Você está na página 1de 52

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut
Fakultas Kedokteran
2010/2011

Disusun oleh :
Buje Aulio
07310043

UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Ilmu Penyakit Gigi
Dan Mulut.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut,
Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2010/2011.
Dalam kata pengantar ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang di buat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu pintu kritik dan saran senantiasa penulis buka lebar lebar demi perbaikan makalah
ini.
Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis sendiri
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Bandar Lampung , 06 November 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan

BAB II

ISI
2.1 Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
2.2 Anatomi dan Struktur Gigi
2.3 Jaringan Periodontium dan Kelainannya
2.4 Struktur Jaringan Lunak Mulut dan Kelainannya
2.5 Kelainan Jaringan Keras Gigi

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Merupakan salah satu contoh dari berbagai macam jenis penyakit
yang dapat menyerang tubuh manusia. Mencakup aspek tentang bagaimana merawat ataupun
mengobati semua penyakit yang ada hubungannya dengan bagian rongga mulut beserta bagianbagiannya yang antara lain gigi, gingiva, lidah, kelenjar air ludah, jaringan lunak maupun
jaringan keras gigi dan masih banyak bagian lainnya. Masih banyak pengetahuan yang belum
lengkap kita gali lebih dalam dengan semua yang behubungan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
Termasuk apa saja yang menjadi bagian dari gigi itu sendiri dan apa saja bagian pada rongga
mulut tersebut. Selain itu hendaknya kita mengetahui tentang penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan Gigi dan Mulut agar kita senantiasa hidup lebih sehat. Oleh karena itu
mulai dari sekarang kita tambah pengetahuan kita tentang semua yang berhubungan dengan Ilmu
Penyakit Gigi dan Mulut.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
2. Mengetahui perbedaan semua yang berhubungan dengan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
3. Dapat memberikan informasi tentang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
4. Mengetahui lebih dalam tentang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
5. Mengetahui tingkat kepahaman mahasiswa tentang Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
6. Memberikan informasi kepada pihak lain yang membacanya.

1.3 METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa indonesia yang mana
bahasa indonesia merupakan bahasa nasional dan telah dimengerti oleh kalangan
pelajar,masyarakat dan lain-lain. Sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca .
Karena dengan metode penulisan yang telah dimengerti masyarakat akan mudah diterima oleh
masyarakat .untuk itu saya menggunakan metode penulisan dengan menggunakan bahasa
indonesia karena dengan bahasa yang lain mungkin masyarakat lain dapat menerima tetapi
mungkin itu hanya sebagian saja. Tetapi bahasa indonesia orang asing pun dapat mengenal
bahasa indonesia oleh karena itu alasan alasan penulis menggunakan bahasa indonesia karena
bahasa indonesia selain menjadi bahasa yang tidak asing juga dapat dimengerti dan sangat
dikenal oleh pembacanya.mungkin hanya ini uraian tentang tujuan penulisan bagi penulis.

BAB II
ISI
2.1 ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

DEFINISI
Penyakit Gigi dan Mulut adalah Ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit dan kelainan
yang terjadi pada rongga mulut, tanda-tanda atau gejalanya, penyebabnya serta
perawatannya.
PENGETAHUAN DASAR
Sebagian besar gigi berasal dari mesoderm dan sisanya berasal dari ectoderm. Gigi
tertanam dalam tulang rahang bawah dan atas serta tersusun atas dua lengkung.
Lengkung rahang atas lebih besar daripada lengkung rahang bawah, sehingga kedudukan
gigi bawah agak dilampaui gigi atas.
Bentuk gigi berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Gigi seri (tengah, lateral) untuk
memotong, gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek makanan dan geraham
( molar ) untuk menghaluskan makanan, sehingga permukaannya mempunyai beberapa
tonjolan. Gigi seri dan taring mempunyai 1 akar, premolar mempunyai 1 akar yang
bercabang, molar bawah mempunyai 2 akar dan molar atas mempunya 3 akar.
Walaupun bentuknya berbeda-beda, semua mempunyai susunan yang sama. Gigi terdiri
atas :
Mahkota gigi
Akar Gigi
Leher gigi
Dibagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang melanjutkan diri menjadi saluran akar
yang berakhir pada foramen apikal. Rongga pulpa dan saluran akar dikelilingi oleh dentin
dan dibagian luar dentin dilapisi oleh email ( pada mahkota ) dan sementum ( pada akar ).

Di luar gigi pada lapisan sementum terdapat ligamen membran periodontal berupa
jaringan ikat fibrosa, yang menahan akar gigi tidak lepas dari alveolusnya. Hubungan
gigi, alveolus dan tulang ini disebut sendi fibrosa jenis gomfosis. Adanya jaringan fibrosa
ini memungkinkan gigi bergerak sedikit dari posisi tempatnya.
Email yang berasal dari ektodermal adalah bahan terkeras pada tubuh. Email terdiri atas
99% bahan anorganik, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit, dan hanya 1 %
bahan organik. Bahan organiknya tidak mengandung kolagen dan terutama terdiri dari
enamelin, suatu protein yang sangat kaya prolin. Email dibentuk ameloblas dengan
mikroskop chaya email tampak terdiri atas prisma , bahan interprismatik dan matriks
organic.

