Você está na página 1de 16

ASUHAN KEBIDANAN PADA HIPOGLIKEMI

HIPOGLIKEMI
A. Pengertian (Rosa M Sacharin, 1986)
Hypoglikemi adalah konsentrasi glukose darah di bawah 40mg/100ml. Hypoglikemi
merupakan keadaan yang serius dan keadaan semakin gawat jika anak semakin muda.
Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi
berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes dan
mengalami Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin. Selama masa
menggigil simpanan glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika dihangatkan terjadi
peningkatan kebutuhan glikogen. Simpanan glikogen menurun dan cadangan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pada pemanasan.
B. Etiologi (Arif Masjoer 2001)
Etiologi Hypoglikemi pada diabetes militus (DM)
1. Hypoglikemi pada DM stadium dini
2. Hypoglikemi dalam rangka pengobatan DM
a.

Penggunaan insulin

b. Penggunaan sulfonilura
c.

Bayi yang lahir dari ibu pasien DM

3. Hypoglikemi yang tidak berkaitan dengan DM


a.

Hiperinsulinisme alimeter pascagastrektomi

b. Insulinoma
c.

Penyakit hati berat

d. Tumor ekstrapankreatik.: fibrosarkoma, karsinoma ginjal


e.

Hipopituitarisme

C. Faktor Predisposisi (Arif Masjoer, 2001)


Faktor predisposisi terjadi hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau
sulfonilurea:
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien

a.

Pengurangan / keterlambatan makan

b. Kesalahan dosis obat


c.

Latihan jasmani yang berlebihan

d. Perubahan tempat suntikan insulin


e.

Penurunan kebutuhan insulin

1) Penyembuhan dari penyakit


2) Nefropati diabetik
3) Penyakit Addison
4) Hipotirodisme
5) Hipopituitarisme
f.

Hari-hari pertama persalinan

g. Penyakit hati berat


h. Gastroparesis diabetik
2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan dokter
a.

Pengendalian glukosa darah yang ketat

b. Pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hipogliklemik


c.

Penggantian jenis insulin

D. Patogenesis (Arif Masjoer, 2001)


Pada waktu makan cukup tersedia sumber energi yang diserap dari usus. Kelebihan energi
disimpan sebagai makromolekul dan dinamakan fase anabotik. 60% dari glukosa yang di
serap usus dengan pengaruh insulin akan di simpan di hati sebagai glikogen, sebagian dari
sisanya akan disimpan di jaringan lemak dan otot sebagai glikogen juga. Sebagian lagi dari
glukosa akan mengalami metabolisme anaerob maupun aerob untuk energi seluruh jaringan
tubuh terutama otak sekitar 70% pemakaian glukosa berlangsung di otak tidak dapat
menggunakan asam lemak bebas sebagai sumber energi.
Pencernaan dan penyerapan protein akan menimbulkan peningkatan asam amino di dalam
darah yang dengan bantuan insulin akan disimpan di hati dan otak sebagai protein. Lemak
diserap dari usus melalui saluran limfe dalam bentuk kilomikron yang kemudian akan
dihidrolasi oleh lipoprotein lipase menjadi asam lemak. Asam lemak akan mengalami
esterifikasi dengan gliserol membentuk trigliserida, yang akan disimpan di jaringan lemak.
Proses tersebut berlangsung dengan bantuan insulin.
Pada waktu sesudah makan atau sesudah puasa 5-6 jam, kadar glukosa darah mulai turun
keadaan ini menyebabkan sekresi insulin juga menurun, sedangkan hormon kontraregulator

