Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Randitama
Randitama@outlook.com
1
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
2
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Batuan Pra-Tersier
Batuan Pra-Tersier Cekungan Sumatera Selatan merupakan dasar cekungan sedimen
Tersier. Batuan ini diketemukan sebagai batuan beku, batuan metamorf dan batuan
sedimen (De Coster, 1974) Westerveld (1941), membagi batuan berumur
Paleozoikum (Permokarbon) berupa slate dan yang berumur Mesozoikum
(Yurakapur) berupa seri fasies vulkanik dan seri fasies laut dalam. Batuan Pra-Tersier
ini diperkirakan telah mengalami perlipatan dan patahan yang intensif pada zaman
Kapur Tengah sampai zaman Kapur Akhir dan diintrusi oleh batuan beku sejak
orogenesa Mesozoikum Tengah (De Coster, 1974).
2.
Batuan Tersier
Berdasarkan penelitian terdahulu urutan sedimentasi Tersier di Cekungan Sumatera
Selatan dibagi menjadi dua tahap pengendapan, yaitu tahap genang laut dan tahap
susut laut. Sedimen-sedimen yang terbentuk pada tahap genang laut disebut
Kelompok Telisa (De Coster, 1974, Spruyt, 1956), dari umur Eosen Awal hingga
Miosen Tengah terdiri atas Formasi Lahat (LAF), Formasi Talang Akar (TAF),
Formasi Baturaja (BRF), dan Formasi Gumai (GUF). Sedangkan yang terbentuk pada
tahap susut laut disebut Kelompok Palembang (Spruyt, 1956) dari umur Miosen
Tengah Pliosen terdiri atas Formasi Air Benakat (ABF), Formasi Muara Enim
(MEF), dan Formsi Kasai (KAF).
Formasi Lahat (LAF)
Menurut Spruyt (1956), Formasi ini terletak secara tidak selaras diatas batuan dasar,
yang terdiri atas lapisan-lapisan tipis tuf andesitik yang secara berangsur berubah
keatas menjadi batu lempung tufan. Selain itu breksi andesit berselingan dengan lava
andesit, yang terdapat dibagian bawah. Batulempung tufan, segarnya berwarna hijau
dan lapuknya berwarna ungu sampai merah keunguan. Menurut De Coster (1973)
formasi ini terdiri dari tuf, aglomerat, batulempung, batupasir tufan, konglomeratan
dan breksi yang berumur Eosen Akhir hingga Oligosen Awal. Formasi ini
diendapkan dalam air tawar daratan. Ketebalan dan litologi sangat bervariasi dari satu
tempat ke tempat yang lainnya karena bentuk cekungan yang tidak teratur,
selanjutnya pada umur Eosen hingga Miosen Awal, tejadi kegiatan vulkanik yang
menghasilkan andesit (Westerveld, 1941 vide of side katilli 1941), kegiatan ini
mencapai puncaknya pada umur Oligosen Akhir sedangkan batuannya disebut
sebagai batuan Lava Andesit tua yang juga mengintrusi batuan yang diendapkan
pada Zaman Tersier Awal.
3
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
4
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Hubungannya dengan Formasi Baturaja pada tepi cekungan atau daerah dalam
cekungan yang dangkal adalah selaras, tetapi pada beberapa tempat di pusat-pusat
cekungan atau pada bagian cekungan yang dalam terkadang menjari dengan Formasi
Baturaja (Pulonggono, 1986). Menurut Spruyt (1956) Formasi ini terdiri atas napal
tufaan berwarna kelabu cerah sampai kelabu gelap. Kadang-kadang terdapat lapisanlapisan batupasir glaukonit yang keras, tuff, breksi tuff, lempung serpih dan lapisan
tipis batugamping. Endapan sediment pada formasi ini banyak mengandung
Globigerina spp, dan napal yang mengeras. Westerfeld (1941) menyebutkan bahwa
lapisan-lapisan Telisa adalah seri monoton dari serpih dan napal yan mengandung
Globigerina sp dengan selingan tufa juga lapisan pasir glaukonit. Umur dari formasi
ini adalah Awal Miosen Tengah (Tf2) (Van Bemmelen, 1949) sedangkan menurut
Pulonggono (1986) berumur Miosen Awal hingga Miosen Tengah (N9 N12).
