Você está na página 1de 14

Apa Sebenarnya Akuntansi Lingkungan itu?

Oleh Devani Sukma / Selasa 27 Agustus 2013 / Tidak ada komentar


Pada tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International Accounting
Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi
internasional, termasuk pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia.

Apa Sebenarnya Akuntansi Lingkungan itu?


Disarikan dari buku Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya, oleh Arfan Ikhsan, Graha
Ilmu, 2008.
Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada
pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International
Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip
akuntansi internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit
hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor
profesional seperti the American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan
prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits).
Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Ageency) yang kemudian berubah menjadi
Kementerian Lingkungan Hidup (Ministry of Environment) mengeluarkan panduan akuntansi
lingkungan (environmental accounting guidelines) pada bulai Mei tahun 2000. Panduan ini
kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang
diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan. Perusahaan-perusahaan besar Jepang mulai
menempatkan posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan
akuntansi keuangan. Kini semakin banyak perusahaan di Jepang sudah menerapkan akuntansi
lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.

Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh
perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari
lingkungan. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat
meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.
Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan untuk
meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar
industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan
efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut
pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic benefit).
Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian
kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection).
Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk mempertimbangkan untuk mengadopsi
akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain:
memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-biaya lingkungan, memperbaiki kinerja
lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan
manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan, diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang
lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan
pemenuhan kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih
bersahabat.
Tujuan dari akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan sebagai alat
komunikasi dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang
dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya.
Guna mencapai keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan, maka pertama dan utama
sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya kesesuaian antara evaluasi
yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Langkah kedua,
menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor
utama yang berdampak pada lingkungan perusahaan serta menyusun suatu perencanaan untuk
mengurangi dampak lingkungan. Langkah ketiga, memilih alat ukur yang sesuai dalam
menentukan persoalan lingkungan.
Langkah keempat, melakukan penilaian administrasi untuk menetapkan target di masing-masing
segmen. Langkah kelima, menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing
divisi perusahaan. Langkah keenam, melakukan pengujian dimasing-masing devisi. Langkah
terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah kinerja diharapkan dapat menghasilkan
segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan dimasing-masing
divisi.
Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan
dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi
perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi

keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States Environment
Protection Agency (US EPA) akuntansi lingkungan adalah:
Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya lingkungan bagi
para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong pengidentifikasian cara-cara
mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan
sedang memperbaiki kualitas lingkungan.
Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (EPA)
menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua dimensi utama.
Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung berdampak pada
perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah biaya pribadi). Kedua,
akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya individu, masyarakat maupun lingkungan suatu
perusahaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan akuntansi
ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam
pada suatu perusahaan dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan akuntansi ekologis mencoba
untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan
dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram, pemakaian energi dalam
kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran yang digunakan bukan dalam bentuk satuan
keuangan.
Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama didasarkan
pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara nasional maupun regional.
Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan dan
organisasi lainnya.
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa
faktor berikut, antara lain:
1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).
2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan
uang/rupiah).
Gambar Keterkaitan Masing-masing Faktor. Sumber: Ministry of the Environment Japan,
2005: Environmental Accounting Guidelines.

Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan


Oleh Admin KeuLSM / Kamis 10 Oktober 2013 / Tidak ada komentar
Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang
dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Keberhasilan akuntansi
lingkungan tidak hanya tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya-biaya
yang dibuat perusahaan.

Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan


Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang
dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Keberhasilan akuntansi
lingkungan tidak hanya tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya-biaya
yang dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan
dalam menekan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktifitas perusahaan. Tujuan lain dari
pentingnya pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi
publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini penting
terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi dan dianalisis sehingga dapat
memberi dukungan bagi usaha mereka. Oleh karena itu, akuntansi lingkungan selanjutnya
menjadi bagian dari suatu sistem sosial perusahaan. Di samping itu, maksud dan tujuan
dikembangkannya akuntansi lingkungan antara lain meliputi:
1. Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.

2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.


Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan
kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data
akuntasi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan,
biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan
pengelolaan lingkungan. Selain itu, akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat
keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang hams
berlangsung terus menerus.
Secara garis besar, keutamaan penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan adalah
kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak
perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya
adalah meningkatkan efisiensi pengelolan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan
lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental) dan manfaat atau efek (economic benefit).
Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian
kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection). Ada
beberapa perusahaan jasa yang menawarkan jasa mereka untuk menyusun panduan akuntansi
lingkungan bagi perusahaan-perusahaan besar.
Misalnya, perusahaan elektronik Jepang Fujitsu menyewa jasa perusahaan konsultasi akuntan
untuk menyusun panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) sesuai
dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementerian lingkungan hidup Jepang. Namun mereka
menambahkan beberapa item-item baru dengan tujuan untuk mendapatkan akuntansi lingkungan
hidup yang lebih efisien. Selain itu penggunaan teknologi informasi juga memungkinkan arus
informasi dari pabrik-pabrik mereka di seluruh dunia berjalan tanpa penundaan. Hasilnya
kesadaraan lingkungan diantara para pekerjanya meningkat, upaya mengurangi biaya berhasil
baik dan terdapat basil positif tentang penanganan persoalan lingkungan serta pengurangan
dampak negatif lingkungan yang didukung oleh perusahaan-perusahaan dan anak perusahaan
diseluruh dunia.
Banyaknya perhatian mengenai persoalan lingkungan menjadi penting untuk mempertimbangkan
akuntansi lingkungan dalam mengungkapkan infortnasi agar data akuntansi lingkungan yang
dibuat dan dipublikasikan sesuai dengan tingginya tingkat perbandingan. Panduan yang dibuat
juga diharapkan mampu menjamin pengungkapan infotmasi yang diumbil ketika
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dari berbagai stakeholders. Guna mencapai
keberhasilan dalam penerapan akuntansi lingkungan bagi perusahaan-perusahaan. Pertama dan
utama sekali yang perlu diperhatikan manajemen perusahaan adalah adanya kesesuaian antara
evaluasi yang dibuat perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Langkah kedua,
yaitu menentukan apa yang menjadi target perusahaan dengan cara mengidentifikasi faktorfaktor utama yang berdampak pada lingkungan perusahaan serta menyusun suatu perencanaan
untuk mengurangi dampak lingkungan. Langkah ketiga, memilih alat ukur yang sesuai dalam
menentukan persoalan lingkungan. Langkah keempat, melakukan penilaian adminstrasi untuk
menetapkan target dimasingmasing segmen. Langkah kelima, menghasilkan segmen akuntansi
untuk mengukur masing-masing divisi perusahaan. Langkah keenam, melakukan pengujian
dimasing-masing divisi. Langkah terakhir adalah melakukan telaah kinerja. Pada telaah kinerja

diharapkan dapat menghasilkan segmen akuntansi yang dapat mendukung prestasi manajemen
lingkungan dimasing-masing divisi. Gambar. menjelaskan alur manfaat akuntansi lingkungan
pada perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya.
Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan
dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada publik.
Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari berbagai pihak, pelanggan dan
masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk mengubah pendekatan perusahaan dalam
pelestarian atau pengelolaan lingkungan. Di dalam akuntansi lingkungan ada beberapa
komponen pembiayaan yang harus dihitung, misalnya:
1. Biaya operasionalisasi bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, biaya
memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau pembayaran (fee) kontrak untuk menjalankan
fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk menjalankan operasionalisasi
fasilitas pengelolaan lingkungan serta biaya kontrak untuk pengelolaan limbah
(recycling).
2. Biaya daur ulang yang dijual, atau biasa juga disebut dengan Cost incurred by upstream
and down-stream business operations
3. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total untuk material
dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang ramah lingkungan,
produk dan fasilitas pabrik.
Evaluasi integrasi dampak lingkungan
Identifikasi faktor-faktor utama yang berdampak pada lingkungan dan
Penentuan target susun suatu target untuk mengurangi dampak lingkungan (tindakan
perencanaan lingkungan)
Pertimbangan
Pilih alat ukur untuk mengurangi dampak lingkungan
pengukuran
Menghasilkan segmen akuntansi lingkungan dan evaluasi dampak
Penilaian
lingkungan untuk menetapkan target-target di masing-masing alat ukur
administrasi
(simulasi)
Memilih alat ukur Menghasilkan segmen akuntansi untuk mengukur masing-masing divisi
Implementasi alat
Implementasi alat ukur dimasing-masing divisi
ukur
Menghasilkan segmen akuntansi lingkungan, evaluasi hasil dampak
Review kinerja
lingkungan dari implementasi alat-alat ukur, dan mengevaluasi
kontribusinya yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan
Gambar: Keutamaan Konsep Akuntansi Lingkungan
Sumber: Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya, Penulis: Arfan Ikhsan, Hal: 6-9

Peran dan Fungsi Akuntansi Lingkungan

Oleh Devani Sukma / Rabu 4 Mei 2011 / Tidak ada komentar


SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit
dan yang serupa secara rasional.

