Você está na página 1de 14

ABORSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kesehatan Reproduksi, Dosen pengampu


Yuli Kusumawati, M.Kes

Di susun oleh:
Ulima Fadhilah L.

(J410130060)

Ayu Luvita Sari

(J410130061)

Fatimah Habiba

(J410130068)

Khoirudisyah

(J410130075)

Tetiek Catur C.

(J410130095)

Kurniawan R.

(J410130097)

Ryan Ardhi S.

(J410130105)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
1

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan karunia dan
rahmat nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan berkat
rahmatnya juga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, kita menjadi tahu
tentang aborsi.
Makalah ini menyajikan tentang masalah aborsi. Saat ini abortus
merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia
bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan
salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung
kematian ibu/maternal.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi tulisan ataupun materi. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
senantiasa kami terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya
dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita. Amien.

Surakarta, 17 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar
................................................................................................................................... i
Daftar isi
........... ........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
...................................................................................
B. Tujuan.......................................................................................................
C. Rumusan masalah ...................................................................................
BAB II ISI
A. Definisi Aborsi
B.
C.
D.
E.

.................................................................................................................3
Jenis-Jenis Aborsi.....................................................................................
Aborsi Berdasarkan Waktu, Orang,Tempat...............................................
Pandangan Hukum, Agama, dan Kesehatan............................................
Solusi........................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia kehamilan 28 minggu
dan sebelum berat janin mencapai 1000 gram. Frekuensi abortus sukar
untuk ditentukan, karena pada umumnya banyak kejadian abortus yang
tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi.(Depkes RI, 1996)
World Health Organization (WHO) memperkirakan setengah dari
aborsi dilakukan secara tidak aman, dimana 98% terjadi di Negara
berkembang. Aborsi yang tidak aman memiliki konsekuensi negatif yang
memiliki efek langsung pada kesehatan perempuan. Misalnya, komplikasi
dari aborsi yang tidak aman dapat mengurangi produktivitas perempuan,
meningkatkan beban ekonomi keluarga miskin; menyebabkan kematian
ibu;

menyebabkan

masalah

kesehatan

jangka

panjang,

seperti

kemandulan; dan mengakibatkan biaya yang cukup besar. (WHO, 2012)


Sejak tahun 2003, jumlah aborsi turun 600.000 di negara maju
tetapi meningkat 2,8 juta di negara berkembang. Pada tahun 2008, enam
juta aborsi dilakukan di negara-negara maju dan 38 juta di negara-negara
berkembang. Pada tahun 2008, terdapat 29 aborsi per 1.000 wanita
berusia 15-44 tahun di negara-negara berkembang, dibandingkan dengan
24 per 1.000 di negara maju. Di Amerika Latin, tingkat aborsi subregional
berkisar dari 29 di Amerika Tengah (sub regional yang meliputi Meksiko)
ke 32 di Amerika Selatan dan 39 di Karibia. Di Asia, angka aborsi di subwilayah tetap stabil antara 2003 dan 2008, mulai dari 26 per 1.000 di Asia
Tengah dan Asia Barat ke 36 per 1.000 di Asia Tenggara. (WHO, 2012)
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari aborsi.
2. Mengetahui jeni-jenis aborsi.
3. Mengetahui angka kejadian aborsi berdasarkan orang, waktu, dan
tempat.
4. Mengetahui pandangan hukum, agama, dan kesehatan tentang
aborsi.
5. Mengetahui solusi dari kejadian aborsi.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aborsi?
2. Apa saja jenis-jenis dari aborsi?
3. Bagaimana angka kejadian aborsi menurut orang, waktu, dan
tempat?
4. Bagaimana pandangan hukum, agama, dan kesehatan mengenai
masalah aborsi?
5. Apa solusi dari kejadian aborsi?

