Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
I-2
syaratnya antara lain harus memiliki tenaga usaha ahli dan terampil, perencana, pelaksana
dan pengawas konstruksi yang berbentuk Badan Usaha dan juga diharuskan memiliki :
a. memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi,
b. memiliki sertifikasi, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi
Syarat Keahlian dan Keterampilan berdasarkan Pasal 9 UU Jasa Konstruksi, adalah :
1. Perencanaan konstruksi dan pengawas konstruksi, orang perorang harus memiliki
sertifikat keahlian.
2. Pelaksana konstruksi orang perorang harus memiliki sertifikat keterampilan kerja dan
sertifikat keahlian kerja
3. Orang perorang yang dipekerjakan oleh Badan usaha sebagai Perencana konstuksi
atau pengawas konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha pelaksana
konstruksi harus memiliki sertifakat Keahlian Kerja.
4. Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada
pelaksanaan konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
kesemuanya ini harus melalui pelatihan dari satu minggu sampai 2 bulan.
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa pekerjaan optimalisasi melalui
tender, yang diikuti oleh beberapa perusahan yang kemudian dimenangkan oleh CV. Jabar
Karya Utama. Setelah melalui masa sanggah maka dibuatkan Surat Perjanjian Pekerjaan
Pelaksanaan (SPPP) dengan jangka waktu pelaksanaan 60 (enam puluh) hari kalender
tahun anggaran 2006 dengan biaya Rp.99.500.000,- dan disyaratkan bahwa perusahaan
harus membuat surat jaminan pelaksanaan sebesar 5% sebesar Rp. 4.975.000,- dan
jaminan penawaran sebesar Rp. 2.000.000,-.. Pelaksanaan Optimalisasi Masjid ini meliputi
pekerjaan dengan rekapitulasi Bill Of Quality, sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Pekerjaan Persiapan
pekerjaan Dinding
Pekerjaan Kusen dan Jendela
Pekerjaan Plafond
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
2.633.600,00
9.734.400,00
39.298.662,10
14.522.378,00
I-3
5.
6.
Pekerjaan Pengecatan
Rp.
17.465.291,00
Pekerjaan Orname
Rp.
6.800.000,00
Jumlah
Rp.
90.454.331,10
PPn 10%
Rp.
9.045.433,00
Jumlah Total
Rp.
99.499.764,21
Dibulatkan
Rp.
99.500.000,00
(Sembilan puluh Sembilan juta lima ratus ribu rupiah)
Catatan kalau terjadi perubahan dalam pelaksanaan maka perubahan tersebut harus
mendapat persetujuan dari kepala dinas, pengawas dan pengawas lapangan dari dinas
tersebut alasannya adalah karena ini menyangkut pembayaran tambahan beban Negara.
dan sebaliknya apabila terjadi pekerjaan kurang maka harus mendapat persetujuan juga,
sampai soal laporan harian minggunan harus dibuat, sesuai dengan ketentuan jadwal, dan
apabila terjadi one prestasi /default maka jaminan akan dicairkan jadi milik Negara. Namun
pekerjaan ini Alhamdulillah dapat selesai tepat waktu dengan catatan ada pekerjaan
tambah tapi pekerjaan lebih lanjut tersebut tidak dibayar sampai sekarang ini.
Pada bagian ini diuraikan faktor-faktor apa saja yang menjadi dasar motivasi
pekerja yang nantinya akan berdampak kepada kepuasan pekerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dan kemudian gaya kepemimpinan seorang manajer yang bagaimana
yang dapat mewujudkan kepuasan tersebut. Sehingga nantinya dapat mewujudkan
keunggulan bersaing dengan perusahaan kontraktor sejenis lainnya.
Pekerjaan pembangunan sarana ibadah optimalisasi mesjid di Dinas Tata Ruang
dan Permukiman Propinsi Jawa Barat adalah merupakan percobaan mengkaji yang
selama ini belum pernah dilaksankaan penelitian. Sejauh mana gaya kepemimpinan
seorang manajer terhadap motivasi dan kepuasan pekerja dalam mengerjkan suatu
pekerjaan. Disini boleh dikatakan sambil menyelam minum air karena yang diteliti adalah
perusahaan dimana saya termasuk salah satu pimpinan perusahaan tersebut. karena dari
I-4
hasil penelitian ini diharapkan akan sangat berguna bagi perusahaan dalam mencapai
tujuan akhirnya yaitu dapat berkiprah dengan baik, menerima untung dan yang terpenting
adalah mendapatkan Ridla ALLAH SWT. Seperti tertuang didalam Al-quran Surat Yassin
Ayat 12 dan 65
dihadapan Allah SWT dan Pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada
kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan.
Menurut Locke (Fred Luthan edisi 10 :243) definisi komprehensif dari kepuasan kerja
yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja adalah hasil dari
persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka mamberikan hal yang
dinilai penting. Secara umum dalam bidang perilaku organisasi, kepuasan kerja adalah
sikap yang paling penting dan sering dipelajari.
I-5
Dengan kata lain, seorang pemimpin selain memiliki hak dan kekuasaan untuk
memerintah dan memiliki kewajiban untuk memerintah / mengatur segala sesuatunya
dengan benar sesuai dengan tujuan organisasi. Tetapi juga harus memiliki gaya
kepemimpinan yang dapat diterima oleh orang lain dalam hal ini bawahanya, karena
secara langsung maupun tidak langsung seorang pemimpin juga akan mendapat penilaian
dari cara dia memimpin dan tanggung jawab.
CV.Jabar Karya Utama pun pada hakekatnya merupakan suatu organisasi.
Dengan sendirinya diperlukan usaha dan dukungan dari pihak pihak yang terkait agar
suatu organisasi dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Melaksanakan seleksi secara
ketat dan mengadakan pelatihan secara rutin terhadap pekerja ternyata tidak cukup
menjamin bahwa suatu organisasi dapat melaksanakan tugas yang diembannya secara
efektif dan efisien. Terpenuhinya standar tugas dari suatu organisasi sangat tergantung
pada berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Faktor faktor tersebut
antara lain manusia sebagai tenaga kerja, mesin dan peralatan, manajemen, kebijakan
kebijakan organisasi, kondisi kerja dan lain sebagainya.
Manusia sebagai unsur organisasi merupakan faktor yang berperan penting dalam
menentukan sukses atau tidaknya suatu organisasi. Dalam peningkatan kualitas dan
profesionalisme, perusahaan harus berusaha memanfaatkan sumber daya manusia yang
dimilikinya. Pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal merupakan kunci utama
pengembangan organisasi agar organisasi dapat berjalan lancar dan efisien. Sumber daya
yang sifatnya dinamis memiliki kemampuan berkembang tanpa batas dan jika tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang terlatih dan professional, organisasi yang
memiliki peralatan yang canggih dari teknologi paling baru akan sulit dalam mencapai
I-6
tujuannya. Demikian pula sebaliknya, bila organisasi sudah memiliki sumber daya manusia
yang terbaik tidak memiliki sumber daya yang lain sebagai pendukungnya maka akan sulit
juga untuk mencapai tujuan tersebut.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia akan dapat tercapai bila perusahaan
mampu mengenali kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya. Perusahaan akan
lebih mudah mengambil keputusan jika mengetahui kinerja para pekerja. Penilaian kinerja
perlu dilakukan untuk mengenali, mengukur dan mengembangkan kinerja pekerja.
