Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Februari 2007) jumlah penganggur lulusan perguruan tinggi naik sebesar 66.578 atau 9.88 %.
Tanpa entrepreneurship sumber energi, komoditi dan mineral yang melimpah di Indonesia
tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat, negarapun tidak akan
mendapatkan kutipan pajak, retribusi dan fasilitas publik swadaya.
Orientasi pendidikan kita saat ini umumnya memang membangun manusia pencari kerja dan
bukan membangun manusia pencipta kerja, itu sebabnya generasi muda kita umumnya tidak
memiliki kecakapan untuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Pertanyaan yang
mungkin timbul adalah apakah entrepreneur-entrepreneur baru bisa dibentuk melalui
pendidikan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Peter Drucker berkata :The entrepreneurial
mystique? It's not magic, it's not mysterious, and it has nothing to do with the genes. It's a
discipline. And, like any discipline, it can be learned.
Untuk
menghasilkan
entrepreneur-entrepreneur
baru,
mengatasi
kemiskinan
dan
pendidikan
dan
pelatihan
entrepreneurship,
pengkajian
kurikulum
entrepreneurship, inkubator, konsultasi dan dukungan jaringan finansial dan mentoring bagi
para entrepreneur baru. Dalam jangka panjang Ciputra mengusulkan pengintegrasian
pembelajaran entrepreneurship dalam kurikulum nasional mulai dari TK sampai dengan
Perguruan Tinggi. Ia pun mengusulkan Kerja Sama Gerakan Nasional Budaya Wirausaha
antara pihak pemerintah, akademisi, kalangan bisnis dan tokoh sosial, agar budaya
entrepreneurship bisa terbangun di Indonesia.
Bakat Entrepreneur Bisa Dikembangkan oleh Siapa Saja
Bagi Ciputra, ada tiga ciri utama seorang entrepreneur. Pertama seorang entrepreneur mampu
melihat peluang bisnis yang tidak dilihat atau diperhitungkan orang lain. Ia melihat
kemungkinan dan memiliki visi untuk menciptakan sesuatu yang baru yang memicu
semangatnya untuk bertindak. Kedua seorang entrepreneur adalah orang yang bertindak
untuk melakukan inovasi, mengubah keadaan yang tidak/kurang menyenangkan menjadi
keadaan seperti yang ia inginkan. Tindakannya lah yang membuat seorang entrepreneur
menjadi inovator. Ketiga, seorang entrepreneur adalah seorang pengambil risiko, baik risiko
yang bersifat financial (baca : rugi), maupun risiko yang bersifat mental (baca : dianggap
gagal). Dengan 3 ciri tersebut, seorang entrepreneur sejati seperti seorang perintis kawasan
baru atau pendaki gunung yang selalu mencari puncak-puncak baru untuk ditaklukan.
Dalam pandangan Ciputra, orang yang memiliki atau mengelola sebuah bisnis, belum tentu
seorang entrepreneur. Orang bisa memiliki sebuah bisnis dengan meniru bisnis yang sudah
berhasil, seperti banyak dilakukan dalam sistem waralaba. Pebisnis model ini tidak memulai
dengan visi , tidak melakukan tindakan-tindakan yang inovatif dan juga tidak mengambil
risiko yang besar. Mereka itu bisa disebut pebisnis atau pengusaha, tapi bukan entrepreneur
seperti yang dimaksud oleh Ciputra.
Berikut ini adalah nasihat dari Ciputra bagi para entrepreneur muda :
Jangan tinggalkan pendidikan formal, tetapi justru gunakan pendidikan formal untuk
mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan impian sebagai entrepreneur.
Tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi entrepreneur. Yang
penting pelajari segala hal untuk mewujudkan impian itu.
Pilih bidang usaha yang sesuai dengan minat, pendidikan dan bakat-bakat terbaik kita.
Bidang usaha yang menumbuhkan mimpi-mimpi yang memasok energi dan membuat
kita tetap bersemangat untuk berusaha, terutama jika sejumlah tangtangan
menghambat langkah ke depan.