yaitu glukagon, epinefrin, kartisol, dan hormon pertumbuhan akan meningkat. Terjadilah
keadaan kortison sebaliknya (katabolik) yaitu sintetis glikogen, protein dan trigliserida
menurun sedangkan pemecahan zat-zat tersebut akan meningkat.
Pada keadaan penurunan glukosa darah yang mendadak: glukogen dan epinefrilah yang
sangat berperan. Kedua hormon tersebut akan memacu glikogenolisis, glukoneogenisis, dan
proteolisis di otot dan lipolisis di jaringan lemak. Dengan demikian tersedia bahan untuk
glukoneogenesis yaitu asam amino terutama alanin, asam laktat, piruvat, sedangkan hormon,
kontraregulator yang lain berpengaruh sinergistk glukogen dan adrenalin tetapi perannya
sangat lambat. Secara singkat dapat dikatakan dalam keadaan puasa terjadi penurunan insulin
dan kenaikan hormon kontraregulator. Keadaan tersebut akan menyebabkan penggunaan
glukosa hanya di jaringan insulin yang sensitif dan dengan demikian glukosa yang jumlahnya
terbatas hanya disediakan untuk jaringan otak.
Walaupun metabolik rantai pendek asam lemak bebas, yaitu asam asetoasetat dan asam
hidroksi butiran (benda keton) dapat digunakan oleh otak untuk memperoleh energi tetapi
pembentukan benda-benda keton tersebut memerlulan waktu beberapa jam pada manusia.
Karena itu ketogenesis bukan merupakan mekanisme protektif terhadap terjadinya
hipoglikemia yang mendadak.
Selama homeostatis glukosa tersebut di atas berjalan, hipoglikemia tidak akan terjadi.
Hipoglikemia terjadi jika hati tidak mampu memproduksi glukosa karena penurunan bahan
pembentukan glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan hormonal.
E. Manifestasi klinis (Arif Masjoer 2001)
Gejala-gejala hipoglikemia terjadi dari dua fase, yaitu:
1. fase I gejala-gejala akibat aktifitas pusat autonom di hipotalomus sehingga hormon epinefrin
dilepaskan. Gejala awal ini merupakan peringatan karena saat itu pasien masih sadar
sehingga dapat diambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjutan.
2.

fase II, gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu
dinamakan gejala neurologis.
Penelitian pada orang bukan diabetes menunjukkan adanya gangguan fungsi otak yang lebih
awal dari fase I dan dinamakan gangguan fungsi otak subliminal. Di samping gejala
peringatan dan neurologist, kadang-kadang hipoglikemia, menunjukan gejala yang tidak
khas. Peringatan kadang-kadang gejala fase adrienergik tidak muncul dan pasien langsung

jatuh pada fase gangguan fungsi otak. Terdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan yaitu akut
dan kronik.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. S


DENGAN HYPOGLIKEMI DI RUANG ANAK
RSU AHMAD YANI KOTA METRO
Pasien masuk pada tanggal 10 September 2008 pukul 10.00 WIB

I.

Pengumpulan Data Dasar

Tanggal 11 September 2008 pukul 08.00 WIB


1. Biodata

ma bayi

Bayi Ny. dewinta

nggal lahir

10 September 2008

kul

13.00 WIB

ia

1 hari

is kelamin

Perempuan

ak ke-

1 (satu)

amat

Jl. Mawar melati 37 C2

ma Ibu

Ny. Dewinta

Nama Ayah

: Tn. Jaya

27 tahun

Umur

: 35 tahun

ama

Islam

Agama

: Islam

ku

Jawa

Suku

: Sunda

ndidikan

Diploma 3

Pendidikan

: S2

kerjaan

Wiraswasta

Pekerjaan

: PNS

amat

:
37 C2

Jl. Mawar melati

mur

Keluhan Utama
Keluarga mengatakan bayi baru lahir usia 1 hari dengan keluhan bayi sejak lahir hanya
menangis pelan, ekstremitas kebiru-biruan dan bayi kurang aktif
2. Riwayat Kesehatan

a.