Bertitik tolak pada kenyataan diatas, faktor tenaga kerja memegang peranan
penting demi suksesnya tujuan suatu perusahaan. Itulah sebabnya ada kebutuhan
mendesak untuk melihat secara seksama terhadap faktor tenaga kerja.
Setelah terpenuhi kebutuhannya, maka pekerja akan mendapatikan kepuasan di
dalam dirinya maupun dalam bekerja, sehingga akan menimbulkan semangat kerja yang
tinggi dan secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap prestasi
kerja. Dan pada akhirnya produktivitas pekerja akan meningkat dan tujuan perusahaan
dapat tercapai.
Untuk itu masalah penelitian pada tugas akhir ini diberi judul :
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER TERHADAP KEPUASAN PEKERJA
DI CV. JABAR KARYA UTAMA UNTUK PEKERJAAN OPTIMALISASI MESJID DI DINAS
TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI JAWA BARAT
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat kita lihat bagaimana pentingnya
I-7
1.3
Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah yang tidak perlu, dan akibat keterbatasan
sumber data dan waktu, maka perlu diberikan suatu batasan masalah yang akan menjadi
pedoman untuk mencari solusi yang baik, adapun pembatasan masalahnya adalah
sebagai berikut :
I-8
1.4
I-9
1.5
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis sendiri, penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pengukuran
diri sendiri yaitu untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan teori
manajemen yang dipelajari ditempat kuliah dapat diterapkan dalam praktik
dilapangan.
2. Bagi organisasi perusahaan, dapat memberikan informasi secara jelas dan
nyata seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan seorang manejer
terhadap kepuasan kerja untuk suatu pekerjaan pada masa sekarang.
3. Penelitian ini bagi penulis sebagai suatu jawaban terbuka yang dapat
membantu dalam menghadapi masalah yang sama pada masa-masa
mendatang dalam membenahi manajemen perusahaan khususnya untuk CV.
Jabar Karya Utama.
I10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kepuasan Kerja
Menurut Locke (Fred Luthan :243) definisi komprehensif dari kepuasan kerja
yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, efektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari
I11
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja adalah hasil dari
persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka mamberikan hal yang
dinilai penting. Secara umum dalam bidang perilaku organisasi, kepuasan kerja adalah
sikap yang paling penting dan sering dipelajari.
Terdapat tiga dimensi yang diterima secara umum dalam kepuasan kerja.
Pertama, kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi kerja. Dengan
demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering
ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan.
Ketiga, kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan.
Manusia bekerja dalam organisasi tidak dapat melepaskan kepribadian,
kepentingannya dan tujuan pribadi yang bersifat organisasional. Untuk itu mereka
berusaha agar dapat memenuhi harapan organisasi sehingga tercapai kepuasan kedua
belah pihak. Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja ,
dedikasi, kecintaan dan disiplin karyawan meningkat.
I12
kerja merupakan sikap atau perasaan pekerja terhadap pekerjaannya didasari pada
evaluasi terhadap aspek aspek pekerjaan tersebut, baik menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan.
Sedangkan pengertian kepuasan kerja menurut Howell dan Dipboye (1986)
dalam Ashar Sunyoto (2001, hal. 350) adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka
atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan kata
lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Rasa
kepuasan kerja diperoleh jika terdapat kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan
keinginan dari pekerja itu sendiri. Kepuasan kerja tersebut menunjukkan adanya
kesesuaian antara harapan pekerjaan dengan pekerjaannya. Tercakup keseluruhan sikap
yang yang ditujukan terhadap pekerjaan berdasarkan berbagai evaluasi dari pekerja yang
dipertimbangkan seperti aspek gaji, kondisi kerja, supervisi, kualitas kerja dan keamanan
kerja. Jadi determinasi kepuasan kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu
maupun lingkungan situasi pekerjaan.
I13
I14
I15
6. Kondisi kerja
Kondisi kerja memiliki kecil pengaruhnya terhadap kepuasan kerja. Jika kondisi
kerja bagus (misalnya bersih, lingkungannya menarik), individu akan lebih mudah
menyelesaikan pekerjaan mereka. Jika kondisi kerja buruk (misalnya udara panas,
lingkungan bising), individu akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaan. Dengan
kata lain, efek lingkungan kerja pada kepuasan kerja sama dengan efek kelompok
kerja. Jika segalanya berjalan baik, tidak ada masalah kepuasan kerja;jika
segalanya berjalan buruk, masalah ketidakpuasan kerja akan muncul.
2.1.1
2.
I16
Menurut Locke seseorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan
sesuatu yang pribadi, tergantung bagaiman ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau
pertentangan antara keinginan keinginannya dan hasil keluarnya. Tambahan waktu
libur akan menunjang kepuasan tenaga kerja yang menikmati waktu luang setelah bekerja,
tetapi tidak akan menunjang kepuasan seorang tenaga kerja lain yang merasa waktu
luangnya tidak dapat dinikmati. Contohnya, seorang yang berkepribadian type A atau
seorang yang kecanduan kerja (workaholic) tidak akan senang jika mendapat waktu libur
tambahan.
I17
pekerjaanya dan bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang
lain yang dijadikan pembanding bagi mereka. Tambahan lagi, jumlah dari bidang yang
dipersepsikanorang dari apa yang secara aktual mereka terima da hasil-keluaran yang
dipersepsikan dari orang dengan siapa mereka bandingkan diri mereka sendiri. Untuk
menentukan tingkat kepuasa kerja tenaga kerja, Lawler memberikan nilai bobot kepada
setiap
bidang
sesuai
dengan
nilai
pentingnya
bagi
individu,
ia
kemudian
mengkombinasikan semua skor kepuasan bidang yang dibobot ke dalam satu skor total.
I18
orang merasa agak sedih sebelum kembali ke normal. Ini demikian karena emosi tidak
senang (emosi yang berlawanan) berlangsung lebih lama.
Berdasarkan asmsi bahwa kepuasan kerja bevariasi secara mendasar dari waktu
ke waktu, akibatnya adalah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara
periodik dengan interval waktu yang sesuai.
2.2.2
faktor-faktor itu sendiri dalam memberikan kepuasan kerja pada karyawan bergantung
pada pribadi masing-masing. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja terdiri dari:
a. Faktor Psikologi, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan, meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, bakat dan keterampilan.
b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
antar sesama karyawan atau karyawan dengan atasan.
c. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan,
meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan
kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan
karyawan dan umum.
d. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan, meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan fasilitas yang diberikan serta promosi,
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
I19
1.
2.