Mimpikanlah apa yang Anda inginkan dan inginkanlah apa yang Anda impikan.
Bangunlah keyakinan bahwa itu bisa diperoleh melalui kerja keras yang terfokus.
Ceritakan pada diri sendiri dan teman-teman dekat apa yang Anda impikan dan
kerjakan. Bertindaklah mulai saat ini untuk mewujudkannya.
Ide bisnis dapat datang dengan berbagai cara pada waktu dan tempat yang tidak
terduga. Supaya tidak mudah hilang, biasakanlah untuk mencatat ide-ide tersebut.
Seorang calon entrepreneur harus membiasakan diri untuk tertarik pada pada praktikpraktik bisnis terbaik, dilingkungan terdekatnya ataupun dimana saja. Praktik-praktik
terbaik itu bukan saja untuk dipelajari tapi lebih dari itu untuk ditiru dan dijalankan
sesuai dengan konteks bisnis yang ada.
Meniru adalah proses inovatif jika yang kita lakukan adalah meniru praktik-praktif
bisnis terbaik, mengambil puncak-puncak pencapaian itu dan meramunya menjadi
sesuatu yang lebih baik dan lebih bernilai sesuai dengan konteks usaha kita sendiri.
2. Carilah mitra bisnis yang melengkapi keunggulan Anda. Pola kemitraan akan
memperkecil
risiko
masing-masing
pihak
dan
memperbesar
kemungkinan
berhasilnya, karena dapat mempermudah dan mempercepat proses bisnis itu sendiri.
3. Mencari mitra bisnis seperti mencari istri. Tak perlu tergesa-gesa, namun gunakan
semua jalur yang mungkin untuk memperoleh informasi seluas-luasnya. Jika masih
ragu bersabarlah, jika Anda yang perlu rendah hatilah. Tetaplah memperjelas kriteria
dari mitra bisnis yang kita cari.
4. Yakinkanlah mitra bisnis Anda dengan memberikan manfaat nyata, bukan janji-janji.
Dan selalulah menjaga komitmen untuk memberikan manfaat bagi kedua belah pihak
agar reputasi terjaga dan hubungan bisa terjaga langgeng.
5. Cermatlah membaca pasar. Jadilah yang terdepan dalam mengantisipasi siklus.
Masukilah pasar yang belum matang.
6. Ketepatan mengatakan no sama pentingnya dengan ketepatan mengatakan yes.
Jangan takut menunda menggarap sebuah bisnis baru jika Anda yakin keputusan itu
mendatangkan hasil yang lebih baik di masa depan.
7. Ada kalanya seorang entrepreneur harus menggunakan intuisinya dalam mengambil
keputusan. Intuisi dapat dilatih dan dipelajari berdasarkan pengalaman. Semakin
sering seorang entrepreneur dihadapkan pada keharusan mengambil keputusan pada
saat sulit, semakin tajam intuisinya.
8. Seorang entrepreneur adalah juga seorang pemasar yang tangguh. Ia tak kenal lelah
menceritakan dan meyakinkan sebanyak mungkin orang pada saat kapanpun tentang
betapa bernilainya bisnis baru yang ia garap.
9. Seorang entrepreneur yang sukses, membangun dan bekerja lewat organisasinya.
Dalam tahap apapun bisnis Anda, usahakan membangun organisasi.
10. Jangan memikirkan kemungkinan gagal. Pusatkan perhatian pada upaya mencapai
hasil terbaik. Dan bila belum juga berhasil, upayakan lagi sampai berhasil.
Prestasi, nasihat dan prinsip-prinsip Ciputra telah menjadi inspirasi dan membangun motivasi
yang lebih besar lagi bagi saya untuk merealisasikan mimpi-mimpi saya membangun bisnis
yang inovatif, menciptakan lapangan kerja baru dan turut mensejahterakan bangsa. Semoga
Anda pun merasakan hal yang sama. Mari kita kobarkan semangat entrepreneurship yang
benihnya mungkin saja sudah tertanam namun terpendam dan belum tumbuh, tersembunyi
terlalu lama di dalam hidup kita.
Selamat membangun bisnis.