{a6ef

96

PENELUSURAN DEBIT RENCANA

153

6.1
6.2
6.3

Pengertian Penelusuran Debit Rencana

153

PenelusuranHidrologis

156

Penelusuran Hidraulik

180

Tabel 2.1

Tabel 3.1
Tabel 3.2

DAFTAR PUSTAKA

197

LAMPIRAN

201

TENTANG PENULIS

215
-oo0oo-

Tabel3.3

Contoh Hubungan periode ulang dan jumlah


kejadian disamai atau dilampaui dan jumlah
kejadian yang lebih kecil dari Q,
Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1

19

Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1 setelah


koreksi data stasiun A

20

Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode


RAPS untuk soal 3.2

21

Tabel 3.4

Uji homogenitas data hujan dengan Metode Uji-t

25

Tabel3.5
Tabel 3.6
Tabel3.7
Tabel 3.8
Tabel3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.1 1
Tabel 3.12
Tabel 3.13

Persyaratan parameter statistik suatu distribusi

27

Perh itu ngan Parameter Statistik

29

Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.6

32

Perhitungan Parameter Statistik Data Soal 3.7

34

Pengurutan data hujan dari besar ke kecil

37

Perhitungan nilai

41

Teknik Perhitungan Debit Rencono Bongunon Alr

262

untuk distribusi Normal

Perhitungan nilai 12 untuk distribusi Log Normal


Perhitungan nilai x2 untuk distribusi Cumbel
Perhitungan nilai

Type lll
vllt

2g2

41

42

untuk distribusi Log Pearson


42

Tabel 3.14 Rekapitulasi nilai 12 dan 12.,


Tabel 3.t5 Perhitungan uji distribusi dengan Metode
Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.9

42

44

Tabel 3.t6 Perhitungan uji distribusi dengan Metode


Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.10
Tabel 3.17 Perhitungan uji distribusi dengan Metode

45

Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.1 1


Tabel 3.tB Perhitungan u.ii distribusi dengan Metode

47

Smirnov-Kolmogorof untuk soal 3.12


49
Tabel 3.19 Data hujan menitan dalam krrrun waktu 10 tahun 56
Tabel 3.20 Perhitungan intensitas hujan
57
Tabel 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas hujan
57
Tabel 3.22

Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit


dengan Metode

Tabel 3.23

Cumbel

Tabel 3.24 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 10 menit


dengan Metode Cumbel
59
Tabel 3.25 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 15 menit

Cumbel

60

Tabel 3.26 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 30 menit


dengan Metode Cumbel
60
Tabel3.27 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 60 menit
dengan Metode

Gumbel

61

Tahel 3.32

dan Sherman

61

tahun

68

Persamaan garis regresi Talbot, lshiguro, dan

ulang

Sherman untuk berbagai periode

69

Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan


Sherman untuk berbagai periode ulang
Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas hujan

Tabel 3.35

70

rencana '10 tahun

155 mm dan hujan rencana 20 tahun

mm

176

75

Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM


Tabel 4.1
Angka kekasaran permukaan lahan

Tabel4.2
Tabel4.3

Tabel5.4
Tabel5.5

79
B4

Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasional


Luas Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang
sungai utama (L), dan kemiringan sungai utama

Tabel4.4
Tabel4.5
Tabel4.6
Tabel4.7
Tabel 5.1
Tabel5.2
Tabel5.3

Perhitungan Ai Ci, tc, dan

85
(S)

Tabel5.6

5.7

66

Perkiraan lntensitas Hujan Harian Menurut Melchior

92

Penambahan Persentase Melchior

93

Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman

109

Curah hujan dan limpasan langsung

112

Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf


satuan soal 5.2

113

Perhitungan total hidrograf iimpasan langsung


untuk soal 5.3

115

Perhitungan hidrograf satuan dengan Lagging

Doltar Tabel

118

Perhitungan hidrograf shtuan; durasi hujan efektif

:2

jam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5.5121

Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif


t,' 3 jam dengan S Hydrograph Method untuk

soal

Teknlk furhltungon Dcblt Rencom Eongumn Alr

B7
92

t,'

Tabel

87

Persentase F, menurut Melchior

Method
62

73

lntensitas hujan rencana dengan rumus Monobe

untuk soal 3.15

Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 120 menit


dengan Metode Cumbel
Tabel3.29 Rekapitutasi intensitas hujan rencana dengan
berbagai periode ulang dan durasi hujan
Tabel3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan
dalam perhitungan tetapan rumus Tatbot, lshiguro,

Perhitungan standar deviasi rumus Talbot, Ishiguro,


clan Sherman untuk periode ulang 2

58

Nilai K untuk berbagai T dengan jumlah data 10 buah 59

dengan Metode

Tabel 3.31

5.5

123

Tabel 5.8

HSS Nakayasu dan

soal

Tabel 5.9

total hidrograf limpasan langsung

5.6

128

Nilai t/To dan q/qo HSS SCS .

136

Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau HSS SCS untuk soal

5.9
Tabel 5.t t
Tabel 5.12
Tabel 5.t3
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 6.1

Tabel6.2
Tabel 6.3

138

Perhitunian hidrograf limpasan langsung atau


Iimpasan total soal 5.9
Ordinat Q, untuk soal 5.10
HSS Cama 1 untuk soal 5.10 (sebelum dikoreksi)
Koreksi HSS Cama 1 untuk soal 5.10
HSS Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi
Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6.1
Perhitungan outflow untuk soal 6.2
Tinggi air di atas spillway (H), luas waduk (A),
tampungan (S), dan butflow (O)soal 0.:

139
147

148
150

162
166
171

Perhitungan penelusuran dengan metode LPR


172

Tabel 6.5

untuk mendapatkan outflow dan H pada soal 6.3


Perhitungan outflow dengan Model Linear
Reservoir pada soal 6.4

177

Perhitungan outflow di

Li

Perhitungan

Gambar 3.2

Analisa kurve massa ganda soal 3.'l


Analisa kurve massa ganda setelah koreksi
data stasiunA

Cambar 3.5

185

outflow di titik i;2,3, dan 4

berdasarkan persamaan {6.44), MuskingumCunge Method

192

17
19

21

Probabilitas

52

Kedalaman hujan rencana di satu titik waktu pada

Curve IDF

53

Gambar 3.6

Hietograf hujan rencana

53

Gambar 3.7

Kurve intensitas hujan rencana terukur untuk

Gambar 3.8
Cambar 3.9

Kurve IDF Van Breen untuk soal

63

3.'14
5

Curve IDF Mononobe untuk soal 3.1

Seragam
Hietograf Segitiga
Bagian-bagian hidrograf

73

75

Gambar 3.10 Hietograf

76

Gambar 3.11

77

Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3

Teknik Perhitungon Debit Rencano Bongunon Alr

Uji Smirnov-Kolmogorof Secara Crafis

soal 3.1

-oo0oo-

xll

Sketsa

dengan Kertas

near-Schenr e

Kinematic Wave
Tabel 6.7

Sketsa analisa kurve masa ganda Stasiun A dan

Gambar 3.4

titik i:2,3, dan 4

berdasarkan persamaan (6.42),

Gambar 3.1
Gambar 3.3

Tabel 6.4

Tabel 6.6

Ooftor Qam\ar

14V

106

Hubungan t dengan to, serta hubungan i dengan U 108


Prinsip superposisi hidrograf
t 0B

Gambar

5.4

5.5
Gambar 5.6
Gambar 5.7
Gambar

Limpasan langsung dan hidrograf satuan nyata

akibat hujan efektif tunggal untuk soal


Hidrograf satuan untuk soal 5.2

5.1

t0

114

Besar dan urutan hujan efektif untuk soal

5.3

114

Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm


dan 30 mm, serta total hidrograf limpasan
langsung untuk soal

5.3

11

Cambar

5.8

Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif


yang berbeda

117

Gambar

5.9

Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi


t, : 1 jam dan t, : 2 jam untuk soal 5.4

1lg

Gambar 5.10 Penjumlahan hidrograf satuan secara kumulatif 120


Gambar 5.11 Penggeseran Kurve S(t) menjadi S,(t) atau
Offset

S-hidrograf

Gambar

6.3

Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat hujan setinggi


25 mm, 50 mm, 15 mm, dan hidrograf limpasan
total untuk soal 5.6
Gambar 5.17 Posisi L dan L. pada suatu DAS
Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (tp : 5,5
Gambar 5.19 Hidrograf satuan Snyder jika to I 5,5 t,

121

130

Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5.2


Cambar 5.21 HSS SCS tak berdimensi

131

132
134
136

kumulatif

6.6

Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk


soal6.2

Gambar

6.7
6.8

Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk


dengan metode LPR untuk soal 6.3
Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk

6.9

dengan metode LPR untuk soal 6.3


Hidrograf inflow rencana dan outflow untuk

Gambar

155

165
169
175
175

soal 6.4
Gambar 6.10 Pembaganan diferensi hingga persamaan
(6.38) sld (6.a1)

184

Cambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow (e)


di titik 2,3, dan 4 untuk soal 6.5

1BB

140

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Air

141

ke luar (outflow) pada beberapa titik tinjauan '156


Skema perhitungan dengan Muskingum Method 160
Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (1-X)

Gambar

139

5.9

ke luar (outflow) di satu titik tinjauan


Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk
(inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran

Cambar

13

t,)

6.4
Gambar 6.5
Gambar

Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan


durasi t, : 1 jam dan t,' : 2 jam untuk soal 5.5 122
Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan
durasi t, : 1 jam dan t,' : 3 jam untuk soal 5.5 123
Gambar 5.15 HSS Nakayasu
125

140

Cambar 5.26 Lebar DAS 0,751 (WU) dan O,ZiL (WL) dari outlet 142
Cambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A)
143
'151
Gambar 5.28 Kedalaman hujan dan hidrograf limpasan soal 5.10
Gambar 5.29 HSS Camma 1 dan hidrograf limpasan soal 5.10 152
Gambar 6.1 Sketsa tekrrik penelusuran aliran sungai
154
Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk
(inflow merupakan hidrograf rencana) dan aliran

12O

Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t,,


atau U'(t)

Gambar 5.22 HSS SCS untuk soal 5.9


Gambar 5.23 Hidrograf limpasan langsung untuk soal

Gambar 5.24 Sketsa superposisi hidrograf limpasan langsung


untuk soal 5.9
Gambar 5.25 Bagian-bagian HSS Cama l

I)ulltu Gonbor

180

(iarnbar 6.12 Muka air pada saat awal (0 jam), 3 jam, 6 jam,
dan 9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik
(10000 m), dan titik 4 (15000 m)

189

Gambar 5.13 Hidrograf debit saluran di titik i: 1,2,3, dan 4


untuk soal

6.6

195

Aoftor Lampiran

Lampiran 3.1

Tabel Nilai

Lampiran 3.2

Tabel Nilai tc

Lampiran 3.3

Tabel Nilai

Qu,,,,,

d"n

(1u,,,,,)

Ru,n,,

untuk uji distribusi 2

201

sisi

Nilai Reduced Mean (Yn)


Lampiran 3.4 Tabel Nilai Reduced Variate (Y,)
Lampiran 3.5 Tabel Nilai Variabel reduksi Gauss
Lampiran 3.6a Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log
Pearson Type lll (C atau Cs positiO
lampiran 3.6b Tabel Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log
Pearson Type lll (C atau Cs negatifl
tampiran 3.7

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunon Alr

Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, 12.,


(uji satu sisi)

Smirnov-Kolmogorof

203
203
2O4

205
206
2O7

Lampiran 3.8

Tabel Nilai AP kritis

Lampiran 3.9

Tabel Luas Wilayah di bawah Kurve Normal 2Og


213
Grafik koefisien perbandingan curah hujan

Lampiran 4.1

xvt

202

Reduced Standart Deviation (Sn) dan

208

Qenf,afiuluan

1.1 BANGUNAN AIR


Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, bangunan

sipil umumnya

dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok bangunan air,


kelompok bangunan transportasi, dan kelompok bangunan gedung.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang dimaksud de-

ngan bangunan air adalah bangunan sipil yang tujuan dan fungsinya
untuk memanfaatkan, mengatur, dan mengendalikan air, baik aliran-

di dalamnya. Bangunan air


umumnya relatif lebih bersifat masif dibandingkan dengan bangunan
gedung misalnya, dan bentuk permukaannya dibuat lengkung untuk
menghindari kontraksi air. Kelompok bangunan air cukup banyak,
diantaranya: bangunan sungai, bangunan irigasi, bangunan drainase,
bendungan, pelimpah, bangunan tenaga airlPLTA.
nya maupun daya yang terkandung

Bangunan sungai adalah bangunan air yang berada di sungai


dan dimaksudkan sebagai bangunan pengatur dan perbaikan sungai
serta pengendalian banjir. Beberapa contoh bangunan sungai yang
dimaksud yaitu: normalisasi, krib, perkuatan tebing sungai, tanggul,
ambang, pintu air, saluran penyalur banjir/kanal banjir, kolam penampung banjir sementara, dan stasiun pompa.

Bangunan irigasi adalah bangunan air yang ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan air untuk pertanian yang disalurkan dan dibagibagikan secara terencana ke persawahan atau perladangan kemudian
d i buang setelah d ipergunakan sebai k-baiknya. Bangunan i rigasi terd i ri
dari bangunan utama dan bangunan jaringan irigasi.
Bangunan utama irigasi dimaksudkan sebagai bangunan pengambil air kemudian untuk dialirkan ke areal persaw,ahan melalui jaringan
irigasi. Bangunan utama irigasi dapat berupa bendung atau bangunan

pengambilan bebas. Jika muka air sungai lebih rendah


sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irigasi
bendung. Sebaliknya jika muka air sungai lebih tinggi
sawahan yang akan diairi maka bangunan utama irlgasi
bangunan pengambilan bebas.

dari areai peradalah berupa


dari areal peradalah berupa

Bangunan jaringan irigasi terdiri dari saluran pembawa, saluran


pembuang, bangunan sadap, dan bangunan pembagi. Di samping itu,
karena terkendala topografi dan faktoi-faktor lainnya, dalam jaringan

irigasi diperlukan juga bangunan-bangunan penunjang agar air dapat


dialirkan dengan lancar, seperti: bangunan terjun, talang/jembatan air,
gorong-gorong, dan si pon.
Bangunan drainase adalah bangunan air yang ditujukan untuk
mengendalikan kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, aliran air dari hulu dan hilir, pada suatu kawasan seperti: kawasan

permukiman, perdagangan, perindustrian, perkantoran, bandara, Iapangan olah raga, dan kawasan pertanian. Pengendalian kelebihan air
yang dimaksud dapat dilakukan melalui upaya meresapkan, menaffrpung sementara, dan mengalirkan air ke suatu tempat namun dengan
tidak menimbulkan dampak negatif yang baru (dampak negatif yang
baru diupayakan sekecil mungkin).
Bangunan drainase, secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: kelompok bangunan utama dan bangunan penunjang.

penalxpung banjir sementara, dan pompa merupakan bangunan


penunjang.
Bendungan adalah bangunan air yang dimaksudlcan untuk menampung air. Potensi air yang tertampung dalam bendungan selanjutnya dapat diergunakan untuk berbagai kepentingan, diantaranya: sumber air irigasi, pembangkit tenaga listrik perikanan, dan pariwisata.

Tubuh bendungan uthma, bendungan pengelak, terowongan


pengelak, dan spillway adalah merupakan komponen-komponen bangunan yang biasanya terdapat dalam suatu bendungan.
Bendungan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: bendungan
beton dan bendungan urugan. Bendungan beton adalah bendungan
yang bahan konstruksi tubuh bendungan utamanya adalah beton. Bentuk bendungan beton dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

bendungan gaya berat, bendungan busur, dan bendungan berpenopang. Bendungan urugan adalah bendungan yang bahan konstruksi
tubuh bendungan utamanya adalah timbunan batu dan tanah.

Dalam pembangunannya, karena kondisi alam memungkinkan atau mengharuskan, maka dapat saja dalam suatu bangunan bendungan terdapat lebih dari 1 jenis bendungan. Sebagai contoh jenis

bandungan melengkung dapat menggabungkan kekuatan gaya berat


dan busur dalam menjaga kestabilan. Bendungan yang panjang dapat
dibuat dari beton pada bagian sungainya, termasuk spillway dan pintupintu air pembuangnya, sedangkan sisa panjangya merupakan sayap
bendungan yang terdiri dari urugan batu dan tanah.

1.2

DEBIT RENCANA

Agar dalam tahapan pelaksanaan proyek konstruksi bangunan


sipil dapat berjalan lancar dan hasilnya dapat memberikan manfaat
yang seoptimal mungkin maka salah satu tahapan kegiatan yang
dilakukan adalah tahapan perencanaan teknis.

Jaringan saluran drainase merupakan bangunan utama. Sedangkan


bangunan terjun, talanlembatan air, gorong-gorong, sipon, kolam
Teknik Perhilungon Deltil Rt'utunu lkurgrtnrut Ait

Pendohuluan

Perencanaan teknis suatu bangunan air dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya aspek sti'uktur dan aspek hidrolis. Peren-

canaan dari aspek struktur dimaksudkan agar bangunan air kokoh


terhadap gaya-gaya yang beker.ia. Perencanaan dari aspek hidrolis
dimaksudkan agar bangunan air mampu mengalirkan debit tertentu
dengan aman tanpa menimbulkan kerusakan pada bangunan air yang

perhitungan debit rencana. Buku ini dibagi dalam 5 bab. Masingmasing bab isinya adalah sebagai berikut:
Bab

1: Pendahuluan
Dalam bab ini dijelaskan pengertian bangunan air, jenis-jenis bangunan air dan fungsinya. Selanjutnya, dijelaskan pula
bagaimana peran debit rencana dalam perencanaan suatu

bersangkutan.

air

Beberapa data yang diperlukan dalam perencanaan bangunan


dari aspek hidrolis adalah: data karakteristik daerah pengaliran

Bab

2:

rencana.

(data topografi dan data tata guna lahan), data iklim, data curah hujan,

perhitungan debit rencana.


Besar-kecilnya nilai debit rencana akan menentukan besarkecilnya dimensi hidrolis suatu bangunan air.

sebaliknya dimensi hidrolis bangunan air yang lebih kecil akan


menjadi kurang aman dalam mengalirkan debit tertentu. Oleh karena
itu, perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting
dalam tahap perencanaan teknis.

Bab

3:

Bab

4:

Bab

5:

Metode perhitungan debit rencana cukup beragam sesuai dengan ketersediaan data. Namun dalam buku ini yang disajikan hanya
beberapa metode yang data masukannya berkaitan dengan data hujan
dan data karaktersitik daerah pengaliran.

1.3

MAKSUD PENULISAN DAN ISI BUKU

Buku iniditulisdengan maksud sebagaisalah satu buku pedoman


bagi pembaca dalam mempelajari hidrologi terutama dalam bagian

Teknik Perhitungon Deblt Rencono fungunon Alr

akan menguraikan pengertian debit rencana serta


pengertian-pengertian lainnya yang terkait dengan debit rencana. Di samping itu, Bab 2 akan menjelaskan faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan metode perhitungan debit rencana.
Bab

dan data clebit. Data tersebut selanjutnya akan digunakan dalam

Dimensi hidrolis suatu bangunan air yang lebih besar akan lebih
aman dalam mengalirkan debit tertentu, namun dimensi yang lebih
besar akan berdampak pada biaya yang lebih mahal atau melampaui
batas-batas ekonomis yang dapat dipertanSSung jawabkan'

bangunan air.
Pengertian dan pemilihan metode perhitungan debit

Perhitungan hujan rencana dan intensitasnya.

Salah satu data masukan dalam perhitungan debit rencana


pada Bab 4 adalah hujan rencana dan intensitasnya. Oleh
karena itu, Bab 3 akan menjelaskan cara analisa dan pengujian
data hujan, cara penggunaan distribuSi probabilitas dalam
perhitungan hujan rencana, cara pengujian hasil perhitungan
hujan rencana, dan perhitungan intensitas hujan rencana.
Metode Rasional, Weduwen, Melchior, dan Haspers.
Bab 4 akan menjelaskan cara perhitungan debit puncak atau
debit rencana berdasarkan metode Rasional, Weduwen,
Melchior, dan Haspers. Bab inijugaakan menjelaskan batasanbatasan penggunaan masing-masing metode tersebut.
Hidrograf Satuan.
Bab 5 akan menjelaskan pengertian hidrograf, asumsi dan
dalil yang mendasari penurunan hidrograf satuan, cara-cara
menurunkan hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan
sintetis serta cara-cara menggunakan masing-masing metode
hidrograf satuan dalam perhitungan debit rencana.

fundohuluon

Bab

6:

Penelusuran Debit Rencana.


Jika hidrograf debit rencana cara sudah diketahui pada suatu
titik tinjauan di sungai atau saluran maka hidrograf debit di
titik tinjauan lainnya, dalam kondisi tertentu, dapat ditentukan
tanpa melakukan pengukuran langsung, yakni dengan teknik
penelusuran. Bab 6 akan menjelaskan teknik peneluruan

{Penge rtian

tersebut mulai dari pengertiannya hingga cara-cara yang dapat

dipergunakan untuk perhitungan.

etofe Serfritunoan
cDe1it func"ana

Metode penulisan isi masing-masing bab adalah: uraian mengenai pengertian dan rumus-rumus yang terkait dengan topik bab atau
sr,rb bab serta contoh-contoh perhitungan secara rinci.
-oo0oo-

fan Qemififran

2.1
1.
2.

BEBERAPA PENGERTIAN TERKAIT DENGAN


DEBIT RENCANA

Debit rencana (Qr) adalah debit dengan periode ulang tertentu (T)
yang diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air.
Periode ulang adalah waktu hipotetik di mana suatu kejadian
dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau
dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini
tidak berarti bahwa ke.iadian tersebut akan berulang secara teratur
setiap periode ulang tersebut.

Contoh:

Misalnya debit rencana dengan periode ulang 5 tahun (Qr)


: 10 m3/detik, tidak berarti debit sebesar 10 m3/detik akan terjadi
secara periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada
kemungkinan terjadi 1/5 kali terjadi debit yang besarnya yang sama
atau lebih dari 10 m3/detik.
Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi debit
yang besarnya sama atau lebih dari 10 m3/detik. Dalam 10 tahun ada

kemungkinan 2 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari
10 m3/detik.

Tekntk Perhttungon Deblt Rcncono fungunon Alr

3.

Peluang terjadinya

Q > Q, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai

L:.

berikut:

P(Q>Qr) :

dengan P : peluang('1.);T : periode ulang (tahun); Q : debit


(m3/detik); Q, : debit rencana dengan periode ulang T (m3/
detik).

4.

PeluangQ

< Qrsetiap

< Q-) : tt 100%


1)x
Risiko atau peluang Q > Q, paling tidak 1 kali dalam
1

P(Q

5.

tahun dapatdirumuskan sebagai berikut:

r(Q<Q,) :

i-.

> Q,)" :

1- (1

- 1 ;'*

4 kali.

iI lumiah
.
keiaclian Q ( (1,
r',-------'---'j---"*"x Ys*-- _l___
_ Q>Q.
__ _- _
20%x5:lkalr_ _t__
4kalr
laO?" yS
__
2}nloy.10 : 2kalr I 80"1,,x10 * Bkalr
*_,- }i
20"1"x20:4kali Ia0?" x20: 16kali
fumiahkeiadian
'-

(2.2)

f
I

rentang n

Jika debit (Q) dengan periode ulang 5 tahun besarnya 100 m3/detik,
selanjutnya ditulis Q,
100 m3/detik, direncanakan melewati suatu

JikaQr:100

saluran atau digunakan sebagai data masukan dalam mendimensi


profil melintang saluran.

a.

Berapakah risiko atau peluang Q

Pertanyaan:

b.

Berapakalr risiko atau peluang

Berapakah peluang Q > Q, setiap tahun?


Berapa peluang Q < Q, setiap tahun?
Berapa jumlah kejadian

Q > Q, dan jumlah

m3/detik.

Peftanyaan:

'l tahun?

(,"
kejadian

Q<

Q,

Berapakah risiko atau peluang


'10

1 l<ali dalam

a.

a.
b.
c.

atau jumlah kejadiannya dalam 5

Qo paling tidak 1 kali dalarn

jawaban:

Cunakan persamaan (2.3):

Cunakan persamaan (2.1):

Q>

tahun?

Jawaban:

Q > Q, paling tidak

kali dalani

5 tahun?

dalam kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun?

> Q")::xl00o/o=20o/o
"5

> Q, paling tidak t

P(Q
P(Q
P(Q

> Qu)': l- (1 - (1/5))1 x 1oo% : 20%


> Qri': 1- (1 - (1/5))s x 100% : 67,23ot',
> Qr)'o : 1- (t * (l/S))to x 100% "- 89,?.6'/o

tahun:2Oolox5:1kali.
Teknik Perhitungan Debit Rencotto Bongunon Air

Itangt'tltot't dtilt I]t'nttltlton Mr'ltxlt l\,tlttlrutq,ut l\,1\1. Il('n\\trtt)

_ -.1

Contoh soal 2:

P(Q

x5

2.I Contoh tlubungan periode ulang dan yirin/ah kerjadlan


disamai atau dilarnp aui dan jumlah kejadian yang lt:blh kecif riuri Q

Contoh soal 't:

a.
b.
c.

$L,'jr,:

-label

(2.3)

too%

-1,/5) xiilu%:{]ti,i,i,

Da[am kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan Zt] tahur: iurnialr


kejadian Q * q, dan jurmlah kejarJian Q < Q, arJ,rlah:

tahun beru rutan adalah:


P(Q

(1

atau jumlah keiadianni,a claiarn 5 tathuri *.

(2.1)

rx100%

Cunakan persamaan (2.2i:

2.2

1'F-MIL!HAN METODE PERHITUNIGAN DEBIT

dalam selang 1 tahun di atas ambang tertentu dan hanya cocok


untuk data yang didapat dari pos duga air: otomatik"

l.;tN(lAfvA
l'r'rretap:rn masing-masing metode dalam perhitungan debit
rt)ncana, secara umum bergantung pada ketersediaan data. Data yang
climaksud antara lain data hujan, karateristik daerah aliran, dan data
tiebit.

4.

o
e
r
e
o

Ditinjau dari ketersediaan data hujan, karateristik daerah aliran,


dan data debit, terdapat 6 kelompok metode perhitungan debit
rencana, yaitu:
i

"

Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir.


Metode ini dipergunakan apabila data debit tersedia cukup panjang () 20 tahurr), sehingga analisisnya dapat dilakukan dengan
distribusi probabilitas, baik secara analitis maupun grafis. Sebagai
cr:ntoh distribusi probabilitas yang dimaksud adalah:

"
o
o
2"

Apabila data debit yang tersedia

20 tahun dan

>

10 tahun maka

ijebit rencana dapat dihutung dengan metode analisis regional.


Data debit yang dimaksud dapat dari berbagai daerah pengaliran
yang ada tetapi masih dalam satu regional.

Prinsip dari metode analisis regional adalah dalam upaya memperoleh lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari lengkung frekr-rensi banjir regional adalah untuk menentukan besarnya
debit rencana pada suatu daerah pengaliran yang tidak memiliki
data debit.

3.

t0

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Rasional.

Weduwen.
Haspers.

Melchior.
Hidrograf Satuan.

5.

Metode analisis regresiMetode ini menggunakan persaman-persamaan regresi yang dihasilkan lnstitute of Hydrology (loH) dan Pusat Penelitian dan
Pengernbangan Pengairan, yaitu didapat dari data hujan dan
karakteristik daerah pengaliran sungai (DPS), selanjutnya untuk
banjir dengan periode ulang tertentu digunakan lengkung analisis
regional.

6.

Model matematika.
lvletode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data
hujan lebih panfang dari pada pengamatan data debit, selanjutnya
untuk memperpanjang data aliran yang ada digunakan model
matetatika kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan
analisis frekuensi atau menggunakan distribusi probabilitas,
contohnya: Cumbel, Log Pearson, dan Log Normal.

Distribusi probabilitas Cumbel.


Distribusi probabilitas Log Pearson.
Distrihusi probabilitas Log Normal.

lortetode analisis regional.

Metode empiris.
Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan karateristik daerah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelompok metode iniadalah:

-oo0oo-

Metode puncak banjir di atas ambang.


Metode ini dipergunakan apabila data debit yang tersedia antara
3-10 tahun. Metode ini berdasarkan pengarnbilan puncak banjir

Teknik Perhitungan Debit Rencona Bangunan

Air

Pengerllon <lon Pemlllhon *letrxle Perhitungon Deblt Rencono

1t

f{ujon funcana

dan Intensitasrqta

3.1 PENGERTIAN HUJAN RENCANA


1. Hujan rencana (X.) adalah hujan dengan periode ulang teftentu
di suatu daerah pengaliran.
waktu
hipotetik
Periode ulang adalah
di mana suatu kejadian
dengan nilai tertentu, hujan rencana misalnya, akan disamai atau
dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini
tidak berarti bahwa hujan rencana akan berulang secara teratur
(T) yang diperkirakan akan terjadi

2.

setiap periode ulang tersebut.

Contoh:
Misalnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xs):10 mm,
tidak berarti hujan sebesar 10 mm akan terjadi secara periodik 1 kali
setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada kemungkinan terjadi
1/5 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari 10 mm.

Artinya dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi hujan


yang besarnya yang sama atau lebih dari 10 mm. Dalam 10 tahun ada
kemungkinan 2 kali terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari
10 mm.

3.

Peluang terjadinya X

X, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai

berikut:
P(X

>

X")
.T:

lx 100%

(3.1)

dengan p : peluang (1");T : periode ulang (tahun); X : hujan


(mm); Xr - hujan rencana dengan periode ulang T (mm).

4.

Peluang X

P(x

5.

< xr) -

X, setiap tahun dapat dirumuskan sebagai berikut:


(1

1oo%
*,*
T

Risiko atau peluang

tahu n berurutan adalah

P(x

6.

>

Xr)n

(3.2)

> X, paling tidak

Berdasarkan persamaan (3.4), dapat dilihat bahwa nilai X akan


makin bresar jika nilai P makin kecil. Artinya, rnisalkan X adalah hujan,

makin besar curah hujan maka frekuensi kejadiannya makin kecil.


Atau frekuensi hujan yang sangat iebat adalah lebih kecil dibandingkan
dengan frekuensi hujan yang bukan lebat.
Dalam analisis frekuensi suatu kejadian (hujan atau debit) diperIukan seri data (hujan atau debit) selama beberapa tahun. pengambiran seri data untuk tujuan analisis frekuensi dapat dilakLrkan dengan 2
metode, yaitu;

a.

(3.3)

data.

Pengambilan batas bawah dapat dilakukan dengan sistenr pering,kat. Caranya adalah dengan mengambil semua besaran data yang
cukup besar kemudian diurut dari besar ke kecil. Data yang diambil untuk kepentingan analisis adalah sesuai dengan pan.iang clata
dan diambil dari besaran yang paling besar.

Besarnya hujan rencana ditentukan berdasarkan analisis Frekuensi

atau distribusi probabilitas (peluang).

3.2 ANALISIS FREKUENSI


Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara
besarnya suatu kejadian ekstrem (maksimum atau minimum) dan
frekuensinya berdasarkan distribusi probabilitas.
Hubungan antara besarnya kejadian ekstrem dan frekuensinya
atau peluang kejadiannya adalah berbanding terbalik. Dengan kata
lain dapat dirumuskan:

- ]P

Akibat dari metode penganrbilan seri data seri parsial adalah


dimungkinkannya dalam satu tahun diambil data lebih dari satu,
sementara pada tahun yang lain tidak ada data yang diambil karena
data yang tersedia di bawah batas bawah.

b.

Keterangan rumus:

14

Teknik Perhitungan Deblt Rencono Bongunon Alr

Data maksimum tahunan (annual maximum series).

Metode ini digunakan apabila data yang tersedia lebih dari 10


tahun runtut waktu. Dalam metode ini, hanya data maksimum
yang diambil untuk setiap tahunnyq, atau hanya ada 1 data setiap
tahun.

(3.4)

- besarnya suatu kejadian.


P - frekuensi atau peluang suatu kejadian.

-serie-s).

Metode ini digunakan apabila clata yang tersedia kurang dari '10
tahun runtut waktu" Dalarn metode ini, ditetapkan dulu batas
bawah suatu seri data. Kemudian semua be:;aran data yang lebih
besar dari batas bawah tersebut diambil menjadi bagian serr

1 kali dalam rentang n

* roo?o
- 1- (1 - l,^
T

Seri p:rrsial (partial duratic'n

Akibat dari metode pengam[rilan seri data maksimum tahunan


adalah data terbesar ke dua dalam suatu tahun yang lebih besar

I lrtJrut Rotx

otnt dtttr lttl eutil rtsrtytt


t

t/.

4.tll l.
h-'-l.rl

,n

rt ; it

'i irrtill

\,,

niiainya clari .lata le;[re:,ar patizr iahun ]i.llr8, ld;l) rrrerrjadi ticlak
drperhrtungkan d.ti.int .rnal isis.

3.3 PENGUJIAN

atau membagi data sebelum atau sesudah perubahan/patahan)


dengan faktor koreksi:

SERI DATA

(3.s)

Beberapa rangkaian pengujian dilakuan terhadap seri data (data


hujan atau data debi0 yang terkumpul sebelum digunakan sebagai data
masukan dalam analisis frekuensi, 2 diantaranya adalah uji konsistensi

Keterangan rumus:

:
o:
B

dan uji homogenitas.

kemiringan kurve setelah patahan.


kemiringan kurve sebelum patahan.

a.

Uji Konsistensi
Uji konsistensi data dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran
data lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor:

.
r
.

Seri data stasiun B (referensi)

Spesifikasi alat penakar berubah.

Tempat alat ukur dipindah.


Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar.

.'/

Jika dari hasil pengujian ternyata data adalah konsisten artinya tidak
terjadi perubahan lingkungan dan cara penakaran, sebaliknya jika
ternyata data tidak konsisten artinya terjadi perubahan lingkungan dan

Seri data stasiun

Cara pengujian konsistensi data hujan dapat dilakukan dengan


beberapa cara, d iantaranya:

a.2 Resca/ed Adiusted PartialSums

(RApS)

Dalam metode ini, konsistensi data hujan ditunjukkan dengan nirai


kumulatif penyimpangannya terhadap nilai rata-rata berdasarkan
persamaan berikut:

sr*

Nilai kunrulatif seri data digambarkan pada grafik sistem koordinat


kartesius (X-Y). Kurve yang terbentuk kemudian diperiksa untuk
melihat perubahan kemiringan.

k,
: Xf

V)

(3.6)

i=1

\z

lika kurve berbentuk garis lurus artinya dataA konsisten. Sebaliknya


iik.r tr.riadi perubahan/patahan kemiringan bentuk kurve, artinya
,,rl,rt.r A tidak konsisten dan perlu dilakukan koreksi (mengalikan
Teknik Perhitungan Debit Rerxono Bongunan Air

A (yang diuii)

Gambar 3.1 Sketsa analisa kurve masa ganda Stasiun A dan B

berupa rerata dari beberapa stasiun di dekatnya.

'"

.. /B
.lz-

/a

cara penakaran.

a.'l Metode Curve Massa Ganda


Dalam metode ini nilai.kumulatif seri data yang diuji (stasiun A
rnisalnya), dibandingkan dengan nilai kumulatif seri data dari
stasiun referensi (stasiun B misalnya). Stasiun referensi dapat

a-'

Iv
H'l

(3.7)

rlengan

Ih

1,2,......N; pada saat k

j0n Ren( (nrt r lon lnl t,ttti

tsttyo

:0makaSu.:0

Jika persamaan (3.6) dibagi dengan deviasi standar (Dy) maka akan
diperoleh Resca/edA diusted Partial Sums (RAPS) atau dirumuskan

sebagai berikut:

..*

su*

Contoh soal 3.1:


Diketahui pencatatan data hujan di stasiun A, B, dan C selama kurun
waktu 10 tahun adalah seperti Tabel (3.1). Lakukanlah uji konsistensi
data hujan stasiun A dengan Metode Kurve Massa Canda.

(3.8)

JK

Dy

Tabel 3.1 Analisa kurve massa ganda untuk soal 3.1

_\"

igtfl-

D.2:
. :
l-l

(3.e)

: nilai kumulatif

L :
Y :
N :
Sn.. :
Dy :

penyimpangannya terhadap nilai rata-rata.


nilai data Y ke-i.
nilai Yrata-rata.
jumlah data Y.
Resca/ed Adjusted PartialSums (RAPS).
deviasi standar seri data Y.

Setelah nilai Su.' diperoleh untuk setiap k, tentukan nila Q dan


terhitung dengan rumus:

a:

lSu"l-aLs

atau R

Kumulatif stasiun

2007

110

60

85

72,50

110,00

72,50

2006

156

76

s9

67,50

266,O0

r40,00

Referensi

2005

t87

99

94

96,50

453.OO

236,50

2004

122

155

73

114,00

575,00

350,50

2003

90

7B

97

87,50

66s,00

438,00

2002

67

95

144

19,50

732,00

557,50

200'l

BB

65

167

116,00

820,00

673,sO

2000

77

86

79

82,50

897,00

756,OO

2000

800

'd

co

700

5k'. maks

Su.'min

600

5@

.A

400

300

Q terhitung dengan Qu,n,,


R terhitung dengan Ru,,,,,.
Nilai Qu,,,,. dan Ru,no dapat dilihat dalam Tabel

o
o

2004

. ,.

3 2W

di

Lampiran

100

lika:

Q terhitung (
Rterhitung {

BdanC

{3.1).

o
r

Re.ala Stasiun

Stasiun

900

Bandingkan, untuk jumlah data (N) dan derajat kepercayaan (o)


tertentu, nilai-nilai di bawah ini:

o
o

Data hujan harian maksimum


A

Keterangan rumus (3.6) s/d (3.9):

Su*

Tahun

100 200 300 400 500 600 700 800

900

Kumulatif siasiun A
Qu,.,., atau

Gambar 3.2 Analisa kurve rnassa ganda soal 3.1

Ru,n,,.

maka seri data yang dianalisis adalah konsisten"

i: kttk t\'r ltitrtngln Dt'l\il

Rt nt

til,tt ll,tnqrtntnt Atr

lfujan Rencano don lntensitosnyo

,9

Berdasarkan Cambar (3.2) perubahan kemiringan kurve terjadi


setelah tahun 2005. Oleh karena itu, data stasiun A dari tahun sebelum

1000
900

'6

atau sesudah tahun 2005 harus dikoreksi.

$
o
i
p

Berdasarkan Cambar (3.2) diperoleh:

cr :

kemiringan kurve sebelum patahan

_
B:
_

110
kemiringan kurve setelah patahan.

