Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
tempat sampah dan apa yang seharusnya siswa lakukan adalah membuang sampah
di tempat sampah21.
Pengetahuan yang dapat disimpulkan, manusia adalah makhluk berpikir
yang selalu ingin tahu tentang sesuatu. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
berbagai cara. Jika sekedar ingin tahu tentang sesuatu, cukup dengan
menggunakan pertanyaan secara sederhana. Namun di samping itu, adakalanya
pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman yang berulang-ulang terhadap
sesuatu dalam peristiwa atau kejadian12. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
manusia terhadap diri dan lingkungan hidupnya, cara memperolehnya melalui
yang teramati oleh indera seperti mata dan telinga. Sebagai contoh siswa merasa
tidak nyaman dan mudah terserang penyakit akibat sampah yang menumpuk dan
tidak menjaga kebersihan akan menimbulkan bau dan penyakit. Hal ini
disebabkan oleh pengalaman yang sudah-sudah, lazimnya bila sampah menumpuk
ataupun tidak menjaga kebersihan. Berkali-kali kasus serupa mereka alami.
Akhirnya menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa sampah menumpuk dan tidak
menjaga kebersihan mengakibatkan ketidaknyamanan dan mudahnya siswa
terserang penyakit9.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami
(Comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
dan evaluasi (evaluation). Pengetahuan yang dapat dijabarkan sesuai arti dan para
ahli yang sudah ditetapkan14.
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembalai (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang diterima11.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari19.
suatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek inilah yang nantinya menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.
2) Media massa/informasi
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun informal dapat
memberikan pengaruh dalam jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan menyediakan bermacammacam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang
inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
radio, televisi, majalah, dan surat kabar mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Adanya informasi baru mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tanpa melakukannnya. Status ekonomi seseorang juga
akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan
dengan
cara
mengulang
kembali
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang daya tangkap dan
pola pikir seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, ada lima cara untuk memperoleh pengetahuan
yaitu13 :
1) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka
dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
2) Pengalaman Pribadi
Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang baik, mengandung
maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman
itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
3) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasan-kebiasaan
dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah itu
baik atau tidak. Kebiasan-kebiasan ini biasanya diwariskan turun-menurun dari
generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh
berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, atau
otoritas pemimpin agama. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang memiliki otoritas tanpa terlebih dahulu menguji
atau membuktikan kebenarannnya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun
berdasarkan penalaran sendiri.
4) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau popular disebut
metodologi penelitian.
5) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun
ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
10
11
anggota keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam sasaran primer, sasaran
sekunder, dan sasaran tersier7. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam
institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru yang
bermasalah
(individu
atau
kelompok
dalam
institusi
pendidikan
yang
bermasalah)5.
Sasaran sekunder adalah sasaran yang mampu mempengaruhi individu
dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang
tua murid, kadar kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan
lintas sektor terkait5.
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan
untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya kepala
desa, lurah, camat, kepala puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang
tua murid5.
2.2.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan permasalah
kesehatan di institusi pendidikan. Indikator instistusi pendidikan adalah sekolah
dasar negeri maupun swasta. Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah
sekolah atau pesantren dan siswa dengan indikator tersedia jamban yang bersih
dan sesuai dengan jumlah siswa, tersedia air bersih atau air kran yang mengalir di
setiap kelas, tidak ada sampah yang berserakan, lingkungan sekolah yang bersih
dan asri, ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik, siswa menjadi anggota
dana sehat, siswa pada umumnya (60%) memiliki kebersihan diri yang baik, siswa
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, siswa
ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah minimal 10 orang4.
Perilaku hidup sehat bersih (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh
perorangan, kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma
kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam membangun
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya16.
Ada beberapa indikator PHBS di sekolah dasar yaitu7 :
a) mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun,
b) mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
12
13
14
15
16
17
18