Você está na página 1de 2

ObatAntiplateletyangdikonsumsiPenderitaAnginaPectoris

Aspirin digunakan sebagai obat antiplatelet dan juga merupakan salah satu
perawatan penting pada pasien dengan angina. Penggunaan aspirin pada pasien dengan
angina stabil mengalami penurunan insiden angina sebesar 33%. Aspirin, dalam dosis
harian sebesar 75 sampai 325 mg, dianjurkan kepada semua pasien yang beresiko angina
pectoris, tidak memandang ada atau tidaknya gejala. (Little, 2013).
Pasien yang mengkonsumsi aspirin sehari-hari (dosis berkisar antara 160 sampai
325 mg) dapat mengalami peningkatan pendarahan selama maupun setelah prosedur
perawatan gigi, namun biasanya tidak signifikan dan dapat diatasi dengan metode local.
Penghentian konsumsi obat ini sebelum perawatan gigi biasanya tidak diperlukan. (Little,
2013).
Clopidogrel, agen anti platelet lain, juga menunjukkan efek yang sama dengan
aspirin dan biasa digunakan sebagai alternative ataupun bersamaan dengan aspirin.
(Little, 2013).

LokalAnastesipadaPenderitaAnginaPectoris
Angina pectoris terjadi ketika beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen
myocardium melebihi kemampuan dari arteri koroner untuk menyuplai darah
teroksigenasi dalam jumlah adekuat. Kondisi ini juga dapat terjadi ketika arteri koroner
mengalami penyempitan. Penyempitan arteri biasanya disebabkan oleh atherosclerosis,
tapi dapat juga disebabkan oleh spasme arteri koroner atau juga embolisme pada arteri
koroner. (Little, 2013).
Pada prosedur perawatan gigi tidak jarang diperlukan pemberian anastesi lokal
untuk meningkakan nilai ambang nyeri pada pasien. Namun, penggunaan lokal anastesi
yang kurang tepat pada penderita penyakit jantung koroner akan berakibat buruk. Efek
dari penggunaan lokal anastesi dengan vasokonstriktor yang tinggi akan memperparah

kondisi arteri koroner yang telah menyempit dan memicu terjadinya angina. (Little,
2013).
Sebagai alternatif kita dapat menggunakan anastesi lokal tanpa vasokonstriktor.
Jika vasokonstriktor sangat diperlukan, pasien dengan resiko sedang dan mengkonsumsi
obat nonselective beta blockers dapat diberikan maksimal 0.036 mg epinephrine (2 ampul
mengandung 1 : 100,000 epinefrin) atau 0.20 mg levonordefrin (2 ampul mengandung 1 :
20,000 levo); injeksi intravascular sangat tidak dianjurkan. Kuantitas vasokonstriktor
yang meningkat mungkin saja ditoleransi dengan baik, tapi meningkatkan resiko
terjadinya efek kardiovaskuler yang mengganggu (seperti angina). Untuk pasien yang
beresiko tinggi, sebaiknya penggunaan vasokonstriktor didiskusikan dengan dokter yang
merawatnya. (Little, 2013).

Daftar Pustaka
Little, J., Falace, D., Miller, C. and Rhodus, N. (2013). Dental Management of the
Medically Compromised Patient. 8th ed. St. Louis, Mo.: Elsevier/Mosby.

Você também pode gostar