Você está na página 1de 14

TUGAS MAKALAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN

BERAS MERAH

Disusun Oleh:

ZASTYA DIASTANTRI

(145040100111031)

KELAS A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberi nikmat kesehatan dan
kesempatan, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan lancer dalam bentuk
yang sederhana. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan.
Saya akui makalah yang telah disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
yang budiman agar dapat memperbaiki penyusunan makalah yang lebih baik
kedepan.

Malang, 19 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.i
DAFTAR ISI....ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................1
1.1.

LAT
AR BELAKANG..1
TUJU

1.2.

AN...1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............2
2.1 BIAYA PRODUKSI2
2.2 BOTANI BERAS MERAH.3
2.2.1 TAKSONOMI.3
2.2.2 MORFOLOGI.3
2.2.3 BUDIDAYA BERAS MERAH..5
BAB 3 ANALISIS USAHA TANI..........8
BAB 4 PEMBAHASAN...9
BAB 5 PENUTUP..10
5.1 KESIMPULAN..10
5.2 SARAN..10
DAFTAR PUSTAKA........................11

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah sejak dulu beras merah mempunyai nilai tersendiri di masyarakat.
Sekalipun mungkin belum didukung hasil penelitian, namun anggapan beras ini
mempunyai rasa yang lebih enak dan banyak mengandung vitamin dibanding
beras putih memang sudah ada. Karena alasan itu, tentu saja konsumennya juga
banyak.
Sayangnya, perkembangan kebutuhan Beras Merah ini tidak diikuti
dengan perkembangan areal dan produksinya, sehingga akibatnya bisa diduga,
beberapa perusahaan makanan bayi itu sulit mendapatkan bahan baku.
Memang diakui, sampai saat ini produksi yang dicapai beras merah masih
kalah dibandingkan dengan beras putih. Rendahnya hasil ini bukan hanya karena
varietasnya yang memang berproduksi rendah. Faktor pengelolaan juga cukup
berperan.
Soal peluang, ternyata merupakan salah satu kelebihan yang ditawarkan
bisnis beras merah ini. Sekalipun beberapa produsen makanan bayi yang selama
ini dianggap sebagai penyerapan terbesar beras merah mengaku mampu
memperoleh bahan baku sesuai dengan kebutuhannya. Namun, jika dilihat dari
pesatnya peningkatan produksi dan kebutuhan makanan bayi, tawaran peluang
dari beras merah ini masih terbuka lebar.
Peluang besar, keuntungannya juga tinggi. Ini menarik perhatian saya
untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan petani untuk menghasilkan
1 kg beras merah.

1.2 Tujuan
Mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg Beras Merah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya Produksi


Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber:
1.

Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan


produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan
penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).

2.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan


baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).

3.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi


suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead
pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya
lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.

2.2 Botani Beras Merah


2.2.1 Taksonomi
Nama Indonesia : Padi Beras Merah
Nama Latin

: Oryza nivara

Klasifikasi Tumbuhan padi biji merah :


Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Poales

Family

: Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza nivara

2.2.2 Morfologi

Akar
Sistem perakaran serabut (Radix adventicia), karena tidak terdapat akar

utama/ akar pokok dan digantikan oleh sejumlah akar yang ukurannya kurang
lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.

Batang
a) Batang berbentuk bulat (teres),
b) Sifat batang beras merah yakni batang rumput (calmus),yaitu batang yang
tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga.
c) Permukaan batang licin (laevis)
d) Arah tumbuh batang tegak (erectus),yaitu arah tumbuhnya lurus ke atas.
e) Warna batang hijau, namun pada pangkal batang berwarna merah.
Semakin ke ujung berwarna hijau.

f) Pertumbuhan batang dapat mencapai 2 meter.

Daun
1) Daun padi beras merah termasuk daun tidak lengkap, karena hanya
memiliki helaian daun (lamina) dan pelepah daun (vagina) saja.
2) Memiliki alat tambahan pada daun yaitu lidah-lidah (ligula). Merupakan
suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara pelepah dan
helaian daun. Alat ini berguna untuk mencegah masuknya air hujan
kedalam ketiak antara batang dan pelepah daun, sehingga kemungkinan
pembusukan dapat dihindarkan.
3) Tipe lidah-lidah (ligula) pada padi beras merah yaitu ligula tipe selaput.
4) Bangun/bentuk daun pada padi beras merah yaitu daun bentuk Pita
(ligulatus).
5) Ujung daun berbentuk runcing (acutus), pangkal daun berbentuk rata
(truncatus),dan bertepi rata (integer). Memiliki pertulangan daun yang
sejajar (rectinervis) dan permukaan daun yang berbulu halus (villosus)
dan berdaging tipis.
6) Daun berwarna hijau pada bagian tengah,namun pada bagian tepi, daun
berwarna merah.

