Você está na página 1de 25

BAB VI

MELAKUKAN ASUHAN KEHAMILAN


A. Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Awal
Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke
tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum
minggu ke-14.
a. Tujuan Kunjungan
a)
b)
c)
d)
e)

Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu


Mendeteksi masalah yang dapat diobati
Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
mendorong perilaku yang sehat.

B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil


1.
Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum
yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun
saat kehamilan.
a. Sosial
a) Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orangorang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap keluarga, dan individu
yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini,
dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan
menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi
semua keadaan saat ia hamil.
b) Situasi tempat tinggal

Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa
rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah
tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan
tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.
c) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada
dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
d) Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan
jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu
dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial
dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap,
menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
e) Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus
diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan
produk darah.

f) Hewan peliharaan

Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan


peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
g) Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat
tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan
yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan
emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus
dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini
direncanakan atau tidak.
h) Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya,
pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota
keluarga lain.pertanyaan, apakah sumber utama stress anda saat ini? akan memb
antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan
kehamilan klien.
i) Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi
bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa
pascapartum, seperti kebiasaan :
o Merokok
o Alkohol
o Obat terlarang dan obat rekreasional
j) Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling,
pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan

tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan
mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.
b. Riwayat Kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan
tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut
taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari
pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan
tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama
pendarahan.
b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan seperti
perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan: Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong oleh
siapa (bidan, dokter).
Nifas: Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak: Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
c) Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi
EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu menangalli
kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet
kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut withdrawal bleed.
Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.Apabila

ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat
praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah
berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan
membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan
trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan
ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis
kontrasepsi yang digunakan.
d) Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun
kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan,
forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari
kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika
menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara
aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
e) Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.
f) Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini
member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien
dan mendapat kesempatan untuk :
a.
Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
b.
Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan
mitos
c.
Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual

d.
Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalahemosional.
c.
Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang
beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan
atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
g) Penyakit
Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya
diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang
kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis,
SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan
anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).

Human Papilloma Virus (HPV)


HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma
akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di
seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama
masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan
mengoleskan salep teratogenik.

Penyakit Radang Panggul


Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health
division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan
bahwa kehamilan terjadi di uterus.

h) Penyakit yang Menyertai Kehamilan


Kehamilan disertai penyakit jantung
Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhikarena
kehamilan

memberatkan

penyakit

jantung

dan

penyakit

jantungdapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.Keluhan


utama yang dikemukakan :
1.
Cepat merasa lelah
2.
Jantung nya berdebar-debar
3.
Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)
4.
Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.
Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada
atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria
dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed preek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial
dan penyakit ginjal.

Penyakit paru-paru dan kehamilan


Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru
sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya.
Pada penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan
pengawasan hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma
pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam
batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas
dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan

genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan,


pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid,
jantung, paru, payudara, ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum

Tinggi badan
Berat badan
Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi

b. Kepala dan leher

Edema di wajah
Ikterus pada mata
Mulut pucat
Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid

c. Tangan dan kaki

Edema pada jari tangan


Kuku jari pucat
Varices vena
Refleks

d.Payudara

Ukuran, simetris
puting payudara: masuk/menonjol
keluarnya kolostrum atau cairan lain
retraksi, dimpling
massa
nodul axilla

e. Abdomen

Luka bekas operasi


Tinggi fundus uteri

Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)


DJJ (jika> 18 minggu)

f. Genital luar

Varices
Perdarahan
Luka
Cairan yang keluar
Pengeluaran dari uretra dan skene
Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar

g. Genital dalam

Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka


Vagina : cairan yang keluar, luka, darah
Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)
Uterus: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I)

3. Pemeriksaan Panggul
a. Panggul Luar :

Distansia Spinarum
Distansia Cristarum
Conjugata Eksterna

b. Lingkar Panggul
c. Panggul Dalam :

Conjugata Diagonalis
Promontorium, Linea Innominata
Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis
Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus

4. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan haemoglobin
Pemeriksaan protein urin
Pemeriksaan glukosa urin
Tes VDRL

Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjangdiagnosis penyakit,


guna mendukung atau menyingkirkan diagnosislainnya.Pemeriksaan laboratorium
merupakan penelitian perubahan yangtimbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan
mekanisme

biokimiatubuh

(perubahan

ini

bisa

penyebab

atau

akibat).Pemeriksaanlaboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan


tubuhdan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosisdan mengobati
pasien.Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan
dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter padakemungkinan penyakit penyebab.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapatmenunjang atau menyingkirkan kemungkinan
penyakit yangmenyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada
demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif takmenyingkirkan
diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaanlain (misalnya pemeriksan
WIDAL) menyokong.Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah,
terutamapada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupakemungkinan,
meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinanyang paling tinggi.Karena itu,
pada tahap permulaan dokter tidak selaludapat menentukan diagnosis penyakit.
Diperlukan data-data tambahandari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lain.Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasiujiuji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satudari alasan-alasan
berikut ini:

Untuk menunjang diagnosis klinis


Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)

5. Pengkajian Emosional
a. Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali
berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang
lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan sakit dari pada hamil.Perubahan
emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan
sebagai faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau
perubahan bentuk tubuh.
b. Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang
anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut
periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal
kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik.Inilah yang membuat
anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.
c. Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan
mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas.
Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi
seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk
mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:

Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu
Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi

yang lebih terbuka


Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda

untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda


Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan

Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan

anda
Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet,
majalah atau sumber lain.

C. Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan
USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak
dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : tidur, atau
hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu
hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah
masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan kuat, artinya
bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan
besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat
geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah
berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari,
kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya bisa ikut memantau
perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat
merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
a.
Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang
dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk
bergerak leluasa.

b.

Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil
merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara
dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin kaget

c.

mendengar suara keras.


Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang

ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.


d.
Minggu ke-32 sampai 34. inilah masa puncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu
ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena
dia semakin besar dan kuat.
2. DJJ
Detak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop monoral pada bulan
ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk
mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone)
sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena
badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas
terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika
bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di
atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah
a.
Dari adanya detak jantung janin:

b.

tanda pasti kehamilan


anak hidup

Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:

presentasi anak
positio anak(kedudukan punggung)
sikap anak (habitus)
adanya anak kembar

Kalau

bunyi

jantung

terdengar

kiri

atau

kanan

di

bawah

pusat,maka

presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka


presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka
punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah
kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak
fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi. Pada anak
kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan
frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam
keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140
permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak
teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).

Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4.
Contohnya :
5

deti

detik

detik

12

11

Kesimpulan

k
11

4 (11 + 12 +11) = 136/menit.

Teratur dan janin baik.


10

14

- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak


teratur dan janin asfiksia

- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur


dan janin asfiksia

3. Non Stress Test (NST)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin.
Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan namaaktokardiografi, atau fetal activity
acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar
DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
a.
Tehnik pemeriksaan NST :

Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini
berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya

hipotensi.
Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan
frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi

diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).


Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
Menanyakan kepada pasien.
Melakukan palpasi abdomen.
Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan
perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin
lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan

bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).


Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm).
Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).

b.

Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 25 dpm).


Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

Interpretasi NST
1. Reaktif:

Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan

akselerasi sedikitnya 15 dpm.


Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.
Variabilitas djj antara 5 25 dpm.

2. Non-reaktif:

Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi

pada gerakan janin.


Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160

dpm).
Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.

3. Meragukan:

Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi

yang kurang dari 15 dpm.


Frekuensi dasar djj abnormal.
Variabilitas djj antara 2 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% 99%).Hasil NST yang
non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal,
nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan
sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam
waktu 24 jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap
hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan
contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4. Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan
trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan
dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan
jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta
harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada
specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil
analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang
lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.
D. Menentukan Diagnosa
1. Menetapkan Normalitas Kehamilan
adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk,
ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
normal.
2. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan
dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan
tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan
dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis,
psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk
merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara
meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta
3.

diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik.


Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan
untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi Upaya yang dapat
dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi selama kehamilan ibu secara dini.
Kehamilan:

a.

Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas,

Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.


b.
Imunisasi TT 2x.
c.
Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih seringdan

4.

lebih intensif.
d.
Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan

untuk

datang

ke

klinik

dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. dari beberapa pengalaman,
akan lebih baik
khususnya

memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga

pembuat

keputusan

utama,

sehingga

si

ibu

akan

didampingi

untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
1)
Perdarahan vagina
2)
Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3)
Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
4)
Nyeri abdomen yang hebat
5)
Bengkak pada muka atau tangan
6)
Bayi kurang bergerak seperti biasa
E. Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif
1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam
kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan
kompetensi bidan adalah:
a.
Tes hemoglobin darah (Hb)
Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia
b.

gravidarum.
Tes urin protein
Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre

eklamsia dalam kehamilan.


c.
Tes glukosa urin
Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes
2.

mellitus gravidarum
Menetapkan Kebutuhan Belajar

Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaian elemenelemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihandi laboratorium
keterampilan

sampai

saat

melaksanakan

praktik

klinik

kebidanan.Bimbingan

keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan kebidanan


baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila mahasiswa tersebut telah
mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I).
Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi
kehamilan, pertumbuhankehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis
ibu selamakehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik
dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam
asuhankehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam
perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung
kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.
3.

Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan


Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan
harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan
praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu penanganan

4.

abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia dalam kehamilan.
Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya
Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan
konsultasi atau rujukan dengan tenaga professional lainnya untuk mencegah terjadinya

5.

komplikasi lebih lanjut.


Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence
Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan

konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah
pendidikan kesehatan tentang:
a.
Tanda bahaya dalam kehamilan
b.
Gizi pada ibu hamil
c.
Persiapan persalinan
d.
Imunisasi TT
e.
Olahraga
f.
Istirahat
g.
Kebersihan
h.
Pemberian ASI
i.
Aktifitas seksual
j.
Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
k.
Obat-obatan dan merokok
l.
Body mekanik
m. Pakaian dan sepatu
Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil

6.

dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS.


Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
Menurut standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4 kali

7.

selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut:


a.
Kunjungan I
: dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)
b.
Kunjungan II : dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester II)
c.
Kunjungan III : dilakukan antara minggu 28-36 (pada trimester III)
d.
Kunjungan IV : dilakukan setelah minggu ke-36 (pada trimester III)
F. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
1. Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada
Wanita Hamil

Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan
lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
pendeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan,

pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran


Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE

Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal pertama sampai memasuki persalinan.
2. Mengevaluasi Data Dasar
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.
Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:
Data Dasar
Pertimbangan
Amenore
Diagnosis kehamilan
Tanggal
menstruasi Diagnosis kehamilan
terakhir
Keluhan

yang Pemberian konseling

disampaikan
pasien
Hasil

pemeriksaan Diagnosis kehamilan

fisik Kenaikan BB
Tes urin kehamilan ( tes
HCG ) positif
Cloasma gravidarum
Perubahan
pada payudara
Linea nigra
Tanda Chadwick
Tanda hegar
3.

Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan


Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada
kunjungan sebelumnya.Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang

dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana
yang efektif agar tetap dipertahankan.Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan
adalah :

Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada

kunjungan sebelumnya
Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin

Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada

kunjungan sebelumnya
Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari

proses KIE yang lalu


Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu
setelah dilakukan penatalaksanaan

4. Pengkajian Data Fokus


a.

Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan


a) Riwayat

Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya


Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang

timbul sejak kunjungan terakhir


Gerakan janin dalam 24 jam terakhir

b) Deteksi ketidaknyamanan

Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil

b.

Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu


Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk
mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :

Janin :
Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari
120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut

tathicardi.
Ukuran janin
Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian
dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) n
x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala
dibawah spina ishiadica maka n = 11

Letak dan presentasi


Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu
cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada pada bagian fundus
Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang
dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah
(presentasi)
Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah

masuk panggul
Aktivitas/ gerakan janin
Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin
minimal 10 kali.

c.

Ibu
Tekanan darah
Berat badan
Tanda-tanda bahaya
TFU
Umur kehamilan
Pemeriksaan vagina

Pemeriksaan Laboratorium
Darah = Hb
Urine = Protein dan glukosa

5. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan


Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan
pada ibu
Diskusikan

mengenai

rencana

persiapan

kelahiran

dan

jika

terjadi

kegawatdaruratan
Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa
yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

Você também pode gostar