756-236,5
897 - 453

200 300 400 500 600 700 800 9oo

117

tl

0,48

2,44

Cambar 3.3 Analisa kurve massa ganda sete/ah koreksi data


stasiun A

Tabel 3.2 Analisa kurve rnassa ganda untuk soal 3.1 setelah koreksi
data stasiun A
Data hujan harian maksimum
Stasiun

Rerala
Stasiun B
dan C

2007

45,13'

60

85

v2,io

2006

64,OD4

76

59

99

94

155

7)

76,72*

2005

122,OO

?00.4

A
67,50

109,13

140,00

96 50
11400

185,85

236,50

307.85

I 50,50

i0

'397.85

438.0U

90,00

7B

2002

67.00

95

1.44

19,50

464 85

557.54

88,00

65

167

116 00

552.85

67

77.OQ

86

79

82,50

629,85

756.OO

!1111

.,rl( )f)

Diketahui seri data hujan tahunan seperti tercantum dalam kolom (2)
Tabel (3.3). Tentukan apakah seri data tersebut konsisten atau tidak

Referensi

72,50

B7

Contah soal 3.2:

berdasarkan Metode RAPS.

45,1 3

q-7

Berdasarkan Cambar (3.3), terlihat tidak terjadi perubahan


kemiringan kurve secara berarti, jika dibandingkan dengan Cambar
(3.2). Sehingga data stasiun A pada Tabel (3.2) menjadi konsisten.

Kumulatif stasiun

2003
;

100c

Kumulatif stasiun A

Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap data stasiun A dari 2005


sld 2OO7 dengan cara membagi data tersebut dengan faktor koreksi
sehingga diperoleh data seperti Tabel (3.2) dan Cambar (3.3)'

fahun

soo
200
100

1,17

Jadi faktor koreksi

soo
40O

E
E
:
Y

0,48

453

uoo

236,5-72,5

800

zoo

Tabel 3.3 Perhitungan konsistensi seri data dengan Metode RAPS


untuk soal 3.2
K

v.

Y.. Y

su*

(1)

(2)

(3)

(4)

D2
v
(s)

su*

(6)

3.54
I

100

-101 7,85

-1017,85

86334,23

1,25

890

227,85

1245.69

4326.16

1,51

,l

t00

17,85

1263,54

26,54

1350

767 "85

.1

(t

Teknik Perhitungon Dehit Rt'ncono llongtnon Air

lttjott

2500

382,'l s

205

-912,85

l'ro

1t.\7

Retx otttt <httt lttl

t,ttsiltttrtytt

!.1

1,55

-20.31

,38
-r 649,23

49132 ,3

12170,13

2,()2:

-)562,08
l.lri9,92

69440,68

3,14

95792,82

'I

"2,49

.83

Tabel 3.3 laniutan


K

Yr

(1)

(2)

2620

2184

l0

3925

sr*

(3)

(4)

(5)

502.1 5

-987.77

21013.21

-1,21

'I

66,15

-921,62

807,1 5

88s.54

?7

(6)

364,69

1,1 3

)150.42

1,09

1470

-647,85

237.69

.r4975,39

o,29

2320

439,85

3405,51

0,54

13

't678

202,15
-439,85

0,00

16122,05

0,00

Total

27532

Nirai

D,,

.
.
.
.
.

Dv

terhitung

r
a

665254,14

%Dv

lt-..1

maks

3,14.

1,411; ?tdu Qrritis : 1,411

* f,

:1,41f

xJG

5,08

Oleh karena:

v- ;[N - 223:
13

: *+ N
i-r

kolom (O

So'

Berdasarkan Tabel pada Lampiran (3.1), jika jumlah data adalah


13 dan derajat kepercayaan 5% maka nilai:

Keterangan Tabel (3.3):

Sk

Berdasarkan Tabel 3.3 didapat:

't2

s** *

Dx
v

Y,'Y

Q
8

(6)

Kolom

:66s2s4,14.

(665254,1410's

2r17,8s.

815,63.

Kolom (3) : kolom (2)- V


Kolom (4) baris pertama : persamaan (3.6) pada saat k:1
sehingga : kolom (3) baris pertama.
Kolom (4) baris ke dua : kolom (4) baris pertama + kolom
(3) baris ke dua.
Kolom (4) baris ke tiga - kolom (4) baris ke dua + kolom (3)
baris ke tiga.
Kolom (4) baris ke empat : kolom (4) baris ke tiga + kolom
(3) baris ke empat.
Kolom (4) baris ke lima dan seterusnya, cara perhitungannya
arlalah sama.
Kolom (5) persamaan (-]"8).

Qterhitung(Qu,uu.
maka seri data hujan pada Tabel (3.3) adalah konsisten.

b.

Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah seri data
yang terkumpul dari 2 stasiun pengukur yang berada di dalam
suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di luar daerah
pengaliran yang bersangkutan berasal dari populasi yapt r"*.
atau bukan.
Pengujian homogenitas suatu seri data dilakukan dengan Metode
Uji-t, yang rumusnya sebagai berikut:

t:

E&)
11
o _+_
Nr

1l)

(3.1 0)

N2

N, S,2 + N, Sr2
N, +N, -2

(3.1 1)

kolom(3I; N adalah jumlah


data : t2.
N

feknik Perhitungon Debit Raru rrrvt [knqunon Air

Hu J on Re nc

ono clon

lr

l t, rts l l

osnyo

23

I(*,, -I,F

,,,

Jawaban soal 3.3:

(3.12)

Tabel 3.4 Uii homogenitas data huian dengan Metode Uii-t


No

:1, ,, -*,)'
5":
'

"'
(3.13)

N, -1

(3.14)

Keterangan
- rumus (3.10 s/d (3.14):

:
Xr :
X2 :
Nl
N2 :
o
S,'
Sr'
dk

variabel -tterhitung.
rata-rata hitung sampel ke.l.
rata-rata hitung sampel ke'2.
jumlah sampel set ke-1.
jumlah sampel set ke.2.
deviasi standar.
varian sampel set ke-l.
varian sampel set ke-2.
derajat kebebasan.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai t (menggunakan persamaan


3.10 s/d 3.14), akan diperoleh 2 kemungkinan yaitu:

t terhitung > t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji


tidak berasal dari populasi yang sama.
. t terhitung < t, atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji
berasal dari populasi yang sama.
Nilai t, dapat dilihat pada Lampiran (3.2).
Contoh soal 3.3:

Diketahui data curah hujan harian maksimum (mm) dari Stasiun A


dan Stasiun B, seperti tercantum dalam kolom (2) dan kolom (5)Tabel
(3.4). Hitung tingkat homogenitas data hujan tersebut dengan Metode
uji-t.

Kolom

Kolom

(3)

(4)

120,00
't49,20

11,63

Teknik Perhitungan Deblt Renunn Bongunan Air

(Xr)

Kolom

Kolom

(5)

0\
o,85
20,0r

35,33

90,80

-0,93

1667,16

96,20

4,47

68,34

91,00

-o,73

0,53

70,oo

80,00

11,73

137,52

00,1 0

100,00

-8,37

95,20

-13,'t7

173,36

90,00

1,73

2,98

200,00

9"t,63

8396,66

80,00

11.73

137,52

248,90

40,53

19749,61

75,OO

-16,73

90,00

1,73

279,78
2.94

140.00

48,27

2330,31

I 1,50

19,77

390,98

29,30

20,93

438,20

64,20

44,17

19s0,70

10

02,30

-6,O7

36,81

11

204,50

96,'t3

9241 ,61

97,20

5,47

29,96

12

80,40

-27 _97

782,14

77,60

-14,13

199,56

13
"t4

10,10

-98,27

9656,34

61,50

-30,23

913,65

0,50

-97,87

9577,89

99,80

8,O7

65,!I

15

10,80

-97,57

9519,26

95,30

3,57

71463,61

1375,90

1625,50

108,37

12,77
4524,59

91,72

Keterangan Tabel (3.4):

:
Kolom (4) :
Kolom (6) :
Kolom (7) :

Kolom (3)

(X,

X,l

(X,r \f
(Xzi nl
(X2i af

Berdasarkan Tabel (4.4) diperoleh nilai-nilai: S,, 52, o, t, dan nilai dk


sebagai berikut:

sr: >(*,,

&)'

1t2

N'l

71463,6133
15-1

1/2

:71 ,4461
24

Stasiun

40,83
-8,267

dk-Nr+Nz-2

Stasiun A (X,,)

lltt jttn

Rt,tt< tttttt

tkut IttI tttrlI osttyo

distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan, yaitu: Cumbel,


Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll.

Il*,, &)""

J2

N1

'''

4524,5895

15

Penentuan jenis distribusi probabilitas yang sesuai dengan data


dilakukan dengan mencocokkan parameter data tersebut dengan syarat
masing-masing jenis distribusi seperti pada Tabel (3.5).

:17,9773

Tahel 3.5 Persyaratan parameter statistik suatu distribusi

N, s,' + N, 5r'

112

No

Distribusi

Cumbel

Normal

Log Normal

N1+Nr,
15 x V1,44612 + 15 x 17 ,97732

15+15

F., x,)
^,:;H=I?'
53,9232

:
dk:

Ck

Log Pearson

1,14
5.4

Ct=o
Cu=3

C:C3+3C
Cr:

lll

+ 6C,6 + l5Ca + 16C,'?+

C"u

Selain dari nilai diatas

15
-+-

Keterangan Tabel (3.5):

tt2

!x,

15

0,8451

Koefisien kepencengan (Cs)

X)'

i-1

(n 1)(n

:28.

2)(S)3

(3.1s)

Dari Tabel Nilai t kritis untuk Distribusi-t uji dua sisi (lihat
Lampiran 3.2), dapat dilihat bahwa untuk dk : 28 dan derajat
kepercayaan cr, : 5"/o atau to.o, diperoleh nilai t tabel : 1 ,7O1.
Oleh
seri data hujan dari stasiun A dan stasiun B pada Tabel (3.4) adalah
homogen atau berasal dari satu populasi.

n'

Koefisien kurtosis (Ck)

leknik Perhitungon Deltit Rencano Bongunan Air

X)'

1)(n 2)(n

(n

3XS)o

(3.1 6)

o X:

nilai rata-rata dari X :

Standar Deviasi (S)

./Ji
i-1

(3.17)
n

DISTRIBUSI PROBABILITAS

Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna


memperoleh nilai hujan rencana atau debit rencana, dikenal beberapa

lX,
I

karena t terhitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa

9.4

:
:

Sumber: Bambang, T (2008)

-91,7267

N, + N, -2

c.

il2

:53,9232

('toa,loor

Persyaratan

HuJon Rencono don lntensltosnyo

X, x),
n'l

(3.18)

27

o Xi : data hujan atau debit ke-i


o n: jumlahdata

lawaban soal 3.4:


1. Hitung paramater statistik data seperti Tabel (3.6):
Tabel 3.6 Perhitung,an Parameter Statistik

Di samping dengan menggunakan

tum

persyaratan seperti tercandalam Tabel (3.5), guna mendapatkan hasil perhitungan yang

meyakinkan, atau jika tidak ada yang memenuhi persyaratan pada


Tabel (3.5) maka peng8unaan suatu distribusi probabilitas biasanya
diuji dengan metode Chi-Kuadrat atau Smirnov Kolmogorov.

a.

No

Curah hujan; Xi (mm)

(xi-x)

(1)

(2)

(3)

(3.19)

1059,70

2
3

Distribusi Probabilitas Gumbel


Jika data hujan yang dipergunakan dalam perhitungan adalah
berupa sampel (populasi terbatas), maka perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Cumbel dilakukan dengan rumus-rumus berikut.

Xr:X+SxK

lo

83,00
125,00
1 00,30
141 ,40
B0,00
101,60
131,20
80,00
96,20
't
21,00

6
7

8
9

a.

hujan rencana atau debit dengan periode ulang T.


nilai rata-rata dari data hujan (X).
standar deviasi dari data hujan (X).

faktor Frekuensi

Yt

reducedvariate:-Ln-LnT-l

cumbel: K

: I= Y'
sn

(4)

22,90
19,03
-5,67
35,43
25,97

4,37
25,23
25,97
-9,77
15,03

527,62
362,14
32,15
1255,29
674,44
19,10
636,55
674,44
95,45
225,90
4503,08

Harga rata-rata (X):

Keterangan rumus:

\
X
S :

(xi-x),

i-l

1059,7
't0
(3.20)

(3.21)

'105,97 mm.
b.

Standar Deviasi

(S):

5n
Yn

nilai Y, bisa ditentukan berdasarkan Lampiran (3.4).


Reduced standard deviasi (lihat Lampiran 3.3).
Reduced mean. (lihat Lampiran 3.3).

4503,09'10

Contoh soal 3.4:

Diketahui data hujan harian maksimum dalam 10 tahun pengamatan


seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.5). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Cumbel.
28

S:

Teknik Perhitungon Debit Rencona Eongunon Air

10

22,37.

l'lttjttrt lletx otnt ilnr lttl t'ntil ttsttyrt

29

2.

Hitung

Dengan jumlah data (n)

Y.

lawaban soal3.5:
1. Hitung parameter statistik data (lihat Tabel 3.6), diperoleh:
a. Harga rata-rata (X):
+-

't0 maka didapat:

= 0,4952 (lihat Lampiran

3.3).

Sn : 0,9497 (lihat Lampiran 3.3).


Dengan periode ulang (T)

tahun didapat:

n,

Y,.T: -Ln -LnY :1,4gg.

1059,7

Dengan Yn, Sn, dan Y, yang sudah didapat di atas maka nilai
adalah:

*:
3.

10
K

105,97 mm.

Yt-Yn :1,0579.

b. Standar Deviasi

Hitung nilai hujan rencana periode ulang 5 tahun (Xr,:

Xu:f +SxK :1O5,g7 + 22,37x1,0579:


b.

2.

(3.22)

Keterangan rumus:

Diketahui data hujan harian maksimum daram 10 tahun pengamatan


seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.6). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Normal.
Teknik Perhitungan

Debil Rt'ncorro Bongunon

n1

Air

:22,37.

Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xr)

:f +KrS :

1O5,g7

22,37 x 0,84

124,76mm.

Distribusi Probabilitas Log Normal


Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas
Log Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
dilakukan dengan rumus-rumus berikut.

LogXr: LogX+K, xSLogX

Contoh soa/ 3.5:

4503,0810

Hitung nilai K,

X,
c.

Hujan rencana dengan periode ulang T tahun


Nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
Standar deviasi dari data hujan (X) mm.
Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat Tabel
Variabel Reduksi Causs pada Lampiran 3.5).

i*1

Nilai Krdihitung berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat


untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.
3.

Xr:f +KrS

(S):

X, xF

S:

129,63 mm.

Distribusi Probabilitas Normal


Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi probabilitas
Normal, jika data yang dipergunakan adalah berupa sampel,
dilakukan dengan rumus-rumus berikut.

Xr :
X :
S :
Kr :

i=l

(3.23)

Keterangan rumus:
Log X,
nilai logaritmis hujan rencana dengan periode
ulang T.

llttlutt Rax tuttt rhttt lttl t,rttilttsttyo

31

:
:

Log X

SLogX

nilai rata-rata dari log X

IJ-og

a.

X,

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh

(3.24)

il

Log

LogX : ,-,

deviasi standar dari Log X

x,
Log

o'u

Xo*

tt-ogXl

x, - LosjxF

20,1647
:10

(3.2s)

t-'l

KT

-'l

b.

Faktor Frekuensi, nilainya bergantung dari T (lihat

2,O1G

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh S Log X:

Lampiran 3.5).

n,

Xog

Contoh soal 3.6:

SLogX

Diketahui data hujan harian maksimum dalam 10 tahun pengamatan


seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.7). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Log Normal.

lawaban soal3.6:
1. Tabet 3.7 Perhitungan parameter statistik data soal 3.6
No

X, (mm)

Log X,

(1)

(2)

(3)

(4)

83,00

1,9191

0,0095

125,O0

2.fJ969

0,0065

100.30

2,001 3

0.0002

141 ,40

2,1504

0,0180

80,00

1.9031

0,0129

101,60

2,0069

0,0001

131 ,20

2,1179

0,0103

I
I

80,00

r,9031

o,o129

96,20

|.9832

0,0011

2,0828
20.'t647

0,0757

10

121

,200

(rcsx1

i-1

n-1

0'5

0,0757
10- 1

2.

Hitung K,
Nilai K, dihitung berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat
untukT : 5 maka nilai Kr : 0,84.

3.

Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (Xr)

LogXr: L"gX+K, xSLogX :2,0165 + 0,84x0,O917

-Logx/

o,oo44

.
X, -LogjK)'

2,09 mm.

Jadi

d.

X,

124,03 mm.

Distribusi Probabilitas Log Pearson Type lll


Perhitungan hujan rencana rencana berdasarkan Distribusi
Probabilitas Log Pearson Type lll, jika data yang dipergunakan
adalah berupa sampel, dilakukan dengan rumus-rumus berikut.

LogX, : LogX+KrxSLogX

(3.26)

Keterangan rumus:
Log

X, : nilai logaritmis hujan rencana

dengan periode

ulang T.

32

Teknik Perhitunqon Debil Rt,rr<tutu lkurgurtotr Air

HuJon Rencono don ltlr'.ensltosnyo

J]

nilai rata-rata dari log

Log X

SLogX

X,

iL-

a.

(3.27)
n

iJog

Log x- : '-'

i-/
2lloe

o't

-1,

(3.28)

:
b.

variabel standar, besarnya bergantung koefisien kepencengan (Cs atau G), lihat Tabel pada Lampiran 6.

Log X.

o',s

o,o9'17.

Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh Cs atau C:

ifiog x, - Los xf
10 x 0,0004
:
Cs("-tX"-zXslosx)' 9x8x o,os173

r")

Eoexi -

Losxf
--

("gx,

-ffi)

2.

0,0686.

Hitung K,

1,919r

0,009s

-0,0009

2,0969

Nilai Krdihitung berdasarkan nilai T dan nilai Cs atau C

0,0065

0,0005

100,30

2,0013

0,0002

0,0000

Lampiran (3.6a) atau Lampiran (3.6b), didapat untuk

2,1504

0,0180

4,0024

.9031

o,0129

-0,0015

101 .60

2,0069

0.0001

0.0000

.20

2,"t179

0,0103

0,0010

,9031

o,o129

-0,0015

96,20

1,9832

0,0011

0,0000

,200

2,OB2B

4.0044
4,0757

0.0004

141 .40

80.00

o,o757
10-1

83,00

n-1

0'5

125,00
4

10

i-1

:
c.

'

X, - Log X/

Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh S Log X:

)Log

Tabel 3.8 Perhitungan parameter statistik data soal 3.7

2,0165.

SLogX

$awahan soal3.7:

X, (mm)

Log
n

n,
s,

Diketahui data hujan harian maksimum dalam '10 tahun pengamatan


seperti tercantum dalam kolom (2) Tabel (3.8). Hitunglah besarnya
hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun berdasarkan Distribusi
Probabilitas Log Pearson Type lll.

No

x,

10

n-1

(LogX)

20,1647

X, - Log X/

i-1

Contoh soal 3.7:

'1.

Berdasarkan Tabel 3.8 eliperoleh

deviasi standar dari Log X.

SLogX:
K
'-t

X:

Loe

31

80,00
121

20,1647

0,0003

'feknik Perhitungan Debil Renunn futryunan Air

3.

0,0686 maka nilai Kr

T:

Hu jort Rerr ot xt tltu t

5 dan Cs

0,8379.

Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun

LogX,
:
Jadi X,

dari

(Xu)

LogX+Kr xSLogX:2,0165 + 0,8379xO,O917


2,093 mm.
123,98 mm.

I r

tt t, rttl t osrtyrt

J5

3.5

Selanjutnya distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan rencana adalah distribusi probabilitas yang mempu-

UJI DISTRIBUSI PROBABILITAS

Uji distribusi probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apa.kah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat mewakili

nyai simpangan maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan


kritis, atau dirumuskan sebagai berikut:

distribusi statistik sampel data yang dianalisis.

x' I x2,,

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa terdapat


metode pengujian distribusi probabilitas, yaitu Metode Chi-Kuadrat

(3.32)

(X,2)

dan Metode Smi rnov-Kolmogorof.

Metode Chi-Kuadrat (X2)


Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan Metode Uji
Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

i:l

Ef)2

(3.29)

bf

Keterangan rumus:

:
Er :

X2

Or :
n :

Parameter Chi-Kuadrat terhitung.

Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya.

Prosedur perhitungan dengan menggunakan dengan Metode


Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya.


Menghitung jumlah kelas.
Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan 12.,.
Menghitung kelas distribusi.
Menghitung interval kelas.
Perhitungan nilai 12.
Bandingkan nilai 12 terhadap 262.,.

Berdasarkan soal (3.4), soal (3.5), soal (3.6), dan soal (3.7)tentukanlah

Derajat nyata atau derajat kepercayaan (cr) tertentu yang sering


diambil adalah 5%. Derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus:

: K-(p + 1)
K:1+3,3 logn

parameter Chi-Kuadrat terhitung.


parameter Chi-Kuadrat Kritis (lihat Tabel Lampiran 3.7).

Contoh soal 3.8:

Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama.


Jumlah sub kelompok.

(3.30)

Dk

:
X,,:
X'

a.

(of
-2: "

Keterangan rumus:

(3.31)

dengan Metode Chi Kuadrat kesesuaian masing-masing distribusi


probabilitas (Cumbel, Normal, Log Normal, dan Log Pearson Type lll)
terhadap distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
Jawaban soal 3.8:

1.

Data hujan diurut dari besar ke kecil.

Keterangan rumus:

:
P :
K :
n :
Dk

Tabel 3.9 Pengurutan data hujan dari besar ke kecil

Denjat kebebasan.

No

Banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2.


Jumlah kelas distribusi.
Banyaknya data

Teknlk Perhitunqon Dehit Rorxnut lkur<qttrttut Air

X,

(mm)

Xi diurut dari besar ke kecil

83,00

14't.4

125.O0

131 ,2

00,30

t25

14"t.40

121 ,2

HuJon Rencono don lnt?nsltosnyo

37

Tabel 3.9 Lanjutan


No

2.

Persentase 80 %

X,(mm)

Xi diurut dari besar ke kecil

80,00

101,6

101,60

100.3

131.20

96,2

80,00

B3

96,20

80

10

121,200

80

Menghitung jumlah kelas.


" Jumlah data (n) : 10.
. Kelas distribusi (K) : 1

P(r)

B0%diperolehT:

,1"

Y,:-Ln-Ln,T-1

+ 3,3 log n

: ' *100% :
5

Kelas distribusi

o.
o

adalah: 2A"/": 4}"lo:60%: B0%


Persentase 20 o/o

P(x): 20%diperolehr

Persentase 4o

P(*)

4o%diperolehT

2O

olo,

: + : +:
Px O,4O

60 % diperoleh T

Yt - 0,4952

Maka lnterval Kelas:


Xr : "105,97 + 22,37 xK
Sehingga:

Xr,

X+SK

t Xs: 129,6334 mm.


' Xr,- 110,1277 mm.
" X,,oz: 96,4425 mm.
. X.,,rr: 83,0980 mm.

5tahun.

2,stahun.

1,6ztahun.

Teknik Perhitungon Debit Rencotut llonqunon Air

0,9497

o T:5; Yt:1,4999 maka K:1,0579.


o T :2,5; Yt : 0,6717 maka K : 0,1859.
r f : "1,67; Yt : 0,0907 rnaka K: -0,4259.
o T - 1,25;Yt : -0,4759 maka K: -1 ,A225.
Nilai X : 1A5,97 (lihat halaman 28).
Nilai S : 22,37 (lihat halaman 28).

b.

:I :+
Px 0,60

1,25 tahun.

Sehingga:

interval distribusi

: + : ^: :
Px a'2o

0,80

Sn

Persentase 60 %
P(x)

38

Yt-Yn

Menghitung derajat kebeasan (Dk) dan y2,,


. Parameter (p) : 2.
. DerajatKebebasan (Dk) : K-(p + 1) - 5 -(2 + 1):2.
o Nilai X2., dengan jumlah data (n) : 10, cr : 5% dan Dk : 2.
adalah : 5,99'10 (LihatTabel pada Lampiran 3.7).
Menghitung ke/as distribusi.

Px

Menghitung interval kelas


a. Distribusi ProbabilitasGumbel.
Dengan jumlah data (n) - 10 maka didapatkan nilai:
Yn : 0,4952 (Lampiran 3.3).
Sn : 0,9497 (Lampiran 3.3).

5.

:1 + 3,3 logl0
: 4,i
5 ke/as.

3.

llulon

Distribusi Probabilitas Normal.


Nilai K, berdasarkan nilai T dari lampiran 5, didapat:

. T:

o T:

2,5

Rencorto don

lnl?nsltil\nvo

maka
maka

Kr
Kr

:
:

0,84.
0,25.

J9

. T:
o I Nilai X
Nilai S

1,67 maka Kr : -0,25.


1,25 maka K, : -0,84.
: 105,97 (lihat halam an 29).
: 22,37 (lihat halaman 30).

lnterval Kelas:

a)

X., :X+KrS
Xr :105,97 + 22,37 x K,

Sehingga:

. X, : 124,76 mm.
. Xr,, :111,56mm.
. Xr,u, : 100,38 mm.
. X,,r, : 87,18 mm.
c.

maka
o J : 2,5 maka
r T : 1,67 maka
o T : 1,25 maka
Nilai LogX
Nilai S Log

lnterval Kelas: Log

Kr
Kr

-0,1061

-0,2241.

Nilai LogX
SLogX

:
:

2,0165 (lihat halaman 34).


0,0917(lihat halaman 34).

lnterval Kelas: Log X,

:
:

2,0165 + K, xO,O917

K, :0,84.
Kr :0,25.
Kr : -0,25.
Kr

.
.
.
t
6"

LogX+KrxSLogX

X,
Xrs
X,,u,
X,,r,

123.9751 mm.
106.7553 mm.

.5645 mm.
99'06421 mm'
101

Perhitungan nilai 12.

Tabel 3.10 Perhitungan nilai


Kelas

-0,84.

2,0165 (lihat halaman 31).


0,O917 (lihat halaman 32).

d)

Kr

0,8379.
0,1299.

Sehingga:

Distribusi Probabilitas Log Normal.


Nilai K, berdasarkan nilai T dari Lampiran (3.5), didapat:

o T:5

C)

:
:
:
:

Kr

5,

T:
T:

b)

maka
maka
2,5,
1,67, maka
1,25, maka

X, - LogX+KrxSLogX
2,0165 + Krx A,A917

untuk distribusiNorma/
(

o,

Br)2

lnterval

Ef

o,

o,-E,

> 124,7594

0,5

Ef
0,5

111

,562't-124,7594

100,3779-111 ,5621

0,5

87, 18A6-100,3779

0,0

< 87,1 806

0,s

r0

t0

y2

2,O

Sehingga:

t Xu :
. Xr,, *
t X,.u, :
" X,,r, :
d.

124,76
111,56
'100,38

87,18

Tabel 3.11 Perhitungan nilai

mffl.

"trz

untuk distribusi Log Normal

rnrn.
rTlm.

lnterval

Kelas

E,

o,

o,-E,

rnm.

Distribusi Probabilitas Log pearson Typre lll.


Nilai K, dihitung berdasarl"an nilai Ls arau fi ,:, 0,0686 rjan
Nilai T untuk berbagai perioda ulang {lihat l.arn;.iiran 3.6a
atau Larnpiran 3.6b) adaiah;

lekrtik Per ltitrtngon Debil llt,t'u ttttrt l\nt'.iutNut Att

> 124,03A6

109,4976-1 24,0306

98,5228 -149,4976

86,9786-98,5228
< 86,9786

I
l lu

lon Ren(,no

do,

t lttt t,,t\l t ilsnyo

Ef)2

Ef
0,s

')

(of

0,s

0.0

0,s

0,5

10

10

2,O

Tabel 3.12 Perhitungan nilai y2 untuk distribusi Cumbel


lnierval

Kelas

El

o,

o,- t,

(of

Ef)2
Ef

>129,6334

114.1277-129 -6334

0,0

96.4425 -110,1277

0,0

83.0980-96.4425

0,5

<83,0980

10

lo

0,0

b.

Metode Smirnov-Kolmogorof (secara analitis)


Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:

1.
2.

0,5

Urutkan data (X,) dari besar ke kecil atau sebaliknya.


Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P(X,)dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.

: n11

1.0

"t2

P(x,)
' r'
Tabel 3.13 Perhitungan nilai

Kelas

lnterval

>123,9751

untuk distribusi Log Pearson Type lll


E,

106,7s53-123,9751

101,5645-106,7553

99,06421-101,s64s

<99,06421

7.

Q-E,

Keterangan rumus:

n : jumlah data;

Ef)2

i :

Ef
o.5

0.5

0.5

0.5

r0

r0

"!2

4.O

3.

4"

Rekapitulasi nilai 12 dany2., untuk 4 distribusi probabilitas.

Tabel 3.14 Rekapitulasi nilai


Distribusi Probabilitas

8.

(of

or

12

terhitung

5.

dan y2,,
X,O

Keterangan

Normal

2.O

5.99 0

Diterima

Los Normal

2,O

5,99 0

Diterima

Cumbel

1,0

5.99 0

Diterima

los Pearson Tvoe lll

4.O

5"99 0

Diterima

Berdasarkan Tabel (3.14) semua distribusi probabilitas memiliki


nilai x' X'.,, maka dapat disimpulkan bahwa semua distribusi
tersebutdapatditerima, namun yang paling baik untuk menganalisis

seri data hujan pada soal 3.4 adalah Distribusi Probabilitas

6.

nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau

sebalinya.
Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P'(X,) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang
dipilih (Cumbel, Normal, dan sebagainya).
Hitung selisih (AP,) antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap
data yang sudah diurut:
(3.34)
aP : P(X,)- P',(X,)

Tentukan apakah AP, ( AP kritis, jika "tidak" artinya Distribusi


Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
AP kritis lihat Tabel pada Lampiran (3.8).

Contoh soal 3.9:


Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6)
soal 3.5. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Normal seperti
yang diuraikan dalam soal 3.5 dapat diterima jika diuji dengan Metode
Smirnov-Kolnrogorof.

Gumbel.

42

leknik Perhitungon Debit Rencona lknryur'run Ait

(3.33)

I lt t j rtt

t ll..tt'

(il

tu

1 (h

il t l n l.' t t,,t l u,,nvt t

Kolonr (5)

lawaban soal3.9:

Tabel 3.15 Perhitungan uii distribusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.9
(0
xi
Plxii
AP
I
P(XD
(1)

''

(2).:

(3)

(4)

(5)

(6)=(sx3)

l4-1,4

0,09

'L58

0,06

-0.03

t31 ,2

0,18

1,1 3

0.1

-0,05

125,O

o,27

0,85

o,20

-0,08

121,2

0,36

0,68

o,25

-0,'t2

l0r ,6

o,45

-o,20

0,58

o,12

r00.3

0.55

-o,25

0,60

0,05

peiuang teoritis : 1-luas di haw; li ki;rve norrriai


sesuai dengarr nilai f(t), yang ciitentukan dengan
Tabel pada Lampiran (3.9).
Contoh:
.1,58
maka luas wilayah di bawah
untuk nilai f(t) :
kurve normaladalah 0,9429. Sehingga nilai kolom
(5) baris (1) : 1 -0,9429: 0,06.
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
perh itungannya adalah sama.

Kolom (6)

(APr)

kolom (5)- kolom (3).

96,2

o,64

-o,44

o.67

0,03

Berdasarkan Tabel (3.15) dapat dilihat bahwa:

83,0

o,73

-t,o3

0.85

o,12

80,0

0,82

1,16

0,88

0,06

r0

80,0

0.91

t.16

0.88

-0.03

.
r

Keterangan Tabel (3.1 5):

"
.
.

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)

:
:
:

nomor urut data.


data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).

"

Kolom (4)

Weibull).
untuk Distribusi Probabilitas Normal

peluang empiris (dihitung dengan

persamaan

Xr:f +KrS; sehingga


*r^ *; atau K, X, -f.
,a,
-------:-,
,S:
5
:
(0.
di mana Kr
Untuk soal 3.5:

Nilai X
Nilai S

105,97 mm (lihat halaman 29).


22,37 (lihat halaman 30).

Contoh untuk kolom {5) baris ('l);


r10

: 141,4-'1O5,97 :

1,58.

22,37

Jadi AP maksimum < AP kritis.


Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Normal dapat diterima
untuk menganalisis data hujan pada soal 3.5.

Contoh soal 3.'10:

Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7)


soal 3.6. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log Normal seperti yang diuraikan dalam soal 3.6 dapat diterima jika diuji dengan
Metode Sm i rnov-Kol mogorof.
Jawaban soal 3.10:

Tabel 3.16 Perhitungan uji distibusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.t0
(1)

2
3

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


perh itungannya adalah sama.
feknik

Simpangan maksimum (AP maksimum)


O,12.
jumlah
(derajat
data 10 dan a
kepercayaan)adalah 5% maka
Jika
dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis 0,41.

Pt,t

ltitttnqon Debit Rent tutrr lltttr":t ttilnt At t

,5

Log Xi

P(XD

(0

P(xi)

AP

(2)

(3)

(4)

(s)

(6) = (s)-(3)

2,1504

0,09

1,46

0,07

-o,o2

2,1179

0,1 8

1.11

0,13

-o,05

2,0969

0,27

O,BB

0,r 9

-0,08

2,0828

0,36

o,72

0.24

-0.13

2,0069

o,45

-0.10

0.54

0.09

Hujon Rut<uxt dun lnl?ntilosnyo

45

j'l

Ii;r,l'.,r

,t'rtt

.'',,

r-r(I

Tabel 3.16 Laniutan


I

Log Xi

P(Xi)

(0

P',(Xi)

AP

(1)

(2)

(3)

(4)

(s)

(6) = (s)-(3)

2,0013

0,55

-o,17

o,43

-0,1|

9832

0,64

-0,36

0,36

-0,28

r,9191

0,73

1.06

0,86

0.1 3

r.9031

0,82

1.24

0,89

0,o7

l0

r.9031

0,91

't,24

0.89

-0.02

Keterangan Tabel (3.1 6):

.
o
r

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)

Kolom (4)

nomor urut data.


nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (nrm).

peluang empiris (dihitung dengan

persamaan

Weibull).
untuk Distribusi Probabilitas Log Normal
Log X, : L"g X + K, x S Log X; sehingga

KT:

Log

X,

- Log X

SLogX
di mana Kr : (t).

;atauK,'

LogX,

-X'

SLogX

Nilai LogX : 2,0165 mm (lihat halaman 31).


Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 32).
Contoh untuk kolom (5) baris (1):

_ 2,1s!!19!:1,46.
o,0917

perh itungannya adalah sama.

(5)

- Iuas di bawah kurve normal


sesuai dengan nilai f(t), yang ditentr:kan dengan
peluang teoritis

Tabel pada Lampiran (3.9).


Contoh:
untuk nilai f(t) : 1,46 maka luas wilayah di bawah
kurve normal adalah 0,9429. Sehingga nilai kolom
(5) baris (1) : 1 -0,9278 :0,A7
46

Kolom (6)

(APJ

kolom (5)- kolom (3).

Berdasarkan Tabel (3.16) dapat dilihat bahwa:

.
o
r

Simparrgan maksimum (AP maksimum)


0,28.
Jika jumlah data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka
dari Tabel pada Lampiran 9 didapat Ap kritis 0,41.

Jadi AP maksimum < Ap kritis.


oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Log Normal dapat diterima
untuk menganalisis data hujan pada soal 3.6.

Contoh soal 3.11:

Diketahuidata hujan sepertitercantum dalam kolom 2 Tabel (3.7)soal


3-7. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll
seperti yang diuraikan dalam soal 3.7 dapat diterima jika diuji dengan
Metode Sm i rnov-Kol mogorof.

Tabel 3.17 Perhitungan uii distribusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.1I
I

l-og Xi

P(xi)

f(r)

P',(Xi)

AP

(1)

(2\

(3)

(4)

(5)

(6)=(sH3)

2,1504
2,'t179
2.0969
2,0828
2,0069

2,OO13

0,09
0,18
o,27
0,36
o.45
0,55

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


Kolom

lawaban soal 3.11:

Untuk soal 3.6:

161

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


perhitungannya adalah sama.

Teknik Perhitungon Debit Renrutttt lkurqrttnur Air

2
3

1,46

0,08

-0.o1

1_r1

0,12

-0,06

0,88

0,19

-0,08

o,72

o,24

-o,12

o,10
4,17

0,53

0,08

0,56

0,01
-0,01

1,9832

o,u

-0,36

o,62

1,9191

-1,06

0,86

0,1 3

1,9031

1.24

0,89

o,07

10

1.9031

o,73
0,82
0,9r

1,24

0.89

-o,02

HuJon Rencotn diln

lttlrnlllt,\nw

47

Berdasarkan Tabel (3.17') dapat dilihat bahwa:

Keterangan Tabel (3.1 7):

r
.
.
o

Kolom ('l)
Kolom (2)
Kolom (3)
Kolom (4)

nomor urut data.


nilai log hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
peluang empiris P(X) (dihitung dengan persamaan
Weibull).
untuk Distribusi Probabilitas Log Pearson lll
Log

X,

K_:

Log

Log

X,

Jadi aP maksimum < AP kritis.


OIeh karena itu, Distribusi Probabilitas Log pearson Type lll dapat
diterima untuk rnenganalisis data hujan pada soal 3.2.

f+ K, x S L<lg X; sehingga

- Log X

SLogX
di mana K, : f(0.

;atau*,:
'

L98Xi -X'
SLogX

Untuk soal 3.7:

Nilai Log{ : 2,0165 mm (lihat halaman 34).


Nilai S Log X : 0,0917 (lihat halaman 34).

Contoh soal 3.12:


Diketahui data hujan seperti tercantum dalam kolom 2 Tabel (3.6) soal
3.4. Tentukanlah apakah Distribusi Probabilitas Cumbel seperti yang
diuraikan dalam soal 3.4 dapat diterima. jika diuji dengan Metode
Smirnov-Kolmogorof.
Jawaban soal 3.12:

Cs : 0,0686.
Contoh untuk kolom (4) baris (1):
fq11

2,1594 -.2,O165

o,o917

Tabel 3.18 Perhitungan uji distribusi dengan Metode SmirnovKolmogorof untuk soal 3.12

1,46.

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


perhitungannya adalah sama.

Kolom (5)

48

xi

Pfii)

f(o

P(Xi)

AP

(1)

(2)

(3)

(4)

(s)

(6)= (sF(3)

141 ,4

0,09

1,58

o,12

0,03

131 ,2

0,tB

1,1 3

0,18

0,00

125

0,85

o,22

-0,05

121 ,2

-4,12

101,6

ditentukan berdasarkan nilai Cs dan Nilai K, atau


f(t) pada Tabel Lampiran (3.6a atau 3.6b).
Contoh angka pada kolom (5) baris (1):
untuk nilai f(t) : "1,46 dan Cs : 0,0686 atau

96,2
o

Cs

83,0

o,73

80,0

10

80.0

0,1 diperoleh persentase peluang teoritis

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


perhitungannya adalah sama.
Kolom (6)

o,27
o,36
0,45
0,55
o.64

terlampaui P'(X) dengan cara interpolasi nilai pada


tabel Lampiran 6 : 7,9"1o atau 0,08.