Riwayat kesehatan yang lalu


Orang tua mengatakan anak sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti ini
(Hipoglikemi) tapi ibu dengan riwayat DM.

b. Riwayat kesehatan saat ini


Klien datang ke rumah sakit umum Ahmad Yani melalui UGD pada tanggal 10 September
2008, klien datang di antar oleh keluarganya dengan keluhan bayi hypoglikemia.
3. Pola Kebutuhan Dasar

isi

Orangtua mengatakan bayinya tidak mau menyusui terpasang infus pada bayi

b. Pola Eliminasi

: BAB
BAK

c. Kebersihan bayi

: bayi sejak lahir belum BAB


: 5 sehari

: 2 sehari, 24 jam setelah bayi lahir

4. Psikologi orang tua


Orang tua / keluarga mengatakan dirinya cemas akan keadaan bayinya yang menderita
hypoglikemia
5. Keadaan bayi setelah lahir
a.

Pemeriksaan

1) Keadaan umum : baik


2) Tanda-tanda vital :
Suhu : 35 C
Pols

RR
: 170 /menit

: 70 /menit
BB

: 4,5 kg

3) Reflek

p (secking)

(tidak ada) bayi tidak mau menghisap sesuatu yang menempel di mulut.

aping)

(lemah) bayi tampak lemah menendangkan kakinya.

am (graping)

(ada) terhadap benda yang diikatkan pada jarinya.

(ada) bayi tampak bisa memeluk bila dikejutkan.

4) APGAR score
Menit 1
Apperance (warna kulit)

Menit 2

Pulse (nadi)

Grimace (reflek)

Activity (tanus)

Respiratory (pernafasan)

1
5

2
6

5) Antopometri
Berat badan

: 4,5 kg

Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala

Lingkar dada

: 30 cm

Lingkar lengan

: 8 cm

: 34 cm

b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
UUB

: cembung

UUK

: datar

Mavlage

: tidak ada

Chepal hematoma

: tidak ada

Bentuk kepala

: bundar

Odema

: tidak ada

Luka

: tidak ada

Diameter

: 3 cm

Keadaan luka

: tidak ada

2. Mata
a.

Bentuk mata

: bulat simetris ka/ki

b. Strabismus

: tidak ada

c.

: normal

Pupil mata

d. Sklera

: putih, ikterik

e.

Keadaan

: bersih

f.

Bulu mata

: normal

g. Konjungtiva

: tidak pucat

3. Hidung
a.

Bentuk

b. Lubang hidung
c.

: simetris, tidak ada polip


: normal

Pernafasan cuping hidung

d. Keadaan

4. Mulut

: tidak ada

: terdapat sedikit cairan / lendir

a.

Bentuk

: simetris, tidak ada kelainan

b. Palatum

: tidak ada kelainan

c.

: baik

Gusi

d. Reflek hisap

: tidak ada

: merah muda, tidak ada kelainan, simetris atas bawah


5. Telinga
a.

Posisi

: simetris

b. Keadaan

: bersih, tidak keluar cairan

6. Leher
a.

Pembesaran tyroid : tidak ada

b. Pembesaran vena jugularis

: tidak ada

7. Dada
a.

Posisi

: simetris

b. Mamae

: tidak ada benjolan

c.

: masih terdengar lendir

Suara nafas

8. Perut
b. Bentuk
c.

: bulat, tidak ada nyeri tekan

Punggung bokong : tidak ada kelainan

Ekstremitas atas : simetris tangan kanan dan kiri, pada punggung telapak tangan kanan
terpasang infus.
Jari-jari tangan

lengkap, ada 10 jari

Pergerakan

lemah, tidak ada kelainan

Varises

tidak ada

Tonus sendi

tidak ada

Jari-jari kaki

lengkap, ada 10 jari

Pergerakan

lemah

b. Ekstremitas bawah

Varises

tidak ada

Tonus sendi

tidak ada

Keadaan

tidak ada kelainan

10. Genetalia
Jenis kelamin : perempuan
Vagina

Lubang uretra : ada

: simetris

Anus

: ada

11. Pemeriksaan laboratorium


Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada virus / kuman yang dapat
menyebabkan hypoglikemia
HB

