Você está na página 1de 1

1.

Berdasarkan Bab III Pasal 4 UU Penanaman modal menyatakan bahwa


Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk:
a. mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi
penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian; dan
b. mempercepat peningkatan penanaman modal Namun dalam
menetapkan kebijakan dasar tersebut, pemerintah harus
memperhatikan beberapa prinsip, yaitu:
- memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam
negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional, bahwa pemerintah tidak membedakan
perlakuan terhadap penanam modal yang telah menanamkan
modalnya di Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan;
- menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan
keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses
pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan
penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
- membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan
perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, berdasarkan Pasal 27 UU
Penanaman Modal, pemerintah mengoordinasi kebijakan penanaman
modal, baik koordinasi antara instansi pemerintah, antara instansi
pemerintah dengan Bank Indonesia antara instansi pemerintah dengan
pemerintah daerah yang dilakukan oleh (BKPM).1
Pertimbangan ditunjuknya BKPM sebagai satu-satunya instansi
pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal dalam rangka
PMA (Penanaman Moda Asing) dan PMDN (penanaman Modal dalam
Negeri) adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas dalam menarik
investor untuk melakukan investasi di Indonesia, selama ini pelaksanaan
investasi memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang besar. Oleh
karena itu, dengan adanya pelayanan pada satu atap atau BKPM,
diharapkan nantinya pelayanan

1Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman


Modal, Pasal
27 hingga Pasal 29

Você também pode gostar