BAB II
ISI
A. Definisi Aborsi

Aborsi banyak memiliki pengertian yang beraneka ragam, yaitu


berdasarkan Kamus bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa aborsi berasal
dari kata abortus, yaitu dialih bahasakan sebagai pengguguran. Aborsi
adalah terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup ( sebelum habis
bulan ke empat dari kehamilan ) ; keguguran ; keadaan terhentinya
pertumbuhan normal ( tentang makhluk hidup ) dan guguran ( janin ).
Pengertian aborsi secara medis di definisikan sebagai gugurnya janin
atau terhentinya kehamilan setelah nidasi, sebelum terbentuknya fetus yang
viabel yakni kurang dari 20 sampai 28 minggu.
Pengertian aborsi menurut ilmu hukum adalah lahirnya buah kandungan
sebelum waktunya oleh suatu perbuatan seseorang yang bersifat sebagai
perbuatan pidana kejahatan. (Asmarawati, 2013)
B. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 4 macam aborsi, yaitu:
1. Abortus spontan merupakan abortus yang berlangsung tanpa suatu
tindakan apapun.
2. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum usia kehamilan
mencapai 20 minggu, sebagai akibat suatu tindakan.
3. Abortus terapeutik adalah abortus buatan yang dilakukan atau indikasi
medic.
4. Abortus criminalis adalahabortus buatan yang dilakukan bukan atas
indikasi medic, melainkan semata-mata untuk mengugurkan kandungan
karena kehamilan yang tidak dikehendaki. (Depkes, 1996)
C. Aborsi Berdasarkan Orang Tempat Waktu
1. Berdasarkan orang
Data yang komprehensif tentang kejadian Abortus di indonesia belum
ada. Berbagai data yang diungkapkan adalah berdasarkan survei dengan
cakupan yang relatif terbatas. Diperkirakan tingkat abortus di indonesia
adalah sekitar 2 sampai dengan 2,6 juta kasus per tahun, atau 43 abortus
untuk setiap 100 kehamilan. Diperkirakan pula bahwa 30% di antara
abortus tersebut dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun. Data SDKI
yang mencakup perempuan kawin usia 15-49 tahun menemukan bahwa
tingkat abortus pada tahun 1997 diperkirakan 12% dari seluruh kehamilan
yang terjadi. (Kuntari, et al, 2010)
2. Berdasarkan Tempat dan waktu
6

Berdasarkan data dari WHO (2012) :

Laporan 2013 dari Australian Consortium For In Country Indonesian


Studies menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di
Indonesia terjadi 43 persen aborsi per 100 kelahiran hidup. Aborsi
tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan
perempuan di pedesaan sebesar 40 %. Peningkatan angka aborsi
tersebut, disebabkan oleh meningkatnya angka pernikahan usia dini
terutama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Selain itu,
kegiatan seks bebas serta lemahnya pemahaman mengenai seks
menjadi pemicu meningkatnya aborsi di Indonesia. (Kusumawati,2014)
D. Pandangan Hukum, Agama, dan Kesehatan tentang Aborsi
1. Hukum
Menurut pandangan hukum aborsi terdapat pada tempat yang bisa
dikatakan berada di tengah undang-undang, karena ada beberapa UU
yang tidak memperbolehkan dan memperbolehkan terkait aborsi.
Masalah

pengguguran

kandungan

pada

hakekatnya

tidak

dapat

dilepaskan kaitannya dengan nilai-nilai serta norma norma agama yang


berkembang dalam masyarakat Indonesia, terkait dengan hukum pidana
positif di Indonesia pengaturan masalah pengguguran kandungan
tersebut terdapat pada Pasal 346, 347, 348, 349, dan 350 KUHP. Menurut
ketentuan yang tercantum dalam Pasal

346, 347, dan 348 KUHP

tersebut abortus criminalis meliputi perbuatan-perbuatan sebagai berikut :

a. Menggugurkan Kandungan (Afdrijving Van de vrucht atau vrucht


afdrijving)
b. Membunuh Kandungan (de dood van vrucht veroorzaken atau
vrucht doden)
Di dalam kitab undang-undang Hukum Pidana (KUHP) adapun
ketentuan yang berkaitan dengan aborsi dan penyebabnya dapat dilihat
pada KUHP Bab XIX Pasal 229, 346, 347, 349 yang memuat jelas
larangan dilakukannya aborsi..KUHP dengan tegas melarang aborsi
dengan alasan apapun.
a. pasal 299 :
1) Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya

supaya

diobati

dengan

sengaja

memberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena


pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam pidana
penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak tiga
ribu rupiah.
2) Jika yang

bersalah

berbuat

demikian

untuk

mencari

keuntungan atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai


pencarian atau kebiasaan atau jika ia seorang tabib, bidan,
atau juru obat, pidananya tersebut ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencarian.
b. Pasal 346 :
Seorang

wanita

yang

sengaja

menggugurkan

atau

mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,


diancam denga pidana penjara paling lama 4 tahun.
c. Pasal 347 :
1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama 12 tahun
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama 15 tahun
d. pasal 349 :
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu
melakukan