: 18,6 gr%

Eritrosit

: 4,5 juta/ul

Leukosit

: 9700 juta/ul

Trombosit

: 20500 /ul

GDS

: 46

Bilirubin
Total

: 8,42 mg/dl

Direk

: 2,9 mg/dl

Indirek

: 5,52 mg/dl

II. Interprestasi Data Dasar


1. Diagnosa
Bayi baru lahir usia 3 hari dengan hypoglikemia
DS

a.:

Ibu mengatakan sejak lahir bayinya menangis lemah

b. Ibu mengatakan 1 jam setelah lahir bayinya belum diberi ASI


DO a.: Bayi lahir hanya menangis lemah
b. Bayi kurang aktif dalam bergerak
c.

Bayi tidak mau menyusu

d. Warna kulit bayi pucat atau kebiru-biruan


e.

Bayi nampak lemas dan lesu

2. Masalah
a.

Gangguan pada kebutuhan nutrisi karena daya isap tidak ada dan sangat lemah
DS
DO

: Ibu mengatakan bayinya nampak kelihatan sangat lemah


karena tidak minum ASI
a.: Terdapat gangguan kebutuhan nutrisi
b. Kurangnya kebutuhan oksigen

c.

Terdapat gangguan pola eliminasi

d. Terdapat gangguan rasa nyaman karena bayi menggigil


e. Terdapat gangguan aktifitas
b. Gangguan pola istirahat
3. Kebutuhan
a.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi

b. Perawatan tali pusat


c.

Dukungan psikologis dan komunikasi terampil agar bayi aktif untuk bergerak.

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Potensial yang Berhubungan
1. Potensial terjadi kekurangan glukosa darah
2. Potensial terjadi infeksi pada tali pusat
3. Potensial terjadi penurunan kesadaran

IV. Kebutuhan yang Memerlukan


Tindakan Segera atau Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis dalam pemberian obat :
1. IVFD (Intra Vena Fluid Drip)
2. Ampisilin 2 250 mg iv
3. Pemberian oksigen

V. Rencana Manajemen
1. Observasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital
a.

Pantau keadaan bayi apakah masih lemah

b. Pantau tanda-tanda vital dengan hasil :


BB

: 4500 gr

Suhu : 35 C

Pols

: 170 /menit

RR

: 70 /menit

2. Pemberian nutrisi
a.

Pasang sonde dengan ukuran 8 F

b. Libatkan keluarga pada saat kita melakukan tindakan pada bayi

c.

Ajarkan pada ibu untuk mengolesi madu atau sirup pada mukosa pipi bayi.

3. Pantau nilai laboratorium


a.

Periksa jumlah HB

b. Periksa jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit


c.

Pantau jumlah GDS

4. Cegah kehilangan panas


a.

Bungkus bayi dengan handuk yang kering dan hangat

b. Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat


c.

Hidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi

5. Lakukan rangsangan taktil


a.

Usap-usap punggung bayi

b. Sentil bagian kaki


6. Lakukan penilaian bayi
a.

Perhatikan dan nilai pernapasan bayi

b. Hitung frekuensi denyut jantung bayi


c. Nilai warna kulit bayi, jika pucat kemerah-merahan observasi dan pantau
7. Lakukan perawatan tali pusat
a.

Jepit tali pusat dengan 2 buah klem

b. Potong tali pusat


c.

Bungkus tali pusat

d. Ajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat


8. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif
a.

Anjurkan pada ibu agar memberikan ASI eksklusif

b. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran.