Oral diagnosis, prognosis, dan gejala :


a. Pengertian oral diagnosis
Penentuan penyakit yang diderita pasien.
Cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosis.
Mengidentifikasikan kelainan yang berhubungan dengan gigi dan jaringan sekitarnya
dengan cara menanyakan, memeriksa, dan menyatukan gambaran penyakit yang
terlihat dengan factor-faktor yang diperoleh dari wawancara tersebut yang dapat
membedakan dengan penyakit yang lain (Kerr).
b. Prognosis
Ramalan yang akan terjadi dari setiap penyakit dan secara nyata dipengaruhi oleh
perawatan yang diberikan.
c. Gejala dan Tanda
Gejala / symptom : apa yang dirasakan dan dilaporkan oleh pasien kepada pemeriksa.
Tanda /sign : kondisi yang ditemukan / dipastikan oleh pemeriksa melalui berbagai
tes.

Macam-macam diagnosis dan pemeriksaan :


1.
2.
3.
4.
5.

Early diagnosis / diagnosis dini,


Clinical diagnosis,
Rontgenologi diagnosis,
Differential diagnosis / diagnosis banding,
Final diagnosis/ diagnosis akhir.

Macam-macampemeriksaan subjektif
a) Auto anamnesa : tanpa bantuan orang lain.
b) Allo anamnesa : dibantu orang lain.
Contoh : pemeriksaan anak dibantu orang tuanya.

Macam-macam pemeriksaan objektif


1. Ekstra oral
a. Inspeksi melihat muka simetris atau asimetris
b. Kelaianan dentofacial
c. Palpasi kelenjar lymphe kiri dan kanan
2. Intra oral
a. Jaringan mukosa rongga mulut : bibir, pipi, lidah, palatum, tonsil, ginggiva.
b. Jaringan keras gigi.

2.2 ANATOMI DAN NOMENKULATUR GIGI

A. DEFINISI
Anatomi gigi yaitu ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk gigi serta hubungan antar
gigi.

B. BAGIAN-BAGIAN GIGI
Bagian-bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi atau corona (Crown),
merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:
Lapisan email
Merupakan jaringan keras yang mengalami kalsifikasi yang menutupi dentin dari
mahkota gigi. Berasal dari jaringan ektodermal. Berfungsi sebagai menahan daya
kunyah/abrasi. Terdiri dari zat anorganik lebih kurang 99% sebagai prismata dan zat
organik lebih kurang 1% sebagai substantia pelekat

Tulang gigi (dentin).


Jaringan dentin berasal dari mesenkim. Merupakan jaringan ikat yang mengalami
kalsifikasi dan jaringan yang terbesar dari gigi. Terdiri dari zat anorganik lebih kurang
70% dan zat organik lebih kurang 30% pada kanalikuli dentin yang didalamnya terdapat
Tomes Fiber
Rongga gigi (pulpa), bagian antara corona dan radiks.
Jaringan yang berasal dari mesenkim. Pada ronga pulpa bisa ditemukan saraf, pembuluh
darah, pembuluh limfe dan jaringan ikat (jarang). Fungsi sebagai formatif (membentuk),
nutrisi, sensoris dan defensif
b. Leher gigi atau kolum,
bagian

yang

terdapat

antara

mahkota

dan

akar

gigi.

c. Akar gigi atau radiks (roots),


bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang

rahang

dengan perantaraan semen gigi. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan
gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas lapisan semen, pelindung akar gigi dalam
gusi. Gusi, merupakan pelindung dari jaringan-jaringan di bawahnya.
Jaringan keras gigi terdiri atas :
1.enamel/email,
sebenarnya bagian ini merupakan bagian gigi yang paling keras. Enamel inilah yang
melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak
mahkota dan akan semakin menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada
perbatasan mahkota dengan akar gigi. Warna enamel gigi pun sebenarnya tidak putih
mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan semi translusen.

2. Dentin

merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai
dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel,
sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh sementum. Kalau kita amati, bagian ini
memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari ruang pulpa.
3. sementum
Layaknya enamel yang melapisi dentin pada bagian mahkota, sementum juga melapisi
dentin namun untuk dentin pada bagian akar gigi. Sementum ini secara normal tidak
tampak dari pandangan kita, namun tertutup oleh tulang dan dilapisi oleh gusi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gigi

C. ERUPSI GIGI

Perkembangan gigi manusia dimulai sejak fetus. Nutrisi yang baik dan sehat saat masa
kehamilan sangat penting bagi perkembangan gigi. Ibu hamil juga harus berhati-hati bahkan
menghindari beberapa hal yang berpengaruh negatif pada perkembangan gigi fetus misalnya
obat tetrasiklin .
Ada 4 tahap perkembangan gigi yang perlu diketahui:
1. Tahap pertama perkembangan gigi yaitu dimulai sejak fetus berumur 6 minggu. Saat inilah
akan terbentuk substansi dasar struktur gigi
2. Kemudian, jaringan keras yang mengelilingi gigi akan terbentuk saat masa kehamilan sekitar
umur 3-4 bulan

3. Setelah bayi lahir, tahap selanjutnya akan terjadi saat gigi dalam bentuk sebenarnya akan
muncul pada gusi.
4. Akhirnya gigi susu / decidui akan hilang dan digantikan oleh gigi permanen.
Gigi bayi/gigi susu sangat bervariasi kemunculannya (erupsi) bagi masing-masing anak,
umumnya dalam rentang waktu 4 bulan- 12 bulan.
Gigi rahang atas dengan jenis yang gigi yang sama biasanya akan erupsi satu atau dua bulan
setelah erupsi gigi rahang bawah. Jumlah semua gigi susu adalah 20 buah. Biasanya setelah
erupsi gigi yang pertama, akan diikuti erupsi gigi-gigi yang lain pada tiap bulannya. Adalah
normal jika keadaan gigi gigi susu tersebut tampak renggang (tidak rapat antara gigi satu
dengan yang lain).

