Você está na página 1de 5

1.

Apa makna anak tampak makin lemah dan lesu? 8, 6


Kurangnya zat besi yang diperlukan untuk Hb
Kadar Hb menurun
Kurangnya pasokan oksigen sehingga sel tidak dapat bermetabolisme secara aerob
sehingga tubuh makin lemah dan lesu

1.2

Vitamin apa yang biasa diberikan pada anak yang pucat, lemah dan lesu dan apa
manfaatnya? 10, 8
Vitamin C, untuk meningkatkan absorbsi besi

1.3

Apa makna tidak suka makan ikan, daging, dan minum susu? 8, 6
Ikan, daging dan susu merupakan sumber makanan yang kaya akan kandungan
asam folat, vitamin B12, dan zat besi. Seperti yang kita ketahui bahwa zat besi merupakan
mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam sintesa
hemoglobin. Vitamin B12 dan asam folat bermanfaat dalam pematangan akhir sel darah
merah. Jadi, kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan kegagalan
pematangan dan proses eritropoiesis.

1.4

Apa makna tidak ada riwayat pucat dalam keluarga? 10, 8


Tidak ada penyakit keturunan seperti thalasemia, hemophilia.

1.5

Apa makna Hb semakin turun sedangkan eritrosit, leukosit, trombosit meningkat


dibandingkan pemeriksaan sebelumnya? 10, 8

1.6
1.6.1

Bagaimana mekanisme dari:


CRT 8, 6
Normal

1.7
1.7.1

Bagaimana mekanisme abnormalitas dari:


Ferritin 8, 6
Kebutuhan Fe meningkat dan asupan Fe sedikit Fe diplasma menurun penggunaan
cadangan Fe (feritin) Serum feritin menurun.

1.8
1.8.1

Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari diagnosis kerja?


Anemia defesiensi besi 8, 2, 9
Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang
negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan
kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam
sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi
menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga
menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi.
Keadaan ini disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama
yang dijumpai adalah peningkatan kadar free protophorphyrin atau zinc protophorphyrin

dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron binding
capacity = TIBC) meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila
penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar
hemoglobin mulai menurun. Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik, disebut
sebagai anemia defisiensi besi (iron deficiency anemia).
1.9
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana manifestasi klinis dari diagnosis kerja? 9, 3, 8


Gejala Umum:
Lemah
Lesu
Cepat lelah
Mata berkunang-kunang
Telinga mendenging

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gejala khas:
Koilonychia
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis (cheilosis)
Disfagia
Atrofi mukosa gaster
Pica

1.10 Bagaimana tatalaksana dari diagnosis kerja?2,5,8 (ANMAL DAN LI)


Terapi preparat besi
Prinsip tata laksana anemia defisiensi besi adalah mengetahui faktor penyebab dan
mengatasinya serta memberikan terapi penggantian dengan preparat besi.
Preparat besi dapat diberikan melalui oral atau parenteral. Pemberian per oral lebih
aman, murah, dan sama khasiatnya dengan pemberian secara parenteral. Garam ferro di
dalam tubuh diabsorbsi oleh usus sekitar tiga kali lebih baik dibandingkan garam ferri,
maka preparat yang tersedia berupa ferro sulfat, ferro glukonat, ferro fumarat. Untuk
mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dianjurkan 3-6 mg besi
elemental/kgBB/hari diberikan dalam 2-3 dosis sehari. Dosis obat dihitung berdasarkan
kandungan besi elemental yang ada dalam garam ferro. Garam ferro sulfat mengandung
besi elemental 20%, sementara ferro fumarat mengandung 33%, dan ferro glukonat 12%
besi elemental. Absorbsi besi yang terbaik adalah pada saat lambung kosong, diantara dua
waktu makan, namun preparat besi dapat menimbulkan efek samping pada saluran cerna.
Untuk mengatasi hal tersebut pemberian besi dapat dilakukan pada saat makan atau segera
setelah makan meskipun akan mengurangi absorbsi obat sekitar 40%-50%. Preparat besi
dapat mengendap sehingga menyebabkan gigi hitam, tetapi perubahan warna ini tidak
permanen. Pengendapan zat besi dapat dicegah atau dikurangi apabila setelah makan
preparat besi, pasien dianjurkan berkumur atau minum air putih ataupun dengan
meneteskan larutan preparat besi di bagian belakang lidah. Pasien juga harus diberitakan

bahwa warna tinja juga berubah menjadi hitam, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Respon
terapi terhadap pemberian preparat besi dapat diamati secara klinis atau dari pemeriksaan
laboratorium. Evaluasi respon terhadap terapi besi dengan melihat peningkatan retikulosit
dan peningkatan hemoglobin atau hematokrit. Terjadi kenaikan retikulosit maksimal 8%10% pada hari kelima sampai kesepuluh terapi sesuai dengan derajat anemia, diikuti
dengan peningkatan hemoglobin (rata-rata 0,25-0,4 mg/dL/hari) dan kenaikan hematokrit
(rata-rata 1% per hari) selama 7-10 hari pertama. Kadar hemoglobin kemudian akan
meningkat 0,1 mg/dL/hari sampai mencapai 11 mg/dL dalam 3-4 minggu. Bila setelah 3-4
minggu tidak ada hasil seperti yang diharapkan, tidak dianjurkan melanjutkan pengobatan.
Namun apabila didapatkan hasil seperti yang diharapkan, pengobatan dilanjutkan sampai
2-3 bulan setelah kadar hemoglobin kembali normal.