Buah
1) Padi beras merah termasuk buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu
buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu speri kulit
yang kering.
2) Padi beras merah dibagi menjadi lebih spesifik lagi yaitu buah sejati
tunggal yang kering jika masak tidak pecah (indehiscens), dan termasuk
dalam Buah Padi (caryopsis) yaitu buah berdinding tipis, mengandung

satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji. Oleh karena itu, biji
yang sehari-hari kita makan, sebenarnya adalah buah.

Perbedaan padi beras merah dengan padi varietas lain berdasarkan ciriciri morfologi :
o Pada bagian pangkal batang,padi beras merah berwarna merah dan pada
bagian ujung berwarna hijau.
o Pada bagian daun,padi beras merah berwarna merah pada bagian tepi
daun,dan berwana hijau pada bagian tengah.
o Pertumbuhan padi beras merah dapat mencapi 2 meter.

2.2.3 Budidaya Beras Merah


a. Penyemaian
Untuk efisiensi waktu sebaiknya penyemaian dilakukan di tempat
terpisah dari sawah yang akan ditanami. Luasnya 15x7 m. Setelah lahan
penyemaian dibajak dan digaru, dibuat petak-petak dengan ukuran 5x3 m.
Ada dua cara penyemaian yang biasa dilakukan oleh petani di Palasari yaitu
penyemaian basah dan penyemaian kering.
Penyemaian basah dilakukan bila banyak air. Caranya, dengan
menebarkan secara merata pada petakan yang macak-macak (ada air tetapi
tidak menggenangi). Sampai 2 hari setelah tanam, petakan tidak digenangi air.
Penggenangan air setinggi 3cm dilakukan pada hari ke 3-5. Saat ini benih
sudah berkecambah. Penggenangan berikutnya dilakukan selang 10 hari. Pada
hari ke 40 benih telah dapat dipindahkan. Saat itu tinggi bibit sudah mencapai
15-20 cm. Bibit dipindahkan dengan mencabutnya dari tanah.

Sedangkan penyemaian kering dilakukan bila kurang air. Benih yang


disemaikan masih dalam bentuk malai. Caranya dengan meletakkan malai
langsung di atas tanah secara berbaris dengan jarak 20 cm kemudian disiram.
Pada hari ketiga benih ditutup dengan tanah yang halus setinggi 2 cm. Pada
hari kelima benih sudah mulai berkecambah dan pada hari ke 30 sudah dapat
ditanam.
b. Penanaman
Bibit yang telah dicabut dari persemaian ditanam dengan jarak 25 x 25
cm. Cara mengatur jarak tanam mengukur dengan bibit yang akan ditanam.
Jumlah anakan yang ditanam 3-4 buah.
c. Pengairan
Selama tiga hari setelah tanam, sawah dibiarkan macak-macak.
Kemudian tujuh hari berikutnya sawah digenangi air setinggi 5 cm. Dan pada
hari ke 10-14 sawah digenangi setinggi 10-15cm. Setiap bulan harus
digenangi selama seminggu.

d. Penyiangan
Pada umur 30 hari setelah tanam, dilakukan penyiangan. Gulma yang
tumbuh diantara padi dicabut dan dibuang atau dibenamkan dalam lumpur.
Waktu penyiangan disesuaikan dengan banyaknya gulma. Pada waktu
penyiangan, sawah dalam keadaan macak-macak.
e. Pemupukan
Setelah penyiangan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
Pelaksanaannya pemupukan dilakukan dengan cara menebarkan pupuk ke
tanaman secara merata. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah penyiangan
kembali.
f. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang banyak menyerang padi di Palasari adalah kungkang


(wereng). Untuk memberantasnya, petani menggunakan insektisida. Cara
pemberiannya disemprotkan secara merata pada tanaman. Penyemprotan biasa
dilakukan 3 kali selama umur tanaman. Selain memakai insektisida, petani
juga biasa memakai larutan pembasah berupa deterjen rinso. Dosisnya adalah
3 bungkus kecil (30 gram) untuk 10 liter air.
g. Panen
Setelah bulir-bulir padi menguning (umur 5-6 bulan), tanaman siap
dipanen. Panen dilakukan dengan memakai ani-ani dan dipotong sekitar 20
cm dari pangkal malai. Dapat juga memanen dengan menggunakan sabit,
kemudian dirontokkan dengan alat perontok padi hingga menjadi gabah.
h. Pasca Panen
Padi yang telah dipanen, dijemur 1-2 hari. Penjemuran ini penting
untuk menghindari beras pecah-pecah pada saat digiling. Beras yang pecahpecah dapat menurunkan harga jual. Demikianlah budidaya beras merah.

