ABC Analysis (Pareto Principle), kan ada beberapa produk/inventory (ikan,
cumi, udang, etc) dan dari data pembelian bisa dibikin analisisnya dan diputuskan mana inventory kelas A, B, C dan seterusnya. Cycle Counting (sepertinya sudah dilakukan) karena pemesanan dilakukan setiap hari dari supplier. Pengkategorian, kira-kira apakah ada inventory yang independent dan dependen inventory? Kayaknya sih semuanya independent demand. Holding Cost, Ordering Cost, Setup Cost, Setup Time. o Holding Cost: Biaya untuk menyimpan inventory. Biaya untuk membeli es balok: Rp200k per hari. o Ordering Cost: Tidak ada, karena pembelian sudah include ongkir. Hasil agreement. o Setup Cost, Setup Time: Tidak ada. Mesen ikan bukan mesen mesin. Inventory Models for Independent Demand. o EOQ: berapa ideal yang harus dipesan dalam sekali pesan. Mang Engking memesan setiap hari, kuantitas berapa yang diorder adalah estimasi penjualan harian atas jenis inventory itu (bisa dilihat dari data pembelian dari mang engking) + 10% sebagai safety stock. Analisa kira-kira apakah ini sudah ideal dengan teori? o Reorder Point Lead time: waktu dari mesen sampai barang tiba. Rata-rata paling lama 2 hari (Kalimantan) dan paling cepat setengah hari (pesen pagi sore sampai). Reorder point: kapan harus mesen? Idealnya ROP= Demand per day x lead time. Mang Engking order tiap hari. Apakah ini sudah ideal? Gimana cara mengatasi permintaan yang biasanya bisa 2 atau 3 kali lipat pada weekend? Kapan seharusnya pemesanan dilakukan dan berapa banyak biar bisa memenuhi permintaan ini? o Quantity Discount Models. Seharusnya beli banyak bisa dapat diskon. Kenapa tampaknya beli banyak beli sedikit harganya sama aja? Bukannya bisa diatur agreement untuk bisa dapat diskon dari supplier untuk pemesanan dalam jumlah banyak seperti untuk memenuhi permintaan weekend? Proximity to consumer/supplier/competitor? Kenapa Mang Engking letaknya agak terpencil? Apakah ingin dekat ke konsumen atau ke supplier? Sepertinya ada pertimbangan lain, selain dekat dengan danau, juga ingin meramaikan lokasi-lokasi yang dianggap rawan tindak kejahatan. Pengaruh tidak dengan penjualan? Ada saran lokasi yang sebaiknya dipilih Mang Engking? Lokasi harus feasible. Permasalahan Layout. Apakah ada alasan tertentu Mang Engking menyusun Layout sedemikian rupa? Sepertinya sih enggak. o Retail Layout idenya adalah memaksimalkan setiap tempat untuk bisa menghasilkan. Apakah di Mang Engking layout
tempat makannya sudah benar-benar efektif dan tidak ada
area yang terbuang sia-sia? Apakah layout sudah efektif? Seperti jarak antara gudang tempat material dan tempat proses masak ke tempat pelanggan? Apakah nggak kejauhan? Apakah nggak bisa diutak-atik lagi sehinnga efisien?