Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2) Fetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur
diubah oleh bakteri di mulut menjadi ammonia sehingga nafas
berbau ammonia.
3) Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui .
b. Gangguan sistem hematologi dan kulit
1) Anemia karena kekurangan produksi eritropoetin.
2) Kulit pucat dan kekuningan akibat anemia dan penimbunan urokrom.
3) Gatal-gatal akibat toksis uremik
4) Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah).
5) Gangguan fungsi kulit (fagositosis dan kematosis berkurang).
c. Sistem saraf dan otot
1) Restless leg syndrome
Klien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.
2) Burning feet syndrome
Klien merasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.
3) Ensefalopati metabolik
Klien tampak lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor,
mioklonus, kejang.
4) Miopati
Klien tampak mengalami kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama
otot-otot ekstremitas proximal.
d. Sistem kardiovaskular
1) Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam
2) Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial,
penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan
gagal jantung akibat penimbunan cairan
3) Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis dini, gangguan
elektrolit, dan klasifikasi metastatik
4) Edema akibat penimbunan cairan
e. Sistem endokrin
1) Gangguan seksual/libido; fertilitas dan penurunan seksual pada lakilaki serta gangguan menstruasi pada wanita.
2) Gangguan metabolisme glukosa retensi insulin dan gangguan sekresi
insun.
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang baik
pemeriksaan laboratorium maupun radiologi.
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menetapkan adanya GGK,
menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK,
menetapkan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etologi.
Dalam menentukan ada atau tidaknya gagal ginjal, tidak semua faal
ginjal perlu diuji. Untuk keperluan praktis yang paling lazim diuji adalah
laju filtrasi glomerulus. Disamping diagnosis GGK secara faal dengan
tingkatanya, dalam rangka diagnosis juga ditinjau factor penyebab
(etiologi) dan faktor pemburukanya. Kedua hal ini disamping perlu untuk
kelengkapan diagnosis, juga berguna untuk pengobatan.
b. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis (misalnya voltase rendah), aritmia dan gangguan elektrolit
(hiperkalemia, hipokalsemia).
c. Ultrasonografi (USG)
d.
e.
f.
g.
h.
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi sistem, pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih
serta prostat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari adanya factor
yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau masa tumor, juga
untuk menilai apakah proses sudah lanjut (ginjal yang lisut). USG ini
sering dipakai oleh karena non-infasif, tak memerlukan persiapan
apapun.
Foto Polos Abdomen
Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi
ginjal, menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau
obstruksi lain. Foto polos yang disertai tomogram memberi keterangan
yang lebih baik.
Pielografi Intra-Vena (PIV)
Pada GGK lanjut tak bermanfaat lagi oleh karena ginjal tak dapat
memerlukan kontras dan pada GGK ringan mempunyai resiko penurunan
faal ginjal lebih berat, terutama pada usia lanjut, diabetes melitus, dan
nefropati asam urat. Saat ini sudah jarang dilakukan pada GGK. Dapat
dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai
sistem pelviokalises dan ureter.
Pemeriksaan Pielografi Retrograd
Dilakukan bila dicurigai ada obsstruksi yang reversibel.
Pemeriksaan Foto Dada
Dapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid
overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi pericardial. Tak jarang
ditemukan juga infeksi spesifik oleh karena imunitas tubuh yang
menurun.
Pemeriksaan Radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama falang/jari), dan kalsifikasi metastatik.
dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal
sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk
menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini
dikenal ada 2 jenis dialisis :
1)
Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)
Hemodialisis atau HD adalah dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang
berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada prose ini, darah dipompa keluar dari tubuh,
masuk kedalam mesin dialiser. Di dalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari
zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan
khusus untuk dialisis), lalu setelah darah selesai dibersihkan, darah dialirkan
kembali kedalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah sakit
dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
2)
Dialisis Peritoneal (cuci darah melalui perut)
Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah dengan bantuan
membran peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu dikeluarkan
dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.
c.
Obat-obatan
1)
Diuretik adalah obat yang berfungsi untuk meningkatkan pengeluaran urin.
Obat ini membantu pengeluaran kelebihan cairan dan elektrolit dari tubuh, serta
bermanfaat membantu munurunkan tekanan darah.
2)
Obat antihipertensi untuk mempertahankan agar tekanan darah tetap
dalam batas normal dan dengan demikian akan memperlambat proses
kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh tingginya tekanan darah.
3)
Eritropoietin
Gagal ginjal juga menyebabkan penderita mengalami anemia. Hal ini terjadi
karena salah satu fungsi ginjal yaitu menghasilkan hormon eritropoietin (Epo)
terhambat. Hormon ini bekerja merangsang sumsum tulang untuk memproduksi
sel-sel darah merah. Kerusakan fungsi ginjal menyebabkan produksi hormon Epo
mengalami penurunan sehingga pembentukan sel darah merah menjadi tidak
normal, kondisi ini menimbulkan anemia (kekurangan darah). Oleh karena itu,
Epo perlu digunakan untuk mengatasi anemia yang diakibatkan oleh PGK. Epo
biasanyan diberikan dengan cara injeksi 1-2 kali seminggu.