Simpangan maksimum (AP maksimum)


0,13.
jumlah
data 10 dan cr (derajat kepercayaan) adalah 5% maka
Jika
dari Tabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis O,41.

(APr)

kolom (5)- kolom (3).

Teknik Perlitungon Deblt Rcnunru llotrgurton Alr

00,3

0,68

o,25

-o,20

0.51

0,06

-o.25

0,53

-0,01

4,44

o,62

-0,o2

1,03

0,72

0,00

o,a2

1,16

o,74

-0,08

0.91

1,16

0,74

-4.17

Keterangan Tabel (3.1 B):

.
.
.

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)

HuJon Rencono dort

nornor urut data.


data hujan diurut dari besar ke kecil (mm).
peluang empiris (dihitung dengan persamaan
Weibull).

lntnnltusrryo

pel uan g teoritis berdasarkan Distri busi Probabi I itas

Kolom (4)

Jadi AP maksimum < AP kritis.


Oleh karena itu, Distribusi Probabilitas Cumbel dapat diterima
untuk menganalisis data hujan pada soal 3.4.

c.

Metode Smirnov-Kotmogorof (secara grafis)


Selain dengan cara analitis yang telah diuraikan di atas, pengujian
Distribusi Probabilitas dengan Metode Smirnov-Kolmogorof .juga
dapat dilakukan secara grafis dengan langkah-langkah berikut
(lihat Cambar 3.4).

1.
2.

Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya.


Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P(X,) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.

Gumbel

Xr:f

+SxK;

sehingga

K:X'-X:atauK- -sX'-f ,
t.---3-rqtqur\-

di manaK:f(0.
Untuk soal 3.4:
Nilai X : 1o5,g7 mm (lihat halaman 28).
Nilai S : 22,37 (lihat hataman 2B).
Contoh untuk kolom (5) baris (1):

(0: 141,4-145,97 :

1r5B

22,37

P(X,)
,t

Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara


perhitungannya adalah sama.

Kolom

(5)

ditentukan berdasarkan nilai


':1

!n,

Yt : 1,999.
Kemudian berdasarkan persamaan (3.21) atau interpolasi berdasarkan Kertas Probabilitas Cumbel
maka untuk Yt - 1,999 dapat dihitung T : 8,29
tahun, sehingga dapat dihitung selanjutnya peluangteoritis P'(X) : 1lT - 118,29 : 0,12.
Demikian seterusnya untuk baris berikutnya cara
perhitungannya adalah sama.

Kolom (6)

(APr)

kolom (5)- kolom (3).

Berdasarkan Tabel (3.18) dapat dilihat bahwa:


Al7.
Simpangan maksimum (AP maksimum)
(derajat
kepercayaan) adalah 5% maka
Jika jumlah data 10 dan ct

o
o

n :
i :

t:f

maka: berdasarkan persamaan (3.20) didapat nilai

dariTabel pada Lampiran 9 didapat AP kritis

n+1

(3.35)

Keterangan rumus:

Sn, dan K atau

ffi:I:?JJ',;,1$t,l',,,"',
untuk nilai f(t) : 1,58; Yn : 0,4952i5,:0,9497

.iumlah data.

nomor urut data (setelah diurut dari besar ke kecil atau


sebaliknya.

Plot masing-masing nilai P(X,) di atas Kertas Probabilitas sebagai


absis dan nilai Xi sebagai ordinat yang sudah diskala sedemikian
rupa sehingga menjadi titik-titik koordinat.
4. Kemudian di atas sebaran titik-titik koordinat tersebut ditarik kurve
atau garis teoritis. Persamaan garis teoritis merupakan persamaan
Distribusi Probabilitas yang telah dihitung.
5.
Hitung nilai peluang teoritis P'(X,) untuk masing-masing data (X,).
Caranya adalah dengan menarik garis horizontal dari setiap titik
koordinat menuju ke garis toritis.
Contoh: titik koordinat ke-3, peluang empirisnya P(Xr), dari titik
ini ditarik garis jorisontak sampai bertemu garis teoritis kemudian
dari titik pertemuan ditarik garis vertikal ke bawah sehingga
didapat nilai P'(Xr).
3.

0,41.

Teknik Perhltungan Debtt Rencono Bangunan Air

HuJon Rcncono don

lnt?ntltosnyo

5l

(r.

lliturrg selisih

(AP,) antara peluang

untuk setiap data (Xi) yang sudah


AP,

P(Xi)-

P',(Xi)

ernpiris P(X,) rian teoritis P'(X.)


diurut:

B.

I (mm/jam)

(3.36)

Contoh: untuk titik koordinat ke-3: AP,


7.

lntensitas hujan rencana di satu titik waktu"

P(Xr)

- P'(X3)

Intensitas hujan pada

Tentukan APiyang paling makslmum.


Tentukan apakah AP nraksimum{ AP kritis, jika "ticiak' artinya
Distribusi Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian
sebaliknya. AP kritis lihat Tabel pada Lampiran 8.

satu

titik waktu

(xr)

t (waktu)

Cambar 3.5 Kedalaman hujan rencana di satu titik waktu pada


Curve IDF
b.

Garis teoritis

Ketinggian hujan rencana yang terdistribusi dalam hujan jamjaman (hietograf hujan rencana).

X(mm)

F'(X:)
Cambar 3.4

S,&etsa

P(Xr)

Ketinggian hujan pada

----+

saat t1, t2, t3 dst

P(X;) atau P'(X;)

Uji Smirnov-Kolmogorof Secara Crafis dengan


Kertas Probabilitas

3.6

INTENSITAS HUJAN RENCANA

Data hujan rencana yang diperlukan dalam perhitungan debit


rencana dapat berupa:
Gambar 3.6 Hietograf hujan rencana
Kurve yang ditunjukkan dalam Gambar 3.5 sering disebut Curve
I DF (/ntens ity-Du ration-F requency Curve). Kurve in i menggambarkan
hubungan antara intensitas hujan, durasiatau lama hujan, dan frekuensi

hujan atau periode ulang.


52

Tbknik Perhitungon Debit Rc'rtcutru lkut<truron Air

ht Jon Renr ontt dtttt htl etttlI

rntyo

Data hietograf hujan rencana diperlukan bila debit rencana


dihitung dengan lvletode Hidrograf.

Nilai intensitas hujan rencana yang diperoleh dari Curve IDF


<liperlukan dalam metode perhitungan debit rencana non hidrograf,

Jika yang tersedia adalah data hujan harian atau hujan rencana

contohnya Metode Rasional.

maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Seragam dan


Model segitiga. sedangkan jika yang tersedia adalah data intensitas
hujarr maka hietograf hujan dapat disusun dengan Model Alternating
Block Method (ABM).

lntensitas hujan atau intensitas hujan rencana dapat dikatakan


sebagai ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya
dalam satuan (mm/jam) atau (cm/jam).
Jika volume hujan adalah tetap, maka intensitas hujan akan ma-

a.

Curve IDF Terukur


Penurunan Curve IDF terukur, seperti telah diuraikan sebelumnya, memerlukan data hujan jangka pendek. Jika data hujan tersebut
sudah tersedia maka perhitungan Curve IDF dapat dilakukan dengan
iangkah-langkah sebagai berikut:

kin tinggi seiring dengan durasi hujan yang makin singkat, sebaliknya
intensitas hujan makin rendah seiring dengan durasi hujan yang makin
lama.

Di samping itu, berkaitan dengan intensitas hujan rencana, tinggi


intensitas hujan rencana akan makin besar seiring dengan periode
ulang yang makin besar.

2.
3.
4.

Data yang diperlukan untuk menurunkan Curve IDF terukur


adalah data hujan jangka pendek, seperti hujan 5 menit, 1O menit,30
menit, 60 menit, dan data hujan jam-jaman. Kemudian persamaan regresinya dapat didekati dengan beberapa rumus seperti rumus Talbot,

lshiguro, dan Sherman.


Jika data hujan jangka pendek tidak tersedia, dan yang tersedia
adalah data hujan harian maka persamaan regresi Curve IDF dapat

diturunkan dengan Metode Mononobe.

5.

Selain itu, metode Van Breen juga dapat digunakan untuk


menurunkan Curve IDF yang didasarkan pada hujan harian. Namun
dalam penentuan persamaan regresinya, metode Van Breen memerlukan Curve IDF terukur, disarankan dari daerah pengaliran terdekat,

6.

sebagai pembanding bentuk curve.

Crafik yang ditunjukkan dalam Gambar (3.6) adalah ketinggian


hujan yang terdistribusi sebagai fungsi waktu, misalnya dalam bentuk
hujan jam-jaman atau disebut dengan hietograf hujan.

54

leknlk Ferhltungon Deblt Rettcotro Bongunon Alr

7.

Ubah'data hujan dengan durasi menitan atau jaman menjadi data


intensitas hujan menitan atau jaman.
Hitung nilai rata-rata data intensitas hujan pada setiap durasi.
Hitung standar deviasi data intensitas hujan pada setiap durasi.
Hitung dan rekap nilai intensitas hujan rencana pada setiap durasi
ciengan berbagai periode ulang berdasarkan distribusi probabilitas,
seperti:
o Gumbel.
. Normal.
c Log Pearosn Type lll dan yang lainnya.
Plot nilai intensitas hujan rencana sebagai ordinat dan durasi
sebagai absis, sehingga diperoleh sebaran data koordinat.
Berdasarkan sebaran data koordinat tersebut kemudian dihitung
persamaan garis regresi Curve IDF dengan rumus:
o Talbot.
. lshiguro.
. Sherman.
Pilih satu diantara tiga rumus pada butir (6) sebagai rumus regresi
paling sesuai berdasarkan nilai standar deviasi terkecil.

lttjtttt lletx rnvt thttr lttl r.tt!.iltttttytt

55

Contoh soal 3.13:

Tabel 3.20 Perhitungan intensitas huian

Jika diketahui data hujan menitan seperti Tabel 3.i9, tentukanlah


No

Curve IDF dari data hujan tersebut.

lntensitas hufan (mm/jam) tiap menitan

Tahun

Tabel 3.19 Ddta huian menitan dalam kurun waktu l0 tahun

lo

t5

30

60

30

60

120

(6)

(n

(8)

(2)

(3)

(4)

(s)

2000

252

150

120

70

45

26,O

2001

132

132

100

62

39

23,O

2002

264

144

112

42

24,O

2003

252

120

95

56

35

20,5
23,5

120

(1)

Q\

(3)

(4)

(s)

(6)

(7)

(8)

2000

21

25

30

35

45

52

2004

324

't26

100

64

39

2001

11

22

25

31

39

46

2005

2U

1I4

92

56

36

22,5

2002

22

24

28

32

42

4B

2006

'r

B0

144

68

41

24,5

2003

21

20

24

2B

35

41

2007

276

168

112
128

72

43

25,O

2004

27

2'.1

25

32

39

2008

240

174

140

78

47

26,5

2005

'17

'r9

23

28

36

45

10

2009

216

156

86

50

28,O

2006

15

24

28

34

41

49

lumlah intensitas

324
2448

1488

156

676

417

243,5

2007

23

28

32

36

43

50

lntensitas rata-rata

244,8

I4B,B

1r 5.6

67.6

41 .7

24.3s

2008

20

29

35

39

47

53

t0

2009

27

l6

39

43

50

56

Keterangan Tabel (3.20):

durasi hujan (menit).

o
2.

Agar satuan I menjadi mm/jam maka persamaan (3.36) ditulis


sebagai berikut:
(3.38)
| : P l(t/60) atau I : P x 60/t
Keterangan rumus:

|
t

:
:

Hasil perhitungan intensitas hujan berdasarkan persamaan (3.37)


terhadap data Tabel (3.19) adalah:

Teknik Perhitungon Debit Rt,ncttno Bongunon Ait

: jumlah intensitas/jumlah data; dalam hal


jumlah
ini
data adalah 10 buah.
lntensitas rata-rata

Menghitung standar deviasi intensitas hujan (S)


Cara perhitungan standar deviasi intensitas hujan (S) dilakukan
seperti Tabel (3.21).
Tabet 3.21 Perhitungan standar deviasi intensitas huian

No

intensitas hujan (mrn/jam).


durasi hujan (menit).

(1)

angka 252 mm/)am diperoleh dari 21 x 60 / 5; di mana:


durasi (menitan).
angka 21
P (mm) dan angka 5

8.37)

Keterangan rumus:
| intensitas hujan (mm/menit);

Contoh perhitungan intensitas hujan kolom (3) baris


berdasarkan persamaan (3.37).

Data hujan pada Tabel (3.19) dirubah menjadi intensitas hujan


dengan rumus:

t:P/t

56

15

'|

Jawaban soal 3.13:

1.

10

(1)

Curah hufan (P) dengan durasi huian menitan

Tahun

No

-)

tntensitas hujan (mm/jam) tiap menitan

Thn

:I20

10

15

30

.0Ol

51,84

1.44

19,36

5,76

10,89

2001

12723,84

282,24

243,36

1,82

368,64

23,04

12,96

3l ,36
12,96

7,29

2002

0,09

o,12

829,44

384,16

134,56

44,89

14,82

(1)

(2)

(3)

2000

)
3

2003

51

,84

HuJon Rencarn clon lntensltosnyo

ll

(8).,.
2,72

57

Keterangarr Tabel (3.22):

Tabel 3,21 Lanjutan


Thn
f,

10

l5

30

60

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

2004

6272,64

519,84

243,36

7,29

2005

1664,64

1211,04

556,96

12,96
't34,56

32,49

o,72
3.42

2006

4199,O4

23,04

12,96

0,16

o,49

0,o2

2007

973,44

368,64

153,76

19,36

1,69

o,42

2008

23,04

635,04

595,36

108,r6

28,O9

4.62

2009

'r0

.
.
.

lntensitas hujan (mm/jam) tiap menitan

No

720

6272,64

4s15,84

1632,16

338,56

68,89

13,32

Jumlah

32601 ,6

8409,5

3854,4

798,4

202,1

42,03

Standar deviasi

60,19

to,57

20,69

9,42

4,74

2.16

Yn

Sn

Yt

0,50
0,50
0.50

0,95

o,37

-o,'14

0,9s

t,50

1,06

0,95

2,2s

1,85

0,50

0,9s

2,97

2,61

0,50
0,50

0,9s

3,20

2,Bs

0,95

3.90

3,59

s1,84

10

angka 252 lihat Tabel 3.20 kolom (3) baris (1).


angka 244,8lihat Tabel (3.20) kolom (3) baris (12).
Angka standar deviasi 60,19 pada kolom (3) baris (12) di-

hitung dengan cara:

#o'

:60,19; di mana angka

'10

adalah jumlah data.

Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 5 menit


dengan Metode Cumbel.

Tabel 3.22 Perhitungan intensitas hujan rencana durasi 5 menit


dengan Metode Cumbel

58

sn

T (tahun)

Di mana:

3.

Y,=Yn (lihatpersamaan 3.2o; persamaan


3.21

Periode ulang
T (tahun)

lntesnsitas hujan
rata-rata

Standar
deviasi

20
)q
50

4.

Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi


dengan Metode Cumbel.

l0

Periode ulang
T (tahun)

lntesnsitas hujan
rata-rata

Standar
deviasi

lntensitas hujan
rencana (mm)
144,67

48,BO

30,57

-o,14

4B,BO

30,57

1,06

lB1,'l 6

lo

48,80

30,57

1,85

205,32

20

48,80

30,57

2,61

228,49

25

4B,BO

30,57

2.85

235,85

50

4B,BO

30,57

3.59

258.49

244,80

60.19

-o,14

236,66

244,8O

60,1 9

t,06

308,51

10

244,80

60,1 9

1,85

356,08

20

60,19

2.61

401 ,7',!

25

244,80
244,80

60,1 9

2,85

416,19

50

244.80

60,1 9

3,59

460,78

Teknlk Perhltungon Deblt Rencono Bongunon Alr

menit

Tabel 3.24 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 10 menit


dengan Metode Cumbel

lntensitas hujan
rencana (mm)

serta

Tabel 3.23 Ni/ai K untuk berbagai T dengan iumlah data t 0 buah

Tabel pada Lampiran 3.3 dan Lampiran 3.4).


Hasil perhitungan nilai K untuk jumlah data 10 dan beberapa
periode ulang adalah:

Keterangan Tabel (3.21):


Angka 51 ,84 pada kolom (3) baris (1) dihitung dengan cara:

(zsz 244,8f :

Angka 244,8lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.20).


Angka 60,19 lihat kolom (3) baris (12) Tabel (3.21).
Nilai K dihitung dengan rumus:

llrtJon Rencono don l,tl r,,hlt

ovtp

59

Keterangan Tabel (3.26):

Keterangan Tabel (3.24):

.
.
.
5.

Angka 148,80 lihat kolom (4) baris (12)Tabel (3.20).


Angka 30,57 lihat kolom (4) baris (12) Tabel t3.21)"
Nilai K diambil dari Tabel (3.23).

Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 15 menit


dengan Metode Cumbel.

Tabel 3.25 Perhitungan intensitas huian rencana durasi 15 menit


dengan Metode Cumbel
Periode ulang
T (tahun)

lntesnsitas hujan
rata-rata
1

10

5,60
5.60
5,60

Standar
deviasi

20,69

-o,"t4

20,69
20,69

1,06
1.85

lntensitas hujan
rencana (mm)
1

20,69

2.61

169,55

s.60

20,69

2,85

174,53

5,60

20,69

3.59

6.

lntesnsitas hujan
rata-rata

41

41 ,7O

,70

10

41

,70

20

41

,70

25

41 ,74

50

41 ,70

Standar
deviasi

4,74
4,74
4,74
4,74
4,74
4,74

lntensitas huian
rencana (mm)

-o,14

41 .06

t.o5

46,72

t -85

50,46

2.61

54.05

2,85

55,1 9

3,59

58,70

Keterangan Tabel (3.2 7):

.
.
.

Angka 1 15,60 lihat kolom (5) baris (12) Tabel (3.20).


Angka 20,69lihat kolom (5) baris (12)Tabel (3.21).
Nilai K diambil dari Tabel (3.23).

Menghitung intensitas hujan 'encana (mm/jam) durasi 30 menit


dengan Metode Cumbel.

Tabel 3.26 Perhitungan intensit;r-s hulan tncola durasi 30 menit


dengan Metode Cumbel

60

Periode ulang
T (tahun)

189.86

Keterangan Tabel (3.25):

.
.
o

Tabel 3.27 Perhitung,an intensitas hujan rencana durasi 60 menit


dengan Metode Cumbel

153,86

I 5,60

Angka 67,60 lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.20).


Angka 9,42lihat kolom (6) baris (12) Tabel (3.21).
Nilai K diambil dari Tabel (3"23).

Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) dengan durasi 60


menit dengan Metode Cumbel.

137,51

25

7.

12,80

20
50

.
.
.

Periode ulang
T (tahun)

lntesnsitas hujan
rata-rata

Standar
dqviasi

lntensitas hujan
rencana (mm)

67,60

9,42

-0, !4

66,33

9.42

1,06

77.57

85

85.01

67,60

10

67,60

20

67,60

9,42

2,61

92,16

25

67,60

9,42

2,85

94.42

50

67,60

9.42

3.59

101.40

,r12

Teknlk Perhitungon Deblt Rerrono Bongunan Air

B.

Angka 41 ,70 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.20).


Angka 4,74 lihat kolom (7) baris (12) Tabel (3.21).
Nilai K diambil dari Tabel (3.23).

Menghitung intensitas hujan rencana (mm/jam) durasi 120 menit


dengan Metode Cumbel.

Tabel 3.28 Perhitungan intensitas hujan rencanadurasi 120 menit


dengan Metode Cumbel
Periode ulang
T (tahun)

lntesnsitas hujan
rata-rata

Standar
deviasi

24,35

24,35

2,16
2,16

10

24,35

2,16

1,85

28,3s

20

24,3s

2,16

2,61

29,98

25

24,35

30,s0

24,35

2,16
2.16

2,85

50

3,59

32,10

lluJort Rux orttt rhut

ltrl

t,trJl utrtyo

lntensitas hujan
rencana (mm)

4,14

24.06

1,06

26,64

koordinat. Jika kemudian ditarik garis diantara koodinat tersebut akan tergambar kurve intensitas untuk berbagai periode
ulang seperti yang ditunjukkan dalam Cambar (3.7).

Keterangan Tabel (3.28):

o
o
o
g.

Angka 24,35lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.20).


Angka 2,16 lihat kolom (8) baris (12) Tabel (3.21).
Nilai K diambil dari Tabel (3.23).

Rekapitulasi intensitas hujan rencana dengan berbagai periode


ulang dan durasi hujan (dariTabel 3.22 sld tabel 3.28).

450,00
400-00

Tabet

3.29 Rekapitulasiintensitas huian rencana dengan berbagai


periode ulang dan durasi hulan
Periode

No

350,00
300.00

(,,

250,00

(I,

lntensitas huian (mm{am) tiap menitan

ulang T

(!
{3
cL
.6

t20

(Iahun)

10

15

30

60

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(n

(8)

236,66

144,67

112,80

66,33

41,06

24,06

308,51

181,16

't37,51

77,57

46,72

26,64

10

356,08

205,32

153,86

85,01

50,46

28,35

20

401 ,71

228,49

69-55

92,'t6

54,05

29,98

25

416,19

235,85

174.53

94,42

55,19

30,50

50

460.78

258.49

1B9,86

101,40

sB.7A

32,'tO

2,0'co

O
tr
'-

rso.oo
roo,oo

Keterangan Tabel (3.29):

o
o

r
62

Angka-angka kolom (3) dari dari baris (1) s/d (6) atau dari
periode ulang 2 s/d 50 tahun Tabel (3.22).
Angka-angka kolom (4) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Tabel (3.24).
Angka-angka kolom (5) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Tabel (3.25).
Angka-angka kolom (6) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Tabel (3.26).
Angka-angka kolom (7) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Tabel (3.27).
Angka-angka kolom (8) dari baris (1) s/d (6) diperoleh dari
Tabel (3.28).
Jika angka-angka durasi hujan diplot sebagai absis dan angkaangka intensitas sebagai ordinat maka akan terbentuk sebaran
Teknik Perhitungon Deblt Rencctno Eongunon Alr

Gambar 3.7 Kurve intensitas hujan rencana terukur untuk soal 3.l

10. Persamaan Regresi Curve IDF Terukur.


Persamaan regresi kurve intensitas yang ditunjukkan dalam
Cambar (3.7) dapat didekati dengan rumus:
o Rumus Talbot.
o Rumus lshiguro.
o Rumus Sherman.
Ketiga rumus di atas mengandung tetapan-tetapan yang dihitung
berdasarkan sebaran data (koordinat dalam Cambar 3-7), yang
akan ditentukan garis regresinya.

HuJon Rerrcotn

tfu nt I trt

t,usl tosnyo

63

Setelah diperoleh nilai tetapan-tetapan masing-masing rumus


kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai standar deviasi.
Rumus yang memiliki standar deviasi terkecil adalah rumus yang
paling sesuai sebagai persamaan regresi Curve IDF terukur.

Di bawah ini akan diuraikan rumus Talbot, lshiguro, dan

Sher-

man serta contoh perhitungan tetapan maupun standar deviasi,


khususnya untuk intensitas hujan rencana periode ulang 2 tahun
pada contoh soal 3.13. Proses perhitungan tetapan dan standar
deviasi untuk periode ulang yang lain adalah sama, namun dalam
buku ini tidak ditampilkan, hanya hasil perhitungannya yang ditampilkan.

adanb

(r

^_

a:

jumlah data.

(t

(r)

(3.40)

(l)x(txl)-Nx(12 xt)
Nx(12) (r)x(l)

(3.41)

:
:
adan n :
I
t

(3.42)

./[+b

Keterangan rumus:
intensitas hujan (mm/jam).
durasi hujan (menit atau jam).

|
t

(Loe

:
:

Teknik Perhitungon Debit Rencctrto {luttt4urun Ait

intensitas hujan (mm/jam).


durasi hujan (menit atau jam).
tetapan.

I)x (Loet

N x (t ogt

(Log

r)x (Loet )
(Lrs, )

- (Loe t x Loe

F 6rs, ).

I)x (Logt )- N x (Log t x Log r)

(3.46)

8.47)

N x (Logt Y - @oel- )x (rogt )


12. Perhitungan tetapan untuk periode ulang 2 tahun
Tetapan (a, b, dan n) pada rumus (3.38) sld (3.46) dihitung dengan
cara /east square seperti yang disajikan dalam Tabel (3.30). Berdasarkan Tabel (3.30) selanjutnya dapat dihitung tetapan-tetapan
rumus sebagai berikut.

Rumus lshiguro

l:

(3.4s)

tn

,_

Nx(12) (l)x(l)

b:
a

xt )x (r')- (,' *t)*

t:

Loe

:
:

(3.44)

Keterangan rumus:

Keterangan rumus:
intensitas hujan (mm/jam).
durasi hujan (menit atau jam).
tetapan.

(" J, )N * (l' *"/i)

)*

Rumus Sherman

(3'39)

adanb

(3.43)

"-w
o

t+b

I
t

(r')- (r' * f)* (r )

. _ (,*

Rumus Talbot

l: a

tetapan.

jumlah data.

f).--w

11. Rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman.

Tetapan Rumus Talbot

a:

(t *r )* (r')- (r' * t)* (r )


N x (t'?X t) x

(l)

Berdasarkan data pada Tabel 3.30 kemudian tetapan a dan b


dihitung sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

HuJon Rentarm du,t

l,tlrn\ltosnvd

65

(1162,29 x96325,41) - (982773,77 x 625,57)


( 6 x 96325 ,41) - (625,571x (625,57)

': "' *irflil#i,i*)

:2725,35

(l)x(txl)-Nx(t2 xt)

Nx(t2)

b-

[=

(t)x(t)

(625,57 x 1 1 662,29) - ( 6 x 982773,7 7)


( 6 x 96325,41) - (625,57 x 625,57)

Dengan memasukkan nilai a: 2725,35 dan


persamaan (3.38) diperoleh rumus Talbot:

Degan memasukkan nilai a


269,83dan b
(3.41)
maan
diperoleh rumus lshiguro:

7,49

b:

7,49 ke

!xt

12xt

l2

Log

Log

LoB

lx
Los

(log
r),

tq5

Ix

12

to,5

to,s

(2)

(3)

(4)

(s)

(6)

(7\

(8)

(9)

00)

(r 1)

(12)

236,66

r 183,31

56008,86

280044,30

o,70

2,37

1,66

o,49

))a

529,19

125239,62

lo
l5

144.67

1446.67

20928,47

209284,7

66181,64

I I 2,80

1692,O3

12724,24

30

66,33

1989,79

60

41,6

2463,56

120

24,06

2886,94

1,00

2,16

2,16

1,00

3,16

457,48

90863,63

1.I8

2,O5

2,41

r,38

3,87

436,88

49280,78

4399,20

131975,97

1,48

1,82

2,69

2,18

5,48

363,28

24095,41

685,86

'to1151 ,74

1.74

1,61

2,87

3,1 6

7,75

31

578,78

69453,42

2,O8

1,38

2,87

4,32

1q95

263,54

6340,20

982773,77

821

r/40

t4b7

1254

33As

2168,42

284196,27

625,s7 t"16f,229 96325,41

8,04

3058,63

Tetapan Rumus lshiguro

(r*,'[)* (r')- (,'*.fr)*

Log a

(1)

",[

(3.48)

Tabel 3.30 Perhitungan nilai tiap suku sebagai data masukan dalam
perhitungan tetapan rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman
I

.l:.=-->
a
'

(r

- -1,19 ke persa-

l-- 269,93

(3.49)

.li -t,tg

Tetapan Rumus Sherman

r: ? -) l-2725'35
t+b
t+7,49

(625,57 x2368,42) - (6 x 284196,27)


( 6 x 96325,41) - (625,57 x 625,57)

(2368,42 x 96325,41) - 2841 96,27 x 625,57


( 6 x 96325,41) - (625,57) x (625,57)

:269,83

Teknik Perhitungon Deblt Rt,ttrtutu lkntgunon Air

tI - (t-oe t x Log l)x (Log t)


N x (tog tI - (loe t)x (t-oe t)

(Los t)x (tog

(11

Log a

,40 x12,54) - ("14,67 x8,21)


6 x 12,54) - (8 ,21x 8,2 1 )

2rgg

a: 763,21 '
(Log l)x (Los t)- N x (Log t x Log t)
n:
N x (Log tf - (Log t)x (tog t)
n:

('11,4Ox8,21)- (6 x 14,67)
(6 x 1 2,54) - (8,21 x

- 0,72

8,21)
Degan memasukkan nilai a : 763,21 dan n

0,72 ke

persamaan (3.44) diperoleh rumus Sherman:

.l: a
^

763.21

-> l: -0rr-

(3.s0)

13. Perhitungan standar deviasi untuk periode ulang 2 tahun.


Langkah-langkah perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshiguro dan Sherman dengan intensitas hujan rencana 2 tahun (soat
3.13) adalah:

HuJon Rcncom don l,ttensllotnyo

67

Buat tabel perhitungan.

Masukkan data intensitas hujan terukur untuk durasi 5,10,15,


30, 60, dan 120 menit.
Hitung intensitas hujan rencana berdasarkan persamaan (3.7)

a
a

Kolom (B)

s/d (3.9) dihitung nilai intensitas rencana periode ulang


tahun untuk durasi 5,10, 15,30,60, dan 120 menit.
Hitung nilai standar deviasi.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel (3.31).

(kolom

(2)- kolom (7))'?

Standar deviasi, rumusnya S

2
a
a

(1)

(2t

lshiguro

Talbot
(s)

(5)

(7)

(8)

340,75

259,68

530,05

240,40

13.96

124,47

137,30

54,29

146,17

2,26

00,83

143,23

109,26

12,55

63,O4

10,79

66,43

0,01

,20

o,o2
't2,93

40,39

0,44

24,56

0,25

10

144,67

218,20
't55,82

15

112,8O

121,18

70,20

30

66,33

72,70

40,56

60

41 ,06

40,38

0,46

41

120

24,06

21,38

7,19

77,65

583,63

751,3-l

29,48

Standar deviasi

10.80

12,26

2.43

Kolom
Kolom
Kolom

a
a

Kolom
Kolom

(1)
(2)

(3)
(4)
(5)

Kolom
Kolom

(6)
(7)

12,26

lzoSa

:2,43

t/ a-r

Setelah dilakukan perhitungan dengan proses yang sama dengan


proses perhitungan intensitas hujan rencana dengan periode ulang
2 tahun, diperoleh hasil persamaan garis regresi sebagai berikut:

Tabel 3.32 Persamaan garis regresiTalbat, lshiguro, dan Sherman


untuk berbagai periode ulang
Periode ulang
(tahun)

Talbot

2725,35

lshiguro

t+7,49
5

(2)- kolom

ulang.

waktu atau durasit (menit).


intensitas hujan rencana terukur periode ulang
2 tahun (lihat Tabel 3.28).
intensitas hujan rencana berdasarkan rumus
Talbot (persamaan 3.47).
(kolom (2)- kolom (3))'?.
intensitas hujan rencana berdasarkan rumus
(kolom

tr!

10,80.

14. Persamaan regresi intensitas hujan rencana untuk berbagai periode

lshiguro (persamaan 3.48).

.
.

Untuk rumus Sherman, nilai

Keterangan Tabel (3.3 1 ):

.
.

nilai S

Sherman

(4)

(3)

236,66

Untuk rumus lshiguro,

rumus

583,53

S:

Tabel 3.31 Perhitungan standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan


Sherman untuk periode ulang 2 tahun

le : lntensitas hujan rencana empiris atau terukur (kolom 2)


Ir : lntensitas hujan rencana dari rumus (kolom 3,5, dan 7).
Untuk rumus Talbot, nilai

I terukur

}le-lr)'
N1

i:1

2994,31

l-

t + 5,43

269,93

'

l:-

"lt

t:

Sherman

- 1 ,19

763,21
to,72

,1075,17
': to'n

(5))'z.

intensitas hujan rencana berdasarkan rumus


Sherman (persamaan 3.49).
Teknlk Perhitungon Debtt Renrotto Bongunon Alr

htjun Retrtnxt (hnt lnlt'tt,,ilu,,ttyo

69

Tabel 3.32l.anjutan
Feriode ulang
(tahun)

10

20

25

50

Talbol

1291,89

3300,13

1555,42

t + 3,65

':-top,

t + 4,55

t:

l:-

l-

3440,63

3632,94

t-

t + 3,31

354,1 4

Jt - 1,50

t + 3,76

Sherman

lshiguro

,'

3187,37

10,80

,r: 1574,57

b.

Rumus Van Breen


Dalam rumus Van Breen, durasi hujan harian diasumsikan 4 jam
khususnya di Pulau Jawa, dan besarnya hujan harian efektif adalah
90o/o

17Bg,4g

': -

cs4

15. Masing-masing persamaan regresi intensitas hujan rencana dalam


Tabel (3.32) mempunyai standar deviasi seperti yang tercantum
dalam Tabel (3.33).
Tabel 3.33 Standar deviasi rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman

untuk berbagai periode ulang

dari hujan harian maksimum.


Berdasarkan pengertian

di atas, maka rumus intensitas hujan

menurut Van Breen adalah:

,-

c,

t:

tahun, 5, 10, 20,25, dan 50 tahun adalah rumus Sherman seperti


yang tercantum dalam Tabel (3.32).

9o%x
4

X,o

(3.5r)

Keterangan rumus:

I :
Xro

intensitas hujan (mm/jam).


hujan harian maksimum (mm).

Setelah diketahui besarnya intensitas hujan pada saat 4 jam,


kemudian ditentukan persamaan regresi kurve intensitas. penentuan
persamaan regresi tersebut dilakukan dengan mengacu pada kurve
intensitas terukur. Cara perhitungannya dapat dilihat pada contoh soal

3.14.

Periode ulang (tahun)

Talbol

lshiguro

Sherman

10,80

't2,26

2.43

2,34

19,53

2,33

10

2,93

24,9'l

2,44

20

1,66

33,05

4,28

25

3.34

32,22

2,70

50

3,45

37,93

2,97

16. Memilih persanraan garis regresi.


Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa rumus yang dipilih
sebagai persamaan regresi intensitas hujan rencana adalah rumus
yang mempunyai standar deviasi terkecil.
Mengacu pada Tabel (3.33), dapat disimpulkan bahwa rumus
yang sesuai untuk menentukan Kurve IDF dengan periode ulang 2
Teknik Perhitungon Debit Rt'tr<rttut lknryrnan Air

Contoh soal 3.14:

Diketahui hujan rencana dengan periode ulang l0 tahun (Xlo) : 155


mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (X2o) : 176
mm. Hujan terkonsentrasi selama 4 jam. Tentukanlah kurve intensitas
hujan rencana dengan Metode Van Breen.
Jawaban soal 3.14:

1.

Hitung intensitas hujan pada saat 4 jam:


, 9}oloxX,o 90% x 155

,,0:----_==:

, 90% x X,, :
tzo
HuJon Rencano

dor t I n t e ttsl t ost

ryo

9Oot

x176

:34,875mm{am

:39,60mm/jam

7t

2.

3.

Asumsikan kurve intensitas sama dengan kurve intensitas hujan


terukur yaitu kurve intensitas hujan rencana 10 tahun dari rumus
Sherman pada soal 3.1, yaitu:

4.

,'

Tabel 3.34 Koordinat kurve intensitas huiait rencana t0 tahun


mm dan huian rencana 20 tahun : 176 mm

1291,89

(3.s2)

to,80

Persamaan (3.51) selanjutnya dimodifikasi dengan cara:

IDF Van Breen 10 tahun

lro:K,0ffilro

Kzo

Koordinat kurve intensitas hujan rencana trerdasarkan persamaan


(3.54) dan (3.55) adalah seperti terlihat dalam Tabel (3.34) dan
Cambar (3.8).

(3.s3)

1291,99

Durasi (menit)

(3.s4)

24Ao.w

Keterangan rumus:

f,o :
lro :

:
:

intensitas hujan rencana 10 tahun


intensitas hujan rencana 20 tahun
K,o dan Kzo
koefisien yang akan dihitung.
Angka 24O
hujan 4 jam 4 x 60 menit

:
:

34,875 mm/jam.
39,60 mm/jam.

I
tt
I

240 menit.

tserdasarkan persamaan (3.52) selanjutnya dapat dihitung nilai K,o


dan Kroyaitu:

34,875x24Oqw
't291,99

Nilai K

2,17

; K,

39,60x2400'80

:2,45

1291,89

IDF Van Bre+n 20 tahun

2803,40

3165,1 3

'zo-

t0,80

773,59

871,40

'10

444,3'l

501,64

15

321 ,23

362,68

30

84,50

208,30

119.M

60

105,97

120

60,86

68,V1

240

34,96

39,47

to,e

t ooo,oo

goo,oo

zoo.oo

600,00

'6

soo,oo

.E

2,17 disubstitusikan ke persamaan (3.52) dan nilai K


: 2,45 disubstitusikan ke persamaan (3.53) sehingga diperoleh
persamaan regresi intensitas hufan rencana dengan periode ulang
1O tahun dan 20 tahun sebagai berikut:

f,

4oo,oo
soo,oo
200,00
100,00

+ll

0,00

lru:2,lrW:j?*4

155

800,00
.E

Ko:

,'10

025

(3.ss)

75 100 125 150

175

--rzsol

Durasi (menit)
I

ln-2,45

tr'3

3165,13
to,80

(3.s6)

*;t";ft""

roGr"

-l

- lntensitas 2l! tahun

:]

Gambar 3.8 Kurve tDF Van Breen untuk soal 3.14


72

Teknik Perhltungan Deblt Retxurut Buryunorr Air

lfuJon Ruruxt rhn ltilernttusnyo

73

c.

Rumus Mononobe
Kurve intensitas hujan rencana, jika yang tersedia adalah hujan

Tabel 3.35 Intens itas huian rencana dengan rumus Monobe untuk
soal 3.15

harian, dapat ditentukan dengan Rumus Mononobe. Bentuk umum


dari Rumus Mononobe adalah:

Durasi
0am;

lntensitas hulan akibat hujan t55


mm

lntensilas huian akibat hujan 176


mm

sl60

2B't,65

319,81

0/60

177,43

201,47

15160

135,40

153,75

20160

11'.t,77

126,92

Keterangan rumus:

30/60

85,30

96,86

t :
Xro :
t :

60/60

53,74

61 ,O2

120t60

33,8s

38,44

240160

21 ,32

24,21

300/60

8.38

20,87

l-

X'o

*
24t 'o

''t

G.s7)

intensitas hujan rencana (mm).

tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm).


durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).

Contoh soal 3.15:

Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 10 tahun (X,o) :


155 mm dan hujan rencana dengan periode ulang 20 tahun (Xro) :
176 mm. Tentukanlah kurve intensitas hujan rencana dengan Rumus
Mononobe dengan durasi hujan: 5 menit, 10, 15, 20,30,60, 124,
24A,3OO menit.