Peran dan Fungsi Akuntansi Lingkungan


Disarikan dari buku Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya, oleh Arfan Ikhsan, Graha
Ilmu, 2008.
Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk. Fungsi internal dan fungsi
eksternal.
Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri.
Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan
rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan
pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan
orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap
kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem informasi lingkungan
perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan
menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta
sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi
lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika
berhubungan dengan unit-unit bisnis.
Fungsi Eksternal

Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. SFAC No.
1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor
dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa
secara rasional. Informasi tersebut harus tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang
memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan
untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional.

SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit
dan yang serupa secara rasional.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil
dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan
mereka hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di
dalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap
sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada
entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah
sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian
administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian
sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi
lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi
pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara semultan
sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan.
Gambar Keterkaitan antara Perusahaan dan Masyarakat
Sumber: Ministry of the Envionment Japan, 2005. Environmental Accounting Guidelines.

Kemana Akuntansi Lingkungan Diterapkan?

Oleh Devani Sukma / Kamis 28 Juli 2011 / Tidak ada komentar


Desain dari proses secara signifikan mempengaruhi biaya dan kinerja lingkungan. Proses desain
melibatkan kesetaraan biaya, kinerja, budaya, hukum dan kriteria lingkungan. Untuk melakukan
ini, para desain membutuhkan informasi berdasarkan biaya-biaya lingkungan.

Kemana Akuntansi Lingkungan Diterapkan?


Fungsi penting dari akuntansi lingkungan adalah untuk menempatkan biaya-biaya lingkungan
agar diperhatikan oleh para stakeholders yang sanggup dan termotivasi untuk mengidentifikasi
bagaimana cara-cara mengurangi atau menghindari seluruh biaya-biaya ketika pada saat yang
bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan.
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasikan, mengakumulasikan dan melaporkan
berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau menyerahkan jasa. Overhead
merupakan biaya yang dalam hal ini adalah biaya sistem akuntansi. Biaya ini tidak sepenuhnya
membantu dalam proses, produk atau fasilitas. Contoh biaya yang termasuk ke dalam kelompok
ini meliputi biaya gaji supervisor, mandor, pemanfaatan limbah buangan. Banyak biaya
lingkungan sering diperlukan sebagai overhead dalam sistem akuntansi biaya perusahaan. Secara
tradisional, biaya overhead dikelompokkan ke dalam dua cara:

Biaya dialokasikan pada produk-produk umum ke produk khusus.

Biaya yang tidak dimasukkan ke dalam setiap produk khusus.

Jika biaya overhead dialokasikan tidak benar, produk dapat mengeluarkan alokasi overhead yang
lebih besar dibandingkan yang dijaminkan, letika biaya lainnya dialokasikan ke hal-hal yang
lebih kecil dibandingkan kontribusi nyatanya. Hasilnya adalah biaya produk lemah, yang dapat
mempengaruhi harga dan keuntungan. Sebagai alternatif beberapa biaya overhead tidak lagi
mencerminkan seluruh biaya produk dan harga. Berdasarkan pada kedua hal tersebut, para
manager tidak dapat mempersepsikan biaya yang besar dari menghasilkan produk dan oleh
karenanya laporan akuntansi internal tidak menyediakan cukup insentif dalam menemukan caracara kreatif dari pengurangan keseluruhan biaya-biaya.
Pemisahan biaya lingkungan dari jumlah overhead sering menyembunyikan dan
mengalokasikan biaya-biaya terhadap produk yang tidak tepat, pada proses, sistem atau fasilitas
yang secara langsung bertanggungjawab mengungkapkan biaya-biaya ini bagi para manager,
analis biaya insinyur, perancangan dan lainnya. Kritikan ini tidak hanya untuk perusahaan dalam
menghitung akurasi dari biaya produksi bagi produk dan proses yang berbeda, tetapi juga untuk
membantu target manajer mengurangi biaya kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki kualitas
lingkungan. Terdapat dua pendekatan umum mengalokasikan biaya-biaya lingkungan, antara
lain:

Dikembangkan sesuai alokasi biaya langsung ke dalam sistem akuntansi biaya.

Menangani alokasi biaya di luar dari sistem akuntansi.