4)
Zat besi
Anemia juga disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi. Pada penderita
gagal ginjal konsumsi zat besi (Ferrous Sulphate) menjadi sangat penting. Zat
besi membantu mengtasi anemia. Suplemen zat besi biasanya diberikan dalam
bentuk tablet (ditelan) atau injeksi (disuntik).
5)
Suplemen kalsium dan kalsitriol
Pada penderita gagal ginjal kronik, kadar kalsium dalam darah menjadi rendah,
sebaliknya kadar fosfat dalam darah menjadi terlalu tinggi. Untuk mengatasi
ketidakseimbangan mineral ini, diperlukan kombinasi obat/suplemen yaitu
kalsitriol (vitamin D bentuk aktif) dan kalsium.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK
A. Pengkajian
a.
Identitas pasien
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Pendidikan
:
Tanggal pengkajian
:
Penurunan DTR.
Tanda chvostek dan trosseau positif, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
g.
Nyeri/kenyamanan.
Gejala
:
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat
malam hari).
Tanda
:
Perilaku berhari-hari/distraksi, gelisah.
Pernapasan.
Gejala
:
Napas pendek; dispnea noktural paroksismal; batuk dengan/tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda
:
Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernapasan
kussmaul). Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
h.
Keamanan.
Gejala
:
Kulit gatal.
Ada/berulangnya infeksi.
Tanda
:
Pruritis.
Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
(efek GGK/depresi respon imun), petekie, area ekimosis pada kulit.
Fraktur tulang; deposit fosfal kalsium (klasifikasi metastatik) pada
kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi.
i.
Seksualitas.
Gejala
:
Penurunan libido; amenonea; infertilitas.
Interaksi sosial.
Gejala
:
Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
j.
Pembelajaran/penyuluhan.
Gejala
:
Riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal) penyakit
polikistik, nefritis, herediter, kalkulus urinaria, malignansi.
Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
.
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan yang mungkin
timbul pada klien dengan perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan penurunan glomerulus filtration rate (GFR) adalah sebagai
berikut :
a.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
penurunan glomerulo filtration rate.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria :
1.
Rasio intake dan output pada batas normal
2.
Berat badan normal
3.
Tekanan darah dalam batas ketentuan (140/90 mmHg) dan elektrolit K, Ca,
Mg, Fosfat, Na pada batas normal.
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ureum pada
saliva mulut/peningkatan asam gastrin
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat dalam batas normal
Kriteria :
1.
Hilangnya anoreksia
2.
Hilangnya mual dan muntah
3.
Intake 2000 kalori perhari
4.
Porsi makan di habiskan
5.
Berat Badan
INTERVENSI
a.
Kaji adanya edema dengan
RASIONAL
a.
Merupakan tanda-tanda lethargi
distensi
cairan
vena
jugolaris,
dispnea,
yang
menambah
kerja
dari
b.
b.
Tanda-tanda
c.
dihasilkan
dari
tanda
hipernatremia
fungsi
tubular
ginjal.
c.
dari
f.
nefron
untuk
d.
dalam
dari
g.
ginjal
untuk
bawah 30 ml/jam
h.
e.
dari
i.
mengeluarkan fosfat.
ketidakmampuan
ginjal
untuk
j.
hematuria,
penurunan
kreatinin
f.
hasilkan
dari
ketidakmampuan
untuk
mengeluarkan magnesium.
g.
k.
oliguri.
Mg dan P tingkatkan.
l.
h.
diuretik, HCT
i.
INTERVENSI
Kaji anoreksia, nausea dan
a.
muntah
b.
RASIONAL
Merupakan tanda dan gejala dari
a.
peningkatan azotemia.
Kaji penerimaan ketidaksukaan
b.
c.
c.
emetik (metociropmid)
muntah
d.
gastrin
d.
diet
dengan
menambah
asam
e.
e.
kegagalan
ginjal
f.
karbohidrat
untuk
g.
jaringan
pembatasan
protein
dan
bagaimana
f.
untuk
dan
tingkat
mencegah
menghancurkan
lemak
katabolisme
h.
g.
BUN:
makanan panas/berbau
i.
nausea
sumber protein.
h.
nausea
i.
c.