Jawaban soal 3.15:

1.

Persamaan kurve intensitas hujan rencana 10 dan 20 tahun:

u' 155 24 '''


x..
24 :24"7
t,o:fr*T

\,:+;* T''' =
2.

176 176'tt
24t -x

(3.s8)

(3.s9)

Berdasarkan persamaan (3.57) dan (3.58) selanjutnya dapat


dihitung intensitas hujan untuk berbagai durasi hujan seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel (3.35) dan Cambar (3.9).

Gambar 3.9 Curve IDF Mononobe untuk soal 3.15

d.

Model Hietograf Hujan Rencana Seragam


Model hujan jam-jaman seperti ini adalah model hujan rencana
.yang paling sederhana. Dalam model ini, tinggi hujan rencana diang-

74

Teknlk Perhttungon Deblt Rencorro lltutgunott Air

HuJon Rentumt rhut lrrlat'rilosnyo

75

gap sama selama durasi hujan. Oleh karena itu, intensitas hujan rencana tiap jam dirumuskan sebagai berikut:

,x

t:-

Waktu puncak intensitas hujan rencana dihitung dengan rumus


berikut:

tp:rXt

(3.se)

Keterangan rumus:

t,
t :
r :

Keterangan rumus:

I :
X
t :

(3.62)

intensitas hujan rencana (mm/jam).


tinggi hujan rencana (mm).
durasi hujan rencana (jam).

tb

waktu puncak hujan rencana (jam).


durasi hujan rencana (jam).
rasio antara waktu puncak durasi hujan rencana, nilanya antara
0,3 s/d 0,5.
waktu turun (jam).

I (mm/jam)

I (mm/jam)

t (waktu)

Gambar 3.10 Hietograf Seragam

Gambar 1.11 Hietograf Segitiga

e.

Contoh soal 3.16:

puncak hujan rencana.

Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun (Xr) : I 10,50


mm. Hitunglah hietograf segitiga dari hujan rencana tersebut jika r :
0,38 dan durasi hujan rencana 2 jam.
Jawaban soal 3.'16:

Model Hietograf Hujan Rencana Segitiga


Dalam model seperti ini, distribusi tinggi hujan rencana jamjaman dianggap berbentuk segitiga, yakni diawali dan diakhiri dengan
tinggi hujan sama dengan nol, dan diantaranya adalah terdapat tinggi
Tinggi puncak hujan rencana dihitung dengan rumus:

lp

,2X

tp:

(3.61)

Keterangan rumus:
I

76

tp
tb

pucak intensitas hujan rencana (mm/jam).


tinggi hujan rencana (mm).
durasi hujan rencana (jam).

Teknik Perhitungon Debit Rencano Bongunan Alr

2x11o,5:

I10,5 mm/jam
-2x,
t2 : rxt:0,38 x2:0,76 jam
:2-0,76:1,24 jam

f.

Alternating Block Method


Hietograf hujan rencana yang dihasirkan oreh model ini adalah
berupa distribusi tinggi hujan rencana dalam n rangkaian interval
waktu dengan durasi At selama waktu t (jadi t : n x At).
HuJon Reneontt don lntcniltosnyo

Data yang digunakan untuk menyusun model ini adalah data


intensitas hujan. Cara perhitungan hietograf dengan Model Alternating
Block Method langsung dijelaskan dalam contoh soal berikut.

5.

Buat hietograf (kolom 7 dan kolom B) dengan cara berikut:

Pada kolom (Z):

Contoh soal 3.17:

Diketahui data hujan rencana periode ualng 10 tahun (Xr,): 155


mm. lnterval waktu (At : 1 jam). Rancanglah hietograf hujan rencana
dengan interval waktu (At : 1 jam). Model distribusi hujan yang
digunakan adalah Alternating Block Method jika

o
o

9.53.

Jawaban soal 3.17:

1.
2.
3.

Hitung intensitas hujan rencana dengan rumus Mononobe (persamaan 3.56), hasil perhitungan dicantumkan dalam kolom (3)
Tabel (3.36).
Hitung kedalaman hujan X pada kolom (4) Tabel (3.36).
X : I xt - kolom (1) x(kolom (3)
Hitung selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada kolom (5)
Tabel (3.36). Contoh:

4.

Baris (1) kolom (5) angka 53,74

53,74

0; karena kedalaman

hujan sebelumnya tidak ada atau nol.


o Baris (2) kolom (5) angka 13,97 : 67,70 - 53,74
o Dan seterusnya.
Hitung persentase selisih kedalaman hujan berurutan (AX) pada
kolom (6) Tabel (3.36).
Contoh:

.
r

Baris (1) kolom (6) anska: s2,28


Baris (2) kolom (6): angka 't3,ss

: !I+x
102,79
:

100%

c
6.

::y=x'100%

DemikiaB seterusnya semua angka di kolom (6) diambil


dan diletakkan di kolom (7) secara selang seling.

Kolom (8) : kolom (7) x hujan rencana.


o Contoh: angka 7,76 : 5,O1olo x 155.

Untuk menjadi perhatian:


" Jumlah angka pada kolom (5) : baris (7) kolom (4) : 102,79
mm.
o Jumlah persentase pada kolom (6) dan (7)adalah 100o/o.
o Jumlah hietograf pada kolom (B) - hujan rencana periode
ulang 10 tahun : 155 mm.
Tabel 3.36 Perhitungan hietograf dengan cara ABM

:,;'';r-'", j x+l {!:.


I Try"*
(1).

I
2
3

o-1
"t
-2
2-3

6
7

6-7

.'.,,
!.

i,f i:i.,:':i-ii.'
. ij
,|.

HuJon Rerrot,o

dilt

(s).''

r(6)'i'

,"(%)

mm

(n

(8)

53,74

51,74

52,28

5,01

7,76

33,8s

67.70

13,97

13,59

6,41

25,83

77,50

9.80

9,53

9,53

9,93
't4,77

21

,32

8s,30

7,BA

7,59

52,28

81,03

18.38

91,89

6,59

6,41

13,59

21.06

16.27

97,64

5,76

5,60

7,59

11,76

14,68

102,79

5,1 5

5,0r

5,60

8,68

102,79

100,00

r00,00

155,00

-oo0oo-

Teknik Perhltungon Deblt Rcrtcono Bortr4trron Alr

i:

53,74

Jumlah

78

Hietograf

r'.,1:::(mm).".,:.

i,

(al

tzil:l

3-4
4-5
5-6

102,79

Ambil nilai paling besar dari kolom (6) kemudian taruh di


kolom (Z pada baris tengah dalam hal ini baris (4). Angka
yang dimaksud adalah 52,28.
Di bawah angka 52,28 letakkan angka dari kolom (6)
yaitu 13,59.
Di atas angka 52,28letakkan angka dari kolom (6) yaitu

lntr,t/,t/tostty0

4.1

METODE RASIONAL
Metode Rasional merupakan rumus yangtertua dan yangterkenal

di antara rumus-rumus empiris. Metode

Rasional dapat digunakan


untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran namun dengan
daerah pengaliran yang terbatas.
Men

rut Cold man

(1

986) dalam Suri pi n (2004),Metode Rasional

dapat digunakan untuk daerah pengaliran < 300 ha. Menurut Ponce
(1989) dalam Bambang T (2008), Metode Rasional dapat digunakan

untuk daerah pengaliran 1 2,5 Km2. Dalam Departemen PU, SK


SNI M-18-1989-F (1989), dijelaskan bahwa Metode Rasional dapat
digunakan untuk ukuran daerah pengaliran

<

5000 Ha.

Dalam Asdak (2002), dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran


> 300 ha, maka ukuran daerah pengaliran perlu dibagi menjadi be.
berapa bagian sub daerah pengaliran kemudian Rumus Rasional diaplikasikan pada masing-masing sub daerah pengaliran.
Dalam Montarcih (2009) dijelaskan jika ukuran daerah pengaliran ) 5000 Ha maka koefisien pengaliran (C) bisa dipecah-pecah
sesuai tata guna lahan dan luas lahan yang bersangkutan. Dalam

il
Suripin (2004) dijelaskan penggunaan Metode Rasional pada daerah
pengaliran dengan beberapa sub daerah pengaliran dapat dilakukan
dengan pendekatan nilai C gabungan atau C rata-rata dan intensitas
hujan dihitung berdasarkan waktu konsentrasi yang terpanjang.

lr

Besarnya nilai
diantaranya:

1.

Rumus umum dari Metode Rasional adalah:

Q:O,27BxCxlxA
:
:
A:
| :

"

t :
L:
S:

Metode Rasional di atas dikembangkan berdasarkan asumsi


sebagai berikut:
1. Hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata
di seluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama
dengan waktu konsentrasi (t.) daerah pengaliran.
2. Periode ulang debit sama dengan periode ulang hujan.
3. Koefisien pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah
tetap untuk berbagai periode ulang.
Jika persamaan (4.1) dipergunakan untuk menghitung debit
rencana dengan berbagai periode ulang maka notasinya dalam

buku ini ditulis sebagai berikut:


(4.2)

Keterangan rumus:

Q,

rumus,

0,87 *

L'

o''ut

(4.3)

l6ob;T

Keterangan rumus:

debit puncak limpasan permukaan (m3/det).


angka pengaliran (tanpa dimensi).
luas daerah pengaliran (Km2).
intensitas curah hujan (mm/jam).

Qr:a,27BxCxlrxA

t. dapat dihitung dengan beberapa

Rumus Kirpich

r _
-

(4.1)

Keterangan rumus:

Q
C

intensitas curah hujan dengan periode ulang T tahun (mm/


jam).

debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang


T tahun atau debit rencana dengan periode ulang T tahun

2.

waktu konsentrasi (jam).


panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang
ditinjau (Km).
kemiringan rata-rata daerah lintasan air.

waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi 2 komponen yaitu:

t.

= to * to (menit)

Dengan:

,o:

?x 3,2g x L x

(4.4)
n

(4.s)

JS

16:-1t-

60xV

(menit)

(4.6)

Keterangan rumus:
angka kekasaran permukaan lahan (lihat Tabel 4.1).
kemiringan lahan.
panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m).
panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m).
kecepatan aliran didalam saluran (m/detik).

n :
5 :
L:
L,
V

(m3ldet).

C
A
82

angka pengaliran (tanpa dimensi).


luas daerah pengaliran (Km').

Teknik Per hitungon

Dtltlt

lil'rtr tuttt lktrr,qrttrttrt Ait

Metode Roslonol, Mt'lthlor, Wt drwen, don Hospers

83

il
r

Tabel 4.2 Koefisien pengaliran (C) untuk Rumus Rasiona/

Tabel 4.1 Angka kekasaran permukaan lahan

Deskripsi lahan/karakter
permukaan

Tata Guna Lahan

.
.
.

air
Timbunan Tanah

Bisiness:

Kedap

o
o

I
Tanaman pangan / tegalan dengan sedikit
I
rumput pada tanah gundul yang kasar dan
I
lunak
I
. padang rumput
o Tanah gundul yang kasar dengan runtuhan II
dedaunan
o Hutan dan sejumlah semak belukar

o.o2

0:i,

o
o
.
o
o

o,+o
O,OO

o,go

o
o

Perkampu'nBan
Apartemen

0,95
0,70

0,30
0.40
0,60

0,50
0,60
o,75

o,7o
o,5o

a,gs

0,05
0,15

- 0,10
- 0,20

0,13
o,18

0,10
0,25
0,30

- 0,40
- 0,50
- 0,60

o,25 -O,40
0 50 - 0,70

o
o

lntensitas dan larna hujan.

iC,

Datar (2%)

Curam (7%)

O,17

0,22

Hutan:

o
o
o

Datar0-5%
Bergelombang5-10%
Berbukri 10

30%

Sumber: disalin sebagian dari Suripin (2004)

Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan mensubstitusikan persamaan (4.7) ke persamaan (4.2) sehingga diperoleh
persamaan berikut:

berikut:

Q:0,278 xlrx(f, A

A,

i-1

o,7o

Halaman tanah:

permukaan.

Dalam perhitungan drainase permukaan, penentuan nilai C


dilakukan melalui pendekatan yaitu berdasarkan karakter permukaan. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Tabel (4.2).
Kenyataan di lapangan sangat sulit menemukan daerah
pengaliran yang homogen. Dalam kondisi yang demikian, maka
nilai C pada persamaan (4.1) atau (a.2) dihitung dengan cara

Aspal dan beton


Batu bata, paving

Halaman berpasir:
o Datar (2%)
o Curam (7olo)

pemilihan nilai C secara tepat sulit dilakukan, karena koefisien ini


antara lain bergantung dari:
1. Kehilangan air akibat infiltrasi, penguapan, tarnpungan

(4.7)

b,

xC,)

(4.8)

Keterangan rumus (4.7) dan (4.8):


Ci
koefisien limpasan sub daerah pengaliran ke i.
Ai
luas sub daerah pengaliran ke i.
jumlah sub daerah pengaliran.

:
:

i-l

'

Multiunit, tergabung

o,7o
0,50

Perkerasan:

Koefisien pengaliran (C), didefinisikan sebagai nisbah antara


puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Perkiraan atau

C:Crata-rata:

Perkotaan
Pinggiran

Perumahan:
Rumah tinggal
Multiunit, terpisah

O,ZO

Sumber: Bambang T (2008)

2.

Koefisien pengaliran (C)

Tekntk Perhltungon Debtt Rencona Bongunon Alr

lAetode Roslonttl , lrlt,lt ltlor, Wadrtwen, clon Hospers

B5

7
Langkah-langkah perhitungan debit rencana dengan Metode
Rasional adalah:

l.

A2

Jika koefisien limpasan dari suatu daerah pengaliran atau

A4

daerah aliran sungai (DAS) adalah tidak seragam maka daerah

45.

pengaliran atau DAS tersebut dibagi-bagi terlebih dahulu


menjadi sub-DAS (Ai) sesuai dengan tata guna lahan (Ci).
Ukur tiaptiap luas Ai.
Hitung C rata-rata berdasarkan persamaan (a.T jika nilai Q
dihitung dengan persamaan (4.2).
Hitung f, A,C,jika nilai Q dihitung dengan persamaan (4.8).
Hitung waktu konsentrasi (tc) berdasarkan persamaan (4.3)

6.

atau (4.4).
Hitung intensitas hujan (l).

2.
3.

7.

Jika data hujan yang tersedia adalah data menitan maka I


dapat dihitung dengan Metode Talbot, Sherman, dan lshiguro.
Jika data hujan yang tersedia adalah data harian maka I dapat
dihitung dengan Metode Mononobe.
Masukkan hasil perhitungan yang diperoleh dari langkah 3
s/d langkah 6 ke persamaan (4.2) atau persamaan (4.8) untuk
mendapatkan nilai Qr.

43

AI
:--L__
Outlet sungai utama

Hitunglah besarnya debit rencana jika besarnya


curah hujan
* 130,5 mm.

rencana (Xr)

Tabel

4.3

Sub DAS (A), Koef limpasan (C), panjang sungai


utama (L), dan kemiringan sungai utama (S)
Luas

Luas total

2,2i

Km2

Contoh soal 4.1

Jawaban soal 4.1:

Suatu daerah pengaliran dengan luas total 2,21 Kmz. Tata guna lahan
atau koefisien limpasan (C) serta luasnya (A), panjang sungai utama (L)

Data masukan untuk perhitungan debit rencana


terrebih dahuru
dianalisis yaitu: Ai Ci, tc, dan t seperti dalam Tabel (4.4):

serta kemiringannya (S) pada daerah pengaliran tersebut adalah seperti


Tabel (4.3).

Tabel 4.4 Perhitungan Ai Ci, tc, dan I

Posisi sub DAS yang dimaksud dalam soal 4.1 adalah seperti
sketsa berikut:

1,16 |

o,to

Irtnr I.rh

86

Teknik Perhitungon Deblt Rencono Bangunon Air

41t:lodo ll{tsl()n(,l, Mt,L, ittor. Wrduwen,

don tlospers

B7

7
Pertanyaan:

Tabel 4.4 Laniutan


s

X, (mm)

(6)

(n

r.

1.

l, (mm/iarn)

(iam)

l8)

(e)

o,44

78,52

0,000671

30,50

0,000671

30,50

1.02

44,68

0,000671

30,s0

0.65

60,41

0,000671

30,s0

1,66

32,23

Apabila diketahui intensitas curah hujan rencana 10 tahun adalah


30 mm/jam dan intensitas curah hujan rencana 20 tahun adalah 50
mm/jam, berapakah debit rencana untuk masing-masing periode
ulang tersebut ?
Berapa waktu konsentrasi pada sungai utama?

2.

Jawaban soal 4.2, pertanyaan 1:

t. menggunakan Metode Kirpich


(persamaan 4.3) dan perhitungan intensitas hujan (l) menggunakan
Pada Tabel (4.4), perhitungan

Rumus Mononobe.

213

Rumus Mononobe

l:\L Z!
24 t.

@.9\

*
tc :
Xro

intensitas hujan (mm/ jam).

. .

hujan harian (mm)'


waktu konsentrasi (jam).

Dengan memasukkan data dari Tabel (4.4) yakni:

o
o
.
.
.

32,23 mm/jam (interrsitas


waktu konsentrasinya paling lama).

Nilai

\:

Nilai

A,C,

ini

1,48 Km2.

ke persamaan (4.8) akan diperoleh:


Debit rencana:

Q,

Hitung:

0,278x32,23 x 1,48

Contoh soal4.2
Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas 150 ha yang terdiri
ciari 35 % hutan bergelombang dan 65 % lrutan berbukit'

tiiilkur acialah 3,0 Km rJengan

t' kt' i k

[\' i ltt ( t

: 0,279 l1o I A,C,


: 0,278 x 30 x 1,31
: 10,93 m3/detik.

Qro: 0,278 l2o I

:
:

AiC

0,278 x 50 x 1,31
18,21 m3/detik.

Jawaban soal4.2, pertanyaan 2:

13,30 m3/detik'

irarriang sungai utama yang telali


hemiringan rata-rata 0,E5 %.

:
:

(35% x 1,5 Km2 x 0,50)+(65% x 1,5 Km2 x 0,80)


1,31 Km2.
Dengan memasukkan nilai I A, C, dan nilai l,o dan lro ke
persamaan (4.8) maka diperoleh debit rencana l0 tahun (e,o)
dan debit rencana 20 tahun (Qro):

Q,o

dipergunakan karena

150 ha : 1,5 Km2.


Nilai C untuk lahan hutan bergelombang : 0,50.
Nilai C untuk hutan berbukit : 0,80.
lntensitas hujan (l,r) : 30 mm/jam dan(lr) : 50 mm/jam.

E A.CJ

Keterangan rumus:

l. -

Diketahui:
Luas daerah pengaliran sungai (A)

no rt t I [ )t' l>t

t /l{'llr

r/t

lt, I i

tt t''

| ) t tt

tt

t /\

Diketahui:
Panjang sungai utama yang telah diukur (L)
Kemiringan rata-rata (S) : 0,85 %.
Hitung:
Waktu konsentrasi (t.):

o''u'

:
"- iooo*s

* _ a,87, L'

o,B7

x32

looo-opoas

lvl?tode Rosiorurl , lAclr lrior, Wt,dttwen, don Hospers

3,0 Km.

o'38s

0,93 jam.

B9

r
4.2

METODE MELCHIOR

dengan:

Metode Melchior yang berlaku untuk daerah pengaliran

F:luas elips yang mengelilingi daerah alirang sungai dengan


sumbu panjang (a) tidak lebih dari 1,5 kali pendek (b). Besaran F dinyatakan dalam Km2, dan nilainya ) luas daerah

cli

wilayah Jakarta secara umum dirumuskan sebagai berikut:


(4'10)

Q,u*:crxlxA

pengaluran (A).

Keterangan rumus:

Q*,,
cr
p :
| :
A

1.

2.

debit maksimum (m3/dt).


koefisien Pengaliran.
koefisien reduksi.

3.

intensitas hu.ian (m3/dt/Km2).


luas daerah Pengaliran (Km2).

dan lama

Menentukan I
Intensitas hujan (l) ditentukan dengan rumus:

,_l0x0xRromaksimum

(4.13)

36xt.
(Q.,J

dalam

n _ 10xL

(4.14)

"-36*v

(4.1s)

V:1,31x (q x S')o''z

Menentukan nilai koefisien pengaliran (ct)'


Menentukan koefisien reduksi (0).
Menentukan intensitas hujan (l).
Menghitung Qmak untuk suatu daerah pengaliran'

Keterangan rum us-rum us:

Menentukan cr
Melchior menetapkan koefesien pengaliran (ct) sebagai angka perbandingan antara Iimpasan dan curah hujan total, yang besarnya
tergantung dari kemiringan, vegetasi, keadaan tanah, temperatur
angin penguapan dan lama hujan pada umunrnya koefisien pe-

Rro
t. :
V
a
S :
H

hujan harian (mm).


waktu konsentrasi (jam).
kecepatan rata-rata aliran (m/detik).
F, Xl.ouuXF (m3/detik).
kemiringan rata-rata sungai
beda tinggi antara tinggi
sungai (Km).

0,9xL
titik pengamatan dan titik terjauh

ngaliran'ini bernilai antara O,42 - O,62.

L :

Menentukan B
o Koefisien reduksi (F), ditentukan dengan rumus:
P : F, x F,

Dalam menghitung nilai I pada persamaan (4.'t3) dilakukan dengan coba-coba (1,), sebab nilai t. bergantung V, nilai V bergantung Q, dan nilai Q bergantung pula pada nilai I yang justru dicari
nilainya. Untuk keperluan perhitungan coba-coba nilai I dapat digunakan Tabel (4.6).

(4'11)

Nilai B, ditentukan berdasarkan rumus:

F:

90

hu1'an, lihat Tabel (4.5).

Langkah-langkah perhitungan debit maksimum


Metode Melchior adalah:

.
.
.
r

Nilai 0, ditentukan berdasarkan hubungan antara

1970

il-a,12

- 3960 + (t zzo x P,)

(4.12)

Teknik Perhitungan Debit Rertontt lknr'lrtrxtrt Air

panjang sungai utama (Km).

Nilai I yang dipergunakan dalam persamaan (4.13) tersebut perlu


ditambah dengan persentase tertentu, tergantung pada nilai t^.
Nilai penambahan dapat dilihat pada Tabel (4.7).
lvletod? Rttshttrtl

lrk'lr lthtt, W'tlttwt'n, tlott Huspers

91

r
Talrel 4.7 Penambahan Persentase Melchior

Menghitung Qmaks untuk suatu daerah pengaliran


Rumus-rumus yang diuraikan di atas berlaku untuk daerah Jakarta.
Oleh karena itu, untuk daerah luarJakarla yang mempunyai cuiah
hujan harian maksium r (mm), maka hasilnya harus dikalikan
dengan perbandingan curah hujan harian maksimum setempat
dengan curah hujan harian maksirnum Jakarta (200 mm), sehingga

4.

Q:

ux

xA

-r*

(berlaku untuk luar jakarta

0-40

2l

Tabel 4.5 Persentase p, menurut Melchior

720

Lama hujan,

_ ?__

80

10

70

50

57

300

43

mber :

ubarkah

(19

Luas Ellips

I m3/detik/

Km2

m3/detildKm'?

(Km2

Km2

0,14

29,60

144

4,75

o,72

22,45

4,00

1,20

19,90

216
288

14,15

360

'I

432

1,85

15

1240

16

r240-

1330

17

i6B0

21

17VA

22

- 212A
- 221A
2210 - 2295
2295 - 2380
23BO - 2465
2465 - 2550
2550 - 264A
2640 - 2725

t770 - 1860

23

2725 - 281 s

* 1420
420 - 1510
330

510-1595
595

684

18
19

20

2035

2120

26
17

28
29

l0
)/33
14

mber : S ubarkah

(19

B0)

Di DPS tersebut terdapat 4 buah stasiun hujan yang mempunyai


data curah hujan maksimum berturut-turul 146 mm, 1 65 mm, 244
mm dan 236 mm. Dari peta DPS diplot ellip melchior, menrpunyai
sumbu panjang a : 28,4 Km dan sumbu pendek b : 18,9 Km. Berapakah debit maksimum?

B0)

Luas Ellips

14

1155

1A

25

Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas DPS A : 169


yang
Km2,
mempunyai panjang sungai utama L : 39,2 Km sefta beda
tinggi titik terjauh dengan titik pengamatan H : 1700 m.

Tabel 4.6 Perkiraan lntensitas Huian Harian Menurut Melchior

7,20

r070-

* .t 950
1950 - 2035
1860

Contoh soal 4.3


(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24)

32

Su

14

12

13

1070

1155

ol
10
,,1

B1A

- 980

(jam)
5 u

S11

980

6l
tl
Bl

810 - 895

89.5

.lsl

15- l90
190 - 27r)
270 - 360
360 - 450
450 - 540
540 - 630
630 * 720

tc (menit)

fc {menit)
I

;I

'r

@.16)

.,,1

40-115

persamaan (4.1 0) menjadi:


r

tc (menit)

Luas

fllips
720

Km?

I m3/detildKm'?

185

3,60

1440

155

3,30

21

3,05

2880

1,00

4320

o,70

00

1.
2.

2,30

080

1120

29

9,00

504

2,85

72

6,25

576

2,65

5760

o,54

108

5,25

648

2.45

7200

0.48

Jawaban soal 4.3:

Menentukan cr : 0152.
Menentukan B dan I
2.'l Tentukan Luas ellips melchior (F), kemiringan rata-rata sungai
(S), dan F1:

F : ll4raxb

1l4r 28,4 x 18,9


422 Km2.

-surnber: Subarkah ( I 980)

92

l(ku k fu't ttiltrtt'4tttl Dr'l>il llt'ttt tttht litttt'.'tttt'1tt

'1tt

lvltloth' R(t\t(,tiltl , Mtlr ltror, Wt'thtwtn, dott tlospers

93

F*

c_
J -

2.7

H
o,gL

0,9x39200

2.8

0,048.

_
1970
-i -,
F :,'

p1-o,'12

10 x 0,532 x 200

2.g Bandingkan
jadi

0,76.

0,76x 3,00 x 169

:385

V :1,31x(exSr)o,,
:'1,31 x (385

1,28 m/detik.

2.5 Hitung t.:


4.

1Ox39,2
36x1,28

70

3,00 dan I terhitung

F:

Km'; tc

8,5

3,5 m3/det/Km2;

lr.

Menentukan Qmaks Jakarta:


QmaskJakarta : crxlxA
: 0,52 x 4,27 x 169

l, setelah:

jam;

Lihat Tabel

olo

375,25 m3/detik.

Menentukan Qmaks suatu daerah pengaliran:


Curah hujan rata-rata daerah pengaliran dalam soal:

*:

422
Berdasarkan nilai
(4"5) sehingga diperoleh:

coba

2.12 Untuk t.: 4b0 menit besarnya koreksi 8 % sehingga nilai


menjadi: : '1,08 x 3,95 : 4,27 (m3/det/Km2).

m3/det.

3.

xO,O4B2)1'2

200 mm

2.10 Coba lagi l, dengan nilai 3,5 kemudian perhitungan dimulai


dari langkah perhitungan (2.3) yaitu mulai perhitungan.nilai
Q sampai diperoleh nilai l, : Ir.

2.4 Hitung V:

F,

1.,

2.11 Dalam contoh soal 4.3, hasil perhitungant,


| : 3,95 (m3/det/Kmr) dan tc : 460 menit.

F,xl,xA

Br.

3,5 m3ldet/Km2.

(tzzoxB,)

2.3 Hitung Q:

2.6 Hitung nilai

Catatan: Rzamaks

untuk Jakarta

36 x 8,5

2.2 Coba-coba (taksir) nilai l, berdasarkan Tabel (4.6) dan nilai F


: 422 Km2; Dengan cara interpolasidariTabel (4.6)diperoleh
nilai I : 3,00 m3/det/Km2.

L
' 36xV

Menghitung I sebenarnya (1,

-3960+ (rZZO*p,)

pr

10 x

O,7OxO,76:0,532.

36xt.

P1-o'12

0,76.

,_l0x0xRromaksimum

422 Km2, B1 dihitung dengan rumus:

422: +197o -3e60*


Diperoleh:

Sehingga:

"t700

Dengan nilai F

Hitung p:
Telah diketahui sebelumnya B,

('t46

fadi Qmaks

165 + 244

+ 230)/4:

: ax I x4x -l_ :
200

198 mm.

0,52x4,27 x'169x
--

198

200

371,49 m3/det.

Teknik Perhitungon Debit Rencorut Butgrtrrun

Air

lAetode Ruslonul, filt,lthior, Weduwen, don Hospers

95

Misalkan hujan rencana pacla daerah pengaliran

maka: Qmaks

c,

x;x4

250,55 rnm

v-r-

o,52 x 4,27 x rca

4.3

.
*

221'?
200

4To,og mr/rler.

Metode Weduwen yang digunakan untuk menghitung debit


maksimum di daerah pengaliran Jakafta dirumuskan sebagai berikut:

' Qmaksjakarta:cr.XpxlxA

(4,.17)

c
B
|
A

:
:

-I.

4,1

(4.18)

l+7

ialxn
t+9

(4.1e)

120+A
Lamanya hujan (t dalam satuan jam) ditentukan dengan rumus:

O,476x

A3t8

7.74
| : t+l,45
@.22\
. Langkah-langkah perhitungan debit maksimum (emaks Jat'

7.

(4"20)

2.

adalah kemiringan dasar sungai rata-rala.

Dalam perhitungan Qmaks atau debit makiimum dengan kala


ulang tertentu, intensitas hujan (l) harus dibandingkan dengan intensitas hujan dengan periode ulang 70 tahun.
Teknik PerhitLtngan Debit Rt'rt-l'tunt l\ttt'lttrtrrrr Att

coba, jika tidak sama maka ulangi dari langkah 1.

Tentukan nilai a, B, dan I pada saat nilai t sudah tetap


(sama dengan t perhitungan sebelumnya).
Hitung Qmaks berdasarkan nilai o,, B, dan I pada saat
nilai t pada langkah 7.

Langkah-langkah perhitungan debit maksimum dengan periode ulang i tahun (Qi) untuk daerah pengaliran di luarJakarta
dengan Metode Weduwen adalah:

1.

(oxBxl)"'*(S)"0
S

Jika luas daerah pengaliran kurang dari atau sanra dengan 100
dan lama hujan kurang dari sama dengan l2 jam rnaka nilai I
dihitung dengan rumus:

B.

Koefisien reduksi (0)ditentukan dengan rumus:

rzo+

(4.21)

1.
2. Hitung harga B berdasarkan persamaan {4.19).
3. Hitung I berdasarkan persamaan @.21).
4. Hitung harga o berdasarkan persamaan (4.18).
5. Hitung harga t berdasarkan persamaan (4.20).
6. Cek harga t hitung apakah sudah sama dengan t

debit maksimum (m3/dt).


koefisien pengairan.
koefisien reduksi.
intensitas hujan (m3/dt/Km2).
luas daerah pengaliran (Km').

. Keofisien pengaliran (cr) ditentukan dengan rumus:

CI.

t)+ 3oo

(oxt)+z

karta) dengan Metode Weduwen adalah:


Coba harga t.

Keterangan rumus:

Q.,+ x

Km2

METODE WEDUWEN

Qmax

Nilai intensitas hujan maksimum dengan kala ulang Z0 tahun


ditentukan dengan rumus:

Cunakan langkah-langkah perhitungan

s./d

Qmaks Jakarta.

Hitung curah hujan dengan periode ulang

tahun

(Ri):

R,

'rnn

''

"

R^

Mt'l(,(lt' li(t,,tt'tktl, Mt lr ltt0t, Wthtw|tt, tl?tt llospers

@.23)

r
mi

ffin

Rn
3.

koefisien perbandingan curah hujan di suatu


wilayah dengan periode ulang i tahun (R, ;
besarnya belum diketahui) dengan curah
hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro),
lihat grafik pada LamPiran (4.1).

2.

3.

"

120+

., ?

.......?

4,5 jam dan hitung 0, l, cr dan

sebagai

t+1xA
t+9

120+A

120+

4'5+1
4,5

+9

x24

120 + 24

curah hujan di suatu wilayah dengan periode


ulang n tahun; besarnya sudah diketahui.

t:
C[:

-5

67,65

67,65

11,37 (m3/dt/Kmr).
t+1,45- 4,5+1,45 =

', :11- 4.1


l+7

4,1

11,37

:0,777.

+7

Rro
Ri

Qmaks Jakarta x

Q,o

Dicoba untuk t

koefisien perbandingan curah hujan di suatu


wilayah dengan periode ulang n tahun (R";
besarnya sudah diketahui) dengan curah
hujan dengan periode ulang 70 tahun (Rro),
lihat grafik pada Lampiran (4.1).

Qmaks Jakarta

.....

15

berikut:

Hitung Qi

Q,

Ditanya:

eO

240

0,476x

@.24)

Contoh soal4.4

A3/u

0,467 x243/8

dari pustaka nomor 24)


Suatu daerah pengaliran sungai mempunyai luas A : 24 Km2 dengan
kemiringan dasar sungai rata-rata s : 0,005.-Dari stasiun pen8amatan
hujan di DPS tersebut diperoleh data hujan harian maksimuffi Rn :
205 mm dengan periode ulang 40 tahun. Hitung debit maksimum

(o,lzr

(dikutip dengan penyesuaian

x 0,9 x 1 1 37)'

x o,oo51/o

4,46 jam.
Dari perhitungan di atas: t coba (ti)

t hitung

(t)

akibat hujan periode ulang 5 tahun dan 10 tahun.

Oleh karena itu, dicoba lagi untuk t, sehingga diperoleh: t,


yaitu pada saat:

Jawaban soal 4.4:

t :

4,57 jam

| :

11,24 (m3ldt/Km2)

1.

Diketahui:
. Periode pengamatan 40 tahun, dari grafik pada Lampiran (4.1)
didapat m" : 0,915.
' Rn: 205 mm'
. A 24Km2
o S : 0,005

3.

:
cr :
B

0,90
0,761

Hitung Qmaks Jakarta


Qmaks Jakarta

x 0'e0

11'24 x 24

i;^ur;l*i*oo''61

lvlelod( Rotuttxtl, Mrlt lrior, Weduwen, don Hospers


leknik Perhitrtrtgan Debit Rrrx ttrttt lilttttlrtttnt Air

99

rl
4.

!,
Hitung curah hujan periode ulang 5 dan 10 tahun

Keterangan rumus:

o Rl-n): mi xR R-

Qmax
ct
:
p
:
I
A

't

*oo

ffiao

mn

Dari grafik diperoleh m, untuk hujan periode ulang 5 tahun


m, 0,60

sehingga:

R,:
It
"
ffiao

Roo

0'60 x2o5 : 134,43 mm.

Keofisien pengaliran (cr) ditentukan dengan rumus:

0,915

ffi, xRnR,o
mn

Q, :

Qmaks Jakarta

- $240

: 103,5

184,76"#
. Q,o:

Qmaks Jakarta x

184,76*

4.4

'5,6,'9

A'''

:: Xl

1 - 1+3,7*160,axt
tT

t'+15

--

A3t4

(4.27)

12

Waktu konsentrasi (t ) ditentukan dengan rumus:

t -0,1 xLo'8xS'o'3

(4.28)

Keterangan rumus:
panjang sungai utama (Km).

:
:

L
S

kemiringan dasar sungai rata-rata.

: t

m3/detik.

R,o

240

Untukt < 2 jam


txR^.

f:zq

(4.26)

Besarnya curah hujan (r dalam satuan mm) untuk lama hujan


tertentu (t
dalam satuan jam) dan hujan harian maksimum (R,
dalam satuan mm)dirumuskan sebagai berikut:

t + 1- 0,000a x (zoo - nr.)x (z -

120,73 m3/detik.

Untuk 2 jam<
t x R,,

240

METODE HASPERS

Metode Haspers yang digunakan untuk menghitung debit maksimum dirumuskan sebagai berikut:

Qmaks:c{,XBxlxA

1+ 0,075 x

Koefisien reduksi (F)ditentukan dengan rumus:

Hitung debit maks dengan periode ulang 5 tahun dan 10 tahun:

Ao'7

ff*r*..

Dari grafik diperoleh m, untuk hujan periode ulang 10 tahun


m,o : 0'70
0'Zq
*265 : 156,83 mm'
sehingga: R,o : &xR+o:
0,915
ffiqo
5.

2x

1+ 0,01

oi,:

. R,

debit maksimum (m3/dt).


koefisien pengairan.
koefisien reduksi.
intensitas hujan (m3/dlKm2).
luas daerah pengaliran (Km2).

(4.2s)

Teknik Perhitungon Debit Rencono Btntqtrnr Air

t<

t[

(4.29)

19 jam

t+1
Untuk 19 jam<

t < 30 hari
r:O,707xRrox(t+1)1/2

(4.30)
(4.31)

Sesarnya intensitas hujan (l dalam satuan m3/dt/Km2) ditentukan

berdasarkan hubungan antara r (mm) dan t (jam) dengan rumus:

Metorle Rrttltxrtl , Mt,ltltior, Weduwen, dan Hospers

r
(4.32)

3,6xt

Langkah-langkah perhitungan dcbit maksimrrin (Qmaks) dengan


Metode Haspers adalah:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hitung nilai cr berdasarkan persamaan (4'.:{r).


Hitung nilai berdasarkan persamaan t4.2$.
Hitung nilai B berdasarkan persamaan \4)7).
Hitung nilai r berdasarkan persamaan t4'29) sld (4.31).
Hitung nilai I berdasarkan persamaan (4.32).
Hitung nilai Qmaks berdasarkan persamaan t4.25).

6.

0,001"

lawaban soal 4.5:

t02

1+O,O75x A"''

tc

Hitung r
o Oleh karenat
(4.30).

0,1 x

Nilai

S-0,3

5 jam.

rloo

1,33.

jam, maka rdihitungberdasarkan persamaan

'110 mm:

5+1

ditentukan berdasarkan R,oo. Nilai

R,oo

ditentukan

R+ SxKro (Distribusi Probabilitas Cumbel; nilai


Rdan S tetap untuk data yang sama; hanya nilai K yang

&r:

berubah-ubah sesuai periode ulang).

Untuk jumlah data curah hujan harian maksimum


data, maka nilai faktor probabilitas (K):

o
o

Diketahui:

r A
r L
. 5o

C1,001.

r Rro

100 Km2.
10Km.

Nilai

gomm'

10 buah

Dengan periode ulang 20 tahun (K2o)


1,85.
Dengan periode ulang 100 tahun (K1oo) 4,32.

s = Rro-R- 110-90=10,81.
Kro 1,85

Nirai R,oo

:
l; i:[X 1x4,32: 156,6e mm.

10 mm.

Ditanya;

* ero
* e,on

o,4s.

