Você está na página 1de 3

Apa Saja Komitmen Muslim Terhadap Agama Islam

Apa Saja Komitmen Muslim Terhadap Agama Islam | Sudahkan kita berislam? Pertanyaan itu
kadang perlu ditanyakan kepada setiap muslim yang telah mengakui kebenaran Islam dalam hati
dan kehidupannya. Untuk menjadi seorang muslim yang ideal masing-masing kita perlu memahami
komitmen terhadap agama kita, Islam.
Mengapa kondisi ideal muslim harus dipahami dan setiap muslim wajib berusaha untuk
mencapainya? Karena meskipun memang urusan final manusia adalah urusan surga dan neraka,
akan tetapi manusia beriman punya misi dalam kehidupannya di dunia. Kalupun bicara hanya
urusan akhirat yakni surga dan neraka, maka misi manusia beriman adalah menyelamatkan
manusia sebanyak-banyaknya dari perbuatan yang menyebabkan masuk neraka agar menjadi
orang-orang yang layak diterima surga.
Namun kenyataannya, Islam bukan agama akhirat saja melainkan agama dunia dan akhirat. Jadi
kebaikan sempurna adalah kebaikan dunia dan akhirat. Mari camkan doa yang Allah ajarkan kepada
kita dalam ayat-Nya, Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Al-Baqarah:201).
Dalam doa yang diajarkan langsung oleh Allah swt itu justru kita diperintah mengejar kebaikan
dunia terlebih dahulu sebelum kemudian kebaikan di hari akhirat. Logikanya, kebaikan yang kita
capai di dunia punya kekuatan untuk mengantarkan pada kebaikan di hari akhirat.
Nah, itulah misi besar yang dibebankan kepada manusia muslim selama hidup di dunia:
mewujudkan hasanah (kebaikan) di dalam kehidupan dunia. Jadi misi besar manusia muslim bukan
hanya berurusan dengan hari akhirat melainkan juga dengan kehidupann di dunia. Dan karena
itulah dibutukan komitmen sempurna dan ideal dari seorang muslim kepada Islam. Seorang
muslim harus menjadi bagian dari umat yang layak menyandang predikat umat terbaik (khairu
ummah). Tidak ada yang namanya khairu ummah jika tidak ada khairul-afrad (pribadi-pribadi
terbaik).
Adalah kekeluruan besar jika ada orang yang mengatakan, Kita ini sebagai muslim, tidak apa-apa
menderita di dunia yang penting di hari akhirat bahagia. Kalimat ini sama dengan mengatakan,
Tidak apa-apa kita ditindas, dijajah, dizalimi, dan dipecundangi karena nanti akan masuk surga.
Apa saja komitmen muslim terhadap agamanya?
A. MENJADI BAGIAN DARI ISLAM
Seseorang menjadi bagian dari Islam artinya menjadikan apa saja yang muncul dari dirinya, baik
perasaan, pikiran, ucapan, gerakan, perbuatan, atau kinerja, sebagai pelaksanaan ajaran Islam. Dia
menjadikan dirinya etalase Islam yang memamerkan segala keindahan dan kebaikan Islam.
Siapapun yang melihatnya dapat merasakan dan melihatnya.
Allah akan melihat dan menilai apa yang menjadi pilihan manusia seperti perasaan, pikiran, ucapan
dan perbuatan, dan bukan menilai apa yang menjadi kewenangan-Nya, seperti warna kulit, paras
wajah, tinggi badan, bentuk tubuh. Rasulullah saw menegaskan, Sesungguhnya Allah tidak akan
memandang (menilai) tubuh-tubuh kalian tidak pula bentuk-bentuk kalian melainkan akan
memandang (menilai) hati-hati kalian dan amal-amal kalian (HR. Muslim).
Lebih dari itu, menjadi etalase Islam juga merupakan bagian dari dakwah dan menampilkan
keindahan Islam agar manusia tertarik dengan Islam. Rasulullah saw adalah penampil Islam
terbaik, Adakah akhlak Rasulullah saw itu Al-Quran. Karenanya banyak orang yang bertarik
dengan perilaku Rasulullah saw bahkan sebelum beliau berbicara. Khalifah Ali bin Abi Thalib telah
mengislamkan Yahudi bukan dengan kata-kata apalagi pedangnya, melainkan dengan menampilkan
keadilan yang diajarkan Islam dalam sebuah persidangan.
Sebaliknya jika seorang muslim menampilkan perilaku-perilaku yang tidak mewakili Islam maka