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan produksi
menurun
Tujuan : Kebutuhan aktivitas sehari-hari dapat terpenuhi
eritrosit
INTERVENSI
Kaji tingkat aktivitas dan toleransi,
a.
kemampuan
RASIONAL
Merupakan data dasar terhadap
kemampuan
keadaan bedrest
tindakan berikutnya.
b.
b.
beraktivitas
dan
untuk
terhadap aktivitas
c.
c.
untuk
dan pusing
d.
menstimulasi produksi.
menstruasi
berat
saluran
gastrointestinal.
e.
d.
penurunan
e.
acid/flovite)
f.
kehilangan
darah,
peningkatan
h.
pols
meningkat,
berhubungan
dengan
aktivitas
g.
i.
j.
atau
merencanakan
memodifikasi
pembatasan
atau
untu
meningkatkan
sebagai
pengganti
sulfat)
h.
Menyimpan
mengurangi tuntutan
i.
k.
ketahanan
alat
(sikat
mungkin
gigi,
pisau
menyebabkan
energi
dan
cukur)
yang
j.
trauma
pada
ketika
mencapai
besi/farros
perkembangan
menghindari kelelahan
dan
l.
k.
Kecenderungan
berdarah
l.
berkembang.
INTERVENSI
Kaji gatal-gatal, pecah dalam kulit,
a.
RASIONAL
Gatal-gatal hasil dari kekeringan
b.
dan pecahan.
b.
c.
kekuning-kuningan
c.
d.
d.
g.
dari
retensi
urine
dan
penurunan/peningkatan
e.
f.
dari CRF
h.
g.
biotik (ampicilin).
h.
i.
i.
j.
predisposisi
j.
memenangkan gatal-gatal.
kering rambut.
k.
k.
l.
kenyamanan gatal-gatal.
l.
Menurunkan gatal-gatal
yang gatal
m.
n.
gatal
m.
penyimpanan/
hiburan
untuk
n.
Mengurangi gatal-gatal.
menghindari garukan.
e.
Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya.
Tujuan : kecemasan tidak ada/hilang
Kriteria :
1.
Klien mengungkapkan bahwa kecemasan berkurang
2.
Tanda-tanda vital dalam ketentuan batas 140/90 mmHg, nadi 80-100 x/m,
respirasi 16-20x/m.
3.
Klien memperbaharuhi coping, terbukti dengan layaknya.
4.
Tidak tampak melemah, murung.
a.
INTERVENSI
Kaji tingkat cemas, ekspresi verbal
perasaan
tentang
prognosa
dan
a.
RASIONAL
Rentang cemas dari sedang
gatal
b.
kemampuan koping.
koping,
masalah.
kemampuan
menjelaskan
b.
beradaptasi
kebiasan
dan
diperlukan
untuk
koping
dengan
penyakit
c.
c.
kepribadian
dapat
membantu
dalam
d.
mengungkapkan,
lingkungan.
klien
mengontrol
marah.
e.
e.
f.
f.
penyimpangan
lingkungan,
kegiatan
Mengurangi
cemas
dan
g.
h.
Izinkan
untuk
pembebasan
i.
i.
mendukung
kelompok
perorangan
untuk
dan
konseling
mengurangi
informasi
untuk
membantu
untuk
mengurangi stress.
stres/relsasi.
f.
Gangguan proses pikir berhubungan dengan terlalu memperhatikan penyakit
dan pembatasan.
Tujuan : Proses pikir sempurna
Kriteria :
1. Klien mampu mengungkapkan pikiran yang rasional
2. Mampu meningkatkan peristiwa-peristiwa yang sudah lewat
INTERVENSI
Kaji luasnya gangguan kemampuan
berpikir,
memori
dan
orientasi
a.
RASIONAL
Efek sindroma uremik dapat terjadi
kepribadian
ketidakmampuan
b.
informasi
dan
perawatan.
mengasimilasi
berbartisipasi
Kewaspadaan
perubahan
c.
untuk
atau
memberikan
dalam
terhadap
kesempatan
mengevaluasi perkembangan/perbaikan
d.
menggunakan
televisi,
radio
dan
kunjungan.
gangguan
c.
e.
lebih normal
d.
menurunkan
f.
sensori/peningkatan
mencegah.
e.
kelebihan
g.
Komunikasi/informasi/ instruksi
kenyataan.
dalam
kalimat
f.
sederhana.
saat
membantu
pendek
kekacauan
dalam
pengenalan
reaksi
menimbulkan
h.
perlawanan
ketidakpercayaan
diharapkan
akan dipahami/diingat.
i.
g.
dan
dapat
klien
orientasi
kenyataan
dan
dapat
i.
g.
Gangguan pada eliminasi defekasi : konstipasi berhubungan dengan
pembatasan makanan yang berserat dan cairan
Tujuan : Eliminasi menjadi lancer
Kriteria :
1.
Klien menyatakan dapat buang air besar
2.
Feaces lembek
3.
Tidak terdapat benjolan pada saat palpasi di bagian epigastrium bawah kiri.
a.
b.