I20
Kepuasan kerja yang tinggi tidak akan membuat pergantian karyawan menjadi
rendah, tetapi hal tersebut mungkin membantu. Sebaliknya, jika terdapat ketidak
puasan kerja, maka pergantian karyawan mungkin tinggi. Secara jelas usia,
kedudukan dalam organisasi, komitmen pada organisasi, mungkin memainkan
peranan. Faktor lain adalah ekonomi secara umum. Saat segala hal dalam ekonomi
berjalan baik dan terdapat sedikit pengangguran, pergantian karyawan akan
meningkat karena orang akan mulai mencari kesempatan yang lebih baik dengan
organisasi lain. Sekalipun mereka merasa puas, banyak orang ingin keluar jika ada
kesempatan lain yang lebih menjanjikan. Penelitian terbaru menjelaskan bahwa
tingkat pengangguran secara langsung mempengaruhi pergantian karyawan. Akan
tetapi, pada dasarnya tepat untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hal
penting dalam pergantian karyawan. Tingkat pergantian yang rendah lebih dinginkan
mengigat biaya pelatihan dan kerugian karena tidak adanya pengalaman kerja.
3.
2.2.4
I21
2. Memiliki gaji, benefit,dan kesempatan promosi yang adil. Terdapat berbagai cara
di mana organisasi secra khusus mencoba membuat karyawan merasa puas.
Cara penting untuk membuat benefit menjadi lebih efektif adalah membuat cara
fleksibel yang disebut kafetaria. Cara ini memungkinkan karyawan untuk memilih
distribusi benefit mereka sendiri dalam jumlah yang sudah dianggarkan. Dengan
demikian, tidak perlu adanya penyesuaian dengan apa yang mereka inginkan
karena semuanya merupakan pilihan mereka sendiri.
3. Menyesuaikan orang dangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian
mereka. Memberikan pekerjaaan yang sesuai merupakan hal yang paling penting
untuk memuaskan karyawan, tetapi sering diabaikan. Tentu saja, ini
mengasumsikan bahwa organisasi mengetahui minat dan keahlian seseorang.
4. Mendesain pekerjaan agar menarik dan menyenangkan. Selain menemukan
orang yang tepat dalam suatu pekerjaan, pedoman ini menyarankan desain
pekerjaan yang sesuai dengan orangnya. Kebanyakan orang tidak akan bosan,
pekerjaan yang diulang-ulang tetap menyenangkan. Sayangnya, terlalu banyak
pekerjaan saat ini yang membosankan dan perlu diubah atau dieliminasi sebanyak
mungkin. Contohnya adalah dengan memberikan tanggung jawab lebih dan
membentuk lebih banyak variasi, arti, identitas, otonomi, dan umpan bailk.
2.2
Gaya Kepemimpinan
Kata gaya sangatlah tidak jelas. Sebelumnya, kata tersebut digunakan secara luas
untuk mendeskripsikan pemimpin yang sukses. Gaya juga berbeda dari kebudayaan yang
satu dengan lainnya. Bagian berikut akan mendeskripsikan bagaimana gaya
I22
JENIS KARISMATIK
Arti
Contoh
Menciptakan sebuah gambaran masa Mengatakan dengan jelas visi yang
depan atau keadaan masa depan yang memaksakan
Envisioning
Energizing
menggunakan sukses
Secara psikologis membantu orang- Mengekspresikan dukungan personel
Enabling
I23
I24
2.2.1
I25
I26
2.2.2
berdasarkan pendekatan kontijensi, dapat pula didekati dari teori path-goal yang
mempergunakan kerangka teori motivasi Hal ini merupakan pengembangan yang sehat
karena kepemimpinan disatu pihak sangat dekat berhubungan dengan motivasi kerja, dan
I27
pihak lain berhubungan dengan kekuasaan. Setiap teori yang berusaha mensintesakan
bermacarn-macam konsep kelihatannya merupakan suatu langkah yang mempunyai arah
yang benar.
Usaha pengembangan teori path-goal ini sebenarnya telah dimulai oleh
Georgepoulos dan kawan-kawannya di Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan. Dan
istilah path-goal tersebut telah dipergunakan hampir 25 tahun untuk menganalisa
pengaruh kepemimpinan dalam pelaksanaan kerja.
Dalam pengembangannya yang modern Martin Evans dan Robert House secara
terpisah telah menulis karangan dalam subyek yang sama. Secara pokok teori path-goal
berUsaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan,
dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
Teori path goal terdiri dari beberapa tipe, yaitu :
1)
Kepemimpinan Direktif.
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis dari Lippitt dan White.
Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang
khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari
bawahan.
2)
I28
3)
Kepemimpinan Partisipatif.
Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saransaran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada
padanya.
4)
terjadi dan dipergunakan senyatanya oleh pemimpin yang sama dalam situasi yang
berbeda.
Perilaku pernimpinan akan bisa menjadi faktor motivasi (misalnya menaikkan usahausaha para bawahan) terhadap para bawahan, jika:
a.
b.
Perilaku tersebut merupakan komplimen dari lingkungan para bawahan yang berupa
memberikan latihan, dukungan, dan penghargaan yang diperlukan untuk
mengefektifkan pelaksanaan kerja. Dan jika tidak dengan cara demikian maka para
bawahan dan lingkungannya akan rnerasa kekurangan.
Teori teori kepemimipinan/Manajer yang menjadi landasan untuk berpijak yaitu
seorang harus berbuat, pada dasarnya adalah berpangkal kepada berdasarkan latar
belakang kebudayan dari orang itulah yang menentukannya LANE (1980 : 62).
I29
Pertanyaan apakah tidak akan lebih baik daripada mengambil alih secara
keseluruhan dari pola perilaku pimpinan (pemimpin) dari negara lain dengan falsafahnya,
yang belum tentu sesuai (cocok). nilai-nilai budaya kita sendiri yang serasi dengan orang
Indonesia dan dengan lingkungannya.?
Pernah juga dicoba oleh beberapa peneliti mengemukakan konsep atau gaya
kepemimpinan yang kira-kira sesuai untuk Indonesia, antara lain:
1.
2.
3.
I30
Mentalitas Petani :
Tidak bisa berspekulasi mengenai hal-hal yang tidak terlintas baginya.
2.
I31
Mentalitas Petani :
Persepsi waktu yang terbatas dan lebih ditentukan oleh lingkungan siklus kegiatan
pertanian lebih masa kini.
Mentalitas Priyayi (Jawa)
orientasi pada masa lampau sehingga mempunyai sentimen agak berlebihan
terhadap segala sesuatu dari zaman dahulu dan upacara-upacara yang tetap
dapat dihidupkan sentimen-sentimen tersebut.
3.
I32
adat sopan santun yang berorientasi kepada atasan, hal ini menyebabkan hasrat
untuk berdiri sendiri serta disiplin pribadi yang murni (tanpa pengawasan) menjadi
lemah.
Koentjaraningrat mengemukakan lima macam yang penting :
1.
Mentalitas yang meremehkan mutu sebagai dari akibat dari keadaan yang sangat
kurang setelah revolusi karena yang ada saja sudah kurang.
2.
3.
4.
5.
I33
2.2.3
pemimpin, telah dilakukan beberapa studi observasional secara terpisah oleh Henry
Mintzberg (tentang peran) dan Luthan (tentang aktivitas) para pemimpinan atau manajer.
I34
Selain peran interpersonal manajer juga memiliki peran informasional yang penting.
