Você está na página 1de 6

ASFIKSIA

Asfiksia adalah kumpulan dari pelbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaranudara
pernafasan yang normal. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena adanya obstruksipada saluran
pernafasan dan gangguan yang diakibatkan karena terhentinya sirkulasi. Gangguanini akan
menimbulkan suatu keadaan dimana oksigen dalam darah berkurang yang disertaidengan
peningkatan kadar karbondioksida. Keadaan ini jika terus dibiarkan dapat menyebabkanterjadinya
kematian.Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus
kedokteranforensik. Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran
pernafasandisebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling sering dijumpai dalam kasus
tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran asfiksia,
khususnyapada postmortem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya
asfiksiamekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.Dalam
penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban yang diduga karenaperistiwa
tindak pidana, seorang penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahlikepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Seorang doktersebagaimana pasal 179
KUHAP wajib memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yangsebenarnya menurut
pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. Untuk itu, sudahselayaknya seorang dokter perlu
mengetahui dengan seksama perihal ilmu forensik, salahsatunya asfiksia.
Terminologi
Asfiksia berasal dari bahasa Yunani, yaitu terdiri dari a yang berarti tidak, dan
sphinx yang artinya nadi. Jadi secara harfiah, asfiksia diartikan sebagai tidak ada
nadi atau tidak berdenyut. Pengertian ini sering salah
dalam penggunaannya. Akibatnya sering menimbulkan kebingungan untuk membedakan dengan
status anoksia lainnya.
Definisi Asfiksia
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O2)
danberlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh
akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbondioksida
dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihankarbon dioksida
disebut hiperkapnia.Dalam kenyataan sehari-hari, hipoksia ternyata merupakan gabungan dari empat
kelompok,dimana masing-masing kelompok tersebut memang mempunyai ciri tersendiri. Walaupun
ciriatau mekanisme yang terjadi pada masing-masing kelompok akan menghasilkan akibat
yangsama bagi tubuh. Kelompok tersebut adalah :
a. Hipoksik-hipoksia
Hipoksia hipoksik adalah hipoksia yang disebabkan oleh rendahnya tekanan parsial oksigendalam
darah arteri yang disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru sehinggaoksigen
tidak dapat mencapai darah dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan inibisa
disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran pernapasan, baik oleh sebab alamiah(misalnya
penyakit yang disertai dengan penyumbatan saluran pernafasan seperti laringitisdifteri, status
asmatikus, karsinoma bronchonenik, dan sebagainya) atau oleh trauma/kekerasanyang bersifat
mekanik, seperti tercekik, penggantungan, tenggelam dan sebagainya

b. Anemik-hipoksia
Anemik hipoksia, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah hemoglobin yang tersedia
untuk mengangkut oksigen berkurang. Contohny, keracunan Karbon monoksida yang
menghambatkemampuan hemoglobin berikatan dengan oksigen.
c. Stagnan-hipoksia
Di mana ada pembatasan lokal aliran darah beroksigen ke jaringan. Oksigen diberikan ke
seluruhtubuh namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Contohnya adalah iskemia
otak,penyakit jantung iskemik dan hipoksia Intraurine, yang merupakan penyebab kematian
perinataltersering.
d. Histotoksik-hipoksia
Hipoksia histotoksik di mana jumlah oksigen yang mencapai sel-sel normal, tetapi sel tidak
dapatsecara efektif menggunakan oksigen karena kerusakan enzim fosforilasi oksidatif. Contohnya
adalah pengaruh minum minuman beralkohol.
Dari pandangan patologi, kematian akibat asfiksia dapat dibagi dalam 2
golongan (Amir,2008), yaitu:
1. Primer (akibat langsung dari asfiksia)
Kekurangan oksigen ditemukan di seluruh tubuh, tidak tergantung pada tipe dari asfiksia. Sel-selotak
sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Bagian-bagian otak tertentu membutuhkanlebih banyak
oksigen, dengan demikian bagian tersebut lebih rentan terhadap kekuranganoksigen. Perubahan yang
karakteristik terlihat pada sel-sel serebrum, serebellum, dan basalganglia.Di sini sel-sel otak yang mati
akan digantikan oleh jaringan glial, sedangkan pada organ tubuhyang lain yakni jantung, paru-paru,
hati, ginjal dan yang lainnya perubahan akibat kekuranganoksigen langsung atau primer tidak jelas.
2. Sekunder (berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi dari tubuh)
Jantung berusaha mengkompensasi keadaan tekanan oksigen yang rendah dengan
mempertinggioutputnya, akibatnya tekanan arteri dan vena meninggi. Karena oksigen dalam darah
berkurangterus dan tidak cukup untuk kerja jantung, maka terjadi gagal jantung dan kematian
berlangsungdengan cepat. Keadaan ini didapati pada:
- Penutupan mulut dan hidung (pembekapan).
- Obstruksi jalan napas seperti pada mati gantung, penjeratan, pencekikan dan korpusalienum dalam
saluran napas atau pada tenggelam karena cairan menghalangi udaramasuk ke paru-paru.
- Gangguan gerakan pernafasan karena terhimpit atau berdesakan (Traumatic asphyxia).
- Penghentian primer dari pernafasan akibat kegagalan pada pusat pernafasan, misalnyapada luka
listrik dan beberapa keracunan.
Etiologi Asfiksia
Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut :
1. Penyebab Alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan sepertilaryngitis
difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau menimbulkan gangguan pergerakanparu seperti fibrosis
paru, pneumonia, COPD.
2. Trauma mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yangmengakibatkan
emboli, pneumotoraks bilateral, sumbatan atau halangan pada salurannapas dan sebagainya. Emboli
terbagi atas 2 macam, yaitu emboli lemak dan emboliudara. Emboli lemak disebabkan oleh fraktur
tulang panjang. Emboli udara disebabkanoleh terbukanya vena jugularis akibat luka.

3. Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan, misalnya barbiturate,narkotika

KlasifikasiAsfiksia
1.Mekanik

:Penjeratan
Gantung

Tersedak
Asfiksiatraumatik
Pembekapan
2.NonMekanik:Keracunankarbonmonoksida
Keracunansianida
3.Lainnya
:Tenggelam

GejalaAsfiksia
Ada4stadiumgejala/tandadariasfiksia,yaitu:
1.Fasedispneu/sianosis
Padafasedispneu/sianosisasfiksiaberlangsungkirakira4menit.Faseiniterjadiakibatrendahnya
kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksidaakan
merangsangmedullaoblongatasehinggaterjadiperubahanpadapernapasan,nadidantekanandarah.
Pernapasanterlihatcepat,berat,dansukar.Naditerabacepat.Tekanandarahterukurmeningkat.
2.Fasekonvulsi
Fase konvulsi asfiksia terjadi kirakira 2 menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang
tonikkemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat,
dantekanandarahturun.
3.Faseapneu
Faseapneuasfiksiaberlangsungkirakira1menit.Faseinidapatkitaamatiberupaadanyadepresi
pusatpernapasan(napaslemah),kesadaranmenurunsampaihilangdanrelaksasispingter.
4. Faseakhir/terminal/finalFaseakhirasfiksiaditandaiolehadanyaparalisispusatpernapasan
lengkap.Denyutjantungbeberapasaatmasihadalalunapasterhentikemudianmati.Gambaran
Postmortem pada Asfiksia Karena asfiksia merupakan mekanisme kematian, makasecara
menyeluruhuntuksemuakasusakanditemukantandatandaumumyanghampirsama,yaitu
Padapemeriksaanluar:
a.Mukadanujungujungekstremitassianotik(warnabirukeunguan)yangdisebabkantubuhmayat
lebihmembutuhkanHbCO2daripadaHbO2.
b. Tardieus spot pada konjungtiva bulbi danpalpebra. Tardieus spot merupakan
bintikbintikperdarahan(petekie)akibatpelebarankapilerdarahsetempat.

c. Lebammayatcepattimbul,luas,danlebihgelapkarenaterhambatnyapembekuandarahdan
meningkatnyafragilitas/permeabilitaskapiler.HaliniakibatmeningkatnyakadarCO2 sehingga
darahdalamkeadaanlebihcair.LebammayatlebihgelapkarenameningkatnyakadarHbCO2..
d. Busahaluskeluardarihidungdanmulut.Busahalusinidisebabkanadanyafenomenakocokan
padapernapasankuat.
Padapemeriksaandalam:
a.Organdalamtubuhlebihgelap&lebihberatdanejakulasipadamayatlakilakiakibatkongesti/
bendunganalattubuh&sianotik.
b.Darahtermasukdalamjantungberwarnagelapdanlebihcair.
c. Tardieus spot pada pielum ginjal, pleura, perikard, galea apponeurotika, laring,
kelenjartimusdankelenjartiroid.
d.Busahalusdisaluranpernapasan.
e.Edemaparu.
f.Kelainanlainyangberhubungandengankekerasansepertifrakturlaring,frakturtulanglidahdan
resapandarahpadaluka
AsfiksiaMekanik
Penjeratan(strangulation)
Definisi
Jerat(strangulationbyligature)adalahsuatustrangulasiberupatekananpadaleherkorbanakibat
suatujeratandanmenjadieratkarenakekuatanlainbukankarenaberatbadankorban.
EtiologiKematianpadaPenjeratan
Ada3penyebabkematianpadajerat(strangulationbyligature),yaitu:
1.Asfiksia
2.Iskemia
3.Vagalrefleks
CaraKematianpadaPenjeratan:
Ada3carakematianpadakasusjeratan(strangulationbyligature),yaitu:
a.Pembunuhan(palingsering)
Pembunuhan pada kasus jeratan dapat kita jumpai pada kejadian infanticide dengan menggunakan
tali pusat, psikopat yang saling menjerat, dan hukuman mati (zaman dahulu).