Manajer keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada penyusunan anggaran
operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun dalam pelaporan kinerja setelahnya.
Contoh-contoh dari anggaran operasional meliputi anggaran penjualan, anggaran biaya tenaga
kerja, anggaran biaya produksi dan seterusnya, di mana penekanan pada perbandingan antara
hasil aktual dan anggaran untuk pengendalian, perencanaan dan koordinasi seluruh tujuan, yang
seluruhnya didasarkan pada jangka pendek.
Manager keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses penyusunan jenis lain dari
anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting). Kerena keterlibatan ini, maka penting bagi
mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya faktor-faktor keperilakuan yang sangat
mempengaruhi penganggaran modal dan pengambilan keputusan.
Peran anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja
dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran disusun oleh
manajemen dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang
diinginkan dengan sumberdaya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan
jalannya perusahaan terhadap kondisi tertentu. Proses penyusunan anggaran merupakan proses
penyusunan rencana jangka pendek, berorientasi pada laba, perusahaan memiliki rencana
didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering kali proses
penyusunan anggaran disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka pendek (perencanaan laba
jangka pendek). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja
yang berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya volume dan
laba. Dalam analisa biaya volume dan laba ini, informasi akuntansi diferensial memungkinkan
manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai alternatif kerja yang akan dicantumkan dalam
anggaran.
Sedangkan anggaran modal adalah bagian dari anggaran perusahaan. Anggaran modal
merupakan proses dari perencanaan pembangunan investasi modal yang ingin dilakukan oleh
perusahaan. Anggaran secara khusus mencoba untuk membandingkan biaya yang diprediksi
dengan arus pendapatan dari proses operasional perusahaan saat ini serta alternatif perencanaan
investasi yang bertolak belakang terhadap tolak ukur keuangan dalam biaya modal perusahaan.
Menjadi hal umum bagi para analis keuangan dari alternatif investasi untuk mengesampingkan
beberapa biaya terkait biaya lingkungan, biaya savings maupun pendapatan-pendapatan. Sebagai
hasilnya, perusahaan tidak memperkenalkan investasi keuangan dalam pencegahan polusi dan
teknologi yang bersih.
Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan
melibatkan jumlah uang yang relatif besar, komitmen dana jangka panjang dan ketidakpastian
yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan dalam mengantisipasikan
variabel-variabel pengembalian keputusan (jumlah arus kas, penentuan waktu dan seterusnya).
Beberapa contoh dari proyek anggaran modal meliputi pembelian peralatan produksi yang tahan
lama dan mahal, pembangunan fasilitas pabrik baru atau pembentukan dan pengisian staf dari
segmen perusahaan besar yang baru (seperti divisi yang dimaksudkan untuk menghasilkan dan

memasarkan suatu lini produk baru). Karena melibatkan jumlah dana yang begitu besar,
keputusan anggaran modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan, masalah-masalah arus
kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk mengoptimalkan operasi perusahaan.
Akibatnya, kebanyakan perusahaan melakukan pendekatan terhadap keputusan ini dengan serius
dan terus menerus mencari cara untuk memperbaiki proses penyusunan anggaran modal.
Ketika melakukan evaluasi terhadap besaran potensi dari investasi modal, penting untuk
mempertimbangkan secara penuh aspek-aspek yang berkaitan dengan biaya lingkungan, biaya
savings maupun pendapatan-pendapatan lainnya sebagai usaha menempatkan modal investasi
untuk pencegahan polusi berdasarkan tingkat yang dikerjakan dilapangan, termasuk dengan
pilihan investasi lainnya. Untuk melakukan hal ini, identifikasi dan masukan jenis-jenis dari
biaya (dan pendapatan) akan membantu untuk menunjukkan kelangsungan keuangan dari
investasi teknologi yang bersih. Analisis data kualitatif dan isu-isu yang tidak dengan mudah
dikuantifikasikan, secara potensial akan lebih sedikit perannya mengukur investasi dalam usaha
untuk mencegah polusi. Setelah mengumpulkan dan mengembangkan data lingkungan (termasuk
dari sistem akuntansi atau dengan cara-cara manual), biaya-biaya yang dialokasikan dan
direncanakan, biaya sevings dan pendapatan-pendapatan potensial dari produk, proses, sistem
atau fasilitas yang terfokus terhadap keputusan penganggaran modal, dimulai dengan cara-cara
mengestimasi biaya-biaya dan pendapatan. Selanjutnya bergerak kearah perhitungan biaya
lingkungan dan keuntungan-keuntungan seperti ketidakpastian dan gambaran perusahaan.
Keuntungan meningkatkan gambaran perusahaan dalam hubungannya dengan modal investasi
untuk mencegah polusi dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan dalam cara-cara yang
mendatang.
Desain dari proses atau produk secara signifikan mempengaruhi biaya dan kinerja lingkungan.
Proses desain melibatkan kesetaraan biaya, kinerja, budaya, hukum dan kriteria lingkungan.
Banyak perusahaan-perusahaan mengadopsi desain untuk lingkungan atau program desain
siklus hidup untuk pertimbangan lingkungan pada jumlah awal. Untuk melakukan ini, para
desain membutuhkan informasi berdasarkan biaya-biaya lingkungan dan kinerja dari alternatif
produk/proses desain, banyak informasi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan penganggaran
modal. Oleh karena itu, membuat biaya lingkungan dan informasi kinerja memberikan bagi para
desain untuk memfasilitasi desain lingkungan produk dan proses yang lebih baik.
Disarikan dari buku: Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya, penulis: Arfan Ikhsan.