Nama-nama gigi dan Posisi


A. Gigi susu/gigi decidui/gigi primer/gigi temporer/baby teeth

Tooth Names
Front Teeth:

Positions

A. Central incisor
B. Lateral incisor
C. Canine or eye tooth
Upper Teeth
Back Teeth:
D. First molar
E. Second molar
Lower Teeth
A. Gigi permanen
Tooth Names
Front Teeth:

Positions

1. Central incisor
2. Lateral incisor
3. Canine or eye tooth

Gigi Rahang Atas


Back Teeth:
4. First premolar
5. Second premolar
6. First Molar
7. Second Molar
8. Third Molar Or Wisdom Tooth
Gigi Rahang Bawah
Tabel perkembangan gigi decidui
Upper Teeth
When tooth emerges When tooth falls out
Central incisor 8 to 12 months
6 to 7 years
Lateral incisor 9 to 13 months
7 to 8 years
Canine (cuspid) 16 to 22 months
10 to 12 years
First molar
13 to 19 months
9 to 11 years
Second molar 25 to 33 months
10 to 12 years
Lower Teeth

Second molar
First molar
Canine (cuspid)
Lateral incisor
Central incisor

23 to 31 months
14 to 18 months
17 to 23 months
10 to 16 months
6 to 10 months

10 to 12 years
9 to 11 years
9 to 12 years
7 to 8 years
6 to 7 years

Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi


Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan ektodermal
serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk enamel dan odontoblas,
sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen, membran periodontal dan tulang
alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap yaitu perkembangan,
kalsifikasi, dan erupsi.4
1.3.1 Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan gigi adalah sebagai berikut: 4
1. Inisiasi (bud stage)
Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan
basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya menghasilkan lapisan
epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian rahang
atas dan bawah.
2. Proliferasi (cap stage)
Pada tahap ini lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang kemudian membentuk
dentin dan pulpa. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi

memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal
dan tulang alveolar.
3. Histodiferensiasi (bell stage)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi seluler. Sel-sel epitel enamel dalam menjadi semakin panjang
dan silindris disebut ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi enamel, dan sel-sel bagian
tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
4. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya.
Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel
enamel bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel enamel dan
odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel
junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
Terdapat deposit enamel dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan
odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.
5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada enamel, dentin, dan sementum. Matriks
enamel terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses
kalsifikasi sekitar 25%-30%.
1.3.2 Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam kalsium.
Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan
jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.
Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti
hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau
keturunan. Kalsifikasi gigi permanen dimulai saat lahir, yaitu saat molar pertama tetap mulai
terkalsifikasi.
1.3.3 Tahap Erupsi Gigi
Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif
adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak mahkota gigi
tumbuh dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional

dalam rongga mulut. Sedangkan erupsi pasif adalah pertumbuhan gusi ke arah apeks yang
menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai
akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal.
Gigi permanen yang pertama erupsi adalah gigi molar pertama rahang bawah, yaitu saat anak
berumur 6 tahun, tetapi kadang-kadang gigi insivus pertama rahang bawah erupsi bersamaan
atau bahkan mendahului gigi molar pertama tersebut. Setelah itu gigi insisivus pertama rahang
atas dan gigi insisivus kedua rahang bawah erupsi pada umur 7-8 tahun diikuti gigi insisivus
kedua rahang atas pada umur 8-9 tahun. Gigi kaninus rahang bawah erupsi pada umur 9-10
tahun dan gigi premolar perta ma rahang atas pada umur 10-11 tahun, dan seterusnya

PERKEMBANGAN OKLUSI
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang
terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada
kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan
iluscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula
bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : centrik, excentrik, habitual,
supra-infra, mesial, distal,lingual dsb.

Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu :

Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau

bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia.

Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi

pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan
dan condylus berada dalam fossa glenoidea.
Selain itu astilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal hal diluar oklusi normal. Pada oklusi
normal masih memungkinkan adanya beberap variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi
maupun estetik masih dapat diterima/ memuaskan.
Ada dua tahap oklusi pada manusia :

1.

Perkembangan gigi geligi susu

2.

Perkembangan gigi geligi permanen.

Perkembangan gigi geligi susu


Seluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi pada anak berumur lebih kurang 2,5 tahun. Pada
periode ini lengkung gigi pada umumnya berbentuk oval dengan gigitan dalam ( Deep bite )
pada overbite dan overjet dan dijumpai adanya generalized interdental spacing ( celah celah
diantara gigi- geligi ). Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan tulang rahang kearah
transversal untuk mempersiapkan tempat gigi gigi permanen yang kan tumbuh celah yang
terdapat dimenssial cainus atas dan disebelah distal caninus bawah disebut

primate space

. Primate space ini diperlukan pada early mesial shift .


Adanya celah celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi
mempunyai cukup tempat, sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi kemungkinan terjadi gigi
berjejal ( crowding ).

Hubungan molar kedua dalam arah sagital dapat :


1.

Berakhir pada satu garis terminal ( flush terminal plane ), yang merupakan garis

vertikal disebelah distal molar kedua.


2.

Molar kedua mandibula letaknya lebih kedistal dari molar kedua maksila (distal

step ) .
3.

Molar kedua mandibula lebih kearah mesial molar kedua maksila ( mesial step ) .

