Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Anityo Nugroho
Faculty of Medicine, Lampung University
Abstrak
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat, yang berlangsung 15 sampai 30 menit,
ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis. Prevalensi gangguan panik
pertahunnya adalah 1-2%. Gangguan panik sering ditemukan pada usia produktif antara 18-45 tahun dan lebih banyak
ditemukan pada wanita. Tn. S, 39 tahun dengan keluhan merasa dadanya berdebar, keringat dingin dan sulit tidur. Perasaan
cemas ini berlangsung beberapa saat dan biasanya hilang apabila pasien berkonsultasi ke dokter. Keluhan muncul sejak 3
tahun sebelum masuk rumah sakit, diawali oleh kematian ibu pasien yang menyebabkan pasien memeriksakan diri setiap 6
bulan sekali dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap minggu sekali. Pasien didiagnosa mengalami gangguan panik.
Pasien diterapi dengan psikofarmaka berupa golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) (fluxetin 1x50 mg) dan
bendzodiazepin (aprazolam 1x0,5 mg) dan dilakukan intervensi psikososial kepada keluarga dan pasiennya.
Kata kunci: serangan panik, SSRI, benzodiazepin
Abstract
Panic disorder is an anxiety episode of rapid, intense and rising, which lasts 15 to 30 minutes, when individuals experience
fear huge emotional discomfort also physiological. The prevalence of panic disorder is 1-2% per-year. Panic disorder is often
found in the productive age between 18-45 years and more common in women. Mr.S, 39 years complaints feel chest
palpitations, cold sweat and sleeplessness. This anxious feeling lasts a while and usually disappear when patients consult to
a doctor. Complaints emerged since 3 years ago, beginning with death of patients mother that causes the patient checkup every six months and blood sugar checks every other week. Patients diagnosed with panic dissorder. Patients treated
with SSRI group psikofarmaka form (fluxetin 1x50mg) and bendzodiazepin (aprazolam 1x0,5mg) and conducted
psychosocial interventions to family and patients.
Keyword : Panic Disorder, SSRI, Benzodiazepin
Korespondensi : Anityo Nugroho, S.Ked., alamat Jl. Abdul Muis 8 No. 9A Gedong Meneng Bandar Lampung, HP
087899288880, e-mail anityo.nugroho.15@gmail.com
Pendahuluan
Gangguan Anxietas
Anxietas Episodik
Pada situasi tertentu
Gangguan Fobik
Pola campuran
Agorafobia dengan panik
Pada sembarang
situasi
Gangguan Panik
Fobia Spesifik
Fobia Sosial
Agorafobia
6
Menurut PPDGJ-III kriteria diagnosis
gangguan panik, harus ditemukan adanya
beberapa kali serangan ansietas berat dalam
masa kira-kira satu bulan 6,7 :
1. Pada keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya.
2. Tidak terbatas pada situasi yang telah
diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situation).
3. Dengan keadaan yang relatif dari gejalagejala anxietas pada periode diantara
serangan-serangan
panik
(meskipun
demikian umumnya dapat terjadi juga
anxietas antipsikotik yaitu anxietas yang
terjadi setelah membayangkan sesuatu
yang mengkhawatirkan akan terjadi.
Pada pasien juga didapatkan ansietas
antisipatorik yaitu ansietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi. Hal ini dilihat
dari pasien yang melekukan check up berkala,
test gula darah hingga mendaftarkan diri pada
beberapa asuransi kesehatan. Dari anamnesis
gejala tidak didapatkan selama 1 minggu ini
namun dimulai sekitar 3 tahun yang lalu.
Pada status mental didapatkan selama
wawancara pasien merasa gelisah. Mood
pasien cemas dengan afek terbatas dan serasi.
Tidak ada gangguan persepsi. Pada isi pikir
Axis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
tidak ditemukan riwayat penyakit fisik. Dari
pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHG.
Axis IV
Pasien tidak memiliki masalah dalam
keluarga, lingkungan tempat tinggalnya,
lingkungan kerja dan sosial. Oleh karena itu
dapat disimpulkan pada aksis IV tidak ada
diagnosis. 11
Axis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien
untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala Global Assessment of
Functioning (GAF). Pada saat dilakukan
wawancara, skor GAF 50-41 (gejala berat
(serious) dan disabilitas berat). GAF tertinggi
selama satu tahun terakhir adalah GAF 80-71
(gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam social, pekerjaan,
sekolah, dll). Hal ini ditandai dengan pasien
mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri disertai gejala yang ringan.11
Pada pasien dipulangkan dan diberikan
terapi Golongan SSRI Fluoxetine 1 x 10 mg
dan Golongan Benzodiazepin Aprazolam 1 x
0,5 mg. Menurut guideline American
Psychiatric Assosiation 2010 tentang panic
disorder, kriteria rawat inap untuk pasien
panik adalah terdapat kelainan yang disertai
bunuh diri (melukai diri sendiri), pada kasus
berat dimana terapi rawat jalan tidak efektif.
sehingga pada pasien ini tidak memenuhi
J Medula Unila|Volume 4|Nomor 3| Januari 2016|18