Pelaporan Sosial dan Lingkungan


Oleh Webadmin / Sabtu 6 Juni 2015 / Tidak ada komentar
Pelaporan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan sebuah organisasi/perusahaan
dimaksudkan untuk merepresentasikan komponen-komponen di dalam pelaporan keuangan pada
umumnya.

Pelaporan Sosial dan Lingkungan


Pelaporan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan sebuah organisasi/perusahaan
dimaksudkan untuk merepresentasikan komponen-komponen di dalam pelaporan keuangan pada
umumnya. Dalam terminologi akuntansi pertanggungjawaban sosial pelaporan-pelaporan
tersebut dikenal dengan pelaporan pertanggungjawaban sosial (social-responsibility reporting).
Definisi yang sangat jelas tentang pelaporan pertanggungjawaban sosial masih sulit ditemukan
dalam literatur akuntansi. Pendefinisian tersebut memerlukan banyak pertimbangan dan
konsensus mengenai apa saja yang layak dimasukkan ke dalam tanggungjawab sosial
organisasi/perusahaan.
Pada kenyataannya konsensus tersebut belum sampai pada taraf kata sepakat. Akan tetapi jika
kita mendiskusikan tentang pilihan sebuah organisasi/perusahaan dalam mengungkapkan laporan
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan, kita akan sepakat bahwa sebuah
organisasi/perusahaan mempunyai tanggungjawab yang harus diungkap yang berkaitan dengan
akuntabilitasnya, tidak hanya dalam kinerja keuangannya tetapi juga kinerja secara sosial dan
lingkungan.
Masyarakat tentu akan mempunyai persepsi yang berbeda mengenai tanggungjawab sebuah
organisasi/perusahaan. Perbedaan tersebut muncul kemungkinan karena disebabkan oleh
perbedaan sudut pandang antara individu, perbedaan kultur dan juga rentang waktu. Dalam bab
ini kita akan mendiskusikan tentang pelaporan pertanggungjawaban sosial sebagai sebuah
pelengkap kinerja organisasi/perusahaan dalam hubungannya dengan interaksi
organisasi/perusahaan dengan lingkungan secara fisik dan sosial. Pembahasan akan meliputi halhal berikut:

interaksi dengan komunitas masyarakat lokal;

tingkat dukungan terhadap proyek-proyek komunitas masyarakat;

tingkat dukungan terhadap pembangunan negara;

catatan kesehatan dan keselamatan;

program-program pelatihan dan pendidikan tenaga kerja/buruh dan

kinerja lingkungan.