Nilai rroditentukan berdasarkan Rro


r,n: tXRro : 5x110 : 91 ,67 mm.

t+1

Lo,B

dengan cara berikut:

Jika tersedia data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun


pengamatan dan nilai curah hujan rata-ratanya * 90 mm serta nilai
curah hujan rencana dengan periode ulang 20 tatrun setelah dihitung
berdasarkan distribusi probabilitas cumbel * 110 mm, berapakah
debit maksimum dengan periode ulang 20 tahun tlan 100 tahun.

2.

1+o'o12xAlt-

1: ,,1+3,7x100'0" x-A3t4
p '- Jt.15
12
p: 0,75.

Hitung
Jadi

(dikutip dengan penyesuaian dari pustaka nomor 24)


Suatu daerah pengaliran dengan luas (A) * 100 l(nr2, panjang sungai
:
utama (L) * 10 Km dengan kemiringan dasar sungal rata-rata (So)

. I

Hitung cr

4. Hitung tc :

5.

Contoh soal4.5

1.

3.

......1

Jadi

......?

fttkttik ['+'r:"tt1tttrc.iilt l,rl)tl l]rtt tttt,t ttttti

r,oo

t x R'oo

t+l -

5x156-'69

5+1

130,58 mm.

'l

lvletorle Roslttxtl, lArk lthn, Weduwen, don Haspers

103

fl
7.

8.

Hitung

o '20
l^^

=':o 3,6xt

o -roo
l.*

rtoo

3,6xt

9'l

'67 :

3,6x5

130'58

5,09 m3/dt/Km2.

:7,25

m3/dt/Km2.

3,6x5

Hitung Q."n,

. Qro:Cr,XpxlroxA
: 0,45 x 0,75 x 5,09 x 100
: 171,79 m3ldt.
. Q,oo:cr,xBxl.,*xA

Ififrogmf Sotuan

:0,45xO,75x7,25 x 100

244,69 m3/dt.
-oo0oo-

5.1 PENGERTIANHIDROGRAF
Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai hidrograf, terlebih
dahulu akan disajikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
hidrograf, sebagai berikut:
1

2.

3.

Hidrograf adalah penyajian secara grafis hubungan salah satu unsur

aliran misalnya debit (Q) terhadap waktu (t). lstilah selanjutnya


yang disebut dengan hidrograf dalam buku ini adalah hubungan
antara debit dengan waktu.
Komponen pembentuk hidrograf berasal dari: limpasan atau aliran
permukaan/aliran langsung dan aliran dasar (dibentuk oleh aliran
antara dan aliran bawah tanah).
Hidrograf terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: lengkung konsentrasi/
lengkung naik, bagian puncak, dan lengkung resesi. (Lihat contoh
pada Gambar 5.1).

104

Teknik Perhitungon Deblt Rencono llotrqrutrl.rt Air

5.
Lengkung naik Puncak

Lengkung resesi

Hidrograf satuan dapat dipergunakan antara lain untuk:


r Memperkirakan banjir rencana pada suatu DAS atau sub_

DAS.

Menurunkan hidrograf satuan DAS atau sub-DAS lain khususnya yang mempunyai kemiripan karakter.
Penggunaan hidrograf satuan harus memperhatikan luas DAS
atau sub-DAS.
Dalam Linsley (1989) dijelaskan bahwa penggunaan hidrograf
satuan tidak boleh lebih dari 5000 km2, kecuali diperkenankan

Waknr Puncak

<-+

Waktudasar

pengurangan akurasi. Dalam Chow (l9BB) dijelaskan bahwa


penggunaan hidrograf satuan diperbolehkan untuk luas DAS

30 s/d 30.000 Km,.

Gambar 5.1 Bagian-bagian hidrograf


6.

5.2 PENGERTIAN HIDROGRAF SATUAN


1. Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung (limpasan
2.

Terdapat 3 dalil yang harus diperhatikan dalam hidrograf satuan:


Dalil I (lebar dasar sama)

permukaan) ying dihasilkan oleh hujan satuan.


Hujan satuan adalah hujan efektif yang terjadi. merata di seluruh
Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dengan intensitas tetap selama

satu satuan waktu yang ditetapkan-

3.
4.

Satuan waktu yang ditetapkan untuk hujan satuan adalah yang

lamanya sama atau lebih pendek dari periode lengkung naik


hidrograf.
Anggapan dan karaktersitik hidrograf s,atuan:
o Sistem yang berlaku pada DAS adalah linear time invariant
artinya keluaran berbanding lurus dengan masukan dan tidak
berubah terhadaP waktu.
o Tidak terdapat perubahan karakteristik DAS akibat perubahan
musim.

Hujan efektif yang jatuh pada DAS bersifat merata

intensitas dan waktu tertentu.


Bersifat khusus untuk suatu DAS, oleh karena itu penggunaan
hidrograf satuan suatu DAS pada DAS lain harus dilakukan

pada

Hidrograf satuan (U) yang dihasilkan oleh hujan efektif (i)


yang durasinya (t,) sama, akan mempunyai lebar dasar (to)
yang sama. (Lihat Cambar 5.2).
Dalil Il (linieritas)
Besarnya limpasan langsung linier dengan tinggi hujan efektif
(i), artinya makin besar nilai i maka nilai U makin besar (Lihat
Cambar 5.2).
Dalil lll (penjumlahan/superposisi)
Limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif yang
berurutan dapat ditentukan dengan menjumlahkan limpasan
langsung yang dihasilkan oleh masing-masing hujan efektif
tersebut.

7.

Diti njau dari data yang d ipergunakan dalam men

u runkan h idrograf
satuan (U), maka terdapat 2 kelompok hidrograf satuan, yaitu:
hidrograf satuan nyata dan hidrograf satuan sintetis.

secara hati-hati.
t06

Teknik Perhitungon Deblt Rencono |knr4nrnt Air

Hidrogal \ilrrtut

5.3

HIDROGRAF SATUAN NYATA

Hidrograf Satuan Nyata adalah hidrograf satuan yang diturunkan


berdasarkan data hujan dan data debit. Contoh metode yang dapat

dipergunakan untuk menurunkan Hidrograf Satuan Nyata suatu


Daerah Aliran Sungai (DAS), diantaranya: Metode LK. Sherman, dan
Model Collins.

Gambar 5.2 Hubungan t dengan tu serta hubungan i dengan U


i mm/jam

Tabel 5"1 Perhitungan hidrograf satuan nyata LK Sherman

,,

L, l--l

ffit

Tanggal

| 'I',#l

L
t.
<.---r--+-{...:}

u m3/dt

Contoh soal 5.1 (Metode LK. Sherman)


Jika diketahui luas DAS (F) : 21O km2. Hujan dengan durasit, - 6 jam
dan data debit yang tercatat setiap interval waktu (40 : 6 jam seperti
tercantum pada kolom (2) Tabel (5.1). Aliran dasar (base flow) lO m3/
det. Tentukan Hidrograf Satuan DAS tersebut.

waktu (At)

gorr,l

'

(1)

(2)

0.00

1 Juni

2 Juni

3 Juni

4 Juni

'r

2.00

flow

Limpasan

Hidrograf

langsung

Satuan (m3/det/

(m3/det)

M3/det
(4)

1,00

10,00

1,00

0,1 3

105,00

10,00

95,00

't2,34

'l

10,50

0,00

(s)

00,50

148,00

10,00

138,00

0.00

150,00

10,00

'140,00

6"00

10,50

r0,00

12.00

cm)

(3)

18.00

77,00

00,50

(6)

3,06

17,93
t 8,19

13,06

0.00

67,00

8,71

18.00

40,90

10,00

30.90

4,02

0.00

35,50

10,00

25,50

3,31

6.00

32,00

10,00

22,00

2,86

12.00

26,30

r0,00

6,30

2,12

18.OO

21

,50
10,00

10.00

1,50

0.00

10,00

0,00

0,00

6.00

10,00

10,00

0,00

0,00

12.00

10,00

r0,00

0,00

0,00

8.00

r0,00

10,00

0,00

0,00

1,49

748,20

Gambar 5.3 Prinsip superposisi hidrograf


Teknlk Perhltungon Deblt Rencono fungunon Alr

Base

in3/det

waktu

6.00

t08

Debit total

Hldrogrol Sutuut

t09

r
I

Keterangan Tabel (5.1 ):

.
.
.

Kolom (1), (2), (3), (4) adalah data yang diketahui .


Kolom (5) : limpasan langsung - kolom (3 )- kolom (a).
Tinggi hujan rata-rata di atas DAS (h*,,) :
Totalkolom (5) x At

F
u

Kolom (6)

e
r

At
F

74B,2Ox6x6Ox6O _
0,077 m:7,7 cm.
210000000

hidrograf satuan

kglom(5).
hrata-rata

intervalwaktu pengamatan (dalam satuan detik).

240
?20
200
180
160

140

40
20
0

(s.1)

XUn-,*r

Keterangafr?rrus:

Q, :
P. :
U*,*r :
n :
M :

hidrograf limpasan langsung (diketahui).


hujan efektif (dikerahui).
hidrograf satuan (akan dihitung).
jumlah ordinat hidrograf limpasan langsung.
jumlah durasi hujan yang berurutan.

(s.2)
(s.3)
P, x U,

(s.4)

dan seterusnya.

120

60

nsM

Q": >.

n:1 maka:Q,:P,xU,
n :2 maka: Q, : P,xU, + PrxU,
n :3 maka: Q, : P, x Ur+ Prxl)r+

260

80

satuan nyata dapat dilakukan dengan cara dekonvolusi hidrograf.


Rumus dekonvolusi hidrograf satuan:

Berdasarkan persamaan (5.1 ), jika:

luas DAS (dalam satuam m2).

100

.-

--

o lam

Nilai Q1, Q2, dan Q3, serta nilai Pl ,P2, dan P3 pada persamaan
(5.2) sld (5.3) adalah diketahui.

'a.
"a.

"t.

't..

t0

[:

--'

16
14
12
- LineI"""u^s;r"sl

l+tfidrograf satuan

Oleh karena itu, berdasarkan persamaan (5.2) didapat nilai U1.


Kemudian nilai U1 dimasukkan ke persamaan (5.3) didapat nilai U2.
Dan nilai U'l dan U2 dimasukkan ke persamaan (5.4) didapat nilai U3
dan seterusnya.

Gambar 5.4 Limpasan langsung dan hidrograf satuan nyata akibat


huian efektif tunggal untuk soal 5.1.

5.4

DEKONVOLUSI HIDROGRAF SATUAN

Contoh soal 5.2:

Hitunglah hidrograf satuan 1 jaman bila diketahui curah hujan dan


limpasan langsung yang terjadi adalah seperti Tabel (5.2).

Dalam contoh soal 5.1 dijelaskan cara menurunkan hidrograf


satuan nyata berdasarkan hujan efektif tunggal.
Jika hujan efektif yang terjadi adalah tidak tunggal, melainkan
dengan intensitas berbeda secara berurutan, maka penurunan hidrograf

fi0

Teknlk Perhltungon Deblt Rotrcono Bonqi:irun Air

Ilidrotyol 5olrttut

r'

5. Q,
200,80
Us
6. Qu
170,45
U6
7. Q,
115,40
U7
8. Q,
68,40
Us

Tabel 5.2 Curah huian dan limpasan langsung


n

)
3

Curah hujan
(P, mm)

Limpasan Langsung
1Q, m3/dt)

10,5

25

50,5

45

120,40

40

185,60

200,80

170,45

115,40

68,40

30,75

10

18,2.O

3;
Berdasarkan Tabel (5.2) diketahui: jumlah durasi hujan (M)
10; sehingga jumlah ordinat
Jumlah ordinat limpasan langsung (N)

hidrograf satuan(U)

adalah:(N-M + 1) : (10-3 + 1) : Bbuah.

Perhitungan nileii U dilakukan sebagai berikut:

1. e, : p,xU,
10,50 25 x U,
O,42 m3ldtlmm.
Ur
P,xUr+PrxU,
2. Q,
50,50 25 xU., + 45 x0,42
1,26 m3ldtJmm.
U2
P,xUr+PrxUr+PrxU,
3. Q,
120,40 25 x U, + 45 x 1,26 + 40x0,42
1,88 m3/dt/mm.
U3
P,xUo+PrxUr+P.xU,
4. Q.
185,60 25xUo + 45 x 1,88 x 40x1,26
2,02 m3ldtlmm.
Uo
112

Teknik Perhitungon Debit Rttttttrxr lltur<4nrutr Air

P,xUu+PrxUo+PrxU,
25 x U, + 45 x2,02x 40 x 1,BB
1,39 m3/dt/mm.

P,xUu+PrxUr+PrxUo
25

x Uu + 45 x 1,39 x 40x2,O2

1,08 m3/dt/mm.

P,xUr+PrxUu+PrxUu
25 x U, + 45 x 1,08 x 40 x 1,39
0,45 m3/dt/mm.

P,xUu+PrxUr+PrxUu
25 x U, + 45 x O,45 x 40 x 1,08.
0,20 m3/dt/mm.

Setelah U, # Uu diperoleh, maka hubungan antara curah hujan,


limpasan langsung, dan hidrograf satuan dari soal 5.2 dapat disajikan
seperti. Tabel (5.3) dan Cambar (5.5).

Tabel 5.3 Curah hujan, limpasan langsung dan hidrograf satuan


soal 5.2
n

Curah hujan
(P, mm)

Limpasan Langsung

Hidrograf satuan (U,

(Q, m3/dt)

m3/dt/mm)

25

10,5

0,42

45

50,5

1,26

40

120,40

1,88

85,60

2,O2

200,80

't,39

170,45

1,08

"t15,40

o,45

68,40

0,20

30,7s

10

18,20

llidrogrol Sultll'nr

113

Jawaban soal 5.3:

3'00

Tabel 5.4 Perhitungan total hidrograf limpasan langsung untuk


soal 5.3

250l

Waktu
(am)

2.00
E

3,
d

1,50

g
f

't,oo

0,50

Hidrograf langsung (m3/dt) akibat huian

U (m3/dUmm)

50 mm

(1)

(2)

(3)

0,00

0,00

o,42

21 ,OO

0,00

"t,26

63,00

12,60

(4)

(s)

0,00
,00
75,60
21

1,88

94,00

37,8O

2,O2

101,00

56,40

,80
157,40
1

0,00

r 31

1,39

69,50

60,60

1,08

54,00

41 ,70

o,45

22,50

32.40

54,90

0,20

10,00

3,50

23,50

8
9

Gambar 5.5 Hidrograf satuan untuk soal 5.2

Total Hidrograf
langsung (m3/dt)

30 mm

30,1 0

95,70

6,00

6,00

Keterangan Tabel 5.4:

Contoh soal 5.3


Berdasarkan hidrograf satuan yang diperoleh dari soal 5.2, hitunglah

total hidrograf limpasan langsung jika terjadi hujan efektif sebesar


50 mm pada jam pertama dan 30 mm pada jam ke dua.

.
o

Kolom
Kolom

(2) : hidrograf satuan dari jawaban


(3) :50 mm x kolom (2)

Pengisian nilainya dimulai dari jam ke nol (karena


hujan berlangsung 1 jam dari awal).

Kolom

(4) :30

Kolom

(5) :

IIujan
efektif
(mm)

soal 5.2.

mm x kolom (2)
Pengisian nilainya dimulai dari jam ke 1 (karena
hujan berlangsung 1 jam dari jam ke 1).
kolom (3) + kolom (4).
ts
ls
t{
120

! roo
ro

Waktu (iam)

Cambar 5.6 Besar dan urutan huian efektif untuk soal

&
a0

5.i

20
0

10

Waklu (iaml

.Gambar 5.7 Hidrograf satuan, hidrograf akibat hujan 50 mm dan


j0 mm, sr.rla tofa/ hidrograf limpasan langsung untLtk soal 5.3
Teknik Perhitungott Dt'bit Rt'rtt rtrxt lltttrgrnunr Air

llidroqral \nlrnnt

t15

rfr

5.5 PERUBAHAN DURASI

HIDROGRAF SATUAN

Hujan satuan dapat dikatakan sebagai hujan efektif setinggi


1 mm dengan durasi tertentu dalam menghasilkan limpasan permukaan atau limpasan langsung.

Durasi hujan saiuan akan mempengaruhi bentuk hidrograf satuan, khususnya terhadap waktu dasar (tr,) dan besarnya debit puncak
(Qo) dari suatu hidrograf satuan.
hujan
Jika suatu hidrograf satuan dari suatu DAS dibentuk oleh
efektif dengan durasi t, jam misalnya, maka hidrograf satuan yang

satuan durasi g yang digeser

dihasilkan oleh hujan satuan dengan durasi t,' jam pada DAS tersebut
dapat diturunkan dengan 2 metode, yaitu:
o Lagging Method.
. S HydrograPh Method.

a.

Lagging Method
Metode ini digunakan untuk menentukan hidrograf satuan dengan
durasi hu.ian efektif yang lebih lama atau kelipatan dari durasi
hujan efektif sebelumnya. Contoh: hidrograf satuan dengan durasi
hujan efektif t, jam meniadi 2 t, jam.

Cara perhitungan dengan Lagging Method adalah

sebagai

berikut:

1.

Hidrograf satuan akibat hujan efektif setinggi 1 mm dengan


durasi t, jam ditambah dengan hidrograf itu sendiri dengan
titik permulaannya digeser sebesar t,lam (suPerposisi).

2.

Kalau superposisi tersebut dilakukan 1 kali berarti didapat


hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 2 mm dengan
clurasi 2 t, jam (lihat kolom 5 Tabel 5.5). lika ordinat dari
hidrograf ini dibagi 2 maka didapat hidrograf satuan dengan
.l
tinggi hujan efektif mm dan durasi 2 t, jam (lihat kolom 6
Tabel 5.5).

Tektik Perhitrttr<lort Drbil Rt'rx ttttrt lhtttgrttuut Air

sebesar q (kolom 4 Tabel 5.5)

Hidrograf satuan durasi


2 atau 3 Tabel 5.5) ,

t, (kolom

Gambar 5.8 Hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif yang


berbeda

3.

Kalau superposisi tersebut dilakukan 2 kali berarti didapat


hidrograf aliran akibat hujan efektif setinggi 3 mm dengan
durasi 3 t, iam. Jika ordinat dari hidrograf ini dibagi 3 maka
didapat hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm
dan durasi 3 t, jam. Demikian seterusnya untuk superposisi 3
kali, 4 kali dan seterusnya, langkah-langkah perhitungan yang
dilakukan adalah sama.

Contoh soal 5.3:


Jika diketahui hidrograf satuan suatu DAS yang diakibatkan oleh hujan
satuan dengan durasi t,
1 jam adalah seperti tercantum pada kolom

2 pada Tabel (5.5).

Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut jika


hujan satuan berdurasi t,' : 2 jam.

Hiclrogrol Solutut

117

r
Jawaban soal 5.4:

Tabel
Waktu

5.5 Perhitungan hidrograf


U dengan

t, =

Hidrograf limpasan dengan


keterlambatan 2 iam

(am)

iam (m3/dUmm)

(1)

(2)

(3)

0.00

0,00

0,42

0,42

1,26

satuan dengan Lagging Method

(4)

(s)=(3)+(4)

U dengan t.' = 2
jam (m3/dt/mm)
(6) = (5)/2

0,00

0,00

0,00

o,42

o,21

1,26

o,42

1,68

0,84

1,88

1,BB

1,26

3,14

1.57

2,O2

2,02

1,88

3,90

1,95

3,4'l

"l

1,39

2,02

1,39

1,08

1,08

|,39

2,47

0,45

0,45

'I

,08

1,53

0,77

o,20

0,20

o,45

0,6s

0,33

0,1 5

0,15

0,20

0,35

0,18

0.15

0,15

0,08

Keterangan Tabel (5.5):

Kolom (2) atau (3)

Kolom (4)

Kolom (5)

Kolom (6)

ftktu0rm|

,71

1,24

10

01231567!et0lt12

hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif


1 mm durasi t, : 1 jam.
hidrograf satuan dengan durasi t, : 1 jam
yang digeser sebesar 1 jam.
adalah hidrograf satuan dengan tinggi hujan
efektif 2mm durasi t,' : 2 iam; hidrograf
satuan ini merupakan hasil penjumlahan
2 hidrograf satuan dengan tinggi hujan
efektif 1 mm durasi t, : 1 jam.
hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif
1 mm durasi t,' : 2 jam.
kolom (5)
2

b.

-+-

Hid. 3atuan

dur$l 2lam

t,: I iam

Method
Langkah-langkah perhitungan dalam S Hydrograph Method untuk
mengubah hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t, menjadi
hidrograf satuan dengan durasi hujan efektif t.' adalah sebagai
berikut:

S Hydrograph

Jumlahkan secara kumulatif suatu seri hidrograf satuan dengan


durasi t, atau U(t) hingga diperoleh hasil yang tetap menyeru-

pai kurve S (t).


S

(t)

t, x [U(t)

U(t- t,)

U(t-2

tJ + ......]

(s.s)

Keterangan rumus:

s (t)

kurve S pada saat t jam, merupakan hasil penjumlahan hidrograf satuan secara kumulatif
(m3/mm).

t:
u(t)

Teknik Perliturtgott Dt'ltlt Rtttt tltttt llttrttltnnnt Air

lam

Gambar 5.9 Hidrograf satuan akibat hujan dengan durasi


dan t,: 2 iam untuk soal 5.4

118

durasl t

Hid. satuan

Hldrogrol Satuun

durasi hujan efektif semula (jam).


hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik awalnya
dimulai dari titik nol. Ordinat hidrograf satuan
dihitung setiap t jam.

fi9

u(t-2 t,)

awalnya
hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik
dlmuLi setelah t,. Ordinat hidrograf satuan
dihitung setiaP t iam.
awalnya
hidrograf satuan (m3/dt/mm) yang titik
satuan
dimulai setelah 2 t,' Ordinat hidrograf

Hujan (mm) dengan durasi

t.'

dihitung setiap t iam.


t (am)
t (iam)

Gambar 5.12 Hidrograf satuan dengan durasi huian efektif t,' atau

u'(t)
Contoh soal 5.5:
t (iam)

Soal sama dengan soal 5.3. Tentukanlah hidrograf satuan DAS tersebut
3 jam dengan metode
zjam dan
jika hujan satuan berdurasi

ti :

l: :

secara kumulatif
Gambar 5.10 Penlu mlahan hidrograf satuan
belakang
2. Kurve S (t) yang diperoleh kemudian(t,')digeser ke diperoleh
r;;; d"ne* air"ri vang diinginkan sehingga
kurve yang baru Yaitu Kurve S'(t)
(s.6)
s'(t) s (t-t,')

t"

Hujan kontinu (mm) mulai setelah

kurve

S.

Jawaban soal 5.5:

Tabel 5.6 Perhitungan hidrograf satuan; durasi huian efektif


iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5'5
s(r)

s(r)

1 iam mYdt/mm

mVmm

mVmm

(2)

(3)

(4)

0,00

o,o0

o,42

o,42

1,26

1,68

0,oo

Waktu (iam)

t"

(r)

t (iam)

S'(t) atau Offset 5Gambar 5.11 Penggeseran Kurve 5(t) meniadi

hidrograf

3.

U'(t):
Hitung hidrograf satuan dengan durasi t,'atau

u'(t)
120

ts(t)

s'(t)l

/t,'
Teknik Per |ritungon

Doltlt

s(r-r,,)

U dengan q =

s(t-t')

mlmm

t: -

dengan t.'

2 jam m3/dt/

mm

(s) = (3)-(4)
0,00

(6) = (s)/2
0,00

o,42

o,21

1,68

0,84

3,14

1,57

1,88

3,56

o,42

2,02

5,58

1,68

3,90

1.95

1,39

6,97

3,56

3,41

2,47

t,24

.71

1,08

8,05

5,58

o,45

8,50

6,97

1,53

o,77

0,20

8,70

8,05

0,65

0,32

0,15

8,85

8,50

0,35

0.18

0,08
o,o0

10

8,85

8,70

0,r5

1t

8,85

8,85

0,00

(s.7)

Rt'trt tttut lktrtrlrttttttr Air

Hldrogral Satwur

t21

Keterangan Tabel (5.6):

Kolom

Kolom

(2) :

hidrograf satuan dengan tinggi hujan efektif 1 mm


durasi t, : 1 jam; satuannYa m3/dt/mm.
kurve S(t) iang diperoleh dengan menjumlahkan
secara kumulatif nilai kolom (2) dikalikan dengan
1 (karena t, : 1 jam; lihat persamaan 5.5).

(3) :

Contoh: O,42: 1 x (O + O,42) satuannya m3/mm karena dikalikan


dengan waktu t,.

1,68:tx(0+A,42+1,26)
3,56: 1 x(0 + O,42 + 1,26 +

1,88)
1,BB

+ 2,O2)
5,58: 1 x (0 + O,42 + 1,26 +
6,97 :1 x (0 + O,42 + 1,26 + 1,88 + 2,O2 +

1,39)

dan seterusnYa.

Kolom

o
o

(4) :

Kolom (5)
Kolom (6)

nilai kolom (3) digeser sebesar l: : 2jam; sehingga


nilai S(t) diisi mulai darijam ke 2. (lihat persamaan
s.6).
kolom (4) - kolom (3).
2 jam; lihat
kolom (5) dibagi 2 (karena ti

Tabel 5"7 Perhitungan hidrograf satuan ; durasi hujan efektif t.,


iam dengan S Hydrograph Method untuk soal 5.5
Waktu
0am)

'

dengan

t,
1 iam (m3/dt/
mm)

s(t)

s(t-t,)

s(r)

s(r- t,')

(m3/mm)

(rn3/mm)

(m3/mm)
(4)

U dengan

t,'=

3iam

(m3/dt/mm)

(1)

(2)

(3)

(s)=(3Ha)

(6) = (s)/3

0.00

0,00

0,00

0,00

(),42

o,42

o,42

o,14

1.26

1,68

1,68

0,56

1,88

3,56

0,00

3,56

2,O2

5.58

o,42

5,16

1.19
't,72

.)

1.39

6,97

1.68

5,29

1,76

1,08

8,05

3,56

4,49

1,50

o,45

8,50

5,58

2,92

o,97

4,20

B,7A

6,97

1,73

0,58

0.15

B,B5

8,05

0,8

0,27

B,B5

0,35

0,12

8,8s

8,50
8,70

0,15

0,05

8.85

8,85

0.00

0.00

't0
11

2,00

persamaan 5.7). Satuannya m3/dt/mm.


E

1,50

I
E

r,oo

:l

0,50

0.00

0t234567E9tolt
truEtdu oaml

-*01234567t9101112
Waktu {hm)

j ...l__

H6,3s1g6n dura3i I

jam

- Hld. sat an durasi 2 iam

Hid.

:atuan durasi I

,am

Hid. durasl 3

EL-]

Gambar 5.14 Hidrograf satuan akibat hujan efektif dengan durasi


t, : 1 iam dan t,' : j jam untuk soal 5.5

Cambar 5.13 Hidrograf satuan akibat huian efektif dengan durasi


t, : 1 iam dan t: : 2 iam untuk soal 5.5

122

Teknlk Perhltungon Deblt Rerrono tkutgunon Air

Hiclrogrol Solrxut

t23

5.6

4.

HIDROGRAF SATUAN SINTETIS

peJika tidak cukup tersedia data hujan dan data debit maka
nurunan hidrograf satuan suatu DAS dilakukan dengan cara sintetis.

Hasilnya disebut dengan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS).


HSS adalah hidrograf satuan yang diturunkan berdasarkan data

5.

Waktu puncak
to ts + 0,8 Tr

Debit puncak hidrograf satuan sintetis dirumuskan sebagai


berikut:
u
'*AxR^x
(o,3xt,
3,6

Q,

sungai pada DAS yang sama atau DAS terdekat tetapi memiliki karak-

teristik yang sama.


Terdapat beberapa model HSS, diantaranya: HSS Snyder, HSS
Nakayasu, HSS SCS, dan HSS Cama.
Masing-masing model HSS, pada dasarnya hanya berlaku di DAS
tertentu, yakni di DAS di mana HSS tersebut secara empirik diteliti

panjang sungai (Km).


raraktu saat debit sama dengan
puncak (jam).

to.,

1,5

to,3

ct,

tp
Qo

A
T
Ro

HSS Nakayasu

Nakayasu (1950) telah menyelidiki hidrograf satuan di Jepang


dan memberikan seperangkat persamaan untuk membentuk suatu
hidrograf satuan sebagai berikut:

2.

0,3 kali debit

waktu saat debit sama dengan 0,32 kali debit


puncak (jam).

Oleh karena itu, penurunan HSS suatu DAS dengan menggunakan model-model HSS yang sudah ada atau yang disebutkan di atas,
harus dilakukan melalui lankah-langkah kalibrasi dan verifikasi yang
semestinya sehingga model HSS yang diperoleh sedapat mungkin dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

1.

(s.13)

+to,r)

Keterangan rumus (5.8) s/d (5.13):


t,
n aktu kelambatan (jam).

atau dirumuskan.

a.

(s.12)

koefesian, nilainya antara '1,5 - 3,0.


waktu puncak (jam).
debit puncak(m3/det).
luas DPS (Km').
durasi hujan (jam) : (0,5 x tr) s/d (1 x t ).
satuan kedalaman hujan (mm).

Q (m3lot)
dan r (mm)

Waktu kelambatan (time lag, t, ), rumusnya:

to
{

04+0,058x1; rintukL>15km
untuk L < 15 km
o,21 xLo,7

Waktu puncak dan debit puncak hidrograf

(s.B)

(s.e)

satuarr sintetis

dirumuskan sebagai berikut:

to : t**0,BTr
3.

(s.1 0)

Waktu saat debit sama dengari 0,3 kali debit puncak:

to,,

cr x

t,

h,s

(5.1 1)

1,5 to,r

Gambar 5.15 H55 Nakayasu


leknlk Perhltrtngon D.:blt Rtrnotttt thtttgttnon Alr

tllclrogrol Sotuutt

,25

<t<

Bagian lengkung naik (0

^t
Q,

0,75 x 3,O1
2,26 jam.

tp)

2,4

Itp

(5.14)

to

tu+0,8xTr
3,01 + 0,8x2,26
4,82 jam.

dengan:

a
t :
7.

debit sebelum mencapai debit puncak (m3/det).


waktu (jam).

to,r: axt,
2 x 3,01
6,02 jam.

Bagian lengkung turun

Jika tp<

t < to,3

Hitung Qo

t-t,

Q:
o

Q, x 0,3

Jika to.r(

t<

,0,,
1,5

(5.15)

Qo:

t0,3.

+-AxRox

t-tr+0,5xto,r

: Qo x 0,3 l'5xto'r
o Jika t > 1,5 to,3
Q

3,6

t-to +1,5xt0,:

e:

eo

0,3

2xto,3

(s.17)

Contoh soal 5.6:


Suatu daerah aliran sungai mempunyai luas sebesar 1500 km2 dengan
panjang sungai utama L 45 km. Tentukanlah hidrograf satuan DAS ini

dengan model HSS Nakayasu. Kemuclian tentukan pula total hidrograf


limpasan langsung jika pada DAS ini terjadi hujan jam-jaman berturut-

turut: 25 mm, 50 mm, dan 15 mm.


Jawaban soal 5.6:

Hitung tr, T, tr, dan to,,


Untuk L : 45 km > 15 km maka perhitungannya:

t,

O4+0,058x1
04+0,058x45

x1500x1x

(O,3x4,82+ 6,021

55,81 m3/det.

Hitung debit bagian lengkung naik: 0 < t< tp


atau pada bagian 0 < t < 4,82jam atau dibulatkan
jam

o:o,;

2,4

55,81

0<t<

2,4

x 4,U

(s.18)

Hitung debit bagian lengkung turun tp< t < to,3atau pada bagian
4,82 jam < t <(4,82 + 6,O2)jam atau 4,82< t <10,84 atau
dibulatkan 5 < t < 11 jam atau t: 5 s/d 11 jam.
t-to

to, :
Q:Qrxo,3

55,91 x.O,3

t-4,82
u,o,

Persamaan debitpada bagianturun: to,,

(5.19)

( t < 1,5 to,, atau

0,B4jam

< t < (10,84 + 9,03) atau 1O,84 < t < 'tg,B7 atau dibulatkan:
11 < t ( 20 atau t:'12 sld 20 jam.

3,01 jam.

Tr:

(5'16)

(o,3xtr+to,r)

0,75xt,
Teknlk Perhitungon Deblt Rotrcottr ilo,ryurr;tt Alr

llidroqrol Sulunt

127

t-tp+0,5xto,3

e:

eo x 0,3

1'5xto'3 :

Tabel 5.8 Laniutan

LI/4:9iJf[2

55,81 x

0,3

1'5x6'o2

No

satuan

I - 1,81

: 55,81 x 0,3 e'03


o

Persamaan debit pada bagian turun:


atau dibulatkan

t>

t>

t>

19,87

20, misalnya 23 iam:


a

t-tp+1,5xto,j

Q:Qo x0,3

1,5 to,, atau

(5.20)

2xto,:

: 55,81 x Q,l

4,82 +

1,5 x 6,02

:55,81 x 0,3 '2'*

(5.21)

No

t (am)

Hidrograf (m3/det)
Akibat Hujan

Hidrograf
satuan
(m3/det /mm)

25 mm

5O mrn

(s)

Total hidro
langsung

15 mm

5O mm

'15 mm

(m3/de0

(3)

(4)

(s)

(5)

(n

36,09

902,20

2203,89

807,55

391 3,65

10

29,55

738,66

1804,40

661,17

3204,24

'I

24,19

604,77

1477,33

541,32

2623,42

12

10

19,81

495,15

1209,54

443,20

2'147,88

13

I1

16,22

405,39

990,29

362,86

1758,55

14

12

14,34

358,59

810,79

297,09

1466,47

(6)

(3)

(4)

0,00

0,00

1,28

32,01

0,00

6,76

168,97

64,O3

17,89

447,13

337,94

19,21

804,28

894,25

101,38

1887,47

0,00

12,5s

31

3,83

717,19

243,24

14

10,99

274,66

627,67

215,16

1117,48

17

15

9,62

240,38

549,32

88,30

977,99

1B

l6

8,41

210,37

480,75

1u,80

855,92

19

17

7,36

184,1

420,74

144,23

749,48

20

l8

6,45

161,13

368,22

126,22

655,58

2'l

r9

5,64

141 ,O2

322,26

110,47

573,74

22

20

4,94

123,41

282,O3

96,68

502,13

23

2'l

4,49

112,16

246,83

84,61

443,60

224,31

74,O5

399,84

202,97

67,29

362,O8

60,89

244,54

55,1 0

55,10

24

22

4,06

'101,48

25

23

3,67

91,83

0,00

Keterangan Tabel (5.8):

32,O'l

233,OO

35,67

891,83

4,82

55,81

1395,25

1783,66

268,28

3447,19

53,84

1345,92

2790,50

535,1 0

4671,51

44,08

110t,95

2691 ,83

837,15

4630,93

Tekntk Perhltungon Deblt Rencona Borryunan Alr

83,65

25

(7)

(2)

13

't274,26

24

(m3/det)

(1)

128

25 mm

(2)

-t6

Tabel 5.8 HSS Nakayasu dan total hidrograf limpasan langsung


soal 5.6

.
o

tangsung

(1)

15

Dengan memasukkan nilai t dalam satuan jam dari (0 s/d > 1,5
to,r; misalnya 23 jam) ke persamaan (5-17\ sld (5.20) di atas akan
diperoleh hidrograf satuan seperti tercantum dalam kolom (2) dan
(3) pada Tabel (5.8).
Sedangkan total hidrograf langsung akibat hujan 25 mm, 50 mm,
dan 15 mm terdapat dalam kolom (7) Tabel (5.8).

Total hidro

(m3/det /mm)

2x6'o2
t+4,21

Hidrograf (m3/det)
Akibat Hujan

Hidrograf

t (am)

Pada saat
(s.18).

sld

4 jam, pada kolom (3) menggunakan

persamaan

t:

4,82 jam, kolom (3) merupakan nilai debit puncak


(Qp) dari hidrograf satuan.
Mulai dari 5 s/d 11 jam, perhitungan hidrograf pada kolom (3)
Pada saat

menggunakan persamaan (5.1 9).

Hldrogrol Sotuon

i
I
|

n{rr,rK

fltrl:,r, llrr
,l

,,r,

,r.l:rklitr

l, r ,r r 1j;1q4

I
I
I

t29

Mulai dari 1 2 sld 2O jam, perhitungan hidrograf pada kolom

(3)

Karakteristik DAS yang dimaksud adalah:

(3)

o
.
o

menggunakan persamaan (5.20).

Mulai dari 21 sld 23 jam, perhitungan hidrograf pada kolom


a
o
a
a

menggunakan persamaan (5.2 1 ).


Kolom (4) : 25 mm x kolom (3).
Kolom (5) : 50 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 1 baris.
Kolom (6) : 15 mm x kolom (3), kemudian diturunkan 2 baris.
Kolom (7\ : kolom (4) + kolom (5) + kolom (6).

Luas DAS (A, km2).

Panjang aliran utama (1, km).

Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di


sepanjang aliran utama (1., km).

5100.00
4500,00

4rop0
l.sq,tro

='3.oo,oo
2.soolo

o,

2.00010

rJo0I0
trm,00
500p0
0,00

O12

I 1 5 6,

-+-HH.lim9.mtot
...r-.'

Hitrttri

50

lotl
l

12131,1

151617181920212223212526n

-.-.

Hklikbai2smm
Huakbat15mm

Gambar 5.16 Hidrograf limpasan akibat huian setinggi 25 mm,


50 mm, l5 mm, dan hidrograf limpasan total untuk soal 5.6
b.

Gambar 5.17 Posisi L dan L . pada suatu DAS


Q (m3/d0
dan r (cm)

HSS Snyder

Snyder (1938) mendapatkan dan mengembangkan hidrograf satuan DAS di Amerika Serikat yang berukuran 30 sampai 30.000 km2
dengan menghubungkan unsur-unsur hidrograf satuan dengan karakteristik DAS akibat hujan 1 cm.

Unsur-unsur hidrograf satuan yang dimaksud adalah:

.
.
o

Debit puncak (Qo, m3/d0.