BAB 3
ANALISIS USAHA TANI

Analisis Usaha Menanam Beras Merah Per Musim Per Hektar


I. Biaya Sarana Produksi

II.

= Rp 3.460.000

1. Benih

= Rp

340.000

2. Pupuk Kandang

= Rp 2.230.000

3. Pestisida

= Rp

Biaya Tenaga Kerja

= Rp 6.971.000

1. TK Dalam

= Rp 3.331.000

2. TK Luar

= Rp 2.833.000

890.000

3. TK Mesin

III.

o Traktor

= Rp

574.000

o Mesin Perontok

= Rp

233.000

Lain-lain

= Rp

231.000

1. Penyusutan

= Rp

132.000

2. Pajak tanah

= Rp

99.000

TOTAL BIAYA= Rp 10.662.000


IV.

Hasil dan Pendapatan


1. Hasil 56 kuintal @ Rp 520.000

= Rp 29.120.000

2. Pendapatan = Rp 29.120.000 Rp 10.662.000

= Rp 18.458.000

Catatan: Lama pengusahaan adalah 7 bulan. Namun dapat dilakukan 2 kali setahun
bila penyemaian dilakukan di tempat lain.

BAB 4
PEMBAHASAN
Biaya usahatani beras organik terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga
kerja, biaya lain-lain. Dari analisis usaha tani, terlihat harga/biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi beras merah per musim per hektar. Biaya untuk pembelian benih
sebesar Rp 340.000, biaya untuk pembelian pupuk sebesar Rp 2.230.000, dan biaya
untuk pestisida adalah sebesar Rp 890.000. Jadi, total biaya untuk biaya sarana
produksi adalah sebesar Rp 3.460.000.
Biaya tenaga kerja meliputi biaya tenaga kerja dalam, tenaga kerja luar, dan
tenaga kerja mesin. Biaya tenaga kerja mesin ini dihitung berdasarkan biaya sewa
yang dikeluarkan petani untuk menyewa tenaga kerja mesin ini. Biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam adalah Rp 3.331.000 dan biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja luar adalah sebesar Rp 2.833.000. Tenaga kerja mesin
menggunakan traktor dan mesin perontok. Masing-masing biayanya adalah Rp
574.000 dan Rp 233.000. Jadi, total biaya untuk biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp
6.971.000.
Biaya lain-lain meliputi penyusutan dan pajak tanah yang masing-masing
adalah Rp 132.000 dan Rp 99.000. Jadi, total biaya untuk biaya lain-lain adalah
sebesar Rp 231.000.
Total keseluruhan biaya untuk memproduksi beras merah adalah sebesar Rp
10.662.000. Dari lahan seluas 1 Hektar, diperoleh produksi beras merah sebanyak 56

kuintal, dengan harga per kuintalnya Rp 520.000, totalnya menjadi Rp 29.120.000.


Keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp 18.458.000.
Jika dihitung per kilogramnya, maka 1 kg beras merah adalah Rp 5.200. Biaya
produksi yang dikeluarkan untuk 1 kg beras adalah sekitar Rp 1.900. Jadi,
keuntungan per kilogram beras merah adalah Rp 3.300.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Telah kita ketahui bahwa biaya produksi yang dikeluarkan untuk 1 kg
beras adalah sekitar Rp 1.900. Harga beras merah yang dijual di pasaran adalah
Rp 5.200. Jadi, keuntungan per kilogram beras merah adalah Rp 3.300.

5.2 Saran
Sebaiknya penggunaan pupuk organik dan pestisida organik itu bukan
berasal dari pembelian tetapi dari hasil membuat sendiri. Pupuk organik bisa
dibuat dari limbah tumbuhan atau hewan dan pestisisda organik bisa dibuat dari
bahan aktif tumbuhan. Sehingga akan menurunkan biaya produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Naluri, Susi, dkk. 2012. Analisis Komparatif Usaha Tani Beras Merah Organik.
(http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/JURNAL-SUSINALURI-H-0809104.pdf), diakses 19 November 2014 pukul 13:21.
Baehaqi, Eko. 2012. Budidaya Padi Merah, (online), (http://baehaqieko.blogspot.com
/2012/06/tanaman-pangan-utama.html), diakses 21 November 2014 pukul
18:03.
Riadi, Muchlisin. 2012. Pengertian Biaya Produksi. (http://www.kajianpustaka.com/
2012/11/biaya-produksi.html), diakses 21 November 2014 pukul 18:31.
Trubus, 1990. Desember. Menanam Padi Beras Merah. (Hlm. 4-5).

Você também pode gostar