Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEP DASAR
DIABETES MELlITUS
1.
PENGERTIAN
Adalah suatu penyakit kronik yang komplek disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf
dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan membran
electron (Nasrul Effendy, 1994 : 111).
2.
KLASIFIKASI
Menurut Soeparman klasifikasi Diabetes Mellitus :
a.
b.
c.
d.
3.
ETIOLOGI
a.
Kelainan dari fungsi jumlah sel beta yang bersifat genetik / menurun
b.
1)
Infeksi
2)
Obesitas
3)
Kehamilan
c.
1)
Auto imunitas disertai pembentukan sel-sel antibodi anti pankreas yang menyebabkan
kerusakan sel pankreas.
2)
3)
4.
PATOFISIOLOGI
Dalam proses pencernaan yang normal, karbohidrat dari makanan diubah menjadi
glukosa, yang berguna sebagai bahan bakar atau energi bagi tubuh manusia. Hormon insulin
mengubah glukosa dalam darah menjadi energi yang digunakan sel. Jika kebutuhan energi
telah mencukupi, kebutuhan glukosa disimpan dalam bentuk glukogen dalam hati dan otot
yang nantinya bisa digunakan lagi sebagai energi setelah direkonvensi menjadi glukosa lagi.
Proses penyimpanan dan rekonvensi ini membutuhkan insulin. Insulin adalah hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang mengurangi dan mengontrol kadar gula darah sampai
pada batas tertentu.
Diabetes Mellitus terjadi akibat produksi insulin tubuh kurang jumlahnya atau kurang
daya kerjanya, walaupun jumlah insulin sendiri normal bahkan mungkin berlebihan akibat
kurangnya jumlah atau daya kerja insulin. Glukosa yang tidak dapat dimanfaatkan oleh sel
hanya terakumulasi di dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Gula yang tidak dikonvensi
berhamburan di dalam darah, kadar glukosa yang tinggi di dalam darah akan dikeluarkan
lewat urine, tingginya glukosa dalam urine membuat penderita banyak kencing (polyuri),
akibatnya muncul gejala kehausan dan keinginan minum yang terus menerus (polydipsi) dan
gejala banyak makan (polypasia), walaupun kadar glukosa dalam darah cukup tinggi, tetapi
tidak bisa dimasukkan dan dimanfaatkan oleh sel sel tubuh
Penjelasan di atas dapat di perlihatkan melalui skema di bawah ini
Destruksi sel Beta pulau Langerhans
Resistensi insulin
Kegagalan pengambilan glukosa oleh jaringan perifer
(Akibat peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Penglihatan kabur.
h.
Gatal.
i.
j.
k.
l.
6.
PENATALAKSANAAN
Dalam jangka pendek penatalaksanaan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan
keluhan atau gejala Diabetes Mellitus. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mencegah komplikasi.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri.
Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu perencanaan:
a.
(mangga, nangka, rambutan, sawo, sirsak, nanas, anggur, duku, durian, jeruk manis). Batasi
mengkonsumsi sumber karbohidrat seperti lontong, roti, ubi talas, singkong, sagu, bihun, mie.
Sama sekali hindari gula murni serta makanlah makanan yang mengandung banyak serat
seperti : sayuran bayam, daun singkong, daun pepaya.
b.
c.
d.
e.
Pengobatan
f.
Perawatan luka
7.
KOMPLIKASI
Menurut serangannya dapat dibagi:
a.
Akut.
1)
Koma hipoglikemi.
2)
Ketoasidosis.
3)
b.
Kronik.
1)
2)
Neuropati diabetik.
3)
4)
Kaki diabetik.
Gangren basah, merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada
anggota bawah di mana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang
akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerap kali menjadi melepuh
dan menjadi port d entre, infeksi kerap kali terjadi supra infeksi, bisa terjadi melalui daerah
yang baru saja mengalami epidermophyyosis. Sifat khas pada gangren basah sebagian
disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan,
pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang
nekrotik oleh karena pembentukan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan
faktor utama. Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun
kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses
septik menjadi dominan, sehingga gangren dan nekrose menjadi lebih luas daripada
kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa
infeksi memegang peranan penting dan menonjol.