INTERVENSI
Lakukan aktivitas yang cukup
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
a.
b.
c.
dapat
pemberian laksative
RASIONAL
Membantu dalam melancarkan
Dapat membant dalam usus dan
melembabakan
feacese
yang
keras
c.
feacese
h. Kurang perawatan diri berhubungan dengna intoleren aktivitas
Tujuan : perawatan diri terpenuhi
Kriteria :
1.
Berpartisipasi pada aktivitas sehari-hari
2.
Personal hygiene terjaga
a.
untuk
INTERVENSI
Tentukan kemampuan pasien
berpartisipasi
dalam
aktivitas
a.
RASIONAL
Kondisi dasar akan menentukan
tingkat kekurangan/kebutuhan.
perawatan diri.
b.
diperlukan.
c.
b.
penghematan
energi,
contoh
duduk
pasien
c.
kelelahan
kemampuan
dan
pasien
meningkatkan
untuk
melakukan
tugas.
d.
memungkinkan
untuk
pasien
cukup
waktu
menyelesaikan
tugas
pada
d.
Pendekatan
menurunkan
yang
frustasi,
tenang
meningkatkan
i.
Cedera, resiko tinggi terhadap (profil darah abnormal) penekanan
produksi/sekresi eritroetin berhubungan dengan penurunan produksi, gangguan
faktor pembekuan; peningkatan kerapuhan kapiler.
Tujuan
: Tidak mengalami tanda/perdarahan
Kriteria
: Klien dapat mempertahankan/menunjukkan perbaikan nilai
laboratorium
a.
INTERVENSI
Perhatikan keluhan peningkatan
kelelahan,
kelemahan.
Observasi
a.
RASIONAL
Dapat menunjukkan anemia dan
pasien
untuk
menghindari
kelelahan.
b.
b.
hipoksia
c.
kemampuan
untuk
melakukan
tugas.
serebral
dengan
perubahan
untuk istirahat.
sehingga
memerlukan
intervensi,
Batasi
kombinasikan
mungkin.
tes
contoh
vaskuler,
laboratium
bila
d.
Pengambilan
contoh
darah
anemia
e.
menerus
dari
tempat
penusukan,
e.
mudah
karena
kerapuhan
memperburuk anemia
g.
elektrik;
gunakan
jarum
kecil
bila
pembentukan hematoma.
j.
Gangguan kebutuhan sexual berhubungan dengan gagal ginjal kronik
Tujuan : Kebutuhan sexual terpenuhi
Kriteria :
1.
Klien dapat mengidentifikasi keterbatasan seksual yang disebabkan oleh
masalah kesehatan (GGK)
2.
Klien dapat mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas
dalam respon terhadap keterbatasannya
3.
Melaporkan adanya kepuasan dalam aktivitas seksual.
INTERVENSI
Kaji faktor penyebab dan
a.
penunjang
RASIONAL
Untuk mengetahui tindakan apa
a.
b.
b.
pasien
dan
keterbatasan
pasangan
fungsi
c.
tentang
yang
seksual
d.
d.
e.
e.
: Ny. Y.M
: 55 th
: Perempuan
: Kalawat jaga III
: Kr. Protestsn
: Ternate/Indonesia
: SMP
: Menikah
Pekerjaan
Tanggal MRS
Tanggal pengkajian
No. Med. Rec
Diagnosa medis
2.
Genogram
: IRT
: 11 Juli 2014
: 14 Juli 2014
: 41.61.88
: Gagal Ginjal Kronik
Ket.
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Hubungan
3. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Mual dan Muntah
b.
Riwayat keluhan utama
Mual dan muntah dirasakan pasien 1 hari SMRS, pasien muntah dengan
frekwensi 6 kali sehari, muntah berisi makanan dan minuman yang dimakan
pasien, volume muntah 4 gelas aqua sekali muntah, pasien juga merasa nyeri
ulu hati, 1 hari SMRS, nyeri bersifat hilang timbul dan diraskan 1 menit,
pasien juga mengatakan badan terasa lemah.
c.
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien tidak ada nafsu makan, badan terasa lemah serta mengalami susah tidur
dan konstipasi (+) mual(+), muntah (-),pucat (+), edema palpebra (+), turgor
kulit jelek, bibir kering dan pecah-pecah, poliuri dan nyeri tekan pada gaster (-),
.
d.
Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien menderita DM Tipe II sejak tahun 2011 begitu juga dengan Hipertensi.
Pasien juga menderita Hiperkolesterol, pasien meminum obat DM, HPT dan
Hiperkolesterol dengan teratur.
e.
Riwayat Keluarga
Dikeluarga pasien hanya pasien yang menderita penyakit ini.
f.
Pola Fungsi Kesehatan Menurut Marilynn E. Doengoes
a)
Aktivitas/istirahat.