kejahatan

yang

tersebut

pasal

346,

ataupun

melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang

diterangkan pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan


dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dapat dicabut
hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa yang dapat
dihukum, menurut KUHP dalam kasus aborsi ini adalah :
1) Pelaksanaan aborsi, yaitu tenaga medis atau dukun atau
orang lain dengan hukuman maksimal 4 tahun ditambah
sepertiga dan bisa juga dicabut hak untuk berpraktek.
2) Wanita yang menggugurkan kandungannya, dengan hukuman
maksimal 4 tahun
3) Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi
penyebab terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman
bervariasi
Sedangkan dalam ketentuan UU No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan mengatur ketentuan aborsi dalam Pasal 76, 77, 78
terdapat perbedaan antara KUHP dengan Undang-undang No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam mengatur masalah undangundang kesehatan memperbolehkan aborsi atau indikasi kedaruratan
medis maupun karena adanya perkosaan:
a. pasal 75- pasal 78
Pasal 75 UU No. 36 Tahun 2009
1) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan / atau janin,
yang menderita penyakit genetik berat dan atau cacat bawaan.
Maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
tersebut hidup diluar kandungan.
2) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
Selain itu juga dimuat mengenai syarat dan ketentuan dari
pelaksanaan aborsi dalam Pasal UU No 36 Tahun 2009 yakni :
1) Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir,kecuali dalam kedaruratan medis .
2) Oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
mentri.
3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
4) Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan.

5) Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang


ditetapkan oleh menteri. (Napitupulu, 2013)
2. Kesehatan
Pada kasus abortus terdapat beberapa efek. Efek abortus dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Efek Jangka Pendek: Rasa sakit yang intens, terjadinya
kebocoran uterus, perdarahan yang banyak, infeksi, bagian bayi
yang tertinggal di dalam, shock/koma, merusak organ tubuh lain,
kematian
b. Efek Jangka Panjang: Tidak dapat hamil kembali, keguguran
kandungan,

kehamilan

tubal,

kelahiran

Prematur,

gejala

peradangan di bagian pelvis, hysterectom. (Aini, 2014)


3. Agama
Syariat Islam yang secara umum mengharamkan praktek aborsi. Hal
itu tidak diperbolehkan karena beberapa sebab :
a. Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat alkhams, lima hal yang urgen, seperti telah dikemukakan.
b. Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan
pernikahan.

Dimana

Tujuan

penting

pernikahan

utama
adalah

memperbanyak keturunan.
c. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.
Para ulama (para fuqaha) sepakat bahwa pengguguran janin sesudah
ditiupkan ruh adalah haram. Namun, dalam hal janin yang belum ditiupkan ruh
mengenai

penggugurannya,

para

fuqaha

berbeda

pendapat

ada

yang

membolehkan ada berpendapat mubah dan ada yang mengharamkan. Dalam


hal

ini,

penulis

hanya

akan

membahas

pendapat

para fuqaha

yang

mengharamkan aborsi. Tentang ini Al-Qur'an menguraikan Al An'aam yang


artinya : "Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anakanak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan sesuatu yang benar

10

". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami" (QS. AlAnam : 151).
Dalam studi hukum Islam, terdapat perbedaan pendapat tentang aborsi di
dalam empat mazhab besar Islam, yaitu:
a. Mazhab Hanafi, mazhab ini merupakan paham yang paling fleksibel.
Sebelum masa empat bulan kehamilan, aborsi bisa dilakukan apabila
mengancam kehidupan si perempuan (orang yang mengandung).
b. Mazhab Maliki melarang aborsi setelah terjadinya pembuahan.
c. Menurut mazhab Syafii, apabila setelah terjadi fertilisasi zygote tidak
boleh diganggu, dan intervensi terhadapnya adalah sebagai kejahatan.
d. Mazhab Hambali menetapkan bahwa aborsi adalah suatu dosa,
dengan adanya

pendarahan yang menyebabkan miskram sebagai

petunjuk bahwa aborsi itu haram.


e. Dengan melihat perbandingan mazhab diatas, secara garis besar
bahwa perbuatan aborsi tanpa alasan yang jelas, dalam pandangan
hukum Islam tidak diperbolehkan dan merupakan suatu dosa besar
karena dianggap telah membunuh nyawa manusia yang tidak bersalah
dan terhadap pelakunya dapat diminta pertanggungjawabanatas
f.

perbuatannya tersebut.
Sedangkan menurut mazhab Hanafi, ketentuannya lebih fleksibel yang
mana aborsi hanya dapat dilakukan apabila kehamilan tersebut benarbenar mengancam atau membahayakan nyawa si wanita hamil dan hal
ini hanya dibenarkan untuk dilakukan terhadap kehamilan yang belum
berumur empat bulan (Raha,-).