Indikasi pemberian besi parenteral :


1) Intoleransi terhadap pemberian besi oral
2) Kepatuhan obat yang rendah
3) Gangguan pencernaan seperti colitis ulseratif yang dapat kambuh jika diberikan besi
4) Penyerapan besi terganggu misal pada gastrektomi
5) Keadaan dimana kehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup dikompensasi
oleh pemberian besi oral
6) Kebutuhan besi yang besar dalam waktu yang pendek misal sebelum operasi
7) Defisiensi besi fungsiobal akibat pemberian eritropoetin pada anemia akibat penyakit
kronik
Preparat yang tersedia yaitu iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml),
iron sorbitol citrid acid complex, iron ferric gluconate dan iron sucrose. Besi parenteral
dapat diberikan secara intramuscular atau intravena pelan. Terapi bertujuan untuk
mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi sebesar 500-1000 mg.
Untuk pengobatan lainnya seperti:
1) Transfusi sel darah merah : transfusi tidak hanya mengoreksi anemia akutnya, namun
transfusi sel darah merah juga menjadi sumber besi untuk penggunaannya kembali. Terapi
transfusi dapat menstabilkan pasien. Namun anemia defisiensi besi jarang memerlukan
transfuse darah. Jenis darah yang diberikan yaitu packed red cell (PRC)
2) Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi yang tinggi protein terutama yang berasal
dari protein hewani
3) Vitamin C : vitamin C sebaiknya diberikan 3 x 100 mg per hari untuk meningkatkan
absorbs besi.

Suplementasi preparat besi


Pemberian suplemen preparat besi merupakan pencegahan primer di samping
pemberian ASI dan tidak memberikan susu sapi pada tahun pertama kehidupan,16 serta
edukasi atau penyuluhan secara rutin tentang pentingnya diet mengandung besi yang
adekuat sejak bayi sampai remaja.15 Bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah yang
mendapat ASI membutuhkan suplemen besi elemental sekitar 2 mg/kgBB/hari yang
diberikan sejak umur 1 bulan. Pada bayi dengan berat badan 1000-1500 g membutuhkan 3
mg/kgBB/hari, sementara pada bayi dengan berat badan kurang dari 1000 g membutuhkan
4 mg/kgBB/hari. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sesudah 4-6 bulan masih dapat
menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi, sehingga suplementasi besi perlu
diberikan. Pada bayi cukup bulan diberikan 1 mg besi elemental/kgBB/hari dimulai pada
umur 4-6 bulan, dalam kemasan tetesan dalam vitamin. Suplemen besi bisa juga diberikan
serta aman pada bayi berat lahir sangat rendah (<1.300 g), hal ini akan mengurangi
kejadian anemia defisiensi besi dan kebutuhan akan transfusi. Anemia defisiensi besi dapat
terjadi pada bayi berat lahir sangat rendah dan apabila tanpa pemberian suplemen besi
maka dapat terjadi anemia yang progresif
Pemberian suplemen besi juga dapat ditambahkan pada bahan makanan, garam
ataupun susu formula. Pemberian garam yang difortifikasi dengan iodine dan ferri fosfat
memberikan kenaikan yang bermakna terhadap hemoglobin, status besi, dan cadangan besi
tubuh. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian susu
formula yang difortifikasi besi (berisi 4-12 mg/L besi) sejak lahir sampai usia 12 bulan
pada bayi-bayi yang tidak mendapat ASI, sedangkan bayi yang mendapat ASI dianjurkan
diberikan formula yang difortifikasi besi sejak usia 4 bulan. Kejadian anemia juga dapat
menurun dengan pemberian produk yang difortifikasi besi dan konsumsi makanan yang
mempunyai bioavailabilitas besi yang baik. Pemberian susu formula yang difortifikasi besi
pada bayi yang pemberian ASI telah dihentikan pada usia 4 bulan memberikan keuntungan
yang sama dengan pemberian sereal yang difortifikasi besi pada bayi yang masih terus
mendapat ASI dalam mencegah terjadinya anemia.
1.11 Apa edukasi dan pencegahan terkait dengan diagnosis kerja?2,5,8
Edukasi:
1. Penyuluhan gizi dan jenis makanan yang mengandung kadar besi yang tinggi dan
absorpsi yang lebih baik misalnya ikan, hati dan daging.
2. Kandungan besi dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi tetapi
penyerapan/bioavailabilitasnya lebih tinggi (50%). Oleh karena itu pemberian ASI ekslusif
perlu digalakkan dengan pemberian suplementasi besi dan makanan tambahan sesuai usia.
3. Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi bakteri / infestasi parasit sebagai salah satu penyebab defisiensi besi.
Pencegahan

1. Suplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan,
seperti ibu hamil dan anak balita.
2. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi pada bahan makanan.

Gunadi,
Dedy.
2009.
Terapi
dan
Suplementasi
Besi
pada
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-3-10.pdf diakses pada 13 Desember 2016

Anak.

Você também pode gostar