Você está na página 1de 7

Manfaat alam bagi kesehatan, salah satunya, meningkatkan sistem kekebalan

tubuh manusia. Demikian menurut hasil analisa penelitian peneliti University of


Illinois, Amerika Serikat.
Kemana anda pergi liburan akhir pekan nanti? Jika anda tinggal di kota atau
pinggiran kota, ada baiknya anda mencoba menghabiskannya di alam, mungkin
di sebuah taman nasional, pantai atau villa di pegunungan.
Sebagian besar kita merasakan adanya tarikan dari luar ke dalam diri kita,
bahkan jika itu sekedar sebuah dorongan untuk untuk jalan, duduk di halaman
belakang rumah, sekedar mencoba melihat tupai, burung atau sejenisnya. Alam
memiliki jenis energi khusus: murni, liar dan semangat pembaharuan.
Mengapa berada di alam terasa begitu nyaman? Apakah anda seperti
menemukan kedamaian, tenang, seperti terhubung ke bumi? Apakah manfaat
alam bagi kesehatan mental dan tubuh manusia? Ya, itu jawabannya! Penelitian
terbaru menemukan bahwa berada di alam sebenarnya meningkatkan sistem
kekebalan tubuh kita. Pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan mental dan
fisik manusia.

Manfaat alam untuk kesehatan


Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menegaskan bahwa berada
di lingkungan alam sangat baik untuk kesehatan mental dan fisik seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berapa lama waktu yang dihabiskan
seseorang di taman, kebun, hutan, memiliki hubungan erat yang positif dengan
kesehatan mental, fisik yang lebih kuat. Sebaliknya, mereka yang tinggal di
daerah dengan ruang hijau yang kecil, sedikit akan memiliki risiko lebih tinggi
terserang penyakit, termasuk depresi, kecemasan, defisit perhatian /
hyperactivity disorder (ADHD), kanker, diabetes.
Hubungan ilmiah antara manfaat alam dan kesehatan telah sekian lama menjadi
misteri. Dalam rangka untuk memecahkan misteri tersebut, Ming Kuo, seorang
peneliti dari University of Illinois, melakukan analisis terhadap setiap studi guna
menemukan jawaban terhadap manfaat alam bagi kesehatan. Hasilnya,
penelitian berkesimpulan bahwa hubungan tersebut sangat jelas, yaitu terletak
pada sistem kekebalan tubuh.
Dalam papernya yang berjudul How might contact with nature promote human
health? Promising mechanisms and a possible central pathway, dipublikasikan di
jurnal Frontiers in Psychology, Kuo menemukan sebanyak 21 jalur kemungkinan
relasi antara alam dengan kesehatan yang bagus. Dua dari 21 jalur hubungan
tersebut memiliki keterkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Dia
membandingkan berada di alam guna mengambil multivitamin yang memberikan
nutrisi bagi tubuh manusia, kemudian secara bersamaan melindungi seseorang
dari berbagai jenis penyakit fisik dan mental.
Bagaimana sistem kekebalan tubuh mendapatkan manfaat alam?. Salah satu
caranya adalah bahwa tubuh beralih dari mode melawan menjadi mode
beristirahat dan mencerna. Ketika seseorang merasa nyaman dan aman tidak
terpaku pada suatu masalah maka tubuh akan menginvestasikan lebih banyak
energi, sumber daya terhadap sistem kekebalan tubuh, daripada membuang
semua energi yang berharga tersebut.
Berada di alam juga memiliki kualitas yang melekat untuk peningkatan kekebalan
tubuh, seperti suplai vitamin D dari sinar matahari, ion negatif, phytoncides
(senyawa anti-mikroba berasal dari tanaman), mycobacterium vaccae (bakteri
baik di dalam tanah).

Jadi, apakah hubungan sistem kekebalan tubuh dengan kesehatan mental


manusia?. Para ilmuwan dari University of Cambridge, misalnya, baru-baru ini
menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan tingkat protein yang lebih
tinggi yang terlepas di dalam darah selama sakit, mungkin akan menderita
depresi, psikosis dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Penelitian lain, termasuk pada tikus, menunjukkan bahwa depresi mirip dengan
reaksi alergi, terjadi sebagai akibat dari sistem kekebalan tubuh. Daripada
mengalami influenza, hidung meler, misalnya, beberapa orang mungkin akan
mengalami depresi.