Perkembangan Oklusi gigi- geligi permanen. Foster ( 1982 ) membagi dalam tiga tahap
perkembangan :
1. Tahap erupsi molar pertama dan incisivi permanen.

TAHAP 1 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 6 8 TAHUN )


Terjadi penggantian gigi inncisivi dan penambahan molar pertama permanen . Pada umur 6,5
tahun ketika incisivus sentral atas erupsi akan terlihat space pada garis median prosesus
alveolaris sehingga dapat menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai suatu keadaan frenulum
yang abnormal, keadaan ini disebut dengan istilah Ugly duckling stage .
Kadang kadang incisivi permanen terlihat croding pada saat erupsi dan incisivi
Lateral berhimpitan ( overlap ) dengan gigi caninus susu. Keadaan ini bisa diatasi bila terdapat
leeway space. Leeway space adalah perbedaan ruangan antara lebar mesiodistal gigi caninus,
molar pertama dan kedua susu dengan caninus premolar pertama dan kedua permanen.
Hubungan distal molar kedua susu atas dan bawah mempengaruhi hubungan molar pertama
permanen, molar pertama permanen penting peranannya pada tinggi vertikal rahang selama
periode penggantian gigi susu menjadi gigi permanen . Pada umur 8 tahun incisivi dan molar
pertama permanen telah erupsi. Apabila incivisi atas lebih dulu erupsi dari yang bawah, dapat
menyebabkan terjadinya gigitan dalam ( deep overbite ). Dengan adanya pertumbuhan gigitan
dalam yang terjadi dapat terkoreksi dengan occlusal adjustment yang terjadi kemudian.

2. Tahap erupsi caninus, premolar dan molar kedua.


TAHAP 2 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 10 13 TAHUN )
Pada tahap ini bila molar susu bawah sudah diganti oleh premolar permanen, sedangkan molar
susu atas belum, maka akan terdapat penambahan besar overbite dan bila sebaiknya maka
kontak gigi terlihat edge.
3. Tahap erupsi molar ketiga.
TAHAP 3 ( TAHAP ERUPSINYA MOLAR KETIGA )
Penyesuaian oklusi ( occusal adjustment )

Menurut Salzmann ( 1966 ) terdapat 3 mekanisme yang berbeda pada penyesuaian oklusi
normal gigi susu keperiode gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode gigi
permanen :

Jika bidang vertikal dari permukaan distal molar kedua susu atas terletak distal

molar kedua susu bawah maka molar prtama permanen akan menempati sesuai dengan
oklusi pada gigi susu.

Jika terdapat primate space dan bidang vertikal molar kedua susu segaris, maka

terjadi oklusi normal pada molar pertama permanen, karena adanya pergeseran molar
susu kemesial sehingga ruangan tersebut tertutup.

Jika bidang vertikal sama dan molar pertama permanen hubungannya cusp,

maka oklusi normal terjadi karena adanya pergeseran kemesial yang terjadi kemudian
setelah molar kedua susu tanggal.
Periode diantara periode gigi susu dan gigi gigi permanen disebut periode gigi gigi
bercampur. Menurut Moyers ( 1974 ) adalah merupakan periode dimana gigi susu dan
permanen berada bersama-sama didalam mulut .
Gigi- geligi tetap yang adan dibagi atas dua kelompok :

Successional Teeth, gigi permanen yang menggantikan gigi susu.

Accesssional Teeth, gigi tetap yang erupsi diposterior dari gigi susu.

Dua aspek penting pada periode gigi geligi bercampur adalah :

Penggunaan dental arch perimeter.

Penyesuaian perubahan oklusi yang terjadi selama pergantian gigi.

D. Nomenklatur Gigi
Penamaan gigi salah satunya adalah cara Federation Dental International (FDI). Cara ini

menggunakan sistem 2 angka, dimana angka pertama menunjukkan kuadran, sedangkan


angka kedua menunjukkan lokasi gigi.

Gigi tetap: 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Gigi susu: 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
GELIGI GELIGI
Gigi sulung/ gigi susu/ deciduoust te eth
Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut:
10 gigi di rahang atas yaitu:
5 gigi di kiri,5 gigi di kanan
10 gigi di rahang bawah yaitu: 5 gigi di kiri,
5 gigi di kanan
V IV III II I I II III IV V
garis oklusil/ kunyah
V IV III II I I II III IV V
garis median/ tengah

Nama dari macam-macam gigi susu:


I ............
gigi seri pertama/insisivus sentral/i1
II...........
gigi seri kedua/insisivus lateral/i2
III...........
gigi taring/kaninus/c
IV...........
gigi geraham pertama/molar ke-1/m1
V ...........
gigi geraham kedua/molar ke-2/m2
Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi i1, i2, dan c.
Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi m1 dan m2

Gigi tetap atau gigi permanen


Normal kita mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya sebagai berikut:
16 gigi di rahang atas yaitu : 8 gigi di kiri, 8 gigi di kanan
16 gigi di rahang bawah yaitu : 8 gigi di kiri,8 gigi di kanan

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 garis oklusi/ kunyah .