Waktu dasar (To, iam).
Durasi hujan (t,,lam).
Gambar 5.18 Hidrograf satuan Snyder Standar (to

130

Teknik Perhitungon Deblt Rerrtttrrtt llorrqnrnr Alr

Hldrqrol

Sotuutt

5,5

t)
t3l

t
'

QoR

(o xt)/tR
p'p
grRxA

(m3/detik/km2 cm)
(m3/detik/ cm)
(jam)

Wru* :
Wron :

5,56 / qoR
'1,22 x QoR''.*
2,14 x QrR-t,*

QrR

.Tr
t
t

(s.34)
(s.3s)
(s.36)
(s.37)
(s.38)

(jam)
(jam)

Contoh soal 5.7:


Suatu DAS mempunyai luas 45 Km2. Panjang sungai utama (t): 10Km.
Jarak antara outlet ke titik pada sungai yang terdekat dengan titik pusat

Gambar 5.19 Hidrograf satuan Snyder iika

t, f

5'5 t,

adalah sebagai
Rumus-rumus dalam Hidrograf Satuan Snyder
berikut:
1. Iika to : 5,5 t,(iam) atau hidrograf satuan standar:
\5.22)
. to : O,75 C, ( L x L.)o'3 (iam)
(s.23)
(iam)
(s.24)
. To : 0,5 t, + tp
0uT)
(s.2s)
(m3/detik/km2 cm)
2,75 x (cfe)
. q;
(s.26)
(m3/detik/cm)
. Ci, : qpxA
(s.27)
(jam)
. To
72 + 3 xto
(s.28)
. Wrrn : 1,22 x QrR-''ot (iam)
(s.2e)
Wro* : 2'14 x QoR-''* (jam)

. 4 :rJ|,s

(1.) : B Km. Hitung hidrograf satuan jika durasi hujan tR


nilai C, : 2,5 dan Co : 0,4.

Jawaban soal 5.7:

. to

0,75 Ct( L x L.)o'3


O,75 x 2,5 x (10 x 810'r

t t, :

tr/5,5
6,98I 5,5

tpR

t, * (tR - t)/4
6,98 + (4 - 1,27
7,66 jam.

. TpR :

2.

'

0,9 s/d 1,4.


O,75 sld 3-

teR
x(Cfe)

112

9o

luas DAS (kmr).

5,51, (jam) maka hidrograf satuan yang diperlukan


Jika t,
rumus-rumusnya:
(s.30)
ot p
0,75 C,( L x L.)o'3 0am)
(s.31)
te + (tR -r")14 fiam)
o tR
p
(s.32)
(jam)
o TR
0,5 tR +
p
(s.33)
(m3/detik/km2 cm)
tQo
2,75
Alt
Tekntk Perhitungan Deblt Rentotttt Bturtpttrrur

6,98 jam.

'l,27jam * tR:4jam.

Harga L dan L. diukur dari Peta DAS'


DAS'
C, dan C, koefisien yang bergantung dari karakteristik

Cp
C,
A

. QoR

)14

0,5 tR + teR
(0,5 x 4)+ (7,66)
9,66 jam.
2,75 x (Cfp)
2,75 x O,4 / 6,98
0,16 m3/detik/km2 cm.
(Q, x to)/toR

:
. QoR

(0,16 x 6,98) 19,66


0,14 m3/detik/km2 cm.
QoRxA

0,14 x 45
6,459 m3/detik/cm.
Hldrogrol Sutruut

4 jam;

:P'

;r

Wrrn

1,22 x QoR-''ou
1,22 x 0,14 -t'oa

tp

C,:

0,75x(L * L. )o''

9,93 jam.

15

Wuon 2,14 x QrR-''ou


: 2]2 x 0,14

0,75x(t oo x :of''

-1'oB

1,81

17,41 iam.

Tb

Perhitungan nilai Co dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
. Hitung QrR berdasarkan persamaan (5.35):

5,56 / qoR

5,561 O,14
38,74 iam.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, selanjutnya dapat dibuat gambar

QoR

sebagai berikut:

q-R
'pA
.
.Wr*-9,93

o_R
-P

t(iam)

Contoh soal5.8:

Suatu DAS memiliki paniang sungai utama (L) : 100 km; Jarak dari
titik berat DAS ke outlet (1.) : 30 km; Luas DAS (A) : 200 km2.
15 jam; tR

3 jam.

Hitunglah C, dan C,
Jawaban soal 5.8:

2OO

0,25 m3/detilc/km2 cm.

Hitung toR berdasarkan persamaan (5.31):

toR : to*(tR-tJ/4

15 + (3 -2,73)14
'14,93 jam.
Hitung e, berdasarkan persamaan (5.34):
9rR (9, x t//trR

q^

Hidrograf satuan DAS tersebut memiliki data sebagai berikut:(QeR):50

t, :

50

- tJ5,5:1515,5

Gambar 5.20 HSS Snyder untuk soal 5-7

m3/dt/cm;

2,73 jam.

.
Tr=38,74jam

QrRxA

Hitung t, berdasarkan persamaan (5.23):

t,

jm

Perhitungan nilai C, dilakukan dengan menggunakan persamaan

qrR x toR

te

0,25x14,93

o,25.

15

Hitung Co berdasarkan persamaan (5.33):

qp :

2,75x(Cfo)

CP

qe x

te _ 0,25 x 15 :

2,75

2,75

1.36.
-'- -'

(5.22) atau (5.30):


to: O,75C,(LxL.)o'3

134

Teknik Perhitungon Deblt Rencono Batqruxnt Alr

Hldrogrol Satuun

135

r
c.

HSS Soil Coservation Services (SCS)

di mana debit
(q)
puncak (qo)
debit
terhadap
dinyatakan sebagai nisbah debit
dan waktu sebagai nisbah waktu (t) terhadap waktu puncak (To).
Lihat Tabel (5.9) dan Cambar (5.21).
HSS SCS adalah hidrograf satuan tak berdimensi,

q/q,

0,1

0,000

0,1

o,2

tfip

dqo

fi

1. t,
2. To
3. q,o

Tabel 5.9 Ni/ai tlTodan qiqo H55 SCS

fr,

Rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan HSS SCS


adalah sebagai berikut:
(s.39)

0,5 x t, + to 0am)

(s.40)

CxA

--

0,980

2,8

0,098

t,

0,01 5

o,920

3,0

0,075

0,840

3,5

0,036

Tc

,3

0,3

o,o75
o,160

,4

o,750

4,O

0,018

o.4

o.280

,5

0,660

4,5

0,009

durasi hujan efektif (jam).


waktu konsentrasi (jam).
debit puncak hidrograf satuan.
luas DAS (km').

o.5

0,430
0,600
o,770
0,890
0,970
r,000

,6

0,560

5,0

0,004

2,09.

,8

o.420

2,0

0,320

2,2

0,240

2,4

0,1 B0

2,6

0,130

0,6
o,7

0,8
0,9

t.0

qe

0,000

Contoh soal5.9:

Diketahui DAS dengan luas DAS (A) : 3 km2. Hitung HSS DAS tersebut
dengan SCS jika hujan efektif 1 cm dengan durasi (tJ : 0,15 jam dan
waktu konsentrasi (T.) : 1,30 jam. Hitung pula hidrograf limpasan
langsung DAS tersebut jika terjadi hujan sebagai berikut:

Sumber: Bambang T (2008)


I

,l

Hujan

efektif

0,9

I
I

I
I

(s.41)

(m3/dt/cm)

To

Keterangan rumus:

q/e,

0,6 x T. (jam)

(mm)

0.8
0,7

I
I

tA
lr

0,6

l"
I
1

0,5
0,4

.3f *3

0.3

Waktu (iam)

02

lawahan soal 5.9:

0.1

. to

0,6xt
0,6 x 1,30
0,78 jam.

Gambar 5.21 H55 SCS tak berdimensi

Teknik Perhitungon Deblt

Rt'trurtt lknqrnnrt

Alr

Itirlrogrul Sultunt

137

rl

0,5xt,+to
0,5x0,15+0,78
0,86 jam.

CxA
Tp

2,08 x 3

0,86
0

7,26 m3ldtJcm.

Tabel 5.10 Perhitungan nilai t dan q atau H55 SCS untuk soal 5.9
t (am)

q/e,

q (m3/dUcm)

(1)

(2)

(3)

(4)

0,00

0,00

0,00

0,00

r,00

0,86

1,00

7,26

2,00

1,72

0,32

2,32

2,58

0,08

0,54

4,00

3,44

0,01

0, 10

5,00

4,30

0,00

0,03

r/T

3,00

.
.
.

Cambar 5.22 HSS 5C5 unruk soal 5.9

Agar dapat mempermudah perhitungan hidrograf limpasan langsung akibat hujan yang disebutkan dalam soal 5.2, maka nilai t
dan q pada Tabel (5.10) diinterpolasi terlebih dahulu, hasil interpolasi tersebut dapat dilihat di kolom (1) dan (2) pada Tabel
(5.11). Hasil perhitungan hidrograf limpasan langsung dicantumkan di kolom (3), (4), dan kolom (5). Lihat juga Cambar (5.23)dan
Cambar (5.24).

Tabel 5.11 Perhitungan hidrograf limpasan langsung atau rimpasan


total soal 5.9

Keterangan Tabel (5. 1 0):

t (iam)

Berdasarkan nilai To dan Q, di atas, maka ordinat HSS SCS DAS


dihitung seperti Tabel(5. 1 0).

Kolom (1) dan (3) didapat dari Tabel 5.9 atau Gambar 5.21
Kolom (2) : kolom (1) x To
Kolom (4) : kolom (3) x qp

Berdasarkan data pada Tabel 5.10 dapat dibuat grafik HSS scs
DAS untuk soal 5.7 sebagai berikut:

q akibat
(m3/dt)

q total

0am)

(m3/dUcm)

l=25mm

i=15mm

(1)

(2)

(3)=2,5 x (2)

(4)= 1,s x (2)

0,00
0,86

0,00
7.26

0.00
181 ,50

1,00

6.47

161 .75

1,86

2.O3

50,75

2,40
3,00

t.66

4',1

0.31

77\

30,45

0.o4
0.00

1.00
0,00

24,90

4.O0

5,00

,50

(m3/dt)

0,00
.50

181

0,00
08,90
97,05

4,65

0,60
0,00

138

Teknlk Perhitungon Deblt Rt:tt<otrtr lknryturon Alr

llidto<4ol \ttlrnut

(s)=(3)+(4)

161 .75

159.65
138.55
38.20
25.90
4.65
0.60
0.00

d.

HSS Cama

200,0
'180,0

[-';

160,0

HiA"kib"tr5ffil

DAS

+ - lud.akibat r5 mm
l --._!igt"!gr ___l

140,0

HSS Gama

120,0

'l diteliti dan dikembangkan

berdasarkan perilaku 30

Pulau Jawa oleh Sri Harto.

Bagian-bagian dari HSS Cama 1 adalah bagian naik, puncak, dan


bagian turun.

\F
tar'\

100,0

di

E ao,o

Unsur-unsur HSS Cama 1 meliputi: waktu puncak (T,), debit


puncak (Qo), dan Waktu dasar (To).

60,0
40,0
20,0
0,0

o,o 0,5 1,0 1,5 2p 2,5 3,0 3,5 4,0 4'5 5'0

5'5

t0am)

q, =q, x

e(-,tr)

Gambar 5.23 Hidrograf limpasan langsung untuk soal 5'9


Huian

efektif
(mm)
T5

Gambar 5.25 Bagian-bagian HSS Cama


0,l5

Parameter DAS yang diperlukan dalam perhitungan Hidrograf


Satuan Sintetis Cama 1 adalah sebagai berikut:

<-..}

1. Luas DAS (A).


2. Panjang alur sungai utama (L).
3. Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur di
4.
5.

t
0,86
Gambar 5.24

140

r f

6.

t (iam)

1,86

Sketsa r superposisi hidrograf limpasan langsung


soal 5.9

untuk

Teknik Perhitunqon Debtt Rttt<tttttt lktrttltnrtur Air

sepanjang aliran utama (1.).


Kemiringan memanjang dasar sungai (S).
Kerapatan jaringan drainase (D), yaitu perbandingan antara

panjang total aliran sungai (jumlah panjang sungai semua


tingkat) dengan luas DAS.
Faktor sumber (SF), yaitu perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sungai semua
tingkat.

Ilittro<qrol \rtltuut

Menurut cara Stahler, tingkat sungai dikategorikan dengan


cara berikut:
'l'
a. Sungai paling hulu disebut sungai tingkat
b. Jika dua sungai yang sama tingkatannya bertemu' maka
terbentuk sungai satu tingkat lebih tinggi'
c. Jika sungai dengan suatu tingkat tertentu bertemu dengan
sungai yang tingkatannya lebih rendah, maka tingkatan

dengan titik di sungai yang terdekat dengan titik berat DAS.


A
Jadi RUA

luas total DAS.

: AU

$.42)

sungai mula-mula tidak berubah'


7.

B.

pangsa
Frekuensi sumber (SN), yaitu perbandingan iumlah
tingkat'
sungai tingkat 1 dengan jumlah pangsa sungai semua
DAS yang
Faktor lebar (WF), yaitu perbandingan antara lebar
kontrol
diukur di titik sungai yang beriarak 0,751 dari titik
(WU) dan lebar DAS yang diukur di. titik sungai yang berjarak

0,251dari titik kontrol atau outlet (WL)'

/.-'-'-.-._..
I

\
\

\
\..
\

/ o'"1

Gambar 5.27 Luas daerah hulu (AU) dan luas total DAS (A)

10. Faktor simetri (SlM)


SIM : WF x RUA

(5.43)

Outlet

dari outlet
Gambar 5.26 Lebar DAS 0,751(WU) dan 0,251(WL)

9.

RUA, adalah perbandingan antara AU dan A'

AUluasDASdisebelahhulugarisyangditariktegaklu-

SIM > 50, artinya DAS melebar di hulu dan menyempit


di hilir.
. SIM < 50, artinya DAS menyempit di hulu dan melebar
di hilir.
Rumus-rumus yang dipergunakan dalam menurunkan HSS Cama
1 adalah sebagai berikut:

T,

rusterhadapgarishubungantaratitikkontrol(outlet)

142

Ait
Teknik Perhiturtgttn Debit Rt'rtt ttrttt llttr''1r rrttttt

llitht>qrul \ulrttrtr

0,43

r3

,*

+ 1,0665x SIM + 1,2775

(s.44)

"
t43

2. Tb :
3. Qo :
4. K
5. Q, :

27,4132 x

Tro'14s7

S-0'0e86

SN0'7344

x RUA0'2s74 (5'45)

Jl\o'z:8r
0,561 x Ao'17e3 x 54'1446 x SF-1'08e7 x D0'04s2

(5'46)

Qo x

(s.48)

0,1836 x

Ao's885

T-o'4oos x

et-t/rt

o RUA:
o SIM
oSNPI

(5'47)

. T,
. To
. Qp

waktu puncak (jam)


waktu dasar (jam)
debit puncak hidrograf (m3/detik)

o K
. JN

tampungan (iam)
jumlah Pertemuan sungai

oDLN
3.
4.
5.

Langkah-langkah perhitungan HSS Cama 1 adalah:

2.

/nput data DAS:


o Luas DAS (A).
o Luas DAS hulu (AU).
o Panjang aliran utama (L).
. Lebar DAS di titik 0,25 L dari outlet (WL)'
e Lebar DAS di titik 0,75 L dari outlet (WU)'
o Kemiringan memanjang dasar sungai (S)'
o Panjang sungai semua tingkat (LN).
o Panjang sungai semua tingkat 1 (11)'
o Jumlah pertemuan sungai (JN).
. Pangsa sungai tingkat 1 (P1).
o Pangsa sungai semua tingkat (PN)'

6.
7.

WF x RUA

Hitung T,

.3

T, :

O,43* _^-L

Hitung

To

^=
100xSF

+1,0665xS|M+1,2775

T'b : ?7 4132xTro,1457 x S-0,0e86x SN0,7344 x RUA0,2574


Hitung Qo
Qo : 0,1836 x Ao's886 x T-o'4008 x J51o'z:ar
Hitung K
K : 0,561 X Ao'17e3 x 5-0'1446 x SF-r'ose7 x'Do'0452
Hitung Q,

Q, :

Qoxe(-tlK)

Contoh soal 5.10:


Diketahui data suatu DAS sebagai berikut:

1. Luas DAS (A)


2. Luas DAS hulu (AU)
3. Panjang aliran utama (L)
4. Lebar DAS di titik O,25 L dari outlet (WL)
5. Lebar DAS di titik O,75 L dari outlet (WU) :
6. Kemiringan memanjang dasar sungai (S)
7. Panjang sungai semua tingkat (LN)
B. Panjang sungai semua tingkat 1 (L'l)
9. Jumlah pertemuan sungai (JN)

Hitung SF, WF, RUA, SN, D, SIM

o5F

PN

Keterangan tambahan rumus (5.44) s/d (5'a8):

1.

AU

L1

LN

WU
WL

10.

tingkat 1 (P1)
11 . Pangsa sungai semua tingkat (PN)

Teknik Perlitungon

Dcltil Rattttrrtt

lktttqtillraa

Air

Pangsa sungai

Hitilogral Satutur

300 km2.
40 km2.
38 km.
9,55 km.

7,56km.
0,046.
195,5 km.
166,4 km
30.

19.
28.

Tentukan HSS DAS tersebut dengan model Cama 1 dan hitung pula
hidrograf limpasan langsung akibat hujan berikut:

di bagian turun hidrograf: Q,


dihitung seperti tabel berikut:

11. Debit

Q, * eG'&

Tabel 5.12 OrdinatQ, untuk soal

Qox2,7"l$xt

5.t0

t@m)
I

10,05

7_OA

4;Y)

3,52

2,48

Jawaban soal 5.10:

t _7s

L1

l,2t

0,87

0,61

l0

0,43

Waktu (iam)

'1. sF

0,85.

LN

2. wF - wu
WL
3. RUA AU

0,79.

0,13.

4. SIM : WF x RUA :
Pt
:
5. sN

0,10.

LN

B. Tb

9. Qo :

10. K

:0,65.

r*lr,

+1,o665xSlM +1,2775

0,63 jam.
27,4132 xf
15,47 jam.

P'1a57

0,1836 x Ao'5ss6 x
14,26m3ldetik'

13

0,15

14

o,1r

l5

0,08

16

0,05

t (am),

-3

0,43-

o,21

Tabel 5.13 HSS Gama 1 untuk soal 5.10 (sebelum dikoreksi)

7. T, :
:

0,30

t2

12. HSS Cama 1 untuk DAS pada soal 5.10 adalah:

0,68.

PN

6. D

lt

S-o'oes6

T-0'4008

SN0'7344

RUA0'2574

x J\o'z:at

0,561 X A0'r7e3 X 5-0'1446 X SF-1'08e7 x


2,85.

D0'04s2

Tektlik Porhilttttgctn Deltit Rt'ttt ttrtrt lkttttytrxrrr Art

Hldrogrol Sotwn

0,00

0,63*

14,26'

10,05

7,08

4,99

3,52

2,48

1,75

1,23

0,87

0,61

10

o,43

il

0,30

12

o,21

13

0,1 5

147

Tabel 5.14 Laniutan

Tabel 5.13 Laniutan


1

14
15

0,08

r6

0,05

HSS Cama

volume hidrograf
Luas DAS

',,,

syarat:

atau faktor koreksi

.
o

Volume (m3)

Q,(m3/dt)

Awal

Awal

Terkoreksi

(2)

(3)

(4)

(s).

0,00

0,00

(m3)

'

Terkoreksi

0.00

0,63

14,26

32.341 ,68

32,50

73.713,63

10,05

13.386,60

22,91

30.510,94

7,O8

25.488,00

16,14

58.092,63

4,99

17.964,OO

11,37

40.943,81

3,52

12.672,0O

8,02

28.882,21

2,48

8.928,00

5,65

20.348,83

1,75

6.300,00

3,99

14.359,05

1,23

4.428,O0

2,80

0,87

3.132,00

1.98

7.1

2.196,00

1,39

5.005,16

(m'?)

3.528,22

Kolom (2)
Kolom (3)

o
o

0.092,36
38,50

(s)

300.000.000

0,00044 m

300.000.000,00

* O,44

0,00100m

mm

1 10.44

Kolom (4)

Kolom (5)

1.548,00

'I 1

0,3

1.080,00

0,68

2.461,55

12

o.21

756,00

0.48

1.723,09

r3

0,15

540,00

o,34

1.230,78

14

0,11

396,00

o,25

902,57

Contoh:

15

0,08

288,00

0,18

656,41

't5

0,0s

180,00

0,11

410,26

l,00mm

r/1,00:1,00

2.78

llitlrogrol
funqrnlrart Alr

Q untuk HSS Camal awal.


volume HSS Gamal awal : kolom (2) x
intervalwaktu : kolom (2) x (kolom (1).

14,26 x (0,63-0) x

I0,05 x (t

- 0,63)

Q untuk HSS Camal terkoreksi : kolom (3) x


faktor koreksi : kolom (3) x2,78.
volume HSS Camal terkoreksi : kolom (4) x
interval waktu

300.000.00

Rr,rrr tttro

:
:

0,43

Tekntk Perhltungon Debll

Terkoreksi

Kolom (3) bar.is (4) angka 25.488,00 : 7,OB x (2 - 1) x 60


x 60.
dan seterusnya.
Jumlah volume 131624,28.m3; Luas DAS dalam soal
: 300 km2 : 300.000.000 mr; Jumlah volume dibagi
dengan luas DAS : 131624,281300.000.000 : O,OOO44
m : 0,44 mm; Sehingga faktor koreksi : I I O,44 :
2,78.

10

131.624,28

(m3)

x60x60.

0,98

lumlah volume

148

Q)

(4)

Contoh:
o Kolom (3) baris (2) angka 32.341,68
60 x 60.
o Kolom (3) baris (3) angka 1 3.386,60

Volume

Qfm3/dO

0,61

Terkoreksi

(3)

Volume

Keterangan Tabel 5.14:

1.

Awal

Faktor koreksi

Awal

luas DAS

Tabel 5.14 Koreksi H55 Cama 1 untuk soal 5.10

(1)

Q, (m3/dt)

Jumlah volume dibagi

(Qp)

oleh karena itu, HSS cama 1 pada Tabel (5.13) harus dikoreksi
seperti tabel 5.14:

fgam)

Volume (mr)

(1)
Luas DAS

t harus memenuhi

'

Q, (m3/dt)

0,1

*) waktu puncak (T) dan debit puncak

13.

t (am)

q(m3/dt)

(am)

kolom (4) x (kolom (1).

Kolom (5) baris (2) angka 73.7'13,63


60 x 60.

Sotrnur

32,50 x (0,63-0)x

Kolom (5) baris (3) angka 30.510,94

Tabel 5.15 Laniutan

22,91 x(1 -0,63)

x60x60.

Kolom (5) baris (4) angka 58.092,63 : 16,14x(2-1)x


60 x 60.
dan seterusnya.
Jumlah volume 300.000,00 mr; Luas DAS dalam soal
: 300 km2 : 300.000.000 m2; Jumlah volume dibagi
dengan luas DAS : 300.000,00/300.000.000 : 0,00'100
m : 1,00 mm; Sehingga faktor koreksi : 111,00 :
1,00. Hal ini sudah memenuhi syarat.

t 0am)

(1)

150

(mr/dt)

Qt akibat huian

0,1

(3)=(2) x 2s
2,85

(m3/dr)

15 mm

(4)= (2) x

ls

(s)=131

3,76

6,61

r6

2,74

2,74

17

1,71

1,7"1

,n,

t (jam)
Hidrograf akibat
25 mm

Tabel 5.15 H55 Cama 1 untuk soal 5.10 setelah koreksi


Q

(2\

l5

Qt total

Qt akibat hujan
25 mm

14. Jadi HSS Gama 1 dan Hidrograf limpasan langsung akibat hujan
efektif untuk soal 5.10 dapat dilihat pada Tabel (5.1 5) dan Cambar
(5.28) atau Cambar (5.29).

t (am)

Q, (m3/d0

Qt total
(m3/dt)

ri

25 mm

15 mm

(1)

(2)

(3)=(2) x 2s

(4)= (2) x ls

0,00

0,00

0,00

0,63

32,50

812,54

812,54

22,91

572,65

0,00

572,65

(s)=(3) + (a)

1,61

16,14

403,42

487,52

890,95

'tl,37

284,33

343,59

627,92

B,O2

200,57

242,O5

442,62

5,6s

141 ,31

170,60

311,91

3,99

99,72

120,34

220,06

2,80

70,o9

84,79

154,87

1,98

49,57

59,83

109,40

1,39

34,76

42,05

76,81
54,25

0,98

24,50

29,74

10

0,68

17,O9

20,85

37,95

ll

0,48

11,97

14,70

26,67

12

o,34

8,55

1o,26

1B,BO

13

o,2s

6,27

7,18

13,45

14

0,18

4,56

5,1 3

9,69

Teknik Perhitungon Deblt Rencano Banqunon Alr

.f

il

ir

(\

i\

0,67

1tz

Hidrograf akibat
l5 mm

t (fam)

r,67

cambar 5-28 Kedalaman hujan dan hidrograf fimpasan

Hidrogrol Solrtttrr

soal

5.r0

151

000
900
800
700
600
500
400

Qenefusuran
cDefiit funcana

300

200

100
0

1-

otz34

a-l-

5 6 7 8 910111213

Gambar 5.29 H55 Camma 1 dan hidrograf limpasan soal 5.10

-oo0oo-

6.1

PENGERTIAN PENELUSURAN DEBIT


RENCANA

Dalam perencanaan teknis bangunan sungai, tanggul banjir


misalnya, diperlukan data muka air atau debit sungai tidak hanya di
satu titik tinjauan melainkan di beberapa titik di sepanjang ruas sungai
yang ditinjau. Pengumpulan data ini akan memerlukan biaya yang
besar dan waktu yang lama bila dilakukan dengan cara pengukuran
langsung di lapangan.
Kendala yang disebutkan di atas, dalam kondisi sungai tertentu,

dapat diselesaikan dengan suatu pendekatan yang disebut dengan


teknik penelusuran aliran.
Dalam suatu literatur dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
penelusuran aliran adalah suatu cara atau teknik matematika yang
digunakan untuk melacak aliran melalui sistem hidrologi. Dalam
literatur lainnya, dijelaskan bahwa penelusuran aliran adalah cara atau
prosedur yang digunakan untuk memperkirakan perubahan unsurunsur aliran sebagai fungsi waktu di satu atau di beberapa titik tinjauan
di sepanjang ruas sungai.

152

Teknik Perhitungon Deblt Rencono Banqunon Alr

secara umum dalam prosedur penelusuran aliran pada suatu


ruas sungai diperlukan data aliran di satu titik tinjauan untuk memperkirakan data aliran di titik tinjauan lainnya. Oleh karena itu, jika
suatu hidrograf aliran sungai di bagian hulu diketahui misalnya maka
(lihat
hidrograf aliran sungai di bagian hilir akan dapat diperkirakan
Gambar 6.1).

Debit atau debit rencana adalah bagian dari unsur aliran' Oleh
karena itu, berdasarkan pengertian penelusuran aliran di atas, maka
dapat dikatakan bahwa teknik penelusuran aliran dapat diterapkan
dalam teknik penelusuran debit atau debit rencana di suatu tinjauan

Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penelusuran


hidrologis adalah: Persamaan Kontinuitas dan Tampungan.
b.

ik (di stributed routi ng)


Dalam teknik penelusuran hidraulik, aliran atau debit atau debit
rencana dinyatakan sebagai fungsi ruang dan waktu serentak untuk
banyak titik sepanjang sungai (lihat Cambar 6.3).
Penel usu ran

h id

rau

Persamaan pengatur yang dipergunakan dalam penetusuran


hidraulik adalah: Persamaan Kontinuitas dan Momentum.
24

ruas sungai.

22
20
18

o2

ol

16

Err

B,,

Russ sungai Yang ditinjau

o10

o
6
4

penelusuran

2
0

t
flidrograf aliran mssuk di titik

Hidrograf aliran ke luar di


2 atau outtlow diPer-

*au inllow (diketahui berdasar-

titik

kan teknik penurunan hidrograf


satuan nyata atau HSS)

penelusuran)

kirakan melalui teknik

Gambar 6.2 Skema penelusuran hidrologis, aliran masuk (inflow


merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) di satu
titik tiniauan

Gambar 6.1 Sketsa teknik penelusuran aliran sungai

Ditinjau dari titik tinjauan dan persamaan pengaturnya, teknik


penelusuran aliran atau debit atau debit rencana dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:

a.

Penelusuran hidrologis (lumped routing)


Dalam teknik penelusuran hidrologis, aliran atau debit atau debit
rencana dinyatakan sebagai fungsi waktu untuk satu titik sepanjang
sungai (lihat Gambar 6.2).
leknik Perhitungan Debit Renruut

Btut"4rtrrttn

Air

Prnolusuron Dtltll llt,ut rutrt

24

,/h.,.
i /,'t!,'\

22
20
18
16

r /i,'1"' '\

4,,
?,,
o10
8
6

4
2

f-

--r"fl& --l

Persamaan tampungan, storage (S).

Besaran S

l-:fril:ilri3

outflow

10

12

itas.

: f (O), dengan S sebagai fungsi non linier dari

(O).

Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah:

o
r
''.1:-

14

Persamaankontinuitas.
Persamaan tampungan, storage (S).

Besaran

S : f (O), dengan S sebagai fungsi linier

outflow

(O).

dari

a.

Muskingum Method (Penelusuran Sungai)


Asumsi yang digunakan dalam model penelusuran Muskingum
Method adalah:

22

,l

1.

Gambar 6.3 Skema penelusuran hidraulik, aliran masuk (inflow


merupakan hidrograf rencana) dan aliran ke luar (outflow ) pada
beberapa titik tiniauan

2.

Tidak ada aliran ke luar dan masuk sungai sepanjang sungai yang
ditinjau, artinya penambahan atau kehilangan air di sepanjang
sungai tinjauan diabaikan.
Sungai hampir Iurus.

PENELUSURAN HIDROLOGIS

Persamaan pengatur yang digunakan dalam model penelusuran

Dalam penelusuran hidrologis dikenal beberapa model penelusuran, diantaranya: Muskingum Method, Level Pool Reservoir, dan

Muskingum Method adalah Persamaan Kontinuitas dan Persamaan


Momentum.
Persamaan Kontinuitas yang dimaksud adalah:

Linear Reservoar.

Model Muskingum Method merupakan model

penelusuran

sungai. Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah:

o
o

nu

Model Linear Reservoar juga disebut Penelusuran Waduk.

\ "','

t (jam)

6.2

Persamaan konti

i, "'. | --:::eee'eittir

,,,/,,,t/ "\",=,,,
\\':'-:._
t/,f i'
--- \

Persamaankontinuitas.
Persamaan tampungan, storage (S).
Besaran s : f (1, o), dengan s sebagai fungsi linier dari inflow
(l)dan outflow (O).

Model Level PoolReservoir, juga disebut sebagai Model Kolam

o
*:
dt
'-

(6.r)

Keterangan rumus:

S :
| :
O
t :

tampungan, storage (m3).

inflow atau aliran masuk ke titik tinjauan (m3/d0.


outflow atau aliran ke luar titik tinjauan (m3/dt).
waktu (jam).

Datar. Persamaan pengatur yang dipergunakan adalah:

Teknlk Perhitungon Deblt Rencono Bonqunon

Air

Penelusurort Deltll

Rnratn

157

Persamaan Tampungan yang digqnakan dalam Muskingum


Method adalah persamaan tampungan sungai, bentuknya:

Jika interval penelusuran diubah dari dt menjadi At maka:

,t:- t, + lpr

$.2)

g:

ds _ si*r

dt

sr

at

selan.iutnya

-Sr

li

jika

+li*,

Ar22

i6.7i

xIx(t)+(r-x)xol

(6.8)

persamaan (6.2)

(6.3)

S-

(6.4)

Keterangan rumus:

s/d (6.4) dimasukkan

ke

persamaan (6.1) akan didapat persamaan:


Sr*,

f (l,O)

atau

oi +o,*,
2

S :

Oi *Oi*,

S :
K :

tampungan sungai (m3).


koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran
dari titik tinjauan 1 ke titik tinjauan berikutnya (rnisalnya titik
tiniauan 2). Satuannya adalah jam atau hari. Harga K dianggap
konstan selama pengaliran.
faktorpembobott0ydO,5)tidakberdirnensi. HaryaXdianggap
konstan selama pengaliran.

(6.s)

X :

atau:

O, +O,-,
I-t +1, .
q,
_q - _2 't+t yAt '-' XAt
'
oi+l _ri_
2

(6.6)

Keterangan rumus (6.6):

fika peride penelusuran dt diubah menjadi At maka dari


persamaan (6.8) diperoleh:

li :
1,.r

tarnpungan pada langkah penelusuran ke j+1; nilainya


belurn diketahui.
tampungan pada langkah penelusuran ke j; nilainya
diketahui.
inflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui.
inflow pada langkah penelusuran ke i+1, nilainya

oi
O,.,

diketahui.
outflow pada langkah penelusuran ke j, nilainya diketahui.
outflow pada langkah penelusuran ke j+1, nilainya belum

Oleh karena suku sebelah kiri sama dengan dari persamaan


(6.6) dan persamaan (6.t l) adalah sama maka berdasarkan kedua
persamaan tersebut diperoleh per$maan:

diketahui.

l,+li*r

s,*,
5,

Jadi terdapat 2 variabel yang nilainya belum diketahui dari


persamaan (6"6) Yaitu: S,*,

dan O.i*,.

yang nilainya belum


Jika dalarn 1 persamaan terdapat 2 variabel
diketahui rnaka dalam penyelesaiannya memerlukan 1 persamaan

lagi, dalam hal ini adalah Persamaan Tampungan.

158

Teknlk Perhltungon Debll Rencmru lJ(ttl<lttrun AtI

S,*, -

Kfx0/+(1 -xlxoJ
K[X(1,*,]+(1 -x)xQ*,1

(6.e)
(6.10)

Bedasa*an persamaan (6.9 dan (6.10) diperoleh:

s,-,-s,

Klx(l;*,) + (1 -x)xg*,1-Ktx(t,) + (1

(6.11)

Oi+Or,

xAtK[(X (1., - l,)] + (1 -x) * (o,*, -q

22

*61_

-x)xo/

))l

(6.121

Dengan menyusun ulang suku-suku dari persamaan (6.12), dan


suku O;*r dinyatakan secara eksplisit maka akan diperoleh persamaan:

krplusuron Dtbl t Rcrcono

159

ft
'I

o,*,

C, *

li*, + Crx l, + CrxO,

Nilai

(6.13)

K dan X pada persamaan (6.8) ditentukan dengan kalibrasi

terhadap hidrograf inflow dan hidrograf oufflow yang nilainya sudah


diketahui dari ruas sungai yang ditinjau.

Dengan:

C,: At-2xKxX

(6.14)

2xKx(t-X)+at
At+2xKxX
Cz:
2xKx(r-x)+at

(6.1s)

xKx(1-x)-lt
2xKx(t-x)+at

(6.16)

Kalibrasi nilai K dan


berikut:

1.
2.
3.
4.

5.

Syarat:

(6.1n

C,+Cr+Cr:1

6.
7.

C1x I;+r (diketahui)

Masukkan nilai rnflow dan

sebagai

outflow

pada tabel perhitungan.


Hitung nilaitanrpungan (S) dengan persamaan (6"6)

Hitung S kumulatif.
Masukkan nilai coba dari X ke persarnaan:
{X x (1,*r - l,)) + (x -x} * (O,*,
}}
Hitung nilai kumulatif darihasil pefiitungan pada langkah ke-4 di

-q

atas.

Persamaan (6.13) dapat dilukiskan sebagai berikut:

C2x I; (diketahui)

X dilakukan dengan tahapan

8.

Cambar hubungan anara S kumuatif dan (X ([., - l,D + ((1 - X) x


(0;*r - o, )) kumulatif.
Oleh karena nilai S kumuatif dan (X (1,*, - lf)+(tl-X) x (Q*, - O, ))
kumulatif mempunyai bentuk yang linier maka nilai yang dipilih
adalah nilai X yang mernberikan kurve tersempit atau hampir
membentuk 2 garis yang berimpit.
Setelah ditemukan kurve yang rnernbenturk 2 garis yang hampir
berimpit, hitung nilai K dengan cara:

K e nilai makimum S kumulatif dibagi nilai makimum


(x (l,., - l))

((1

- x) x (oi*, -q

)) kumulatif.

Contoh soal 6.1:

Diketahui debit inflow dan outflow dari suatu ruas sungai seperti
tercantum dalam kolom (3) dan ( ) Tabel (5.I). Tentukanlah nilai X
dan K.

j+l

+-+
At

Gambar 6.4 Skema perhitungan dengan Muskingum Method

1fr

Tekntk Perhltungan Deblt Ren<otto tktrrgurnn Air

fornlustron Doblt Rgxuru

t6,

Contoh:
Kolom (5) baris (1)

lawaban soal 6.1:


Tabel 6.1 Perhitungan nilai X dan K untuk soal 6'1
t
(1)

(2)

padasaatt

(3)

(4)

(5)

(5)

(n

(B)

(e)

(1o)

44,O

44,O

44,O

45,1

1,3

45,3

Kum.

X=0,1

X= 0,25

X kum.

0ataupadasaat

tampungan S, :

Coba
X kum.

j-

1, nilai

i:

2, nilai At

At:0sehingga nitai

QOm3.

Kolom (5) baris (2):

t:

pada saat

1 atau pada saat

44

44

0,0

o,0

44,O

46

45

0,s

0,5

l-1

70

55

8.0

8,5

11,4

56,5

13,5

5B,B

Sr-5, - [(44 + 46lt2lx 1l-fi(44 + 45)t2lx I] :

61,0

4,5

61.0

15,8

74,5

Kolom (5) baris (3):

Sr*Sr:

6
7
B

142
206

52

52,5

6B

114,O

175,O

20,8

81,8

28.0

102,s

222

88

136,0

311.O

19,6

101,4

19,0

121,5

214

110

121,O

432.O

19,4

120,8

15,5

137,4

520,0

18,0

138,8

12,4

149,O

6,s

155,5

132

200

172

150

10

142

I1

r0

118

88,0

565,0

13,4

152,2

3rO

6,{,8

1,5

157,0

Contoh:

160,6

-7,5

149,5

Kolom (6) baris {2) : Q0 + 0,5


Kolom (6) baris (3) - Q0 + 0,5
Kolom (6) baris (41 :0,0 + O5
Demikian seretusnya.

94

168

-63,0

465,O

78

160

-78,O

387,O

-B,B

151,8

-10,0

139,5

14

13

64

-146

-82,O

305,0

-14,O

137,8

-14,O

125,5

15

"14

128

-77,O

228,O

-"t7,O

120,8

-1

5,5

110,0

44

108

-68,0

60,0

-19,2

01,6

-18,0

92,0

42

8B

-55,0

ro5,0

-18.2

83,4

-.15,5

76,5

40

75

40,5

u,5

1,9

71,5

-10,3

66,3

20

38

55

-26,O

3B,s

-18,2

53,3

-1 5,5

50,8

21

3B

50

-14,5

24,O

4,5

48,8

-3,8

47,O

))

20

36

48

-"t2,o

12.0

-2.O

46,8

-2.O

45,0

19

7.

Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom

(1) :
(2) :
(3) :
(4) :
(5) :

s.
"j "i+1-s.

li

Xcoba

o; +oi*,

Kolom (7) baris (3)

Kolom (7) baris

8.
nat

leknlk Perhltunqon Deblt Rencorto Bonqurntt Alt

(4) :
:

rn3.