Manajer menghabiskan banyak waktu untuk member dan menerima informasi.
Dan terdapat juga peran manajer dalam pengambil keputusan, manajer bertindak
berdasarkan informasi. Terbagi dalam :
Sebagai
perkembangan
proyek dan
Sebagai pengendali gangguan, pada sisi yang lain, daripada proaktif seperti
pengusaha, manajer rekatif terhadap permasalahan dan memaksakan situasi. Dan
manajer memiliki jenis peran manajemen krisis, contohnya pada para karyawan
akan memberontak.
Para pemimpin masa kini sesungguhnya memiliki tanggung jawab interpersonal dan
informasional sekalipun ada argumen bahwa tanggung jawan informasional telah
beralih keposisi primer. Dan para pemmpin tetap memiliki tanggung jawab
I35
pengambilan keputusan , namun tanggung jawab ini meningkat dan dibagi dengan
beberapa pemegang saham dan mitra jaringan. Sifat dasar kepemimpinan, seperti
yang didefinisikan oleh Mintzberg, mungkin sesuai untuk saat ini, tetapi ekonomi
berjaringan mengirim berbagai permintaanbaru kepada para pemimpin di semua
tingkat.
dan
memebrikan
pelatihan/mengembangkan,
tetapi
kategori
I36
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I37
8.
9.
2.
3.
Menentukan hal-hal yang wajib, dibolehkan dan dilarang (prosedur dan kebijakankebijakan)
4.
5.
I38
I39
I40
I41
Wanita lebih siap untuk berdialog daripada pria dalam kondisi yang sama. Komunikasi dan
dialogmerupakan fondasi dalam manajemen kerja. Pria menjalankan komunikasi tanpa
keyakinan, sementara wanita lebih terbuka dalam membicarakan perasaan-perasaan serta
pendapat-pendapatnya. Wanita lebih siap untuk berbica dan berdialog hingga tercapai
solusi terhadap persoalan-persoalannya.
Inilah Ratu Saba, ia tidak memilih perang namun memulai dengan perundingan dan
negosiasi dengan mengirimkan hadiah, Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan
kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan
dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.(an-Naml:35).
Demikian pula Khaulah binti Tsalabah, ia memiliki kemampuan yang bagus dalam
berbicara dan berani berdebat dengan nabi Muhammad saw beberapa kali, kemudian
berbicara dengan sangat jelas mengenai perasaan-perasaan yang tersimpan, Ya, Allah!
Aku mengadukan kepadamu kesediahanku dan betapa beratnya perpisahan dengannya.
Ya, Allah! Turunkanlah kepada lisan Nabi-Mu yang bisa mendatangkan kelapangan pada
kami. Hal ini juga menunjukkan kemahirannya dalam berkomunikasi.
Berdasarkan buku yang menjelaskan metode kepemimpinan dan manajemen
pada pria yang ditulis terkenal, Henry Mentzeregh dengan judul The Nature of Managerial
Work Karakter Managerial Kerjadan kedua dari buku yang berjudul The Female
Advantage Keutamaan Feminiskarya Sally Helgusen dan Judith Rziner, mengenai sifat
kepemimpinan pada kaum wanita.
Tabel berikut membicarakan kepemimpinan pria dan wanita pada umumnya yang
menjadi sampel penelitian (dengan beberapa pengecualian).
I42
Pemimpin Pria
Pemimpin Wanita
Bekerja dengan performa yang turun-naik Bekerja dengan performa yang stabil, namun
namun tanpa terputus.
mengambil waktu-waktu istirahat yang rutin.
Interupsi-interupsi dan kunjungan-kunjungan Kunjungan-kunjungan dan interupsi-interupsi
akan
mengacaukannya,
mempengaruhi merupakan
kesempatan
untuk
membangun
mereka.
Semangat dalam bekerja dan pada umumnya Mengkhususkan waktu untuk urusan yang lain di
tidak diselingi dengan urusan-urusan lain.
memfokuskan
pada
I43
merupakan salah satu aspek dari sekian banyak aspek yang menjadi kepuasan kerja yang
merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja .
Komunikasi yang baik dan lancar antara atasan dan bawahan merupakan salah
bentuk kepuasan pekerja. Steers dan Rhodes (1978;365)
Hipotesis 1
I44
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Obyek Penelitian
3.1.1
Desember 1990 yang berkedudukan di Bandung, untuk pertama kalinya berkantor di Jalan
Cilaki III nomor 3 paviliun, dengan cabang-cabang dan/atau perwakilan-perwakilan
ditempat-tempat lain yang dianggap perlu oleh persero pengurus.
Adapun maksud dan tujuan perusahaan ini adalah :
Melakukan perdagangan umum, termasuk lokal, antar pulau, ekspor dan impor
dalam segala macam barang yang dapat diperdagangkan, juga bertindak sebagai
leveransier, grosier, distributor dan agen, baik untuk tanggungan sendiri maupun
untuk tanggungan pihak lain atas dasar perhitungan-perhitungan komisi
I45
perkembangan di masa yang akan datang. Visi tersebut yaitu : Terwujudnya jasa
konstruksi dan perdagangan umum dengan fokus ketepatan dan kualitas baik serta selalu
dalam Rihdla ALLAH SWT
Adapun misi adalah sebagai berikut: Membantu dan melancarkan proses jasa konstruksi
dan perdagangan umum dengan hasil yang maksimal, baik dari kualitas pekerjaan(bahan,
tenaga kerja, dan administrasi) dan koordinasi yang baik dengan Dinas terkait, konsultan
perencana, dan konsultan pengawas, sehingga keberhasilan ini dapat menunjang
kreadibilitas perusahaan khususnya di kota Bandung.
3.1.2
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat yang memegang peranan penting dalam
I46
Dalam perseroan ini satu satunya pesero pengurus dengan jabatan sebagai
Direktur yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam segala hal yang mengenai
perseroan, dan melakukan segala tindakan, baik yang mengenai pengurusan maupun
yang mengenai pemilikan, demikian dengan pembatas pembatasan, bahaya untuk :
a. Membeli atau menjual barang barang tetap untuk atau kepunyaan perseroan
b. Meminjam atau meminjamkan uang atau nama perseroan
c. Mengikat perseroan sebagai penjamin
d. Membuat serta mendatangani kontrak kontrak pemborongan atau
kontrak kontrak lainnya
Maka direktur harus mendapat perpuasan terlebih dahulu dari persero komanditer.
Sedangkan persero komanditor, setiap waktu pada saat kantor perseroan dibuka, berhak
untuk memeriksa sendiri atau oleh yang dikuasakannya keadaan buku buku perseroan,
uang dan perusahaan perseroaan pada umumnya. Sedangkan persero pengurus
berkewajiban untuk memberikan segala keterangan yang diminta untuk pemeriksaan
tersebut. Persero pengurus mendapat gaji serta tunjangan tunjangan lainnya yang
besarnya akan ditetapkan oleh para persero atas dasar keputusan bersama.
