Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
No. Latihan
: 02
Judul
Oleh:
Nama Praktikan :
Dewi Susanti
Danar Pertasi Hidayat
Melati Redita Septia Putri
Rendy Kunnarto
Latiahn nomor
: 02
Judul lapiran
Tujuan
Bahan
Alat test
1. Deskripsi
Rangkaian ini menggunakan lop umpan balik negative untuk menstabilkan
penguatan AC dan titik kerja DC. Tr1 digunakan transistor berpenguat tinggi dengan
noise rendah, dan sebagai umpan balik seri negative digunakan impendansi masukan
yang hamper sama dengan R3 yaitu 100 k.
Penguat AC dari rangkaian ditentukan oleh lup umpan balik negative dari
kolektor TR2 melalui R5 ke emitor TR1 dan R2. Dengan R5 dan R2 sebagai pembagi
tegangan, factor umpan balik B diberikan oleh :
2. Tugas pendahuluan
Gain minimum
34x
(..db)
Bandwitdth
20Hz..30 Khz
Impendansi input
100k
+ 20%
Impendansi output
500k
+ 20%
3% maksimum
30 mVrms
4. Gambar rangkaian
5. Langkah percobaan
5.1 Dalam keadaan tanpa sinyal input, hitunglah dan ukur tegaangan DC pada setiap titik
ukur (TP1, TP2, TP3, TP4, TP5)
untuk pegukuran :
atur resistansi decade dengan nilai nol, dan atur input tegangan output 2Vpp,
frekuensi 1Khz. Resistansi decade dinaikkan sampai sinyal output turun menjadi tepat
setangahnya. Karna resistansi decade dan input amplifier berbentuk pembagi
tegangan ketika menjadi setengahnya, pengesetan resistansi decade ditambah
impendansi output generator sama dengan impendansi input.
5.4 Impendansi output
Diagram Blok pengukuran :
Tanpa Rl, atur input tegangan output penguat 1vpp, 1Khz. Hubungkan beban luar Rl pada
output dan atur sampai output menjadi tepat setengahnya nilai RL sama dengan
impendansi output.
5.5 Distorsi
Diagram Blok pengukuran distorsi :
5.6 Sensitivitas
Ukur masukan AC yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan output sama dengan
1Vrms.
5.7 Respon dan bandwidth
a. ukur penguatan dalam dB terhadap frekuensi dengan Vin = 30mVpp.
b. Tentukan bandwidth dari frekuensi frekuensi saat penguatan turun 3dB.
No Percobaan
Judul Percobaan
:
:
03
Penguat Dua Tingkat
Tanggal Percobaan :
Penyerahan Lap.
:
29 Oktober 2012
12 November 2012
Mata Kuliah
Lab M&R
Nama Praktikan
Dewi Susanti
Kelas/kelompok
Tahun Akademik
:
:
TT5A/02
2012
Danar Pertasi H
Melati Redita
Rendy Kunnarto
Tabel 1. Tegangan DC
Test Point (TP)
Perhitungan (V)
Pengukuran (V)
1
0,35
0,47
2
3,15
3
3
7,5
7,4
80 mV
-1,93 dB
110 k
550
3,5 %
0,12V
Tabel 6. Sensitivitas
Sensitivitas
29 mVrms
4
2,8
2,5
5
1
0,94
Frekuensi (Hz)
Penguat tegangan
(x)
560 mv
592 mv
600 mv
608 mv
608 mv
584 mv
600 mv
600 mv
608 mv
600 mv
600 mv
592 mv
592 mv
576 mv
568 mv
472 mv
400 mv
296 mv
272 mv
256 mv
248 mv
232 mv
200 mv
200 mv
100
250
400
600
800
1000
1300
1500
1700
2000
3000
4000
6000
8000
10000
30000
50000
100000
120000
150000
200000
300000
500000
1000000
(dB)
-0,714
-0,231
-0,155
0
0
-0,349
-0,115
-0,115
0
-0,115
-0,115
-0,231
-0,231
-0,469
-0,591
-2,199
-3,636
-6,252
-6,986
-7,513
-7,789
-8,368
-9,657
-9,657
Analisa
Tabel 1. Tegangan DC
Test Point (TP)
Perhitungan (V)
Pengukuran (V)
1
0,35
0,47
2
3,15
3
3
7,5
7,4
4
2,8
2,5
5
1
0,94
Pada bagian ini, penguat dihubungkan dengan power supply sebesar 15 V DC pada titik
outputnya. Pada percobaan ini diukur nilai tegangan pada titik-titik pengukuran, yaitu titik
TP1, TP2, TP3, TP4 dan TP5. Titik TP1 adalah titik antara kaki transistor emitor, R2, C5 dan
R5. Pada titik ini didapat nilai tegangan sebesar 0,47 V dc. Sedangkan titik pengukuran
kedua, yaitu TP2, merupakan titik antara kolektor dengan R1 dan kaki basis Transistor ke 2.