VI. Implementasi Langsung


1. Melakukan monitor keadaan umum
2. Melakukan monitor vital sign dengan hasil
RR : 70 /menit

pols

: 170 /menit

BB : 4500 gr Temp : 350C


3. Menggunakan teknik septik dan antiseptik
a.

Menyiapkan perlengkapan untuk bayi

1) Siapkan radian warmer untuk menghangatkan tubuh bayi


2) Handuk, kain bedong, dan bantalan
b. Memakai pelindung diri
1) Memakai mitela
2) Memakai masker
3) Memakai borakscort
4) Memakai kacamata
5) Memakai handscone
6) Memakai sepatu bot
c.

Mencuci tangan dengan 6 langkah

1) Mengusap telapak tangan


2) Mengusap sela-sela jari tangan
3) Mengusap jempol tangan dengan memutar
4) Mengusap punggung tangan
5) Membersihkan kuku
6) Membilas dengan air bersih mengalir

4. Mempertahankan suhu tubuh bayi


a.

Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih di atas perut ibu bila tali pusat panjang.
Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan
mencegah kehilangan suhu tubuh dengan evaporasi.

b.

Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan
bayi terlentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar perlu disiapkan sebelumnya
agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat.

c.

Libatkan keluarga pada saat kita melakukan tindakan pada bayi.

5. Melakukan rangsangan taktil


a.

Mengusap-usap bayi pada bagian punggung ke arah atas

b.

Menyentil telapak kaki bayi dan memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau
mempertahankan pernafasan

6. Melakukan penilaian bayi


a.

Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi yaitu bayi dapat bernafas normal

b. Menghitung frekuensi denyut jantung bayi bila > 100/menit maka lanjutkan menilai warna
kulit, bila terjadi sianosis perifer lakukan observasi dan pemantauan.
7. Mela
a.

kukan perawatan tali pusat

Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem

b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat


c.

Membungkus tali pusat dengan kasa steril

d. Mengajarkan pada ibu untuk merawat tali pusat dan melakukan perawatan tali pusat secara
teratur
e.

Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang.

8. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif


a.

Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif karena merupakan
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, dan sosial.
ASI mengandung nutrisi, hormon, untuk kekebalan faktor pertumbuhan.

b.

Anjurkan kepada ibu mengenai cara pemberian ASI minimal 3-4 jam sekali dengan porsi
sedikit 30 cc tapi sering.

9. Mengajarkan pada keluarga tentang cara perawatan bayi sehari-hari


a.

Perawatan mengganti pakaian bayi jika bayi terlihat tidak nyaman

b. Memandikan bayi dengan mandi lap jika memungkinkan.


10. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
a.

IVFD (Intra Vena Fluid Drip) dekstrose 10% + aminofilin 2 cc sebanyak atau dengan
kecepatan 10 tetes/menit

b. Ampisilin 2200 mg dengan iv


c.

Oksigen (O2)

VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang kondisi bayinya saat ini, bahwa bayinya dalam keadaan kurang sehat
dan sangat lemah, bayi lahir tanggal 09 September 2008, pukul 13.00 WIB, bayi segera
memerlukan penanganan, jenis kelamin perempuan.
BB : 4,5 kg; PB : 49 cm; LK : 34 cm; LD : 30 cm; LILA : 8 cm.
2. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
a.

Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih

b. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk


c.

Radian warmer telah melakukan pembebasan jalan nafas

3. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan


a.

Mata, hidung dan mulut telah dibersihkan

b. Bayi telah diposisikan dengan benar


c.

Jalan nafas telah dibersihkan

4. Rangsangan taktil telah dilakukan


Punggung telah diusap ke arah atas dan telapak kaki sudah disentil.
5. Bayi hanya tidur dan kurang aktif
6.

Perawatan tali pusat telah dilakukan dengan kasa steril yang sebelumnya tali pusat
dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kasa steril lalu dibungkus dengan kasa
steril saja tanpa dibubuhi apa-pun.

7. Ibu mengerti pentingnya ASI eksklusif


a.

Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif

b. Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau

c.

Ibu mengerti dan akan melatih bayinya untuk belajar menghisap sesuatu yang menyentuh
bibirnya.

CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 10 September 2008 pukul 08.00 WIB pada hari ke-2 dari kelahiran bayi
S

: a. Ibu mengatakan anaknya sudah menangis pelan


b. ibu mengatakan anaknya masih menyusu kurang

: a. Bayi tampak lemah

b. Kadar glukosa rendah


c.

Badan mendadak pucat

d. Tanda-tanda vital :
BB

: 4400 gr

Temp : 350C
e.

: 70 x/ menit

Pols

: 170 x/ menit

Eliminasi

BAB

: 1 x/ hari

BAK

: 5-6 x/ hari

RR

: Diagnosa belum teratasi

Bayi baru lahir umur 2 hari pemenuhan oksigen ke jaringan berhubungan dengan suplai
oksigen sudah mulai terpenuhi
DS: keluarga mengatakan bayinya sudah mau minum ASI sedikit
DO: bayi sudah tampak aktif dan reflek hisap sudah mulai ada
Kebutuhan:
1. Pertahankan suhu tubuh
2. Pemenuhan kebutuhan cairan
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

1. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

Bungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat


Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat
2. Monitor keadaan umum bayi
a.

Monitor tanda-tanda vital bayi :


BB

: 4400 gr

Temp : 350C

RR

: 70 x/menit

Pols

: 170 x/menit

b. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi


3. Ajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
a.

Ajarkan ibu cara merawat tali pusat

b. Ajarkan ibu cara merawat bayi


c.

Ajarkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi

2. Tanggal 13 September 2008 pukul 08.00 WIB pada hari ke-5 dari kelahiran bayi
S

: Ibu mengatakan anaknya sudah mulai lebih aktif


Ibu mengatakan anaknya sudah sering menyusu

: Bayi tampak aktif dan kulit bayi sudah nampak kemerahan


Tanda-tanda vital
BB : 4200 gr

RR

: 35,50C

Temp

: 65x/menit
Pols

: 160x/menit

Eliminasi : BAB 1x/hari


BAK 6 x/hari
A

: Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 5 hari
Pemenuhan oksigen yang berhubungan dengan suplai oksigen sudah terpenuhi

DS: keluarga mengatakan bayinya suadah sering minum ASI


DO: bayi sudah tampak lebih aktif dan reflek hisap sudah ada

: 1. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat


Bungkus bayi dengan selimut yang kering dan hangat
Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat

2. Monitor keadaan umum bayi :

a.

Monitor tanda-tanda vital bayi


BB

: 4200 gr

Temp : 35,50C

RR

: 65 x/menit

Pols

: 160 x/menit

b. Kebutuhan cairan dan nutrisi sudah terpenuhi


3. Ajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
a.

Anjurkan pada keluarga mengenai perawatan bayi sehari-hari

b. Anjurkan pada ibu untuk selalu merawat tali pusat


c.

Anjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI

3. Tanggal 16 September 2008 pukul 08.00 WIB pada hari ke-8 dari kelahiran bayi
S

Ibu mengatakan merasa bahagia karena keadaan bayinya saat ini sudah sangat aktif

dan membaik , keluarga berencana akan pulang hari ini pukul 12.00 WIB setelah dilakukan
visit dokter
O

a. Keluarga tampak bahagia

b. Keluarga dan bayi pulang pada tanggal 16 September 2008


pukul 12.00 WIB
A
P

Masalah sudah teratasi

1. Mengajarkan dan menganjurkan pada keluarga mengenai perawatan bayi sehari-

hari
2. Menganjurkan pada ibu agar tetap memberikan ASI
3. Anjurkan pentingnya immunisasi pada bayi untuk mencegah penyakit infeksi
4. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu secara rutin untuk memantau
tumbuh kembang anak
DAFTAR PUSTAKA
M Sacharin, Rosa. 1986. Prinsip Keperawatan Pediatrik., Jakarta: EGC.
Masjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Saifudin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Você também pode gostar