Você está na página 1de 6

SUMBER :

peran Islam dalam perkembangan Teknologi, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan perkembangan teknologi. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan perkembangan teknologi, bagaimana pun juga
bentuknya. Perkembangan teknologi yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan perkembangan teknologi yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
diharamkan syariah Islam.
Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan dasar peradaban moderen di kawasan barat pada masa
sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu
terhadap Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Tidak heran jika di masa sekarang ini manusia
berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek, dan Diakui
bahwa iptek disatu sisi, telah memberikan berkah dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat
manusia. Namun di sisi lain, Iptek telah mendatangkan petaka yang pada gilirannya mengancam nilainilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam
kehidupan ummat manusia.
Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segisegi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah
menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai
agama, moral, dan kemanusiaan.
Di Eropa, sejak abad pertengahan, timbul konflik antara ilmu pengetahuan (sains) dan agama
(gereja). Dalam konflik ini sains keluar sebagai pemenang, dan sejak itu sains melepaskan diri dari
kontrol dan pengaruh agama, serta membangun wilayahnya sendiri secara otonom dalam
perkembangannya lebih lanjut, setelah terjadi revolusi industri di Barat, terutama sepanjang abad XVIII
dan XIX, sains bahkan menjadi agama baru atau agama palsu(Pseudo Religion). Dalam kajian teologi
modern di Barat, timbul mazhab baru yang dinamakan saintisme dalam arti bahwa sains telah menjadi
isme ideologi bahkan agama baru. Namun sejak pertengahan abad XX, terutama seteleh terjadi
penyalahgunaan iptek dalam perang dunia I dan perang dunia II, banyak pihak mulai menyerukan
perlunya integrasi ilmu dan agama, iptek dan imtak. Pembicaraan tentang iptek mulai dikaitkan dengan
moral dan agama hingga sekarang. Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) di
harapkan bukan hanya pada aspek penggunaannya saja (aksiologi), tapi juga pada pilihan objek
(ontologi) dan metodologi (epistemologi)-nya sekaligus.
Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan iptek ini sudah lama
digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama yang menggagas integrasi imtak dan iptek ini.
Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan
ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam
sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat,
sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat
yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluasluasnya.Kekawatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak cukup mampu
menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt sebagaimana

diharapkan. Berbagai tindak kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan, justru oleh orang-orang yang
secara akademik sangat terpelajar, bahkan mumpuni. Ini berarti, aspek pendidikan turut menyumbang
dan memberikan saham bagi kebangkrutan bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi
salah satu catatan mengenai raport merah pendidikan nasional kita. Secara lebih spesifik, integrasi
pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang
sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa
kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang
bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah
secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan
gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan
nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani),
tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan
pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan
menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir
dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek,
dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam
semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang
tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus
diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat
mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah)
seperti doa yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201)
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu
abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan
kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat
banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis
terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral
Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan
kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di
negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi
yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat,
Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia,
dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin,
terjadi akibat ketidakadilan dan penjajahan (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang
menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negaranegara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak
menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara

Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta
kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya
materialis (matre) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan
media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian
besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban
dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya
sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 %
penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya
memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan
mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di
alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
kepentingan duniawi yang matre dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan
mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil Alamin). Ada lebih dari 800 ayat
dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai
gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah
ayat:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan siasia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imron: 190-191)
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa
derajat. (QS. Mujadillah : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda/sinyal)
KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atautransmited
knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran),
maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin
mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu
pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi
koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling
memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (AlQuran) dan Sunnah Rasulullah SAAW yang dipelajari melalui agama , adalah sama-sama ayat-ayat
(tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling

bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang
Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Dampak Positif Dan Nigatif Iptek
Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang:
1. Bidang Informasi dan komunikasi

Dampak Positif
a.

Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun
melalui internet
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui
handphone
c. mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah

Dampak Negatif
a.
b.

Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).


Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan
fihak tertentu untuk tujuan tertentu.
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes
psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan
komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa
contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2.

a.
b.
c.

Bidang Ekonomi dan Industri


Dampak Positif

Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.


Terjadinya industrialisasi.
Produktifitas dunia industri semakin meningkat Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan
produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi.
Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan
produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan
semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang
memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih
penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan
yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan
adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan
skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi
3. Bidang Pendidikan

Dampak Positif

a.

Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan.Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu
memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat
abstrak
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran
tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan
lain-lain

Dampak Negatif
a.

Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes
Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada
akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan
pembocoran melalui internet tersebut
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu
bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi
mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha
menerobos sistem perbangkan dan lain-lain
4. Bidang Politik

Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong

munculnya kelas menengah baru.Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak
banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat.Dapat diramalkan, kelas menengah
baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih
besar
Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan

berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin
kental
Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme.
Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan
kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut.
Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan
kekuatan ekonomi baru

Sikap Muslim Terhadap IPTEK


Sikap kita sebagai muslim dalam menanggapi IPTEK, tentunya kita harus menanggapi dengan
bijak. cara menaggapi IPTEK diantaranya :
Resesif, kita harus menerimanya dengan bijak. jangan sampai kita menolaknya terhadapperkembangan

IPTEK. Kemajuan IPTEK itu tidak bisa kita tolak.


Selektif, setelah menerima kita harus memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak.

Dengan dasar Al-Quran, hadits dan sunnah tentu kita bisa melakukan hal ini.
Digesif,IPTEK itu perlu kita arahkan, tentunya untuk amal ma,ruf nahi munkar.
Adaftif, perlu juga kita sesuaikan dengan dengan jati diri kita sebagai muslim yang pasti sesuai dengan
dasar islam.

Transmitif,

kembangkanlah IPTEK untuk menyiarkan agama islam. Sebagai contoh dengan adanya

alquran seluler, quran digital dan sebagainya.

Você também pode gostar