Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam serangan itu Belanda berhasil menawan presiden, wakil presiden, dan
beberapa pejabat tinggi lainnya. Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat
(dekat Danau Toba) dan kemudian ke Bangka. Wakil Presiden Hatta
langsung ditawan di Bangka. Setelah itu Belanda meyiarkan berita keseluruh
dunia yang menyatakan bahwa RI sudah tidak ada dan perlawanan TNI
sama sekali tidak berarti. Propaganda semacam itu jelas menyudutkan
kedudukan RI dimata dunia internasional.
Kendati demikian, sebelum para pemimpin republic ditawan, Presiden
Soekarno masih sempat memimpin sidang cabinet secara singkat. Hasil
sidang cabinet tersebut, yakni sebagai berikut.
a) Pemerintah republic Indonesia memberikan mandate melalui radiogram
kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk
membentuk Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra.
b) Presiden dan wakil presiden tetap tinggal didalam kota agar tetap dekat
dengan KTN dengan risiko ditawan Belanda.
c) Pimpinan TNI akan menyingkir ke luar kota untuk melaksanakan perang
gerilya dengan membentuk wilayah komando di Jawa dan Sumatra.
Agresi militer Belanda kedua ini mengundang reaksi dan kecaman dari dunia
internasional. Belanda dinilai selalu menganggu ketertiban dan perdamaian
dunia. Belanda pun dianggap tidak menghormati setiap persetujuan yang
dibuatnya.
Oleh karena itu, Dewan Keamanan PBB mulai membicarakan agresi militer
Belanda kedua ini. Dalam pertemuan tanggal 28 Januari 1949, Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang memerintahkan penghentian
semua operasi militer Belanda dan penghentian semua aktivitas gerilya
tentara republic.