I47
I48
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.3
Uraian Jabatan
I49
D. Mandor (MD)
Bersama dengan tukang-tukang yang dibutuhkan dalam proyek ini MD melaksanakan
pekerjaan dengan instruksi dari PL. MD harus menggunakan tukang sesuai dengan
ahlinya sehingga kebutuhan kerja terpenuhi. Dalam hal ini penggunaan bahan dan hal
penggunaan bahan dan waktu kerja yang terbuang. MD harus selalu mengawasi
ukuran-ukuran dilapangan untuk tidak terjadi ukuran yang keluar dari gambar. MD
harus selalu menjaga hubungan baik antara tukang dengan pihak setempat.
E.
Logistik
Kualitas bahan yang dibutuhkan dalam proyek harus seuai dengan spec dari
Perencana dan Owner seperti bahan kusen, bahan yang dibutuhkan, bahan kamper
medan, maka logistik memastikan bahan kamper medan yang dipesan dan digunakan.
Tempat penyimpanan bahan harus aman dari cuaca yang membuat rusak bahan.
F. Pelaksana (PL)
Setelah mendapatkan perintah dari SM untuk melaksanakan proses pekerjaan PL
melakukan koordinasi dengan mandor untuk mempersiapkan tenaga dan alat-alat
kerja yang dibutuhkan. PL melihat schedule lapangan yang telah dibuat SM untuk
tahapan kerja, sehingga mudah untuk melihat kebutuhan kerja baik tukang atau
bahan. PL melakukan pengecekan awal terhadap lahan kerja, untuk memastikan
ukuran-ukuran yang ada dalam gambar sehingga bila ada perubahan ukuran bisa
segera langsung diajukan terhadap SM. PL melakukan koordinasi dengan pihak yang
telah ditunjuk oleh Dinas untuk masalah penyimpanan bahan, pembuatan direksi
keet, dan keamanan selama proyek berjalan. PL memastikan terhadap kualitas bahan
I50
yang akan digunakan dalam proyek sesuai dengan rencana dalam gambar dan RAB
(Rencana Anggaran Biaya) yang telah disepakati.
3.2
Metodologi Penelitian
3.2.1
Metode penelitian
Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang terkait secara sistematis. Oleh
karena tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan selanjutnya, maka
tiap tahap harus dilalui dengan cermat. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis.(Prof.Dr.Sugiyono 1999;1-5)
Dari suatu penelitian diharapkan suatu out put jelas dan dapat dimengerti bagi
orang-orang yang terkait dengan penelitian tersebut. Maka dalam melakukan pembahasan
masalah diperlukan suatu tahapan penelitian yang cermat agar diperoleh cara pemecahan
masalah yang terarah guna mendapatkan hasil yang optimal. Penyusunan laporan
penelitian ini akan lebih mudah dengan mengikuti langkah-langkah yang ditentukan
terlebih dahulu.
Berikut ini akan diperlihatkan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan
untuk menentukan masalah pada gambar 3.2.
I51
I52
3.2.2
I53
Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan landasan untuk melakukan tahapan penelitian
berikutnya. Ruang lingkup kepustakaan atau teori-teori yang dipelajari adalah masalah
mengenai motivasi, teori kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan, juga dipelajari metoda
pengolahan data dengan uji statistik yang diperlukan yaitu analisis factor.
I54
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup, yaitu terdapat beberapa alternatif jawaban pertanyaan dan
responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain.
Kuisioner ini menggunakan skala Likert. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan skala ini adalah tidak usah
melakukan transpormasi data, karena jawaban responden sudah pada suatu angka, sehingga hasilnya lebih akurat.
X1 :
X2
Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
X3
X4
:Cara
X5
:Rekan-rekan
X6 :
I55
V10:
tersebut konsisten antara yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid.
Uji Validitas Konstruk dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product
moment,
Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data,
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan
reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel.
Alat mengukur disebut valid apabila ia berfungsi dengan baik, maupun mengukur
dengan tepat dan mengena gejala-gejala sosial yang diteliti. Selain itu alat pengukur
disebut valid bila mampu memberikan reading (nilai, skor) yang akurat, yaitu mampu
secara cermat memberikan ukuran besar kecilnya dan gradasi suatu gejala.
Sedangkan untuk menguji keandalan alat ukur, digunakan metode cronbach. Uji
keandalan alat ukur ini dilakukan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian.
I56
Keandalan suatu alat ukur menunjukkan tingkat ketepatan, kemantapan dan homogenitas
suatu alat ukur.
I57
Pada tahap analisa ini, dilakukan penganalisaan dari semua pengolahan data
yang ada. Tahap selanjutnya adalah analisis terkait antara variabel dependen dan
independen.
3.2.2.10
Setelah semua langkah penelitian diatas dilakukan maka langkah terakhir yang harus
dilakukan yaitu menyimpulkan seluruh hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah
dilakukan. Kemudian membuat saran yang berisikan masukkan-masukkan dari peneliti ke
pihak perusahaan yang terkait.
3.2.3
Utama untuk pekerjaan Optimalisasi Mesjid di Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi
Jawa Barat. Adapun data yang terkumpul merupakan hasil penetapan populasi, karena
menurut Arikunto (1993) apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian ini
berjumlah 30 orang. Dari seluruh pekerja tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Adapun rekapitulasi data sebagai hasil penyebaran dan pengumpulan data secara lengkap
penulis tunjukkan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Kuisioner
I58
Jenis Kuisioner
Kepuasan Kerja
Gaya Kepemimpinan
Total
Jumlah Kuisioner
Disebar
Kembali
35
32
35
31
70
63
Sah
30
30
60
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup yaitu terdapat
beberapa alternatif jawaban pertanyaan dan responden tidak diberi kesempatan untuk
memberikan jawaban lain dan yang mengisi kuisioner ini adalah pekerja langsung.
Sebelum dilakukan pengolahan data untuk data hasil penyebaran kuisioner yang
sebenarnya, sebelumnya dilakukan pengolahan data untuk uji validitas dan uji reliabilitas
kuisioner. Hal ini dilakukan karena dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat ukur,
dalam hal ini kuisioner yang valid dan andal. Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas ini
penulis menyebarkan kuisioner pendahuluan (pretest) sebanyak 70 kuisioner. Dengan
jumlah ini maka distribusi skor (nilai) akan mendekati kurva normal.
Dari hasil penyebaran diperoleh 60 kuisioner yang sah masing-masing 30
kuesioner untuk kepuasan kerja dan 30 kuisioner untuk gaya kepemimpinan. Selanjutnya
berdasarkan kuisioner pretest ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Rekapitulasi
matrik data mentah hasil penyebaran pretest dapat dilihat pada lampiran B.
3.2.4
Penentuan Populasi
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
I59
3.2.5
I60
Langkah terakhir dari metode penelitian adalah analisis data. Dimana kegiatan
analisis data yang dilakukan penulis dalam hal ini merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden terkumpul. data yang digunakan penulis adalah dat kualitatif yang
diperoleh dari kuesioner kemudian dirubah menjadi data kuantitatif, diangkakan berupa
scoring untuk masing-masing pernyataan dengan menggunakan skala Likert.