Dari titik ini didapat hasil tegangan sebesar 3 V dc. Nilai ini lebih besar dibandingkan pada
titik pengukuran TP1. Titik TP3, merupakan titik antara kaki kolektor transistor ke 2 dengan
R4 dan C4 yang menuju output, pada titik ini didapat nilai sebesar 7,4 V dc. Kemudian pada
titik TP4 yaitu titik antara kaki emitor transistor 2, R6, dan C3 yang menuju ke ground
didapatkan nilai sebesar 2,5 V dc. Terakhir pada TP5 yaitu titik antara R6 dan R7 yang
menuju ke ground, didapat nilai sebesar 0,94 V dc.
Tabel 2. Penguat Tegangan (G)
Penguat Tegangan (G)
Penguat Tegangan (G)
80 mV
-1,93 dB
Pada bagian ini dilihat besar penguatan dengan pengaturan tegangan output sebedsar 2Vpp
sinus 1 kHz. Channel osiloskop 1 sebagai tampilan input yang telah mengalami penguatan,
sedangkan channel osiloskop 2 sebagai tampilan input yang tidak mengalami penguatan. Hal
ini sebagai pembanding. Dari percobaan ini penguatan yang terjadi adalah sebesar -1,93 dB.
Tabel 3. Impedansi Input
Impedansi Input
110 k
Resistansi decade diatur pada nilai 0 dan atur input untuk tegengan output 2 Vpp, frekuensi 1
kHz untuk mendapatkan sinyal output turun tepat setengahnya, yaitu menjadi 1 Vpp. Nilai
resistasi decade yang didapat adalah sebesar 110 k. Pada sisi antara AFG, dan Penguat
bagian input, diletakkan decade. Decade dan input amplifier ini merupakan pembagi
tegangan
Tabel 4. Impedansi Output
Impedansi Onput
550
Berbeda dengan pengukuran impedansi input, pengukuran impedansi output ini mengatur
resistansi decade pada nilai yang tak terhingga (terbesar). Sinyal output yang diharapkan
turun menjadi tepat setengahnya. Pengesetan nilai resistansi decade ini sama dengan
impedansi output. Nilai yang didapat yaitu 550 .
3,5 %
0,12V
Pada bagian ini diukur nilai distorsi harmonic total, nilai yang didapat adalah 3,5 % atau
0,12 V.
Tabel 6. Sensitivitas
Sensitivitas
29 mVrms
Pada bagian ini didapat hasil pengukuran sensitivitas sebesar 29 mVrms untuk mendapatkan
tegangan output sama dengan 1 Vrms.
Tabel 7.
Respon frekuensi pada percobaan ini adalah besarnya penguatan yang terjadi pada frekuensi
kerja yang berbeda-beda bervariasi dari 100 Hz hingga 1 GHz. Setelah melakukan
percobaan, penguatan terbesaar berada pada frekuensi 600,800 dan 1700 sehingga frekuensi
ini dijadikan titik referensi 0 dB. Pada frekuensi 100 hingga 400, terjadi peningkatan
penguatan lalu mengalami penurunan di 1000 Hz dan naik lagi hingga 1500 Hz. Mulai dari
frekuensi 2000 Hz sampai 1 Ghz terus mengalami penurunan
Kesimpulan
Respon frekuensi pada percobaan ini adalah besarnya penguatan yang terjadi pada frekuensi kerja
yang berbeda-beda
Pada dasarnya penguatan tingkat 2 ialah penyempurnaan dari penguatan tingkat satu. Karena
penguatan tingkat satu memiliki noise yang begitu besar. Sehingga pengaruh terhadap system akn
semakin besar. Hal ini disebabkan karena noise pada input ikut dikuatkan sehingga noise akan
semakin besar.
Pada penguat tingkat 2 output pada penguat pertama diflter terlebih dahulu, sehingga besarnya
noise akan berkurang. Lalu akan dikuatkan lagi oleh penguat kedua. Hal ini menyebabkan tingkat
keakuratan penguat tingkat dua jauh lebih baik dibandingkan dengan penguatan tingkat satu.
Penguat dua tingkat fasanya sama dengan input, hal ini dikarenakan modul mempunyai dua
transistor. Diman setiap transistor mengubah fasa input sebesar 180. Karena ada 2 transistor jadi
2X180 atau sama dengan input.
Distorsi pada modul penguat dua tingkat akan kecil. Karena noise difilter terlebih dahulu baru
dikuatkan lagi.