Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pemanfaatan Air Laut Sebagai Koagulan Alternatif Untuk Menurunkan Kadar Cu Pada Air
Limbah Industri Elektroplating
RUMUSAN MASALAH
1.
Berapakah penurunan kadar tembaga (Cu) menggunakan koagulan air laut pada variasi
dosis koagulan dan pH?
2.
Berapakah dosis koagulan dan pH air laut untuk menurunankan kadar tembaga (Cu)
secara optimum?
3.
Berapakah penyisihan optimum kadar tembaga (Cu) oleh koagulan air laut pada air
limbah elektroplating industri X?
METODOLOGI PENELITIAN
1. Cara Kerja
1.1 Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian yang dibutuhkan dapat dilihat pada sub bab 3.2.1 dan 3.2.2.
Pembuatan larutan H2SO4 0,1 M dan NaOH 0,1 M yang digunakan untuk mengontrol pH
campuran air laut dan larutan Cu sintetis adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 50 ml.
Keterangan:
Na2SO4 dalam 1 L larutan. Langkah kerjanya dimulai dengan menimbang 0,1479 gram
garam Na2SO4 lalu melarutkannya dalam air suling. Selanjutnya, larutan ini dipindahkan ke
dalam labu takar 1 L. Peralatan yang digunakan untuk melarutkan garam Na2SO4 tersebut
dibilas dengan air suling lalu air bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar tersebut.
Air suling ditambahkan kembali hingga mencapai tanda batas pada labu takar. Larutan
kemudian dihomogenkan.
b.
takar 100 mL. Masing-masing larutan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas lalu
dihomogenkan sehingga diperoleh larutan standar sulfat 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm.
c.
larutan yang mengandung 1,5 mL HCl, 5 mL etanol 95%, 15 mL aquadest dan 3,75 gram
NaCl.
d.
1) Larutan standar 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm dipipet sebanyak 20 mL dan masing-masing
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2) Reagen kondisi ditambahkan sebanyak 1 mL lalu campuran distirer hingga homogen.
3) Kristal BaCl2.2H2O sebanyak 0,08 g ditambahkan lalu distirer kembali selama 1 menit.
4) Larutan dibiarkan hingga tercapai waktu kestabilan warna.
5) Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang optimum dengan spektrofotometer.
6) Kurva kalibrasi dari data-data yang diperoleh dibuat sehingga diperoleh persamaan
regresi linier.
g.
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
Larutan
Standar
Koagulan
Air Laut
10 ml
Koagulan
Air Laut
12 ml
Koagulan
Air Laut
14 ml
Koagulan
Air Laut
16 ml
Koagulan
Air Laut
18 ml
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
200 ml
Larutan
Cu
Koagulan
Optimum
+ pH 3
Koagulan
Optimum
+ pH 4
Koagulan
Optimum
+ pH 5
Koagulan
Optimum
+ pH 6
Koagulan
Optimum
+ pH 7
Larutan
Standar
200 ml
Air
Limbah
200 ml
Air
Limbah
200 ml
Air
Limbah
Larutan
Standar
Koagulan
dan pH
Optimum
Koagulan
dan pH
Optimum
D
200 ml
Air
Limbah
Koagulan
dan pH
Optimum
Pengendapan
Analisis kadar Cu
2.
perhitungan efisiensi penyisihan Cu, analisis deskriptif, dan pengujian data menggunakan uji
statistik Anova One-Way.
2.1 Perhitungan Efisiensi Penyisihan Cu
Efisiensi penyisihan Cu dihitung berdasarkan konsentrasi awal logam Cu dan
konsentrasi setelah kontak dengan koagulan untuk setiap perlakuan. Efisiensi penyisihan Cu
dihitung berdasarkan rumus berikut:
Keterangan:
kelompok, atau jumlah kuadrat antar kelompok (Jka). Rumusnya adalah sebagai berikut:
atau
Keterangan :
k = banyaknya kelompok
T = total X masing-masing kelompok
G = total X keseluruhan
n = jumlah sampel masing-masing kelompok
N = jumlah sampel keseluruhan
2.
kelompok. Banyaknya variansi akan tergantung pada banyaknya kelompok. Variansi tidak
terpengaruh oleh perbedaan perlakuan antar kelompok atau Jumlah Kuadrat dalam (JKd).
Rumusnya adalah sebagai berikut:
JKd = JKsmk
Keterangan :
JKsmk = jarak kuadrat simpangan masing-masing kelompok
JKd
3.
atau
H0 : 1 = 2 = = k
Artinya semua rata-rata (mean) populasi adalah sama dan tidak ada efek faktor terhadap
variabel respon.
H1: Tidak semua i sama, i =1, 2, ..., k
Artinya minimal satu rata-rata populasi berbeda (yang lainnya sama) dan ada efek atau
pengaruh faktor terhadap variabel respon tidak berarti bahwa semua populasi berbeda.
2.
3.
df JKa = k-1
df JKd = N-k
4.
Proses analisis dan menentukan Fhitung dan Ftabel dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menghitung Jumlah Kuadrat
a.
b.
c.
df untuk JKT
df JKT = N-1
b.
df untuk JKd
df untuk JKa
df JKa = k-1
Dimana k adalah jumlah kelompok yang ada. Hal ini disebabkan karena df terikat dengan
banyaknya kelompok yang ada.
3) Mencari Varian antar Kelompok dan Varian dalam Kelompok
Varian antar kelompok dan varian dalam kelompok sering juga disebut rata-rata
jumlah kuadrat (mean squared) atau lebih populer disingkat dengan MS atau RK (rata-rata
kuadrat). RK dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
5) Membaca Ftabel
Setelah mendapatkan Fhitung maka akan dibandingkan dengan Ftabel. Untuk melihat
Ftabel diperlukan dan df, df yang diperlukan adalah df JKa dan df JKd. Cara melihat tabel
adalah df JKa sebagai pembilang (kolom atas dari kiri ke kanan), sedangkan df JKd sebagai
penyebut (kolom kiri dari atas ke bawah). Perpotongan antara df JKa dan df JKd merupakan
titik kritis penerimaan hipotesis nol.
5.
6.
Ho diterima, jika
F tabel
Ha diterima, jika
> F tabel
Untuk menentukan Ho atau Ha diterima maka ketentuan yang harus diikuti adalah:
a.
Bila F hitung sama atau lebih kecil dari F tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak.
b.
Bila F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
7.
Keputusan
8.
(H0) ditolak. Fungsi analisis setelah anova adalah untuk mencari kelompok mana yang
berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung yang menunjukkan adanya perbedaan. Apabila Fhitung
menunjukkan tidak ada perbedaan, tentu analisis sesudah anova tidak perlu dilakukan. Ada
beberapa teknik analisis yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sesudah anova,
antara lain Tukeys HSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, Duncan, dan lain-lain. Analisis pasca
anova yang popular dan yang sering digunakan adalah Tukeys HSD. Proses perhitungan
analisis Turkeys HSD adalah sebagai berikut:
1) Menghitung Turkeys HSD
Keterangan:
N = jumlah sampel perkelompok
q = the studentizet range statistic
k = jumlah kelompok
df = N k
2) Mencari Perbedaan Rata-Rata antar Kelompok
Selanjutnya membandingkan perbedaan rata-rata antar kelompok dengan nilai HSD, jika
perbedaan rata-ratanya lebih besar dari nilai HSD berarti ada perbedaan yang signifikan.
Tetapi jika perbedaan rata-ratanya lebih kecil dari nilai HSD, maka tidak ada perbedaan yang
signifikan.