secara sadar atau tidak dia telah berkontribusi (sedikit atau banyak) dalam menghalangi manusia
dari jalam Allah. Ini merupakan salah satu problem besar umat Islam hari ini. Sejak jauh hari,
seorang ulama mengutarakan, Al-Islamu mahjubun bil muslimin (Islam terhalang oleh kaum
muslim sendiri).
B. MENJADI BAGIAN DARI UMAT ISLAM
Setelah memastikan diri sebagai bagian dari Islam, komitmen seseorang kepada Islam juga
dibuktikan dengan memosisikan dirinya sebagai bagian dari umat Islam. Harun Yahya, Ilmuwan
muslim keenam dewasa ini, mengatakan, Islam berada di titik perkembangan pesat di Eropa.
Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan,
sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporang, dan tulisan seputar Kedudukan Kaum
Muslimin di Eropa dan Dialog antara Masyarakat Eropa dan Umat Muslim. Beriringan degan
berbagai laporang akademis ini, media massa sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim.
Jadi, disatu sisi kita berbahagia dan bersyukur, tetapi di sisi lain kita boleh bertanya, sudahkan
setiap muslim memosisikan dirinya sebagai bagian dari umat Islam yang besar itu? Apakah setiap
muslim sudah memerankan dirinya sebagai anggota tubuh pada diri seseorang atau bagaikan
komponen dalam satu bangunan, sebagaimana yang disebut Rasulullah saw dalam sabdanya?
Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling
berempati adalah bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasakan sakit maka seluruh
tubuh turut terjaga dan merasa demam (HR. Muslim).
Lalu apa konsekuensi dari afiliasi kepada umat Islam itu? Konsekuensinya antara lain:
1.

Menempatkan diri sejajar dengan muslim yang lainnya, di bagian bumi mana pun mereka
tinggal, tidak ada perasaan lebih mulia atau lebih tinggi hanya karena perbedaan
kebangsaan, ras, warna kulit, status sosial, harta atau parameter-parameter duniawi
lainnya.

2.

Menghormati dan menjaga kehormatan, harta, fisik da jiwa muslim lainnya. Artinya, kita
tidak boleh menodai, melukai, merusak, atau merampas kehormatan, harta, fisik, jiwa
sesama muslim.

3.

Menjauhkan sesama muslim dari segala marabahaya. Orang yang merasakan dirinya
sebagai bagian dari umat Islam akan merasa sakit dan menderita bila ada saudaranya yang
mengalami kenestapaan, baik fisik maupun psikis. Oleh karena itu ia akan senantiasa
berusaha menjauhkan segala sesuatu yang menyakitkan dari tubuh umat Islam. Sebaliknya,
orang munafik (orang yang Islamnya hanya berpura-pura) justru merasa senang manakala
umat Islam mendapat gangguan dan petaka, dan merasa sedih jika umat Islam memperoleh
kebahagiaan. Seperti contoh saat ini ketika bangsa Palestina tengah berjuang untuk diakui
kedaulatan dan eksistensinya sebagai negara yang berdaulat dan menjadi anggota PBB
maka umat muslim wajib mendukung dan turut memperjuangkannya.

4.

Menghadirkan solusi untuk berbagai persoalan yang dihadapi kaum muslimin khususnya
dan umat manusia pada umumnya. Kehadiran seorang muslim hendaknya menjadi
bermakna dan bukan menjadi beban bagi orang lain.

C. MENJADI BAGIAN DARI PERJUANGAN DAN DAKWAH ISLAM


Islam dan perjuangan Islam hari ini tidak membutuhkan tambahan para pengamat, namun
membutuhkan para dai yang berjuang langsung dalam dakwah. Umumnya pengamat hanya melihat
Islam dari kejauhan atau dari luar. Karenanya, tidak sedikit pengamat yang mudah
menyederhanakan persoalan atau menggeneralisir penilaian. Sehingga ada yang merasa bahwa
saat ini kondiri umat baik-baik saja dan tidak perlu ada upaya memperbaikinya.
Orang yang terjun langsung dalam liku-liku perjuangan dakwah akan melihat persoalan secara
objektif dan merespons segala capaian, sekecil apa pun, dengan penuh rasa syukur. Bertambahnya
orang yang dapat membaca Al-Quran saja, dalam kacamata seorang pejuang, adalah bentuk
keberhasilan yang disyukurinya. Terlebih lagi keberhasilan memberi pengaruh dalam hal-hal yang
terkait dengan kepentingan publik.
Esensi perjuangan Islam adalah ilaa-u kalimatillahi, menegakkan kalimat Allah. Maknanya adalah
segala upaya yang ditujukan untuk menjadikan ajaran Islam sebagai rujukan dalam setiap sendi
kehidupan. Dan dakwah adalah upaya mengajak orang ke arah itu.

D. MENGAJAK ORANG LAIN KEPADA KEBAIKAN AKAN MENDORONG PEMBERSIHAN JIWA


Saat kita mengajak orang lain kepada kebaikan, kita akan selalu berusaha untuk menjadi seperti
yang kita serukan. Sungguh, itu karunia yang luar biasa. Saat berdakwah kita meyakini firman Allah
saw, Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar (QS. Al-Anfal:29). Inilah sebuah
dorongan dalam diri kita.
Demikian komitmen seorang muslim terhadap agamanya, semoga kita semua diberi kekuatan untuk
menjadi bagian dari barisan orang-orang yang berkomitmen terhadap Islam. Amiin.

Você também pode gostar