3.2.6
Jawaban
Skor Jawaban
5
4
3
2
1
suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang valid dan
reliable. Instrumen yang reliable belum tentu valid. Reliabilitas instrument merupakan
syarat untuk pengujian validitas instrument. oleh karena itu walaupun instrument yang valid
umumnya pasti reliable, tetapi pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan.
I61
dalam penelitian ini adalah Validitas Konstruk, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi
antara komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen tersebut
konsisten antara yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid.
Uji Validitas Konstruk dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masingmasing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi
product moment, seperti pada persamaan 3.1 yaitu :
r
N ( XY ) ( X
[N
( X ) 2
Y )
] [ N Y ( Y )
2
Keterangan :
r
X = Skor pernyataan
hitung
hitung
<r
tabel
signifikan (tidak valid) dan tidak akan diikut sertakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
I62
XY
( X )( Y
2
Dimana :
rb
3.2.7
Setiap regresi pasti ada korelasinya, tetapi korelasibelum tentu dilanjutkan dengan regresi.
Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi, adalah korelasi antara dua variabel yang
tidak mempunyai hubungan kausal/sebab akibat, atau hubungan fungsional. Analisis
regresi linier dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau
fungsional. Untuk menetapkan dua variabel mempunyai hubungan kausal atau tidak, maka
harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep tentang dua variabel tersebut.
I63
Secara teknis harga b merupakan tangen dari (perbandungan) antara p[anjang garis
variabel dependen, setelah persamaan regresi ditemukan. Maka terjadi persamaan :
Harga b = r
Harga a = Y- bX
Dimana :
I64
Sy
Sx
tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi rendah maka harga b
juga rendah (kecil). Selain itu bila koefisien korelasi negatif maka harga juga negatif, dan
sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif.
Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut :
a =
b ==
3.2.8
hipotesis untuk melihat hubungan dari setiap variabel yang ada. untuk menguji hipotesis
asosiatif (hubungan) digunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan yaitu
korelasi Product Moment (r). Dalam penelitian ini terdapt 4 hipotesis assosiatif, dua
hubungan sederhana, 1 hubungan ganda dan 1 hubungan parsial. Hipotesisnya adalah
sebagai berikut :
I65
2.
Terdapat hubungan yang positif antara variabel Kepuasan (X) dengan Gaya
Kepemimpinan (Y)
xy
( x )( y
2
Kemudian dilakukan uji signifikasi korelasi Product moment ditunjukkan pada rumus 3.5 :
t
r n2
1 r2
Harga t hitung tersebut selanjtnya dibandingkan dengan harga t tabel. untuk kesalahan
5%. Keterangan sebagai berikut :
Ho = = 0 (tidak ada hubungan)
Ha = 0 (ada hubungan)
I66
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS, DAN
PEMBAHASAN
Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan data
yang berbeda, yaitu wawancara, kuisioner dan data dokumen. Data utama yang diperlukan
berupa data primer, di dapat dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden
secara langsung.
4.1.2
Objek Penelitian
I67
Variabel independen :
Variabel dependen :
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). sedangkan Variabel
dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
Pekerja yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pekerja CV.Jabar Karya
Utama untuk pekerjaan Optimalisasi Mesjid di Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi
Jawa Barat. Adapun data yang terkumpul merupakan hasil penetapan populasi, karena
menurut Arikunto (1993) apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian ini
berjumlah 30 orang. Dari seluruh pekerja tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini.
I68
Adapun rekapitulasi data sebagai hasil penyebaran dan pengumpulan data secara lengkap
penulis tunjukkan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Kuisioner
Jenis Kuisioner
Kepuasan Kerja
Gaya Kepemimpinan
Total
Jumlah Kuisioner
Disebar
Kembali
35
32
35
31
70
63
Sah
30
30
60
Sebelum dilakukan pengolahan data untuk data hasil penyebaran kuisioner yang
sebenarnya, sebelumnya dilakukan pengolahan data untuk uji validitas dan uji reliabilitas
kuisioner. Hal ini dilakukan karena dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat ukur,
dalam hal ini kuisioner yang valid dan andal. Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas ini
penulis menyebarkan kuisioner pendahuluan (pretest) sebanyak 70 kuisioner. Dengan
jumlah ini maka distribusi skor (nilai) akan mendekati kurva normal.
Dari hasil penyebaran diperoleh 60 kuisioner yang sah masing-masing 30
kuesioner untuk motivasi dan kepuasan kerja dan 30 kuisioner untuk gaya kepemimpinan.
Selanjutnya berdasarkan kuisioner pretest ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Rekapitulasi matrik data mentah hasil penyebaran pretest dapat dilihat pada lampiran B.
4.1.3
Uji Validitas
Validitas menunjukkan apakah alat ukur tersebut memiliki taraf kesesuaian atau
ketepatan dalam melakukan pengukuran atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut
dapat benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Jenis uji validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Validitas Konstruk, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi
I69
antara komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen tersebut
konsisten antara yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid.
Uji Validitas Konstruk dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masingmasing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi
product moment, seperti pada persamaan 4.1 yaitu :
r
N ( XY ) ( X
[N
( X ) 2
Y )
] [ N Y ( Y )
2
Keterangan :
r
X = Skor pernyataan
X
4
4
3
4
Y
20
23
22
24
X2
16
16
9
16
Y2
400
529
484
576
XY
80
92
66
96
I70
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
111
22
24
21
20
23
21
24
22
24
24
25
24
26
23
24
21
20
18
23
20
22
21
21
21
23
24
670
16
16
16
9
9
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
9
9
9
9
16
9
9
16
16
16
417
484
576
441
400
529
441
576
484
576
576
625
576
676
529
576
441
400
324
529
400
484
441
441
441
529
576
15060
88
96
84
60
69
84
96
88
96
96
100
96
104
92
96
84
60
54
69
60
88
63
63
84
92
96
2492
= 0,5268
Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel kepuasan
kerja dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Kepuasan Kerja
No
1
2
3
Variabel
Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah
pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas,dll)
Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan
Kesempatan Pengembangan Karir (promosi) yang diberikan
perusahaan
rHitung
rTabel
0.5268
0.361
0.7370
0.361
0.5746
0.361
I71
4
5
6
0.3659
0.361
0.6407
0.361
0.6655
0.361
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa semua pernyataan memiliki nilai
korelasi product moment diatas 0,361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki
validitas konstruk, dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal (internal
consistency) yaitu semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kuisioner sudah valid. Hasil perhitungan selengkapnya dari uji
validitas dapat dilihat pada lampiran C.