8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 garis medan/ tengah
Nama dari macam-macam gigi permanen ialah:
1 ...........
gigi seri pertama/ insisivus sentral/Ii
2 ...........
gigi seri kedua/insisivus lateral/I2
3 ...........
gigi taring/kaninus/C
4 ...........
gigi geraham kecil pertama /premolar 1/Pt
5 ...........
gigi geraham kecil kedua/prernolar2/P2
6 ....... ...

gigi geraham besar pertama/molar 1/M1


7 ...........
gigi geraham besar kedua/molar 2/M2
8 ...........
gigi geraham besar ketiga/molar 3/M3
Gambar : Gigi Geligi Tetap atas Dan Bawah
Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi I1,I2 dan C
Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi P1, P2, M1, M2, M3

2.3 JARINGAN PERIODONTIUM DAN KELAINANNYA

Periodontium adalah jaringan penyangga gigi yang terdiri darijaringan gusi, tulang alveolar,
ligamentum periodontal dan cementum yang

melekat pada akar gigi (5,Lesmana,

1999).Marshall-Day menyatakan umumnya keradangan gingiva pada usia muda rata-rata


mencapai 75% atau lebih dan akan meningkat mendekati 100%
Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat di tahan oleh dewasa, orang tua,
maupun anak-anak. Banyak orang tidak mengetahui bahayanya penyakit gigi terhadap diri kita
sendiri. Tanggal 27 February tahun lalu,ada berita di Washington Post bahwa seorang anak
berusia 12 tahun meninggal gara2 salah satu giginya abscess. Rupanya anak ini berasal dari
keluarga miskin,Tetapi ternyata timbul komplikasi, dimana kuman2 dari giginya yang abscess
telah menjalar ke otak sehingga menyebabkan brain abscess.
Salah satu penyakit gigi yang banyak terjadi pada orang dewasa adalah Periodontal
Disease/Periodontitis. Periodontitis adalah peradangan dari jaringan periodontium.
Periodontium terdiri dari 4 bagian :
1.Gum/ gusi
2.Alveolar bone/ tulang alveolar
3.Cementum/ lapisan luar dari akar gigi
4.Periodontal Ligament/serat2 yang memegang gigi ketulang alveolar.

Gusi berwarna merah & mudah berdarah selagi sikat gigi ,dental floss ataubenang gigi
atau menggigit makanan yang keras.
- Gusi bengkak.
- Bau mulut yang aduhai.
- Gusi menyusut sehingga gigi kelihatan panjang2.
- Gigi goyang.
Mengatasi Sakit Gigi dan Gigi Berlubang
Menderita sakit gigi bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Rasa sakitnya bahkan bisa
membuat orang dewasa menangis. Gigi berlubang umumnya menjadi penyebab awal kita
menderita sakit gigi.

Sakit Gigi
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Ia
menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan
mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi
asam dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi. Sakit gigi tidak
dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat
membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana
saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit
ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.

Mencegah Gigi Berluban


Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Memeriksa gigi secara rutin

Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini
diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani
segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau
berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
Penyakit Periodontal yang paling serimg terjadi pada anak-anak dan remaja adalah : 1. gingivitis
Gambaran klinis :

Radang pada bagian marginal gingival

Hilangnya stippling

Pembesaran gingival

Adanya perdarahan secara spontan atau karena rangsangan.

ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis)


Definisi :
Infeksi akut pada gingiva yang disebabkan oleh bakteri borrelia vincentii.
Bakteri Gram (-), anaerob = Porphyromonas Gingivalis, Veillonella sp.
Klinis :

Terjadi pada anak usia 6-12 tahun.

Radang pada gusi.

Sakit.

Perdarahan pada gusi.

Nafas tidak sedap karena adanya akumulasi plak dan jaringan nekrotik.

Pembengkakan pada interdental dan adanya pseudomembran pada marginal gingiva.

Terapi : Lokal

Pengambilan jaringan nekrotik

Peningkatan OH

Irigasi dan kumur dengan chlorhexidin

pemberian antibiotic

3. PERIODONTITIS

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan
periodontium).
Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat
gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam
kantongnya

dan juga berfungsi sebagai

media

peredam antara gigi

dan tulang).

Periodontitis dapat terjadi bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi mengalami
kerusakan.Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi) juga mengalami kerusakan.
Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak
dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan
kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.

Bila ini terjadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat dan
sensitivitas gigi terhadap panas dan dingin meningkat.Gigi dapat mengalami kegoyangan karena
adanya kerusakan tulang.
Penyebab
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang
mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan.Lapisan ini melekat pada permukaan gigi
dan berwarna putih atau putih kekuningan.Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis
adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke
bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.
Gejala
Kadang pasien tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala lainnya. Biasanya tanda-tanda yang
dapat diperhatikan adalah :

Gusi berdarah saat menyikat gigi

Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.

Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.

Terdapat nanah di antara gigi dan gusi.

Gigi goyang.

Perawatan
1.

Pada periodontitis yang belum begitu parah, perawatan yang diberikan adalah root planing

dan kuretase, yaitu pengangkatan plak dan jaringan yang rusak dan mengalami peradangan di
dalam poket dengan menggunakan kuret. Tujuan utamanya adalah menghilangkan semua bakteri

dan kotoran yang dapat menyebabkan peradangan. Setelah tindakan ini, diharapkan gusi akan
mengalami penyembuhan dan perlekatannya dengan gigi dapat kembali dengan baik.
2.

Pada periodontitis yang lebih parah, bila kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak

berkurang, maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut gingivectomy.
3.

Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas, dapat

dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi,
kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di bawahnya.
4.

Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di

bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat penting.
Pencegahan Periodontitis

Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.

Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut,
misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur tersebut.

2.4 JARINGAN LUNAK MULUT

1. Mulut (oris)
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisis organ aksesori yang
bersifat dalam proses awal pencernaan.
Secara umum terdiri dari 2 bagian yaitu :

Bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.

Bagian rongga mulut ( bagian ) dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.