Kelelahan dan
kelemahan, malaise, gangguan tidur/ Insomnia. Pasien
beraktivitas di bantu oleh orang lain baik dalam makan, minum, berjalan,
ambulasi dan imobilisasi, mandi/wc.
b)
Sirkulasi.
Riwayat hipertensi sejak tahun 2011, TD : 140/90 mmHg, N : 88x/m, CRT <3
detik.
c)
Integritas Ego.
Pasien menerima penyakit yang ia derita saat ini, dan hubungan dengan
keluarga berjalan dengan baik.
d)
Eliminasi.
Pasien mengalami poliuri dengan frekwensi 14-16 x/hari, pasien juga mengalami
konstipasi dimana pasien terakhir kali BAB pada tanggal 13 juli 2014.
e)
Makanan/cairan.
Penurunan nafsu makan, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(Pernapasan ammonia). Pasien makan 3x/hari dengan menu Diit Protein(0,6 gr
/kg/bb/hari) dan Diit kalori (30ml/kg/bb/hari), makanan tidak dihabiskan (1/2
piring dihabiskan).
f)
Neurosensori.
Kesadaran pasien compos mentis, konsentrasi baik, tidak ada penurunan fungsi
saraf.
g)
Nyeri/kenyamanan.
pasien tidak merasakan nyeri ulu hati dan nyeri kepala. Pasien merasa aman
selama berada di rumah sakit.
h)
Pernapasan.
Pernapasan pasien 20x/m tidak ada ronkhi dan wheezing, batuk tidak ada.
i)
Integumen
Turgor kulit pasien jelek dan wajah tampak pucat.
j)
Seksualitas.
Pasien pada saat ini sudah tak dapat lagi melakukan aktivitas seks karena dalam
keadaan sakit.
k)
Interaksi sosial.
[asien sudah tak dapat lagi beraktivitas seperti biasa karena dalam keadaan
sakit, pasien tidak dapat lagi melakukan peran sebagai Ibu Rumah Tangga
karena sakit.
l)
Pembelajaran/penyuluhan.
Pasien memiliki riwayat DM, salah satu penyebab GGK adalah DM, pasien juga
harus diberikan pendidikan tentang diit Protein dan Kalori.
4. Pemeriksaan Fisik
a. KU
: sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
: TD :140/90 mmHg
R
: 20x/mnt
N : 88x/mnt
S
: 36,8C
BB SMRS : 67kg
BB saat di kaji : 64kg
b. Sistem Integumen
Pucat (+), kulit kering, turgor lambat
c. Kepala
Warna rambut hitam, penyebaran merata, rambut oval & kering
d. Mata
Penglihatan normal, konjungtiva anenis (+), sklera interik (-) edema
palpera (+)
e. Telinga
Secret (+), pendengaran baik
f. Hidung
Secret (+), penciuman baik
g. Mulut & Faring
Keadaan mulut kering (+), bau mulut (+), bibir kering dan pecah-pecah (+),
stomatitis (-)
h. Ekstremitas Atas
: Pada tangan bagian kiri terpasang IVFD NaCl 0,9 %
Ekstremitas Bawah
: Normal, edema (-)
i. Abdomen
Benjolan (-), pembesaran hepar (-), bu (+) normal
5. Pemeriksaan Penunjang
1)
Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik 14 Juli 2014
No.
Parameter
Hasil
Hematologi
Satuan
Nilai Rujukan
1.
Leukosit
11.500
/mm^3
4000-10.000
2.
Eritrosit
3,60
10^6/mm^3
4,25-5,40
3.
Hemoglobin
10,9
g/dL
12,0-16,0
4.
Hematokrit
29,7
37,0-47,0
5.
Trombosit
391
10^3/mm^3
150-450
Kimia klinik
6.
GDS
235
mg/dL
70-125
7.
Natrium Darah
129
meg/dL
135-152
8.
Kalium Darah
3,74
meg/dL
3,5-4,5
9.
Chlorida Darah
94
meg/dL
98-109
10.
Kreatinin Darah
2,9
mg/dl
0,6-1,1
11
Ureum Darah
53
mg/dl
20-40
2)
No.
1
Satuan
/1 pk
Nilai Rujukan
0-1
Silinder
/1pk
Eritrosit
0-1
/lpb
0-1
Leukosit
2-3
/1pb
1-5
Berat jenis
1,005
M3
1,010-1030
pH
5-8
Leukosit
++
Nitrit
Protein
+++
10
Glukosa
Normal
11
Keton
12
Urobilinogen
Normal
0,1-1
13
Bilirubin
Normal
14
Darah/Eri
Hasil
3. Terapi obat-obatan
a.
Ranitidin 2 x 1 amp IV
b.
Merocloporanide 3x1 amp IV
c.
Amlodipine 10 mg 1-0-0
d.