-X)x

(O,*,

-e))

(0,1 x

untuk

(44{D + ((t-O,l) x (a+O}}

(0,1 x (46{.4'tir

'l,l

+ ((t-0,1) x(45441't

(O,1

x (7o460 + ((1-0,1) x (5545))

11,4.
Demikian seterusnya.
Kolom (8) : nilai kumulatif sampai dengan langkah ke
perhitungan kolom (2.
Contoh:

Kolom (8) baris

162

0,5

+ B,O : 8,5 m3..


+ 8,O + 52,5 : 61,0m3.

nilai dari (Xx (li*r -1,)) + ({t


0,1.

:M.

xat
'- -

Kolom (7) baris (1)

indeks Penelusuran.
intervalwaktu pengamatan (iam)'
debit inflow (m3/dt).
debit outflow (m3/dt)tampungan, S (m3) : persamaan (6'6)

+li*,

Kolom (7)

Contoh:

Keterangan Tabel (6.1 ):

1.
2.
3.
4.
5.

kumulatif (m3) sampai dengan langkah ke j

528,O

11

18

-37,0

13

Kolom (6)

170

12

16

sama.

6.

,$56yr}q1

nirqlti

0,5 m3.

[((q0 + 7O)l2lx1]-fi(as + Sill2)x tl: B,Om3.


Kolom (5) baris (4) dan baris seterusnya cara perhitungan adalah

164

-4,2

56

nilaitampungan:

45,0
0,0

1 jarn sehingga

Pene I usu ron Oobl

cnc om

(1)

dari

44.
,63

Kolom (B) baris


Kolom (8) baris

(2)
(3)

44 + 1,1 - 45,1
44 + 1,1 + .11,4

56,5'

'1",1

Demikian seterusnYa.

g.

lt

Kolom(9): nilai dari (Xx(t;*,-1,)) +


X coba

((1

-X)x(O;*r-O,))untuk

,ir'

O,25.

,i,

Contoh:
Kolom (9) baris (1)
Kolom (9) baris (3)
Kolom (9) baris

(4)

nilai kumulatif sampai dengan langkah ke idari

perhitungan kolom (8).


Kolom (9) baris ('l) : 44.
Kolom (9) baris (2) : 44 + 1,3
Kolom (9) baris (3) : 44 + 1,3
Demikian seterusnya.

45,3-

+ 13,5 :

58,8'

selanjutnya didapat kurve seperti tersaji dalam Gambar (6'5)'

12. Berdasarkan Gambar (6.4), terlihat kurve hampir berimpit pada


saat X coba : 0,25. Oleh karena itu, nilai K dapat dihitung pada
saat X coba ini.

K:

100,0

150,0

xl+(t-x)o

Gambar 6.5 Hubungan antara S kumulatif dan Xl + (l-X)O kumulatif

kolom (6) baris (10)/kolom (10) baris (10)


565,0 I 158,5 : 3156 jam.

Tekntk Perhitungon Deblt Rmcmn Aotrgttrrun Alr

Dengan menggunakan nilai X O,2S dan K 3,56jam; Hitunglah hidrograf outflow dengan Muskingum Method jikahidrograf inflow rencana diketahui seperti tercantum dalam kolom (3) Tabel (6.2). lnterval
penelusuran (At): 1 jam. Outflow awal penelusUr?D 31 m3/dt.

Jawaban soal 6.2:

1.

Hitung nilai C,, C, dan C, dan kontrol jumlahnya.

"l-2x3,56x0,25
C,: At-2xKxX
2xKx(1-X)+At 2x3,56x0 0,25)+'t ""''

'l+2x3,56x0,25
- At+2xKxX
-: ,- !-:
:oaa
2xKx(1-X)+At 2x3,56x( -g,2ffi - v'41'
a, _ zxr x_(t-x)-lt _ 2x3,56x( -o,25)-1 :
c2

"'-2xKrt-r;Ai - 2-3J6*( 0,25)+1

Kontrol jumlah: C, + C, + C,

lu

I . K*,eoil

t= r*;ed

'1. Berdasarkan Tabel (6.1), nilai kolom (6)digunakan sebagai ordinat,


nilai kolom (B) dan kolom (10)digunakan sebagai absis, sehingga

Nilai

'1/

:V

Contoh soal 6.2:

Contoh:

.r/,,

(0,25 x (44-O)) + ((1-0,25) x (aa{))


44.
(0,25 x (4M4)l + ((1-0,25) x(a5a4ll
1,3.
(0,25 x (7G46)) + ((1-0,25) x (55-a5))
13,5.

10. Kolom (10)

Penelusuron Dehl t Retrono

0,68.

1.

165

2.

Hitung hidr%rdoudrm/ berdasar*an pe$amaan (6.13):


oi*r- c, x li*, + qx [ + c, x Q
O, sudah dikebhui 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan
mulaidari Or:

Pada saat perhitungan koloni (4) baris (3) data yang dipertukan
adalah nilai C, dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya.

Contoh:

Kolom (4) baris (2)

Or:Crxlr+Crxlr+CrxO,
O, - Crxl, + qxlr+ CrxO,

Iabel6.2 Mlitungan outflow untuk


wdltii";i
d*n!
,(2t

flI
I

i:r.ltrd)'
'.:

rll;i:9x!1.,''

Kolom (4) baris (3)

(5).

31,00

-r5,30

28,49

18.36

r75.m

-21,59

54,16

2I.61

54.37

r25,OO

-15.42

76.71

37,24

98.s3

1r2,41

35.07

76,99

105,89

/$,{X}

4.87
4.17
4,94

67,48

80,fl)
50,m

54,80

21.92

72.52

89,50

30,m
2s.m

$,74

17.53

75,13

-3,m

r3,r5

6r.30
5r.46

I
I
l0

13,59'

21.23

26,80
31,55

5.

61.52

Kolom
Kolom
Kolom
Kolom

:
:
(31 :
(4) :

(1)
(2)

-8,O2.

C, Xlj*, : -0,12 x lE
-0,12 x kolom (3) baris (3)
-O,12x124: -15,30.

Kolom (5) : Cz x li
Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks
(j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5)
baris (2).

indeks penelusuran.
walaupenelusuran (iam).

Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan
adalah C, dan I baris (3) atau lr.
Contoh:

Kolom (5) baris

(2)

Pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan
adalah nilai C, dan I baris (2) atau lr.

Teknlk

krhltungon Debtt

j:

Pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan
adalah C, dan I baris (2) atau Ir.

inflow, | (m3/dt), nilainya diketahui.


C, x [*,

Pada saat awal penelusuran atau pada saat indeks j:1, nilai
outflaw sudah diketahui - 31 m3/dt. Sehingga perhitungan
ou{low dimulai dari indeks (i + 1} - 2 atau baris ke'2 atau mulai
dariwaktu jam ke-l.

t6

x kolom (3) baris (2)

Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang dipertLrkan
adalah C, dan l. Karena (j+1)
2 artinya indeks
1 sehingga
yang
data I
diperlukan adalah I baris (1) atau 1,.

Keterangan Tabel (6.2):

1.
2.
3.
4.

-O,12xlz

C, xli*, : -0,12x1,
-O,12x kolom (3) baris (4)
-0,12x175: -21,59.
Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.
Kolom (4) baris (4)

(7),

3r,00
65.(n
r24.U)

4,O2

soal 6.2

.(mYdO:,i
,

-0,12x65:

.gji9,.:

'1i,,(i*/&i

*i: (4)':

C,Xlj*,
-A,"12

demikian seterusnya, pefiitungan ditabelkan (tabel 6.2).

Rcncano

Mngumn

Alr

:
:

C, x l. : O,44xlt
O,44 x kolom (3) baris (1)

:0,44x31 :13,59.

perrclusuron Deblt Remotut

t67

Korom (5) baris

(3)

:3:i^';;,?#[lL,i,

:
Kolom (5) baris (4) :

O,44 x

65

C, X l,

-Z;T,X

rzl

200

28,49.

180
160

0,44 x t,

140

[iL': ?ilJ:'

o
.E

100

oBo

Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.


6.

120

60

40

Kolom (6) C, x O,
Sama dengan kolom (4) dan {5}, perhitungan mulaidari baris 2.

20

--_*_--r'

4 .5

Contoh:

- Cr, Ot
- 0,68 x kolom (7) baris (1)
: 0,68 X O, * 0,68 x 31 : 21,23.
Kolom (6) baris (3) - C, x O,
= 0,68 x kolom (7) baris (2)
: 0,68 x 0, * 0,58 x 26,80 : 18,36.
Kolom (6) baris (4) : C, x O,

Kolom (6) baris

(2)

0,68 x kotonr {D baris (3)


0,68 x O. - 0,68 x 31,55

27,61.

Demikian seterusnya, cara perhitunSan sama.

7.
8.

Kolom (7)

oufflaw
kolom (4) +

{$ + (6)

Berdasarkan nilai kolom t2), (3) dan {7) pada Tabel 6.2 selanjutnya

Gambar 6.G Hidrogral inflow rencana dan

10

outflow untuk soal 6-2

b.

Level Pool Routing, LpR (penetusuran kolam datar)


Dalam penelusuran kolam datar (l_pR), persamaan kontinuitas
(persamaan 6.6) dapat ditulis sebagai
berikut:

25,,,
, \ S.
O;*r - [, *1,.,)+ r*-O,
;l.

(6.18)

Dari persamaan (6.18) dapat dilihat:

1. suku di sebelah kiri sama dengan nirainya tidak diketahui.


2. Suku di sebelah kanan sama dengan nilainya diketahui.
Penyelesaian suku yang belum diketahui nilainya
fungsi yang menggambarkan hubungan antara:

1.

diperoleh Cambar 6.6.

Ketinggian air dan tampungan (H dan

itu memerlukan

S).

Hubungan antara ketinggian dan tampungan dapat ditentukan


dengan mengalikan antara kedalaman air dan tuas tampungan.

2.
'
t8

Waktufitm)

lcknlk krhltungan 0oblt Rerrcom Aongumn Alr

Ketinggian air dan outflow (H O)


Hubungan antara ketinggian air dan outfrow bergantung
dari type

bangunan outflow, seperti bendung atau spiilwa% terowongan


waduk, dan sebagainya.

Prnelusuron Dehll k,nt

ua

Rumus

outflow melalui bendung tetap:

R
S :

(6.19)

O E CdxLxHu
Keterangan rumus:

O E outllow
Cd - koefisien debit.
L E paniang bendung/sPillwaY .
H E ketinggian air diatas bendung/spillway '
Rumus outflow melalui terowongan iika H ) 1,5 D:

3.

jari-jari hidraulik basah terowongan

f trl.

kemiringan memanjang dasar terowongan.

Outflow dan tampungan (O dan

2S

At

+O

Contoh soal 6.3:


Diketahui sebuah waduk dengan spillway sebagai bangunan outflow.
spillway 35 m dan nilai koefisien debit Cd : 1,8.

Panjang

Misalkan hubungan antara tinggi air di atas spillway , luas waduk,


tampungan, dan outflow adalah seperti kolom (1), (2), (3) dan kolom
(4) pada Tabel (6.3).
Hitunglah hidrograf outflow (O) dan tinggi air di atas spillway (H)
dengan metode LPR jika hidrograf inflow rencana adalah seperti kolom
(3) Tabel (6.4) dan interval penelusuran (A0 : 1 jam.

O -

(6.20)

Ax

Jawaban soal 6.3:

rabe, 6'3 rinssi

Keterangan rumus:

O - outflow (rn3/dt).
luas Penampang terowongan (m2)'
A
H - ketinggian air (m).
g E percepatan gravitasi (9,81 m2/dt)'
Ef E total kehilangan energi (m).
Rumus

outflow melalui terowongan iika H

1,5 D:

O E ixAxRaxSt2
n
1

170

(m2)

s
(m')

(11

(2)

(3)

(4)

040000

0,00

(mldt)

(A)' tampunsan
(2s/at) + O
(m3/dt)
(s)
0,00

0,2

050000

0000

0,23

I 16,90

0,4

060000

424000

1,84

237,40

0,6

070000

542000

6,22

362,89

0,8

080000

864000

14,75

494,75

,0

090000

090000

28,80

634,36

00000

320000

49,77

783,10

I I 0000

554000

79,O3

942,36

(6'21)

,4

,6

20000

1792000

117,96

113,52

30000

2034000

167,96

297.96

2,O

40000

2280000

230,40

497,O7

2,2

'150000

2530000

306,66

712,22

koefisien kekasaran Manning'


(m2)'
luas penampang basah terowongan

2,4

60000

2784000

398,1 3

944,80

2,6

70000

3042000

506,1 9

2196,19

2,8

80000

3304000

632,22

2467,77

penampang basah terowongan (m).

3,0

90000

3570000

v77,60

276A,93

Keterangan rumus:

O :
n
A s
P -

H
(m)

0,0

'" |;,,T:,":!;,il'R;:::;::duk

outflow

(m3/d0.

Teknlk furhttungan Deblt Rercona fungumn Alr

Penelusur on Drltl

llrt x tturt

Keterangan Tabel (6.4):

Keterangan Tabel (6.3):

1.
2.
3.
4.

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)
Kolom (4)

.
5.

:
:
:
:

tinggi air di atas spillway (m).


luas tampungan (m2).
tampungan (m3).
outflow (m3/dt) : dihitung dari persamaan (6"19)'

1.
2.
3.
4.

Kolom (1) : indeks penelusuran.


Kolom (2) : waktu penelusuran (jam).
Kolom (3) : inflow rencana (m3/dt).
Kolom (4) : (inflow ke j) + (inflow ke j+ 1)
Contoh kolom (4) baris (2):
: kolom (3) baris (1) + kolom (3) baris (2)
: 10 + 12 : 22 m3/dt).

5.

Kolom (5)
. Kolom (5) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau
pada saat tinggi air di atas spillway : 0 maka tampungan
waduk di atas spillway : 0.
. Kol.(5) baris (2) : kol.(6) baris (2) - (2xkol.(7) baris (2))

Contoh kolom (4) baris (2): pada saat H : 0,2 m;


: cd x L x H3/2 : 1,8 x32x0,23t2 : O,23 m3ldt.

Kolom (5)

: a25 + O ; Contoh kolom (5) baris (2)


: (2 x 210000/ 3600) + 0,23 : 116,90 m3/dt'

Tabel 6.4 Perhitungan penelusuran dengan metode LPR untuk


mendapatkan outflow dan H pada soal 6'j
l.+
,
l,*'

-o,

+ Oj+1

(jam)

(m3/dt)

(mt/dt)

(m!/dt)

(m3/dr)

QI

(3)

(4)

(s)

(6)

l.

(1)

10

,l

't2

4
5

6
7

(2s/ao

Waktu

2A

0,00
22

(m3/d0
(7)

(8)

0,00

0,00

0,04

0,04

61,9'l

0,48

0,1 0

42,77

143,95

0,59

o,25

280,57

287,77

3,60

0,48

r30

220

469,91

500,57

250

380

725,83
95 r,91

1066,79

300

350

550

5,33

0,8'l

849,9'l

62,O4

1,28

1275,83

161 ,96

1,78

1601,91

267,56

2,09
2,31

775

1126,55

1841,79

357,62

320

745

t't32,91

1871,55

,69,32

2,34

099,03

1712,91

306,94

2,20

425

12

11

260

580

13

12

190

450

'1051,39

549,03

248,82

2,O5

120

310

985,69

36',I

,39

187,85

'1,86

1 1

85,69

137,53

1,69

00,25

1,51

14

13

14

80

200

910,63

l6

15

45

125

835,1 3

17

l6

22

67

758,8s

902,\3

71,64

18

17

20

42

694.79

800,8s

s3,03

1.22

t5

172

035,63

kol.(6) baris

(3)-

(2x kol.(7) baris (3))

Demikian seterusnya-

(m)

83

-t

22,00-(2xO,O4)

60,95 :61,91 -(2xO,4B)

"t45

t1

55

22,O0

. Kol.(5) baris (3) :

H,

90

'10

60,95

40

550

10

21,91

oi

(si + 1/dt)

21,91

6.

Kolom (6), contoh:


. Kolom (6) baris (2)

:
22,00
r Kolom (6) baris (3) :
61,91

kol.(S) baris (1)

22 + O,0O
kol.( ) baris (3) + kol.(5) baris
4O

(2)

21,91

Demikian seterusnya.

7.

Kolom (7)dihitung berdasarkan interpolasi antarbaris pada kolom


(4) dan (5)Tabel (6.3). Contoh:
o Kolom (7) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran atau
pada saat tinggi air (H) di atas spillway : 0.
o Kolom (7) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasidari:
(2Sl40 + O (m3idt)
0,00* *

,35

Teknik Perhitungon Debit Rencano Bangunon Air

kol.(a) baris (2)

22.OO*
'I

Penelusttr ort Drhl

16.90*

Rru< tttto

o(m3/dt)
0,00* *

o,o4*
0.23+

173

*)

lihat kolom (6) dan (7) baris 2 Tabel (6.4), ini


**)
interPolasi dari angka

hasil

Berdasarkan kolom (2), (7), dan (8) Tabel (6.4) sslxnlutnya dapat
dibuat grafik seperti tersaji pada Cambar (6.7) dan Cambar (6.8).

9.

*x1 lihat kolom (a) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6.3).

Kolom (7) baris (3)


(2S/Ar)

0,00+ *

61 ,91

0,48*

lihat kolom (6) dan (7) baris 3 Tabel (6.4), ini


**)
interpolasi dari angka

+O

(m3/dt)

*)

o,o4*

+o

7 I

0,00*
22,O0+
1 1

*)

6,90f *

-t

I '10 11

12

i-.lgi3g-"rllel
'2,00

-!
I

hasil

1,50

1,00

0,50

7 I

10

11

12

13

't4

17

Waktu (am)

H
(m)

Gambar 6.8 Ketinggian air (H), hasil penelusuran waduk dengan


metode LPR untuk soal 6.3

0,0*
0,10*
o,2*

lihat kolom (6) dan (8) baris 3 Tabel (6'4), ini


**)
interpolasi dari angka

**) lihat kolom (1) dan

Gambar 6.7 Hidrograf inflow rencana dan outflow waduk dengan


metode LPR untuk soal 6.3

0,10 merupakan interpolasi dari:

(m3/dt)

kolom (1) dan (5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'

(2SlAt)

174

40

o,2*

80

22,OO*

Kolom (B) baris (3)

(m)

lihat kolom (6) dan (B) baris 2 Tabel (6'4), ini


**)
interpolasi dari angka

*'x1 lihat

120

hasil

-orIy.-11rydtil

Waktu [am)

0.0* *

l 16,90*

200

(2) dan (3)Tabel (6'3)'

0,00*

280

160

Kolom (8)dihitung berdasarkan interpolasi antar baris pada kolom


(1) dan (5) Tabel (6.3). Contoh:
o Kolom (B) baris (1) : 0 karena pada awal penelusuran tinggi
air (H) di atas sPillwaY : 0.
. Kolom (B) baris (2) : O,O4 merupakan interpolasi dari:
(2SlA0

t
o

i-:l

./1-,

360

E 240

o.23**

6,90* *

i+lniw(mstn)

400

i3
1." 320

O (m3/dt)

(m3/dt)

480
44
440

]0,

**; lihat kolom (4) dan (5) baris

g.

[;

0,48 merupakan interPolasi dari:

0,00* *
11

*)

+o

hasil

(5) baris (2) dan (3)Tabel (6'3)'


Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongtnon Air

c.

Model Linear Reservoir (Penetusuran Waduk)


Dalam penelusuran Model Linear Reservoir (penelusuran

Waduk), persamaan kontinuitas (persamaan 6.6):


Pt'ttt'

I r

t:,ttt ott I)t'lti

I llrt

tt rtt t
u

175

S;*,-S;

:i l' +l'*, xAt -

oi +oi*,
2

Kontrol: C, + C, + C,

dalam penyelesaiannya memerlukan persamaan tampungan (S) yang


dirumuskan sebagai berikut:
(6.22)
: KxO.
S.
It

S
-,+r-: KxOJ+r.

2.

Co

: Cr*lj*, + C,xl + CrxO,


O, sudah diketahui : 31 m3/dt. Oleh karena itu, perhitungan
mulai dari Or:

02
03

6.24)

(6.25)

At/K

--o-2+(at/r)

c,:co
"'-

--

(6.26)

2- Lt lK
2+ (lt l r)

Waktu
t

(6.27)

(2)

(6.28)

+ C, + C2:1

Diketahui hidrograf inflow rencana dalam waduk seperti tercantum


dalam kolom (3)Tabel (6.5).
Hitunglah hidrograf outflow dengan Model Linear Reservoir. Konstanta
penelusuran (K) : 2,5 jam.lnterval waktu penelusuran (At) : 1 jam.

176

CrxO,

C,xl, (m3/dt)
(m3/dt)

O (m'/dt)

(s)

(6)

,00
6s,00

10.83

5,-t7

20,67

124,O0

20,67

10,83

24,44

55,94

17 5,OO

29,17

20,67

37,30

87,13

125,00

20,83

29,17

58,09

108,09

80,00

13,33

20,83

72,06

106,22

50,00

8,33

13,33

70,82

92,48

40,00

6,67

8,33

I
I

30,00

5,00

6,67

,66
51,10

62,77

25.OO

4,17

5,00

4"t,85

51.01

G)

(7')

31,00

31

61

36,67

76,66

Keterangan Tabel (6.5):

1.
2.
3.
4.

Hitung nilai Co, C,, dan C, dan kontrol jumlah nilai C

C,

Co*1,*,
(m3/dt)
(4)

10

Jawaban soal 6.4:

At/K
Lo:zlllt/K)

| (m3/dt)

(iam)

(1)

Contoh soal 6.4:

1.

Crx l, + C, x lr+ CrxO,

Tabel 6.5 Perhitungan outflow dengan Model Linear Reservoir pada


soal 6.4

Syarat:
Co

Coxlr+C,xl,+CrxO,

demikian seterusnya, perhitungan ditabelkan (Tabel 6.5).

dengan:

1.

O;*,

6.23)

Xlj*, + C, x i, + C, x O,

Hitung hidrograf outflow berdasarkan persamaan (6.24):

Substitusikan persamaan (6.22) dan (6.23) ke persamaan (6.6)


akan diperoleh persamaan:

O;*.,:

2-112,5.: 0.6667.

2-AtlK-

' _ 2+ (at/K)_ z+frlZ,s)

c^

xAt

112,5 ::0..1667.
u'ruu/'

.: Co :0,1667.

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bangunon

Alr

Kolom
Kolom
Kolom
Kolom

Penelusuron

(1)
(2)
(3)
(4)

:
:
:
:

indeks penelusuran.
waktu penelusuran (jam).
inflow, t (m3/dt), nilainya diketahui.
Co x li*,

Delill Rt'ttcotrt

177

j:1,

nilai outperhitungan
outflow
31 m3/dt. sehingga
dimulai dari indeks (j + 1) : 2 atau baris ke-2 atau mulai dari waktu jam ke-1.
Pada saat awal penelusuran atau pada saat indeks

Pada saat perhitungan kolom (5) baris (4) data yang diperlukan
adalah C, dan I baris (3) atau lr.

f/ow sudah diketahui :

Contoh:

pada saat perhitungan kolom (4) baris (2) data yang diperlukan
adalah nilai Co dan I baris (2) atau lr.
pada saat perhitungan kolom (4) baris (3) data yang diperlukan
adalah nilai Co dan I baris (3) atau lr. Demikian seterusnya'
Contoh:
Korom (4) baris

(2)

(3)

x65:10,83.

* li*,

(4)

6.

Co

(3)

Kolom (5) baris

(4)

O,1667

Kolom (6) baris

Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.

Kolom (6) baris

Kolom (5) :

C, x l,
Di atas telah dijelaskan bahwa penelusuran dimulai dari indeks
(j+1) : 2. Oleh karena itu, perhitungan dimulai dari kolom (5)

(2)

Kolom (6) baris

(3)
(4)

baris (2).

pada saat perhitungan kolom (5) baris (3) data yang diperlukan
adalah C, dan I baris (2) atau lr.

178

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bort<lunon Air

C, x l, : 0,1667 xl,
O,1667 x kolom (3) baris (2)
0,1667 x65:10,83.
C, x l, : O,'t667 xl,
0,1667 x kolom (3) baris (3)
O,1667 x124,O0 :20,67.

Kolom (6) : C, x O,
Sama dengan kolom (4) dan (5), perhitungan mulai dari baris 2.

x175 :29,17.

Pada saat perhitungan kolom (5) baris (2), data yang diperlukan
j : 1 sehingga
adalah C, dan 1,. Karena (j+1) : 2 artinya indeks
data I yang diperlukan adalah I baris (1) atau l,'

0,1667x31 :5,17.

Contoh:

Xl;*r -- 0,1667 xlo

0,1667 x kolom (3) baris (4)

5.

Kolom (5) baris

C, x l, : O,1667 xl,
O,1667 x kolom (3) baris (1)

Demikian seterusnya, cara perhitungan sama.

o,'1667 x l,
O,1667 x kolom (3) baris (3)
0,1667 x124 20,67.

Co

Kolom (4) baris

(2)

: 3:lir';i,i,i%i*,,,,r,
0,1667

Kolom (4) baris

Kolom (5) baris

Demikian
7.

B.

Kolom

,"t"rrrnyul

(7)

C, x O,
0,6667
0,6667
C, x O,
0,6667
0,6667
C, x O,
O,6667
0'6667

x kolom (7) baris (1)


xO, - 0,6667 x31 :20,67.
x kolom (7) baris (2)
x O, : 0,6667 x36,67

24,44.

x kolom (7) baris (3)


* o' : 0'6667 x 55'94

37

'3o'

outflow
kolom (a) + (5) + (6)
Berdasarkan nilai kolom (2), (3) dan (7) Tabel 6.5 selanjutnya
diperoleh Cambar 6.9.

Puteluytrott Dt'ltll

Rt,rx tnnt

T
I

- ,.ra
I
too,oo l
roo,oo

Teknik penelusuran yang dimaksud adalah penelusuran secara


hidraulik. Persamaan pengatur yang digunakan dalam penelusuran
secara hidraulik adalah Persamaan SaintVenant, yang terdiri dari:

roo,oo I

!ol

120,00
100.00

to,oo

oo,oo 'l
+o,oo

zo,oo
o,oo

1.

-+\*-G-

I l---'

2.

-l

Persamaan Kontinuitas:

oO

oA

-ir-:1
oA

ot

Persamaan Momentum

**.** *

(6.29)

.s#-s6o-s,):q

(6.30)

Keterangan rumus:

Gambar 6"9 Hidrograf inflow rencana dan outflow

6.3

untuk soal 6.4

PENELUSURAN HIDRAULIK

Nilai unsur-unsur aliran di saluran atau sungai, seperti kedalaman, kecepatan, dan debit umumnya bersifat tidak tetap atau selalu
berubah ditinjau dari segi waktu dan tempat (unsteady and non uniform flow, aliran tidak steady dan tidak seragam). Beberapa faktor
yang menyebabkan kondisi aliran seperti itu, antara lain:

1.

perubahan kemiringan memanjang dasar, perubahan penampang


melintang, perubahan trase, dan pertemuan atau percabangan
sungai.

2.
3.

Adanya konstruksi bangunan, seperti: pilar jembatan, bendung;


bendungan, krib, sudetan.
Adanya aliran samping (baik pengurangan maupun penambahan

:
:
:
:
:
So :
Sr :
a
A
q
t
x
y
I

saluran atau sungai dalam waktu yang bersamaan'


180

Teknik Perhitungon Debit Rencono BonEtnon Air

kemiringan dasar memanjang saluran atau sungai.


kemiringan garis energi.

Persamaan Saint Venant diturunkan dengan asumsi sebagai


berikut:

1.
2.

aliran), dan pengaruh pasang surut.

Teknik peneluruan yang diperlukan dalam peneluruan aliran


yang selalu berubah terhadap waktu dan tempat adalah teknik penelusuran yang persamaan pengaturnya dapat meniangkau perubahan aliran secara serentak di beberapa tempat (terdistribusi) sepanjang

debit (m3/d0.
luas penampang basah saluran atau sungai (m2).
aliran samping (m3/dt).
waktu (detik).
tempat (m).
kedalaman air (m).
percepatan gravitasi (m7d0.

3.
4.
5.

Aliran adalah 1 dimensi, oleh karena itu perubahan unsur-unsur


aliran yang diperhitungkan adalah yang searah dengan arah
memanjang saluran atau sungai.
Perubahan aliran adalah berubah secara lambat laun, sehingga

tekanan hidrostatis masih berlaku dan percepatan arah vertikal


diabaikan.
Trase saluran atau sungai adalah lurus.
Kemiringan dasar memanjang saluran adalah kecil dan stabil.
Oleh karena itu, gerusan dan deposit diabaikan.
Zat cair adalah tak termampatkan dan kerapatan zat cair adalah
konstan.

Pettelusurott Debll

Rtn unr

181

Dalam praktiknya, tidak semua model penelusuran secara hidraulik menggunakan persamaan (6.30) secara utuh, tergantung asumsi aliran. Berikut disajikan beberapa model penelusuran hidraulik sesuai dengan persamaan pengaturnya.

1.

PersamaanKontinuitas:

2.

(6.31)

Persaman Momentum:

(6.32)

Model Diffusion Wave


r PersamaanKontinuitas:

oO
-+ oA
oA ot
o

ox

3.

(6.33)

Persaman Momentum:

goY -8(So-S):

(6.34)

cx,

(6.3s)

oA ot

Tujuan dari penyelesaian persamaan (6.37) adalah untuk mendapatkan nilai Q dalam setiap waktu dan setiap tempat atau e(x,t) di
sepanjang saluran atau sungai yang ditinjau.
Penyelesaian secara numerik dari persamaan (6.37) dapat
dilakukan dengan scheme (pembaganan) linier dan non linier. Dalam
buku ini hanya dijelaskan pembaganan linier.

Dalam pembaganan linier, suku-suku dari persamaan (6.33)


diubah menjadi suku-suku diskrit dengan metode diferensi hingga
langkah ke belakang (backward-finite difference method) sebagai
berikut:

ov -s(s, -s,):q
1 oQ *1-1- q- *s-ox
A ot Aox A

(6.36)

oQ_alil

Selanjutnya dalam buku ini model yang akan disajikan cara


penyelesaiannya hanya Model Kinematic Waue. Cara penyelesaian
yang akan disajikan adalah cara yang didasarkan pada pendekatan
numerik, yaitu: linear-Scheme Kinematic Wave, dan MuskingumCunge Method.

Tekntk Perhltungan Deblt Rencono fungurun Alr

-a1.,

(6.3e)

At

:QL,+Ql-'

(6.40)

qL, + qlil

6.41)

Penelusuron Debl

t82

(6.38)

Ax

ot

Persamaan Momentum

6.37)

dan B adalah parameter saluran atau sungai.

ox

PersamaanKontinuitas:

oO oA
..----:;
r

dengan

Ot

oQ_Qli; -Ql.'

Model Dynamic Wave

Dalam menyelesaikan Model Kinematic Wave, persamaan


(6.31) dan (6.32) dikombinasikan menjadi persamaan baru yang hanya
mengandung 1 variabel terikat, yakni Q. Bentuk persamaan baru yang
dimaksud adalah:
GX

oO oA
oA ot
-B(So-Si

Linear-Scheme Kinematic Wave

oQ*'peo,9-a:q

Model Kinematic Wave

a.

Renc

ono

183

Persamaan (6.38) sld (6.a1) dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Jawaban soal 6.5:

Tabel 6.6 Perhitungan outflow dititik i: 2, 3, dan 4 berdasarkan


persamaan (6.42), Linear-Scheme Kinematic Wave

oQ/ox

ai.'r--r-__l

atii

I .,u',",o*l
I diketahui

I^,

oQ

|-.r-Nil-ij b"t"rl

6t

I
\.-__

Qi*,

ai

i+l

aitetatrui

lNilai awal
lp"n.t,r.otun

Gambar 6.1O Pembaganan diferensi hingga persamaan (6.i8) sld


(6.41)

Waktu

lnflow

(am)

(m3/dt )

(1)

(2)

Outflow di titik (m3/dt)

i=1

(3)

(4)

(s)

(6)

,00
65,00
31

1r ,00

31

s5,26

48,O7

,00

31

,00

42,87

124,00

175,OO

16't,74

147,70

125,00

132,24

35,31

134,91

80,00

91

50,00

,46
60,45

40,00

10

0B,0

93.39

80,49
1

33,33

00,85

108,05

70,20

79,O2

45,77

52,35

59,24

30,00

34,87

40,03

45,48

25,00

28,27

32,02

36.15

Jika persamaan (6.38) s/d (6.41) disubstitusikan ke persamaan


(6.37) maka akan diperoleh persamaan Linear-Scheme Kinematic

Keterangan Tabel 6.6:

Wave:

1.

Baris (1)

2.
3.
3.

nilai awal penelusuran disepanjang ruas sungai


yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)

4-

Kolom

indeks penelusuran.
waktu penelusuran (jam).
inflow,l (m3/d0, nilainya diketahui dan sekaligus
sebagai syarat batas hulu.
nilai outflow (Q) di titik (2); cara mendapatkan
nilainya adalah dengan menggunakan persamaan
(6.42).

afl

*or'+'BQL,

%t+u *atC+

*l..,,
Contoh soal

Ql.'

lQl.'

(6.42)

'

6.5:

Diketahui hidrograf inflow rencana suatu sungai seperti tercantum


dalam kolom (3) Tabel (6.6). Hitunglah outflow di 3 titik tinjauan
di hilir inflow berdasarkan persamaan (6.42) bila cr : 3; F : 0,55;
interval penelusuran (At) : 1 jam; jarak antar titik tinjauan (Ax) :
5000 m; Nilai awal : 31 m3/dt; q : 0.

(4)

Contoh:

Kolom (4) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:2
atau dilambangkan a||l:ai
55,26 m3/dt diperoleh dari
perhitungan berdasarkan persamaan (6.3S) tetapi nilai q : 0
seh i ngga persamaan nya menjad

1U

Teknik Perhitungan Debit Rencono Bongunon

Air

Perrcltnuntt De,ltll f*,m unt

185

+ oPQl.,

*or'

alil

Ql.'

Ql., *

Kolom (5) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan
atau dilambangkan ali; :
48,07 m3/dt diperoleh dari
perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):

i+l:3

"

al

6.43)

At*oP
^QL,+Ql.'ol
2
n*
##oi.rxo,55*q1

ai

3600

al tqi '''

s000
3600

3600

s000

31 +

o'tt

ai:

s000

3600

s000

55,26+124

x124+ 3 x 0,55 x55,26

3600+3x0,55 55,26+124

o'5

o'u

3 x 0,55

48.07

j+l:3

48'07 + 1 0B'01

dan
0'5

i+l:3

48,07 +108,01

o'5

'

perhitungan adalah sama.

108,01 m3/dt.

6.

Kolom (6) : nilai outflow di titik (4); cara mendapatkan nilainya


adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).
Contoh:

Kolom (6) baris (2), atau nilai Q pada saat j+1:2 dan i+1:4
atau dilambangkan ali;:ai
42,87 m3/dt diperoleh dari
perhitungan berdasarkan persamaan (6.39):
3600

perhitungan adalah sama.

186

'

Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara

Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara
5.

o'ss

-.r: 93,39 m3/dt.

m3/dt.

s000

'

x 108.01+ 3 x 0.55

Dengan cara yang sama yaitu dengan menggunakan persamaan


(6.39) nilai kolom (4) baris (3), didapat:

3600

o'ss

31+55,26

5000

al

'

-+3xU.55

:55,26

0,55

+3x

31+ 55'26

,',

48,O7 m3/dt.

3600

65

3600

+3 x 0.55 *

Kolom (5) baris (3) atau nilai Q pada saat


atau Ql:

o'uu'

31+65

5000

ai

'

x65+3x0,55*r,

5000

55,26

5000

o'u

3600+3x0,55 Ql*Q?

a1:

'

Kolom (5) : nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya


adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).
Contoh:

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Ait

s000

ai

48.07+ 3 x 0.55

3600

+3x

5000
:

0.55

*r',

31+ 4B'o7

3'l+ 48,07

o'"

'

2
o'ss

'

42,87 m3/dt.

Penelusuron Deblt Rerr arm

187

r
Kolom (6) baris (3) atau nilai Q pada saat j+

:3

dan i+

:4

atau

Ql,
3600

g3,3g+ 3 x 0,55

x
s000

a1:

?999
5000

.3

x 0,55

42,87

42'87

+93'39

o's

+93,39

o'5

200
'180
160

iE
iv

140
120

IL

'

l'o(E
v
l3

lE

80,49 m3/dt.

100

80
60
4A

20

Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara

perhitungan adalah sama.


7.

180,00
160,00
140,00

100,00

80,00

60,00
20,00
0,00

456

10

Waktu (iam)

Gambar 6.11 Hidrograf inflow rencana (l) dan outflow


j, dan 4 untuk soal 6.5

--..-mukaairojam

+mukaairsjam

rl

i
I

(q diiltik

alil : (c, * el.')* (c, * ej)+ (c, * el.,)

2,

Teknik Perhitungon Debll Rrncono Bongunon

(6.44)

dengan:

Berdasarkan kolom (2) s/d (6) Tabel (6.6) juga dapat dibuat profil
memanjang muka air setiap waktu di beberapa titik tinjauan seperti
yang tersaji dalam Cambar (6.11).

Air

C,: Lt-2xKxX

(6.4s)

Cz: At+2xKxX
2xKx(r-x)+lt

(6.46)

2xKx(t-x)+lt

_
188

,uooo

Muskingum-CungeMethod
Model Kinematic Wave juga dapat diselesaikan dengan Muskingum-Cunge Method. Metode inidiusulkan oleh Cunge. Metode ini
merupakan modifikasi dari persamaan penelusuran hidrologis (Muskingum Method, persamaan 6.13) menjadi persamaan penelusuran
hidraulik (persamaan Muskingum-Cunge Method):

40,00

B.

loooo
(m)

b.

tzo,oo

5ooo

Gambar 6.12 Muka air pada saat awal (0 iam), 3 iam, 6 jam, dan
9 jam di titik 1 (0 m), titik 2 (5000 m), titik 3 (10000 m), dan titik 4
(15000 m)

200,00

jarak

Berdasarkan nilai kolom (2) sld (6) Tabel (6.6) kemudian dapat
dibuat grafik seperti yang tersaji dalam Gambar (6.10).

'

I
1

42,87

c3: 2xKx(t-x)-at

,-df-{"^t

Pt'nelrtsttur Dt'ltlt

llttnttrt

'{:.47)

il

C,+Cr+Cr:1

(6.48)

di semua titik tinjauan

Ax

1-

1oq
Bdv

a
BxckxS, xAx

(6.s0)

1.