Selaput lender mulut ditutupi ephitelium yang ber lapis-lapis , dibawahnya terletak kelenjarkelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaputini kaya akan pembuluh daraah juga memuat
banyak ujung saraf asesoris. Di sebealh luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam
ditutupi oleh selaput lendir mukosa
Ada beberapa bagian yang perlu diketahui :
1. Palatum

a. Palatum durum yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris
b. Palatum mole terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat
bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir.
2. Rongga mulut
a. Bagian gigi terdapat gigi (anterior) tugasnya memotong yang sangat kuat dan gigi posterior
tugasnya menggiling.
Pada umumnya otot-otot pengunyah di persarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial ke 5.
Dan proses mengunyah di control oleh nucleus dalam batang otak. Perangsangan formasio
retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan dapat menimbulakan pergerakan
mengunyah secara ritmis dan kontinu
Mengunyah makanan bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama untuk
sebagian besar buah dan syur-sayuran mentah karena zat ini mempunyai membrane selulosa
yang tidak dapat dicerna diantara bagian-bagian zat nutrisi yang harus di uraikan sebelum
dapat digunakan
Manusia memiliki susunan gigi primer dan sekunder :

Gigi primer, dimulai dari tuang diantara dua gigi depan yang terdiri dari 2 gigi seri, 1
taring, 3 geraham dan untu total keseluruhan 20 gigi

Gigi sekunder, terdiri dari 2 gig seri, 1 taring, 2 premoral dan 3 geraham utuk total
keseluruhan 32 buah.
Juga gigi ada 2 macam yaitu :

Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan

Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah
Fungsi gigi adalah dalam proses matrikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk
kekedalam mulut di potong menjaid bagian-bagian kecil dan bercamput dengan saliva
unutk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan

2. Lidah
Indera pengecap terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel bebrapa diantaranya disebut sel
sustentakular dan yang lainnya di sebut sel pengecap. Lidah berfungsi untuk menggerakan

makan saat dikunyah atau ditelan. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi selaput lendir.
Dibagian pangkal lidah terdapat epiglottis berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu
menelan supaya makanan tidak masuk kejalan nafas.
Kerja otot dapat di gerakkan 3 bagian :
Radiks lingua = pangkal lidah
Dorsum lingua = punggung lidah
Apek lingua = ujung lidah

Pada lidah terdapat indera peraba dan perasa


Asin dibagian lateral lidah
Manis dibagian ujung dan anterior lidah
Asam, dibagian lateral lidah
Pahit dibagian belakang lidah

3. Kelenjar ludah
Yaitu kelenjar yang memiliki duktus yaitu duktus duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar
ini mensekresikan saliva jedalan rongga oral di hasilkan di dalam rongga mulut dipersarafi oleh
saraf tak sadar.
a) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid kiri dan
kanan mandibularis pada duktus stensoni.
b) Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang, dukts wartoni.
c) Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar raongga mulut.

Fungsi saliva
a. Memudahkan makan utnuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjado bolus

b. Mempertahankan bagian mulut dan lidah agar tetap lembab, sehingga memudahkan lidah
bergerak utnuk bericara
c. Mengandung ptyalin dan amylase, suatu enzyme yang dapat mengubah zat tepung menjadi
maltose polisakarida
d. Seperti zat buangan seperti asam urat dan urea serta obat, virus, dan logam, disekresi
kedalam saliva
e. Sebagai zat anti bakteri dan anti body yang berfungsi untuk memberikan rongga oral dan
membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
KENDALI SYARAF PADA SALIVA
Aliran saliva dapt dipicu oleh oleh stimulus psikis (pikiran dan makanan), mekanis atau kimiawi.
Stimulus dibawa melalui syaraf eferen mekaui syaraf cranial 5,7,9,10 menuju medulla. Semua
kelenjar saliva di persyarafi serabut simpati dan para simpatis Kandungan saliva Terdiri dari
sekresi serosa 98% air da mengandung amylase serta ion. Juga sekresi mucus yang lebih
kental dan lebih sedikit mengandung glikoprotein

Macam macam kelainan pada lidah :


1 Magroglosia.
Ukuran lidah lebih besar dari normal, biasanya congenital.
Sebab lain oleh karena alergi, trauma dan ini bersifat sementara.
Sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol.
Pada keadaan terjadi kelainanini biasanya pertumbuhan tulang rahang terganggu
klass III.
Perawatan : Tergantung etiologi.
2. Ancyloglosia.
Akar Frenulum Lingua Pendek, antara ujung lidah dan dasar mulut terjadi gangguan gerakan
dan bicara.
3. Fissure Tongue.
Jarang terdapat pada anak.
Ada pada pasien kretinisme dan mongol
Terdapat pada dorsum lidah, simetris memanjang.
menurut robinson hal ini terjadi oleh karena defisiensi Vit. B Compleks.
Permukaan sering timbul inflamasi.lidah tidak lici.
4. Coated Tongu.
Adanya lapisan putih tipis oleh karena ada sisa makanan dan mikroorganisme.
Bisa oleh karena faktor lokal dan sistemik tapi kebanyakan faktor lokal.
Terdapat epithel yang keratinisasi

Terdapat debris, mikroorganisme oleh karena aliran ludah berkurang.