I72
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
125
32
35
34
33
38
37
45
43
40
43
43
38
37
41
33
33
36
36
37
37
35
37
36
36
1122
16
16
16
16
16
16
25
16
16
25
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
525
1024
1225
1156
1089
1444
1369
2025
1849
1600
1849
1849
1444
1369
1681
1089
1089
1296
1296
1369
1369
1225
1369
1296
1296
42260
128
140
136
132
152
148
225
172
160
215
172
152
148
164
132
132
144
144
148
148
140
148
144
144
4691
= 0.4547
Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel kepuasan
kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Gaya Kepemimpinan
No
1
2
3
4
5
6
7
Variabel
Pandai meyakinkan orang dan percaya diri
Memiliki perhatian dan Kepedulian kepada bawahan
Mempunyai visi jauh ke depan
Hubungan komunikasi yang baik dan mengembangkan sifat
bersahabat dengan bawahan
Mempunyai keterampilan managerial, konseptual dan sosial
Memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi
Motif yang kuat untuk mencapai tujuan
rHitung
0,4547
0,6351
0,6615
rTabel
0.361
0.361
0.361
0,6898
0.361
0,6354
0,6205
0,5328
0.361
0.361
0.361
I73
8
0,5277
0,6601
0.361
0.361
0,3941
0.361
10
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa semua pernyataan memiliki nilai korelasi
product moment diatas 0,361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki validitas
konstruk, dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal (internal consistency)
yaitu semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kuisioner sudah valid. Hasil perhitungan selengkapnya dari uji validitas dapat dilihat
pada lampiran C.
4.1.4
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur
I74
ri
XY
( X )( Y
2
Interval Koefisien
0,00 0,199
Tingkat Hubungan
Sangat rendah
0,20 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,00
Sangat kuat
X2
417
412
433
431
Y2
15060
15060
15060
15060
XY
2492
2478
2539
2532
I75
5
6
426
421
15060
15060
2492
( 417)(15060)
rXY
2519
2500
0.994
No
1
2
3
4
5
6
Variabel
Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah
pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas,dll)
Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan
Kesempatan Pengembangan Karir (promosi) yang diberikan
perusahaan
Cara Manajer Berkomunikasi (memberi perintah, menegur,
memotivasi pekerja) dan kesempatan yang diberikan dalam
Pengambilan Keputusan
Rekan-rekan kerja yang menunjang dan kerja sama antar
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
Kondisi Lingkungan Kerja (keramaian,cuaca,dll)
rXY
Keterangan
0,994
Sangat kuat
0,995
Sangat kuat
0,994
Sangat kuat
0,994
Sangat kuat
0,995
Sangat kuat
0,993
Sangat kuat
No
1
2
3
X2
525
454
421
Y2
42260
42260
42260
XY
4691
4364
4188
I76
4
5
6
7
8
9
10
rXY
400
375
400
414
449
444
412
42260
42260
42260
42260
42260
42260
42260
4691
(525)(42260)
4079
3957
4075
4144
4327
4301
4134
0.996
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Gaya Kepemimpinan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Variabel
Pandai meyakinkan orang dan percaya diri
Memiliki perhatian dan Kepedulian kepada bawahan
Mempunyai visi jauh ke depan
Hubungan komunikasi yang baik dan mengembangkan
sifat bersahabat dengan bawahan
Mempunyai keterampilan managerial, konseptual dan
sosial
Memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi
Motif yang kuat untuk mencapai tujuan
Memiliki sifat kreatif dan inovatif
Berani mengambil resiko dan suka bekerja keras
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan
mengemukakan pendapat untuk bawahan
rXY
0,996
0,996
0,993
Keterangan
Sangat kuat
Sangat kuat
Sangat kuat
0,992
Sangat kuat
0,994
Sangat kuat
0,991
0,991
0,993
0,993
Sangat kuat
Sangat kuat
Sangat kuat
Sangat kuat
0,991
Sangat kuat
Dari Tabel 4.8, dan 4.10 diatas diketahui bahwa kuisioner motivasi dan kepuasan
kerja yang digunakan dapat diandalkan. Setelah kuisioner yang dibuat valid dan andal,
maka kuisioner tersebut layak untuk disebarkan.
I77
Setelah kuisioner yang dibuat valid dan andal, maka kuisioner tersebut layak untuk
disebarkan dan data hasil penyebaran kuisioner sesungguhnya akan diolah ke proses
selanjutnya yaitu regresi linier.
4.2.1
Regresi linier
Perhitungan Regresi Linier Sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel
berupa hubungan kausal atau fungsional. Untuk menetapkan dua variabel mempunyai
hubungan kausal atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep
tentang dua variabel tersebut.
I78
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
No
Responden
28
29
30
20
23
22
24
22
24
21
20
23
21
24
22
24
24
25
24
26
23
24
21
20
18
23
20
22
21
21
38
38
39
38
36
38
32
35
34
33
38
37
45
43
40
43
43
38
37
41
33
33
36
36
37
37
35
21
23
24
37
36
36
Untuk menghitung persamaan regresinya, maka diperlukan tabel penolong seperti tabel
4.12 berikut.
Tabel 4.12
Tabel penolong untuk menghitung
Persamaan Regresi dan Korelasi sederhana
No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
Xi
Yi
XiYi
X2
Y2
20
23
22
24
22
24
21
38
38
39
38
36
38
32
760
874
858
912
792
912
672
400
529
484
576
484
576
441
1444
1444
1521
1444
1296
1444
1024
I79
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Rata-rata
20
23
21
24
22
24
24
25
24
26
23
24
21
20
18
23
20
22
21
21
21
23
24
35
34
33
38
37
45
43
40
43
43
38
37
41
33
33
36
36
37
37
35
37
36
36
700
782
693
912
814
1080
1032
1000
1032
1118
874
888
861
660
594
828
720
814
777
735
777
828
864
400
529
441
576
484
576
576
625
576
676
529
576
441
400
324
529
400
484
441
441
441
529
576
1225
1156
1089
1444
1369
2025
1849
1600
1849
1849
1444
1369
1681
1089
1089
1296
1296
1369
1369
1225
1369
1296
1296
670
22,33
1122
37,4
25163
15060
42260
Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linier sederhana dapat
disusun. Persamaan regresi Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan pekerja adalah :
Y = 13.141 + 1.086 X
Dari persamaan itu berarti kepuasan pekerja akan meningkat, bila Gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh seorang manajer tepat dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
para bawahannya dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Jadi bila gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar 10, maka kepuasan pekerjanya adalah :
I80
Y = 13.141 + 1.086 (10) = 24.227
Diperkirakan kepuasan sebesar 24.227
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data yang membahas tentang
kepuasan kerja, serta melihat hubungan antara kepuasan kerja terhadap gaya
kepemimpinan di CV.Jabar Karya Utama.
4.3.1
Pada kuisioner penelitian ini terdiri dari dua bagian kuisioner, yaitu : pertama kuisioner
mengenai kepuasan kerja kedua mengenai gaya kepemimpinan. Kuisioner kepuasan kerja
disebarkan kepada pekerja CV.Jabar Karya Utama, dan untuk kuisioner gaya
kepemimpinan diisi juga oleh pekerja. Pembuatan kuisioner ini menggunakan skala Likert,
yaitu merupakan skala yang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
Penyebaran kuisioner dilakukan dua kali yaitu penyebaran kuisioner untuk pretest
dan setelah pretest, dimana kuisioner pretest digunakan untuk mengetahui apakah
kuisioner yang disebar sudah valid dan reliabel. Dalam uji validitas motivasi dan kepuasan
kerja masing-masing terdiri dari 30 responden 6 pertanyaan untuk kepuasan kerja serta 10
pertanyaan untuk gaya kepemimpinan. Untuk uji validitas digunakan nilai kritis untuk 5%
sebesar 0.361 dan hasil perhitungan untuk uji validitas variabel motivasi, kepuasan kerja
dan gaya kepemimpinan menunjukkan semua pernyataan memiliki nilai korelasi product
moment diatas 0.361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki validitas konstruk,
I81
dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal (internal consistency) yaitu
semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kuisioner sudah valid.