Menurut organ yang diserangnya
a.
Kardiovaskular
b.
Mata
: retinopati, katarak.
c.
Syaraf
: neuropati.
d.
Paru paru
: TBC.
e.
Kulit
: gangren, ulkus.
f.
Hati
8.
PROGNOSIS
: sirosis hepatic.
Klien yang sudah di diagnosa kemungkinan untuk sembuh total tidak ada.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1.
Konsep Keluarga
a.
Pengertian Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Nasrul Efendi, 1995
175).
b.
Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya:
1)
Patrilineal
Keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2)
Matrilineal
Keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3)
Matrilokal
Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.
4)
Patrilokal
Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5)
Keluarga kawinan
Hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau isteri.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
d.
Fungsi Keluarga
1)
Fungsi Biologis
a)
b)
c)
d)
2)
Fungsi Psikologis
a)
b)
c)
d)
3)
Fungsi Sosialisasi
a)
b)
c)
4)
Fungsi Ekonomi
a)
b)
c)
5)
Fungsi Pendidikan
a)
b)
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
c)
e.
1)
Tahap pembentukan keluarga; tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam
membentuk rumah tangga.
2)
Tahap menjelang kelahiran anak; fungsi keluarga yang utama untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga
yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
3)
Tahap menghadapi bayi; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberi kasih
sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada
kedua orang tuanya dan kondisinya masih lemah.
4)
Tahap menghadapi anak pra sekolah; pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan
sosialnya, tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, agama, sosial
budaya dan sebagainya.
5)
Tahap menghadapi anak sekolah; dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak,
mengajari anak mempersiapkan masa depannya.
6)
Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah yang paling rawan sebab anak akan
mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya.
7)
Tahap melepaskan anak ke masyarakat; setelah melalui tahap remaja dan telah dapat
menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya melepas anak ke masyarakat.
8)
Tahap berdua kembali; sebagian anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendirisendiri, tinggallah suami isteri berdua saja.
9)
Tahap masa tua; tahap ini masuk ke dan tahap lanjut usia dan kedua orang tua bersiap diri
untuk meninggalkan dunia pelayanan.
f.
1)
2)
3)
masing-
masing.
4)
5)
6)
7)
8)
2.
a.
Pengertian
Perawatan kesehatan keluarga menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya
(1978) adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan
melalui perawatan sebagai sasaran (Nasrul effendi, 1995 : 183).
b.
1)
2)
c.
1)
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
2)
3)
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan, akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang
lain.
4)
(pasien), keluarga
tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
5)
Keluarga merupakan perantara yang paling efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
d.
Keluarga yang mempunyai anggota keluarga dalam usia subur dengan masalah sebagai
berikut:
a)
b)
2)
a)
b)
c)
d)
Hypertensi.
e)
3)
a)
b)
c)
d)
e)
ASI kurang.
f)
4)
a)
b)
c)
5)
Keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit kronik seperti TBC,
Kusta, Hipertensi, dll.
6)
7)
Kelompok khusus.
a)
Panti Asuhan.
b)
Panti Werda.
e.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
9)
Kegiatan bersifat promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
1)
2)
3)
4)
5)
Menentukan prioritas masalah dan menentukan masalah yang akan dicapai lebih dahulu.
Membuat perencanaan: menentukan sasaran dan tujuan, menentukan pendekatan dan
tindakan keperawatan, menentukan kriteria dan standar evaluasi.
6)
7)
Melaksanakan evaluasi.
8)
3.
a.
Pengertian
Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
1)
b)
c)
Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawa
perkembangan keluarga dan perubahan perilaku sehat.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a)
Wawancara; yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,
Pengamatan; pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan karena sudah
dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan
fisik, misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
c)
d)
Identitas keluarga.
b)
Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami.
c)
Anggota keluarga.
d)
e)
(1)
Biologis.