Cara praktis memperoleh manfaat alam


Tidak peduli apakah seseorang di laut, mendaki gunung (baca: mendaki gunung
Sibuatan), melakukan petualangan, atau hanya ke kebun belakang rumah, paling
penting adalah seseorang menghabiskan banyak waktu di alam. Jika seseorang
tidak memiliki akses ke fasilitas yang sungguh-sungguh alami, maka keluar
rumah sekedar untuk berjalan-jalan di taman, duduk di bawah pohon atau
meletakkan kaki telanjang di tanah sudah cukup memperoleh manfaat alam bagi
yang bersangkutan. Memiliki ikan hias tercantik di akuarium, juga dapat
meningkatkan kesehatan mental manusia.
Menghubungkan diri dengan alam, lingkungan adalah kebutuhan dasar manusia.
Memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar bagi tubuh dan pikiran.
Cobalah hidup ramah lingkungan. Hidup sehat tidak harus mahal bukan? Dengan
demikian, kerusakan hutan, pencemaran lingkungan, akan memberikan efek
negatif bagi manusia, baik secara psikologis, psikis, ekonomi jangka panjang

Mendaki Gunung Sibuatan yang merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara akan
memberikan kesan, pengalaman tersendiri, berbeda dibandingkan gunung lainnya.Dari base
camp hingga puncak, para pendaki akan melewati hutan dengan pohon-pohon tinggi, kemudian
hutan lumut, hingga ke puncak. Hanya beberapa menit menjelang puncak, pepohonan akan
berkurang, tetapi itu pun masih cukup hijau. Karena itu, berbeda dibandingkan gunung lainnya di
Sumatera Utara dimana ketika telah mencapai puncak para pendaki bisa memandang bebas
panorama alam sekitar gunung. Ketika mendaki Gunung Sibuatan, para pendaki tidak akan
mendapatkan pemandangan seperti itu.

Tampak Gunung Sibuatan dari lahan pertanian warga.


Mendaki Gunung Sibuatan susah-susah gampang. Hal ini karena puncak Gunung Sibuatan masih
ditumbuhi pohon, semak cukup rapat. Hanya pada beberapa lokasi saja, bisa memandang jauh
hingga Danau Toba. Itu pun jika cuaca cukup cerah. Jika mendung atau berkabut, dipastikan para
pendaki tidak akan dapat melihat pemandangan menakjubkan tersebut.
Selain melewati tantangan berupa naik turun tiga lembah dan tiga bukit sebelum mencapai
puncak, sebagian besar adalah hutan lumut, kesempatan langka merasakan pemandangan
tersebut membuat petualangan alam mendaki Gunung Sibuatan menjadi lebih menantang,
berkesan.

Dengan ketinggian mencapai 2.457 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut), Gunung Sibuatan
adalah gunung tertinggi di Provinsi Sumatra Utara. Ketinggiannya mengalahkan gunung lainnya
di Sumatera Utara seperti Gunung Sorik Merapi, Gunung Sibayak, Gunung Toba. Bahkan
Gunung Sinabung sebelum meletus adalah gunung paling populer bagi para pendaki gunung di
Sumatera Utara. Gunung Sinabung memiliki ketinggian mencapai 2.451 MDPL. Namun,
karena Gunung Sinabung masih sering mengalami erupsi, maka ketinggiannya dapat berubah
cepat. Sehingga, ketinggian ini sangat relatif karena hanya berbeda beberapa meter saja
dibandingkan Gunung Sibuatan.

Pemandangan dari lokasi menjelang puncak Gunung Sibuatan. Dikarenakan kabut tebal, maka
pemandangan sekitar gunung tidak kelihatan.

Persiapan Mendaki Gunung Sibuatan


Rombongan kami yang akan mendaki Gunung Sibuatan, bergerak dari Medan dengan
mengendarai sepeda motor pagi hari sekitar pukul 04 pagi. Tiba di Desa Nagalingga sekitar
pukul 12 siang, setelah istirahat sejenak di Simpang Merek. Sekitar pukul 01.00 kami tiba di
base camp. Sesungguhnya ini adalah gubuk petani desa, terletak di paling ujung yang berbatasan
dengan pintu masuk hutan.
Di sebelah base camp terdapat Sungai Kecil. Lumayan untuk membersihkan badan atau mandi
sekaligus mengkemasi barang bawaan dalam pendakian. Sementara yang tidak perlu bisa
ditinggal, dititipkan di rumah petani. Sepeda motor juga bisa dititipkan di sini. Tetapi, mobil
tidak bisa menjangkau lokasi base camp ini.
Setelah selesai menyusun perlengkapan, kemudian makan siang makan sosis dan nugget
goreng terasa maknyus -, pendakian pun dimulai. Kami bergerak sekitar pukul 2 siang. Dengan

asumsi pendakian akan menempuh tujuh jam perjalanan, maka sekitar pukul 10 malam kami
akan tiba di puncak dan dapat bermalam sehingga esok pagi bisa melihat matahari terbit sebelum
turun. Pertama-tama kami melewati hutan dengan pohon-pohon tinggi nan rimbun. Karena lelah,
kami istirahat sejenak sambil bercanda untuk menghilangkan lelah.