Formasi Air Benakat (ABF)
Menurut Spruyt (1956), formasi ini merupakan tahap awal dari siklus pengendapan
Kelompok Palembang, yaitu pada saat permulaan dari endapan susut laut. Formasi
ini berumur dari Miosen Akhir hingga Pliosen. Litologinya terdiri atas batupasir
tufaan, sedikit atau banyak lempung tufaan yang berselang-seling dengan
batugamping napalan atau batupasirnya semakin keatas semakin berkurang
kandungan glaukonitnya. Pada formasi ini dijumpai Globigerina spp, tetapi banyak
mengadung Rotalia spp. Pada bagian atas banyak dijumpai Molusca dan sisa
tumbuhan. Di Limau, dalam penyelidikan Spruyt (1956) ditemukan serpih lempungan
yang berwarna biru sampai coklat kelabu, serpih lempung pasiran dan batupasir
tufaan. Di daerah Jambi ditemukan berupa batulempung kebiruan, napal, serpih
pasiran dan batupasir yang mengandung Mollusca, glaukonit kadang-kadang
gampingan. Diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik bagian bawah dan
berangsur kelaut dangkal bagian atas (De Coster, 1974). Ketebalan formasi ini
berkisar 250 1550 meter. Lokasi tipe formasi ini , menurut Musper (1937), terletak
diantara Air Benakat dan Air Benakat Kecil (kurang lebih 40 km sebelah utarabaratlaut Muara Enim (Lembar Lahat). Nama lainnya adalah Onder Palembang
Lagen (Musper, 1937), Lower Palembang Member (Marks, 1956), Air Benakat
and en Klai Formatie (Spruyt, 1956).
Formasi Muara Enim (MEF)
Menurut Spruyt (1956) formasi in terlatak selaras diatas Formasi Air Benakat.
Formasi ini dapat dibagi menjadi dua anggota a dan anggota b. Anggota a
disebut juga Anggota Coklat (Brown Member) terdiri atas batulempung dan batupasir
coklat sampai coklat kelabu, batupasir berukuran halus sampai sedang. Didaerah
Palembang terdapat juga lapisan batubara. Anggota b disebut juga Anggota Hijau
Kebiruan (Blue Green Member) terdiri atas batulempung pasiran dan batulempung
tufaan yang berwarna biru hijau, beberapa lapisan batubara berwarna merah-tua
gelap, batupasir kasar halus berwarna putih sampai kelabu terang. Pada anggota a
terkadang dijumpai kandungan Foraminifera dan Mollusca selain batubara dan sisa
tumbuhan, sedangkan pada anggota b selain batubara dan sisa tumbuhan tidak
5
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
dijumpai fosil kecuali foram air payau Haplophragmoides spp (Spruyt, 1956).
Ketebalan formasi ini sekitar 450 -750 meter. Anggota a diendapkan pada
lingkungan litoral yang berangsur berubah kelingkungan air payau dan darat (Spruyt,
1956). Lokasi tipenya terletak di Muara Enim, Kampong Minyak, Lembar Lahat
(Tobler, 1906)
Formasi Kasai (KAF)
Formasi ini mengakhiri siklus susut laut (De Coster dan Adiwijaya, 1973). Pada
bagian bawah terdiri atas batupasir tufan dengan beberapa selingan batulempung
tufan, kemudian terdapat konglomerat selang-seling lapisan-lapisan batulempung
tufan dan batupasir yang lepas, pada bagian teratas terdapat lapisan tuf batuapung
yang mengandung sisa tumbuhan dan kayu terkersikkan berstruktur sediment silang
siur, lignit terdapat sebagai lensa-lensa dalam batupasir dan batulempung tufan
(Spruyt, 1956). Tobler (1906) menemukan moluska air tawar Viviparus spp dan
Union spp, umurnya diduga Plio-Plistosen. Lingkungan pengendapan air payau
sampai darat. Satuan ini terlempar luas dibagian timur Lembar dan tebalnya mencapai
35 meter.
3.
6
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
sekitarnya. Adapun terendapkannya formasi ini terjadi dari Kala Oligosen sampai dengan
Miosen Awal.
Formasi Baturaja
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Talang Akar. Pengendapan
Formasi Baturaja yang terdiri dari batugamping, baik yang berupa paparan maupun yang
berkembang sebagai reef buildup manandai fase post rift yangs secara regional menutupi
seluruh sedimen klastik Formasi Talang Akar di Cekungan Jawa Barat Utara.
