Você está na página 1de 13

Laporan Praktikum Heat Treatment

Quenching Menggunakan Air

Di Susun oleh :
Arie sugiarto

: 3411401031

Atep puja

: 214341003

Archimides p

: 3411401046

Fahru Riska

: 3411401026

M. Irawan

: 3411401045

POLITEKNIK NEGERI BATAM


2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi ini yang penuh dengan pembangunan di sector industri serta
bidang-bidang lainnya, tentunya pembangunan itu membutuhkan suatu bahan logam yang
cukup baik , entah itu sifat fisik maupun mekanisnya.
Namun sifat fisik maupun mekanik dari logam tidaklah dengan mudah ditemukan .
Oleh karena itu, perlu diberika terlebih dahulu suatu perlakuan khusus, sehingga dapat
menghasilkan suatu logam yang sesuai dengan yang diinginkan .
Perlakuan yang diberikan logam antara lain adalah perlakuan panas atau
Heatreatment, yang merupakan suatu proses perlakuan terhadap logam yang diinginkan
dengan cara memberikan pemanasan dan kemudian dilakukan pendinginan dengan media
pendingin tertentu, sehingga sifat fisiknya dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan.
Logam yang baik dan sesuai adalah baja yang merupakan logam paduan FE dan C.
pada kadar karbon tertentu atau paduan lain yang sesuai. Baja banyak digunakan sebagai
bahan konstruksi dan sebagai perkakas.
1.2 Tujuan

Mahasiswa Memahami dan mengetahui proses quenching


Mahasiswa mengetahui kekerasan benda kerja

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
A. Pengertian Heat Treatment
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur
logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature
rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin
seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan
pendinginan yang berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya
pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan
memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan
dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu.
Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat
menetukan.
B. Proses-proses Heat Treatment
Ada beberapa proses-proses pada perlakuan pada Heat Treatment yaitu sebagai berikut:
1. Quenching ( pengerasan )
Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam
sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini
maka audtenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut
dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita
inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Ini mencegah proses suhu rendah, seperti
transformasi fase, dari terjadi hanya menyediakan jendela sempit waktu di mana reaksi ini
menguntungkan kedua termodinamika dan kinetis diakses, dapat mengurangi kristalinitas dan
dengan demikian meningkatkan ketangguhan dari kedua paduan dan plastik (dihasilkan
melalui polimerisasi).

Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi
ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam
austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase
lalu yang mertensit, imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju pendinginan media pendingin
1.

2.

Densitas
semakin tinggi densitas suatu media pendingin, maka semakin cepat proses
pendinginan oleh media pendingin tersebut.
Viskositas
Semakin tinggi viskositas suatu media pendingin, maka laju pendinginan semakin
lambat, Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk
di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat
dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah,
sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Pengaruh Viskositas dan Density berdasarkan media pendingin:

a.

Air garam
Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan cairan kurang, sehingga laju
pendinginan cepat dan massa jenisnya lebih besar dibandingkan dengan media pendingin
lainnya seperti air,solar,oli,udara, sehingga kecepatan media pndingin besar dan makin cepat
laju pendinginannya.

b.

Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam, kekentalannya rendah
sama dengan air garam. Laju pendinginannya lebih lambat dari air garam.

c.

Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa jenisnya lebih
rendah dibandingkan air sehingga laju pendinginannya lebih lambat.

d.

Oli
Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan dengan media
pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya lambat.
Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa jeni sehingga laju
pendinginannya sangat lambat.

Besi cor yang berada pada suhu outektoid yaitu pada suhu 1148 C rata-rata
mengandung 2,5% - 4% kadar karbon yang kaya besi mengandung 2,1% berat atau 9% atom.
Atom-atom karbon ini larut secara intertisi dalam besi KPS.
Baja yang mengandung 1,2% karbon dapat mempunyai fasa tunggal pada proses
penempaan atau proses pengerjaan panas lainnya yaitu sekitar 1100C 1250C pada daerah
yang kaya besi 99% Fe dan 1% C diagram Fe-Fe3C berada dengan diagram
lainnya.Perbedaan ini karena besi adalah paimorf pada daerah 700C 900C. Daerah karbon
0% - 1%. Pada diagram ini struktur mikro baja dapat diatur.
3. Koefisien Perpindahan panas
Semakin tinggi koefisien perpindahan panas yang terjadi, maka panas yang mengalir
dari benda kerja akan semakin besar pula, sehingga kecepatan pendinginan lebih besar.
4. Perubahan Suhu
Semakin kecil suhu media pendingin (udara, air, oli, garam, dll) maka kecepatan
pendinginan semakin cepat karena panas pada specimen akan lebih cepat mengalir ke suhu
media pendingin yang lebih kecil.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Bahan :
1. Baja carbon lunak
2. cairan etching
3. Air Destilasi

3.2 Alat-alat :
1
2
3
4
5

Amplas
Kain majun
Microskop
Mesin vickers
Mesin poles

3.3 Prosedur kerja praktikum :


1
2
3
4

Potong benda dengan ukuran tebal 10 mm


Gerinda bagian permukaan benda hingga rata
Masukan benda ke dalam mesin heatreatment dengan suhu 890 derajat celcius.
Tunggu hingga 20 menit .
Setelah selesai dwelltime 20 menit ,keluarkan benda secara perlahan kemudian

masukan ke dalam wadah yang berisi air dengan cepat .