b. Kecelakaan
Kecelakaan pada kasus jeratan dapat kita temukan pada bayi yang terjerat oleh tali pakaian, orang
yang bersenda gurau dan pemabuk. Vagal reflex menjadi penyebab kematian pada orangyang
bersenda gurau.
c. Bunuh diri.
Pada kasus bunuh diri dengan jeratan, dilakukan dengan melilitkan tali secara berulang dimanasatu
ujung difiksasi dan ujung lainnya ditarik. Antara jeratan dan leher dimasukkan tongkat lalumereka
memutar tongkat tersebut.Hal-hal penting yang perlu kita perhatikan pada kasus jeratan, antara lain :
1. Arah jerat mendatar / horisontal.
2. Lokasi jeratan lebih rendah daripada kasus penggantungan.
3. Jenis simpul penjerat.
4. Bahan penjerat misalnya tali, kaus kaki, dasi, serbet, serbet, dan lain-lain.
5. Pada kasus pembunuhan biasanya kita tidak menemukan alat yang digunakan untuk menjerat.
Gambaran Postmortem
Pemeriksaan otopsi pada kasus jeratan (strangulation by ligature) mirip kasus penggantungan
(hanging) kecuali pada :
- Distribusi lebam mayat yang berbeda.
- Alur jeratan mendatar / horisontal.
- Lokasi jeratan lebih rendah

Pencekikan (manual strangulation)


Definisi
Pencekikan (manual strangulasi) adalah suatu strangulasi berupa tekanan pada leher korbanyang
dilakukan dengan menggunakan tangan atau lengan bawah. Pencekikan dapat dilakukandengan 3
cara, yaitu:
1. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.
2. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
3. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban. Apabila pelaku
berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka ini disebut
mugging.

Etiologi Kematian pada Pencekikan


Ada 3 penyebab kematian pada pencekikan, yaitu
a Asfiksia
b. Iskemia
c. Vagal reflex
Cara Kematian pada Pencekikan
Ada 2 cara kematian pada kasus pencekikan, yaitu (1):
- Pembunuhan (hampir selalu).
- Kecelakaan, biasanya mati karena vagal reflex.
Gambaran Postmortem Pencekikan
Pemeriksaan Luar:
Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan luar kasus pencekikan, antara lain :
1.Tanda asfiksia.Tanda-tanda asfiksia pada pemeriksaan luar otopsi yang dapat kita temukan antara
lain adanyasianotik, petekie, atau kongesti daerah kepala, leher atau otak. Lebam mayat akan terlihat
gelap.
2. Tanda kekerasan pada leher.Tanda kekerasan pada leher yang penting kita cari, yaitu bekas kuku
dan bantalan jari. Bekaskuku dapat kita kenali dari adanya crescent mark, yaitu luka lecet berbentuk
semilunar/bulansabit. Terkadang kita dapat menemukan sidik jari pelaku. Perhatikan pula tangan
yang digunakanpelaku, apakah tangan kanan (right handed) ataukah tangan kiri (left handed). Arah
pencekikandan jumlah bekas kuku juga tak luput dari perhatian kita.
3. Tanda kekerasan pada tempat lain.
Tanda kekerasan pada tempat lain dapat kita temukan di bibir, lidah, hidung, dan lain-lain. Tandaini
dapat menjadi petunjuk bagi kita bahwa korban melakukan perlawanan.
Pemeriksaan Dalam:
Hal yang penting pada pemeriksaan dalam bagian leher kasus pencekikan, yaitu:
1.Perdarahan atau resapan darah.Perdarahan atau resapan darah dapat kita cari pada otot, kelenjar
tiroid, kelenjar ludah, danmukosa & submukosa pharing atau laring.
2. Fraktur
Fraktur yang paling sering kita temukan pada os hyoid. Fraktur lain pada kartilago tiroidea,kartilago
krikoidea, dan trakea.
3. Memar atau robekan membran hipotiroidea.
4. Luksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.

Você também pode gostar