Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untk menjelaskan mengenai tujuan untuk menjelaskan mafaat dari penerapan konsep
manajemen akuntansi lingkungan dalam suatu proses kerja suatu perusahaan/Usaha Dagang. Penulisan artikel
ini mengambil studi berdasarkan kegiatan usaha pembuatan tempe skala menengah yang berlokasi di daerah
Gredong Pasee, Aceh Utara. Kendala yang dihadapi pada usaha pembuatan tempe skala menengah ini adalah
masih banyak material dan energi yang tidak termanfaatkan selama proses produksi berlangsung dan tidak
adanya laporan biaya lingkungan yang dibuat oleh kegiatan usaha tersebut. Hal ini menyebabkan kegiatan usaha
pembuatan tempe tersebut tidak dapat mengoptimalkan effisiensi penggunaan bahan baku secara optimal.
Penulisan Artikel iini mencoba menelusuri mengenai biaya biaya yang terkait dengan masalah lingkungan yang
akan berdampak terhadap pembebanan biaya dalam proses produksi. Usaha pembuatan tempe ini belum
melakukan pengolahan non non product output secara maksimal, sehingga penulisan ini bertujuan untuk
memberikan suatu gambaran agar usaha pembuatan tempe tersebut dapat melakukan efisiensi dalam proses
produksinya.
1. PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
2. Adanya isu pemanasan global merupakan
suatu masalah serius yang sedang dihadapi
dunia saat ini. Karena ternyata bahayanya
cukup mengkhawatirkan bagi manusia dan
lingkungan. Adanya konsentrasi gas-gas
tertentu yang disebabkan oleh tindakan dari
manusia sendiri, seperti kegiatan industri,
transportasi, dan penggunaan energi yang
berlebihan yang menyebabkan pemanasan
global.
Dengan
inilah
pentingnya
menumbuhkan kesadaran pada diri akan
lingkungan hidup, berupa pemanfaatan dan
pengembangannya.
3.
4. Di era ekonomi modern seperti saat ini,
adanya berbagai isu yang berkaitan dengan
lingkungan seperti global warming, ecoefficiency, dan kegiatan industri yang
memberi dampak langsung terhadap
lingkungan sekitarnya telah menciptakan
perubahan
dalam
lingkungan
perusahaan/kegiatan usaha baik internal,
maupun
eksternal.
Adanya
fakta
permasalahan pencemaran lingkungan yang
65.
-
56.
57. Observasi dilakukan berdasarkan cerita
yang diberikan oleh sipemilik usaha
kegiatan dengan mengacu pada kegiatan
usaha pembuatan tempe yang sebenarnya.
Selain itu juga penulis juga mengamati
dari hasil laporan biaya bulanan yang ada
pada kegiatan usaha pembautan tempe
tersebut
sehingga
akan
menambah
kakuratan dari analisis. Analisis dokumen
diperlukan untuk mengetahui perbedaan
perhitungan biaya sebelum dan sesudah
menerapkan
Akuntansi
Manajemen
Lingkungan.
58.
66.
67.
68. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
69. Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang
terjadi karena adanya kualitas lingkungan
yang buruk atau karena kualitas lingkungan
yang buruk yang mungkin terjadi. Maka,
biaya lingkungan berhubungan dengan
kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan
degradasi lingkungan.
70.
71. Selama proses produksi tempe di kegiatan
usaha tersebut, terdapat material dan energi
yang terbuang pada beberapa tahapan.
Material dan energi inilah yang disebut
non-product output. Non-product output ini
merupakan seluruh material, energi, dan air
yang digunakan dalam proses produksi
tetapi tidak menjadi bagian dari produk
akhir. Kendala yang dihadapi dalam
kegiatan usaha pembuatan tempe dalam
ini adalah masih banyaknya material dan
energi yang terbuang dalam proses
produksinya sehingga menimbulkan hidden
cost yang tidak disadari oleh pihak
pengusasha pembuatan tempe tersebut dan
tidak adanya perhitungan biaya lingkungan
secara rupiah.
72.
Aceh Utara
62. Sumber: Data olahan dari pusat
observasi
63.
64. Selain itu juga terdapat data permasalahan
yang terjadi yang berkaitan dengan
lingkungan seperti:
101.
