Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tn M, umur 40 tahun seseorang lakilaki bekerja sebagai buruh bangunan, sejak lima bulan
yang lalu teraba benjolan di leher kanan sebesar telur puyuh, benolan tidak nyeri, badan
terasa demam tapi tidak terlalu tinggi dan mudah berkeringat, nafsu makan menurun dan
berat badan masih normal. VV
a) Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dan pekerjaan terhadap kasus? 1,2,3
b) Apa makna klinis timbulnya benjolan sebesar telur puyuh sejak 5 bulan yang lalu?
c)
d)
e)
f)
2,3,4
Apa saja struktur yang terlibat pada kasus?3,4,5
Mengapa benjolan tidak terasa nyeri dan bagaimana mekanismenya? 4,5,6
Apa saja penyakit yang dapat menimbulkan adanya benjolan pada kasus? 5,6,7
apa makna klinis badan terasa demam tapi tidak terlalu tinggi dan mudah
berkeringat, nafsu makan menurun dan berat badan masih normal? 6,7,8
Limfadenopati adalah kondisi pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran
lebih besar dari 1 cm. Salah satu etiologi limfadenopati adalah limfoma yang
gejalanya antara lain : demam, keringat malam, dan penurunan berat badan.
II.
Sejak 4 bulan yang lalu timbul benjolan di leher sebelah kiri sebesar telor puyuh
sedangkan benjolan sebelah kanan semakin membesar yaitu sebesar telur ayam. Berat
badan menurun 6 kg dalam 2 bulan terakhir. Sejak 1 bulan yang lalu Tn.M mengeluhkan
sakit menelan dan sulit menelan, akhirnya Tn.M berobat ke bagian penyakit dalam dan
dirawat. VVV
a) Mengapa timbul benjolan pada leher sebelah kiri? 7,8,9
Ada banyak penyebab benjolan pada leher akibat pembesaran kelenjar getah
bening. Diantaranya adalah multiplikasi sel di limfa nodus seperti limfosit, sel
plasma, monosit, atau histiosit. Selain itu adanya infiltrasi sel dari luar seperti sel
maligna atau neutrophil ke limfa nodus dapat menyebabkan peningkatan ukuran
limfa nodus. Pada kasus timbulnya benjolan di sisi kiri leher pasien diduga
merupakan akibat metastase dan menandakan limfadenopati yang dialami
merupakan limfadenopati lokalisata.
b) Mengapa benjolan sebelah kanan
semakin
membesar
dan
bagaimana
mekanismenya? 8,9,1
Apabila limfadenitis yang dialami merupakan akibat dari keganasan, maka
benjolan yang semakin membesar terjadi akibat infiltrasi sel-sel keganasan atau sel
limfosit yang berdiferensiasi menjadi sel abnormal. Sel yang abnormal akan terus
Tuan M sempat berobat ke dokter umum, diberi obat juga dilakukan pemeriksaan darah
dan rontgen dada, namun benjolan tidak mengecil dan semakin membesar. V
a) Mengapa Tn M sudah diberikan obat tetapi benjolan tidak mengecil dan semakin
membesar? 3,4,5
b) Apa obat yang bisa diberikan Dokter umum pada kasus? 4,5,6
c) Apa tujuan dilakukan pemeriksaan darah dan rontgen pada kasus? 5,6,7
IV.
Riwayat batuk lama tidak ada, riwayat keluarga batuk lama tidak ada, riwayat sakit kepala
tidak ada, keluhan nyeri sendi dan demam lama tidak ada. Tn.M sering memelihara
binatang seperti kucing dan juga senang makan yang dibakar seperti sate. Tn.M jarang
minum obat-obatan dan jamu-jamuan. Riwayat keluarga tidak ada penyakit seperti ini, Ibu
Tn.M menderita karsinoma payudara. VV
a) Apa yang dapat kita simpulkan dari riwayat penyakit dari pasien pada kasus? 6,7,8
Benjolan di leher Tn. M merupakan limfadenopati yang disebabkan oleh
keganasan.
b) Mengapa ditanyakan riwayat batuk, sakit kepala, nyeri sendi dan demam lama
tidak ada ? 7,8,9
Ditanyakannya riwayat-riwayat tersebut adalah untuk mencari etiologi dari
pembesaran kelenjar getah bening. Riwayat batuk lama biasa ditemukan pada
pasien dengan tuberkulosis, sedangkan sakit kepala dan demam dapat ditemukan
pada pasien dengan riwayat infeksi (seperti demam tifoid, infeksi CMV, hepatitis,
dll), limfoma, dan sindrom Sjogren. Nyeri sendi juga perlu ditanyakan untuk
menghapus etiologi penyakit autoimun seperti reumatoid arthritis dan sistemik
lupus eritematosus (SLE).
c) Apa makna klinis sering memelihara binatang seperti kucing dan juga senang
makan yang dibakar seperti sate? 8,9,1
konunctiva pucat(-), ikterik (-), mulut: stomatitis (-), faring: hiperemis (-),
tumor (-)
Leher: JVP (5-2)cmH2O
Benolan pada leher kanan: ukuran 5x4x4cm, nyeri (-), mobile
Benjoran pada leher kiri: ukuran 3x4x3cm nyeri (-), mobile
Thoraks:
Pembesaran kelenjar limfa di aksila (-)
Paru: dalam batas normal
Jantung; dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas superior : pembesaran kelenjar limfa (-)
Ekstremitas inferior
a) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?3, 4,5
b) Bagaimana cara pemeriksaan KGB? 4,5,6
VI.
Pemeriksaan laboratorium: V
Darah rutin Hb;
60mm/jam
Kimia darah: ureum 50mg/dl, kreatinin 1,4mg/dl, asam urat 8,5mg/dl, LDH 565 u/l
a) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik? 5,6,7
VII. Aspek Klinis
1. Algoritma 6,7,8
Dosed
adjusted
R-EPOCH
(Rituximab,
etoposide,
lini
(kategori 2B)
pertama Terapi dosis tinggi dengan penyelamatan stem sel autolog
konsolidasi
Terapi lini kedua
R
MINE mesna, ifosfamide, mitoxantrone, etoposide + R
Uji klinik
Rituximab
CEPP + R ( cyclophosphamide, etoposide, prednisone,
procarbazine) PO dan IV
PEPC
(prednisone,
cyclophosphamide) PO
(etoposide,
EPOCH
etoposide,
prednisone,
procarbazine,
vincristin,
cyclophosphamide, doxorubicine)
Tabel 2. Regimen terapi yang disarankan pada limfoma non hodgkin berdasarkan Komite
Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN) 2015
12. Komplikasi 8,9,1
13. Prognosis 9,1,2
14. SKDI 1,2,3