Você está na página 1de 4

Nama

Nim
Prodi
1.

: Nurmirawati
: F1241161021
: Pendidikan Geografi

JENIS ALIRAN FILSAFAT


RASIONALISME
Rasionalisme adalah mashab filsafat ilmu yang berpandangan bahwa rasio adalah sumber
dari segala pengetahuan. Dengan demikian criteria kebenaran berbasis pada intelektualitas.
Strategi pengembangan ilmu model rasionalisme, dengan demikian adalah mengeksplorasi
gagasan dengan kemampuan intelektual manusia.
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa
kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta,
daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang
dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual. Rasionalisme modern
hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan Ren
Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap
sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme
kontinental sama sekali.

2.

EMPIRISME
Empirisme adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan kemunculan
ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah. Empirisme menekankan bahwa ilmu pengetahuan
manusia bersufat terbatas pada apa yang dapat diamati dan diuji.oleh karena itu aliran empirisme
memiliki sifat kritis terhadap abstraksi dan spekulasi dalam membangun dan memperoleh ilmu.
Strategi utama perolehan ilmu, dengan demikian, dilakukan dengan penerapan metode ilmiah.
aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari
pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga
eksponennya adalah David Hume, George Berkeley dan John Locke.

3.

REALISME
Dalam pemikiran filsafat, realism berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas
pada pengalaman inderawi ataupun gagasan yang terbangun dari dalam. Dengan demikian
realism dapat dikatakan sebagai bentukpenolakan terhadap gagasan ekstrim idealisme dan
empirisme. Dalam membangun ilmu pengetahuan, realism memberikan teori dengan metode
induksi empiris. Gagasan utama dari realism dalam konteks pemerolehan pengetahuan adalah
bahwa pengetahuan didapatkan dari 2 hal, yaitu observasi dan pengembangan pemikiran baru
dari observasi yang dilakukan. Dalam konteks ini, ilmuan dapat saja menganalisa kategori
fenomena-fenomena yang secara teoritis eksis walaupun tidak dapat diobservasi secara langsung.

4.

IDEALISME
Idealism adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa doktrin tentang
realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia. Dengan kata lain
kategori dan gagasan eksis di dalam ruang kesadaran manusia terlebih dahulu sebelum adanya
pengalaman-pengalaman inderawi.
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan
fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak,
bukan berkenaan dengan materi. Kata idealisme pun merupakan istilah yang digunakan pertama
kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada
pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros.
Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional
sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak
dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan
Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer dan sebagainya.

5.

POSITIVISME
Positivism adalah doktrin filosofi dan ilmu pengetahuan social yang menempatkan
peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian.
Terminologi positivism dikenalkan oleh Auguste Comte untuk menolak doktrin nilai subyektif,

digantikan oleh fakta yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu
pengetahuan yang diabdikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut
asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah
cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme
meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena
masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
6.

PRAGMATISME
Pragmatism adalah mashab pemikiran filsafat ilmu yang diperoleh oleh C.S.Peirce,
William James, John Dewey, George Herbert Mead, F.C.S Schiller dan Richad Rorty. Tradisi
pragmatism muncul atas reaksi terhadap tradisi idealis yang dominan yang menganggap
kebenaran sebagai entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatism
berargumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu pengetahuan transedental dan
menggantinya dengan aktifitas manusia sebagai sumber pengetahuan. Bagi para penganut
mashab pragmatisme ilmu pengetahuan dan kebenaran adalah sebuah perjalanan dan bukan
sebuan. tujuan

7.

UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah,
atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the
greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh
Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill.
Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah
yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang
tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan
ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini,
tersusunlah teori tujuan perbuatan.

8.

IDEALISME
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan
fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak,
bukan berkenaan dengan materi. Kata idealisme pun merupakan istilah yang digunakan pertama
kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada
pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materialisme Epikuros.
Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional
sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak
dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh lain cukup banyak ; Barkeley, Jonathan
Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer dan sebagainya.

9.

PRAGMATISME
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala
sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau
hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, di mana apa yang
ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual dan konkret.
Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja.
Representasi atau penjelmaan realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat
pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi
pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang
dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
1 Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai
bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari
dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata,
dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.

Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang
yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb). Maka materilisme adalah paham yang
menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.
Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi
material. Materi adalah satu-satunya substansi. Kemudian, istilah inipun sering digunakan dalam
filsafat.
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia merupakan
salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf lain yang juga turut
mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan Lucretius Carus. Pendapat mereka
tentang materialisme, dapat kita samakan dengan materialisme yang berkembang di Prancis pada
masa pencerahan. Dua karangan karya La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham ini
adalah L'homme machine (manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von Holbach yang
mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme serupa dalam bentuk dan
substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak. Jiwa sebetulnya sama dengan
fungsi-fungsi otak. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti
Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian meneruskan
keberadaan materialisme.
11. HUMANISME
Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang
memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang
berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang
cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistemsistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran. Humanisme keagamaan/religi dan Humanisme
Sekular.
Diantara tokoh-tokoh Humanisme: Abraham Maslow, Albert Einstein, Bertrand Russell,
Carl Rogers, Cicero, Edward Said, Erasmus, Gene Roddenberry, Hans-Georg Gadamer, Dr.
Henry Morgentaler, Isaac Asimov, Israel Shahak, Jacob Bronowski.
12. FEMINISME
Tokoh feminisme disebut Feminis adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut
emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Mengenai latar belakang lahirnya
gerakan feminisme adalah ketika pada waktu itu setelah Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi
Prancis pada 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada
laki-laki dalam realitas sosialnya.
Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki
hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan.
Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum.
Pada 1785 perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di
Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda. Gerakan feminisme berkaitan dengan Era
Pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de
Condorcet. Sedangkan mengenai tokoh-tokoh yang terkenal dalam faham feminisme diantaranya
adalah Foucault, Naffine, Derrida (Derridean
13. EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu
yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana
yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar
dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif,
dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat
Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan
lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu
soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai
dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk
determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri.

Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat Jean-Paul
Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free", manusia dikutuk
untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang
paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan
tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan
yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya
universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan
individu lain.
Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang yang lain daripada
yang lain, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kendali
manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi dari
eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung
jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita
akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi
yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orang
tua, atau keinginan sendiri.
http://galerymidwifegustiaraedi.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-aliran-filsafat-ilmu.html

Você também pode gostar