Asquidone 2x30 mg
e.
Ciprofloxacin 1x400 mg IV
f.
Simvastatin 10 mg 0-0-1
g.
Captopril 3x25 mg
h.
Kapsul garam 3x1
i.
IVFD NaCl 0,9 20 gtt/ menit
ANALISA DATA
No Data
Etiologi
1.
DO :
Nefron yang
-adanya edema palpebra
hancur
Cairan
GFR
terserang
Problem
Kelebihan
Volume
Retensi natrium
Mg/dl
Total CES
Vol Interstisial
mg/dl
Edema
Preload
Hipertrofi Ventrikel Kiri
COP
Aliran Darah Ginjal
Retensi Na & H2O
2.
DS : Pasien mengatakan
hancur
lemah,
malaise.
GFR
DO :- Pasien beraktivitas di
Ketidakseimbangan
dalam
makan,
berjalan,
Intoleransi Aktivitas
dlm
minum,
ambulasi
dan
Eritropoetin
imobilisasi, mandi/wc.
-HB 10,9 g/dl
Hb
suplai O2
anemia
Pucat, Fatigue malaise
Intoleransi
DS : pasien mengatakan
Aktivitas
Nefron yang
tidak
hancur
ada
nafsu
makan
terserang
GFR
Sekresi
dan
kalori
piring dihabiskan)
Do :
1.
Kebutuhan Tubuh
mengalami
penurunan BB 3kg
(1/2
Nutrisi
Kurang
Gangguan
protein
terganggu
Sindrom uremia
Gangguan keseimbangan
asam-basa
Produksi asam lambung
Dari
meningkat
Nausea,
Vomitus
Gangguan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh
Klasifikasi Dat
DS :
1.
Pasien mengatakan adanya bengkak di kelopak mata, bibir kering dan
pecah-pecah.
2.
Pasien mengatakan badan lelah dan lemah, malaise.
3.
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan karena mual dan berat badan
menurun 3 kg.
DO :
1.
adanya edema palpebra, bibir kering, pecah-pecah dan bau amoniak,
turgor kulit jelek, kadar kreatinin 2,9Mg/dl dan kadar Ureum Darah 53 mg/dl.
2.
Pasien beraktivitas di bantu oleh orang lain baik dalam makan, minum,
berjalan, ambulasi dan imobilisasi, mandi/wc, HB 10,9 g/dl.
3.
Selera makan pasien menurun, makan 3x1 diit protein dan kalori (1/2 piring
dihabiskan)
N
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
o
1
Keperawatan
a.
Keseimbanga
1.
Gangguan
n cairan dan
keseimbang
an
cairan
Implementasi
Evaluasi
adanya
Jam : 11.00
mengatakan
elektrolit
edema
1.
adanya
1.
Rasio
dengan
adanya
distensi
dan
intake
dan
elektrolit
output
pada
berhubunga
n
dengan
Kaji
edema
Pasien
edema pada
palpebra, dispnea
palpebra,
jugularis,
(-), TD : 140/90
bibir kering,
batas normal
dispnea,
lemah
2.
tachikardi,
muntah (-).
lelah.
Berat
vena
Mengkaji
penurunan
badan
peningkatan
Jam 11.00
glomerulo
normal
tekanan darah
2.
filtration
3.
crakles
kelemahan
rate.
Tekanan
auskultasi.
(-)
DS : Pasien
darah dalam
R :Merupakan
reflek
mengatakan
batas
tanda-tanda
dalam
adanya
ketentuan
lethargi cairan
abdomen (-) N :
pada
Mengkaji
otot
tidak adanya
tendon
(-)
kram
dan
O : adanya
edema
palpebra,
mukosa/bibi
r
kering
pecah-
bengkak
di
kelopak
(140/90
mmHg)
mata,
bibir
kering
dan
yang
88x/m, membran
pecah
menambah
mukosa/bibir
bau
kerja
dari
kering,
amoniak,
Mg,
jantung
dan
pecah
Na
menuju
amoniak
edema
kulit : jelek..
140/90,
pulmoner dan
Jam 11.00
Kreatinin
gagal jantung.
3.
29
kelemahan
(+)
Ureum
dan
elektrolit
Ca,
K,
pecahdan
bau
turgor
kulit
pecah-
Fosfat,
pecah.
pada
DO :
normal.
-adanya
4.
edema
ada edema
2.
palpebra
5.
kelemahan
kelelahan
(+)
Darah
-bibir kering,
Membran
otot
penurunan reflek
mg/dl.
pecah-pecah
mukosa baik,
adanya reflek
tendon ?(-).
dan
bibir lembab
tendon dalam,
Jam 11.30
A : Masalah
dan
kram
4.