Istirahat sebelum memasuki kawasan hutan lumut, ketika mendaki Gunung Sibuatan.

Perjalanan mendaki Gunung Sibuatan


Setelah dirasa cukup, perjalanan mendaki Gunung Sibuatan kami lanjutkan. Di salah satu
persimpangan, kami mengambil simpang ke arah kanan. Perjalanan terus dilakukan. Semakin
lama semakin menuju semak di daerah terjal, bukan hutan lumut. Sebagian anggota rombongan
adalah para pendaki sehingga segera menyadari bahwa ada yang salah. Dan ternyata benar, ini
jalur yang salah. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk kembali ke persimpangan awal. Dengan
demikian, 2 jam telah terbuang.
Setelah tiba di persimpangan, rombongan mengambil jalur yang lurus dari arah base camp,
seharusnya tidak belok kanan seperti yang dilakukan di awal. Setelah sekitar 1 jam perjalanan
dari persimpangan tadi, dengan jalan yang terus menanjak, kami memasuki kawasan hutan
lumut.
Pemandangan di hutan ini mengingatkan saya pada film Lord of the Ring. Sungguh
menakjubkan. Tanah gembur, kemudian harus merayap-rayap melewati akar-akar pohon
membuat rombongan merasa lelah. Berbagai jenis keanekaragaman hayati dari berbagai jenis
tumbuhan, satwa liar masih bisa ditemukan. Fakta tanaman kantong semar dapat dibuktikan di
sini.

Banyak pemberhentian dilakukan untuk istirahat, maklum sebagian besar adalah pendaki
pemula. Setelah berjam-jam melewati hutan lumut, kami akhirnya tiba di puncak sekitar pukul
03 dinihari. Walau perjalanan mendaki Gunung Sibuatan melelahkan, tetapi sungguh berkesan.
Dari perjalanan mendaki Gunung Sibuatan, kami dapat lebih memahami pengertian lingkungan
hidup, juga pentingnya melakukan konservasi sumber daya alam untuk tetap menikmati manfaat
tumbuhan dan satwa liar bagi kehidupan manusia.

Memasuki kawasan hutan lumut ketika mendaki Gunung Sibuatan.

Mendaki Gunung Sibuatan


Gerimis mulai turun, segera seluruh tim mempersiapkan tenda sebelum hujan turun. Tetapi,
ternyata hujan turun cepat, walau tidak deras. Kabut pun mulai menyelimuti dengan begitu pekat.
Setelah diguyur hujan sesaat, tenda-tenda berdiri. Seluruh anggota tim masuk ke tenda dan
berganti pakaian. Memakai pakaian kering adalah kewajiban untuk menghindari hipotermia
serangan dingin pada tubuh yang dapat berakibat fatal dan berujung kematian. Di dalam tenda
ada yang masak dan ada yang langsung tidur. Hujan terus turun degan deras, menemani tidur
kami yang semakin pulas.

Melewati hutan lumut. Terkadang para pendaki harus merayap untuk melewati akar-akar pohon
di kawasan hutan lumut ketika mendaki Gunung Sibuatan.
Setelah tertidur sekitar 2-3 jam, cahaya matahari pagi mulai menembus tenda. Sebagian anggota
tim bangun, sebagian masih meneruskan tidurnya, mungkin dikarenakan rasa lelah luar biasa.
Bagi yang bangun, segera memasak air untuk minuman panas seperti kopi, teh, susu. Ada juga
memasak mi instan. Sebagian membawa makanan kaleng atau sekedar makan snack. Paling
penting logistik harus cukup. Pagi diselimuti kabut ringan.
Harapan untuk melihat matahari terbit, pemandangan indah Danau Toba dari puncak Gunung
Sibuatan sirna karena kabut semakin tebal. Setelah ditunggu sekitar 3 jam, kabut tetap tidak
menipis. Kami putuskan turun sekitar pukul 09 pagi. Dengan perhitungan bahwa turun akan
memakan waktu sekitar 5-6 jam. Benar saja, sekitar pukul 3 sore kami tiba di base camp.
Di base camp, seluruh anggota tim membersihkan diri di sungai kecil di depan gubuk. Kami juga
memasak kopi sisa, sekedar untuk menghangatkan badan setelah perjalanan turun diserang hujan
deras. Perjalanan mendaki Gunung Sibuatan, gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara pun
berakhir. Sekitar pukul 5 sore kami bergerak kembali ke Medan.

Você também pode gostar