Você está na página 1de 1

Kisah Sebuah Kesetiaan

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25:23
Cerita kesetiaan seekor anjing pada tuannya seringkali menyentuh hati. Di Jepang ada
legenda seekor anjing yang setia menemani tuannya, Prof. Dr. Elisaburo Ueno, guru besar di
Universitas Tokyo. Awalnya, Hachiko, anjing itu diajak mengantar dan menjemput tuannya di
sebuah stasiun kereta api. Setiap hari, Hachiko selalu menunggu dengan setia kedatangan
profesor. Suatu saat, tahun 1925, sang profesor tidak muncul di stasiun kereta karena
meninggal di tempat mengajar. Namun Hachiko, dengan kesetiaan luar biasa tetap menanti
hingga tengah malam. Keesokannya, lusa, dan bahkan dikisahkan seterusnya selama 10
tahun, ia terus menunggu. Suatu saat, Hachiko tertabrak dan mati seketika. Kisah ini sangat
mengharukan masyarakat Jepang sehingga mereka mengabadikannya dengan mendirikan
patung anjing.
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini? Matius 25:23 adalah gambaran kerinduan
Allah akan kesetiaan anak-anak-Nya. Kesetiaan yang bukan didasari oleh motivasi yang salah
misalnya ingin berkat, tetapi murni karena mengasihi Allah. Allah tidak mengidentifikasikan
hamba yang setia sebagai orang serba bisa dalam pekerjaannya, tapi lebih kepada kesetiaan
atau ketekunan seorang hamba dalam melayani karena kasih. Sudahkah anda setia atas apa
yang Allah percayakan kepada anda dengan alasan yang benar? Setialah pada hal kecil agar
dipercaya Allah untuk perkara yang besar.
Diposkan oleh Budiman Sitohang, S.Th di 00:32 0 komentar

Você também pode gostar