BelumTerata
abdomen
TTV
jelek
dengan diare,
140/90mmhg, N :
-kadar
tidak
88x/m, R : 20x/m,
kreatinin 2,9
teraturnya
SB
c,
Lanjutkan
Mg/dl
nadi,
Kreatinin
29
Intervensi
-kadar
membran
mg/dl,
Ureum
Ureum
mukosa
bau
amoniak
-turgor
Darah
mg/dl
kulit
53
batas
Tidak
turgor
kulit baik.
Kaji
tidak
dan
dturgor
dan
Mengkaji
Memonitor
TD
36,8
Darah 53 mg/dl,
turgor kulit..
K : 3,74, Na :
129, Cl : 94.
:Tanda-
tanda
Jam 12.00
hipernatremia
5.
dihasilkan dari
Berkolaborasi
tanda
pemberian
fungsi
tubular ginjal.
diuretik, HCT
3.
a.
Kaji
obat
Ranitidin 2
kelemahan,
x 1 amp IV
kelelahan,
b.
penurunan
Merocloporanide
reflek tendon
3x1 amp IV
c.
:Tanda-
Amlodipine
tanda
10 mg 1-0-0
hipertermia
d.
Asquidone
jelek, TD :
:
mg/dl
53
si
:
dihasilkan dari
2x30 mg
ketidakmamp
e.
uan
Ciprofloxacin
nefron
untuk
1x400 mg IV
memfiltrasi
f.
keluar Na.
10 mg 0-0-1
diperlukan
g.
aibsorps
Ca
Simvastatin
Captopril
3x25 mg
dari
h.
intestinum.
garam 3x1
4.
i.
Monitor
tanda-tanda
0,9
vital, kreatinin
menit
Kapsul
IVFD NaCl
20
gtt/
.
R
:Tanda-
tanda
peningkatan
elektrolit
5.
Kolaborasi
pemberian
obat
diuretik,
HCT
R
:Bekerja
sebagai
obat
diuresis
(untuk
mengeluarkan
kelebihan
cairan
dalam
Kaji
Intoleransi
Setelah
tubuh)
.1
aktivitas b/d
dilakukan
tingkat
produksi
intervensi
aktivitas
eritrosit
keperawatan
toleransi, pola
dan
menurun
selama 2x24
aktivitas
Pasien
dan
Jam 11.00
1.
Mengkaji
mengatakan
tingkat
aktivitas
badan lelah
toleransi
dan
Pasien
lemah,
malaise.
ditandai
jam
kemampuan
mengatakan
dengan :
diharapkan
dalam
O : - Pasien
DS : Pasien
Kebutuhan
keadaan
lemah, malaise. ,
beraktivitas
mengatakan
aktivitas
bedrest, TTV.
pola
di
bantu
badan
sehari-hari
R : Merupakan
kemampuan
oleh
orang
dapat
data
dalam
terpenuhi.
terhadap
makan,
KH :
kemampuan
berjalan, ke wc di
makan,
DO :- Pasien
1.
beraktivitas
minum,
beraktivitas
Kontinuitas
dan
TTV: TD : 140/90,
berjalan,
di bantu oleh
partisipasi
tindakan
N : 88x/m, SB :
ambulasi
orang
ADL
berikutnya.
36,8c,
dan
2.
2.
20x/m.
imobilisasi,
makan,
Mengemukak
kelemahan
Jam 11. 05
mandi/wc.
minum,
an
dyspnoe,
2.
-HB
berjalan,
kemampuan
pucat
ambulasi
untuk
pusing
dyspnoe
(-),
dan
memelihara
perdarahan
pucat(+)
dan
imobilisasi,
tingkat
dari
pusing
mandi/wc.
energy
luapan
perdarahan
3.
menstruasi
gusi
-Eritrosit
Hilangnya
berat
menstruasi berat
3,60
komplikasi.
gastrointestin
saluran
106mm3
al.
gastrointestinal
A : Masalah
R: Tanda dan
(-).
belum
Hematokrit :
gejala anemia
Jam 12.00
teratasi
29,7 %
dengan
3.
P : lanjutkan
penurunan
jumlah
produksi
merah
eritropoetin
106mm3,
yang
hematokrit : 29,7
menstimulasi
% , hemoglobin :
produksi.
10,9 g/dl.
dan
lelah
lemah,
malaise.
baik
lain
dalam
ADL
dasar
untuk
Kaji
dan
gusi,
saluran
aktivitas
ADL
minum,
Mengkaji
kelemahan
(+),
(-)
(-),
dari
luapan
Memonitor
darah
:
3,60
Jam 01.00
3.
jumlah
Monitor
darah
4.
klien
Membantu
ketika
lain
baik
dalam
10,9
g/dl
-Eritrosit
3,60
106mm3
Hematokrit :
29,7 %
Intervensi
merah,
diperlukan dalam
hematokrit,
pemenuhan ADL :
hemoglobin,
membantu
jumlah
berpindah kamar
platelet
RBC
serta
membawa
kurang dari 6
pasien ke wc.
juta
Hct
5.
kurang
dari
pasien
20%
Hgb
bagaimana untuk
Mengajari
kurang dari 10
merencanakan
g/dl
pembatasan untu
R : Penurunan
memodifikasi
merupakan
atau
indikasi
meningkatkan
suspek
aktivitas
yang
anemia,
disetujui
pada
kehilangan
tingkat
darah.
dan
toleransi
tujuan
realistis.