Perkembangan batugamping terumbu umumnya dijumpai pada daerah tinggian. Namun,
sekarang diketahui sebagai daerah dalaman. Formasi ini terbentuk pada Kala Miosen
AwalMiosen Tengah (terutama dari asosiasi foraminifera). Lingkungan pembentukan
formasi ini adalah pada kondisi laut dangkal, air cukup jernih, sinar matahari ada
(terutama dari melimpahnya foraminifera Spriroclypens Sp).
Formasi Cibulakan Atas
Formasi ini terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir dan batugamping.
Batugamping pada satuan ini umumnya merupakan batugamping kklastik serta
batugamping terumbu yang berkembang secara setempat-setempat. Batugamping ini
dikenali sebagai Mid Main Carbonate (MMC). Formasi ini diendapkan pada Kala Miosen
Awal-Miosen Akhir. Formasi ini terbagi menjadi 3 Anggota, yaitu:
Massive
Anggota ini terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Baturaja. Litologi anggota
ini adalah perselingan batulempung dengan batupasir yang mempunyai ukuran butir dari
halus-sedang. Pada massive ini dijumpai kandungan hidrokarbon, terutama pada bagian
atas. Selain itu terdapat fosil foraminifera planktonik seperti Globigerina trilobus,
foraminifera bentonik seperti Amphistegina (Arpandi dan Patmosukismo, 1975).
Main
Anggota Main terendapkan secara selaras diatas Anggota Massive. Litologi penyusunnya
adalah batulempung berselingan dengan batupasir yang mempunyai ukuran butir halussedang (bersifat glaukonitan). Pada awal pembentukannya berkembang batugamping dan
juga blangket-blangket pasir, dimana pada bagian ini Anggota Main terbagi lagi yang
disebut dengan Mid Main Carbonat (Budiyani dkk,1991).
Parigi
Anggota Pre Parigi terendapkan secara selaras diatas Anggota Main. Litologinya adalah
perselingan batugamping, dolomit, batupasir dan batulanau. Anggota ini terbentuk pada
Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan Neritik TengahNeritik Dalam (Arpandi & Patmosukismo, 1975), dengan dijumpainya fauna-fauna laut
dangkal dan juga kandungan batupasir glaukonitan.
7
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Formasi Parigi
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Cibulakan Atas.. Litologi
penyusunnya sebagian besar adalah batugamping klastik maupun batugamping terumbu.
Pengendapan batugamping ini melampar ke seluruh Cekungan Jawa Barat Utara.
Lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dangkalneritik tengah (Arpandi &
Patmosukismo, 1975). Batas bawah Formasi Parigi ditandai dengan perubahan berangsur
dari batuan fasies campuran klastika karbonat Formasi Cibulakan Atas menjadi batuan
karbonat Formasi Parigi. Formasi ini diendapkan pada Kala Miosen Akhir-Pliosen.
Formasi Cisubuh
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas Formasi Parigi. Litologi penyusunnya
adalah batulempung berselingan dengan batupasir dan serpih gampingan. Umur formasi
ini adalah dari Kala Miosen Akhir sampai Pliosen Pleistosen. Formasi diendapkan pada
lingkungan laut dangkal yang semakin ke atas menjadi lingkungan litoral paralik
(Arpandi & Patmosukismo, 1975).
8
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
4.
Perbedaan yang mencolok perihal sifat litologi dari endapan endapan yang berada pada
Mandala Kendeng, Mandala Rembang, dan Paparan laut Jawa yaitu sedimen. Mandala
Kendeng pada umumnya terisi oleh endapan arus turbidit yang selalu mengandung batuan
piroklastik dengan selingan napal dan batuan karbonat serta merupakan endapan laut dalam.
Umumnya sedimen-sedimen tersebut terlipat kuat dan tersesar sungkup ke arah Utara,
sedangkan Mandala Rembang memperlihatkan batuan dengan kadar pasir yang tinggi
disamping meningkatnya kadar karbonat serta menghilangnya endapan piroklastik. Sedimensedimen Mandala Rembang memberi kesan berupa endapan laut dangkal yang tidak jauh dari
pantai dengan kedalaman dasar laut yang tidak seragam. Hal ini disebabkan oleh adanya sesarsesar bongkah (Block faulting) yang mengakibatkan perubahan-perubahan fasies serta
9
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
membentuk daerah tinggian atau rendahan. Daerah lepas pantai laut Jawa pada umumnya
ditempati oleh endapan paparan yang hampir seluruhnya terdiri dari endapan karbonat.