Setelah dingin keluarkan benda dari wadah kemudian poles dengan amplas 400 cw ,

600 cw ,800 cw , 1000 cw dan terakhir 1500 cw .


kemudian last finishing gunakan kain dan cairan putih untuk memperkilat benda agar

dapat di lihat struktur dalam benda .


Setelah kilat ,tidak ada lagi baret baret dan goresan ,benda di berikan cairan etching

secukupnya pada permukaan yang akan di lihat dengan mickroskop.


8 Setelah dapat terlihat struktur mickro nya ,lanjut ke proses uji vickers .
9 Letakkan benda pada mesin uji vickers .jepit pada ragum mesin .
10 Kemudian lakukan pengujian pada mesin uji vicker untuk mendapatkan HV nya.

3.4 Gambar Kegiatan

Hamplas 1 sisi benda kerja

Masukan ke dalam oven, ketika suhu mencapai 890C maka holding time selama 20
menit

Setelah itu, keluarkan dan dinginkan menggunakan air dengan cara di celupkan

Setelah itu hamplas kembali sampai mengkilat

Tes mikrostrukturnya menggunakan mikroskop

Lalu tes kekuatas Bahan menggunakan Vicker

BAB IV

PEMBAHASAN
Secara umum, proses perlakuan panas adalah :

Memanaskan logam / paduannya sampai pada suhu tertentu (heating temperature).


Mempertahankan pada suhu pemanasan tersebut dalam waktu tertentu (holding time).
Mendinginkan dengan media pendingin dan laju tertentu.

Skema pada proses ini secara sederhana dapat digambarkan melalui diagram temperatur
terhadap waktu seperti gambar berikut :

Diagram temperatur terhadap waktu (Karmin dan Ginting, 2012)


Berikut hasil praktikum :

Bagian tengah

Bagian Samping

Tanpa Quenching
Benda 1

D1
99,86

Benda 2

D1
56,09

Tengah
Samping
D2
HV1
D1
D2
HV2
98,8 187,8
101,78
103,9 175,3
9
4
Melalui Quenching
Tengah
Samping
D2
HV1
D1
D2
HV2
56,0 598,0
70,30
71,09 371,0
9

Dari hasil praktikum , hasil yang didapatkan yaitu

HV Rata-rata
181,55

484,5

baja yang tidang mengalami

quenching mempunyai HV= 181,55 dan yang mempunyai quenching mempunyai HV=
484,5 , maka terlihat, bahwa baja yang mengalami quenching kekerasan bahannya
meningkat.
pendinginan secara cepat dengan menggunakan media air. Tujuanya adalah untuk
mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon, maka struktur martensite
yang terbentuk juga akan semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite
yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi
keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang
kosong antar atomnya kecil, sehingga kekerasanya meningkat
untuk lebih jelasnya lihat diagram Continuos Cooling Transformation Diagram berikut,
yang ditandai huruf (c) , ketika suhu sudah mencapa 980oC , kemudian ditahan selama 20
menit dan langsung didinginkan, dicelupkan ke dalam air maka fase yang terbentuk adalah
martensit

Hasil tanpa quenching :

pada gambar struktur mikro terlihat seperti terdapat Perlit dan ferrit

Hasil quenching :

Dengan pendinginan cepat maka akan menghasilkan struktur mikro martensit dari hasil
praktikum bisa dilihat, hasil mikrostrukturnya seperti jarum-jarum panjang yang merapat

BAB V
KESIMPULAN

Quenching merupakan suatu proses pendinginan yang termasuk pendinginan


langsung. Pada proses ini benda uji dipanaskan sampai suhu austenite dan
dipertahankan beberapa lama sehingga strukturnya seragam, setelah itu didinginkan
dengan mengatur laju pendinginannya untuk mendapatkan sifat mekanis yang
dikehendaki. Pemilihan temperature media pendingin dan laju pendingin pada proses
quenching sangat penting, sebab apabila temperature terlalu tinggi atau pendinginan
terlalu besar, maka akan menyebabkan permukaan logam menjadi retak. Hasil quench

hardening :
menghasilkan produk yang keras tetapi getas
Menghasilkan tegangan sisa
Keuletan dan ketangguhan turun
Baja semakin keras setelah melalui proses quenching

Você também pode gostar