4.
Bantu
Jam 01.30
klien
ketika
6.
diperlukan
Menganjurkan
dalam
pasien
pemenuhan
aktivitas
ADL
mengunakan alat
R: Menyimpan
energi
cukur)
dan
hindari
atau
yang
mengurangi
mungkin
tuntutan
menyebabkan
trauma
5.
Ajari
klien
bagaimana
untuk
merencanaka
n pembatasan
jaringan
pada
untu
memodifikasi
atau
meningkatkan
aktivitas yang
disetujui pada
tingkat
toleransi
dan
tujuan
realistis.
R
Izinkan
untuk
mengontrol
pasien
ketika
mencapai
perkembanga
n
dan
menghindari
kelelahan
6.
Anjurkan
pasien hindari
aktivitas atau
mengunakan
alat
(sikat
gigi,
pisau
cukur)
yang
mungkin
menyebabkan
trauma
pada
jaringan: catat
setiap
perdarahan
dari
mukosa
memar
berlebih
Kecenderunga
n
berdarah
menyebabkan
hilangnya
darah
terutama
3
Gangguan
Setelah
jaringan
1. Kaji
nutrisi
dilakukan
nutrisi pasien
Jam : 11.00
mengatakan
intervensi
dan
1. Mengkaji pola
tidak
kebutuhan
keperawatan
perubahan
nutrisi pasien
nafsu
tubuh
selam
yang terjadi
kurang
dari
b/d
2x24
pola
mengetahui
asam
Kebutuhan
pola
nutrisi
nutrisi pasien
klien
serta
tandai
dapat
intake
dengan:
terpenuhi
makanan
Diit
DS : Pasien
KH :
2.
gr/kg/bb/hari
mengatakan
1.
berat badan
tidak
ada
Hilangnya
nafsu makan
anoreksia
Mengidentifik
karena mual
2.
asi
Dan
Hilangnya
makanan
(1/2piringdihabis
A : Masalah
mual
Anoreksia
kan)
belum
2. Menimbang BB
teratasi
menurun
Timbang
:
intake
kg.
3.
DO :
2000
Pola Nutrisi
perhari
Selera
4.
makan : Tdk
makan
baik/menuru
habiskan
3x/hari.
Pada
5.
jam
pagi,
Frekuensi
3x/hari
Badan
kalori
Porsi
di
Berat
4.
Frekuensi :
3x/hari
Berikan
Pasien
tidak
Protein
0,6
menghabisk
an
porsi
makan yang
Kalori
muntah
Intake
mual
baik
Menu makan :
dan
Tidak
dan
diharapkan
badan
makan
peningkatan
berat
makan
ada
jam
di
selera
Pasien
Hb,
lambung
30ml/kg/bb/hari
Porsi : Tdk
diberikan,
penurunan
BB 3 Kg.
dihabiskan
-64 Kg
makanan
Jam : 12.00
Lanjutkan
sering. -Pasien
4.
Intervensi
makan
makanan
jam 12 siang
dan jam
jam
Memberikan
porsi
Menu makan
:
7 malam.
diberikan
5. Menganjurkan
5.
Anjurkan
menghindari
Diit
Protein
menghindari
minum berkafein,
dan
Diit
minum
juice
Kalori
berkafein,
panas/berbau
Porsi
juice makanan
makan : Tdk
panas/berbau
6.
makanan
Berkolaborasi
dihabiskan
dengan
(1/2 piring)
dlm
pemberian
diet
dan
6.
Kolaborasi
dengan
gizi
ahli
pola
makan pasien
dalam
pemberian
dokter
Protein 0,6
gr/kg/bb/hari
Kalori
30ml/kg/bb/hari
7.
7.
kolaborasi
berkolaborasi
dengan
dokter
dengan dokter
dalam pemberian
dalam
obat :
pemberian
j.
obat
x 1 amp IV
Ranitidin 2
k.
Merocloporanide
3x1 amp IV
l.
Amlodipine
10 mg 1-0-0
m.
Asquidone
2x30 mg
n.
Ciprofloxacin
1x400 mg IV
o.
Simvastatin
10 mg 0-0-1
p.
Captopril
3x25 mg
q.
Kapsul
garam 3x1
r.
0,9
menit
IVFD NaCl
20
gtt/