(2)
Psikologis.
(3)
Sosial.
(4)
Kultural.
(5)
Spiritual.
(6)
Lingkungan.
(7)
2)
(1)
(a)
(b) Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonorrhea,
hepatitis dan sebagainya.
(c)
Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber
daya keluarga, seperti anak terlalu banyak sedang penghasilan keluarga kecil.
(d) Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan sembarangan,
tangga rumah terlalu curam.
(e)
(f)
Kebisingan.
Polusi udara.
Merokok.
Minuman keras.
(i)
(j)
(k)
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan ibu
karena meninggal, anak laki-laki memainkan peranan ayah.
(l)
(2)
(a)
(b)
Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.
(3)
Situasi krisis; ada saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam
menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam
situasi krisis adalah:
(a)
Perkawinan.
(b)
Kehamilan.
(c)
Persalinan.
(d)
Masa nifas.
(e)
(f)
(g)
Abortus.
(h)
(i)
Anak remaja.
(j)
Kehilangan pekerjaan.
(k)
(l)
Pindah rumah.
3)
Penjajakan tahap II
Menentukan ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan.
(1)
(a)
(b)
(c)
(2)
(a)
(b)
(c)
Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya
sumber daya keluarga.
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
(j)
(k)
(3)
(a) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifatnya, penyebab, penyebaran, perjalanan
penyakit, gejala dan perawatannya.
(b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan terhadap penderita.
(c) Kurang / tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
(d) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya: keuangan, anggota
keluarga yang bertanggung-jawab, fasilitas fisik untuk perawatan.
(e) Sifat negatif terhadap yang sakit.
(f)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(5)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
1.
Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah Diabetes Melitus.
3.
dan pengobatan DM berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat terhadap
pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya
segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit Diabetes Mellitus.
4)
diatasi sekaligus.
b)
c)
Perlu pertimbangan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan
diberikan.
d)
e)
f)
a)
Sifat masalah.
(1)
Ancaman kesehatan
(2)
(3)
Situasi krisis.
b)
c)
d)
Skoring:
(1)
(2)
(3)
(4)
Nilai
Krisis
Kemungkinan masalah dapat di ubah :
Hanya sebagian
Tidak dapat
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah :
Skala : Masalah berat harus ditangani
Bobot
1
1
2
Sifat masalah
Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan
sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak
yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam
kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi
situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
(2)
(a)
(b)
(c)
(d)
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti Posyandu, DUKM,
polindes dan sebagainya.
(3)
(a)
Kepelikan atau kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah
yang menunjukkan kepada prognosa atau beratnya masalah.
(b)
Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadi masalah. Lamanya masalah
berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah
untuk dicegah.
(c)
Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan
memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
(d)
Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
5)
Membuat Perencanaan
Perumusan rencana perawatan adalah tahap berikutnya dalam proses keperawatan.
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat,
untuk memecahkan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi.
Menurut Little dan Carnevali alasan mengapa rencana keperawatan penting sekali
adalah:
a)
b)
kesehatan.
d)
Kelanjutan dari perawatan dapat terjamin melalui pemberian informasi kepada tim
Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah Diabetes Mellitus, yaitu :
(1). Diskusikan tentang akibat penyakit Diabetes Mellitus.
(2). Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita Diabetes Mellitus .
c).
Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.
(2).
(3).
Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
e).
dan pengobatan Diabetes Mellitus berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat
terhadap pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang
pentingnya segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit
Diabetes Mellitus,yaitu :
(1). Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan
pengobatan Diabetes Mellitus.
6)
Diabetes Mellitus berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah Diabetes Mellitus, yaitu :
(1). Mendiskusikan tentang akibat penyakit Diabetes Mellitus.
(2). Menanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita Diabetes Mellitus.
c).
7)
d).
(1).
Menjelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan
dan pengobatan Diabetes Mellitus
Melaksanakan Evaluasi
Evaluasi ada suatu proses yang dialami dan dilaksanakan manusia setiap hari, sebagai
suatu langkah dalam proses perawatan, evaluasi adalah tahap yang menunjukkan apakah
tujuan telah tercapai atau sampai manakah tujuan tersebut telah dicapai.
Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasannya:
a)
b)
c)
a).
b).
Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus.
c).
Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita
Diabetes Mellitus.
d).
e).
Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
penyakit Diabetes Mellitus.
Diagnosa yang kemungkinan muncul dengan keluarga penderita Diabetes Melitus
yaitu:
a)
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus yang terjadi pada
Tujuan
Diabetes Melitus
Standar
gejala penyakit DM, serta pencegahan dan pengobatan penyakit Diabetes Melitus secara
lisan.
Intervensi
:
(1) Jelaskan arti penyakit Diabetse Melitus.
(2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit Diabetes Melitus.
(3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b)
Diabetes Melitus berhubungan dengan keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah Diabetes Melitus.
Sasaran
(2)
Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
Diabetes Melitus .
c)
anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria
(2)
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga khususnya
untuk anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.
d)
Keluarga
dapat
memodifikasi
lingkungan
yang
dapat
Keluarga
dapat
memodifikasi
lingkungan
yang
dapat
:
(1). Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit Diabetes
Melitus misalnya :
(a)
Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.
Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
dan pengobatan DM berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat terhadap
pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya
segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit Diabetes Melitus.
Sasaran
Tujuan
tepat untuk mengatasi penyakit Diabetes Melitus setelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria
Intervensi
Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan
pengobatan Diabetes Melitus.
a.
c).
e).
dan pengobatan DM berhubungan dengan sikap keluarga yang kurang tepat terhadap
pelayanan atau petugas kesehatan atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya
segera datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit Diabetes Mellitus.
(2). Menjelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan
dan pengobatan Diabetes Mellitus
b.
Melaksanakan Evaluasi
Evaluasi ada suatu proses yang dialami dan dilaksanakan manusia setiap hari, sebagai
suatu langkah dalam proses perawatan, evaluasi adalah tahap yang menunjukkan apakah
tujuan telah tercapai atau sampai manakah tujuan tersebut telah dicapai.
Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasannya:
a)
b)
c)
c).
d). Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus.
f).
Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita
Diabetes Mellitus.
g).
h).
Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
penyakit Diabetes Mellitus.
Pengkajian.
Mengumpulkan data pasien DM baik dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
wawancara, observasi dan dokumentasi secara bio-psiko-sosial dan spiritual.
a.
Identitas klien.
Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, status
perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, no. register RS, Diagnosa medis,
penanggung jawab.
Keluhan utama.
Biasanya pasien datang dengan keluhan: pusing, lemah, letih, luka yang tidak sembuh.
b.
Pusing.
Mual, muntah.
c.
d.
e.
Pemeriksaan fisik.
Kulit
Mata
Hidung
Telinga : strukturnya, apa ada cairan keluar dari telinga, peradangan, nyeri.
Mulut
: keadaan mulut, gigi, mukosa mulut dan bibir, apa ada gangguan menelan.
Leher
Abdomen
: struktur, kebersihan, apa ada asites, kembung, bising usus, apa ada nyeri
tekan.
f.
Kebutuhan biologis.
Nutrisi : pola kebiasaan makanan, Jenis makanan / minuman.
Aktivitas : Apakah terganggu atau terbatas, faktor yang memperingan atau memperberat, riwayat pekerjaan.
g.
Riwayat psikologi.
Bagaimana pola pemecahan masalah pasien terhadap masalahnya demikian juga keluarga.
h.
Riwayat sosial.
Kebiasaan hidup, konsep diri terhadap masalah kesehatan, hubungan dengan keluarga,
tetangga, dokter, perawat.
2012 (1)
Juni (1)
Asuhan Keluarga dengan penyakit DM
Mengenai Saya