Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mendaki Gunung Sibuatan yang merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara akan
memberikan kesan, pengalaman tersendiri, berbeda dibandingkan gunung lainnya.Dari base
camp hingga puncak, para pendaki akan melewati hutan dengan pohon-pohon tinggi, kemudian
hutan lumut, hingga ke puncak. Hanya beberapa menit menjelang puncak, pepohonan akan
berkurang, tetapi itu pun masih cukup hijau. Karena itu, berbeda dibandingkan gunung lainnya di
Sumatera Utara dimana ketika telah mencapai puncak para pendaki bisa memandang bebas
panorama alam sekitar gunung. Ketika mendaki Gunung Sibuatan, para pendaki tidak akan
mendapatkan pemandangan seperti itu.
Dengan ketinggian mencapai 2.457 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), Gunung Sibuatan
adalah gunung tertinggi di Provinsi Sumatra Utara. Ketinggiannya mengalahkan gunung lainnya
di Sumatera Utara seperti Gunung Sorik Merapi, Gunung Sibayak, Gunung Toba. Bahkan
Gunung Sinabung sebelum meletus adalah gunung paling populer bagi para pendaki gunung di
Sumatera Utara. Gunung Sinabung memiliki ketinggian mencapai 2.451 MDPL. Namun,
karena Gunung Sinabung masih sering mengalami erupsi, maka ketinggiannya dapat berubah
cepat. Sehingga, ketinggian ini sangat relatif karena hanya berbeda beberapa meter saja
dibandingkan Gunung Sibuatan.
Pemandangan dari lokasi menjelang puncak Gunung Sibuatan. Dikarenakan kabut tebal, maka
pemandangan sekitar gunung tidak kelihatan.
asumsi pendakian akan menempuh tujuh jam perjalanan, maka sekitar pukul 10 malam kami
akan tiba di puncak dan dapat bermalam sehingga esok pagi bisa melihat matahari terbit sebelum
turun. Pertama-tama kami melewati hutan dengan pohon-pohon tinggi nan rimbun. Karena lelah,
kami istirahat sejenak sambil bercanda untuk menghilangkan lelah.
Istirahat sebelum memasuki kawasan hutan lumut, ketika mendaki Gunung Sibuatan.
Banyak pemberhentian dilakukan untuk istirahat, maklum sebagian besar adalah pendaki
pemula. Setelah berjam-jam melewati hutan lumut, kami akhirnya tiba di puncak sekitar pukul
03 dinihari. Walau perjalanan mendaki Gunung Sibuatan melelahkan, tetapi sungguh berkesan.
Dari perjalanan mendaki Gunung Sibuatan, kami dapat lebih memahami pengertian lingkungan
hidup, juga pentingnya melakukan konservasi sumber daya alam untuk tetap menikmati manfaat
tumbuhan dan satwa liar bagi kehidupan manusia.
Melewati hutan lumut. Terkadang para pendaki harus merayap untuk melewati akar-akar pohon
di kawasan hutan lumut ketika mendaki Gunung Sibuatan.
Setelah tertidur sekitar 2-3 jam, cahaya matahari pagi mulai menembus tenda. Sebagian anggota
tim bangun, sebagian masih meneruskan tidurnya, mungkin dikarenakan rasa lelah luar biasa.
Bagi yang bangun, segera memasak air untuk minuman panas seperti kopi, teh, susu. Ada juga
memasak mi instan. Sebagian membawa makanan kaleng atau sekedar makan snack. Paling
penting logistik harus cukup. Pagi diselimuti kabut ringan.
Harapan untuk melihat matahari terbit, pemandangan indah Danau Toba dari puncak Gunung
Sibuatan sirna karena kabut semakin tebal. Setelah ditunggu sekitar 3 jam, kabut tetap tidak
menipis. Kami putuskan turun sekitar pukul 09 pagi. Dengan perhitungan bahwa turun akan
memakan waktu sekitar 5-6 jam. Benar saja, sekitar pukul 3 sore kami tiba di base camp.
Di base camp, seluruh anggota tim membersihkan diri di sungai kecil di depan gubuk. Kami juga
memasak kopi sisa, sekedar untuk menghangatkan badan setelah perjalanan turun diserang hujan
deras. Perjalanan mendaki Gunung Sibuatan, gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara pun
berakhir. Sekitar pukul 5 sore kami bergerak kembali ke Medan.