Mandala Rembang menurut sistem Tektonik dapat digolongkan ke dalam cekungan belakang
busur (retro arc back arc) (Dickinson, 1974) yang terisi oleh sedimen-sedimen berumur
Kenozoikum yang tebal dan menerus mulai dari Eosen hingga Pleistosen. Endapan berumur
Eosen dapat diketahui dari data sumur bor (Pringgoprawiro, 1983).
Litostratigrafi
Tersier
di
Cekungan Jawa Timur bagian
Utara banyak diteliti oleh para
pakar geologi diantaranya
adalah Trooster (1937), Van
Bemmelen (1949), Marks
(1957),
Koesoemadinata
(1969), Kenyon (1977), dan
Musliki (1989) serta telah
banyak
mengalami
perkembangan dalam susunan
stratigrafinya.
Kerancuan
tatanama satuan Litostratigrafi telah dibahas secara rinci oleh Pringgoprawiro (1983) dimana
susunan endapan sedimen di Cekungan Jawa Timur bagian Utara dimasukkan kedalam
stratigrafi Mandala Rembang dengan urutan dari tua ke muda yaitu Formasi Ngimbang,
Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban, Formasi Tawun, Formasi Bulu, Formasi
Ledok, Formasi Mundu, Formasi Lidah dan endapan yang termuda disebut sebagai endapan
Undak Solo. Anggota Ngrayong Formasi Tawun dari Pringgoprawiro (1983) statusnya
ditingkatkan menjadi Formasi Ngrayong oleh Pringgoprawiro, 1983. Anggota Selorejo
Formasi Mundu (Pringgoprawiro, 1983) statusnya ditingkatkan menjadi Formasi Selorejo oleh
Pringgoprawiro (1985) serta Djuhaeni dan Martodjojo (1990). Sedangkan Formasi Lidah
mempunyai tiga anggota yaitu Anggota Tambakromo, Anggota Malo (sepadan dengan
Anggota Dander dari Pringgoprawiro, 1983) dan Anggota Turi (Djuhaeni, 1995).
Rincian stratigrafi Cekungan Jawa Timur bagian Utara dari Zona Rembang yang disusun oleh
Harsono Pringgoprawiro (1983) terbagi menjadi 15 (lima belas) satuan yaitu Batuan Pra
Tersier, Formasi Ngimbang, Formasi Kujung, Formasi Prupuh, Formasi Tuban, Formasi
Tawun, Formasi Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Wonocolo, Formasi Ledok, Formasi
Mundu, Formasi Selorejo, Formasi Paciran,
Formasi Lidah dan Undak Solo. Pembahasan masing masing satuan dari tua ke muda adalah
sebagai berikut :
1. Formasi Tawun
Formasi Tawun mempunyai kedudukan selaras di atas Formasi Tuban, dengan batas Formasi
Tawun yang dicirikan oleh batuan lunak (batulempung dan napal). Bagian bawah dari Formasi
Tawun, terdiri dari batulempung, batugamping pasiran, batupasir dan lignit, sedangkan pada
bagian atasnya (Anggota Ngrayong) terdiri dari batupasir yang kaya akan moluska, lignit dan
10
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
makin ke atas dijumpai pasir kuarsa yang mengandung mika dan oksida besi. Penamaan
Formasi Tawun diambil dari desa Tawun, yang dipakai pertama kali oleh Brouwer (1957).
Formasi Tawun memiliki penyebaran luas di Mandala Rembang Barat, dari lokasi tipe hingga
ke Timur sampai Tuban dan Rengel, sedangkan ke Barat satuan batuan masih dapat ditemukan
di Selatan Pati. Lingkungan pengendapan Formasi Tawun adalah paparan dangkal yang
terlindung, tidak terlalu jauh dari pantai dengan kedalaman 0 50 meter di daerah tropis.