Uji reliabilitas menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur
yang dipakai. Rumus yang digunakan adalah Spearman Brown. Makin besar koefisien ini,
maka makin besar pula keandalan alat ukur yang digunakan.
Dari hasil perhitungan reabilitas untuk variabel kepuasan kerja diatas 0.990 artinya
korelasi sangat kuat. Sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan jua diatas 0.990 dan
artinya korelasi sangat kuat. Dari data tersebut diketahui bahwa kuisioner kepuasan kerja
yang digunakan dapat diandalkan. Setelah kuesioner yang dibuat valid dan andal, maka
kuisioner tersebut layak untuk disebarkan.
Penyebaran kuisioner setelah pretest disebarkan sebanyak 35 kuisioner, hal ini
sesuai dengan jumlah pekerja CV.Jabar Karya Utama. Tetapi kuisioner yang sah untuk
kuisioner motivasi sebanyak 30, untuk kepuasan kerja sebanyak 30 dan gaya
kepemimpinan sebanyak 30 kuisioner. Penentuan responden atau data yang terkumpul
merupakan hasil penetapan populasi, karena menurut Arikunto (1993) apabila subjek
kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan
penelitianpopulasi.
I82
manajer tepat, seperti contoh Mempunyai visi jauh ke depan, mempunyai hubungan komunikasi
yang baik dan mengembangkan sifat bersahabat dengan bawahan, mempunyai keterampilan
managerial, konseptual dan sosial, memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi, memiliki sifat kreatif
dan inovatif, berani mengambil resiko dan suka bekerja keras, maka secara otomatis pekerja akan
merasakan puas terhadap atasannya dan juga terhadap pekerjaannya.
I83
Gaji yang diberikan perusahaan dalam hal ini CV. Jabar Karya Utama sesuai
berdasarkan standar upah yang berlaku di Bandung. Pekerja mendapatkan gaji perhari.
untuk lebih jelasnya lihat di tabel bawah ini :
Tabel 4.13 Gaji Pekerja
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tenaga Kerja
Manajer Proyek
Site Manajer
Site Engineering
Logistik
Mandor
Kepala tk.kayu
Tukang batu
Laden tk. batu
Kepala tk. kayu
Tukang kayu
Laden tk. kayu
Kepala tk. cat
Tukang cat
Laden tk. cat
Gaji
Rp. 900.000/bln
Rp. 850.000/bln
Rp. 800.000/bln
Rp. 60.000/hari
Rp. 60.000/hari
Rp. 45.000/hari
Rp. 33.000/hari
Rp. 27.500/hari
Rp. 40.000/hari
Rp. 33.000/hari
Rp. 27.500/hari
Rp. 40.000/hari
Rp. 33.000/hari
Rp. 27.500/hari
Dari sini jelas terlihat bahwa yang menjadi motivasi terbesar para pekerja adalah
masalah gaji. Karena, kebutuhan hidup semakin hari semakin bertambah dan nilai harga
belinya pun semakin membesar maka setiap orang memerlukan uang untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja maka secara otomatis mereka akan
mendapatkan uang.
I84
I85
I86
keputusan yang akan diambil dan bagaimana cara dia dapat menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapinya.
I87
I88
dapat berakibat bagi yang lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan
kepedualian yang khusus antara atasan dan bawahan juga antara sesama pekerja.
4.3.5
I89
akan lebih baik. Untuk itu pihak CV. Jabar Karya Utama perlu memperhatikan faktorfaktor tersebut.
3. Pemberian tugas. Dengan pemberian tugas yang baik akan memberikan dorongan
yang baik pula terhadap pelaksanaan tugas seorang pekerja. Artinya seorang pekerja
diberikan tugas sesuai dengan kemampuan sehingga akan dapat mempermudah bagi
seorang pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
4. Pembinaan/disiplin pekerja. Dalam kegiatannya sehari-hari ada beberapa pekerja
yang kurang menerapkan kedisiplinan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,
Oleh karena itu pihak CV. Jabar Karya Utama harus lebih meningkatkan lagi
kedisiplinan yang berlaku.
5. Selain kebijaksanaan-kebijaksanaan diatas, kesempatan pengembangan karir, cara
berkomunikasi dengan atasan, kerja sama antar pekerja, rekan-rekan kerja yang
saling mendukung, penghargaan dan penilaian terhadap pekerjaan, kesempatan
dalam pengambilan keputusan juga merupakan faktor yang penting guna untuk
meningkatkan motivasi dan kepuasan bagi para pekerja.
4.3.6
gaya kepemimpinan yang sesuai bagi perusahaan. Gaya Kepemimpinan ini diberi nama
gaya kepemimpinan Demokratis dengan ciri-ciri antara lain :
1. Keyakinan kemampuan bawahan untuk bertanggung jawab dan mengadakan
inisiatif.
2. Keyakinan perlunya membagi (sharing) informasi dengan bawahan.
I90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I91
Pada bab lima ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan mengenai hasil penelitian
yang dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data, maka
Jadi apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer tepat, seperti
contoh Mempunyai visi jauh ke depan, mempunyai hubungan komunikasi yang baik dan
mengembangkan sifat bersahabat dengan bawahan, mempunyai keterampilan managerial,
konseptual dan sosial, memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi, memiliki sifat kreatif dan
inovatif, berani mengambil resiko dan suka bekerja keras, maka secara otomatis pekerja akan
merasakan puas terhadap atasannya dan juga terhadap pekerjaannya.
I92
4.
Untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja, CV.Jabar Karya Utama dapat
melakukan kebijakan dengan memberikan imbalan yang sesuai dan memberikan
kebebasan bagi pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara sendiri,
melakukan sesuatu yang melebihi apa yang telah ditetapkan oleh pimpinan serta
untuk berinisiatif dalam melakukan pekerjaannya.
5.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, maka dapat penulis usulkan saran-
I93
1.
2.
Pengembangan sumber daya manusia, disini pihak CV.Jabar Karya Utama perlu
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada yakni dengan cara memberikan
kesempatan untuk para pekerja mengikuti pelatihan-pelatihan, mengikuti seminar, dan
lain-lain.
3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk hal-hal yang masih belum dapat
disimpulkan pada penelitian ini. Hal ini terjadi karena keterbatasan penelitian dalam
melakukan pendefinisian tentang kepuasan kerja.
4.
5.
Penelitian yang dilakukan hanya pada CV.Jabar Karya Utama untuk pekerjaan
Optimalisasi Mesjid di Dinas Tata Ruang dan Permukiman saja, sehingga perlu
dilakukan pada populasi yang lebih luas dan jumlah sampel yang lebih banyak agar
dapat memberikan gambaran yang sebenarnya.
I94
Disusun oleh :
H. Arsyadi Darwis
2S1 06 118S
I95