oleh karena demam.Penyebab sistemik

5. White Hairy Tongue


Terjadi pembesaran papilla filiformis dan adanya desquamasi papilla filiformis.
Misalnya : Pada Px. Yang mengalami demam, apabila demam menurun penyakit sembuh
dengan sendirinya.
6. Black Hairy Tongue.
Pemanjangan papilla filiformis pada 1/3 panjang lidah
Jarang terjadi pada anak-anak.
Pada remaja sering terjadi oleh karena pemakaian antibiotik secara sistemik.
Bersifat asimtomatik (sembuh dengan sendirinya).
7. Geographic Tongue (mirip fissure tongue.
Sering dijumpai
Etiologi : tidak diketahui
Menurut BURKET oleh karena infeksi fungi dan bakteri
Lapisan keratin papilla mengalami desquamasi dan inflamasi dari korium.
Terjadi pewarnaan merah halus dan dibatasi oleh papilla filiformis pada dorsum
lidah.
8. Crenation
Adanya berkas/tanda pada lidah oleh gigi-gigi sebelah lingual dan mandibula.
Misalnya : Karena tekanan dari makroglosia, kekurangan vit.B kompleks oleh karena
tekanan otot yang kurang.
Pemeriksaan Pada Mukosa.
adanya luka.
Perubahan warna.
Konsistensi.
Apakah ada inflamasi.
Normal : Muka dan gingiva, bukal dan lingual warnanya merah muda.
Pada gingiva dilihat :
Warna, Ukuran, Bentuk, Konsistensi dan stabilitas kapiler.
Warna gingiva biasanya merah muda.
Perubahan warna biasa terjadi pada inflamasi, gigi yang mau erupsi.
Kelainan pada gigi dapat ditinjau dari :
Jumlah, bentuk, warna, struktur dan erupsinya.

2.5 KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI

CARIES GIGI
Karies gigi adalah suatu proses dinamis perpindahan ion-ion calcium dan phosphate
diantara permukaan gigi dan saliva (plaque fluid) dalam suatu lingkunan yang asam
yang timbul akibat fermentasi karbohidrat oleh mikro organisme didalam mulut.
Tanda klinis awal terjadinya karies gigi ditandai dengan bercak putih (white spot).
Hal ini disebabkan karena terjadi pelepasan ion calcium dan phosphate dari enamel
prisma. Pada keadaan ini, permukaan gigi masih terlihat utuh. Hal ini sering
ditemukan pada area yang mudah tertimbun plak seperti area pit dan fissure serta
dibawah kontak point diantara gigi geligi. Bila proses berlanjut maka permukaan
gigi akan pecah dan terbentuklah karies, dan bila hal ini terjadi gigi tersebut harus
dilakukan penambalan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa karies tidak akan terbentuk pada keadaan
dimana tidak ada bakteri (germ-free), sekalipun diberikan diet karbohidrat.
Karies tidak terjadi karena aksi tunggal dari suatu spesies bakteri, tapi oleh produksi
asam yang dihasilkan oleh sejumlah organisme. Terbentuknya biofilm dan interaksi
kompleks antara bakteri dan produk ektraselulernya memegang peran penting
dalam terjadinya demineralisasi dari permukaan gigi.
Mikroorganisme yang paling sering menimbulkan karies adalah:

1. Streptokokus Mutans, yaitu bakteri kokus gram positif yang memiliki


kemampuan memetabolisme karbohidrat pada pH rendah (asam).
2. Spesies Lactobacillus, yaitu bakteri batang gram positif yang juga dapat
bertahan pada pH rendah.

Meskipun karies gigi tidak akan terbentuk pada keadaan dimana tidak ada plak gigi
dan penyikatan gigi sangat penting untuk mempertahankan kesehatan periodontal,
asupan makanan maupun penggunaan fluoride juga memegang peran penting
dalam mencegah terjadinya karies gigi.
Asupan makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat dimetabolisme oleh
bakterilah yang bertanggung jawab terhadap terjadinya karies gigi.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada
penduduk yang terbiasa mengkonsumsi banyak gula. Dan frekwensi asupan gula
yang lebih sering terbukti menimbulkan karies lebih cepat dibandingkan dengan
asupan gula yang lebih banyak walaupun jarang karena dengan semakin seringnya
asupan gula akan menyebabkan semakin sering terjadinya kondisi pH yang asam.
Klasifikasi kandungan gula dalam makanan:
Intrinsic sugars yaitu kandungan gula yang terdapat pada makanan yang belum
diproses seperti dalam buah dan sayuran, biasanya mengandung fruktosa, glukosa
dan sukrosa.
Extrinsic sugars, yang dikelompokkan menjadi:
A. Milk sugars, yaitu gula yang terdapat pada susu dan produk yang
mengandung susu, yaitu laktosa
B. Non-milk extrinsic sugars, yaitu terdapat dalam makanan seperti permen,
minuman kaleng, biskuit dan kue, mengandung sukrosa, fruktosa dan
glukosa, serta merupakan asupan gula terbanyak dan berpotensi sangat
besar dalam terjadinya karies gigi.

Bukti-bukti bahwa fluoride memegang peranan penting dalam pencegahan


terhadap karies gigi tidak diragukan. Sejumlah penelitian yang dipublikasikan oleh

Cochrane Library menyimpulkan bahwa anak-anak yang menyikat giginya dengan


pasta gigi yang mengandung fluoride minimal sekali sehari memiliki kecenderungan
karies gigi yang sedikit. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa untuk mencegah
karies gigi, fluoride dapat diberikan selain melalui pasta gigi.
Pemberian fluoride dapat secara:
1.

Sistemik (pre-eruptive) dimana ion fluoride berikatan dengan struktur

email
membentuk fluorapatite pada saat terbentuknya struktur gigi.
Fluorapatite dapat
mecegah terjadinya demineralisasi.
2.