Formasi Tawun merupakan reservoir minyak utama pada Zona Rembang. Berdasarkan
kandungan fosil yang ada, Formasi Tawun diperkirakan berumur Miosen Awal bagian Atas
sampai Miosen Tengah.
2. Formasi Ngrayong
Formasi Ngrayong mempunyai kedudukan selaras di atas Formasi Tawun. Formasi Ngrayong
disusun oleh batupasir kwarsa dengan perselingan batulempung, lanau, lignit, dan batugamping
bioklastik. Pada batupasir kwarsanya kadang-kadang mengandung cangkang moluska laut.
Lingkungan pengendapan Formasi Ngrayong di daerah dangkal dekat pantai yang makin ke
atas lingkungannya menjadi littoral, lagoon, hingga sublittoral pinggir. Tebal dari Formasi
Tawun mencapai 90 meter. Karena terdiri dari pasir kwarsa maka Formasi Tawun merupakan
batuan reservoir minyak yang berpotensi pada cekungan Jawa Timur bagian Utara.
Berdasarkan kandungan fosil yang ada, Formasi Ngrayong diperkirakan berumur Miosen
Tengah.
3. Formasi Bulu
Formasi Bulu secara selaras berada di atas Formasi Ngrayong. Formasi Bulu semula dikenal
dengan nama Platen Complex dengan posisi stratigrafi terletak selaras di atas Formasi Tawun
dan Formasi Ngrayong. Ciri litologi dari Formasi Bulu terdiri dari perselingan antara
batugamping dengan kalkarenit, kadang kadang dijumpai adanya sisipan batulempung. Pada
batugamping pasiran berlapis tipis kadang-kadang memperlihatkan struktur silang siur skala
besar dan memperlihatkan adanya sisipan napal. Pada batugamping pasiran memperlihatkan
kandungan mineral kwarsa mencapai 30 %, foraminifera besar, ganggang, bryozoa dan
echinoid. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal antara 50 100 meter. Tebal
dari formasi ini mencapai 248 meter. Formasi Bulu diperkirakan berumur Miosen Tengah
bagian atas.
4. Formasi Wonocolo
Lokasi tipe Formasi Wonocolo tidak dinyatakan oleh Trooster, 1937, kemungkinan berasal dari
desa Wonocolo, 20 km Timur Laut Cepu. Formasi Wonocolo terletak selaras di atas Formasi
Bulu, terdiri dari napal pasiran dengan sisipan kalkarenit dan kadang-kadang batulempung.
Pada napal pasiran sering memperlihatkan struktur parallel laminasi. Formasi Wonocolo
diendapkan pada kondisi laut terbuka dengan kedalaman antara 100 500 meter. Tebal dari
formasi ini antara 89 meter sampai 339 meter. Formasi Wonocolo diperkirakan berumur
Miosen Akhir bagian bawah sampai Miosen Akhir bagian tengah.
11
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
5.
Cekungan Tarakan
Formasi Sembakung
Batuan Tersier Awal terdiri atas Formasi Sembakung, yang menindih tak selaras batuan alas
Kapur Akhir, terdiri atas batuan silisiklastik karbonatan dari lingkungan laut litoral hingga laut
dangkal pada kala Eosen.
Formasi Sujau
Formasi Sujau terdiri dari sedimen klastik (konglomerat dan batupasir), serpih, dan volkanik.
Klastika Formasi Sujau merepresentasikan tahap pertama pengisian cekungan graben like
yang mungkin terbentuk sebagai akibat dari pemakaran Makassar pada Eosen Awal. Litologi
penyusun berupakonglomerat, batupasir, volkaniklastik dengan ketebalan 1000 meter. Struktur
geologi yang berkembang sangatlah kompleks dan mengakibatkan daerah ini terlipat kuat.
Formasi Seilor
Batugamping mikritik dari Formasi Seilor diendapkan secara selaras di atas Formasi Sujau dan
Formasi Mangkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal yang berumur Oligosen menjadi
penciri perubahan suksesi ke basinward.
Formasi Mangkabua
Pada formasi ini terjadi perubahan progradasional dari formasi Seilor (micrite limestone)
menjadi batunapal yang tebal dan masif. Terdapat Nummulites fichteli (Marks, 1957) yang
berumur Oligosen. Formasi ini tererosi intensif pada akhir Oligosen karena proses tektonik
berupa pengangkatan yang diakibatkan aktivitas vulkanik.
