Você está na página 1de 4

Patogenesis

Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih


diperdebatkan.
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom
renjatan dengue.
Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah:
1. Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses
netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang
dimediasi antibodi. Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam
mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini
disebut antibody dependent enhancement (ADE);
2. Limfosit T baik T Helper (CD 4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam
respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1
akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2
memproduksi IL 4, IL 5, IL 6, dan IL 10
3. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi
antibody. Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi
virus dan sekresi sitokin oleh makrofag;
4. Selain itu aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan
terbentuknya C3a dan C5a.
Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis secondary heterologous
infection yang menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus
dengue dengan tipe yang berbeda. Re- infeksi menyebabkan reaksi anamnestik
antibody sehingga mengakibatkan kosentrasi kompleks imun yang tinggi.
Kurane dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halsteas dan
penelti lain: menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi
makrofag yang mefagositosis kompleks virus antibody non netralisasi sehingga
virus bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue
menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga diproduksi imfokin dan
interferon gamma. Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga
disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF , IL 1, PAF (platelet activating
factor), IL 6 dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungi endotel dan
terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh
kompleks virus antibody yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme:
1. Supresi sumsum tulang dan
2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang
pada fase awal infeksi (<5 hari) menunjukan keadaan hiposeluler dan supresi

megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses


hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah
pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukan kenaikan, hal ini
menunjukan terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme
kompensasi terhadap keadaan trombosiopenia. Destruksi trombosit terjadi
melalui pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibody VD, komsumsi
trombosit selama proses koagulopati dan sekuetrasi di perifer. Gangguan
fungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP,
peningkatan kadar b-tromboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda
degranulasi trombosit.
Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang
menyebakan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukan terjadinya
koagulopati komsumtif pada DBD stadium III dan IV. Aktivasi koagulasi pada DBD
terjadi melalui aktivasi jalur ekstrinsik (tissue factor pathway). Jalur intrinsic juga
berperan melalui aktivasi factor Xia namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein
C1 inhibitor complex)
Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat
berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau
SSD.
Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2 7 hari, yang
diikuti oleh fase kritis selama 2 3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak
demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat
pengobatan tidak adekuat.

Semua pasien (bayi, anak-anak dan orang dewasa) dengan syok hipotensi harus
dikelola lebih tanggap.
Untuk semua pasien (bayi, anak-anak dan orang dewasa), memulai resusitasi cairan
intravena dengan larutan kristaloid atau koloid pada 20 ml / kg sebagai bolus
diberikan lebih 15-30 menit untuk membawa pasien dari syok secepat mungkin.
Koloid mungkin menjadi pilihan yang lebih disukai jika BP harus dikembalikan
segera, yaitu pada mereka dengan tekanan nadi kurang dari 10 mmHg. Koloid telah
ditunjukkan untuk mengembalikan indeks jantung dan mengurangi tingkat
hematokrit lebih cepat daripada kristaloid pada pasien dengan syok keras (4-6).
Intra-osseus rute harus dicoba jika akses vena perifer tidak dapat diperoleh.
Pada bayi dan anak-anak, memberikan koloid infus 10 ml / kg / jam selama 1 jam.
Kemudian lanjutkan dengan kristaloid 10 ml / kg / jam selama 1 jam, kemudian ke
7,5 ml / kg / jam selama 2 jam, sampai 5 ml / kg / jam selama 4 jam dan 3 ml / kg /
jam, yang dapat dipertahankan untuk hingga 24-48 jam. Mempertimbangkan
mengurangi cairan intravena sebelumnya jika asupan cairan mulut dan output urin
meningkat. Total durasi terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 48 jam.

Untuk semua pasien, jika tanda-tanda vital yang masih tidak stabil (yaitu syok tetap
berlangsung), meninjau hematokrit yang diperoleh sebelum bolus pertama.