E. Solusi
Contoh kasus:
Warga Kota Ternate Utara, Kamis (3/5/2012), dibuat heboh
dengan kasus aborsi yang dilakukan seorang mahasiswi di salah satu
universitas ternama di Ternate berinisial IK. IK diketahui hamil bersama
kekasihnya

Jawalnya

dia

mengajak

IK

untuk

menikah

lantaran

mengetahui kekasihnya hamil dua bulan.Namun, IK yang mengaku takut


kepada

keluarganya

memilih

menggugurkan

kandungan

dengan

meminum pil sakit kepala yang dicampur dengan minuman bersoda.


Pembahasan:

11

Kasus aborsi di atas merupakan kasus aborsi illegal.Karena


dilakukan atas dasar malu atau takut terhadap keluarga pelaku, bukan
dari saran dokter karena janin memiliki kelainan atau membahayakan
kesehatan si ibu.Selain itu, proses aborsi yang dilakukan pun tidak sesuai
bidang kedokteran dengan meminum pil sakit kepala bercampur
minuman bersoda.
Berdasarkan asas etik keperawatan, kasus aborsi yang telah
disebutkan di atas diperbolehkan sesuai dengan asas etik autonomy
(otonomi) yang dimiliki pelaku aborsi.Pelaku aborsi boleh memilih dan
memutuskan untuk melakukan aborsi tanpa paksaan sebab keputusan itu
adalah hak dia. Tetapi, melanggar asas beneficience (berbuat baik /
manfaat). Karena kasus di atas bukanlah merupakan tindakan yang baik
dan tidak memberikan manfaat apa pun, sekalipun alasannya karena
takut atau malu atas janin yang dikandungnya pada keluarga dan orang
lain.
Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk
mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan
pasangannya akan mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang
mendalam, dan/atau rasa bersalah (Perry&Potter, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aborsi adalah terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup
( sebelum habis bulan ke empat dari kehamilan ) ; keguguran ;
keadaan terhentinya pertumbuhan normal ( tentang makhluk hidup )
dan guguran ( janin )
2. Jenis-jenis aborsi adalah: abortus spontan, abortus buatan,abortus
terapeutik, abortus criminalis.
3. Tingkat abortus di indonesia diperkirakan dilakukan oleh penduduk
usia 15-24 tahun dan sebagian besar dilakukan oleh perempuan yang
tinggal diperkotaan.
4. Di dalam kitab undang-undang Hukum Pidana (KUHP) adapun yang
berkaitan dengan aborsi dan penyebabnya dapat dilihat pada KUHP
Bab XIX Pasal 229, 346, 347, 349.
5. Ditinjau dari segi kesehatan, efek aborsi dibagi menjadi 2 yaitu efek
jangka pendek dan jangka panjang.
12

6. Dari segi agama aborsi bisa dilakukan apabila mengancam kehidupan


si perempuan, dan tidak boleh dilakukan jika tanpa alasan yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Aini, Dian Mustika. 2014. Abortus (Aborsi Menurut Medis Dan Menurut
Pandangan

Islam).

Online.

(https://dianmustikaaini.wordpress.com/2014/07/18/abortus-aborsimenurut-medis-dan-menurut-pandangan-islam/).di akses pada tanggal


16 November 2015.
Asmarawati, Tina. 2013. Hukum dan Abortus. Yogyakarta: Deepublish.
Departemen Kesehatan RI. 1996. Buku 1. Abortus. Jakarta: Bakti Husada.
Kuntari, Titik. Siswanto Agus Wilopo. Ova Emilia. 2010. Determinan Abortus di
Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5, April
2010.
Kusumawati, utami diah. 2014. Tercatat Angka Aborsi Meningkat di Perkotaan.
Online.(http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141029111311-128642/tercatat-angka-aborsi-meningkat-di-perkotaan/).

Diakses

pada

tanggal 15 November 2015.

13

Napitupulu, Annette Anasthasia. 2013. Pembaharuan Hukum Pidana Terhadap


Tindak Pidana Aborsi Di Indonesia.skripsi. Universitas Sumatera Utara:
Depatemen hukum pidana.
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental keperawatan buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Raha,

Septian.

Makalah

Aborsi

Dalam

Pandangan

Islam.Online.

(http://www.academia.edu/6194343/MAKALAH_ABORSI_DALAM_PAND
ANGAN_ISLAM_MARYANI) di akses pada tanggal 16 November 2015.
WHO. 2012. Facts on Induced Abortion Worldwide. Switzerland: WHO.

14

Você também pode gostar