6.
Cekungan Kutai
Satyana et all, 1999 dalam An Outline Of The Geology Of Indonesia, 2001 melakukan
penelitian dan menyusun stratigrafi Cekungan Kutai dari tua ke muda sebagai berikut :
Formasi Beriun
Formasi Beriun terdiri dari batulempung, selang seling batupasir dan batugamping. Formasi
Beriun berumur Eosen Tengah Eosen Akhir dan diendapkan dalam lingkungan fluviatil
hingga litoral.
Formasi Atan
Diatas Formasi Beriun terendapkan Formasi Atan yang merupakan hasil dari pengendapan
setelah terjadi penurunan cekungan dan pengendapan padaFormasi Beriun. Formasi Atan
terdiri dari batugamping dan batupasir kuarsa. Formasi Atan berumur Oligosen Awal.
Formasi Marah
Formasi Marah Diendapakan secara selaras diatas Formasi Atan. Formasi Marah terdiri dari
batulempung, batupasir kuarsa dan batugamping berumur Oligosen Akhir.
12
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Formasi Pamaluan
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Akhir di lingkungan neritik, dengan ciri
litologi batulempung, serpih, batugamping, batulanau dan sisipan batupasir kuarsa. Formasi ini
diendapkan dalam lingkungan delta hingga litoral.
Formasi Bebulu
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Tengah di lingkungan neritik. Ciri litologi
Formasi Bebulu adalah batugamping.
Formasi Pulubalang
Formasi Pulubalang diendapkan selaras di atas Formasi Pamaluan, terdiri dari atas selangseling pasir lanauan dengan disipan batugamping tipis dan batulempung. Umur dari formasi
ini adalah Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan sub litoral, kadang-kadang
dipengaruhi oleh marine influx . Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan Formasi
Bebulu yang tersusun oleh batugamping pasiran dengan serpih
Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan diendapkan secara selaras di atas Formasi Pulubalang. Formasi ini terdiri
dari selang seling antara batulempung dan batupasir dengan sisipan batubara dan batugamping
di bagian bawah. Data pemboran yang pernah dilakukan di Cekungan Kutai membuktikan
bahwa Formasi Balikpapan diendapkan dengan sistem delta, pada delta plain hingga delta
front . Umur formasi ini Miosen Tengah Miosen Akhir.
Formasi Kampungbaru
Formasi Kampung Baru ini berumur Mio-Pliosen, terletak di atas Formasi Balikpapan, terdiri
dari selang-seling batupasir, batulempung dan batubara dengan disipan batugamping tipis
sebagai marine influx . Lingkungan pengendapan formasi ini adalah delta.
13
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Formasi Mahakam
Formasi Mahakam terbentuk pada kala Pleistosen sekarang. Proses pengendapannya masih
berlangsung hingga saat ini, dengan ciri litologi material lepas berukuran lempung hingga pasir
halus.
7.
Cekungan Barito
Formasi ini disusun oleh batupasir, konglomerat, batulempung, batubara, dan basalt. Formasi
ini diendapkan pada lingkungan litoral neritik.
Formasi Berai disusun oleh batugamping berselingan dengan batulempung / serpih di bagian
bawah, di bagian tengah terdiri dari batugamping masif dan pada bagian atas kembali berulang
menjadi perselingan batugamping, serpih, dan batupasir. Formasi ini diendapkan dalam
lingkungan lagoon-neritik tengah dan menutupi secara selaras Formasi Tanjung yang terletak di
bagian bawahnya. Kedua Formasi Berai, dan Tanjung memiliki ketebalan 1100 m pada dekat
Tanjung.
Formasi Warukin diendapkan di atas Formasi Berai dan ditutupi secara tidak selaras oleh
Formasi Dahor. Sebagian besar sudah tersingkap, terutama sepanjang bagian barat Tinggian
Meratus, malahan di daerah Tanjung dan Kambitin telah tererosi. Hanya di sebelah selatan
Tanjung yang masih dibawah permukaan.
Formasi ini terbagi atas dua anggota, yaitu Warukin bagian bawah (anggota klastik), dan
Warukin bagian atas (anggota batubara). Kedua anggota tersebut dibedakan berdasarkan susunan
litologinya.