Pelaporan sosial yang merupakan komponen dari laporan pertanggungjawaban sosial,


menyediakan informasi mengenai hasil interaksi dan dampak-dampak yang muncul akibat
operasi organisasi/perusahaan dengan masyarakat. Sedangkan pelaporan lingkungan adalah
pengkomunikasian kinerja lingkungan sebuah organisasi/perusahaan kepada stakeholders. Pada
umumnya pelaporan lingkungan masih merupakan pelaporan yang bersifat sukarela (voluntary
disclosure). Informasi yang diungkap dalam pelaporan tersebut adalah informasi dampak
lingkungan organisasi/perusahaan, kinerja manajemen dalam mengelola dampak lingkungan
tersebut dan kontribusi organisasi/perusahaan terhadap pengembangan/pembangunan ekologi
yang berkelanjutan.
Diseluruh dunia dalam lima tahun terakhir, sejumlah perusahaan (walaupun masih dalam jumlah
terbatas, tetapi menunjukkan angka peningkatan) telah dimulai mendiskusikan bermacammacam isu yang pada umumnya disebut dengan istilah triple-bottom-line
reporting. Didefinisikan oleh Elkington (1997) sebagai laporan yang menyediakan informasi
mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial sebuah organisasi/perusahaan. Hal tersebut
merupakan pergeseran dari era pelaporan sebelumnya yang secara tradisional hanya mengungkap
kinerja keuangan/ekonomi dari sebuah organisasi/perusahaan.
Hal terpenting dari pelaporan tiga komponen kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial adalah
dukungan disiplin akuntansi terhadap konsep dan tujuan dari pembangunan berkelanjutan
(sustainable develpoment), yang menjadi agenda penting negara-negara di dunia dan perusahaan
sejak tahun 1990. Ada beberapa definisi mengenai pembangunan berkelanjutan (sustainable
development), tetapi yang paling populer adalah definisi menurut Brundland Report 1987,
pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan dunia saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat mendatang.
Triple-bottom-line reporting jika diimplementasikan secara benar akan memungkinkan pembaca
laporan organisasi/perusahaan memperoleh informasi tentang bagaimana kelangsungan operasi
organisasi/perusahaan atau juga kelangsungan hidup masyarakat sekitarnya. Perspektif yang
dapat diambil dari kelangsungan hidup organisasi/perusahaan atau masyarakat sekitarnya adalah
supaya bisa bertahan maka organisasi/perusahaan tersebut harus aman secara finansial
(dibuktikan dengan ukuran-ukuran profitabilitas), meminimalkan atau lebih ideal lagi menghapus
dampak negatif terhadap lingkungan, dan harus beroperasi sesuai dengan ekspetasi masyarakat
agar tidak kehilangan legalitas operasi dari masyarakat. Tiga hal tersebut saling berkaitan sangat
erat.
Masih merupakan fenomena baru dimana organisasi/perusahaan secara eksplisit mengartikan
agenda sustainbilitasnya. Organisasi/perusahaan yang berbeda mendefinisikan secara beda pula.
Contoh berikut menunjukkan perbedaan definisi berikut:

To Goldfields, sustainable development means that operations continue to create wealth for
shareholders and local communities in a manner that ensure economic, environtmental and
social considerations are integrated into decision making and ongoing management (Goldfield
Ltd, Our Environtmental Report 1999).
We aspire to sustainability-to making sure that future generations can enjoy the advantage that
we enjoy (GlaxoSmithKline, Environmental, Health and Safety Review, 2000).
For Placer Dome, sustainability means the exploration, design, construction, operation and
closure of mines in a manner that respects and responds to social, environmental and economic
needs of present generations and anticipates those of future generations in the communities and
countries where we work (Placer Dome Asia Pacific Ltd, Sustainability Report Update: Caring
for Future, 2000).
We continue to embrace the Bruntland definition of sustainable development which is, in short,
meeting the needs of the present without compromissing the needs of future generations (WMC
Ltd, Community-Environtment Report, 2000).
Dalam bab ini akan dibahas mengenai pelaporan sosial dan lingkungan sebagai bentuk pelaporan
yang relatif baru dibandingkan dengan pelaporan keuangan. Ada beberapa rerangka acuan yang
diterima umum untuk tujuan umum pelaporan keuangan, yang didukung oleh proyek-proyek
rerangka acuan konseptual dan standar akuntansi. Akan tetapi untuk pelaporan sosial dan
lingkungan belum ada standar dan pedoman yang baku, paling tidak sampai saat ini belum ada
keseragaman.
Tidak adanya rerangka acuan konseptual yang jelas untuk pelaporan sosial dan lingkungan
menyebabkan adanya keterbatasan konsensus tentang isu-isu tujuan pelaporan, karakteristik
kualitatif yang diperlukan, bentuk dan format laporan yang tepat, atau siapa sebenarnya yang
menjadi audiensi dari pelaporan sosial dan lingkungan. Sebagai akibatnya muncullah berbagai
variasi bagaimana organisasi/perusahaan mengungkap informasi sosial dan lingkungan, dengan
implikasi adanya perbedaan dalam penilaian kinerja organisasi/perusahaan.
Disarikan dari buku: Tujuan Pelaporan Keuangan, Penulis: Suwaldiman, M.Accy., SE., Akt.,
Hal: 82-85.

Você também pode gostar