Ax
ck

a
I

B
so

:
:
:

5000 cfs.

a:#rSo,,, xAxR2/3
(6.s r )

-1'49 *so"'x@xY)xY"'

n'

interval waktu penelusuran.


koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan aliran
dari titik tinjauan yang 1 ke titik tinjauan berikutnya. Satuannya
adalah satuan waktu.
faktor pembobot (0 s/d 0,5)tidak berdimensi.
jarak antartitik tin.iauan (satuan panjang).
kinematic wave celerity (satuan panjang/satuan waktu).
debit outflow (satuan volumdsatuan waktu).
debit inflow (satuan volume/satuan waktu)
lebar sungai atau saluran (satuan panjang).
kemiringan memanjang dasar sungai atau saluran.
luas penampang basah sungai atau saluran (satuan panjang
kuadrat).
kedalaman atau ketinggian air di sungai atau saluran (satuan
panjang).

Suatu saluran dengan penampang melintang berbentuk persegi


panjang. Lebar saluran (B) : 200 ft. Kemiringan memanjang dasar
saluran (So) : 0,001. Kekasaran Manning : 0,035.

titik 1 diketahui seperti tercantum dalam kolom


(3) Tabel (6.7), hitunglah hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 dengan
Muskingum-Cunge Method.lnterval waktu penelusuran (At): harga K.

Jika hidrograf debit di

Teknik Perhitungon Dehit Rautono Bongunon Air

nxQ

v:
1

2.

3/5

0,035 x 5000
1 ,49 x 0,001x 200

,49 xSo'/2 x B

5,77 ft.

Hitung ck

lafol = 1 d 1,49xso'/2 xAxR2/l


.k:l!g=
Bdy Bdy'-'-Bdy
n
_ 1d 'l,49xSo'/'
Bdy
n

=ddy
-'|,49
3.

Contoh soal 6.6:

190

10000 ft. Harga debit awal penelusuran

Hitung kedalaman air awal di saluran (y):

Keterangan rumus:

AI

Jawaban soal 6.6:

dQ
dA
1

(6.4s)

CK

ck

Jarak antartitik tinjauan (Ax)

Hitung

xyr,,

x o,oo11t2

l oooo

7))

Hitung X

x:lr2

'l
5 ,,.
= ,49xSott2*J*'"-

0,035 x!3 x 5,77r/, = 7,22 ft/s.,

t, Ax
ck
4.

1,49xSott2

x@xy)xyrl,

BxckxSo xAx

Pt'tte'lusttt tttt Dcltlt lk.ttt

rtnt

:11
2

Tabel 6.7 Lanjutan

5000
2O0 x7 ,22 x 0,001 x 10000

0,33.
Waktu

C, dan C, dan kontrol jumlahnya'


At-2xKxX

5.

lnflow

(s)

Hitung nilai C,,

(1)

cr: 2xKx(t-X)+lt

385,1 7 - 2x1 385,1 7 xO,33

0,15.

Cz: At+2xKxX

1 385,1 7 + 2x1 385,1 7 xO,33


1

385,1 7

x(

:0,70.

-0,33) + 1385,17

2xKx(r-x)-lt
-'':zxrlT-x)llt

_ 2x'1385,17x(
2x

xl

385,1 7

Kontrol jumlah: C,

6.

-0,33)-1385,17

0,15.

+ C, + C, :

Tabel 6.7 Perhitungan


persam aan (6. 4 4), M u ski ngum-Cu nge M ethod

(1)

192

lnflow

(5)

(6)

i=1

(2)

(3)

(4)

0,00

s000,00

5000,00

5000,00

5073.80

5010,89

5001,61

5732,28

5161 ,70

503

8346,04

6033,84

2285,17

s000,00
5500,00
7s00,00

1185,17

l 5000,00

385,1 7

(3)

(4)

(s)

(5)

0000,00

4085

13279,97

8732,98

6319,65

4985 7

8000,00

10188,91

12152,66

8881,51
11375,73

5885

6000,00

BO27,BB

10159,80

6785

s500,00

6225,50

8076,52

7685, 7

5200,00

5562,80

6400,89

003 1 ,78
8117,79

10

8585, 7

4500.00

5150,23

5625.60

6539,86

(1) :

1.

Baris

2.
3.
3.

Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)

:
:
:

4.

Kolom (4)

nilai awal penelusuran di sepanjang ruas sungai


yang ditinjau, (i: 1 ,2,3, dan 4) : 31 m3/dt.
indeks penelusuran.
waktu penelusuran (jam).
inflow, I (m3/dt), nilainya diketahui dan sekaligus
sebagai syarat batas hulu.
nilai outflow dititik (2);caramendapatkan nilainya
adalah dengan menggunakan persamaan (6.44).

Kolom (4) baris (2), atau nilaiQ pada saat j +1 :2 dan i+ 1 :2 yang
dilambangkan dengan aji; : a; : so73,Bo m3/dt diperoleh dari
perhitungan:

a; : (c, x ef )+ (c, el)* (c, * ql)


"

(0,15x5500)

+ (0,70x5000) + (0,15x5000)

Dengan cara yang sama, nilai kolom (4) baris (3) atau

Outflow di titik (cfs)

(cfs )

i=1

Contoh:

1.

outflow di titik i: 2, 3, dan 4 berdasarkan

(s)

(cfs)

-0,33) + 1385,17

Hitung hidrograf debit di titik 2, 3, dan 4 berdasarkan persamaan


(6.44).Perhitungan disajikan dalam Tabel (6.7). Dalam perhitungan
hidrograf debit ini, harga K, X, dan At dianggap konstan selama
pengaliran. Dengan demikian harga C1, C2, dan C, juga konstan'

Waktu

QI

titik

Keterangan Tabel (6.7):

2xKx(r-X)+lt
2x

Outflow di

(cfs )

1 ,78
5271,24

Teknik Perhitungon Dehil Rt'ncono Bongunon Atr

5073,80.

Q]:

al : (c, x ef )+ (c, * qi)* (c, * q;)


: (0,15 x 7500) + (O,70 x 5500) + (0,15 x 5073,80)
: 5732,28.
Penelururon Debll Rt,ttr otttt

193

rI

Untuk kolom (4) baris (4), baris (5) dan baris selan.iutnya, cara
Drngan cara y.rng sarn;r, nilai knlorrr (6) l-raris l3) atau

perhitungan adalah sama.


5.

Kolom (5)

.,\ /
(Jil,r.iC,

Contoh:

a3

(0,15 x 5073,80)
5010,89.

perhitungan adalah sama.


7.

Berdasarkan kolom (2) sld (6) Tabel (6.7) kenrudian dapat dibuat
grafik seperti yang tersaji dalam Cambar (6.121.

+ (0,70 x 5000) + (0,15 x 5000)


1250C

Dengan cara yang sama, nilai kolom (5) baris (3) atau

al :(c, xQl)+(c, *q1)*(c,

:
:

q3'

^
t)
o

*q3)

10000
7500
5000

(0,15x5732,28) + (O,70x5073,80) + (0,15x5010,89)


0

5161,70.

0
-"-+

perhitungan adalah sama.


Kolom (6)

:nilai

1300 2600 3900 s200 6500


Hidebil

+Hid.debit

outflow di titik (4);caramendapatkan nilainya

adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).

Contoh:
Kolom (6) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+ 1 :4yang
dilambangkan dengan af,:l : ai : 5001,61 m3/dt diperoleh dari
perhitungan:

7800

Waktu (s)

Untuk kolom (5) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara

6.

.r

Untuk kolom (6) baris (4), baris (5) dan baris selanjutnya, cara

:(c, xel)+(c, *el)+(c, *ql)


:
:

ej

(lj : f C. ,.
x Q;lr (C, x Q; j
: (0,15x5161 ,'V0) + (fJ,70x50 t0,89) + (0,1 5x500'I,6't)
: 5031,78.

nilai outflow di titik (3); cara mendapatkan nilainya


adalah dengan menggunakan persamaan (6.39).

Kolom (5) baris (2), atau nilai Q padasaatj+ 1 :2 dan i+1 :3 yang
5010,89 m3/dt diperoleh
dilambangkan dengan alil :a3
dari perhitungan:

,\ r

rlik

(ctsi

dititjk

gcb)

di

- gio.

Oeon Oi

ilil

(cg)

dititik 4(cts)

-Hid.debil

Cambar 6.13 Hidrograf debit saluran di titik i:


soal 6.6

l,

2, 3, dan 4 untuk

-oo0oo-

ai : (c, x el)+ (c, * ql)+ (c, * ql)


: (0,15 x 5010,89) + (0,70 x 5000) + (0,15 x 5000)
: 500',I,61
.

Teknik Perhitungon Debit Rcncono BonEtnon Air

Pt'ttclt

tst tt

orr I)t,ltl

llt,r x t urt t

195

OoftorQustaLd

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.


Fakultas Pertanian
Lembaga Ekologi Universitas Padjajaran.

Cajah Mada University Press. Yogyakarta.


Bambang, T. 2008. HidrologiTerapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Chow ,V.T. 1988. Applied Hydrology. Singapore: McCraw-Hill Book


Co,.

Departemen Kimpraswil. 2002. Kriteria Bangunan Pengendali


Banjir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum. '1989. SK SNI M-18-1989-F: Metode


Perhitungan Debit Baniir. Bandung. Yayasan LPMB.

Direktorat Perguruan Tinggi Swasta. 1997.lrigasi dan Bangunan Air.


Cunadarma. Jakarta.

Hindarko, S. 2000. Drainase Perkotaan. Yogyakarta: ES-HA.


Linsley, RK., Franzini JB. 1989. Ieknik Sumber Daya Air. Erlangga.
Terjemahan Sasongko Dj. Jakarta.

Linsley, RK., Kohler MA., Paulus JLH. 1989. Hidrologi Untuk lnsinyur.
Erlangga. Terjemahan Hermawan Y. Jakarta.

).

1992. Baniir Rencana lJntuk Bangunan Air. Bandung:


Direktorat Penyelidikan Masalah Air, Direktorat Jenderal

Loebis,

Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.

suyitno. 2000. Dasar perhitungan Hidrologi dan Hidrolika


lJntuk
Manajemen Air. yogyakarta. Kursus singkat sistem
sumber
' Daya Air Dalam otonomi Daerah. Laboratorium Hidraurika
Jurusan Teknik sipir Fakurtas Teknik Universitas cajah Mada.
Wesli. 2008. Drainase perkotaan. Craha llmu. yogyakarta.

Montarcih, L. 2009. HidrologiTSA-1. Malang. CV. Asrori.

-oo0oo-

Montarcih, L. 2009. HidrologiTSA-2. Malang. CV. Asrori.


Prastumi, Aniek Masrevaniah. 2008. Bangunan Air. Malang. Srikandi.
Soemarto, C. D. 1 987. Hidrologi Teknik Usaha Nasional. Surabaya.
Soetopo,

W., Montarcih, L. 2OOg. Statistika Hidrologi. Malang. CV.

Asrori.

Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik tJntuk Analisa Data


Hidrologi lilid l. Nova. Bandung.
Soewarno. 1993. Aplikasi Metode Statitistik LJntuk Analisa Data
Hidrologi lilid ll. Nova. Bandung.
Sosrodarsono, S., Masateru Tominaga, Yusuf Cayo. 1985. Perbaikan
dan Pengaturan Sungai. PT. Pradnya Paramita. Jakana.

Sri Harto, Br. 1993. Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian. Nafiri


Offset. Yogyakarta

Sri Harto, Br., Sudjawardi. 1988. Model Hidrologi. Yogyakarta: PAU


llmu Teknik Universitas Cadjah Mada.
Subarkah, 1.1979. Bangunan Air. ldea Dharma. Bandung.
Subarkah,

l. 1980. Hidrologi Untuk

Perencanan Bangunan Air. ldea

Dharma. Bandung.
Suripin. 2OO4.Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi.
Yogyakarta.
I

198

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bangunon Air

Doltot Ptnloko

Lampiran

Lampiran 3.1 TabelNi/ai Qr,,,, dan

9O

10

ol"

1,05

Ro,o,,

;6=

Jn

95"/"

99"/"

90 1"

95"/"

991o

.14

1,24

1,21

1,28

1,38

"l

1,34

1,43

"l

20

'l

,10

1,22

30

"t,12

1,24

1,46

'l

,40

1,50

1,70

40

1,"t3

1,26

1,50

1,42

1,53

1,74

50

1,"14

1,27

1,52

1,44

1,55

1,78

1,62

1,86

"l

2,00

r00

,42

1,17

1,29

1,55

1,22

"l

1,63

,36

Sumber: Sri Harto, Br (199j)

.l,50
1,62

,75

,60

Lampiran 3.2 Tabel Ni/ai tc (tu,,,,) untuk uii distribusi 2 sisi


Deraiat Kepercayaan t

DK

cr

0,10

0,05

0,025

0,01

0,005

3.078

12.706

3 1 .821

63.657

1.886

6.314
2.920

4.303

6.965

9.925

1.638

2.353

3.182

4.541

1.533

2.776

1.476

2.132
2.015

1.440

't.943

Sn

Yn

10

0,9497

o,4952

5.841

15

1,0210

0,5'l 28

3.747

4.604

20

1,0630

o,5236

2.571

3.365

4.032

25

1,0910

o,5390

2.447

3.143

3.707

30

1,1120

o,5362

1.397

1.860

2.306

1.383

1.833

2.262

2.821

3.2s0

.415

1.895

2.365

3.499

2.998
2.896

3.355

r0

1.372

1.812

2.228

2.764

3.169

1'l

1.363

1.796

2.20-l

2.718

3.106

12

1.356

1.782

2.'t79

2.681

3.055

13

1.350

1.771

3.0"t2

1.345

1.761

2.624

2.977

15

1.341

1.753

2.160
2.145
2.13'l

2.650

14

2.602

2.947

16

1.337

1.746

2.-t20

2.s83

2.921

17

1.333

't.740

2.110

2.567

1B

1.330

1.734

2.101

2.552

2.898
2.878

19

1.328

1.729

2.O39

2.539

2.861

20

1.325

1.725

2.086

2.528

2.845

21

1.323

1.721

2.080

2.518

2.831

22

1.321

1.717

2.O74

2.508

2.819

23

1.319

1.714
-t.711

2.069

2.500

35

1,1280

0,5403

40

,141O

o,5436

45

1,'152O

o,5463

50

1,1610

0,5485

60

'l

,1750

0,5521

70

1,1850

0,5548

80

1,1940

o,5567

90

1,2010

0,5586

100

1,2060

0,5600

20

1,2360

o,5672

s00

1,2590

o,5724

1000

1.2690

o,5745

Sumber: Soemarto (l 987)

Lampiran 3.4 TabelNi/ai Reduced Variate (y)

2.807

Periode Ulang T Oahun)

YI

0,3065

1,4999

'r0

2,2504

20

2,9702
3,1255

2.492

2.797

2,485

2.787

50

3,9019

1.706

2.064
2.060
2.056

2.479

2.779

100

4,6001

1.703

2.O52

2.473

2.771

1.313

1.701

2.O48

2.467

2.763

1.31

r.699

2.O45

1.645

2.462
2.326

2.756

1.960

1.318

25

1.316

1.708

26

1.315

27

.314

2B

29

1.282

Yn

Sn

25

24

lnf

Lampiran 3.3 TabelNi/ai Reduced Standart Deviation (Sn) dan


Ni/ai Reduced Mean (yn)

Sumber: Soemarto

(1

987)

2.576

Sumber: Soewarno (1 993)

202

Teknik Perhitungon Debit Rencono Bongunan Alr

Lampiran

203

Lampiran 3.5 Tabel NilaiVariabel reduksi Causs


No

Periode ulang, T (tahun)

Kr
Return period in years

't,001

-3,05

1,005

-2,58

't,010

-2,33

1,050

-1,64

1,110

1,28

1,250

-o,84

1,330

8
9

-0,67

1,430

-o,52

-l

-0,25

,670

2,000

10

2,500

11

Lampiran 3.6a Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Distribusi Log


Pearson Type lll (C atau Cs positiD

0,25

12

3,330

0,52

13

4,000

o,67

14

5,000

0,84

15

10,000

1,28

16

20,000

'l

,64

lo

0.5

o.2

0.1

0.o4

3,0

-0,396

o,420

,180

2,9

-0,390

o,440

2,8
)7

-0,384

o,460

GorCs

100

200

0.02

0.01

0.005

2,278

3,152

4,O51

4,970

,195

2,277

3,134

4,013

4,909

,210

3,114

3,973

4,847

,224

2,275
1 )7)

3,097

3,932

4,783

3,889

4,718

25

50

Excendence probabilitas

-o,376

o,479

2,6

-0,368

0,499

,238

2,267

3,O71

2,5

-0.360

0,518

,250

2,262

3,048

3,845

3,652

2,4

-0,3 51

0,537

,262

2,25{)

3,O23

3,800

4,584

2,3

0,555

,274

2,248

2,997

3,753

4,515

))

-0,341

-0,330

0,574

,284

2,240

2,970

3,705

4,451

2,1

-0,31 9

0,s92

,294

2,230

2,942

3,656

4,372

2,912

3,605

4,298

2,0

-0,307

0,609

,302

2,219

1,9

-0,294

o,627

,310

2,207

2,881

3,553

4,223

1,8

-0,282

o,643

,31 8

2,193

2,848

3,499

4,"t47

1,7

-o,268

0,660

,324

2,179

2,815

3,444

4,069

1,6

-0,254

0,675

,329

2,163

2,780

3,388

3,990

't,5

-0,240

0,690

,333

2,146

2,743

3,330

3,910

1,4

-0,22s

o,705

,337

2,128

2,706

3,271

3,828

3,211

3,745

17
'r8

50,000

2,O5

100,000

2,33

1,3

-0,210

o,719

,339

2,108

2,666

19

200,000

2,58

't,2

-0,19s

o,732

,340

2,087

2,626

3,"149

3,661

20

500,000

2,88

1,1

-0,180

o,745

,341

2,066

2,s85

3,087

3,57s

1,0

-o,165

o,758

,340

2,043

2,542

3,O22

3,489

0,9

-o,148

o,769

,339

2,018

2,498

2,957

3,401

O,B

-o,132

o,780

,336

1,993

2,453

2,891

3,312

o,7

-0,116

0,790

)aa

1,967

2,407

2,824

3,223

o,6

-0,099

0,800

,328

1,939

2,359

2,755

3,132

2,686

3,041

21

000,000

3,09

Sumber: Suripin (2004)

0,s

-0,083

0,808

,323

1,910

2,311

o,4

-0,066

0,816

,317

1,BBO

2,261

2,615

2,949

0,3

-0,050

o,824

,309

't,849

2,211

2,544

2,856

o,2

-0,033

0,830

,301

1,818

2,159

2,472

2,763

O,I

-o,o17

0,836

,292

1,785

2,107

2,400

2,670

0,0

0,000

o,842

,282

1,751

2,O54

2,326

2,576

5rrrrrlrcr: \tx,trt,trkt ( 1987)


204

Teknik Perhitung,on Debit Rencona Bongtnon Ait

Lontplrort

205

Larnpiran 3.6h Tabe/ Faktor frekuensi K, untuk Di-stritsusi Log


Pearson f ype lll (C atau Cs negatlf

Lampiran 3.7 Tabel Nilai parameter Chi-Kuadrat Kritis, y2,,


(uji satu sisi)
c[

OR CS

.--9:1,-

0,995

0,99

o,975

0,95

0,0s

o,025

0,01

0,005

0,0001 57
0,020'r

0,000982
0,0506

0,00393

7,879
10,597

o,2't6
0,484

o,352

s,o24
7,378
9,348

6,635

0,115
0,297
0,554

3,841
5,991
7,815

0,711

9,488

'11,'t43

,145

11,O70

12,832

1,237
1,690

1,63s
2,167
2,733

12,592
14,067
15,507
16,919
18,307

o,842

1,282

1,751

2,O54

2,326

2,576

-0,1

o,417

0,846

1,270

1,716

2,000

2,252

2,482

0,0000393
0,0100
0,0717
0,207

-0,2

0,033

0,850

1,258

1,945

2,178

2,388

0,4't2

-0,3

0,050

0,853

1,245

1,680
-t,643

1,890

2,104

2,294

-0,4

0,066

0,855

1,231

1,606

1,834

2,O29

2,241

0,872

-0,5

0,083

0,856

1,216

1,567

1,777

1,995

2,108

0,099

o,857

1,24O

1,528

1,720

r,880

2,O16

-0,7

0,116

0,857

1,183

1,488

1,663

r,806

1,926

9
10

1;239
1,646
2,088

2,180

-0,6

o,676
0,989
1,344
1,735

2,'t56

2,558

3,247

3,32s
3,940

-0,B

o,132

0,856

1,166

't,448

1,606

1,733

1,837

2,603

4,575

't9,675

21

0,1

48

0,854

1,147

1,407

1,549

1,660

1,749

4,404

s,226

21

-1,0

0,164

0,852

1,128

1,366

1,492

1,588

1,664

13

3,074
3,s65

3,053
3,571
4,107

3,816

-0,9

5,009

5,892

14

4,O75

4,660

5,629

15

4,601

5,229

6,262

6,571
7,26'l

16
17

5,142

5,812
6,408

6,908

7,962

7,564

1B

7,O15

8,231

19

6,625
6,844

7,633

20

7,434

8,260

8,907
9,s91

8,672
9,390
10,117
10,851

31

30,114
,4't0

31,526
32,8s2
34,170

21

8,034
8,643
9,260

8,897

13,848
14,611

32,671
33,924
36,172
36,415
37,652

35,479
36,781
38,076
39,364
40,646

15,379
1 6,r 51
16,928
17,708
18,493

38,885
40,113
41 ,337
42,557
43,733

41

_0.01

._

-1,1

0,180

O,B4B

1,107

1,324

1,435

1,518

1,581

-1,2

0,1 95

o,844

1,086

1,282

"1,379

1,449

1,501

-1,3

o,210

O,B3B

1,064

1,240

1,424

o,225

0,832

1,O41

1,318

'1,351

-1,5

o,240

0,825

1,018

1,'t98
't,157

1,324
"t,270

1,383

-1,4

1,217

1,256

1,282

-1,6

o,254

0,817

o,994

't,116

1,166

1,197

1216

-1,7

o,268

O,BOB

0,970

-t,075

1,116

1,'t40

1,155

-1,8

o,282

o,799

o,945

1,035

1,059

1,O87

1,097

2
3

1'l
12

5,697

22

-1,9

o,294

O,7BB

o,920

o,996

1,023

1,037

1,044

23

-2,0

o,307

0,777

0,895

0,959

0,980

0,990

0,99s

24

-2,1

0,31 9

o,765

0,869

4,923

0,939

0,346

o,949

25

0,330

0,752

0,844

O,BBB

0,900

0,90s

o,907

1,1

o,341

o,739

0,819

0,85s

o,864

0,867

0,869

26
27

-2,3

l,BOB

-2,4

0,3s1

0,752

o,795

o,823

o,826

0,832

0,833

-2,5

0,360

o,711

0,77'l

o,793

o,798

0,799

0,800

28
29
30

12,461
13,121

-2,6

0,368

0,696

0,747

o,764

o,768

0,769

0,769

-2,7

o,376

0,681

0,724

o,738

0,740

o,740

o,74'l

-2,8

0,384

o,666

o,702

o,712

o,714

0,7't4

o,714

-2,9

0,390

0,65

0,681

0,683

0,689

0,690

0,690

-3,0

0,396

0,636

0,666

0,666

o,666

0,667

o,667

-')

Sumber: Soemarto

206

derajat kepercayaan

dk

(1

9,886
10,520

"t3,787

l.rttttltit ott

2,7OO

10,283
10,982

10,196
10,856

r 1,689
't2,401

,524

13,120

12,198
12,879
1 3,565
14,256
14,953

13,844

Sumber: Soewarno (1 99 5)

987)

Teknik Perhitungort Dcltll Rrrr< ottu Banqulrun Ait

60

0,831

9,542

11

0,1 03

"t4,573
5,308
16,047
16,791
1

1,591

12,338
13,091

9,210
't1,345

"t2,B3B

13,277
15,086

14,860

't4,449

16812

16,01 3

'18,475

1 8,548
20,278

17,535
19,023
20,483

20,o90
21,666
23,209

21,955
23,589

,920

26,757
28,300

't6,750

25,1 88

,026
22,362

23,337

24,725
26,217

24,736

27,388

29,819

23,685

26,119

29,141

31 ,31 9

24,996

27,448

30,578

32.801

26,296

28,845
30,1 9

32,000
33,409
34,805
36,191

34,267

27,s87
28,869

,923

43,194
44,461
45,722
46,979

35,718
37,156

37,566

38,582
39,997

38,932

41

40,289

42,796
44,181
45,558
46,928

41

,638

42,98O

44,314
45,642
46,963
48,278
49,588
50,892

,401

48,290
49,645
50,993

52,336
53,672

!o

6
6

r
-a

(a

;r
*

Oo

h9

0,0013
0,0018

0,0136

0,0174
0,0222

0,03s2
0,0436

0,0013
0,00.1 g

o,0026
0,0036

o,oo47
0,0062
0,0082
o,0107
0,0139

o,o179
0,0228
0,0287
0,0359

0,0446

-3,0
-2,9
-2,9
_)'7

-2,6

-2,s
-2,4
-2,3

-))
-2,0

1,9

-1,8
1,7

-2,1

0,0009

-3,1

0,0281

0,0104

0,0080

0,0060

0,0045

0,0034

0,002s

0,0007

0,0007

0,0010

.?

0,0005

0,0003

0,0003

0,000s

-3,4

0,01

-3,3

*l(,

o,

zl.olo\

-l

zl:'
.ol(,

-lNJ

zl.olNJ

;l

zl=.r

(r!

(r,.E'L'r\\ot!o,o\b<,

9999999s99
t!Nt!l!N)u)eSSbl

\oor(rrS\ros-o,

9999999999
.1 NNNJN)NJNJ{JJ5(JI

--at\JN.)NJNJ(!(},ut
\Co!oONTAO'O.-r-

9s9999-9.999

urclr\Co\OJtr\t\J{Jt

999999999-?
:r=-:--N,t!N)(r.tr.

Ot:rOur-G5u,Ou

lJtA.N'q)(rtJNjJJ

o,0427

0,0344

o,0274

o,o170
o,0217

o,o132

o,0078
o,0102

0,0059

o,oo44

0,0033

0,0024

0,0017

0,0013

0,0009

0,0006

0,0005

0,0003

op2

0,0481

0,0336

o,0268

o,o166
o,o212

o,o129

0,0099

o,oo7s

0,0057

0,0043

0,0032

o,0023

o,oo17

o,oo12

0,0009

0,0006

0,0004

0,0003

0,03

o,0409

o,0929

0,0262

0,0207

0,o162

0,0125

o,o073
0,0096

0,00ss

0,0040

0,0030

o,0022

0,0016

0,0012

0,0008

0,0006

0,0004

0,0003

O,O4

0,0401

o,0322

o,,0256

0,0202

0,0158

o,o122

0,0094

o,oo71

0,0054

0,0040

0,0030

o,oo22

0,0016

0,0011

0,0008

0,0006

0,0004

0,0003

0,05

0,0392

0,0314

0,0250

0,0197

o,o154

0,01 19

0,0091

0,0069

0,0052

0,0039

0,0029

0,0021

0,0015

0,0011

0,0008

0,0006

0,0004

0,0003

0,06

'l

0,0384

0,0307

0,0244

0,o192

0,0150

0,01 16

0,0089

0,0058

0,00s'r

0,0038

0,0028

0,oo21

0,0015

0,001

0,0008

0,0005

0,0004

0,0003

O,O7

Lampiran 3.9 Tabel Luas Wilayah di bawah Kurve Norma/

\!

\o
\o

{
tu

o
o

rD

o-

0,0375

0,0301

o,0239

0,0188

o,0146

0,01 13

0,0087

0,0066

0,0049

o,0037

o,oo27

0,0020

0,0014

0,0010

0,0007

0,0005

0,0004

0,0003

0,08

o
o

o
o
9t

c
o

N
o

o.

0,0110

0,0084

o,0294
o,0367

0,0233

0,0183

0,0143

o
o
d

\
xf
o

(^)

x.

{$'

(,

A)

oa

0,0064

0,0048

0,0036

o,0026

0,0019

0,0014

0,0010

0,0007

0,0005

0,0003

0,0002

0,09

D)

o
E
o
p
I

!)

ro

=
!

<
.!,
F

0,4801

0,4840

0,4880

0,5398

0,1

0,8869

o,9049
0,9207

o,9345

0,7580
0,7881

0,81s9
0,8413
o,8643
0,8849

0,9032
o,9192
o,9332
o,9452
o,9554

0,7
0,8
o,9
1,0

1,2
1,3

1,5

1,6
1,7

"1,4

1.1

o,7257

o,6

o,9564

0,9463

0,8665

0,8438

0,8186

0,791O

o,7611

o,7291

0,69s0

0,6915

0,s

o,9573

o,9474

o,9357

0,9222

0,9066

0,8889

0,8696

0,8461

0,8212

o,7939

o,7642

o,7324

0,6985

0,6628

o,6255
0,659'.1

0,6217

0,5478
0,5871

0,6554

0,3

0,02

0,s080
0,5438
0,5832

0,4

0,5793
0,6179

0,5000

0,0

o)

_t

0,5040

0,01

0,5000

0,0

0,9582

0,9484

o,9370

0,9236

0,9082

o,8907

0,8708

0,8485

0,8238

0,7967

o,7673

0,7357

o,7o19

o,6664

0,6293

0,5910

o,5517

0,5120

0,03

0,9591

0,9495

0,9392

0,9251

0,9099

o,8729
o,8925

0,8s08

0,8264

0,7995

0,7704

o,7389

0,7054

0,6700

0,6331

0,5948

0,55s7

0,51 60

O,O4

0,9599

0,9505

0,9394

o,9625

0,91 15

0,8749
0,8944

0,8531

0,8299

0,8023

0,7734

o,7422

0,7089

o,6736

0,6368

0,5987

0,5596

0,5199

0,05

Lampiran 3.9 Lanjutan

0,4090

0,9608

0,951 5

0,9406

0,9278

0,9131

0,8962

o,8770

0,8554

0,8315

0,8051

0,7764

o,7454

0,7123

o,6772

0,6026
o,6406

o,5636

0,5239

o,5279

0,9616

0,9525

0,9418

o,9292

0,9147

0,8980

o,8790

o,8577

0,8340

0,8078

0,7794

0,7486

o,7157

0,6808

o,6443

o,6064

o,5675

o,9625

0,9535

0,9429

0,9306

o,9162

o,ggg7

0,8810

0,8599

0,8365

o,7823
0,9106

o,7517

0,7190

o,6844

0,6490

0,6103

0,5714

0,531 9

0,9633

o,9545

o,9441

0,931 g

o,9177

0,9015

0,8830

4,8621

0,8389

0,8r 33

o,7852

0,7549

o,7224

o,6879

o,6517

0,6"t41

0,5753

0,5359

0,09

0,4641
0,4681
0,4721
0,4761

0,4404

0,4483

0,4562
0,4960

o,4602

-0,1

o,4129
0.4522
0,4920

0,08

0,4247

0,7286
0,4364

0,4013

0,4052
0,4443

0,4168

o,4207

-0,2

0,o7

0,3859
o,3897

0,3936
0,4325

0,06

0,3483
0,3520
0,3557
0,3974

0,3632

0,3669

0,3707

0,3745

0,3783

0,3821

-0,3

o,3121
0,31 56

0,3192
0,3228
0,3594

o,3264

0,3300

0,3336

0,3372

0,3409

0,3446

-o,4

0,2776

0,2810
0,2843
0,2877

0,2912

0,2946

o,2981

0,3015

0,30s0

0,3085

-0,5

0,2451

0,2611

0,2643

0,2676

0,2709

0,2743

o,2483
0,2514

-0,6

0,2148
o,2177

0,2206

0,2358

0,2389

0,2420

-0,7

0,2546

0,2033

0,2061

0,2090
0,2236

o,1867

o,1611

0,1894

0,163s

0,1922

0,1

0,2578

68s

o,2266

0,1

0,2296

0,17'11

0,2327

0,1762

0,1949

0,1 788

0,1977

4
0.2005

0,1 81

0,2119

0,1841

-0,8

-0,9

o,1230
0,1446
660

0,1515

0,1 539

0,1562

o,1587

-l r0

0,1736

0,1469

o,1492

0,1170
0,1379
0,1 190

0,1210
0,1423

o,1251

0,1271

o,1292

0,1314

0,1 335

o,1357

1.1

0,1 401

0,098s

038

056

075

0,1

0,'1093

0,1112

0,1 1 31

0,1151

1,2

0,1

0,1003

0,1

0,0823

0,0838

020

0,1

0,0853

0,0869

0,0885

0,0901

0,0918

0,0934

0,0951

0,0968

1,3

0,0681

0,0694

0,0708

o,0722

0,0735

0,0749

0,0764

o,0778

0,0793

0,0808

-1,4

0,0559

0,0571

0,0582

0,0594

0,0606

0,0618

0,0630

0,0643

0,0655

0,0668

1,5

0,0455

0,0465

0,o475

0,0485

0,0495

0,0505

0,05 16

o,0526

0,0537

0,0548

-1,6

0,09

0,08

0,07

0,06

0,05

0,03

O,O2

0,01

0,04

Lampiran 3.9 Lanjutan

lo

CD

D
o

o
6

Soewarno
( 1 99

!,

,+

1,

0,

c
f,

At

tl

g
o
p

!,

|'

N
ON
v,.
0l

It

arr

^.

tu

o
(^

o*

3)

0,9997

0,9997

3,4
Su mbe r :

0,9995

0,9993

0,9993

3,2

0,9995

o,9991

0,9990

3,1

3,3

o,9987

o,9987

0,9982

0,9834

0,9997

0,9994

0,9994
0,999s
0,9997

0,9996

o,9991

0,9988

0,9983

0,9977

0,9968

0,9957

o,9943

o;992s

o,9991

o,9987

0,9982

0,9976

0,9975

0,9981

o,9974

3,0

2,9

2,8

o
l

14

0,9967

o,9966

0,996s

2,7

0,9941
0,9956

0,9955

0,9953

2,6

0,9940

o,9920

0,9918

2,4

0,9938

0,9896

0,9893

2,3

2,5

0,9864

0,9861

')

0,9901

0,9830

0,9826

0,9821

2,1

o,9788

0,9696
o,9922

0,9783

o,9778

o,9772

2,0

o,9732

0,9664

0,9871

o,9726

0,9719

o,9713

1,9

0,03

o,9997

o,9997

o,9994
0,9996

0,9992

0,9992
0,9994
0,9996

0,9989

0,9990

0,9979

o,9993
0,9995

0,9993

,"g

AJ

tu

OJ

aa

o-

F
F
o
(u
:h
o

\j

A,

E'

0J

0,9998

0,9997
0,9997
o,9997

0,9997

0,9996

0,9995

0,9990

0,9990

0,9986

0,9981

0,9974

o,9964

0,9952

o,9996

0,9989
0,9992
0,9995

0,9986

0,9973

o,9972
0,9985

0,9963

0,9962

0,9951

0,9936

o,9934

0,9932
o,9949

o,9916
0,9913

0,9911

0,9857
0,9890

0,9854

o,9817

o,9812

0,9887

O,9BB4

0,9850

0,9808

0,9767

0,9706

0,9699
0,9761

0,09

0,08

0,9996

0,9994

0,9989
o,9992

0,9985

0,9979

0,9978
0,9984

0,9971

0,9961

0,9948

0,9931

0,9909

o,9970

0,9960

o,9946

o,9929

0,9906

0,9881

0,9846

o.9842
0,9878

0,9803

o,9756

0,9693

0,9686
o,9750

0,o7

0,06

o,9798

0,9678
0,9744

0,05

0,9988

o,9984

0,9977

o,9969

0,9959

o,9945

0,9927

0,9904

0,9875

0,9839

0,9793

0,9738

o,9671

0,04

Lampiran 3.9 Lanjutan

0,9868

0,9656

0,9649

0,9641

1,8

')

0,O2

0,01

to

,!-l

N
N

tentang Qenufis
lr. I Made Kamiana, MT lahir tahuh 1962 di Bali Pendidikan

akade-

miknya, dari SD hingga Sarjana Teknik (Teknik Sipil dengan keahlian


Teknik Hidro), juga dituntaskan di Bali.
Setelah meraih gelar sarjana diJurusan Teknik ipil Fakultas Teknik Universitas Udayanatahun 1989, mengabdi sebagaidosen pengampu mata

kuliah hidrologi di Fakultas Non celar Teknologi Universitas palangka


Raya (UNPAR).
Dengan bantuan beasiswa TMPD, pada tahun 1995, menamatkan pendidikan S-2 dengan bidang keahlian Teknik Sumber Daya Air
di Jurusan Teknik Sipil lnstitut Teknologi Bandung (lTB).
Sekembalinya dari tugas belajar S-2 hingga sekarang, aktif mengajar beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan teknik sumber
daya air pada jenjang S 1 di J urusan Tekn ik Sipil Faku ltas Tekn i k U N pAR,
seperti mata kuliah Hidrologi, Hidraulika dan Drainase perkotaan.
Selain itu, dari tahun 2003 s/d 2005, juga sebagai dosen tidak
tetap pada Program S-2 Teknik Sipil, yang merupakan kerjasama antara
Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang dan UNpAR, dengan mengampu mata kuliah Hidrologi, Hidraulika, dan pegembangan Sumber
Daya Air.
t

Dalam masa kerja yang relatif muda, pernah ditetapkan sebagai


Dosen Teladan Jurusan Teknik Sipil UNPAR, tepatnya pada tahun
1997.
Beberapa kegiatan/jabatan tambahan yang pernah dipangkunya,
rli samping aktif sebagai dosen dan sebagai peserta maupun penyaji
rnakalah dalam berbagai forum ilmiah, diantaranya:

.
.
.
.
.
r

Tahun 1997 sld 1998 diberikan tugas sebagai Staf Ahli Bappeda
Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENC).

Tahun 1998 diberikan tugas sebagai Kepala

Laboratorium

rologi/H id rau I i ka.


Tahun 1 999 diberikan tugas yang cukup berat yakni sebagai Ketua
Pengelola Fakultas Teknik (Persiapan).
Tahun 2001, setelah berdirinya Fakultas Teknik UNPAR pada
tahun 2000, diberikan kepercayaan sebagai Pembantu Dekan
H id

Bidang Akademik.

Tahun 2009 hingga sekarang mendapat tugas sebagai tenaga ahli


DPRD Provinsi KALTENG.
Tahun 2010 kembali diberikan kepercayaan untuk mengemban
tugas sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik.

sela-sela kesibukannya yang cukup padat, menuangkan


inspirasi seninya melalui tulisan puisi dan cerita pendek, hobinya
dari masa sekolah SMP, masih dilakukannya. Kalaupun kegiatan
itu sekarang frekuensinya berkurang, barangkali karena sebagian
waktunya tergantikan untuk menulis artikel ilmiah di jurnal maupun

Di

artikel populer di koran harian.


-oo0oo-

1, I (

\
:1

i
l
i

216

Teknlk Perhitungon Dehlt Rt'txurrt []tununon Air

Você também pode gostar