Warukin bagian bawah (anggota klastik) berupa perselingan antara napal atau lempung
gampingan dengan sisipan tipis batupasir, dan batugamping tipis di bagian bawah, sedangkan
14
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
Formasi ini terdiri atas perselingan antara batupasir, batubara, konglomerat, dan serpih yang
diendapkan dalam lingkungan litoral supra litoral.
8.
15
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
packstone, boundstone dan wackstone berlapis. Sementra Upper member tersusun oleh
batugamping reef (terumbu) terusun oleh dolomit terdiagenesis dan mengandung banyak
fosil.
Daerah-daerah rendahan di antara batugamping terumbu terendapkan serpih laut (marine
shale) dan marl. Pertumbuhan terumbu terjadi antara Mid. Miocene - Late
Miocene. Sementra di utara terjadi pertumbuhan batugamping terumbu, di daerah bagian
selatan terus diendapkan Upper Arang Shale pada periode transgresif. Pengendapan
serpih ini diikuti batupasir Upper Arang, dan meluas hingga ke utara dan menutupi
Formasi Terumbu. Termuda adalah Formasi Muda, menutupi ketidakselarasan dan semua
batuan yang lebih tua, dan membuat suksesi sedimen transgresi.
9.
Cekungan Natuna Barat
Cekungan Natuna Barat terbentuk akibat intra-continental rift basin dalam Dataran Sunda
(Sundaland) Cekungan terbentuk pada kala Eosen-Oligosen pada fasa ekstensional, pada kala
Miosen-saat ini terjadi pembalikan fasa berupa inversi dan kontraksi.
Cekungan ini memiliki karakteristik berupa seri graben berarah Timur laut yang terbentuk pada
fasa ekstensi yang terletak sepanjang batas barat dari punggungan metamorfik/plutonik
Natuna. Fase kompresi terjadi pada kala Miosen yang merubah graben terlipatkan menjadi
antiklin. Secara tektonik cekungan Natuna Barat dikelilingi oleh Khorat Swell pada bagian
utara, selatan dikelilingi oleh paparan Sunda dan bagian timur adalah busur Natuna. Pada
bagian barat laut dibatasi oleh Cekungan Malay dan pada bagian barat daya dibatasi oleh
Cekungan Penyu.
Menurut studi yang dilakukan Conoco Block B-Team (1977), stratigrafi cekungan Natuna
Barat dapat dibagi menjadi lima kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
16
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sumatera Utara
Source rock berada di sekitar formasi Baoung berupa shale, terdapat reservoir rock
berupa formasi keutapang dan caprock shale di formasi seurula
Sumatera Tengah
Source rock berada di formasi Bangko Pematang, reservoir berada di formasi duri,
bekasap menggala, seal berada di formasi telisa
Sumatera Selatan
Sourcerock berada di formasi lemat, reservoir berada di talang akar, baturaja, dan air
benakat, cap dan seal berada di formasi kasai
Sunda
Sourcerock berada di formasi banuwati, reservoir di formasi talang akar, seal berada di
formasi parigi - cisubuh
Northwest Java
Sourcerock berangsur di formasi jatibarang, reservoir di baturaja talang akar dan seal
di formasi parigi - cisubuh
Southwest Java
Batuan yang terindikasi sebagai batuan induk pada Cekungan Jawa Timur berasal dari
Formasi Ngimbang. TOC nya berada di Interval 0.14-3.93%. Batuan yang bertindak
sebagai reservoar yang baik adalah batupasir pada formasi Ngrayong yang berumur
Miosen Tengah. Migrasi primer yang terjadi pada interval waktu Pliosen-Recent dari
Formasi Ngimbang masuk langsung ke struktur perangkap akibat tektonik
PlioPleistosen (Ngrayong-Wonocolo-Ledok). Migrasi sekunder setelah tektonik
PlioPleistosen, dimana hidrokarbon yang sudah terperangkap pada lapisan reservoar
sembulan karbonat Kujung-Tuban, bermigrasi lagi masuk ke perangkap batupasir
Ngrayong, Wonocolo, Ledok, dan Lidah. Dalam cekungan jawa timur, yang berperan
sebagai batuan penutup pada umumnya adalah adalah lempung, evaporit (salt), dan
batuan karbonat (limestone & dolomite). Di sekitar Formasi Kawengan dan Wonocolo
Barito
Batuan pembentuk hidrokarbon cekungan barito terbentuk pada source rock lower
Tanjung dan lower Warukin. Jebakannya merupakan jebakan structural yang ada di
17
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
8.