102.
Akuntasi Manajemen
Moneter(MEMA)
103.
104.
Lingkungan
105.
106.
Akuntasi Manajemen Lingkungan
Moneter merupakan aspek lingkungan dari
aktivitas perusahaan yang dinyatakan
dalam bentuk uang dan digunakan untuk
manajemen internal, misalnya: untuk biaya
membayar denda karena melanggar aturan
lingkungan. Dalam bentuk metode, MEMA
didasarkan atas akuntansi manajemen
konvensional yang diperluas untuk masalah
lingkungan. Hal ini merupakan alat utama
untuk keputusan manajemen internal, juga
untuk menelusuri dan memperlakukan
biaya dan pengeluaran yang terjadi karena
tindakan perusahaan yang mempengaruhi
lingkungan. MEMA berkontribusi terhadap
perencanaan strategis dan operasional,
menyediakan dasar untuk pengambilan
keputusan tentang bagaimana mencapai
target yang diinginkan dan mengendalikan
secara bertanggung-jawab.
107.
Dari Gambar.2 dapat di analisis bahwa
adanya biaya-biaya yang hilang sehingga
dapat menghemat ongkos produksi.Seperti
biaya kedelai yang tertinggal dalam
perendaman dan pencucian sebesar Rp
1.719,- . Nilai Jumlah Kulit Ari yang
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
Tabel.2.Perhitungan
Biaya
tanpa
menggunakan biaya lingkungan (data
perbulan).
122.
Sumber : Data olahan dari pusat
observasi
123.
124. Tabel 2. tersebut merupakan hasil
perhitungan dengan menggunakan
metode akuntansi konvensional tanpa
memperhitungkan
biaya
variabel
lingkungan. Adapun laba bersih yang di
peroleh dari hasil produksi dan
penjualan sebesar Rp. 2.817.671
Rupiah/bulan atau sebesar 24,91 % dari
total produksi tiap bulannya.
125.
126. Selanjutnya perhitungan dengan
menggunakan
metode
biaya
lingkungan dengan menggbungkan
Tabel.3.Perhitungan
Biaya
menggunakan biaya lingkungan (data
perbulan).
129.
Dari hasil perhitungan bahwa total
biaya Non-product yang dihasilkan dari
produksi tempe yaitu sebesar Rp.
632.236,-/bulan. Nilai tersebut sangat besar
pengaruhnya apabila ditinjau dari sisi
ekonomi. Selain itu ditinjau dari sisi
lingkungan bahwa Non-product tersebut
sangat berdampak pada lingkungan
terutama pada pencemaran air, tanah dan
udara. Sehingga untuk menanggulanginya
dibangun unit IPAL dengan biaya biaya
pembangunan dan perawatan sebesar
Rp.200.000/bulan.
130.
131.
Pemanfaatan kembali bahan atau
material yang ada pada bagian Non-product
merupakan salah satu langkah alternatif
dalam pengelolaan lingkungan antara lain
yaitu dengan mengumpulkan kedelai yang
tertinggal pada bak pencucian dan
perendaman.
Kedelai
sisa
hasil
pengumpulan tadi dapat digunakan kembali
sebagai bahan baku. Selain itu kulit ari
kedelai yang dihasilkan dari bak
pengupasan kulit ari sebaiknya ditampung
dan disaring untuk dimanfaatkan sebagai
campuran pakan ternak (bebek)sehingga
menaikkan kandungan gizi pada makanan
ternak (bebek).
132.
133.
Pergantian penggunakan bahan bakar
untuk proses perebusan kedelai juga sangat
diperlukan. Kayu bakar dan bensin yang
digunakan dapat membuat polusi udara dan
pemanfaatan energi tidak maksimal
mengingat nilai kalor dan jumlah kayu
145.
149.
150.
Singgih.Moses L. (2006) Pengukuran
Dampak
Lingkungan
Menggunakan
Environmental Management Accounting
(EMA). Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
151.
152.
Rustika, Novia. (2011) Analisis
Pengaruh
Penerapan
Akuntansi
Manajemen Lingkungan Dan Strategi
Terhadap Inovasi Perusahaan. Semarang :
Universitas Diponegoro.
153.