Jika hematokrit normal atau rendah (<30-35% pada bayi, <35-40% pada
anak-anak
dan perempuan dewasa, <40-45% pada laki-laki dewasa), hal ini dapat
menunjukkan perdarahan. Carilah pendarahan hebat. Cross-perbandingan
darah segar atau seluruh sel merah segar dikemas dan transfusi jika ada
perdarahan yang jelas berat. Jika tidak ada perdarahan, memberikan bolus
kedua 10-20 ml / kg koloid lebih dari 30 menit sampai 1 jam, ulangi penilaian
klinis dan tingkat hematokrit ditambah review oleh staf senior untuk
mempertimbangkan transfusi darah (lihat pengobatan untuk komplikasi
perdarahan).
Jika hematokrit itu tinggi dibandingkan dengan nilai dasar (jika tidak tersedia,
gunakan dasar populasi), mengubah cairan infus untuk larutan koloid pada
10-20 ml / kg sebagai bolus kedua lebih dari 30 menit sampai 1 jam. Setelah
bolus kedua, menilai kembali pasien. Jika kondisi membaik, mengurangi
tingkat 7-10 ml / kg / jam selama 1-2 jam, kemudian mengubah kembali ke
solusi kristaloid dan mengurangi tingkat infus seperti yang disebutkan di
atas.

Você também pode gostar

  • Tugas PLH
    Tugas PLH
    Documento6 páginas
    Tugas PLH
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • SAGACIBU
    SAGACIBU
    Documento3 páginas
    SAGACIBU
    selaasoviana
    100% (1)
  • SAGACIBU
    SAGACIBU
    Documento3 páginas
    SAGACIBU
    selaasoviana
    100% (1)
  • Lapkas Ujian Nes
    Lapkas Ujian Nes
    Documento20 páginas
    Lapkas Ujian Nes
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Filsafat Ilmu
    Filsafat Ilmu
    Documento5 páginas
    Filsafat Ilmu
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Gysens
    Gysens
    Documento7 páginas
    Gysens
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Documento44 páginas
    Catatan Koass "Diagnosis Fisik Pada Anak"
    Nur Rahmat Wibowo
    100% (4)
  • Kata Pengantar Malaria
    Kata Pengantar Malaria
    Documento1 página
    Kata Pengantar Malaria
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Documento50 páginas
    Pneumonia
    Lewishoppus
    Ainda não há avaliações
  • Keluhan
    Keluhan
    Documento1 página
    Keluhan
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Trauma Tajam
    Trauma Tajam
    Documento5 páginas
    Trauma Tajam
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • B Blas RRRRRR
    B Blas RRRRRR
    Documento60 páginas
    B Blas RRRRRR
    alustras
    Ainda não há avaliações
  • Referat Omsk
    Referat Omsk
    Documento51 páginas
    Referat Omsk
    Ichwan Zuanto Sjaman
    100% (2)
  • Neuropati Radialis
    Neuropati Radialis
    Documento4 páginas
    Neuropati Radialis
    yanti
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus II
    Laporan Kasus II
    Documento10 páginas
    Laporan Kasus II
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal Kulit
    Jurnal Kulit
    Documento27 páginas
    Jurnal Kulit
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Tumbuh Kembang Anak
    Tugas Tumbuh Kembang Anak
    Documento5 páginas
    Tugas Tumbuh Kembang Anak
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Hipertensi Geriatri
    Hipertensi Geriatri
    Documento26 páginas
    Hipertensi Geriatri
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Referat PV
    Referat PV
    Documento24 páginas
    Referat PV
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Anak DBD
    Anak DBD
    Documento36 páginas
    Anak DBD
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Malaria Referat
    Malaria Referat
    Documento3 páginas
    Malaria Referat
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus II Anak 'Typhoid Fiver, Dan TBC Paru, Dengan Gizi baik'-HOTRIS
    Laporan Kasus II Anak 'Typhoid Fiver, Dan TBC Paru, Dengan Gizi baik'-HOTRIS
    Documento13 páginas
    Laporan Kasus II Anak 'Typhoid Fiver, Dan TBC Paru, Dengan Gizi baik'-HOTRIS
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Visum Bayangan Trauma Tembak
    Visum Bayangan Trauma Tembak
    Documento7 páginas
    Visum Bayangan Trauma Tembak
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus II
    Laporan Kasus II
    Documento10 páginas
    Laporan Kasus II
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Maxillary Sinus Inverted Papilloma
    Maxillary Sinus Inverted Papilloma
    Documento25 páginas
    Maxillary Sinus Inverted Papilloma
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Impetigo
    Impetigo
    Documento20 páginas
    Impetigo
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Melasma
    Melasma
    Documento10 páginas
    Melasma
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Melasma
    Melasma
    Documento10 páginas
    Melasma
    selaasoviana
    Ainda não há avaliações
  • Colon in Loop Abnormal
    Colon in Loop Abnormal
    Documento1 página
    Colon in Loop Abnormal
    Johan Yap
    Ainda não há avaliações