Topikal (post-eruptive) dimana ion fluoride berikatan dengan

permukaan gigi yang


sudah tumbuh di dalam mulut. Calcium fluoride yang terbentuk di
permukaan gigi
tidak hanya mengurangi larutnya apatite tapi juga dapat merangsang
terjadinya
remineralisasi.
Meskipun pemberian fluoride secara sistemik pada saat pembentukan gigi sangat
penting untuk mencegah terjadinya karies, pemberian fluoride topical secara
teraturpun tetap harus dilakukan.

Gejala dan Penyebab Karies Gigi


Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:

gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan
maupun alur yang menahan plak.

bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu
yang menyebabkan pembusukan gigi. yang paling sering adalah bakteri streptococcus
mutans.

sisa-sisa makanan.

Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua makanan
(terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam.
Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak,
yang menempel pada gigi. plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang.
Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus,
tartar).
Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.
Gejala
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:
akar tercemar, tetapi tidak membusuk
terlalu kuat mengunyah
gigi patah.
Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka. Biasanya, suatu kavitasi di dalam
enamel tidak menyebabkan sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin.
Nyeri yang dirasakan jika meminum minuman dingin atau makan permen menunjukkan bahwa
pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa diselamatkan dan
tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.
Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air
dingin ). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi spontan).
Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu nyeri akan
hilang. tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika dipakai untuk
menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi menjadi
peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan menyebabkan
abses (penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung akan mendorong
gigi keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai
nyeri yang luar biasa.
Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa

menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis) dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan
menembus kulit di dekat rahang.

Lokasi
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di
permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
Karies celah dan fisura
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak
sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur
permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah
pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses
perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies

telah mencapai dentin pada pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara
lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.
Karies permukaan halus
Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai karies
interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada
permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.

Pada radiograf ini, titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies proksimal.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi
secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan
pemeriksaan radiografi.
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar
telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak
dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi
daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi
dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal,
dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.

Deskripsi umum lainnya

Gambar skematis gigi.


Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di
permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi
atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies
lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies
lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas
(maksila) dan dekat dengan pallatum durum atau bagian langit-langit mulut yang keras.
Laju penyakit
Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis. Karies rekuren berarti karies
yang terjadi pada bekas karies terdahulu.
Jaringan keras yang terpengaruh
Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang
mempengaruhi enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin

hanya mempengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat mempengaruhi dentin.
Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar
gigi terbuka.
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.
Penyebab
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik
(penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
Gigi
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena
karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit
di mana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan
pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari
karies.
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering
terselip sisa makanan.
Bakteri

Preparat Streptococcus mutans.

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya.[5][7] Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces
viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
Karbohidrat yang dapat difermentasikan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam
laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi
dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah
dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan
cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus
berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri
pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi
normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
Faktor lainnya
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana
air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjgren, diabetes mellitus, diabetes
insipidus, dan sarkoidosis.

Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.


Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat mempengaruhi produksi air liur. Terapi
radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang
signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi.[40] Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak
yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan
oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering
ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula
yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies
yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang
dipengaruhi radiasi.
Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.
Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang
menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk
lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah
terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan
mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan
berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi,
terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin,
dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke
jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
Diagnosis

Dental explorer, alat diagnostik karies.


Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan
bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu
diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati
dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah
lunak pada gigi dengan eksplorer.

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk
menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi
demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan
membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah
dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti
peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi
serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.
Perawatan
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies
yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang kecil,
florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat
diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan
mencegah perusakan lebih lanjut.

Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.


Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan
lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau obat lainnya dapat
meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat
seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika lubang sudah dibersihkan, maka
diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.

Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas. Resin dan
porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan.
Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat dari emas,
porselin atau porselin yang dicampur logam.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi
endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi,
pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material
seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan
perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.
Pencegahan

Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.


Kebersihan mulut
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang baik
diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak
tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi
teratur.
Pengaturan makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula yang tersisa pada
mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat

melindungi gigi. Permen ini telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan
ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.

Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.


Tindakan pencegahan lainnya
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan
kasus karies gigi. Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies. Florida sering
ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi laser intensitas rendah dengan
laser ion argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih. Sedang
dikembangkan pula, vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada 2004, vaksin ini telah berhasil
diujicobakan pada hewan, dan uji coba klinis pada manusia pada Mei 2006.

BAB III
KESIMPULAN

Setelah bersama-sama kita ketahui semua hal yang termasuk tentang Ilmu Penyakit Gigi dan
Mulut, baik secara anatomi dan penyakit-penyakitnya hendaklah mulai dari saat ini juga kita
memperhatikan kesehatan gigi dan mulut kita mulai dari segi hal yang paling kecil dengan cara
merawat semua bagian dari rongga mulut kita agar terhindar dari penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan gigi dan mulut. Tindakan mencegah dengan cara hidup sehat jauh lebih
baik dibandingkan dengan kita harus mengobati.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.galapharma.com/room/content/b74d31d39340caa8ecb6092b3038d60b.

2. http://kamisah-misae.blogspot.com/.

3.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gigi.

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi
5. http://kesehatangigi.blogspot.com/2008/01/kelainan-penyakit-jaringan-lunak-mulut.html.
6. http://www.scribd.com/doc/22108631/FUNGSI-GIGI.
7. www.rumahkusorgaku.wordpress.com

Você também pode gostar