9.
10.
11.
formasi tanjung lower dan formasi warukin upper. Reservoir pada cekungan ini berupa
syafirit yang diendapkan pada lingkungan delta dari lingkungan aluvial
Kutai
Seal berada di formasi Mahakam kampong baru, reservoir berada di formasi
Balikpapan, lower kp baru dan landasan, sourcerock berada di formasi bebulu
Tarakan
Caprock berada di formasi Bunyu domaring, sementara reservoir di formasi tarakan dan
tabul dan source rock berada di formasi meliat
East Natuna
Seal berada di formasi terumbu muda, reservoir berada di formasi arang dan gabus
sementara source rock berada di formasi shale barat
West Natuna
Source rock berada pada formasi belut gabus dan shale barat, sementara reservoir di
formasi arang dan udang dan seal berada di formasi muda
18
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA
VOLUMETRIC
Tonga
Area
No
NTG
Max
Min
Max
Porosity
Min
Max
OIP (STB)
Sw
Min
Boi
Max
Max
Min
Min
56483.126
5423.77
0.82
0.62
0.22
0.12
0.62
0.42
1.2
25032682.05
1513111
134988.554
12640.985
0.82
0.62
0.22
0.12
0.62
0.42
1.2
59825399.06
3526553
100791.968
4549.249
0.82
0.62
0.22
0.12
0.62
0.42
1.2
44669859.25
1269139
31312.885
1985.144
0.82
0.62
0.22
0.12
0.62
0.42
1.2
13877516.17 553810.9
Total
143405456.5
Vb max
359320795
858737785.6
641194152
199198796.7
vb min
26088116.75
60802632.21
21881705.72
9548463.234
6862613
Tobang
Area
No
NTG
Max
1
Min
1212806.938
Max
24475.445
Porosity
Min
0.82
0.62
Max
Min
0.22
OIP (STB)
Sw
Boi
Max
0.12
Max
Min
0.62
0.42
1.2
Total
Min
537502305.9
6828103
537502305.9
6828103
vb max
vb min
7715344105
117725911.4
vb max
vb min
Tasik
BV (acre.ft)
No
Max
1
NTG
Min
101810.849
Max
15495.567
Porosity
Min
0.82
0.62
Max
0.22
OIP (STB)
Sw
Min
Boi
Max
0.12
Max
Min
0.62
0.42
Total
Total OIP ( STB )
1.2
Min
45121415.78 4322917
45121415.78 4322917
647675824.6 74533057.45
726029178.3
Int. Kontur
Luas
Rasio
Metoda
Antiklin
(feet)
II
Ao
Total
A1/Ao
11,220,000.00
1,750,000.00 0.15597148
Piramida
925 - 910
18,220,000.00
15,000,000.00 0.82327113
Trapesium
Total
A1
950 - 925
0.97924261
Volume
Volume (barrel)
(Volume(cuft)/5.615
(cuft)
4)
8.18126E+13
1.45693E+13
249150000
44369056.52
8.18129E+13
1.45694E+13
Ao+A1
25
12970000.0.00
15
33220000.0.00
46190000.00000
985 - 975
16,220,000.00
7,500,000.00 0.46239211
Piramida
2.0275E+14
3.61061E+13
10
23720000.0.00
975 - 950
30,220,000.00
18,000,000.00 0.59563203
Trapesium
602750000
107338747
25
48220000.0.00
950 - 925
40,220,000.00
30,000,000.00 0.74589756
Trapesium
877750000
156311215.6
25
70220000.0.00
925 - 910
56,220,000.00
44,000,000.00 0.78263963
Trapesium
751650000
133855112.7
15
100220000.0.00
2.02752E+14
3.61065E+13
2.58656133
242380000.00000
a0*a1
1.9635E+13 9.8175E+12
2.733E+14 1.3665E+14
2.92935E+14 1.46468E+14
1.2165E+14 6.0825E+13
5.4396E+14 2.7198E+14
1.2066E+15
6.033E+14
2.47368E+15 1.23684E+15
4.34589E+15 2.17295E+15
19
QUIZ GEOLOGI MIGAS FARSA RANDITAMA